Anda di halaman 1dari 15

PEMBORAN TANGAN (Flushing Drill)

Metoda ini dipakai untuk eksplorasi dangkal seperti placer deposit dan residual deposit.
Metoda ini digunakan pada umumnya pada tahapan eksplorasi rinci, namun
adakalanya secara acak dan setempat dilakukan pada tahap eksplorasi tinjau,
terutama pada subtahap prospeksi umum. Ada 2 jenis alat ini, yaitu Bor tangan spiral
(Auger drilling) dan Bor bangka (BBB).

1. Pemboran Spiral/Bor Spiral Auger Drilling


Seperti penarik tutup notol, diputar dengan tangan. Contoh melekat pada spiral,
dicabut pada interval tertentu (tiap 30 – 50 cm). Hanya sampai kedalaman beberapa
meter saja, baik untuk residual deposit (bauxite, lateritic nickel) dan sebagainya.

2. Pemboran Bangka/Bor Bangka (BBB)


Suatu alat bor tangan dikembangkan di Indonesia. Suatu alat selubung (casing) diberi
platform, di atas mana beberapa orang bekerja. Pada prinsipnya sama dengan bor
spiral dan tumbuk.
Batang bor terdiri dari pipa masif yang disambung-sambung, dengan berbagai bit :
1. Spiral
2. Senduk
3. Pahat/bentuk pahat (dihubungkan)
Pengambilan contoh dalam hal yang ditumbuk dengan bailer. Sambil bor berjalan,
dengan gerakan putar dan tumbuk, casing secara otomatis menurun, karena beban
orang di atas flatform. Metoda ini dipakai untuk eksplorasi dangkal, seperti placer
deposit dan residual deposit.

Pengamatan Dan Perekaman Data Geologi Data geologi yang didapatkan dari
pemboran tangan jarang berupa batuan, tetapi pada umumnya berupa tanah atau
batuan lapuk, dan sedimen lepas.
Contoh yang didapatkan bukan merupakan conto yang utuh (undisturbed sample),
tetapi conto yang terusik (disturbed sample).

Ketelitian lokasi kedalaman conto tergantung pula dari jenis matabor yang digunakan.
Conto dari bor Spiral berupa tanah/lapukan batuan yang melilit pada spiral, dan
mewakili selang kedalaman setiap kali batang bor dimasukkan sampai ditarik kembali,
sehingga selang kedalamannya dapat diatur, apakah setiap 50 cm atau setiap meter,
tetapi maksimal tentu sepanjang spiral. Conto dari matabor sendok lebih terancam
pencampuran, sedangkan yang menggunakan bumbung dengan katup lebih
mewakili kedalaman yang tepat.

Matabor ini lebih banyak digunakan untuk sedimen lepas, dan setiap conto mewakili
selang kedalaman dari mulai batang dimasukkan sampai ke pencabutan. Pada sistem
bor Bangka, conto yang diambil lebih terpercaya karena penggunaan pipa selubung
yang terus menerus, mengurangi pencampuran dari guguran dinding bor. Perekaman
Data Pada umumnya data berupa litologi, serta batas-batasnya dan dapat
dinyatakan dalam penampang berkolom atau profil yang dapat pula disebut
sebagailog. Selain itu data kekerasan kualitatif dapat dicatatkan pula, demikian pula
data muka air tanah yang dijumpai.

PEMBORAN MESIN PUTAR (Rotary)


Ada berbagai macam jenis mesin bor putar, dari yang portable sampai pemboran
raksasa seperti pada pemboran minyak yang dapat mencapai kedalaman beberapa
kilometer.
Ada berbagai jenis, dari mulai packsack (dapat diangkat di atas punggung) sampai
bor besar harus dipreteli atau diangkat di truck. Alat pemboran (yang disebut drilling-
rig) dinilai dari kemampuannya untuk mencapai kedalaman, kemampuan
pengambilan contoh batuan dan kemampuan menentukan arah. Selain itu juga
kemampuan bergerak di medan merupakan salah satu hal diperhatikan.

