Anda di halaman 1dari 3

1.

Tema
Menurut Scharbach (Aminuddin, 2000:91) bahwa istilah tema berasal dari bahasa latin yang berarti “tempat meletakkan suatu perangkat”.
Disebut demikian karena tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam
memaparkan karya fiksi yang diciptakannya.
Menurut Nurgiyantoro (2000:70), tema dapat dipandang sebagai dasar cerita, gagasan dasar umum, sebuah karya novel. Gagasan dasar
umum inilah yang tentunya telah ditentukan sebelumnya oleh pengarang yang diperlukan untuk mengembangkan sebuah cerita.
Selanjutnya Nardjo dan Saini (1997:56) memandang bahwa tema adalah sebuah ide cerita. Pengarang dalam menulis ceritanya bukan
sekedar mau bercerita, melainkan mau mengatakan sesuatu pada pembacanya.
2. Alur atau plot
Menurut Stanton (Nurgiyantoro, 2000:113) mengemukakan bahwa alur atau plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap
kejadian itu hanya dihubungkan secara segala akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.
Aminuddin (2000:83) mengutarakan bahwa plot atau alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga
menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita.
3. Penokohan
Menurut Nurgiyantoro (2000:1164), istilah-istilah seperti tokoh dan penokohan, watak dan perwatakan, atau karakter dan karakterisasi.
Istilah tersebut merupakan istilah yang sama yang dipergunakan dalam penokohan. Istilah tokoh merajuk pada orangnya, dan pelaku
cerita.
Penokohan menurut Jones (Nurgiyantoro, 2000: 165) adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam
sebuah cerita.

4. Latar atau Setting


Latar atau setting menyangkut tempat, waktu, dan situasi yang mendukung dalam suatu cerita. Menurut Abrams (Nurgiyantoro, 2000: 216)
latar atau setting adalah landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
5. Sudut Pandang atau Point of View
Sudut pandang merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya.
Menurut Wiyanto (2005:83) mengemukakan sudut pandang adalah posisi pencerita (pengarang) terhadap kisah yang diceritakannya.
Menurut Aminudin (2000:90) titik pandang adalah cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkannya.
6. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan (Wiyanto, 2005:84). Cara khas itu dapat berupa kalimat-kalimat
yang dihasilkannya, menjadi hidup.
Istilah gaya menurut Aminuddin (2000:72) diangkat dari istilah style yang berasal dari bahasa latih stillus dan mengandung arti leksikal
“alat untuk menulis”. Gaya mengandung pengertian cara seorang pengarang menyampaikan gagasannya dengan menggunakan media
bahasa yang indah dan harmonis serta mampu menuansakan makna dan suasana yang dapat menyentuh daya intelektual dan emosi
pembaca.

3.Pengertian Psikologis
Menurut Gleitman (Syah, 2000:8) psikologi adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan dan cara mereka
melakukan sesuatu dan juga memahami bagaimana makhluk tersebut berpikir dan berperasaan.
Gorden Murphu (Wirawan, 2000:4) berpendapat psikologi adalah ilmu yang mempelajari respons yang diberikan oleh makhluk hidup
terhadap lingkungannya.
Menurut Poerbakawatja dan Harahap (Syah, 2000:9) psikologi sebagai cabang ilmu pengetahuan yang mengadakan penyelidikan atas
gejala-gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa.

4. Pendekatan Psikologi
Pendekatan psikologi adalah pendekatan yang bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selalu saja membahas tentang peristiwa kehidupan
manusia. Manusia senantiasa memperhatikan perilaku yang beragam. Bila ingin melihat dan mengenal manusia lebih dalam dan lebih jauh
diperlukan psikologi. Di zaman kemajuan teknologi seperti sekarang ini manusia mengalami konflik kejiwaan yang bemula dari sikap
kejiwaan tertentu bermuara pula ke permasalahan kejiwaan (Semi, 1990:76).
Pendekatan psikologi sastra ternyata memiliki beberapa manfaat dan keunggulan, seperti diungkapkan Semi (1990:80), sebagai berikut: (1)
sangat sesuai untuk mengkaji secara mendalam aspek perwatakan, (2) dengan pendekatan ini dapat memberi umpan balik kepada penulis
tentang masalah perwatakan yang dikembangkannya, dan (3) sangat membantu dalam menganalisis karya sastra Surrealis, abstrak, atau
absurd dan akhirnya dapat membantu pembaca memahami karya-karya semacam itu.
Selanjutnya, menurut Aminuddin (2004:55) dan Semi (1988:66), pendekatan psikologi sastra juga dapat dimanfaatkan untuk beberapa hal.
Pertama, untuk memahami aspek kejiwaan pengarang dalam kaitannya dengan proses kreatif karya sastra yang dihadirkannya. Kedua,
untuk mengeksplorasi segi-segi pemikiran dan kejiwaan tokoh-tokoh utama cerita, terutam menyangkut alam pikiran bawah sadar.

