Anda di halaman 1dari 16

ULASAN TEMA KEISLAMAN:

1. KEISTIMEWAAN DAN KEBENARAN KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM


2. SAINS&TEKNOLOGI DALAM AL-QUR’AN DAN AL-HADITS
3. GENERASI TERBAIK MENURUT AL-HADITS
4. PENGERTIAN SALAF (REFERENSI HADITS)
5. ISLAM, AJARAN TENTANG BERBAGI SERTA KEADILAN PENEGAKAN
HUKUM

Disusun sebagai tugas terstruktur Mata Kuliah: Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampuh: Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

DISUSUN OLEH :

NAMA : MIA AGUTINA

NIM : D1A019352

FAKULTAS/PRODI : HUKUM/ILMU HUKUM

SEMESTER : 3 (TIGA)

ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MATARAM

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji sukur alhamdulillah saya haturkan kepada Allah SWT. karena atas rahmat
dan karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas ini. Sholawat serta salam semoga
Allah SWT limpahkan kepada Rasulullah SAW yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti yang kita rasakan saat ini.

Terima kasih saya sampaikan kepada bapak Dr. Taufiq Ramdani, S. Th.I, M.Sos.
yang telah membimbing juga selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama
Islam. Saya berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya,
terutama untuk saya sendiri. Saya sadar bahwa tugas yang saya buat ini masih jauh dari
kata sempurna, saya berharap bapak selaku dosen dan juga pembaca dapat memberikan
kritik serta saran yang dapat membangun tugas ini.

Demikian kata pengantar yang dapat saya sampaikan, apabila terdapat


kekurangan atau kesalahan yang mungkin tidak berkenan mohon di maafkan. Karena
sesungguhnya manusia tak luput dari kesalahan.

Penyusun, Mataram, 9 Oktober 2020

Nama: Mia Agustina

NIM: D1A019352

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER.....................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................iii

I. Keistimewaan dan Kebenaran Konsep Ketuhanan dalam islam......4


II. Sains dan Teknologi, Al-Qur’an dan Hadits.....................................8
III. Generasi Terbaik Menurut Al-Hadits...............................................10
IV. Pengertian Salaf Menurut Al-Hadits................................................12
V. Islam: Ajaran tentang Berbagi serta Keadilan Penegakan Hukum. .13

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................15

LAMPIRAN.................................................................................................16

iii
I. Keistimewaan dan Kebenaran Konsep Ketuhanan dalam Islam
A. Keistimewaan

Tuhan didalam islam yaitu Allah SWT. Allah di dalam islam didefinisikan sebagai
yang menciptakan alam semesta beserta isinya, tidak dapat dilihat, tidak berwujud,
memiliki nama-nama terbaik, dan lain sebagainya. Allah memiliki 99 nama terbaik yang
mewakili sifat-Nya atau biasa disebut dengan Asma’ul Husna. Dalam agama islam
meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang wajib disembah, karena Allah
adalah satu-satunya Tuhan yang paling adil dan peduli pada hamba-Nya.

Allah mengutus 25 nabi ke dunia untuk mengajarkan agama islam pada umat-
Nya. Nabi Adam adalah nabi sekaligus manusia pertama yang di utus oleh Allah SWT.
Kemudian di ikuti oleh nabi lainnya hingga diutus nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad
SAW. Nabi-nabi tersebut adalah salah satu bukti bahwa Allah itu ada, dan para nabi
menjelaskan serta membuktikan keberadaan Allah dan mengapa Allah tidak berwujud.
Nabi-nabi tersebut mendapat ujian masing-masing pada zamannya masing-masing.
Pada zaman sekarang kisah nabi dapat di pelajari dengan gampang, karena banyak
sekali orang yang menulis buku tentang kisah dan perjuangan para nabi.

Allah juga menurunkan kitab-kitab yang digunakan untuk membantu para nabi
menyebar luaskan agama islam. Ada 4 kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi2
terpilih atau disebut juga dengan Ulul Azmi (para pemimpin). Berikut kitab yang
diturunkan Allah dari yang pertama, yaitu:

a. Kitab Taurat diturukan kepada Nabi Musa A.S


b. Kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud A.S
c. Kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa A.S, dan
d. Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Dalam islam, Allah menjanjikan bahwa orang yang senantiasa beriman


kepada-Nya, maka Allah SWT akan melindunginya. Seperti yang tercantum dalam QS.
Ar-Ruum: 47, yaitu:

۟ ‫ِين أَجْ َرم‬


ۖ ‫ُوا‬ ِ ‫َو َل َق ْد أَرْ َس ْل َنا مِن َق ْبل َِك ُر ُساًل إِ َل ٰى َق ْوم ِِه ْم َف َجٓاءُوهُم ِب ْٱل َب ِّي ٰ َن‬
َ ‫ت َفٱن َت َق ْم َنا م َِن ٱلَّذ‬
َ ‫ان َح ًّقا َع َل ْي َنا َنصْ ُر ْٱلم ُْؤ ِمن‬
‫ِين‬ َ ‫َو َك‬

4
Artinya: “ Dan sesungguhnya kami telah mengutus sebelum kamu beberapa orang
Rasul kepada kaumnya, mereka datang kepadanya dengan membawa keterangan-
keterangan(yang cukup), lalu kami melakukan pembalasan terhadap orang-orang
yang berdosa. Dan kami akan selalu berkewajiban menolong orang-orang yang
beriman” (QS. Ar-Ruum: 47)
Selain itu, Allah juga menjanjikan kepada orang-orang yang beriman
bahwasanya Ia akan memberikan petunjuk yang tidak akan menyesatkan. Seperti
yang dijelaskan dalam QS. Al-Hajj : 54, yaitu:

‫ت َلهُۥ قُلُو ُب ُه ْم ۗ َوإِنَّ ٱهَّلل َ َل َها ِد‬


َ ‫وا ِبهِۦ َف ُت ْخ ِب‬ ۟ ‫ِين أُو ُت‬
َ ‫وا ْٱلع ِْل َم أَ َّن ُه ْٱل َح ُّق مِن رَّ ِّب‬
۟ ‫ك َفي ُْؤ ِم ُن‬ َ ‫َولِ َيعْ َل َم ٱلَّذ‬
‫ِين َءا َم ُن ٓو ۟ا إِ َل ٰى صِ ٰ َرطٍ مُّسْ َتق ٍِيم‬
َ ‫ٱلَّذ‬
Artinya: “ Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al-
Quran itulah yang hak dari Tuhan mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka
kepada-Nya dan sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang
beriman kepada jalan yang lurus”. (QS. Al-Hajj: 54)

Dan juga menjanjikan kepada orang-orang yang beriman serta berilmu


pengetahuan bahwa Allah SWT akan meninggikan derajat mereka. Seperti yang
dijelaskan dalam QS. Al-Mujadallah/58: 11, yaitu:

‫ِس َفا ْف َسحُوا َي ْف َس ِح هَّللا ُ َل ُك ْم ۖ َوإِ َذا قِي َل‬


ِ ‫ِين آ َم ُنوا إِ َذا قِي َل َل ُك ْم َت َف َّسحُوا فِي ْال َم َجال‬َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬
َ ُ‫ت ۚ َوهَّللا ُ ِب َما َتعْ َمل‬
‫ون‬ ٍ ‫ِين أُو ُتوا ْالع ِْل َم د ََر َجا‬ َ ‫ش ُزوا َيرْ َف ِع هَّللا ُ الَّذ‬
َ ‫ِين آ َم ُنوا ِم ْن ُك ْم َوالَّذ‬ ُ ‫ش ُزوا َفا ْن‬ ُ ‫ا ْن‬
‫َخ ِبي ٌر‬
Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berlapang-
lapanglah dalam Majelis” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberikan
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan “ Berdirilah Kamu” maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui
apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Mujadallah/58: 11)

5
Ada banyak lagi janji Allah kepada umat-Nya yang senantiasa beriman kepada-
Nya. Yang dimaksud beriman yaitu umat-Nya yang senantiasa beribadah dan
mengikuti aturan agama serta menjauhi larangan-larangan yang telah Allah Berikan.