Mesin-mesin pemboran putar ini mempunyai prinsip yang sama, namun berdasarkan
kemampuannya dapat dibagi sebagai berikut :

Bor mesin ringan (portable drilling rig)


Bor mesin inti (diamond drilling rig)
Bor mesin rotari (rotary drilling rigs)
Bor mesin alir-balik (counterflush drilling rig)

Prinsip Operasi Mesin Pemboran Putar Pada prinsipnya pemboran mesin putar
mempunyai prinsip yang sama, yaitu :
1. Lubang dalam formasi dibuat oleh gerakan putar dari pahat untuk mengeruk
batuan dan menembus dengan suatu rangkaian batang bor yang berlobang (pipa).

2. Rangkaian pipa bor disambungkan pada mesin sumber penggerak dengan


berbagai macam alat transmisi, seperti kelly dan rotary table, chuck ataupun
langsung.

3. Sumber penggerak (mesin bensin, diesel dan sebagainya) atau dengan


perantaraan kompresor/motor listrik.

4. Pelumas/pendingin (air, lumpur, udara). Cairan pelumas dipompakan lewat pipa,


keluar lewat pahar bor kembali lewat lobang bor di luar pipa (casing) atau sebaliknya.

5. Pompa sebagai penggerak/penekan cairan pelumas.

6. Pipa/batang di atas tanah ditahan/diatur dengan menggantungkannya pada suatu


menara/derrick dengan sistem katrol atau dipandu lewat suatu rak (rack) untuk
keperluan menyambungnya atau mencabut serta melepaskannya dari rangkaian.

7. Untuk memperdalam lubang bor rangkaian pipa bor ditekan secara hidrolik atau
mekanik maupun karena bebannya sendiri.

8. Contoh batuan hasil kerukan mata bor didapatkan sebagai : a. Serbuk atau tahi bor
(drill-cuttings) yang dibawa ke permukaan oleh lumpur bor atau air pembilas. Serbuk
penggerusan batuan dibawa oleh air pembilas ke permukaan sambil mendinginkan
mata bor. b. Inti bor (drill core) yang diambil melalui bumbung pengambil inti (core
barrel).

9. Untuk pengambilan inti mata bor yang digunakan bersifat bolong di tengah
sehingga batuan berbentuk cilinder masuk ke dalamnya dan ditangkap oleh core
barrel. Mata bor ini biasanya menggunakan gigi dari intan atau baja tungsten.

10. Bumbung inti (core barrel) diangkat ke permukaan a. Dicabut dengan


mengangkat seluruh rangkaian batang bor ke permukaan setiap kali seluruh bumbung
terisi. b. Dicabut lewat tali kawat (wireline) melalui lubang pipa dengan kabel).

11. Pipa selubung penahan runtuhnya dinding lubang bor (casing) dipasang setiap
kedalaman tertentu tercapai, untuk kemudian dilanjutkan dengan matabor yang
berukuran kecil (telescoping). Pipa selubung dipasang untuk mengatasi adanya
masalah seperti masuknya air formasi secara berlebihan (water influks), kehilangan
sirkulasi lumpur pemboran karena adanya kekosongan, dalam formasi, atau lemahnya
lapisan yang ditembus.

Dalam mendesain program pemboran dan memilih jenis alat bor harus diperhatikan :
1. Kapasitas kedalaman (tergantung dari) :
Besanya kekuatan mesin sumber pengerak yang dinyatakan dengan Tenaga Kuda
(HP).
Kekuatan alat penyangga atau menara serta derek untuk menarik beban rangkaian
sampai kedalaman yang dituju. Besarnya garis tengah pipa bor sesuai dengan
besarnya inti yang diminta.
Kekuatan pompa untuk dapat menyalurkan lumpur sampai kedalaman yang dituju.

2. Mobilitas, dapat bergerak sendiri (skids, truck) atau kemungkinan untuk dipreteli
atau/dan diangkat dengan tenaga manusia ataupun dengan helicopter.

