Tugas Pemboran PDF
Tugas Pemboran PDF
Metoda ini dipakai untuk eksplorasi dangkal seperti placer deposit dan residual deposit.
Metoda ini digunakan pada umumnya pada tahapan eksplorasi rinci, namun
adakalanya secara acak dan setempat dilakukan pada tahap eksplorasi tinjau,
terutama pada subtahap prospeksi umum. Ada 2 jenis alat ini, yaitu Bor tangan spiral
(Auger drilling) dan Bor bangka (BBB).
Pengamatan Dan Perekaman Data Geologi Data geologi yang didapatkan dari
pemboran tangan jarang berupa batuan, tetapi pada umumnya berupa tanah atau
batuan lapuk, dan sedimen lepas.
Contoh yang didapatkan bukan merupakan conto yang utuh (undisturbed sample),
tetapi conto yang terusik (disturbed sample).
Ketelitian lokasi kedalaman conto tergantung pula dari jenis matabor yang digunakan.
Conto dari bor Spiral berupa tanah/lapukan batuan yang melilit pada spiral, dan
mewakili selang kedalaman setiap kali batang bor dimasukkan sampai ditarik kembali,
sehingga selang kedalamannya dapat diatur, apakah setiap 50 cm atau setiap meter,
tetapi maksimal tentu sepanjang spiral. Conto dari matabor sendok lebih terancam
pencampuran, sedangkan yang menggunakan bumbung dengan katup lebih
mewakili kedalaman yang tepat.
Matabor ini lebih banyak digunakan untuk sedimen lepas, dan setiap conto mewakili
selang kedalaman dari mulai batang dimasukkan sampai ke pencabutan. Pada sistem
bor Bangka, conto yang diambil lebih terpercaya karena penggunaan pipa selubung
yang terus menerus, mengurangi pencampuran dari guguran dinding bor. Perekaman
Data Pada umumnya data berupa litologi, serta batas-batasnya dan dapat
dinyatakan dalam penampang berkolom atau profil yang dapat pula disebut
sebagailog. Selain itu data kekerasan kualitatif dapat dicatatkan pula, demikian pula
data muka air tanah yang dijumpai.
Mesin-mesin pemboran putar ini mempunyai prinsip yang sama, namun berdasarkan
kemampuannya dapat dibagi sebagai berikut :
Prinsip Operasi Mesin Pemboran Putar Pada prinsipnya pemboran mesin putar
mempunyai prinsip yang sama, yaitu :
1. Lubang dalam formasi dibuat oleh gerakan putar dari pahat untuk mengeruk
batuan dan menembus dengan suatu rangkaian batang bor yang berlobang (pipa).
7. Untuk memperdalam lubang bor rangkaian pipa bor ditekan secara hidrolik atau
mekanik maupun karena bebannya sendiri.
8. Contoh batuan hasil kerukan mata bor didapatkan sebagai : a. Serbuk atau tahi bor
(drill-cuttings) yang dibawa ke permukaan oleh lumpur bor atau air pembilas. Serbuk
penggerusan batuan dibawa oleh air pembilas ke permukaan sambil mendinginkan
mata bor. b. Inti bor (drill core) yang diambil melalui bumbung pengambil inti (core
barrel).
9. Untuk pengambilan inti mata bor yang digunakan bersifat bolong di tengah
sehingga batuan berbentuk cilinder masuk ke dalamnya dan ditangkap oleh core
barrel. Mata bor ini biasanya menggunakan gigi dari intan atau baja tungsten.
11. Pipa selubung penahan runtuhnya dinding lubang bor (casing) dipasang setiap
kedalaman tertentu tercapai, untuk kemudian dilanjutkan dengan matabor yang
berukuran kecil (telescoping). Pipa selubung dipasang untuk mengatasi adanya
masalah seperti masuknya air formasi secara berlebihan (water influks), kehilangan
sirkulasi lumpur pemboran karena adanya kekosongan, dalam formasi, atau lemahnya
lapisan yang ditembus.
Dalam mendesain program pemboran dan memilih jenis alat bor harus diperhatikan :
1. Kapasitas kedalaman (tergantung dari) :
Besanya kekuatan mesin sumber pengerak yang dinyatakan dengan Tenaga Kuda
(HP).
Kekuatan alat penyangga atau menara serta derek untuk menarik beban rangkaian
sampai kedalaman yang dituju. Besarnya garis tengah pipa bor sesuai dengan
besarnya inti yang diminta.
Kekuatan pompa untuk dapat menyalurkan lumpur sampai kedalaman yang dituju.
2. Mobilitas, dapat bergerak sendiri (skids, truck) atau kemungkinan untuk dipreteli
atau/dan diangkat dengan tenaga manusia ataupun dengan helicopter.
Dasar Teori
Penyelidikan tanah dilapangan dibutuhkan untuk data perencanaan pondasi
bangunan. Penyelidikan dapat dilakukan dengancara menggali lubang-percobaan
(trial-pit), pengeboran, dan pengujian langsung dilapangan(in-situ test ). Terdapat
beberapa cara penyelidikan tanah yang berguna untuk mengetahui kondisi lapisan
tanah dan sifat-sifat teknisnya,diantaranya :
a) Lubang-percobaan (trial-pit)
b) Bor tangan (hand auger)
c) Bor cuci (wash boring)
d) Penyelidikan dengan pencucian (wash probing).
Vane Shear Test (VST) merupakan alat in-situ yang digunakan untuk menentukan nilai
kuat geser tak terdrainase dari suatu tanah. Kapasitas VST dapat mencapai pada kuat
geser hingga 200 kPa pada tanah lunak jenuh air. Dari penelitian sebelumnya,
pengujian VST pada tanah dengan konsistensi medium hingga lempung lunak
diperoleh nilai su ≤ 50 kPa. VST juga dapat digunakan pada tanah lanau, gembur dan
material tanah lainnya yang dapat diprediksi kekuatan geser tak terdrainase-nya.
Metode penggunaan VST ini tidak dapat diaplikasikan pada 10 tanah pasir, gravel,
dan jenis tanah lainnya yang memiliki permeabilitas tinggi. Pada penelitian
sebelumnya diperoleh bahwa alat VST memang dibutuhkan untuk tes pada tanah
yang memiliki permeabilitias rendah untuk respon dari suatu pengujian untuk
menggambarkan kuat geser tak terdrainase. Tes ini dilakukan pada tahun 1919 di
Swedia kemudian dikembangkan oleh John Olsson (di Flodin dan Broms, 1981). VST
terdiri dari empat baling-baling (blade) berbentuk persegi panjang dengan sudutnya
90˚, baling-baling tersebut kemudian akan didorong masuk ke dalam tanah kemudian
diikuti dengan pengukuran torsi yang dibutuhkan pada prosedur uji ketika baling-
baling menggeser tanah. Torsi yang didapat dapat mengukur seberapa besar
perlawanan tanah yang muncul akibat pergeseran yang diterima dari baling-baling.
ASTM D2573 memberikan beberapa sumber-sumber mayor mengenai eror yang terjadi
di alat uji vane shear. Bor putar (rotary drill)Tujuan pengeboran salah satunya untuk
mengambil sampel tanah asli (undisturbed sample) dan sampel tanah tidak
asli(disturbed sample), sehingga kita dapat mengidentifikasi jenis-jenis lapisan tanah
pada setiap kedalaman, apakah tanahtersebut berjenis pasir, lanau, lempung atau
berupa gabungan dari jenis-jenis tanah tersebut.
PERALATAN
Alat bor terdiri dari :
1) stang bor secukupnya
2) kunci mata bor
3) T + engkol2
Alat sampling terdiri dari :
1) Tabung sampel
2) Stick aparat + kunci yang sesuai
Alat Vane terdiri dari :
1) Mata Vane + koupling
2) Stang vane secukupnya + kepala
3) Torsimeter4)Perlengkapan :
1) Kunci pipa
2) Parafin
3) Obeng / spatula
4) Kompor
5) Dongkrak & angker
6) Panci
Prosedur Kerja
A. Pengambilan Contoh Tanah Asli
1) Contoh tanah asli diambil pada setiap interval tertentu.
2) Pada kedua sisi lubang bor dipasang angker tempat dudukan rangka
dongkrak.
3) Dasar lubang dibersihkan dari runtuhan tanah (memakai tangan kalau
memungkinkan).
4) Mata bor dilepas dari stangnya dan diganti dengan stick aparat untuk
memasang tabung sampel.
5) Ukur panjang tabung sampel kemudian tabung sampel dimasukkan ke dalam
lubang bor hingga dasar lubang.
6) Pada bagian atas dari stangnya dipasang kepala untuk dudukan alas martil.
7) Tekan dengan cara memukul dudukan alas dengan martil sampai tabung
sample terisi penuh.
8) Setelah tabung sampel penuh stang diputar 180 derajat untuk memutuskan
tanah dibagian bawah tabung sampel kemudian ditarik ke atas dan dikeluarkan dari
lubang.
9) Segera lepaskan tabung sampel dari stangnya lalu dibersihkan. Tanah pada
kedua ujungnya dikorek sedikit kemudian ditutup dengan parafin cair yang telah
dipersiapkan sebelumnya, kemudian diberi label.
