Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM III

PEMBUATAN TABLET METODE KEMPA LANGSUNG

BLOK TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI SOLID 1

DISUSUN OLEH :

NAMA : CHAERUNNISA ZIKRILLAH

NIM : 70100119070

KELAS : FARMASI D

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

ALAUDDIN MAKASSAR

2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR
BELAKANG
Obat adalah sediaan atau paduan – paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi
atau meyelidiki secara fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa ,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan, dan kontrasepsi.
Salah satu bentuk sediaan obat yang paling sering digunakan adalah tablet karena
bentuknya yang efisien, sangat praktis, dan ideal untuk pemberian zat aktif terapi
secara oral.Untuk dapat menghasilkan efek terapi,tablet harus hancur dan melepaskan
zat aktif ke dalam cairan tubuh untuk dilarutkan dan tersedia untuk diabsorpsi. Selain
persyaratan waktu hancur, tablet juga harus mempunyai kekerasan dan keregasan yang
sesuai dengan persyaratan agar tablet dapat bertahan terhadap guncangan pada saat
pembuatan dan pengepakan.
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan ataupun tanpa bahan
pengisi. Sebagian besar tablet dibuat dengan cara pengempaan dan merupakan bentuk
sediaan yang paling banyak digunakan. Tablet dapat dibuat dengan berbagai ukuran , bentuk
dan penandaan permukaan tergantung pada desain cetakan. Tablet berbentuk kapsul
umumnya disebut disebut kaplet ( Depkes RI , 19195:54 ).
Asetosal merupakan obat yang diberikan dalam dosis yang besar pada orang dewasa
hingga perlu dibuat dalam bentuk sediaan tablet untuk memudahkan dalam penggunaannya
dan membutuhkan biaya produksi lebih mrah dibandingkan dengan sediaan sirup.
Pemberian obat yang paling sering digunakan adalah pemberian melalui mulut
(per-oral),dikarenakan cara ini sangat praktis, mudah, danaman (Ansel, 1989).Sebelum
obat yang diberikan padapasien tiba pada tujuannya dalam tubuh, yaitu tempat
kerjanya atau target site,obat harus mengalami banyak proses(Tjay dan Rahardja,2007).
Waktu hancur sediaan tablet sangatberpengaruh dalam biofarmasi dari obat.
Supaya komponen obat sepenuhnya tersedia untuk diabsorpsi dalam saluran cerna,
maka tablet harus hancur dan melepaskannya kedalam cairan tubuh untuk dilarutkan
(Ansel,1989).Waktu hancur dipengaruhi oleh penghancur (jenis dan jumlahnya)
dan banyaknya pengikat.Selain itu, tablet juga harus memiliki kekerasan yang cukup serta
keregasan yang sesuai dengan persyaratan yang ada,karena semakin kecil
persentase kehilangan bobot dari suatu tablet maka semakin baik efek terapi yang di
berikan oleh sediaan obattersebut terhadap tubuh. Dengan kata lain kekerasan,
keregasan, dan waktu hancur dapat mempengaruhi kecepatan absorpsi obat dalam tubuh
(Ansel,1989 ).
Metode kempa langsung adalah pencetakan bahan obat atau campuran obat dan bahan
tambahan berbentuk serbuk tanpa proses pengolahan awal. Pembuatan tablet dengan metode
kempa langsung
khususnya untuk bahan-bahan kimia yang mempunyai sifat mudah mengalir sebagaimana
juga sifat-sifat kohesifnya yang memungkinkan untuk langsung dikompresi dalam mesin
tablet tanpa memerlukan proses granulasi basah atau granulasi kering (Parrott, 1971).

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PERCOBAAN

1.2.1 MAKSUD PERCOBAAN

Maksud percobaan ini adalah agar mahasiswa mampu membuat sediaan tablet
dengan metode kempa langsung dan dapat mengevaluasi tablet metode kempa langsung.

1.2.2 TUJUAN PERCOBAAN

1. Membuat sediaan tablet dengan metode kempa langsung.

2. Melakukan evaluasi tablet metode kempa langsung.


BAB II

METODE PERCOBAAN

II.1 ALAT DAN BAHAN

II.1.1 ALAT

Batang pengaduk, corong gelas, gelas ukur 50ml, kertas perkamen, kertas
grafik, penggaris, piknometer , oven, mesin kempa tablet, sendok tanduk,
stopwatch, timbangan analitik, cawan porselin, pipet tetes, desintegrant tester,
firability tester, hardnes tester.

II.1.2 BAHAN

Asetosal, Magnesium stearate, avicel, , aquadest, bahan pengisi,


penghancur, pengikat, pelicin, pelincir, bahan tambahan lainnya.

II.2 CARA KERJA DAN EVALUASI TABLET

II.2.1 Cara Kerja Pembuatan Tablet

1. Timbanglah zat aktif dan bahan tambahan sesuai dengan perhitungan bahan.
2. Zat aktif dan bahan tambahan masing – masing dihaluskan terlebih dahulu dan
diayak
3. Campurkan zat aktif, zat pengisi, zat pengikat, dan sebagian zat disintegran
dalam wadah pencampur
4. Bahan yang telah tercampur homogen dan telah di evaluasi serbuk
dimasukkan kedalam alat kempa langsung untuk memulai pembuatan tablet
dengan metode kempa langsung
5. Lakukan evaluasi tablet.

