Anda di halaman 1dari 22

ARTIKEL TEMA KEISLAMAN:

1. TAUHID: KEISTIMEWAAN DAN KEBENARAN KONSEP


KETUHANAN DALAM ISLAM
2. SAINS&TEKNOLOGI DALAM AL-QUR’AN DAN AL-HADITS
3. 3 GENERASI TERBAIK MENURUT AL-HADITS
4. PENGERTIAN DAN JEJAK SALAFUSSOLEH (REFERENSI AL-HADITS)
5. AJARAN DAN TUNTUNAN TENTANG BERBAGI, KEADILAN SERTA
PENEGAKAN HUKUM DALAM ISLAM.

Disusun sebagai tugas terstruktur Mata Kuliah: Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampuh:

Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Disusun Oleh:

Nama : Sulistio Wahyu Hamdani

NIM : F1B020138

Fakultas&Prodi : Teknik Elektro

Semester : 1 (satu)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
T.A. 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada ALLAH SWT atas selesainya
tugas ini karena rahmat dan hidayah-Nya lah penusil bisa menyelesaikan tugas ini

Sholawat dan Salam semoga ALLAH limpahkan kepada Rasulullah Muhammad


SAW atas Rahmat dan karunia-Nya lah kita dapat hidup seperti sekarang ini

Terima kasih sebesar besarnya saya sampaikan atas bimbingan Bapak Dr. Taufiq
Ramdani, S.Th.I., M.Sos sebagai dosen pengampuh mata Kuliah Pendidkan Agama
Islam dan Tugas yang telah di berikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait mata kuliah Pendidikan Agama Islam

Penulis menyadari artikel ini jauh dari kata sempurna oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan artikel ini

Besar harapan saya tugas ini akan memberi manfaat bagi banyak orang termasuk saya
sendiri

Penyusun, Mataram 26 Oktober 2020

Nama : Sulistio Wahyu Hamdani


NIM : F1B020138

2
DAFTAR ISI

 HALAMAN COVER 1

 KATA PENGANTAR 2

 DAFTAR ISI 3

 BAB I. Tauhid: Keistimewaan&Kebenaran Konsep Ketuhanan dalam Islam 4

 BAB II. Sains dan Teknologi dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits 8

 BAB III. 3 Generasi Terbaik Menurut Al-Hadits 11


 BAB IV. Pengertian dan Jejak Salafussoleh (Referesnsi Al-Hadits) 13

 BAB V. Ajaran dan Tuntunan tentang Berbagi, Penegakan serta


Keadilan Hukum dalam Islam 17

 DAFTAR PUSTAKA 20

 LAMPIRAN 21

3
BAB 1
Tauhid: Keistimewaan dan Kebenaran Konsep Ketuhanan dalam Islam 1.

A. Definisi tauhid

Tauhid menurut bahasa adalah bentuk masdar dari dari fi'il wahhada-yuwahhidu
yang artinya adalah meyakini bahwa sesuatu itu satu.
Dalam agama tauhid berkaitan dengan keesaan Allah SWT
Tauhid adalah meyakini keesaan Allah SWT dan ikhlas beribadah Kepada-Nya

B. Macam macam keutamaan dan keistimewaan Tauhid dalam Islam

Tauhid memiliki keutamaan dan keistimewaan yang banyak. Terutama di dalam


agama kita yaitu agama Islam.
Macam macam keutamaan dan keistimewaan tauhid

1. Tauhid adalah tujuan penciptaan manusia

Allah ta'ala tidak mungkin menciptakan manusia tanpa tujuan. Tujuan di ciptakan
manusia adalah untuk merealisasikan tauhid atau mentauhidkan-Nya dan beribadah
kepada-Nya, hal ini di sebutkan dalam Qur'an surat Adz-Dzariyat [5]: 56 yang
bunyinya

َ ‫ت ْال ِج َّن َواإْل ِ ْن‬


‫ن‬Fِ ‫س إِاَّل لِيَ ْعبُدُو‬ ُ ‫َو َما َخلَ ْق‬

Artinya: "Aku tidaklah menciptakan jin dan manusia melainkan untuk


beribadah kepada-Ku" (QS. Adz-Dzariyat [51]: 56)

Dari dalil di atas dapat kita simpulkan bahwa Allah ta'ala menciptakan kita
bukan sekedar untuk main main melainkan untuk beribadah kepada-Nya dan
mentauhidkan-Nya

4
2. Tauhid adalah poros atau pokok dakwah Nabi dan Rasul SAW

Sebagaimana manusia sebagaimana hewan sebagaimana pohon pasti akan


mati menemui ajal nya begitu pula agama. Apabila tauhid di dunia ini telah
mati atau hilang maka tidak ada gunanya amal kebaikan yang kita lakukan
sebagaimana fungsi akar dalam menopang sebuah pohon. Maka dari itu kita
bisa tau bahwa tauhid merupakan komponen yang sangat penting dalam
kehidupan beragama. Oleh karena itu Nabi dan Rasul sangat gencar
mengingatkan umatnya untuk memperhatikan tauhidnya

Dikutip dari firman Allah yang berbunyi:

ٌ ِ‫ب هَّللا ُ َمثَاًل َكلِ َمةً طَيِّبَةً َك َش َج َر ٍة طَيِّبَ ٍة أَصْ لُهَا ثَاب‬
َّ ‫ت َوفَرْ ُعهَا فِي ال‬
‫س َما ِء‬ َ َ‫أَلَ ْم تَ َر َك ْيف‬
َ ‫ض َر‬

Artinya: "Tidakkah engkau perhatikan bagaimana Allah membuat


perumpamaan kalimat yang baik (yaitu kalimat tauhid) seperti pohon yang
baik akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit." QS. Ibrahim [14]:
(24)

Dalil berikutnya berbunyi:

َ‫ الطَّا ُغوت‬F‫د بَ َع ْثنَا فِي ُك ِّل أ ُ َّم ٍة َر ُسواًل أَ ِن ا ْعبُدُوا هَّللا َ َواجْ تَنِبُوا‬Fْ َ‫َولَق‬

Artinya: "Dan sesungguhnya kami telah mengutus Rasul pada tiap tiap umat
(untuk menyerukan) "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu" QS.
An-Nahl [16] (36)

5
3.Tauhid adalah kewajiban pertama kali bagi seorang mukallaf (yang terkena
kewajiban syariat).

Mukallaf adalah muslim yang di kenai kewajiban atau perintah dan menjauhi
larangan.Kewajiban pertama bagi seprang mukallaf adalah tauhid hal pertama
yang harus di sampaikan adalah tauhid hal ini berdasarkan hadist nabi SAW
yang berbunyi

‫فَ ْليَ ُك ْن أَ َّو َل َما تَ ْدعُوهُ ْم إِلَى أَ ْن يُ َو ِّحدُوا هَّللا َ تَ َعالَى‬

Artinya : " Maka yang pertama kali engkau serukan kepada mereka adalah
agar mereka beribadah kepada Allah SAW (HR.BUKHARI No. 7372)

Dalam hadist yang lain di sebutkan

ٍ ‫ أَ ْه َل ِكتَا‬F‫ك َستَأْتِي قَوْ ًما‬


ِ ‫ل هَّللا‬Fُ ‫ َرسُو‬F‫ َوأَ َّن ُم َح َّم ًدا‬،ُ ‫م إِلَى أَ ْن يَ ْشهَدُوا أَ ْن الَ إِلَهَ إِاَّل هَّللا‬Fْ ُ‫ فَا ْد ُعه‬،‫ فَإ ِ َذا ِج ْئتَهُ ْم‬،‫ب‬ َ َّ ‫إِن‬

Artinya :" Sesungguhnya engkau akan mendatangi kaum ahli kitab jika kau
mendatangi mereka dakwahkanlah kepada mereka untuk bersaksi bahwa
tidak ada sesembahan yang berhak di sembah selain Allah SWT dan bahwa
Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT. (HR. BUKHARI no. 1496).

Oleh karena itu dapat di simpulkan bahwa tauhid adalah kewajiban pertama
kali bagi seorang mukallaf.

4. Salah satu sebab mendapatkan keamanan dan hidayah

َ ِ‫م أُولَئ‬Fٍ ‫ال َّ ِذينَ آ َمنُوا َولَ ْم يَ ْلبِسُوا إِي َمانَهُ ْم بِظُ ْل‬
َ‫م ُم ْهتَ ُدون‬Fْ ُ‫م اأْل َ ْمنُ َوه‬Fُ ُ‫ك لَه‬

Artinya:" Orang oramg yang beriman dan tidak mencampur adukan iman
mereka dengan kedzaliman, mereka itulah yang mendapat keamanan dan
mendapatkan hidayah.(QS. Al-An'am [6]: (82)

6
Keamanan tersebut berada di tangan Allah ta'ala dan tidak akan Allah SWT
berikan kecuali dia bertauhid dan ikhlas sepenuh hati beribadah kepada-Nya

Nabi SAW Menafsirkan kata "dzalim" dalam ayat tersebut berarti "Syirik"
artinya barang siapa yang mentauhidkan Allah SWT dan tidak berbuat syirik
maka dia mendapatkan kemanan dan petunjuk di dunia dan akhirat.

C. Konsep Ketuhanan dalam Islam

ِ ‫ون هَّللا ِ أَ ْن َدادًا ي ُِحبُّونَهُ ْم َكحُبِّ هَّللا‬


ِ ‫اس َم ْن يَتَّ ِخ ُذ ِم ْن ُد‬
ِ َّ‫الن‬
 Diantara manusia ada yang bertuhan kepada selain Allah, sebagai
tandingan terhadap Allah. Mereka mencintai tuhannya itu
sebagaimana mencintai Allah. (QS. Al-Baqarah (2): 165)

Sebelum turun Al-Quran dikalangan masyarakat Arab telah menganut konsep


tauhid (monoteisme). Allah sebagai Tuhan mereka. Hal ini diketahui dari
ungkapan-ungkapan yang mereka cetuskan, baik dalam do’a maupun acara-
acara ritual. Abu Thalib, ketika memberikan khutbah nikah Nabi Muhammad
dengan Khadijah (sekitar 15 tahun sebelum turunya Al-Quran) ia
mengungkapkan kata-kata Alhamdulillah. (Lihat Al-Wasith,hal 29). Adanya nama
Abdullah (hamba Allah) telah lazim dipakai di kalangan masyarakat Arab sebelum
turunnya Al-Quran. Keyakinan akan adanya Allah, kemaha besaran Allah,
kekuasaan Allah dan lain-lain, telah mantap. Dari kenyataan tersebut timbul
pertanyaan apakah konsep ketuhanan yang dibawakan Nabi Muhammad?
Pertanyaan ini muncul karena Nabi Muhammad dalam mendakwahkan konsep
ilahiyah mendapat tantangan keras dari kalangan masyarakat. Jika konsep
ketuhanan yang dibawa Muhammad sama dengan konsep ketuhanan yang
mereka yakini tentu tidak demikian kejadiannya.

7
BAB 2

Sain dan Teknologi dalam Al-Qur'an dan Hadist

SAINS DAN TEKNOLOGI DALAM AL-QURAN DAN IMPLIKASINYA DALAM


PEMBELAJARAN

A.PENDAHULUAN

Pendidikan islam yang mengalami masa tunas pada masa dinasti bani umayyah
mencapai puncaknya pada masa dinasti abbasiyah.kemajuan pendidikan islam pada masa ini
dikarenakan penguasa dari dinasti abbasiyah mengambil kebijakan dengan mengangkat
orang-orang persia menjadi pejabat pejabat penting di istana.terutama dari keluarga
baramikah.mereka telah lama bergelut dengan filsafat dan ilmu pengetahuan hellenisme yang
mempengaruhi umat islam untuk belajar dan mengembangkan pemikiran islam.pada masa ini
ilmu2 berkembang pesat,seperti filsafat islam,ilmu pengetahuan dan sains,sehingga pada saat
itu islam menjadi pusat keilmuan yang tiada tandingannya di dunia,bahkan ilmu filsafat dan
ilmu pengetahuan dari islam menjadi kiblat dunia pada saat itu.

B.DIMENSI SAINS DAN TEKNOLOGI DALAM ALQURAN

Kata sains dan teknologi ibarat dua sisi mata uang yang sulit dipisahkan satu sama
lain.Sains,menurut Baiquni adalah himpunan pengetahuan manusia tentang alam yang
diperoleh sebagai konsensus para pakar,melalui penyimpulan secara rasional mengenai hasil-
hasil analisis yg kritis terhadap data pengukuran yang diperoleh dari observasi dari gejala-
gejala alam.Sedangkan teknologi,menurut beliau adalah himpunan pengetahuan manusia
tentang proses-proses pemanfaatan alam yang diperoleh dari penerapan sains dalam rangka
kegiatan yang produktif dan ekonomis.

8
Pandangan alquran tentang sains dan teknologi dapat di telusuri dari pandangan alquran
tentang ilmu.Alquran telah meletakkan posisi ilmu pada tingkatan yang hampir sama dengan
iman,sebagaimana dalam surat al mujadalah ayat 11

"...... niscaya allah akan meninggikan orang orang yg beriman di antara kamu dan orang
orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat."

Kita sebagai umat manusia,tidak ada alasan untuk membuat dikotomi ilmu agama dan
non agama,kenapa??saya akan memaparkan beberapa alasan dari syaikh ghulsyani mengenai
hal tersebut,diantaranya:

1.Dalam sebagian besar ayat alquran,konsep ilmu secara mutlak muncul dalam maknanya
yang umum,sebagaimana telah dijelaskan dalam surat azzumar ayat:9

2. beberapa ayat alquran secara eksplisit menunjukkan bahwa ilmu itu tidak hanya berupa
prinsip prinsip dan hukum hukum agama saja,sebagaimana dalam surat fathir ayat:27-28

3. Di dalam alquran terdapat rujukan pada kisah qarun."Qarun berkata"Sesungguhnya aku


diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku."(al-qashash:78)

C. PRINSIP PRINSIP DASAR KEGIATAN ILMIAH DALAM ALQURAN

Berdasarkan pandangan alquran tentang ilmu pengetahuan(sains dan teknologi).Dapat


dirumuskan beberapa prinsip dasar yang menopang dan memantapkan kegiatan ilmiah
manusia sebagai berikut.

1. Prinsip Istikhlaf

Prinsip istikhlaf merupakan salah satu prinsip dasar yang digariskan oleh al-Qur’an

dalam mendukung dan memantapkan kegiatan imiah. Konsep istikhlaf ini berkaitan

TA’DIB, Vol. XV No. 01. Edisi, Juni 2010

erat dengan fungsi kekhalifahan manusia. Dalam Islam, konsep

kekhalifahan memiliki sifat yang multi dimensional.

Pertama, konsep kekhalifahan telah menempatkan

9
manusia sebagai pengatur dunia ini dengan segenap

kemampuan yang dimilikinya. Untuk itu, imanusia dibekali

dengan dua kekuatan pokok, wahyu Allah dan kemampuan

berpikir (akal). Apabila dua kekuatan itu dipergunakan

sebagaimana mestinya, maka manusia akan meraih

keberhasilan dalam kehidupan kini dan kehidupan nanti.

Kedua, sebagai khalifah Allah, manusia adalah makhluk

yang paling bertanggung jawab terhadap Allah dibandingkan

makhluk-makhluk lainnya. Tanggung jawab ini merupakan

konsekuensi logis dari anugerah kemampuan dan kekuatan

yang dimilikinya.

Ketiga, sebagai khalifah Allah, manusia adalah makhluk

yang memiliki peranan penting untuk mengolah potensi-

potensi alam semesta. Manusia paling berperan dalam

mengelola seluruh aspek kehidupan, baik aspek fisik, sosial,

dan spiritual yang didasarkan pada hukum-hukum Allah.

Sungguhpun demikian, karena pusat kehidupan alam

semesta ini adalah Allah (Dia yang menciptakan,

menggerakkan segala sesuatu, dan mengawasinya), bukan

manusia, maka manusia memiliki kemampuan terbatas.

2. Prinsip Keseimbangan

Prinsip dasar lainnya yang digariskan oleh al-Qur’an

adalah keseimbangan antara kebutuhan-kebutuhan dasar

10
manusia, spiritual dan material. Prinsip ini dibahas secara luas

dan mendalam di dalam al-Qur’an dengan mengambi berbagai

bentuk ungkapan. Manusia disusun oleh Allah dengan susunan

dan ukuran tertentu, lalu diperuntukkan bumi ini dengan kehendak-Nya untuk
mememnuhi kebutuhan susunan yang berbentuk manusia

BAB 3

Tiga Generasi Terbaik Menurut Al-Hadist

Diantara umat Rasulullah terdapat beberapa generasi terbaik sebagaimana beliau


sebutkan dalam hadits Mutawwir beliau bersabda : "Sebaik baik manusia adalah pada
generasiku (sahabat), kemudian orang orang yang mengirimginya (tabi'in), kemudian
oramg orang orang yang mengiringinya lagi (tabi'ut tabi'in).(Mutawatir. Hr. Bukhari
dan yang lainnya).

1. Sahabat

Sahabat adalah orang orang beriman yang bertemu dan melihat Rasulullah SAW.
Secara langsung serta membantu serta membantu perjuangan beliau. Menurut imam
Ahmad ,Siapa saja di antara orang beriman yang bertemu dan melihat Rasulullah
SAW. Baik sebulann, sepekan, sehari atau bahkan hanya sesaat maka ia di katakan
sebagai sahabat. Derajatnya masing masing di ukur dengan seberapa lama ia
menyertai beliau

Para sahabat merupakan orang orang yang mewariskan ilmu dari Rasulullah SAW.
Diantara para sahabat yang terbaik adalah para khulafaur Rasyidin, kemudian sepuluh
orang yang di sebutkan oleh Rasulullah SAW. Yang mendapat jaminan syurga

2.. Tabi'in

Tabi'in adalah orang orang beriman yang hidup pada masa rasulullah SAW.
Atau setelah beliau tetapi tidak sempat bertemu beliau serta bertemu dan melihat para
sahabat. Tabi'in merupakan orang orang yang belajar dan mewariskan ilmu dari para
sahabt Rasulullah SAW. Salah seorang gaenerasi terbaik dari Tabi'in adalah Uwais

11
Al-qarn, yang pernah mendatangi rumah Rasulullah SAW. Untuk mendapatkan
kemualiaan menjadi sahabat, tetapi tidak berhasil bertemu beliau

Adapun diamtara orang orang yang tergolong generasi tabi'in lainnya yakni :Umar
bin Abdul Aziz, Urwah bin Zubair, Ali Zainal Abidin bin Husain dan masi banyak
lagi

3. Tabi'ut Tabi'in

Tabi’ut tabi’in adalah orang beriman yang hidup pada masa sahabat atau
setelah mereka wafat tetapi tidak bertemu dengan sahabat dan bertemu
dengan generasi tabi’in. tabi’ut tabi’in merupakan orang-orang yang belajar
dan mewariskan ilmu dari para tabi’in.

Diantara orang-orang yang termasuk dalam generasi ini adalah Imam Malik
bin Anas, Sufyan bin Uyainah, Sufyan Ats-Tsauri, Al Auza’i, Al Laits bin Saad
dan yang lainnya.

Merekalah generasi terbaik umat ini, maka selayaknya kita sebagai umat
muslim yang datang belakangan untuk mencontoh dan mengambil ilmu dari
kitab-kitab yang telah mereka tuliskan. Semoga kita bisa mengikuti para
generasi terbaik umat ini.

Allah telah memberikan pujian kepada umat Rasulullah shallallahu alaihi wa


sallam, dalam firman-Nya :

“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah..”
(QS. Ali Imran : 110)

12
BAB 4

Pengertian dan Jejak Salaffushalih Menurut Hadits

a. Etimologi (secara bahasa):

Ibnul Faris berkata, “Huruf sin, lam, dan fa’ adalah pokok yang menunjukkan ‘makna
terdahulu’. Termasuk salaf dalam hal ini adalah ‘orang-orang yang telah lampau’, dan arti
dari ‘al-qoumu as-salaafu’ artinya mereka yang telah terdahulu.” (Mu’jam Maqayisil Lughah:
3/95)

b. Terminologi (secara istilah)

Ada beberapa pendapat dari para ulama dalam mengartikan istilah “Salaf” dan terhadap siapa
kata itu sesuai untuk diberikan. Pendapat tersebut terbagi menjadi 4 perkataan :Di antara para
ulama ada yang membatasi makna Salaf yaitu hanya para Sahabat Nabi saja.Di antara mereka
ada juga yang berpendapat bahwa Salaf adalah para Sahabat Nabi dan Tabi’in (orang yang
berguru kepada Sahabat).

Dan di antara mereka ada juga yang berkata bahwa Salaf adalah mereka adalah para Sahabat
Nabi, Tabi’in, dan Tabi’ut Tabi’in. (Luzumul Jama’ah (hal: 276-277)). Dan pendapat yang
benar dan masyhur, yang mana sebagian besar ulama ahlussunnah berpendapat adalah
pendapat ketiga ini.