5. Kedudukan Novel dalam Pembelajaran Sastra Berdasarkan KTSP


1. Tujuan Pemelajaran Sastra
Pembelajaran sastra pada dasarnya bertujuan agar siswa mimiliki rasa peka terhadap karya sastra yang berharga sehinga merasa
terdorong dan tertarik untuk membacanya (Semi, 1990:152). Dengan membaca karya sastra diharapkan para siswa memperoleh pengertian
yang baik tentang manusia dan kemanusiaan, mengenai nilai-nilai dan mendapatkan ide-ide baru. Pemelajaran sastra yakni novel sebagai
genre serta mempunyai fungsi yang dapat menumbuhkan rasa kepedulian terhadap karya-karya yang dihasilkan oleh para pengarang.
Novel memungkinkan seorang siswa dengan kemampuan membacanya, hanyut dalam keasyikan (Rahmantoro, 1988:65). Novel-novel ini
jelas dapat membantu dan menunjang sebagai sarana pendukung untuk memperkaya bacaan para siswa disamping novel-novel tertentu
yang dijadikan bahan pembelajaran oleh guru sastra.
Adanya novel dalam KBK membuka pencerahan baru agar siswa dapat lebih aktif dan konstruktif terhadap gejala atau situasi yang terjadi
saat ini.

2. Ruang Lingkup Pemelajaran Sastra


Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA dan MA terdiri atas dua aspek, yaitu aspek kemampuan
berbahasa dan bersastra. Masing-masing terdiri atas sub aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
1. Mendengarkan
Mendengarkan, memahami, dan mengapresiasikan ragam karya sastra (puisi, prosa, drama) baik karya asli maupun saduran/terjemahan
sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
2. Berbicara
Membahas dan mendiskusikan ragam karya sastra di atas sesuai dengan isi dan konteks lingkungan dan budaya.
3. Membaca
Membaca dan memahami berbagai jenis dan ragam karya sastra serta mampu melakukan apresiasi secara tepat.
4. Menulis
Mengapresiasikan karya sastra yang diminati (puisi, prosa, drama) dalam bentuk karya tulis yang kreatif, serta dapat menulis kritik dan
esai sastra berdasarkan ragam sastra yang sudah dibaca.

BAB III. Metode dan Teknik Penelitian


1. Metode Penelitian
Penelitian ini memerlukan suatu metode agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Surakhmad (1998:131) mengungkapkan bahwa
metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, cara utama tersebut disesuaikan dengan situasi
penelitian.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif ialah metode yang menuturkan dan memecahkan masalah
yang ada, melalui suatu cara mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasikan, menganalisis dan menginterprestasikan.

2. Teknik Penelitian
1. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka. Teknik studi pustaka adalah beroleh keterangan teoritis yang berkaitan
dengan masalah penelitian baik dari buku-buku, surat kabar, majalah, buletin, dan bahan-bahan lainnya yang menunjang dalam bekal
penelitian.
2. Teknik pengolahan (analisis) data
Teknik ini digunakan untuk mengolah atau menganalisis data melalui kajian atau telaah pustaka. Dengan menggunakan teknik ini, masalah
tokoh, dan penokohan perwatakan pada novel “Olenka” karya Budi Darma dapat dipaparkan atau dideskripsikan berdasarkan teori-teori
yang berkaitan dengan masalah penelitian tersebut.

Sumber Data Penelitian


Menurut Suharsimi Arikunto (1997:107) yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh.
Adapun sumber data pada penelitian ini adalah novel “Olenka” karya Budi Darma,
terbitan Balai Pustaka, Jakarta, cetakan keempat, tahun 1992,dengan tebal buku 232

halaman,serta buku-buku pustaka lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian.

Daftar Pustaka
• Aminuddin 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
• Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
• Departemen Pendidikan Nasional.2003.Kurikulum 2004.Jakarta.
• Nurgiyantoro, Burhan. 2000. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
• Rahmanto. B. 1988. Metode Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Kanisius
• Semi, Atar. 1990. Metode Penelitian Sastra. Padang : Angkasa.
• Suroto. 1989. Teori dan Bimbingan Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Erlangga
• Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya
• Tarigan, Henry Guntur. 1993. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung : Angkasa.
• Wirawan, Sarwono Sarlito. 2000. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintan.

Kerangka Penelitian
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Kajian Yang Relevan
3. Fokus Penelitian
4. Pertanyaan Penelitian
5. Tujuan Penelitian
6. Definisi Istilah
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Apresiasi Sastra
2.2 Pengertian Novel
2.3 Unsur-unsur Intrinsik Novel
2.4 Pengertian Psikologi
2.4.1 Definisi Psikologis Secara Umum
2.4.2 Pendekatan Psikologi
2.4.3 Keunggulan Pendekatan Psikologi
2.4.4 Konsep dan Kriteria
2.4.5 Metode dalam Menggunakan Pendekatan Psikologi
2.5 Kriteria Memilih Bahan Ajar
2.5.1 Tujuan Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi
2.5.2 Ruang Lingkup Pembelajaran
2.5.3 Silabus

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
1. Metode dan Teknik Penelitian
1. Metode Penelitian
2. Teknik Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
2. Teknik Pengolahan Data
2. Sumber Data Penelitian
BAB 4
PEMBAHASAN TERHADAP UNSUR PSIKOLOGI NOVEL “OLENKA” KARYA BUDI DARMA DAN RENCANA PEMELAJARAN
SASTRA DI SMA
4.1 Kajian Unsur Psikologis Tokoh Novel “Olenka” Karya Budi Darma
4.2 Aplikasi novel “Olenka” Karya Budi Darma sebagai upaya memilih bahan pembelajaran sastra di SMA

Anda mungkin juga menyukai