II.2.2 Evaluasi Tablet


a. Keseragaman Ukuran

1. Ambil 20 tablet secara acak


2. Ukur diameter dan tebalnya dengan jangka sorong
b. Keseragaman Bobot
1. Ambil 20 tablet secara acak
2. Timbang satu per satu
3. Hitung bobot rata-rata tiap tablet dan penyimpangan bobotnya
c. Kekerasan Tablet
1. Pengujian dilakukan terhadap 6 tablet dengan menggunakan alat uji kekerasan
tablet
2. Tablet diletakkan diantara plat datar dan dijepit dengan memutar alat penekan.
3. Angka yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk pada skala dinyatakan sebagai titik
nol.
4. Alat penekan diputar sampai tablet retak atau pecah- Angka pada skala dicatat

d. Uji Keregasan
1. Mula-mula tablet dibersihkan dahulu dari debunya kemudian ditimbang dengan
seksama.
2. Untuk tablet dengan bobot < 650 mg, timbang sejumlah tablet hingga beratnya
mendekati 6,5 g. Untuk tablet dengan bobot > 650 mg, timbang tablet sebanyak
10 buah.
3. Masukan seluruh tablet yang telah ditimbang ke dalam friabilator.
4. Jalankan alat selama 4 menit.
5. Setelah selesai, keluarkan tablet dari alat, bersihkan dari debu dan timbang
dengan seksama.
6. Hitung persentase bobot yang hilang selama pengujian
e. Uji Waktu Hancur
1. Masukkan 6 tablet ke dalam alat disintegration tester
2. Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang. Gunakan air, suhu
37˚ ± 2˚C sebagai media.- Pada akhir batas waktu seperti yang tertera pada
monografi, angkat keranjang dan amati keenam tablet
3. Catat waktu yang dibutuhkan tablet untuk hancur sempurna.
f. Uji Disolusi
1. Alat yang digunakan adalah disolution tester, berbentuk dayung dengan media
900 ml larutan dapar fosfat pH 5,8.
2. Masukkan 1 tablet kedalam wadah, hilangkan gelembung dari sediaan yang diuji
dan segera jalankan alat dengan laju putaran 50 rpm.
3. Setiap 5 menit diambil 10,0 ml larutan disolusi di daerah bagian tengah antara
dayung.
4. Setiap pengambilan media disolusi diganti kembali, sehingga volume media tetap
900 ml.
5. Cuplikan yang diambil kemudian diukur resapannya pada spektrofotometri
dengan panjang gelombang maksimum lebih kurang 243 nm, dengan baku
pembanding Parasetamol BPFI.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1 HASIL PENGAMATAN

1. ALAT DAN BAHAN

No Alat/Bahan Gambar Fungsi/kegunaan


1. Friability alat untuk uji
Tester kerapuhan tablet ,
untuk mengetahui
ketahanan permukaan
tablet terhadap
gesekan yang dialami
ketika pengemasan,
penyimpanan , dan
atau pengiriman
2. hardness alat yang digunakan
tester untuk uji kekerasan
tablet , untuk
mengetahui kekuatan
fisik sediaan tablet
terhadap tekanan
mekanik ataupun
karena gesekan
3. Timbangan digunakan untuk
analitik menimbang massa
sejumlah bahan kimia
hingga ukuran
milligram
4. Disolution alat yang digunakan
Tester untuk disolusi untuk
mengetahui proses
melarutnya zat atau
senyawa aktif dalam
media pelarut untuk
diabsorbsi .

5. Sieve Shaker untuk memisahkan


padatan dan cairan
dengan menggunakan
peralatan penyaringan
berlapis

6. kuvet sebagai wadah standar


yang akan diuji
menggunakan
spektrofometer

7. Jangka sorong alat yang digunakan


untuk uji keseragaman
bobot untuk
mengetahui
keseragaman ukuran
dari sediaan tablet
8. piknometer berfungsi untuk
mengukur nilai suatu
massa jenis atau
densitas dari fluida

9. kertas sebagai alas untuk


perkamen menimbang bahan
obat

10. timbangan alat uji keseragaman


digital bobot sebagai
pengukur untuk
mengukur suatu berat
atau beban maupun
massa pada suatu zat
11. pipet tetes untuk mengambil
cairan dengan skala
tetesan kecilk
12. untuk menemukan
konstanta yang
menghubungkan
beberapa besaran satu
sama lain dan juga
untuk memberikan
informasi yang lebih
jelas dari pada sebuah
table data

13. untuk memanaskan ,


mengeringkan ,
maupun mensterilkan
berabagi alat
labolatorium dan juga
zat-zat kimia