Yang dimaksud Salaf dari sisi waktu adalah masa utama selama tiga kurun waktu/periode
yang telah diberi persaksian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits beliau
Shallallahu ‘alaihi wasallam. Mereka itulah yang berada di tiga kurun/periode, yaitu para
sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

13
«‫ ثُ َّم الَّ ِذينَ يَلُونَهُم‬،‫ ثُ َّم الَّ ِذينَ يَلُونَهُ ْم‬،‫اس قَرْ نِي‬
ِ َّ‫خَ ْي ُر الن‬

Artinya,“Sebaik-baik manusia adalah yang hidup pada masaku, kemudian manusia yang
hidup pada masa berikutnya, kemudian manusia yang hidup pada masa berikutnya.” (HR.
Bukhari (2652), Muslim (2533))

Maka dari itu, setiap orang yang mengikuti jalan mereka, dan menempuh sesuai
manhaj/metode mereka, maka dia termasuk salafi, karena menisbahkan/menyandarkan
kepada mereka.

Dalil-dalil Yang Menunjukkan Wajibnya Mengikuti Salafush Shalih

a. Dalil Dari Al Qur’anul Karim

‫صيرًا‬ ْ ‫ق ال َّرسُو َل ِم ْن بَ ْع ِد َما تَبَيَّنَ لَهُ ْالهُدَى َويَتَّبِ ْع َغ ْي َر َسبِي ِل ْال ُم ْؤ ِمنِينَ نُ َولِّ ِه َما تَ َولَّى َونُصْ لِ ِه َجهَنَّ َم َو َسا َء‬
ِ ‫ت َم‬ ِ ِ‫َو َم ْن يُشَاق‬

Artinya, “Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran bainya dan
mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin. Kami biarkan ia leluasa terhadap
kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan
Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” [An-Nisa : 115]

Dalam ayat yang lain, Allah Ta’ala berfirman,

‫ت تَجْ ِري‬ ٍ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ ْم َو َرضُوا َع ْنهُ َوأَ َع َّد لَهُ ْم َجنَّا‬
ِ ‫ار َوالَّ ِذينَ اتَّبَعُوهُ ْم بِإِحْ َسا ٍن َر‬
ِ ‫ص‬ ِ َ‫َوالسَّابِقُونَ األ َّولُونَ ِمنَ ْال ُمه‬
َ ‫اج ِرينَ َواأل ْن‬
‫ك ْالفَوْ ُز ْال َع ِظي ُم‬
َ ِ‫تَحْ تَهَا األ ْنهَا ُر خَالِ ِدينَ فِيهَا أَبَدًا َذل‬

Artinya, “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-
orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha
kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka
surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-
lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” [QS. At-Taubah : 100]

Allah mengancam dengan siksaaan neraka jahannam bagi siapa yang mengikuti jalan selain
jalan Salafush Shalih, dan Allah berjanji dengan surga dan keridhaan-Nya bagi siapa yang
mengikuti jalan mereka.

b. Dalil Dari As-Sunnah

1. Hadits Dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam
telah bersabda,

14
، َ‫ َويَ ُخونُونَ َوالَ ي ُْؤتَ َمنُون‬، َ‫ ثُ َّم إِ َّن بَ ْع َد ُك ْم قَوْ ًما يَ ْشهَ ُدونَ َوالَ يُ ْستَ ْشهَ ُدون‬،‫ ثُ َّم الَّ ِذينَ يَلُونَهُ ْم‬،‫ ثُ َّم الَّ ِذينَ يَلُونَهُ ْم‬،‫خَ ْي ُر أُ َّمتِي قَرْ نِي‬
ْ َ‫ َوي‬، َ‫َويَ ْن ُذرُونَ َوالَ يَفُون‬
ُ‫ظهَ ُر فِي ِه ُم ال ِّس َمن‬

“Sebaik-baik manusia adalah yang hidup pada masaku, kemudian manusia yang hidup pada
masa berikutnya, kemudian manusia yang hidup pada masa berikutnya, kemudian akan
datang suatu kaum persaksian salah seorang dari mereka mendahului sumpahnya, dan
sumpahnya mendahului persaksiannya.” (HR Bukhari (3650), Muslim (2533))

2. Kemudian dalam hadits yang lain, ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
menyebutkan tentang hadits iftiraq (akan terpecahnya umat ini menjadi 73 golongan), beliau
Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

‫ ثنتان وسبعونفي‬،‫ وإن هذه الملة ستفترق على ثالث وسبعين‬،‫أال إن من قبلكم من أهل الكتاب افترقوا على ثنتين وسبعين ملة‬
‫ وهي الجماعة‬،‫ وواحدة في الجنة‬،‫النار‬

Artinya, “Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dari Ahlul Kitab telah
berpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan. Sesungguhnya (ummat) agama ini (Islam)
akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, tujuh puluh dua golongan tempatnya
di dalam Neraka dan hanya satu golongan di dalam Surga, yaitu al-Jama’ah.”

[Shahih, HR. Abu Dawud (no. 4597), Ahmad (IV/102), al-Hakim (I/128), ad-Darimi (II/241),
al-Ajurri dalam asy-Syarii’ah, al-Lalikai dalam as-Sunnah (I/113 no. 150). Dishahihkan oleh
al-Hakim dan disepakati oleh Imam adz-Dzahabi dari Mu’a-wiyah bin Abi Sufyan. Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan hadits ini shahih masyhur. Dishahihkan oleh Syaikh al-
Albani. Lihat Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 203-204)]

Dalam riwayat lain disebutkan:

‫ما أنا عليه وأصحابي‬

Artinya, “Semua golongan tersebut tempatnya di Neraka, kecuali satu (yaitu) yang aku dan
para Sahabatku berjalan di atasnya.” [Hasan, HR. At-Tirmidzi (no. 2641) dan al-Hakim
(I/129) dari Sahabat ‘Abdullah bin ‘Amr, dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam
Shahiihul Jaami’ (no. 5343)]

Hadits iftiraq tersebut juga menunjukkan bahwa umat Islam akan terpecah menjadi 73
golongan, semua binasa kecuali satu golongan, yaitu yang mengikuti apa yang telah
dilaksanakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabatnya Radhiyallahu
anhum. Jadi, jalan selamat itu hanya satu, yaitu mengikuti Al-Qur-an dan As-Sunnah menurut
pemahaman Salafush Shalih (para Sahabat).

15
3. Hadits panjang dari Irbad bin Sariyah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam bersabda,

‫ َوإِيَّا ُك ْم‬،‫ فَ َعلَ ْي ُك ْم بِ ُسنَّتِي َو ُسنَّ ِة ْال ُخلَفَا ِء الرَّا ِش ِدينَ ْال َم ْه ِديِّينَ عُضُّ وا َعلَ ْيهَا بِالنَّ َوا ِج ِذ‬،‫اختِاَل فًا َكثِيرًا‬
ْ ‫فَإِنَّهُ َم ْن يَ ِعشْ ِم ْن ُك ْم فَ َسيَ َرى‬
ُ ِ ‫َو ُمحْ َدثَا‬
‫ضلَ َل‬ َ ‫ور فَإِ َّن ُك َّل بِ ْد َع ٍة‬ ِ ‫ت اأْل ُم‬

Artinya: “Barang siapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku maka ia akan melihat
perselisihan yang banyak, oleh sebab itu wajib bagi kalian berpegang dengan sunnahku dan
Sunnah Khulafaaur Rasyidin (para khalifah) yang mendapat petunjuk sepeninggalku, pegang
teguh Sunnah itu, dan gigitlah dia dengan geraham-geraham, dan hendaklah kalian hati-hati
dari perkara-perkara baru (dalam agama) karena sesungguhnya setiap perkara baru adalah
bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat” [Shahih, HR. Abu Daud (4607), Tirmidzi (2676),
dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ (1184, 2549)]

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan kepada ummat agar mengikuti sunnah beliau
Shallallahu ‘alaihi wasallam dan sunnah para Khualafaur Rasyidin yang hidup sepeninggal
beliau disaat terjadi perpecahan dan perselisihan.

c. Dari perkataan Salafush Shalih

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu, ia berkata,

“‫”اِتَّبِعُوا َواَل تَ ْبتَ ِدعُوا فَقَ ْد ُكفِيتُ ْم‬

Artinya, “Ikutilah dan janganlah berbuat bid’ah, sungguh kalian telah dicukupi.” (Al-Bida’
Wan Nahyu Anha (hal. 13))

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu, juga pernah berkata,

َ ‫ أُولَئِكَ أَصْ َحابُ ُم َح َّم ٍد‬،ُ‫ي اَل تُ ْؤ َمنُ َعلَ ْي ِه ْالفِ ْتنَة‬
‫ كَانُوا‬،‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َّ ‫ فَإِ َّن ْال َح‬، َ‫َم ْن َكانَ ِم ْن ُك ْم ُم ْستَنًّا فَ ْليَ ْست ََّن بِ َم ْن قَ ْد َمات‬
ْ ‫ قَوْ ٌم‬،‫ َوأَ ْع َمقَهَا ِع ْل ًما َوأَقَلَّهَا تَكَلُّفًا‬،‫ أَبَ َّرهَا قُلُوبًا‬،‫ض َل هَ ِذ ِه اأْل ُ َّم ِة‬
،‫ فَا ْع َرفُوا لَهُ ْم فَضْ لَهُ ْم‬،‫اختَا َرهُ ُم هَّللا ُ ِلصُحْ بَ ِة نَبِيِّ ِه َوإِقَا َم ِة ِدينِ ِه‬ َ ‫أَ ْف‬
‫ي ْال ُم ْستَقِ ِيم‬
ِ ‫ فَإِنَّهُ ْم كَانُوا َعلَى ْالهَ ْد‬،‫ َوتَ َم َّس ُكوا بِ َما ا ْستَطَ ْعتُ ْم ِم ْن أَ ْخاَل قِ ِه ْم َو ِدينِ ِه ْم‬،‫ار ِه ْم‬
ِ َ‫واتَّبِعُوهُ ْم فِي آث‬.
َ

Artinya, “Barang siapa di antara kalian ingin mncontoh, maka hendaklah mencontoh orang
yang telah wafat, yaitu para Shahabat Rasulullah, karena orang yang masih hidup tidak akan
aman dari fitnah, Adapun mereka yang telah wafat, merekalah para Sahabat Rasulullah,
mereka adalah ummat yang terbaik saat itu, mereka paling baik hatinya, paling dalam
ilmunya, paling baik keadaannya. Mereka adalah kaum yang dipilih Allah untuk menemani
NabiNya, dan menegakkan agamaNya, maka kenalilah keutamaan mereka, dan ikutilah jejak

16
mereka, karena sesungguhnya mereka berada di atas jalan yang lurus.” (Jami’ul Bayan Al-
ilmi Wa Fadhlihi (2/97))