3. Kemampuan pemboran miring.

4. Keperluan dan besarnya inti yang diminta.

5. Perolehan inti (core recovery) (tergantung dari jenis core barrel)

Vane Shear Test(VST)


Tujuan
Untuk menyelidiki/mengetahui jenis-jenis lapisan tanah(stratigrafi) pada
setiap kedalaman. Menetapkan kedalaman untuk pengambilan contoh tanah asli
atau tidak asli, Pengambilan contoh tanah asli dan tidak asli untuk keperluaan
penyelidikan lebih lanjut di Laboratorium. Mengukur kekuatan geser langsung di
lapangan.

Dasar Teori
Penyelidikan tanah dilapangan dibutuhkan untuk data perencanaan pondasi
bangunan. Penyelidikan dapat dilakukan dengancara menggali lubang-percobaan
(trial-pit), pengeboran, dan pengujian langsung dilapangan(in-situ test ). Terdapat
beberapa cara penyelidikan tanah yang berguna untuk mengetahui kondisi lapisan
tanah dan sifat-sifat teknisnya,diantaranya :
a) Lubang-percobaan (trial-pit)
b) Bor tangan (hand auger)
c) Bor cuci (wash boring)
d) Penyelidikan dengan pencucian (wash probing).

Vane Shear Test (VST) merupakan alat in-situ yang digunakan untuk menentukan nilai
kuat geser tak terdrainase dari suatu tanah. Kapasitas VST dapat mencapai pada kuat
geser hingga 200 kPa pada tanah lunak jenuh air. Dari penelitian sebelumnya,
pengujian VST pada tanah dengan konsistensi medium hingga lempung lunak
diperoleh nilai su ≤ 50 kPa. VST juga dapat digunakan pada tanah lanau, gembur dan
material tanah lainnya yang dapat diprediksi kekuatan geser tak terdrainase-nya.

Metode penggunaan VST ini tidak dapat diaplikasikan pada 10 tanah pasir, gravel,
dan jenis tanah lainnya yang memiliki permeabilitas tinggi. Pada penelitian
sebelumnya diperoleh bahwa alat VST memang dibutuhkan untuk tes pada tanah
yang memiliki permeabilitias rendah untuk respon dari suatu pengujian untuk
menggambarkan kuat geser tak terdrainase. Tes ini dilakukan pada tahun 1919 di
Swedia kemudian dikembangkan oleh John Olsson (di Flodin dan Broms, 1981). VST
terdiri dari empat baling-baling (blade) berbentuk persegi panjang dengan sudutnya
90˚, baling-baling tersebut kemudian akan didorong masuk ke dalam tanah kemudian
diikuti dengan pengukuran torsi yang dibutuhkan pada prosedur uji ketika baling-
baling menggeser tanah. Torsi yang didapat dapat mengukur seberapa besar
perlawanan tanah yang muncul akibat pergeseran yang diterima dari baling-baling.

Beberapa keuntungan dari penggunaan VST ini adalah :


1. Salah satu metode in-situ yang ekonomis dan cukup cepat dalam prosedur
pengujian di lapangan.
2. Dapat mengukur kuat geser tanah dalam kapasitas yang besar hingga 200 kPa.
3. VST dapat menentukan propertis tanah lunak sensitif yang sulit dilakukan di
laboratorium tanpa perlakuan yang halus.
4. Salah satu alat yang sering digunakan dalam menganalisis kuat geser tak
terdrainase.

Adapun beberapa kekurangan dari penggunaan VST ini adalah \


1. VST dapat terjadi kesalahan (error) yang diakibatkan oleh kelebihan gaya gesek
pada batang VST, kalibrasi torsi yang tidak sesuai, derajat putaran yang tidak
memenuhi standar.
2. Sangat tergantung pada operator dalam memutar VST sehingga keakuratan hasil
sangat dipengaruhi pada operator yang melakukan.

ASTM D2573 memberikan beberapa sumber-sumber mayor mengenai eror yang terjadi
di alat uji vane shear. Bor putar (rotary drill)Tujuan pengeboran salah satunya untuk
mengambil sampel tanah asli (undisturbed sample) dan sampel tanah tidak
asli(disturbed sample), sehingga kita dapat mengidentifikasi jenis-jenis lapisan tanah
pada setiap kedalaman, apakah tanahtersebut berjenis pasir, lanau, lempung atau
berupa gabungan dari jenis-jenis tanah tersebut.

a) Undisturbed sample/Contoh tanah asli


Contoh tanah asli adalah suatu contoh yang masih menunjukkan sifat-sifat asli dari
tanah yang ada padanya.Contoh ini tidak mengalami perubahan dalam struktur,
kadar air (water content) atau susunan kimia. Contoh yang benar-benar asli (truly
undisturbed samples) tidak mungkin diperoleh, akan tetapi dengan teknis pelaksanaan
sebagaimana mestinya dan cara pengamatan yang tepat maka kerusakan-kerusakan
contoh dapat diminimumkan. Contoh tanah asli ini diambil dengan memakai tabung-
tabung contoh (sample tube). Alat ini berupa silinder berdinding tipis yang disambung
dengan suatu pemegang tabung contoh, alat ini dipakai untuk lempung lunak sampai
sedang. Tabung ini dimasukkan kedalam dasar lubang bor dan kemudian ditekan/
dipalukedalam tanah asli yang akan diambil contohnya. Uraian secara jelas tentang
cara pengambilan sampel dibahas.

b) Disturbed sample/Contoh tanah tidak asli


Contoh tanah tidak asli diambil tanpa adanya usaha yang dilakukan untuk melindungi
struktur tanah asli. Contoh ini dibawa ke laboratorium dalam tempat tertutup (kantung
plastik) agar kadar air dalam tanah tidak berubah.Contoh ini dipakai untuk
menentukan ukuran butiran, batas-batas atterberg, pemadatan, BJ dan lainnya.

Tabel. Klasifikasi tanah


Jenis-Jenis Sifat Tanah Mengidentifikasi Tanah Dilapangan
Tanah Ciri-cirinya Keterangan
Pasir Lepas Dapat digali dengan Jika diremas
sekop, pasak 50 mm dengan air
dapat ditancapkan akan terasa kasr
Padat Dibutuhkan cangkul
untuk menggali pasak
kayu 50 mm sulit
ditancapkan
Lanau Lunak Mudah diremas dengan Jika diremas
jari dengan air
Mudah diremas dengan akan terasa
tekanan yang kuat pada seperti tepung
jari-jari tangan beras
Lempung Sangat lunak Meleleh diantara jari-jari Jika diremas
tangan ketika diremas dengan air
Lunak Dapat diremas dengan akan terasa
tekanan jari yang kuat seperti sabun
Keras Dapat diremas dengan
tekanan jari yang kuat
Kaku Tidak dapat diremas
dengan jari, dapat
digencet dengan ibu jari

PERALATAN
Alat bor terdiri dari :
1) stang bor secukupnya
2) kunci mata bor
3) T + engkol2
Alat sampling terdiri dari :
1) Tabung sampel
2) Stick aparat + kunci yang sesuai
Alat Vane terdiri dari :
1) Mata Vane + koupling
2) Stang vane secukupnya + kepala
3) Torsimeter4)Perlengkapan :
1) Kunci pipa
2) Parafin
3) Obeng / spatula
4) Kompor
5) Dongkrak & angker
6) Panci

Prosedur Kerja
A. Pengambilan Contoh Tanah Asli
1) Contoh tanah asli diambil pada setiap interval tertentu.
2) Pada kedua sisi lubang bor dipasang angker tempat dudukan rangka
dongkrak.
3) Dasar lubang dibersihkan dari runtuhan tanah (memakai tangan kalau
memungkinkan).
4) Mata bor dilepas dari stangnya dan diganti dengan stick aparat untuk
memasang tabung sampel.
5) Ukur panjang tabung sampel kemudian tabung sampel dimasukkan ke dalam
lubang bor hingga dasar lubang.
6) Pada bagian atas dari stangnya dipasang kepala untuk dudukan alas martil.
7) Tekan dengan cara memukul dudukan alas dengan martil sampai tabung
sample terisi penuh.
8) Setelah tabung sampel penuh stang diputar 180 derajat untuk memutuskan
tanah dibagian bawah tabung sampel kemudian ditarik ke atas dan dikeluarkan dari
lubang.
9) Segera lepaskan tabung sampel dari stangnya lalu dibersihkan. Tanah pada
kedua ujungnya dikorek sedikit kemudian ditutup dengan parafin cair yang telah
dipersiapkan sebelumnya, kemudian diberi label.