B. Kebenaran

Islam adalah agama yang sudah jelas kebenarannya. Hal itu telah dibuktikan sejak
zaman nabi dan rosul dan juga telah dibuktikan oleh beberapa ilmuan yang pada
akhirnya memutuskan dirinya untuk masuk agama islam. Pada zaman nabi dan rosul
banyak sekali kejadian-kejadian tak terduga yang dapat menyelamatkan orang
beriman dan pengikut nabi serta membuat orang kafir berpindah keyakinan dan masuk
ke dalam Agama Islam. Hal tersebut biasa disebut dengan nama Mu’jizat, contohnya
pada kisah Nabi Musa AS. pada kisah Nabi Musa AS, ia adalah anak dari raja Fir’aun
yang kejam dan menganggap dirinya adalah tuhan. Sedangkan Nabi Musa AS
mempercayai bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan dan tidak ada Tuhan selain
Allah. Nabi Musa AS dan raja Fir’aun adalah keluarga yng bertolak belakang alias
bertentangan antara keduanya. Sehingga pada suatu hari Nabi Musa AS dikejar oleh
raja Fir’aun dan umatnya sampai Nabi Musa AS terhenti karena di depannya terdapat
lautan yang besar dan tidak ada jalan untuk melarikan diri lagi. Kemudian Nabi Musa
AS diberi Mu’jizat oleh Allah SWT, yaitu terbelahnya lautan yang besar menjadi
sebuah jalan untuk nabi Musa dan umatnya menyelamatkan diri pada saat ia
mengetuk tongkat yang selalu dibawanya ke tanah. Pada saat itu, Nabi Musa AS
berlari melewati jalan tersebut Bersama Umatnya untuk menyelamatkan diri. Dan pada
saat Fir,aun melihat hal tersebut, ia terkejut namun tetap ingin menangkap Nabi Musa
AS dan ikut berlari melewati jalan yang dibuat Nabi Musa tersebut. Pada akhirnya,
Nabi Musa AS selamat sampai di ujung jalan sedangkan raja Fir’aun masih di tengah
jalan dan seketika jalan tersebut berubah menjadi lautan kembali. Raja Fir’aun dan
pengikutnya tenggelam dan meninggal di tengah laut. Itu adalah salah satu contoh
kebenaran bahwa Allah itu ada dan selalu membantu umatnya yang selalu beriman
kepada-Nya.

Pada zaman sekarang juga masih banyak fakta bahwa Allah itu ada. Banyak
ilmuan yang meneliti kebenaran kejadian-kejadian dalam Al-Quran yang pada akhirnya
membuatnya memutuskan masuk agama islam. Al-Qur’an adalah kitab Allah yang

6
paling terbaik dan juga sesuai dengan sains, hal ini di jelaskan pada QS. Al-Hijr: 9,
yaitu:

ِّ ‫إِ َّنا َنحْ نُ َن َّز ْل َنا‬


ُ ‫الذ ْك َر َوإِ َّنا َل ُه َل َحاف‬
‫ِظون‬
Artinya: “ sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Quran, dan sesungguhnya
kami benar-benar memeliharanya”. (QS. Al-Hijr: 9)

Dan kemudian banyak yang mencoba membuktikan kebenaran dari Al-Quran


tersebut. Contohnya yaitu seorang ilmuwan yang bernama Danielle Lo Duca. Ia adalah
salah satu orang yang tidak mempercayai adanya Tuhan, , meski dia terlahir dari
orang tua yang beragama Khatolik. Ia sering membaca buku-buku agama yang
menceritakan tentang Tuhan dan ia selalu menertawainya karena pikirnya yang
terdapat dalam buku-buku yang ia baca itu tidak kritis. Namun, saat pertama kali ia
membaca Al-Qur’an ia mendapat sensasi membaca yang berbeda, ia merasa apa
yang dibacanya seakan-akan benar terjadi. Dan dia menemukan teori BigBang yang
ada di dunia sains, ternyata telah ada pada Al-Qur’an sejak zaman dahulu. Hal itu ada
pada QS. Al-Anbiya ayat 30, yaitu:

‫ض َكا َن َتا َر ْت ًقا َف َف َت ْق ٰ َن ُه َما ۖ َو َج َع ْل َنا م َِن ْٱل َمٓا ِء ُك َّل‬


َ ْ‫ت َوٱأْل َر‬
ِ ‫ِين َك َفر ُٓو ۟ا أَنَّ ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬
َ ‫أَ َو َل ْم َي َر ٱلَّذ‬
َ ‫َشىْ ٍء َحىٍّ ۖ أَ َفاَل ي ُْؤ ِم ُن‬
‫ون‬
Artinya: “ dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah sesuatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara
keduanya. Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapa
mereka tidak juga beriman?”. (QS. Al-Anbiya:30)

Dalam ayat tersebut menjelaskan bumi awalnya adalah sesuatu yang padu dan
kemudian di pisahkan, hal itu terdapat pada teori BigBang. Dan lanjutan ayat tersebut
yang menjelaskan bahwa segala sesuatu yang hidup berasal dari air, Lo Duca terdiam
dan berfikir bahwa hal tersebut baru saja di temukan oleh para ilmuwan. Kemudian ia
merasa bahwa kebenaran ada di depan matanya setelah ia membaca al-qur’an.
Kemudian ia memutuskan untuk masuk islam dan mempelajarinya.

7
Dari contoh diatas kita dapat menyimpulkan bahwa islam adalah agama Allah yang
sangat istimewa dan Allah benar-benar ada, ia selalu membantu umatnya yang
senantiasa beribadah dan taat kepada perintahnya.

II. Sains dan Teknologi, Al-Qur’an dan Hadits


A. Sains dan teknologi

Sains dan teknologi adalah dua kata yang berbeda namun berhubungan antara
keduanya. Dalam mengembangkan sains dibutuhkan juga teknologi yang canggih
untuk membantu prosesnya. Sains adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui
pembelajaran dan pembuktian yang melingkupi suatu kebenaran umum dari hukum-
hukum alam yang terjadi dan dapat dibuktikan secara ilmiah. Sedangkan teknologi
menurut Wikipedia Bahasa Indonesia adalah sarana yang digunakan untuk
menyediakan barang-barang bagi kelangsungan hidup dan kenyamanan hidup
manusia. Teknologi dapat berupa alat yang digunakan untuk membantu sains, juga
dapat berupa hasil dari sains itu sendiri.

B. Al-Qur’an dan Hadits

Al-Qur’an dan Hadits juga adalah sesuatu berbeda namun memiliki hubungan. Apa
yang tidak kita mengerti didalam Al-Qur’an terdapat penjelasan yang lebih terperinci
di dalam Hadits. Al-Qur’an adalah kitab yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW yang berisi wahyu Allah untuk umat muslim. Sedangkan Hadits
adalah perkataan (sabda) perbuatan dan ketetapan juga persetujuan dari Nabi
Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan atau hukum dalam agama islam.

Hubungan antara keempatnya ( sains, teknologi, al-qur’an, dan hadits),


yaitu:

Sains sering sekali mencari kebenaran untuk pengetahuan. Dan apa yang
ditemukan oleh para ilmuan sains telah tercantum dalam al-qur’an dan hadits yang
telah ada sejak zaman dahulu kala. Dalam proses pembuktian sains tentunya
dibutuhkan alat atau teknologi yang canggih, dan telah teruji. Salah satu contoh
hubungan sains, teknologi, al-qur’an dan hadits, yaitu pada QS. Al-Alaq : 1-5.

‫ِّك الَّ ِذيْ َخ َل ۚ َق‬


َ ‫– ِا ْق َر ْأ ِباسْ ِم َرب‬

8
‫ان ِمنْ َع َل ۚ ٍق‬
َ ‫– َخ َل َق ااْل ِ ْن َس‬

َ ‫– ِا ْق َر ْأ َو َرب‬
‫ُّك ااْل َ ْك َر ۙ ُم‬

‫– الَّ ِذيْ َعلَّ َم ِب ْال َق َل ۙ ِم‬

َ ‫– َعلَّ َم ااْل ِ ْن َس‬


‫ان َما َل ْم َيعْ َل ۗ ْم‬
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah dan Tuhanmu lah yang Maha
mulia, yang mengajar manusia dengan pena, dia mengajarkan manusia apa yang
tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq : 1-5)

Dalam ayat di sebutkan “bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu” maksudnya


yaitu umat islam diperintah kan agar menambah ilmu pengetahuan dengan membaca
namun tidak lupa dibarengi dengan ibadah. Kemudian “dia menciptakan manusia dari
segumpal darah”. Ia menjelaskan bahwa manusia di ciptakan dari segumpal darah,
dan hal tersebut baru ditemukan dalam sains sedangkan hal tersebut telah dijelaskan
Al-qur’an dan hadits. Ia terus memerintahkan kepada umatnya agar membaca, lalu ia
mengajarkan mereka caranya menulis dengan pena. Dan sesungguhnya apa yang
tidak diketahui manusia, Allah akan mengajarinya.

Pada ayat kedua dijelaskan dalam hadits rasulullah, yaitu:

“sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaan dalam Rahim ibunya selama


empat puluh hari (berupa nutfah/sperma). Kemudian menjadi alaqah (segumpal
darah) selama waktu itu juga, kemudian menjadi mudghah (segumpal daging) selama
waktu itu pula, kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniup ruh kepadanya dan
mencatat empat perkara yang telah ditentukan, yaitu: rezeki, ajal, amal perbuatan,
dan sengsara atau bahagianya…”
Hadits tersebut membuktikan bahwa penciptaan manusia telah dijelaskan sejak
dahulu, dan para ilmuan baru menemukannya itupun dibantu teknologi yang canggih.
Sedangkan al-qur’an dan hadits telah lebih dahulu menjelaskannya.

9
III. GENERASI TERBAIK MENURUT AL-HADITS

Generasi terbaik disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW, yaitu:


“ Sebaik-baik manusia adalah pada generasiku (yakni sahabat), kemudia orang-orang
yang mengiringi nya (Tabi’in), kemudian orang-orang yang mengiringinya (Tabi’ut
Tabi’in).”
Dalam hadits tersebut dijelaskan bahwa generasi terbaik adalah generasi
Rasulullah yaitu para sahabatnya dan dua generasi setelahnya yaitu tabi’in dan tabi’ut
tabi’in. Generasi-generasi tersebut adalah generasi yang istimewa sehingga disebutkan
dalam hadits Rasulullah SAW. Tiga generasi tersebut disebut sebagai generasi terbaik
karena generasi tersebut adalah orang yang paling baik, paling selamat, dan paling
mngetahui dalam memahami islam. Dan juga mereka adalah para pendahulu yang
memiliki keshalihan yang tertinggi, seperti yang dijelaskan dalam hadits as-shalafu ash-
shalih. Berikut penjelasan dari generasi-generasi tersebut.

1. Sahabat Nabi

Sahabat nabi adalah orang-orang yang beruntung yang dapat membantu


perjuangan Nabi Muhammad SAW, juga dapat melihat dan bertemu nabi. Para
sahabat nabi mempelajari dan mengimani islam secara langsung dari Nabi
Muhammad SAW. Para sahabat nabi juga rela meninggal demi Allah dan Rasul.
Berikut beberapa nama sahabat Nabi Muhammad SAW:

- Abdullah Bin Umar


- Abdurrahman Bin Auf
- Abu Bakar
- Abu Dzar Al-Ghiffari
- Abu Hurairah, DLL
2. Tabi’in

Tabi’in adalah generasi yang hidup setelah Nabi Muhammad SAW telah wafat,
sehingga mereka tidak dapat melihat dan bertemu dengan nabi, namun tetap beriman
dengan ajaran nabi melalui para sahabat nabi. Berikut adalah beberapa nama yang
termasuk generasi tabiin:

10
- Umar Bin Abdul Aziz
- Urwah Bin Zubair
- Ali Zainal Abidin Bin Al-Husain
- Muhammad Bin Al-Hanafiyah
- Hasan Al-Bashri, DLL
3. Tabi’ut Tabi’in

Tabi’ut tabi’in adalah generasi setelah generasi tabi’in dan tetap bertemu dengan
generasi tabi’in, namun tidak bertemu dengan para sahabat nabi. Generasi ini belajar
islam dari generasi tabi’in. Generasi ini adalah generasi terbaik terakhir yang di
katakana nabi. Berikut adalah beberapa nama yang termasuk generasi tabi’ut tabi’in:

- Imam Malik Bin Anas


- Sufyan Bin Uyainah
- Sufyan Ats-Tsauri
- Al’Auza’i
- Al-Laits Bin Saad, DLL.

11
IV. PENGERTIAN SALAF MENURUT AL-HADITS

Salaf diartikan sebagai mereka yang telah berlalu. Salaf juga diartikan sebagai
siapa saja yang mendahuluinya, seperti yang di katakana oleh Ibnul Atsir yaitu:
“salaf seseorang juga diartikan sebagai siapa saja yang mendahuluinya (meninggal
lebih dahulu), baik dari nenek moyang maupun sanak kerabatnya. Karenanya generasi
pertama dari kalangan Tabi’in dinamakan Asalafus shaleh.”
Salaf juga diartikan dalam kitab AlWajiz fi ‘Aqidatis Salafis shalih Ahlisunnah Wal
Jama,ah, syaikh Abdullah bin Abdul Hamid Al-Atsary, yaitu:
“Secara istilah; kata ‘salaf’ jika disebutkan secara mutlak (tanpa embel-embel) oleh
ulama aqidah, maka definisi mereka semuanya berkisar pada para sahabat; atau
sahabat dan tabi’in; atau sahabat, tabi’in dan orang-orang yang mengikuti mereka dari
generasi-generasi terbaik. Termasuk diantaranya para Imam yang terkenal dan diakui
keimaman dan keutamaannya serta keteguhan mereka dalam mengikuti sunnah,
menjauhi bid’ah, dan memperingatkan orang dari padanya. Demikian pula orang-orang
(lainnya) yang telah disepakati akan keimaman dan jasa besar mereka dalam agama.
Karenanya, generasi pertama dari umat ini dinamakan As Salafus Shalih “
Salaf juga di jelaskan dalam Al-Quranul Qarim, yaitu:
“orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari kalangan
muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah telah
ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya; dan Allah menyediakan bagi
mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar (QS. 9:100).”
Dari Quranul Qarim diatas dijelaskan bahwa terbukanya surga untuk
mereka yang pertama masuk islam yaitu dari kalangan Muhajirin dan Anshar dan
orang-orang yang menikuti mereka dengan baik. Mereka adalah golongan yang
rajin beribadah dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Jadi, Salaf adalah orang terdahulu atau orang-orang yang mendahului kita.
Dan mereka termasuk orang-orang yang beriman kepada Allah dan senantiasa
dijalan Allah. Mereka juga golongan pertama yang masuk islam pada zaman Nabi
Muhammad SAW.

12
V. Islam: Ajaran Tentang Berbagi serta Penegakan Hukum
Dalam agama islam selalu diajarkan berbagi kepada sesama, dan hal itu di
jelaskan dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah (2):195, yaitu:

َ ‫وا ِبأ َ ْيدِي ُك ْم إِ َلى ٱل َّت ْهلُ َك ِة ۛ َوأَحْ سِ ُن ٓو ۟ا ۛ إِنَّ ٱهَّلل َ ُيحِبُّ ْٱلمُحْ سِ ن‬
‫ِين‬ ۟ ُ‫يل ٱهَّلل ِ َواَل ُت ْلق‬ ۟ ُ‫َوأَنفِق‬
ِ ‫وا فِى َس ِب‬
Artinya: “Dan berinfaklah kamu (bersedekah atau nafakah) di jalan Allah dan janganlah
kamu mencampakkan diri kamu ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah kerana
sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik”. (QS. Al-Baqarah (2) :
195)
Maksud dari ayat diatas yaitu perintah untuk bersedekah dan tidak menyia-
nyiakan harta yang diberikan Allah untuk ria atau menyombongkan diri. Saling
menolong dengan orang yang membutuhkan. Tidak merasa tinggi ketika diberikan
kelebihan Oleh Allah. Menggunakan kelebihan tersebut dijalan Allah. Selain itu
dijelaskan juga dalam surah Al-Baqarah (2) : 264, yaitu:

ُ‫اس َواَل ي ُْؤمِن‬ َ ٰ َ ‫وا‬


ِ ‫صدَ َق ِت ُكم ِب ْٱل َمنِّ َوٱأْل َذ ٰى َكٱلَّذِى يُنف ُِق َما َلهُۥ ِر َئٓا َء ٱل َّن‬ ۟ ُ‫وا اَل ُت ْبطِ ل‬ َ ‫ٰ َٓيأ َ ُّي َها ٱلَّذ‬
۟ ‫ِين َءا َم ُن‬
‫ص ْل ًدا ۖ اَّل‬ َ َ ‫ان َع َل ْي ِه ُت َرابٌ َفأ‬
َ ‫صا َبهُۥ َو ِاب ٌل َف َت َر َكهُۥ‬ َ ‫ِبٱهَّلل ِ َو ْٱل َي ْو ِم ٱ ْل َءاخ ِِر ۖ َف َم َثلُهُۥ َك َم َث ِل‬
ٍ ‫ص ْف َو‬
َ ‫ُوا ۗ َوٱهَّلل ُ اَل َي ْهدِى ْٱل َق ْو َم ْٱل ٰ َكف ِِر‬
‫ين‬ ۟ ‫ُون َع َل ٰى َشىْ ٍء ِّممَّا َك َسب‬
َ ‫َي ْق ِدر‬
Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala)
sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti
orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di
atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak
bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Baqarah (2) : 264)

13
Maksunya yaitu jika ingin berbagi atau bersedekah itu dengan tujuan
beribadah kepada allah dan tidak untuk menyombongkan diri. Apalagi saat berbagi
atau bersedekah malah menyakiti perasaan orang yang dibagikan atau
disedekahkan. Jika diumpamakan seperti batu licin yang terdapat tanah diatasnya
kemudian di guyur hujan lebat dan menjadi bersih, maksudnya jika melakukan hal
tersebut Allah SWT akan mengambil kembali hartanya sebagai pelajaran atau
azab atas perlakuannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

- Sholikin,Muhammad K.H. 2012. Dibalik 7 Hari Besar Islam.Yogyakarta:

Garudhawaca Indobook

- Muhammad, Mahmud. 2017. Cinta dan Keindahan dalam Islam. Jakarta: IBS

- Basri Jumin, Hasan. 2014. Sains dan Teknologi dalam Islam. Jakarta: PT.

Rajagrafindo Persada.

- Alim, Ahmad M. A. 2014. Sains dan Teknologi Islam. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

- Kementerian Agama. 2014. Al-Quran Hadits. Jakarta: Kementerian Agama

Republik Indonesia.

- Anam, Dr. Wahidul. 2016. Dekontruksi Kaidah adalah Al-Sahabah. Yogyakarta:

LKis Pelangi Aksara

- Zulfidar Akaha, Abduh. 2008. Belajar dari Ahklaq Ustadz Salafi. Jakarta: Pustaka

Alkautsar

- Tim Kick Andy, Eka Saputra. 2018. Bahagia: Berbagi dalam Keberagaman.

Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka.

- Muhammad Monib, Islah Bahrawi. 2011. Islam dan Hak Asasi Manusia. Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama

- Pranggono, Bambang Ir. H. MBA, IAI. 2005. Mu’Jizat Sains dalam Al-Quran

Menggali Inspirasi Ilmiah. Bandung: IDE ISLAMI

15
LAMPIRAN

- Dibalik 7 Hari Besar Islam

- Cinta dan Keindahan dalam Islam

- Sains dan Teknologi dalam Islam

- Sains dan Teknologi Islam

- Al-Quran Hadits

- Dekontruksi Kaidah adalah Al-Sahabah

- Belajar dari Ahklaq Ustadz Salafi

- Bahagia: Berbagi dalam Keberagaman.

- Islam dan Hak Asasi Manusia

- Mu’Jizat Sains dalam Al-Quran Menggali Inspirasi Ilmiah

16

Anda mungkin juga menyukai