14. stop watch untuk mengukur


lamanya waktu yang
diperlukan dalam
kegiatan

15. Spektrofotome merupakan alat yang


ter digunakan untuk
UV-Visi mengukur absorbansi
dengan cara
melewatkan cahaya
dengan panjang
gelombang tertentu
pada suatu objek kaca
atau kuvet

HASIL

a) Uji keseragaman bobot


Table Bobot Bobot % penyimpangan bobot Persyaratan Kesimpula
t Awal rata- rata-rata n
(mg) rata (*memenu
hi/tidak
memenuhi)
1 217 214,2 kolom A Menggunakan 20 Memenuhi
2 212 5% x 214,2 = 10,71 mg tablet
3 213 214,2 – 10,71 mg = 203,49  Jika
4 214 mg menggunakan
5 213 214,2 + 10,71 = 224,91 mg ketetapan kolom
6 212 Range= 203,49 mg s/d 224,91 A, boleh 2
7 217 mg (boleh 1 tablet yang tablet yang
8 218 menyimpang ) menyimpang
9 212 dari bobot rata-
10 213 rata
11 214 Kolom B  Jika
12 215 10% x 214,2 = 21,42 mg menggunakan
214,2 – 21,42 = 192,78 mg ketetapan kolom
13 212
214,2 + 21,42 = 235,62 mg B tidak boleh
14 217
Range = 192,78 mg s/d satu tablet pun
15 218
235,62 mg ( tidak boleh ada bobotnya
16 212
tablet yang menyimpang ) menyimpang
17 213
dari bobot rata-
18 214
rata lebih besar
19 212
dari yang
20 216
ditetapkan pada
kolom B
(Kemenkes RI,
014)

b) Uji Keseragaman Ukuran


Tablet Diameter ketebalan persyaratan kesimpulan
1 1 0.615 diameter tablet Memenuhi syarat
2 1 0,61 tidak lebih dari 3
3 1 0.616 kali dan tidak
4 1 0,61 kurang dari 1/3 kali
5 1 0,616 tebal tablet .
6 1 0,61
7 1 0,6
8 1 0,61
9 1 0,6
10 1 0,606
c) Uji Kekerasan (kg/cm2)

Tablet Kekerasan tablet ( kg) Persyaratan Kesimpulan


(Memenuhi/tidak
memenuhi)
1 3 Kekerasan Tablet Tidak memenuhi
2 5 <10 kg ; 4-8 kg 4-8 Memenuhi
3 2,6 kg ( parrot, 1970 ) Tidak memenuhi
4 2,6 Tidak memenuhi
5 2 Tidak memenuhi
6 2 Tidak memenuhi
7 2 Tidak memenuhi
8 2,6 Tidak memenuhi
9 2,6 Tidak memenuhi
10 3 Tidak memenuhi
Rata-rata 2,74 4-8 kg Tidak memenuhi

d) Uji Keregasan
Bobot tablet Bobot Hasil perhitungan Persyaratan Kesimpulan
awall tablet (Memenuhi/ti
setelah dak
pengujian memenuhi )
7,473 g 6,751 g w 1−w 2 % atau harus lebih Memenuhi
x 100 %
w1 kecil dari 1 %
7,437−6,751
x 100 %
7,437
= 0,09224 atau 9,224 %

e) Uji Waktu Hancur

Tablet Waktu Hancur (menit) Persyaratan Kesimpulan


(memenuhi/tidak
memenuhi )
1 00 : 00 : 51 Tidak lebih dari 15 Memenuhi
2 00 : 01 : 13 menit ( Depkes RI, persyaratan uji waktu
3 00 : 01 : 78 1979 ) hancur seperti yang
4 00 : 02 : 10 tertera pada
5 00 : 04 : 05 Farmakope
6 00 : 07 : 61 Indonesia Edisi III.
f) Uji Disolusi

Waktu Aspirin terlarut (%)


2 8,99
4 11,53
6 15,223
8 19,265
BAB IV

PENUTUP

V.I. KESIMPULAN

Berdsarkan percobaan dan perhitungan yang dilakukan sesuai dnegan data yang
diberikan dapat disimpulkan bahwa hasil evaluasi tablet yang dilkukan pada tablet
asetosal telah memenuhi syarat pada setiap pengujian kecuali pada pengujian kekerasan.

V.2. SARAN

Agar Sebaiknya di Praktikum selnjutnya alat dan bahan yang digunakan dalam
pengamatan lebih diperjelas dalam modul pedoman praktikum.
DFTAR PUSTAKA

Jurnal Universitas Padjajaran. 2020. Metode Pembuatan dan Kerusakan Fisik Sediaan Tablet. :
Padjajaran.

Kemenkes RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan: Jakarta.

Lachman, leon., dkk. 2012. Teori dan praktek farmasi industri. Jakarta: UI Press.

Martin, A. 1993. Farmasi Fisik: Dasar-Dasar Farmasi Fisik dalam Ilmu Farmasetik. Jakarta:
Universitas Indonesia.

Siregar, C. J. P. dan Wikarsa, S. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar


Praktis. Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai