Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS


ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (ARC)

Oleh:
Fitrahlia Nurul Krisdianingrum 171021058
Grace Shinta Kojoba 171021090

LABORATORIUM MENGGAMBAR TEKNIK & PTLF


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2020
BAB I
ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (ARC)

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Perkembangan dunia usaha yang sangat pesat dengan diikuti
perkembangan teknologi serta perkembangan ekonomi yang semakin maju
menyebabkan permasalahan yang ada pada industri jasa semakin kompleks.
Salah satu masalah yang sering dijumpai dalam dunia industri terutama pada
industri yang sedang berkembang adalah masalah pada tata letak mesin dan
bahan baku produksi. Tata letak mesin dan bahan baku produksi pada
penerapannya berusaha menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap
tenaga kerja atau sebaliknya. Bagian dari penyerasian tersebut terdapat pada
layout produksi yaitu tata letak penempatan mesin dan bahan baku yang
mendukung kegiatan produksi dari pemindahan bahan baku hingga proses
produksi yang digunakan agar kegiatan produksi yang dilakukan berjalan
efektif dan efisien.
Tata letak adalah salah satu aspek penting yang sangat berpengaruh pada
kelangsungan proses produksi pada suatu perusahaan. Tata letak yang baik
akan memberikan aliran bahan yang efisien, jarak pemindahan bahan yang
lebih pendek, dan ongkos pemindahan bahan yang minimum. Seperti yang
diungkapkan oleh James M. Apple, tujuan keseluruhan rancang fasilitas
adalah membawa masukan (bahan-bahan) melalui setiap fasilitas dalam
waktu tersingkat yang memungkinkan. (Apple, 1997).
Metode Activity Relationship Chart (ARC) atau derajat hubungan
keterkaitan adalah suatu teknik untuk merencanakan keterkaitan antara
stasiun kerja berdasarkan derajat hubungan kegiatan yang dinyatakan
penilaian dengan menggunakan huruf dan angka yang menunjukkan alasan
untuk sandi tersebut. Dengan metode ini, dapat dibuat perancangan tata letak
baru sesuai dengan hubungan keterkaitan antara stasiun kerja agar kegiatan
produksi berjalan efektif dan efisien sehingga perusahaan dapat
mengoptimalkan hasil yang ingin dicapai. Mengingat pentingnya tata letak
fasilitas layout ini, maka perusahaan PT Layang Sworo dituntut untuk
mampu menambah kapasitas produksi, dikarenakan ketika banyak pesanan
perusahaan terkadang terlambat dalam pemenuhan pesanan dan kondisi
pabrik yang sekarang sudah terlalu sempit.
2. Tujuan
Tujuan dari praktikum Activity Relationship Chart (ARC) adalah:
a. Menentukan tingkat hubungan antar departemen dan alasannya.
b. Memperoleh suatu landasan bagi penyusunan departemen selanjutnya
yang diharapkan bisa lebih baik.
3. Manfaat
Manfaat dari praktikum Activity Relationship Chart (ARC) adalah:
a. Mengetahui langkah-langkah pembuatan Activity Relationship Chart
(ARC) dengan menganalisa hubungan antar aktivitas dalam perusahaan.
b. Mengidentifikasi semua fasilitas kerja atau departemen-departemen yang
akan diatur tata letaknya.

B. Landasan Teori
1. Pengertian Tata Letak
Tata letak merupakan suatu proses perancangan dan pengaturan tata letak
fasilitas fisik seperti mesin atau peralatan, lahan, bangunan, dan ruang untuk
mengoptimalkan keterkaiatan antara pekerja, aliran bahan, aliran informasi
dan metode yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan
secara efisien, ekonomis, dan aman (Apple, 1997).
Tata letak fasilitas adalah kumpulan unsur-unsur fisik yang diatur
mengikuti aturan atau logika tertentu dan merupakan bagian dari perancangan
fasilitas yang lebih fokus pada pengaturan unsur-unsur fisik (Hadiguna,
2008). Tata letak fasilitas menjadi sangat penting bagi suatu perusahaan
untuk dapat merancang penetapan fasilitas-fasilitas agar tidak mengganggu
kegiatan produksi.
2. Pengertian Activity Relationship Chart (ARC)
ARC merupakan nilai-nilai yang menunjukkan derajat hubungan dicatat
sekaligus dengan alasan-alasan mendasari dalam sebuah peta hubungan
aktivitas (Hadiguna, 2008). Suatu teknik untuk merencanakan keterkaitan
antara stasiun kerja berdasarkan derajat hubungan kegiatan yang dinyatakan
penilaian dengan menggunakan huruf dan angka yang menunjukkan alasan
untuk sandi tersebut.
Dalam perencanaan tata letak fasilitas harus dilakukan penganalisaan
yang optimal untuk mencegah adanya penghamburan waktu dan biaya akibat
harus terselenggaranya suatu aktivitas. Teknik untuk menganalisa hubungan
antar aktivitas yang ada adalah dengan menggunakan Activity relationship
chart (ARC). Peta keterkaitan diagram (Activity Relationship Chart)
merupakan suatu cara visual untuk merencanakan keterkaitan antar
departemen dari pabrik/fasilitas yang sedang dikaji. Keterkaitan tersebut
dilambangkan menggunakan 6 level/derajat (Wignjosoebroto, 1996),
sebagaimana pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Derajat Kedekatan
Derajat
Deskripsi Kode Warna
Kedekatan
A Mutlak perlu Merah
E Berdekatan Orange
I Sangat penting Hijau
O Penting Biru
U Biasa/cukup Putih
X Tidak perlu Coklat
Tidak diharapkan
Sumber: (Wignjosoebroto, 1996)
Selain simbol-simbol yang ada pada Tabel 1.1, diharuskan juga
mencantumkan alasan-alasan yang memberikan penjelasan mengapa simbol
atau warna tersebut digunakan. Hal terpenting adalah bahwa alasan tersebut
harus sesuai dengan tingkat hubungan aktivitas yang digambarkan. Untuk
selengkapnya alasan yang digunakan untuk menyatakan tingkat kepentingan
tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Alasan Hubungan Antar Aktivitas

No Alasan
1 Penggunaan catatan secara bersam
2 Menggunakan tenaga kerja yang sama
3 Menggunakan ruangan yang sama
4 Derajat kontak personel yang sering dilakukan
5 Derajat kontak kertas kerja yyang sering dilakukan
6 Urutan aliran kerja
7 Melaksanakan kegiatan yang sama
8 Menggunakan peralatan kerja yang sama
9 Kemungkinan adanya bau yang tidak sedap, bising dan
lain-lain
Sumber: (Wignjosoebroto, 1996)
3. Prosedur Pembuatan Activity Relationship Chart (ARC)
Nilai-nilai yang menunjukkan derajat hubungan dicatat sekaligus dengan
alasan-alasan yang mendasarinya dalam sebuah peta hubungan aktivitas
(Activity Relationship Chart) yang telah dikembangkan oleh Richard Muther.
Suatu peta hubungan aktivitas dapat dikontruksikan dengan prosedur sebagai
berikut (Wignjosoebroto, 2000):
a. Identifikasi semua fasilitas kerja atau departemen-departemen yang akan
diatur tata letaknya dan dituliskan daftar urutannya dalam peta.
b. Lakukan interview (wawancara) atau survey terhadap karyawan dari
setiap departemen yang tertera dalam daftar peta dan juga dengan
manajemen yang berwenang.
c. Definisikan kriteria hubungan antar departemen yang akan diatur
letaknya berdasarkan derajat keterdekatan hubungan serta alasan masing-
masing dalam peta. Selanjutnya tetapkan nilai hubungan tersebut untuk
setiap hubungan aktivitas antar departemen yang ada dalam peta.
d. Diskusikan hasil penilaian hubungan aktivitas yang telah dipetakan
tersebut dengan kenyataan dasar manajemen. Secara bebas beri
kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai. Checking,
rechecking dan tindakan koreksi perlu dilakukan agar ada konsistensi atau
kesamaan persepsi dari mereka yang terlibat dalam hubungan kerja.
4. Fungsi Activity Relationship Chart (ARC)
ARC memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Penyusunan urutan aktivitas dari pusat kerja atau departemen dalam suatu
kantor.
b. Lokasi kegiatan dalam suatu usaha pelayanan.
c. Lokasi pusat kerja dalam operasi perawatan atau dalam perbaikan.
d. Menunjukan hubungan suatu kegiatan yang lain serta alasannya.
e. Memperoleh suatu landasan bagi penyusunan daerah selanjunya.

C. Pengumpulan Data
1. Profil Perusahaan
PT. Layang Sworo adalah perusahaan yang bergerak di bidang
permbuatan layang – layang dengan memasok hasil produk yang
didistribusikan dengan skala nasional dan internasional. Produk utama dari
perusahaan ini adalah pembuatan layang – layang sederhana, tetapi juga bisa
membuat sesuai pesananan konsumen. Pabrik ini beroperasi dari senin hingga
sabtu selama 8 jam kerja dari pukul 08.00 – 16.00 WIB dengan waktu
istirahat dari pukul 12.00 – 13.00 kecuali hari jumat yaitu 11.00 – 13.00. Tipe
perusaahan adalah make to stock tetapi jika ada pesanan akan make to order.
Proses produksi perusahaan masih manual mengunakan tenaga manusia dan
didukung dengan beberapa mesin manual operator. Bahan untuk pembuatan
layang – layang yaitu: bambu, benang, lem, kertas, dan cat. Perusahaan ini
memiliki departemen produksi dan departemen penunjang, berikut adalah
aliran proses produksi:

Gambar 1.1 Aliran Proses Produksi di PT Layang Sworo


(Sumber: Data Praktikum PTLF, 2020)
2. Layout Perusahaan
Berikut merupakan layout perusahaan PT Layang Sworo

Gambar 1.3 Layout PT Layang Sworo


(Sumber: Data Praktikum PTLF, 2020)
Gambar 1.4 Lanjutan Layout PT Layang Sworo
(Sumber: Data Praktikum PTLF, 2020)
3. Operation Process Chart (OPC)
Berikut merupakan peta proses operasi pembuatan layang-layang di PT
Layang Sworo

Gambar 1.4 Operation Process Chart Layang-Layang


(Sumber: Data Praktikum PTLF, 2020)
D. Pembahasan

Gambar 1.5 Activity Relationship Chart PT Layang Sworo


(Sumber: Pengolahan Data dengan Aplikasi Visio, 2020)
Pada pembuatan Activity Relationship Chart (ARC) terdapat keterkaitan
antar setiap kegiatan dapat dilihat bahwa keterkaitan dengan simbol A,E,I banyak
digunakan pada satu bagian proses produksi terutama pada bahan baku, mesin
dan bagian kantor. Sedangkan simbol O,U,X banyak digunakan untuk
menggambarkan hubungan bagian kantor dengan fasilitas perusahaan lainnya di
luar kegiatan produksi.
Pada Activity Relationship Chart tersebut menggunakan alasan kedekatan
yaitu penggunaan catatan bersama, sesuai dengan aliran proses produksi, adanya
aliran arus pendek(konslet), adanya debu, melaksanakan kegiatan yang
dibutuhkan, menggunakan peralatan kerja yang sama, kemungkinan adanya
bau/bising, dan tidak ada hubungan. Perusahaan PT Layang Sworo merupakan
perusahaan manufaktur sehingga pada ARC tersebut terdapat alasan yang paling
dominan yaitu adanya urutan aliran proses dan melaksanakan kegiatan yang
dibutuhkan karena perusahaan mengolah dari barang mentah menjadi barang
setengah jadi yang outputnya berupa barang jadi, nantinya siap dipasarkan.
Fungsi ARC tersebut mampu menentukan tata letak fasilitas per departemen
yang didasarkan pada aliran produksi.
Pada ARC PT Layang Sworo dapat dilihat kedekatan antar setiap
departemen. Derajat kedekatan yang mempunyai jumlah paling besar adalah
derajat kedekatan O (biasa) sebanyak 137. Kemudian derajat kedekatan I
(penting) sebanyak 119, derajat kedekatan U (tidak perlu) sebanyak 50, derajat
kedekatan E (tidak diharapkan) sebanyak 44, derajat kedekatan X (tidak
diharapkan) sebanyak 28, dan derajat kedekatan A (mutlak perlu) sebanyak 24.
Sehingga jumlah keseluruhan dari semua kedekatan derajat yang sudah
ditentukan yaitu sebanyak 402.

E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
a. Adanya Activity Relationship Chart maka mampu menunjukkan keterkaitan
antar setiap kegiatan yang satu dengan yang lainnya serta alasan kedekatannya
dimana alasan yang dominan di ARC PT Layang Sworo yaitu urutan aliran
proses dan melaksanakan kegiatan yang dibutuhkan.
b. Gambaran Activity Relationship Chart dapat dijadikan landasan untuk
menyusun ruangan atau bagian pada perusahaan berdasarkan derajat
kedekatan antar departemen sehingga tata letak fasilitas perusahaan yang baru
mampu mengoptimalkan ruangan dan mengefisienkan proses produksi.
DAFTAR PUSTAKA

Apple, James M. 1977. Plant Layout and Material Handling, third edition. Mardiono,
Nurhayati M. T. (terjemahan) Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan (Edisi
Ketiga). Bandung: ITB.

Hadiguna, Rika Ampuh dan Heri Setiawan. 2008. Tata Letak Pabrik. Yogyakarta:
Andi Offset.

Wignjosoebroto, S., 1996, Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Guna Widya,
Surabaya.

Wignjosoebroto, Sritomo. 2000. Tata Letak dan Pemindahan Bahan. Surabaya: Guna
Widya..

Anda mungkin juga menyukai