Anda di halaman 1dari 7

Sifat Fisik Batuan

Sifat fisik batuan adalah sifat yang terdapat pada suatu batuan setelah
dilakukan pengujian tanpa melakukan pengrusakan. Setelah batuan selesai
dipreparasi kemudian setiap sample yang diperoleh diukur diameter dan tingginya
kemudian dihitung luas permukaan dan volumenya. Adapun sifat fisik pada batuan
meliputi :

1. Bobot Isi
Bobot isi adalah perbandingan antara berat batuan dengan volume
batuan. Bobot isi berdasarkan sifatnya dibagi menjadi 3, yaitu :

a. Bobot isi asli (γn), yaitu perbandingan antara berat batuan asli
dengan volume batuan.

b. Bobot isi jenuh (γs), yaitu perbandingan antara berat batuan jenuh
dengan volume batuan.

c. Bobot isi kering (γd) , yaitu perbandingan antara berat batuan


kering dengan volume batuan.

2. Berat jenis (Spesific Gravity)


Berat jenis adalah perbandingan antara bobot isi dengan bobot isi air.
Berat jenis dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Berat jenis semu, yaitu perbandingan antara bobot isi kering batuan
dengan bobot isi air.

b. Berat jenis murni, yaitu perbandingan antara bobot isi basah batuan
dengan bobot isi air.

3. Kandungan air
Kandungan air adalah perbandingan antara berat air yang ada di dalam
batuan dengan berat butiran batuan itu sendiri yang terbagi menjadi :

a. Kandungan air asli, yaitu perbandingan antara berat air asli yang
ada dalam batuan dengan berat butiran batuan itu sendiri dalam %.

b. Kandungan air jenuh, yaitu perbandingan antara berat air jenuh


yang ada dalam batuan dengan berat butiran batuan itu sendiri
dalam %.

4. Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan adalah perbandingan antara kadar air asli dengan
kadar air jenuh yang dinyatakan dalam %.
5. Porositas
Porositas didefinisikan sebagai perbandingan volume pori-pori atau
rongga batuan terhadap volume total batuan yang dinyatakan dalam %.

6. Angka Pori
Angka pori adalah perbandingan antara volume pori-pori dalam batuan
dengan volume batuan
 kuat geser batuan

Kuat geser batuan adalah perlawanan internal batuan terhadap


tegangan yang bekerja sepanjang bidang geser dalam batuan tersebut
yang dipengaruhi oleh karakteristik intrinstik dan faktor eksternal.
Kuat geser batuan dibagi dengan dua jenis, yaitu Kuat geser puncak
(peak) dan Kuat geser Residu (sisa). Kuat geser puncak ialah kuat geser
yang terjadi ketika tegangan geser mencapai titik maksimalnya (puncak)
disitu pula batuan mengalami deformasi plastic yang kemudian runtuh.
Setelah itu tegangan geser akan menurun hingga menunjukan angka yang
konstan untuk menggeser batuan tersebut atau disebut kuat geser residu
( setelah batuan runtuh)
Nilai kuat geser didapat dengan minimal tiga kali pengujian. Nilai kuat
geserbeseta parameter parameternya didapat dengan mengeplot nilai tegangan
geser dantegangan normal dalam kurva Mohr Coloum.
Dengan persamaan :

 Sudut Gesek Dalam


Sudut gesek dalam adalah komponen dari kekuatan geser yang timbul akibat
gesekan antar butir material batuan yang dinyatakan dalam derajad (o).
Persamaan:

 Kohesi
Kohesi merupakan komponen dari kekuatan geser batuan yang timbul akibat
gaya-gaya internal yaitu gaya tarik menarik antar partikel yang sama
dinyatakan dalam kg/cm2 atau Mpa.
Persamaan :

 Kuat Tekan Batuan (σc)


Tujuan utama uji kuat tekan uniaksial adalah untuk mendapatkan nilai kuat
tekan dari contoh batuan. Harga tegangan pada saat contoh batuan hancur
didefinisikan sebagai kuat tekan uniaksial batuan dan diberikan oleh
hubungan:

 Modulus Young ( E )
Modulus Young atau modulus elastisitas merupakan faktor penting
dalam mengevaluasi deformasi batuan pada kondisi pembebanan yang
bervariasi. Nilai modulus elastisitas batuan bervariasi dari satu contoh batuan
dari satu daerah geologi ke daerah geologi lainnya karena adanya perbedaan
dalam hal formasi batuan dan genesa atau mineral pembentuknya. Modulus
elastisitas dipengaruhi oleh tipe batuan, porositas, ukuran partikel, dan
kandungan air. Modulus elastisitas akan lebih besar nilainya apabila diukur
tegak lurus perlapisan daripada diukur sejajar arah perlapisan (Jumikis, 1979).
Modulus elastisitas dihitung dari perbandingan antara tegangan aksial
dengan regangan aksial. Modul elastisitas dapat ditentukan berdasarkan
persamaan :

 Nisbah Poisson ( Poisson Ratio )

Nisbah Poisson didefinisikan sebagai perbandingan negatif antara


regangan lateral dan regangan aksial. Nisbah Poisson menunjukkan adanya
pemanjangan ke arah lateral (lateral expansion) akibat adanya tegangan dalam
arah aksial. Sifat mekanik ini dapat ditentukan dengan persamaan :

Anda mungkin juga menyukai