Mesin bor tumbuk yang biasa disebut “cable tool” atau “spundder ring” dioperasikan
dengan cara mengangkat dan menjatuhkan alat bor berat secara berulang-ulang
kedalam lubang bor. Mata bor akan memecahkan batuan terkonsolidasi menjadi
kepingan kecil atau akan melepaskan butiran-butiran pada material urai. Kepingan
atau hancuran tersebut setelah bercampur dengan air di dalam lubang bor akan
membentuk campuran lumpur dengan fragmen batuan (slurry) pada bagian dasar
lubang bor. Jika di dalam lubang bor tidak dijumpai, maka perlu ditambahkan air guna
membentuk slurry. Jumlah tertentu akan mengurangi daya tumbuk bor. Bila kecepatan
laju pemboran sudah menjadi sangat lambat , slurry harus di angkat kepermukaan
dengan menggunakan timba (Bailer) atau “Sand pump”.
Rotary
Terjadi proses penggerusan permukaan batu oleh mata bor. Untuk metode rotary mata
bor yg dipakai:
Tricone bit? jika hasil penetrasi berupa gerusan dan drag bit? potongan.
Rotary-Perkusif
Gabungan antara 2 metode tumbukan dan putaran sehingga terjadi proses
peremukan dan penggerusan pada permukaan batuan
Top Hammer:
terdiri dari 2 kegiatan dasar yaitu putaran dan tumbukan, 2 kegiatan ini diperoleh
dari gerakan gigi dan piston yg kemudian ditransmisikan melalui shank adaptor
dan batang bor menuju mata bor. (Hydrolic top hammer dan pneumatic top
hammer)
Down the Hole Hammer
metode pemboran rotary-perkusif yang sumber energi dasarnya menggunakan
udara bertekanan. DTH hammer dipasang di belakang mata bor di dalam lubang
sehingga hanya sedikit energi tumbukan yang hilang akibat melewati batang bor
dan sambungan2.
2.3.Perlengkapan Metode Pemboran Rotary-Perkusif
Integral Drill Stells : shank adaptor, btg bor, mata bor yg terpasang menjadi 1.
Digunakan pada jenjang relatif rendah 1-2m dgn d 22-41m
Extension Drill Stells :
shank adaptor : bagian tangkai yang diused untuk mentransmisikan energi
tumbukan dari piston ke batang bor kemudia dilanjutkan ke mata bor.
Batang bor :
Light hexagonal extension rod, standar hexagonal er, standar round er, round M-F
e, round double-thread extension rod.
Coupling:
Untuk menghubungkan batang bor yang 1 dengan yang lain sampai kedalaman
lubang bor yang diinginkan
Matabor:
Merupakan pengguna energi terakhir dari mesin bor yang langsung mengenai
batuan.
#button bit : mata bor dimana pd permukaan seperti dilekati btk kancing yg
bervariasi menurut jenisnya msg2, d 51-251 mm
#insert bit : cross bit 57 mm dan x bit 64mm
2.4.Faktor yg mempengaruhi pemboran
1. Sifat batuan
a. Kekerasan : tahanan dari suatu bidang permukaan halus terhadap abrasi.
Komponen utama : komponen butiran min, porositas, derajat kejenuhan.
b. Kekuatan/strength : suatu sifat dari kekuatan terhadap gaya luar baik kekuatan
statik/dinamik.
c. Elastisitas : kemampuan suatu massa untuk kembali ke bentuk semula apabila
gaya yang dikenakan dihilangkan dinyatakan dalam modulus elastis/ modulus
young dan nisbah poisson.
d. Plastisitas : perilaku batuan yang menyebabkan deformasi tetap setelah teg
dikembalikan ke kondisi awal, di mana batuan tersebut belum hancur.
e. Abrasivitas : sifat batuan untuk menggores permukaan material lain. Faktor yg
berpengaruh: kekerasan butir batuan, bentuk butir, ukuran butir, porositas batuan.
f. Tekstur : menunjukan hubungan antara min2 penyusun batusa sehingga dapat
diklasifikasikan berdasarkan dari sifat2 porositas, ikatan antar butir, bobot isi, ukuran
butir.
g. Struktur geologi :patahan, rekahan, kekar, bidang perlapisan berpengaruh
pada penyesuaian kelurusan lubang terbuka, aktivitas pemboran, kemantapan
lubang terbuka.
h. Karakteristik Pecahan : dinyatakan dalam koef LA
2. Rock Drillability
menyatakan mudah tdknya mata bor melakukan penetrasi ke dlm batuan.
3. Geometri Pemboran : Diameter, Kedalaman, Kemiringan
4. Umur dan Kon Msn Bor
Mesin bor baru mk prod tinggi, utk menilai kondisi suatu mesin disebut equipment
availability? berkaitan dengan tingkat kesiapan suatu alat utk bekerja.
