Anda di halaman 1dari 37

1

I. Besaran dan Satuan Contoh :


Besaran pokok Pengukuran arus listrik dilakukan 6 kali dan
No Besaran Satuan Dimensi diperoleh hasil 12,8 mA; 12,2 mA; 12,5 mA;
1 Panjang Meter (m) [L] 13,1 mA; 12,9 mA; 12,4 mA. Tentukan hasil
2 Massa Kilogram (kg) [M] pengukuran dan ketidakpastian relatifnya!
3 Waktu Sekon (s) [T] Jawab :
4 Kuat arus Ampere (A) [I] No I I2
5 Suhu Kelvin (K) [θ] 1 12,8 163,84
6 Intensitas cahaya Candela (Cd) [J] 2 12,2 148,84
7 Jumlah zat Mol [N] 3 12,5 156,25
Besaran turunan 4 13,1 171,61
No Besaran Satuan Dimensi 5 12,9 166,41
1 Luas m2 [L2] 6 12,4 153,76
2 Volume m3 [L2] N = 6 ∑I = 75,9 ∑I2 = 960,71
-1
3 Kecepatan ms [LT-1] 1 6(960,71) − (75,9)
4 Percepatan ms -2
[LT-2] ∆ = . = 0,14
6 6−1
5 Gaya kgms-2 [MLT-2] Rata-rata I = 12,65 mA
-2
6 Berat kgms [MLT-2] ,
Ketidakpastian relatif = 100% = 1,1%
7 Momentum kgms-1 [MLT-1] ,
Besaran tambahan Hasil pengukuran = (12,7 + 0,14) mA
No Besaran Satuan Lambang Pengukuran jangka sorong
1 Sudut datar radian [L2] Contoh :
2 Sudut ruang seradian [L2]
Ketidakpastian dalam pengukuran 1 2 (x10) mm 3 4
*Untuk pengukuran tunggal :
(3,4 cm)
1 (1,3 cm) 0 5
(0,05 cm)
10 (x 0,1) mm 0 5
(0,01 cm)
10
=
2 (a) (b)
= 100% berhimpit
ℎ Jawab :
Contoh : Skala terkecil = 0,1 mm
Pada mistar skala terkecilnya 1 mm a. hasil pembacaan = (1,3 + 0,05)cm = 1,35cm
Ketidakpastian = 0,5 mm ketidakpastian = 0,1
= 0,05 cm
= 0,05 mm
Misal hasil pengukurannya 34,2 cm,
= 0,005 cm
maka dapat dinyatakan :
Hasilnya = (1,35 + 0,005) cm
(34,2 + 0,05) cm
b. Hasilnya = (3,41 + 0,005) cm
,
Ketidakpastian relatif = ,
100% = 0,146% Pengukuran mikrometer sekrup
*Untuk pengukuran berulang :
(x 1) mm 0 1 2 3 4 5 30
Ketidakpastian ditentukan dengan rumus 25
20 (a)
1 ∑ − (∑ )
15 (x 0,01) mm
∆ = .
−1
0 1 2 3 4 5 6 50
45 (b)
40
2

Jawab: c. Cara poligon


a. Skala terkecil = 0,01 mm
b
ketidakpastian = 0,01 R
b
= 0,005 mm c
Skala Utama = 5 mm c
Skala Nonius = 0,21 mm
Hasil pengukuran = (5,21 + 0,005) mm a
b. Skala terkecil = 0,01 mm
a
vektor resultannya :
ketidakpastian = 0,01
= 0,005 mm R = a + b + c
Skala Utama = 6,50 mm Uraian gaya
Skala Nonius = 0,44 mm
Hasil pengukuran = (6,94 + 0,005) mm Y
Besaran skalar adalah besaran yang hanya
mempunyai nilai.
Contoh : massa, panjang, waktu
F y = F.sinα F
Besaran vektor adalah besaran yang
mempunyai nilai dan arah.
Contoh : kecepatan, percepatan, gaya α
X
2. Vektor F x = F.cosα
Penjumlahan vektor d. Cara analitis
a. Cara jajargenjang Y

b R
F2 F1

α
X
a
R = a + b F3

Menentukan besar resultan kedua vektor :


= + +2 .
Y

b. Cara segitiga

b R F2
F1
b F1y
F 2y

a a F 2x F3x F1x X

vektor resultannya :
F 3y
R = a + b F3
3

Nilai resultan dihitung dengan persamaan : Horizontal Vertikal (a=g) Gerak jatuh
bebas
= + = + . =
+ . =0
1 1 1
Arah resultan dihitung dengan persamaan : = . + . = . + . =ℎ= .
2 2 2
= +2 . = +2 . 2ℎ
= =