B. Vane Shear Test


1) Stel alat Vane yang terdiri dari mata vane (bagian bawah), kopling stang dan
kepala (connection).
2) Masukkan alat Vane ke dalam lubang bor, di tekan/ dipukul hingga mata sampai
kopling benar-benarmasuk ke dalam tanah asli.
3) Dengan menggunakan kunci pas, putar stang bolak-balik hingga bagian stang
terbebas dari pengaruh gesekan tanah.
4) Pasang torsi meter lalu putar perlahan-lahan searah dengan putaran jarum jam
hingga terjadi keruntuhan yang ditunjukkan oleh menurunnya bacaan jarum hitam dari
torsimeter sedangkan jarum merah menunjukkan bacaan maksimum kemudian catat
bacaan tersebut.
Metode Pengeboran Tumbuk

Mesin bor tumbuk yang biasa disebut “cable tool” atau “spundder ring” dioperasikan
dengan cara mengangkat dan menjatuhkan alat bor berat secara berulang-ulang
kedalam lubang bor. Mata bor akan memecahkan batuan terkonsolidasi menjadi
kepingan kecil atau akan melepaskan butiran-butiran pada material urai. Kepingan
atau hancuran tersebut setelah bercampur dengan air di dalam lubang bor akan
membentuk campuran lumpur dengan fragmen batuan (slurry) pada bagian dasar
lubang bor. Jika di dalam lubang bor tidak dijumpai, maka perlu ditambahkan air guna
membentuk slurry. Jumlah tertentu akan mengurangi daya tumbuk bor. Bila kecepatan
laju pemboran sudah menjadi sangat lambat , slurry harus di angkat kepermukaan
dengan menggunakan timba (Bailer) atau “Sand pump”.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan laju pemboran (penetrasi) dalam


pemboran tumbuk diantaranya adalah:

1. Kekerasan lapisan batuan


2. Diameter kedalam lubang bor
3. Jenis mata bor
4. Kecepatan dan jarak tumbuk
5. Beban pada alat bor

Peralatan peralatan utama dari bor tumbuk :


1. Tenaga Penggerak, biasanya berupa mesin dan listrik. Pada mesin penggerak itu
ada klos-klos (spindle) untuk tempat kabel.Dengan perantaran handel-handel (satu
untuk menggulung dan mengulur dan lainnya untuk mengerem) kabel dapat
diatur. Bila di inginkan menumbuk , kabel itu mula-mula digulung. Pahat dengan
sendirinya akan terangkat. Setealah cukup tinggi, handel rem dilepaskan.Dengan
demekian pahat akan menumbuk batuan dibawahnya.
2. Menara, Kebanyakan Menara bor tumbuk terdiri dari ataas satu tiang yang sudah
menjadi satu dengan kendaraan (build in). Karena itu menra tersebut dinamakan
menara "single pole". Untuk mendirikan dan merobohkannaya, cukup dengan
handel saja. Pada waktu pemboran sebaiknya "swivel" dan meja putar
dikesampingkan agar tidak terkena tumbukan.
3. Kabel, dibuat dari baja dan digulung pad klos-klos mesin penggerak.Dengan
melalui kerekan, kabel itu selanjutnya dihubungkan dengan pahat. Panjang kabel
itu 25 mm atau 50 m, dan seterusnya menurut kebutuhan.
4. Pahat. dibuat dari baja juga.
5. Pipa Pelindung (casing), unntuk menjaga agar lubang bor yang telah jadi tidak
kembali runtuh. Bila sukar cara memasukkan pipa tersebut, dilakukan dengan
tumbukan juga.
6. Timba, Bor tumbuk dinamakan pula bor kering, artinya tidak menggunakan cairan
untuk pembilasan (flushing). Berarti Pompa air yang biasanya sudah ada pad
kendaraan bor tidak berfungsi lagi. Karena Bor tumbuk tidak menggunakan pompa
air, maka dalam transportnya lebih ringan daripada bor putar.
7. Kapasitas mesin bor tunbuk sangat tergantung pada berat perangkat penumbuk
yang merupakan fungsi dari diameter mata bor, diameter dan panjang drill-
stemnya. Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan mesin bor tumbuk jika
dibandingkan denngan mesin bor putar dapat dijelaskan sebagai berikut:
Walaupun bor tumbuk ini biasanya dipasang pada suatu truk atau traktor, namun ada
kalanya mesin langsung dipasang diatas tanah. Hal-hal yang perlu diperhatikan
selama pekerjaan pemboran yaitu, landasan mesin bor, landasan ini harus
dipersiapkan dengan letak yang betul. Landasan ini perlu stabil mesinnya bisa selalu
dalam keadaan mantap dan dapat menahan mesin bor serta peralatannya. Juga
memudahkan operator bekerja dengan leluasa. Ukuran landasanya itu minimum 3,5 X
3,5 meter. Demikian pula pada pemboran dasar sungai, untuk memudahkan dan
keamanan, maka sesuai jaminan perlu dibuat “andang-andang” (scaffolding), dalam
suatu rencana pekerjaan pemboran dasar sungai dan ini berarti penambahan biaya
maupun waktu.

2.2.Sistem Pemboran Mekanik


Komponen utama : sumber energi mekanik, batang bor penerus (transmiter) energi tsb,
mata bor sebagai aplikator energi terhadap batuan dan peniupan udara (flushing)
sebagai pembersih dari serbuk pemboran (cutting) dan memindahkan keluar lubang
bor.
Perkusif
Energi dari mesin bor diteruskan oleh batang bor dan mata bor untuk meremukan
batuan.
Komponen Utama: Piston yang mendorong dan menarik tangkai batang bor.
Energi kinetik piston diteruskan ke batang bor dalam bentuk gelombang kejut yang
bergerak sepanjang batang bor dengan kecepatan 5000 m/s (setara kecepatan
suara pada baja). Frekuensi impak normal untuk rockdrill adalah 50 tumbukan/s yg
berarti jarak antara gelombang kejut adalah 100m. Pada perkusif yang terjadi adalah
proses peremukan (crushing) permukaan batu oleh mata bor.

Rotary
Terjadi proses penggerusan permukaan batu oleh mata bor. Untuk metode rotary mata
bor yg dipakai:
Tricone bit? jika hasil penetrasi berupa gerusan dan drag bit? potongan.

Rotary-Perkusif
Gabungan antara 2 metode tumbukan dan putaran sehingga terjadi proses
peremukan dan penggerusan pada permukaan batuan

 Top Hammer:
terdiri dari 2 kegiatan dasar yaitu putaran dan tumbukan, 2 kegiatan ini diperoleh
dari gerakan gigi dan piston yg kemudian ditransmisikan melalui shank adaptor
dan batang bor menuju mata bor. (Hydrolic top hammer dan pneumatic top
hammer)
 Down the Hole Hammer
metode pemboran rotary-perkusif yang sumber energi dasarnya menggunakan
udara bertekanan. DTH hammer dipasang di belakang mata bor di dalam lubang
sehingga hanya sedikit energi tumbukan yang hilang akibat melewati batang bor
dan sambungan2.
2.3.Perlengkapan Metode Pemboran Rotary-Perkusif

 Integral Drill Stells : shank adaptor, btg bor, mata bor yg terpasang menjadi 1.
Digunakan pada jenjang relatif rendah 1-2m dgn d 22-41m
 Extension Drill Stells :
shank adaptor : bagian tangkai yang diused untuk mentransmisikan energi
tumbukan dari piston ke batang bor kemudia dilanjutkan ke mata bor.
 Batang bor :
Light hexagonal extension rod, standar hexagonal er, standar round er, round M-F
e, round double-thread extension rod.
 Coupling:
Untuk menghubungkan batang bor yang 1 dengan yang lain sampai kedalaman
lubang bor yang diinginkan
 Matabor:
Merupakan pengguna energi terakhir dari mesin bor yang langsung mengenai
batuan.
#button bit : mata bor dimana pd permukaan seperti dilekati btk kancing yg
bervariasi menurut jenisnya msg2, d 51-251 mm
#insert bit : cross bit 57 mm dan x bit 64mm
2.4.Faktor yg mempengaruhi pemboran