Imam Al Auza’i rahimahullah berkata,

“‫ فما كان غير ذلك فليس بعلم‬،‫”العلم ما جاء عن أصحاب محمد صلى هللا عليه وسلم‬

Artinya, “Sebarkan dirimu di atas sunnah, dan berhentilah engkau dimana kaum itu berhenti
(yaitu para Shahabat Nabi), dan katakanlah dengan apa yang dikatakan mereka, dan tahanlah
(dirimu) dari apa yang mereka menahan diri darinya, dan tempuhlah jalan Salafush Shalihmu
(para pendahulumu yang shalih), karena sesungguhnya apa yang engkau leluasa
(melakukannya) leluasa pula bagi mereka.” (Jami’ul Bayan Al-ilmi Wa Fadhlihi (2/29))

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa membimbing kita untuk mengikuti manhaj
salaf di dalam memahami dienul Islam ini, mengamalkannya dan berteguh diri di atasnya,
sehingga bertemu dengan-Nya dalam keadaan husnul khatimah. Amin yaa Rabbal ‘Alamin.

BAB 5

Ajaran dan Tuntutan Tentang Berbagi, Keadilan Serta Penegakan


Hukum Dalam Islam

1. Ajaran Berbagi Dalam Islam

Salah satu bentuk berbagi yang di anjurkan adalah bersedekah bersedekah bukan
hanya berbagi harta tetapi bisa juga berbagi jasa ataupun fikiran.

Berikut ini penulis akan memaparkan beberapa keutamaan bersedekah

A. Manfaat Sedekah: Dapat Menghapus Dosa

Sedekah sangat di anjurkan karena dapat mensucikan. Manusia memang tidak luput
dengan dosa. Kesempurnaannya dipertanyakan apakah kita pantas disebut makhluk yang
sempurna padahal kita selalu enggan untuk meminta ampun dengan apa yang telah kita
perbuat. Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda, “Sedekah itu dapat menghapus dosa
sebagaimana air itu memadamkan api“.(HR. At-Tirmidzi).

Sedekah, itulah cara mudah yang disediakan Allah agar dapat mengikis perbuatan-perbuatan
dosa kita. Cukup dengan tersenyum saja, Anda sudah bersedekah karena senyum adalah salah
satu sedekah termudah yang dapat kita sebarkan dengan mengukir garis senyum di bibir kita.

17
B. Bersedekah Dapat Berbentuk Apa Saja

Bagaimana cara kita mendapatkan keutamaan bersedekah tetapi tidak mempunyai uang?
Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda: “Kamu menyingkirkan batu, duri dan tulang dari
tengah jalan itu adalah sedekah bagimu.”(HR. Bukhari).

Tidak punya uang bukan berarti penghalang untuk bersedekah. Lebih baik menjadi tangan di
atas daripada tangan di bawah. Itulah mengapa sedekah tidak hanya sekeda tentang uang saja,
tetapi juga senyum, membantu orang ketika susah, membersihkan ruangan ketika tidak ada
yang membersihkan, dan lain sebagainya.

C. Mengutamakan Sedekah Tidak Akan Mengurangi Harta

Rasulullah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda “Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan
seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR.
Muslim, no. 2588)

Apakah gaji Anda belum cukup untuk penghasilan sehari-hari? Apakaah Anda masih
memikirkan bagaimana biaya sekolah anak-anak Anda yang masih juga belum cukup?

Itulah mengapa kita dianjurkan untuk bersedekah. Bukan hanya membersihkan diri dari dosa,
tetapi keutamaan sedekah juga dapat mendatangkan rezeki lagi kepada kita. Jika kita yakin
bahwa diri kita bersedekah karena Allah, insha Allah akan digantikan dengan sesuatu yang
lebih baik lagi.

D. Allah melipatgandakan Pahala Orang-orang yang Bersedekah

Allah Maha Melihat, al-Basir ‫ البصير‬Setiap apapun yang dilakukan oleh kita, pasti Allah
‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬akan melihat kita. Sedekah sedikit apapun itu pasti Allah ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬melihatnya.
Disitulah Allah ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬melipatgandakan pahala orang-orang yang bersedekah.

Allah ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬berfirman yang artinya: “Perumpamaan orang-orang yang mendermakan


(shodaqoh) harta bendanya di jalan Allah, seperti (orang yang menanam) sebutir biji yang
menumbuhkan tujuh untai dan tiap-tiap untai terdapat seratus biji dan Allah melipat gandakan
(balasan) kepada orang yang dikehendaki, dan Allah Maha Luas (anugrah-Nya) lagi Maha
Mengetahui“. (QS. Al-Baqoroh: 261)

2. Keadilan Serta Penegakan Hukum Dalam Islam

Islam telah menggariskan sejumlah aturan untuk menjamin keberhasilan penegakan hukum
antara lain

18
A. Semua produk hukum harus bersumber dari wahyu.

Seluruh konstitusi dan perundang-undangan yang diberlakukan dalam Daulah Islamiyah


bersumber dari wahyu. Ini bisa dipahami karena netralitas hukum hanya bisa diwujudkan
tatkala hak penetapan hukum tidak berada di tangan manusia, tetapi di tangan Zat Yang
menciptakan manusia. Menyerahkan hak ini kepada manusia—seperti yang terjadi dalam
sistem demokrasi-sekular—sama artinya telah memberangus “netralitas hukum”.