Pengurangan vektor = 2 ℎ
Pengurangan vektor = penjumlahan dengan GLBB dipercepat
vektor negatifnya
b v
v-t
s s-t

vo
α
a t so
-b t

GLBB diperlambat

v s s-t
v-t
R vo

R = a + (-b) t so t
Nilai resultan adalah : Paduan gerak GLB dan GLBB
= + −2 .
Y
3. Gerak Lurus A
GLB vcy o
Ciri Persamaan Grafik vc
v = konstan vo = v
a=0 s = v.t s = luas daerah Co
v vcx
voy = vo sinθ vo

t θ B
o
v = kemiringan vox = vo cosθ X
kurva

s Gerak pada sumbu x = GLB


v
= =
= . = .
t

Gerak pada sumbu y = GLBB


= − . = − .
1 1
= − . = . − .
2 2
4

a. Menentukan kecepatan dan arah di satu Bergerak


T dipercepat ke
titik pada lintasan : a bawah
− = (− )
= = +
m.g
= − .
Bergerak
= + T diperlambat ke
-a atas
− = (− )
= = −
m.g
b. di titik tertinggi
Benda
N bergerak
= F
pada
=
bidang
1
. 2 datar licin
= = 2 m.g

Benda
= N − = bergerak
2 F pada
Fg − bidang
c. di titik terjauh =
datar
2 m.g kasar
=
Benda
N
2 . 2 bergerak
= = =
pada
bidang
mg.sinθ
=0 mg.cos
= miring
θ licin
4. Gerak dan Gaya θ
mg
Hukum Newton
Benda
Hk I Newton =0 dihubung-

= kan
F = gaya (Newton) + dengan
= .
m = massa (kg) a T T tali pada
Hk II Newton ∑ a = percepatan (ms-2) katrol licin
=
Hk III Newton F aksi = F reaksi
Penerapan Hukum Newton a
Benda m 2g m1g
T − =0 digantung-
= kan dalam Orang dalam lift yang bergerak
keadaan
Dipercepat ke atas Dipercepat ke bawah
diam
m.g − = − =
= + = −
Bergerak Benda Diperlambat ke atas Diperlambat ke bawah
T dipercepat ke digantung- − = (− ) − = (− )
atas kan dalam = − = +
a
− = keadaan Gaya gesek
= + bergerak
m.g 1. gaya gesek statis (fs)
( ) = .

2. gaya gesek kinetik (fk)


= .
5

N Perbandingan berat dengan terhadap


ketinggian

fs max =
+ℎ
mg.sinθ
Perbandingan massa dan jari-jari bumi
θ
mg.cosθ
mg =

θ
a. dalam keadaan diam Dengan : massa planet = a x massa bumi
mg.sinθ < fsmax jari-jari planet = b x jari-jari bumi
fsmax = µ s.N Mencari titik nol
fsmax = µ s.mg.cosθ Jika terdapat massa m1 dan m2 terpisah sejauh
b. tepat akan bergerak r, maka massa m3 harus diletakkan sejauh x
mg.sinθ = fsmax dari m1.
mg.sinθ = μs.mg.cosθ
=
µs = tgθ −

c. dalam keadaan bergerak


6. Titik Berat
mg.sinθ > fk
Koordinat titik berat berbagai benda
percepatan benda ditentukan dengan :
memenuhi persamaan berikut :
mg.sinθ - fk = ma
1. benda ruang
mg.sinθ - µk.mg.cosθ = ma
a = g.sinθ - µk.g.cosθ ∑ .
=

5. Hukum Newton tentang Gravitasi
Universal ∑ .
. =
= ∑

2. benda luasan
=
. ∑ .
= =

=
∑ .
=

Keterangan :
F = gaya (N) 3. benda garis
G = tetapan gravitasi (6,67.10-11Nm2kg-2) ∑ .
m = massa (kg) =

M = massa planet (kg)
-2
g = percepatan gravitasi (ms ) ∑ .
r = jarak benda ke pusat planet (m) =