5. Ketrampilan Operator
Skill/keterampilan , faktor disiplin
2.5. Pedoman Pemilihan Mesin Bor
1. Buat kesepakatan dengan kep teknik, juru ledak, juru bor bahwa kita akan
melakukan pengamatan siklus pemboran utk estimasi produktivitas msn bor.
2. Tentukan lokasi penambangan yg akan diamati dan skedul kerja
3. Catat spesifikasi dan kondisi mesin bor, jenis, diameter mata bor, diameter dan
panjang batang bor.
4. catat geometri, jml dan pola pemboran
5. siapkan tabel pengamatan
6. siapkan meteran, stopwatch dan pencil
Komponen
1. waktu utk mengambil posisi mesin bor ke titik pemboran, Pt
2, waktu utk membor dgn btg bor pertama, Bt
3. waktu utk meniup cuttings, mengangkat, melepas dan menyambung batang bor, St
4. waktu utk mengatasi hambatan, Dt
5. ukur dan catat kedalaman pemboran yg dicapai
6. buatlah sketsa pola pemboran yg dihasilkan
Ct = Pt+Bt+St+Dt
Ct = Pt+Bt1+St1+Bt2+St2+Dt
Eff Kerja :
Ek = WP/WT x 100%
WP : waqktu yg digunakan utk kerja pemboran, mnt
WT : jml waktu kerja terjadwal, mnt
Vol Setara:
Veq = V/SH
V : vol bat yg diharapkan terbongkar
V=pxlxL
H : kedalaman lb tbk
W = A x L x dr
A: luas daerah yg diledakan
L : Tinggi jenjang
Dr : bobot batuan.
2.7. Kompresor
Tipe Kompresor :
1. Perpindahan dinamik :
Dimana peningkatan tekanan dicapai dengan cara akselerasi udara dengan
suatu elemen rotasi dan aksi posterior dari sebuah diffuser. ( centrifugal dan aksial
kompresor )
2. Perpindahan positif
Di mana tekanan tinggi diperoleh dengan cara menekan gas dlm ruang tertutup,
mengurangi vol dgn gerakan suatu atau beberapa elemen (kompresor rotary)
Perlengkapan komponen
1. saringan utama berfungsi menyaring udara luar sebelum masuk ke dalam sistem
komponen.
2. Pemisah air berfungsi memisahkan uap air dr udara bertekanan sehingga
dihasilkan udara kering
3. Penyimpan udara berfungsi menyimpan udara bertekanan apabila kebutuhannya
melebihi kapasitas komp, juga untuk pendinginan udara dan mengumpulkan air
dan oli ikutan, serta menyamakan variasi tekanan dlm suatu jaringan.
4. Lubricator berfungsi melumasi mesin bor di mana oli di tambahkan ke dlm udara
bertekanan
5. penguat tekanan, untuk meningkatkan tek udara.
6. Slang fleksibel yaitu slang karet yg diperkuat dgn tekstil. Tek kerja maks 1 Mpa dgn T
–40 sampai 100 C, Ddalam 6,3 – 100 mm, D luar 12,7 – 116 mm dan berat 0,15 – 4,2
kg/m
Kehilangan Tekanan :
Pada komp stationer penurunan tek akibat distribusi antara komp dengan titik terjauh
sekitar 10 kPa. Pada jaringan distribusi yg panjang, sering terjadi pd area kerja temporer
seperti tambang, penurunan tekanan tidak boleh melebihi 50 kPa.
1. Nitroglyserine C3H5(NO3)3
2. Nitrostrarch [C6H7 (NO3)3O2]
3. Trinitrotoulene C7H5N3O6
4. Netrocellulose C6H7(NO3)3O2
5. Dinitrotoulene C7N2O4H6
6. Amonium Nitrat NH4NO3
7. Mercury Fulminate Hg(ONC)2
8. Lead Acide Pb(NO3)2
9. PETN C5H8N4O12
10. Black powder NaNO3 + S + C
Pembawa oksigen :
1. Oksigen air O2
2. Sodium Nitrate NaNO3
3. Potasium Nitrate KNO3
1. Ground Coal C
2. Charcoal C
3. Parafin CnH2n + Z
4. Sulfur S
5. Fuel Oil (CH3)2(CH2)n
6. Wood Pulp (C6H10O5)n
7. Lamp back C
Bahan tambahan:
1. Fuel sensitizer : al Powder
2. Absorbent : keiselguhr SiO2, Wood Pulp
3. Antiacid : chalk CaCO3, Calcium carbonat CaCO3, Zinc Oxide ZnO
4. Flame Depressant : NaCl