1. Sifat batuan
a. Kekerasan : tahanan dari suatu bidang permukaan halus terhadap abrasi.
Komponen utama : komponen butiran min, porositas, derajat kejenuhan.
b. Kekuatan/strength : suatu sifat dari kekuatan terhadap gaya luar baik kekuatan
statik/dinamik.
c. Elastisitas : kemampuan suatu massa untuk kembali ke bentuk semula apabila
gaya yang dikenakan dihilangkan dinyatakan dalam modulus elastis/ modulus
young dan nisbah poisson.
d. Plastisitas : perilaku batuan yang menyebabkan deformasi tetap setelah teg
dikembalikan ke kondisi awal, di mana batuan tersebut belum hancur.
e. Abrasivitas : sifat batuan untuk menggores permukaan material lain. Faktor yg
berpengaruh: kekerasan butir batuan, bentuk butir, ukuran butir, porositas batuan.
f. Tekstur : menunjukan hubungan antara min2 penyusun batusa sehingga dapat
diklasifikasikan berdasarkan dari sifat2 porositas, ikatan antar butir, bobot isi, ukuran
butir.
g. Struktur geologi :patahan, rekahan, kekar, bidang perlapisan berpengaruh
pada penyesuaian kelurusan lubang terbuka, aktivitas pemboran, kemantapan
lubang terbuka.
h. Karakteristik Pecahan : dinyatakan dalam koef LA
2. Rock Drillability
menyatakan mudah tdknya mata bor melakukan penetrasi ke dlm batuan.
3. Geometri Pemboran : Diameter, Kedalaman, Kemiringan
4. Umur dan Kon Msn Bor
Mesin bor baru mk prod tinggi, utk menilai kondisi suatu mesin disebut equipment
availability? berkaitan dengan tingkat kesiapan suatu alat utk bekerja.
5. Ketrampilan Operator
Skill/keterampilan , faktor disiplin
2.5. Pedoman Pemilihan Mesin Bor

1. Jumlah batuan yg akan diledakan


2. Sifat batuan
3. Dimensi jenjang dan geometri lubang bor
4. Kon ker dan aksesibilitas
5. Perl lain yg terkait
2.6. Estimasi Prod Msn Bor
Prod msn bor dinyatakan dlm vol/berat per satuan waktu (ton/jam, m3/jam)
Geometri dan Pola Pemboran : diameter, burden, spasi antar lb tbk, kedalaman lb tbk,
kemiringan.
Memperkirakan kecepatan pemboran : pengujian lab, perhitungan kecepatan
penetrasi berdasarkan kuat tekan batuan, estimasi berdasarkan siklus pemboran.

Persiapan utk pengamatan siklus pemboran

1. Buat kesepakatan dengan kep teknik, juru ledak, juru bor bahwa kita akan
melakukan pengamatan siklus pemboran utk estimasi produktivitas msn bor.
2. Tentukan lokasi penambangan yg akan diamati dan skedul kerja
3. Catat spesifikasi dan kondisi mesin bor, jenis, diameter mata bor, diameter dan
panjang batang bor.
4. catat geometri, jml dan pola pemboran
5. siapkan tabel pengamatan
6. siapkan meteran, stopwatch dan pencil
Komponen
1. waktu utk mengambil posisi mesin bor ke titik pemboran, Pt
2, waktu utk membor dgn btg bor pertama, Bt
3. waktu utk meniup cuttings, mengangkat, melepas dan menyambung batang bor, St
4. waktu utk mengatasi hambatan, Dt
5. ukur dan catat kedalaman pemboran yg dicapai
6. buatlah sketsa pola pemboran yg dihasilkan

Ct = Pt+Bt+St+Dt
Ct = Pt+Bt1+St1+Bt2+St2+Dt
Eff Kerja :
Ek = WP/WT x 100%
WP : waqktu yg digunakan utk kerja pemboran, mnt
WT : jml waktu kerja terjadwal, mnt

Vol Setara:
Veq = V/SH
V : vol bat yg diharapkan terbongkar
V=pxlxL
H : kedalaman lb tbk

W = A x L x dr
A: luas daerah yg diledakan
L : Tinggi jenjang
Dr : bobot batuan.