Dalam sistem Islam, sekuat apapun upaya untuk mengintervensi hukum pasti akan gagal.
Pasalnya, hukum Allah SWT tidak berubah, tidak akan pernah berubah, dan tidak boleh
diubah. Khalifah dan aparat negara hanya bertugas menjalankan hukum, dan tidak berwenang
membuat atau mengubah hukum. Mereka hanya diberi hak untuk melakukan ijtihad serta
menggali hukum syariah dari al-Quran dan Sunnah Nabi saw.

B. Kesetaraan di depan hukum.

Di mata hukum Islam, semua orang memiliki kedudukan setara; baik ia Muslim, non-
Muslim, pria maupun wanita. Tidak ada diskriminasi, kekebalan hukum, atau hak istimewa.
Siapa saja yang melakukan tindakan kriminal (jarimah) dihukum sesuai dengan jenis
pelanggarannya. Dituturkan dalam riwayat sahih, bahwa pernah seorang wanita bangsawan
dari Makhzum melakukan pencurian. Para pembesar mereka meminta kepada Usamah bin
Zaid agar membujuk Rasulullah saw. agar memperingan hukuman. Rasulullah saw. murka
seraya bersabda:

‫ض ِعيفُ أَقَا ُموا َعلَ ْي ِه ْال َح َّد َوا ْي ُم هللاِ لَوْ أَ َّن‬ َ ‫إِنَّ َما أَ ْهلَكَ الَّ ِذينَ قَ ْبلَ ُك ْم أَنَّهُ ْم كَانُوا إِ َذا َس َر‬
َ ‫ق فِي ِه ُم ال َّش ِريفُ ت ََر ُكوهُ َوإِ َذا َس َر‬
َّ ‫ق فِي ِه ُم ال‬
‫ْت يَ َدهَا‬ ُ ‫ت لَقَطَع‬ ْ َ‫اط َمةَ بِ ْنتَ ُم َح َّم ٍد َس َرق‬
ِ َ‫ف‬

Sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah tatkala ada orang
yang terhormat mencuri, mereka biarkan; jika orang lemah yang mencuri, mereka
menegakkan had atas dirinya. Demi Zat Yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya,
seandainya Fatimah putri Muhammad mencuri niscaya akan aku potong tangannya (HR al-
Bukhari). Imam al-Bukhari juga menuturkan sebuah riwayat dari Rafi’ bin Khudaij, yang
berkata, “Serombongan orang Anshar pergi ke Khaibar. Sesampainya di sana, mereka
berpisah-pisah. Lalu mereka mendapati salah satu anggota rombongan terbunuh. Mereka
berkata kepada orang yang mereka jumpai (Orang-orang Yahudi), ’Sungguh kalian telah
membunuh sahabat kami.’ Orang-orang Yahudi Khaibar itu menjawab, ’Kami tidak
mengetahuai pembunuhnya.’ Orang-orang Anshar itu pun menghadap menghadap Nabi saw.,
seraya berkata, “Ya Rasulullah, kami telah pergi ke Khaibar, dan kami mendapati salah satu

19
anggota rombongan kami terbunuh.’ Nabi saw. bersabda, ’Al-Kubra al-kubra (Sungguh
sangat besar).’ Kemudian Nabi saw bersabda kepada mereka agar mereka menghadirkan dua
orang saksi yang menyaksikan orang yang membunuh anggota rombongannya. Mereka
berkata, ’Kami tidak mempunyai bukti.’ Rasulullah saw. bersabda, ’Mereka (orang-orang
Yahudi Khaibar) harus bersumpah.’ Orang-orang Anshar itu berkata, ’Kami tidak ridha
dengan sumpahnya orang Yahudi.’ Rasulullah saw. menolak untuk membatalkan darahnya.
Lalu Rasulullah saw. membayarkan diyat 100 ekor unta sedekah.” (HR al-Bukhari).

Saat itu Khaibar menjadi bagian Negara Islam. Penduduknya didominasi orang Yahudi.
Ketika orang Yahudi bersumpah tidak terlibat dalam pembunuhan, Rasulullah saw. pun tidak
menjatuhkan vonis kepada mereka karena ketiadaan bukti dari kaum Muslim. Bahkan beliau
membayarkan diyat atas peristiwa pembunuhan tersebut. Hadis ini menunjukkan bahwa
semua orang memiliki kedudukan setara di mata hukum, tanpa memandang perbedaan agama,
ras, dan suku.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://www.brilio.net/wow/keutamaan-bersedekah-beserta-jenis-dan-dalilnya-sesuai-ajaran-
islam-200604i.html
https://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200515132525-289-503720/cara-berbagi-yang-
dianjurkan-islam
https://akurat.co/rahmah/id-1213468-read-7-manfaat-sedekah-menurut-alquran-dan-hadis
https://zakat.or.id/5-keutamaan-sedekah-dalam-islam/
https://ervanavrian.wordpress.com/2015/04/07/penegakanhukumislam/
https://muslim.or.id/44481-keistimewaan-dan-keutamaan-tauhid-bag-1.html
https://sites.google.com/site/ujppai/materi-kuliah/materi-03
https://core.ac.uk/download/pdf/297921818.pdf
https://umma.id/article/share/id/1002/272772
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sahabat_Nabi
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tabiin
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tabi%27ut_tabi%27in
https://muslim.or.id/18935-siapakah-salafus-shalih.html
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Salaf

21
LAMPIRAN

22

Anda mungkin juga menyukai