Anda di halaman 1dari 17

KONSEP RUMAH SEHAT

Tugas Kelompok
Disusun Untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh:

DILIA ANGGRAENI INDRIYATI

SITI AMINAH

SARI WIDIANINGRUM

ANI ROALAENI

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NASIONAL
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang dalam kami sampaikan kehadirat Allah yang maha Esa,
karena berkat kemurahanNYA tugas ini dapat penulis selesaikan sesuai yang
diharapkan. Dalam Makalah ini penulis membahas tentang “Konsep Rumah
Sehat”
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan
Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional. Penulis sangat
menyadari dalam penyusunan tugas ini ada banyak sekali kekurangan, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk perbaikan dan memperluas wawasan penulis.

Penulis

Tim Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
A. Pengertian ............................................................................................ 3
B. Fungsi Rumah ...................................................................................... 4
C. Persyaratan Rumah Sehat .................................................................... 4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................... 13
B. Saran............................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perumahan merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Rumah atau
tempat tinggal, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman
purba manusia bertempat tinggal di gua-gua, kemudian berkembang dengan
mendirikan rumah di hutan-hutan dan di bawah pohon. Sampai pada abad
modern ini manusia sudah membangun rumah bertingkat dan diperlengkapi
dengan peralatan yang serba modern.
Rumah yang sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat
ditentukan oleh tersedianya sarana sanitasi perumahan. Sanitasi rumah adalah
usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap
struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung
yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Rumah juga merupakan salah
satu bangunan tempat tinggal yang harus memenuhi kriteria kenyamanan,
keamanan dan kesehatan guna mendukung penghuninya agar dapat bekerja
dengan produktif (Munif Arifin, 2009).
Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat
dengan penyakit berbasis lingkungan, dimana kecenderungannya semakin
meningkat akhir-akhir ini. Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih
merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Bahkan pada kelompok
bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan menyumbangkan lebih
80% dari penyakit yang diderita oleh bayi dan balita. Keadaan tersebut
mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan
lingkungan (Munif Arifin,2009).
Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf
kesehatan  jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit
dan mengurangi daya  kerja atau daya produktif seseorang. Rumah tidak
sehat ini dapat menjadi reservoir  penyakit bagi seluruh lingkungan, jika
kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu  rumah tetapi pada kumpulan

1
rumah  (lingkungan  pemukiman).  Timbulnya  permasalahan  kesehatan  di
lingkungan         pemukiman pada dasarnya disebabkan karena           tingkat
kemampuan  ekonomi masyarakat  yang  rendah,  karena  rumah  dibangun
berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo, 2003).

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada Makalah ini yaitu Apa pengertian Rumah
Sehat, Fungsi Rumah, dan Persyaratan Rumah Sehat.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui Konsep Rumah Sehat dan dapat diterapkan dalam
Kehidupan Sehari – hari.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan pengertian Rumah Sehat,
b. Mendeskripsikan Fungsi Rumah,
c. Mendeskripsikan Persyaratan Rumah Sehat

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Dalam Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan
dan Pemukiman, perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan
prasarana dan sarana lingkungan. Rumah adalah sebuah tempat tujuan akhir
dari manusia.
Rumah menjadi tempat berlindung dari cuaca dan kondisi
lingkungan sekitar, menyatukan sebuah keluarga, meningkatkan sebuah
keluarga, meningkatkan tumbuh kembang kehidupan setiap manusia,dan
menjadi bagian dari gaya hidup manusia. Sedangkan pengertian Sehat
menurut WHO adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental
maupun sosial budaya, bukan hanya keadaan yang bebas penyakit dan
kelemahan (kecacatan).
Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas
bagi seluruh  pemakainya,  sehingga  kebutuhan  ruang  dan  aktivitas  setiap
penghuninya dapat berjalan dengan baik. Lingkungan rumah juga sebaiknya
terhindar dari faktor - faktor yang dapat merugikan kesehatan ( Hindarto,
2007 ). Rumah sehat dapat diartikan sebagaitempat berlindung, bernaung, dan
tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna
baik fisik, rohani, maupun sosial ( Sanropie dkk, 1991 ). Sedangkan menurut
Hermawan (2010) yang dikutip dari Azwar, rumah sehat adalah tempat
berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristrahat sehingga
menimbulkan kehidupan yang sempurna baik fisik,rohani maupun sosial.

3
B. Fungsi Rumah
Fungsi rumah bagi manusia yang diposkan oleh suhadi (2007) yang
dikutip dari  Azwar adalah :
a. Sebagai tempat untuk melepaskan lelah, beristirahat setelah penat
melaksanakan kewajiban sehari-hari.
b. Sebagai tempat untuk bergaul dengan keluarga atau membina rasa
kekeluargaan bagi segenap anggota keluarga yang ada.
c. Sebagai tempat untuk melindungi diri dari bahaya yang datang
mengancam.
d. Sebagai lambang status sosial yang dimiliki yang masih dirasakan hingga
saat ini.
e. Sebagai tempat untuk meletakan atau menyimpan barang-barang
berharga yang dimiliki, yang terutama masih ditemui pada masyarakat
pedesaan.

C. Persyaratan Rumah Sehat


Menurut Budiman Chandra (2007), persyaratan rumah sehat yang
tercantum dalam Residential Environment dari WHO (1974) antara lain :
a. Harus dapat berlindung dari hujan, panas, dingin, dan berfungsi sebagai
tempat istrahat.
b. Mempunyai tempat-tempat untuk tidur, memasak, mandi, mencuci, kakus
dan kamar mandi.
c. Dapat melindungi bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran.
d. Bebas dari bahan bangunan berbahaya.
e. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi
penghuninya dari gempa, keruntuhan, dan penyakit menular.
f. Memberi rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi.
Persyaratan rumah sehat berdasarkan pedoman teknis penilaian 
rumah sehat (Depkes RI, 2007).
a. Memenuhi kebutuhan psikologis anatara lain privasi yang cukup,
komunikasi  yang  sehat  antar  anggota  keluarga  dan  penghuni  rumah,

4
adanya ruangan khusus untuk istirahat (ruang tidur), bagi masing-
maing penghuni.
b. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni
rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah
tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak
berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan
minuman dari pencemaran, disamping  pencahayaan dan penghawaan
yang cukup.
c. Memenuhi   persyaratan   pencegahan   terjadinya   kecelakaan  baik
yang timbul karena  pengaruh luar dan dalam rumah, antara lain
persyaratan garis sempadan jalan,  konstruksi bangunan rumah, bahaya
kebakaran dan kecelakaan di dalam rumah.
Persyaratan rumah sehat menurut Winslow dan APHA yang dikutip
(Ircham Machfoedz, 2008) adalah sebagai berikut :
1) Memenuhi kebutuhan fisiologis, yang meliputi :
a. Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat
dipelihara atau dipertahankan temperatur lingkungannya. Sebaiknya
temperature udara dalam ruangan harus lebih rendah paling sedikit
4°C  dari temperatur udara luar untuk daerah tropis. Umumnya
temperatur kamar 22°C - 30°C sudah cukup segar.
b. Rumah  tersebut  harus  terjamin  pencahayaannya  yang dibedakan
atas cahaya matahari ( penerangan alamiah ) serta penerangan dari
nyala api lainnya ( penerangan buatan ). Semua penerangan ini
harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu gelap atau tidak
menimbulkan rasa silau.
c. Rumah tersebut harus mempunyai ventilasi yang sempurna sehingga
aliran udara segar dapat terpelihara. Luas lubang ventilasi tetap,
minimum 5% dari luas lantai ruangan, sedangkan luas  lubang
ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5% luas
lantai sehingga jumlah keduanya menjadi 10% dari luas lantai.

5
d. Ruangan. Ini diatur sedemikian rupa agar udara yang masuk tidak
terlalu deras dan tidak terlalu sedikit.
e. Rumah tersebut harus dapat melindungi penghuni dari gangguan
bising yang berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan
kesehatan baik langsung maupun dalam jangka waktu relatif lama.
Gangguan yang dapat muncul antara lain gangguan fisik seperti
kerusakan alat pendengaran dan gangguan mental seperti mudah
marah dan apatis.
f. Rumah tersebut harus memiliki luas yang cukup untuk aktivitas dan
untuk anak- anak dapat bermain. Hal ini penting agar anak
mempunyai kesempatan bergerak, bermain dengan leluasa di
rumah agar pertumbuhan badannya akan lebih baik, juga agar
anak tidak bermain di rumah  tetangganya, di jalan atau tempat
lain yang membahayakan.
2) Memenuhi kebutuhan psikologis, yang meliputi :
a. Cukup aman dan nyaman bagi masing-masing penghuni. Adanya
ruangan khusus untuk istirahat bagi masing-masing penghuni,
seperti kamar tidur  untuk ayah dan ibu. Anak-anak berumur di
bawah 2 tahun masih diperbolehkan satu kamar tidur dengan ayah
dan ibu. Anak-anak di atas 10 tahun laki-laki dan perempuan tidak
boleh dalam satu kamar tidur. Anak-anak di atas 17 tahun
mempunyai kamar tidur sendiri.
b. Ruang duduk dapat dipakai sekaligus sebagai ruang makan
keluarga, dimana anak-anak sambil makan dapat berdialog langsung
dengan orang tuannya.
c. Dalam memilih letak tempat tinggal, sebaiknya di sekitar tetangga
yang memiliki tingkat ekonomi  yang relatif sama, sebab bila   
bertetangga dengan orang yang lebih kaya atau lebih miskin akan
menimbulkan tekanan batin. Dalam meletakkan kursi dan meja di
ruangan jangan sampai menghalangi lalu lintas dalam ruangan.

6
d. W.C.   (Water  Closet)  dan  kamar  mandi  harus  ada  dalam 
suatu  rumah  dan terpelihara kebersihannya. Biasanya orang
tidak senang atau gelisah bila terasa ingin buang air besar tapi 
tidak mempunyai W.C. sendiri karena harus antri di W.C. orang
lain atau harus buang air besar di tempat terbuka seperti sungai
atau kebun.
e. Untuk memperindah pemandangan, perlu ditanami tanaman hias,
tanaman bunga yang kesemuanya diatur, ditata, dan dipelihara
secara rapi dan bersih, sehingga menyenangkan bila dipandang.
3) Mencegah penularan penyakit, yang meliputi:
a. Penyediaan Air Bersih yang memenuhi syarat kesehatan
b. Bebas dari kehidupan serangga dan tikus
c. Pembuagan sampah
d. Pembuangan air limbah
e. Pembuangan Tinja
f. Bebas pencemaran makanan dan minuman.
4) Mencegah terjadinya kecelakaan
Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi
penghuni dari  kemungkinan terjadinya bahaya atau kecelakaan.
Termasuk dalam persyaratan ini antara lain  bangunan yang kokoh,
tangga yang tidak terlalu curam dan  licin, terhindar dari bahaya
kebakaran, alat-alat listrik yang terlindung, tidak menyebabkan keracunan
gas   bagi   penghuni,  terlindung  dari   kecelakaan  lalu  lintas,dan   lain
sebagainya (Azwar, 1990; CDC, 2006; Sanropie, 1991).
Menurut Soedjajadi (2006), persyaratan rumah sehat harus dapat
mencegah atau mengurangi resiko kecelakaan seperti jatuh, keracunan dan
kebakaran. Persyaratan tersebut meliputi:
 Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat.
 Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api.
 Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya
racun  dan gas.

7
 Lantai  terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga  bahaya jatuh
dan kecelakaan mekanis dapat dihindari.
 Memenuhi  kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan,
penghawaan dan ruang   gerak   yang     cukup, terhindar          dari     
kebisingan yang mengganggu.
Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman
menurut Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes)
No.829/Menkes/SK/VII/ 1999 meliputi dua aspek yaitu :
1) Lingkungan perumahan yang terdiri dari lokasi, kualitas udara, kebi
singan dan getaran, kualitas tanah, kualitas air tanah, sarana dan
prasarana lingkungan, binatang penular penyakit dan penghijauan.
2) Rumah tinggal yang terdiri dari bahan bangunan, komponen dan pena
taan ruang rumah, pencahayaan, kualitas udara, ventilasi, binatang
penular penyakit, air, makanan, limbah, dan kepadatan hunian ruang
tidur.
Adapun persyaratan kesehatan lingkungan perumahan menurut
Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.829/Menkes/SK/VII/ 1999
sebagai  berikut :
a. Lokasi
 Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran
sungai, aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah
gempa, dan sebagainya;
 Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA)
sampah atau bekas tambang;
 Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran
seperti alur pendaratan penerbangan.
b. Kualitas udara
 Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari
gangguan gas beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan
sebagai berikut :

8
- Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi g/m3 ;g
maksimum 150 Debu dengan diameter kurang dari 10
- Gas SO2 maksimum 0,10 ppm;
- Debu maksimum 350 mm3 /m2 per hari.
c. Kebisingan dan getaran
 Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A;
 Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik.
d. Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman
 Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg
 Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg
 Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg
 Kandungan Benzopyrene maksimum 1 mg/kg
e. Prasarana dan sarana lingkungan
 Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga
dengan konstruksi yang aman dari kecelakaan;
 Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan
vektor penyakit;
 Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan
tidak mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak
membahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat, jembatan harus
memiliki pagar pengaman, lampu penerangan, jalan tidak
menyilaukan mata;
 Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang
memenuhi persyaratan kesehatan;
 Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus
memenuhi persyaratan kesehatan;
 Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi
syarat kesehatan;

9
 Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi,
tempat kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan lain
sebagainya;
 Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya;
 Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi
kontaminasi makanan yang dapat menimbulkan keracunan.
f. Vektor penyakit
 Indeks lalat harus memenuhi syarat.
 Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.
g. Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan
pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian
alam.
Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut
Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut :
1) Bahan bangunan
 Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat
membahayakan kesehatan, antara lain : debu total kurang dari 150
mg/m2 , asbestos kurang dari 0,5 serat/m3 per 24 jam, plumbum
(Pb) kurang dari 300 mg/kg bahan;
 Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan
berkembangnya mikroorganisme patogen.
2) Komponen dan penataan ruangan
 Lantai kedap air dan mudah dibersihkan;
 Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci
kedap air dan mudah dibersihkan;
 Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan
kecelakaan;
 Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir;
 Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya;

10
 Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.
3) Pencahayaan
Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung
dapat menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal
60 lux dan tidak menyilaukan mata.
4) Kualitas udara
 Suhu udara nyaman antara 18 – 30 o C;
 Kelembaban udara 40 – 70 %;
 Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam;
 Pertukaran udara 5 kaki 3 /menit/penghuni;
 Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam;
 Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3
5) Ventilasi : Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10%
luas lantai.
6) Vektor penyakit : Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang
di dalam rumah.
7) Penyediaan air
 Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60
liter/ orang/hari;
 Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau
air minum menurut Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907
tahun 2002.
8) Pembuangan Limbah
 Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air,
tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah;
 Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan
bau, tidak mencemari permukaan tanah dan air tanah.
9) Sarana Penyimpanan Makanan
Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman.

11
10) Kepadatan hunian Luas kamar tidur minimal 8 m2 dan dianjurkan tidak
untuk lebih dari 2 orang tidur.

Persyaratan      tersebut           diatas   berlaku            juga terhadap


kondominium, rumah susun (rusun), rumah toko (ruko), rumah kantor (rukan)
pada  zona  pemukiman. Pelaksanaan  ketentuan  mengenai persyaratan   
kesehatan   perumahan   dan   lingkungan   pemukiman menjadi tanggung
jawab pengembang            atau penyelenggara pembangunan perumahan, dan
pemilik  atau penghuni rumah tinggal untuk rumah.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat beristirahat dan
berlindung, tetapi juga sebagai sarana untuk memperbaiki kesehatan.
Untuk itu rumah harus memenuhi syarat syarat kesehatan. Rumah yang
memenuhi syarat kesehatan disebut rumah sehat. Rumah sehat tidak harus
mahal dan mewah. Tetapi, rumah sehat harus memenuhi syarat syarat
kesehatan. Oleh karena itu, rumah yang sederhana jika memenuhi syarat
syarat kesehatan juga dapat dikatakan rumah sehat.

B. Saran
Yang perlu dilakukan agar rumah menjadi sehat :
a) membuka jendela kamar setiap pagi dan siang.
b) Membersihkan rumah dan halaman rumah setiap hari.
c) Kamar mandi dijaga kebersihannya setiap hari.
d) Membuang sampah pada tempatnya.
e) Mendapat penerangan yang cukup.
f) Dinding diusahakan terang.
g) Menata rapi barang di rumah.
h) Melakukan penghijauan pada halaman.
i) Menguras bak mandi.
j) Mengubur barang bekas.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Budiman Chandra.2007. Pengantar Kesehatan Lingkugan. Jakarta:EGC


2. Depkes RI – Ditjen PPM dan PL (2002) Pedoman Teknis Penilaian Rumah
Sehat.
3. Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 ttg Persyaratan Kesehatan
Perumahan.
4. Mahfoedz, Irham.2008, Menjaga Kesehatan Rumah Dari Berbagai Penyakit.
Jogyakarta.
5. Munif Arifin, 2009. Rumah Sehat dan Lingkunganya. diakses dari
environmentalsanitation.wordpress.com, November November 2011.
6. Notoatmodjo,  S.  2003.  Ilmu Kesehatan Masyarakat,  Prinsip-prinsip Dasar.
Jakarta: Rineka Cipta.
7. http://lovalend.wordpress.com/

14

Anda mungkin juga menyukai