Prod Mesin Bor


P = Drr x Veq x Ek x 60
Drr : kec pemb rata2
Biaya Pemboran
CT = CA + Cl + CM + CO + CE + CL + CB
VM
CA : Depresiasi
Cl : Biaya bunga, pjk, asuransi
CE : Bhn bakar
CL : Pelumas dan grease
CB : Bit, stabilizer, btg bor
VM : Kec pemb rata2

2.7. Kompresor
Tipe Kompresor :

1. Perpindahan dinamik :
Dimana peningkatan tekanan dicapai dengan cara akselerasi udara dengan
suatu elemen rotasi dan aksi posterior dari sebuah diffuser. ( centrifugal dan aksial
kompresor )
2. Perpindahan positif
Di mana tekanan tinggi diperoleh dengan cara menekan gas dlm ruang tertutup,
mengurangi vol dgn gerakan suatu atau beberapa elemen (kompresor rotary)

Perlengkapan komponen

1. saringan utama berfungsi menyaring udara luar sebelum masuk ke dalam sistem
komponen.
2. Pemisah air berfungsi memisahkan uap air dr udara bertekanan sehingga
dihasilkan udara kering
3. Penyimpan udara berfungsi menyimpan udara bertekanan apabila kebutuhannya
melebihi kapasitas komp, juga untuk pendinginan udara dan mengumpulkan air
dan oli ikutan, serta menyamakan variasi tekanan dlm suatu jaringan.
4. Lubricator berfungsi melumasi mesin bor di mana oli di tambahkan ke dlm udara
bertekanan
5. penguat tekanan, untuk meningkatkan tek udara.
6. Slang fleksibel yaitu slang karet yg diperkuat dgn tekstil. Tek kerja maks 1 Mpa dgn T
–40 sampai 100 C, Ddalam 6,3 – 100 mm, D luar 12,7 – 116 mm dan berat 0,15 – 4,2
kg/m
Kehilangan Tekanan :
Pada komp stationer penurunan tek akibat distribusi antara komp dengan titik terjauh
sekitar 10 kPa. Pada jaringan distribusi yg panjang, sering terjadi pd area kerja temporer
seperti tambang, penurunan tekanan tidak boleh melebihi 50 kPa.

Pedoman pemilihan komp :


1. jumlah dan ukuran mesin bor yg harus dilayani
2. ketinggian tempat kerja ( berpengaruh pd tekanan udara bebas)
3. Luas tempat kerja (berpengaruh pada panjang jaringan dan kehilangan tekanan).
Bahan dasar peledak :

1. Nitroglyserine C3H5(NO3)3
2. Nitrostrarch [C6H7 (NO3)3O2]
3. Trinitrotoulene C7H5N3O6
4. Netrocellulose C6H7(NO3)3O2
5. Dinitrotoulene C7N2O4H6
6. Amonium Nitrat NH4NO3
7. Mercury Fulminate Hg(ONC)2
8. Lead Acide Pb(NO3)2
9. PETN C5H8N4O12
10. Black powder NaNO3 + S + C

Pembawa oksigen :

1. Oksigen air O2
2. Sodium Nitrate NaNO3
3. Potasium Nitrate KNO3

Zat Pemudah pembakaran:

1. Ground Coal C
2. Charcoal C
3. Parafin CnH2n + Z
4. Sulfur S
5. Fuel Oil (CH3)2(CH2)n
6. Wood Pulp (C6H10O5)n
7. Lamp back C
Bahan tambahan:
1. Fuel sensitizer : al Powder
2. Absorbent : keiselguhr SiO2, Wood Pulp
3. Antiacid : chalk CaCO3, Calcium carbonat CaCO3, Zinc Oxide ZnO
4. Flame Depressant : NaCl

Anda mungkin juga menyukai