R = jari-jari planet (m)
6

4. massa Bola R = jari-jari bola

∑ . 3
= =
∑ 8

Limas t = tinggi limas


∑ . (dari bawah)
=
∑ 1
=
4
Tabel titik berat pada bidang
Letak titik Kerucut t = tinggi kerucut
Gambar (dari bawah)
berat benda
Garis lurus z di tengah-tengah 1
1 AB =
A B = 4
Z 2
Busur = tali busur AB
AB = busur AB 7. Dinamika Rotasi
A B R = jari-jari GLB GMB
=
R
= ; = ;
a=0 =0
Busur lingkaran R = jari-jari = + . = + .
GLBB GMBB
2 a= ; = ;
=
o = + at = +
= + + a 1
R = + +
2
Juring = tali busur AB = + 2a( − ) = +2 ( − )
AB = busur AB
A B 2 R = jari-jari
Analogi besaran translasi dan rotasi
= . Translasi Rotasi
R
3
S
Juring lingkaran R = jari-jari v
a
4 m I
= F Τ
o 3 ∆ − ∆ −
R ̅= = = =
∆ − ∆ −
Selimut bola R = jari-jari bola

1 = =
=
2
∆ − ∆ −
a= = = =
∆ − ∆ −
Selimut limas t = tinggi limas
(dari bawah)
a= =
1
=
3 = + a = +

= + = +
Selimut kerucut t = tinggi kerucut
(dari bawah) = .a = .
1 = . = .
= 1 1
3 =
2
. =
2
.
= −
1 1 1 1
. = . − . . = . − .
2 2 2 2
7

Gerak melingkar b. Hubungan roda-roda yang bersinggungan


A
Berlaku :
ω R2 R1
θ =
B
. = .

v
b. Hubungan roda-roda yang dihubungkan
a. Gerak melingkar beraturan dengan rantai
= 0; =
Berlaku :
= .
= . R2 R1 =
= . . = .

Keterangan :
= percepatan sudut (rads )
-2 Momen gaya
= kecepatan sudut (rads-1) = ⃗ ⃗
= sudut yang ditempuh (rad) r θ
= kecepatan linier (ms-1)
=
s = busur (jarak) yang ditempuh (m) F
Jika r F, maka bisa ditulis :
b. Gerak melingkar berubah beraturan
=
aT = .
Momen Inersia
aS = . =
Pelat segiempat Pelat segiempat
a Tot = a +a poros melalui pusat poros sepanjang tepi

Keterangan :
a a
= percepatan sudut (rads-2)
a T = percepatan tangensial/linier (ms-2) b b
a S = percepatan sentripetal (ms-2) 1 1
= ( + ) =
a Tot = percepatan total (ms-2) 2 3

Hubungan roda-roda Bola tipis berongga Bola pejal


a. Hubungan roda-roda konsentris (satu
poros)
Berlaku :

R1 = R R
R2 = 2 2
= =
3 5
8

Hubungan momen gaya dengan momen


Batang homogen Batang homogen
inersia:
poros melalui pusat poros melalui pinggir
*Momen gaya : =
*Hukum II Newton : = .a ; a= .
= . .
L
L Dari kedua persamaan, diperoleh :
=
1 1 = . .
= =
12 3 = .
Silinder pejal Silinder tipis berongga
Keterangan :
τ = momen gaya (Nm)
= percepatan sudut (rads-2)

R
R I = momen inersia (kgm2)

8. Hubungan Usaha dan Perubahan


1 =
= Energi
2
Usaha
Silinder berongga = .

Usaha = Perubahan energi kinetik

R2 =∆
R1 = −
1 1
= −
2 2
1 1
= ( + ) = ( − )
2 2

Percepatan benda pada bidang miring : Usaha = Perubahan energi potensial

. =∆
= = −
( + 1)
= ℎ − ℎ
Percepatan benda karena gaya F : = (ℎ − ℎ )

=
9. Elastisitas
( + 1) Hukum Hooke
Energi kinetik total dari benda yang bergerak Jika gaya tarik tidak melampaui batas
translasi dan rotasi : elastisitas pegas, maka pertambahan panjang
pegas berbanding lurus dengan gaya tariknya
= +
1 1
= +
2 2
1
= ( + 1)
2
9

= .∆ =
. .
= .∆ =
.∆
.
=
.∆
Keterangan :
-2
Karena = , E = modulus elastisitas (Nm )

. T = tegangan (Nm-2)
maka =
e = regangan
F = gaya (N)
Keterangan : lo = panjang mula-mula pegas (m)
F = gaya (N) ∆l = pertambahan panjang (m)
lo = panjang mula-mula pegas (m) A = luas penampang pegas (m2)
∆l = pertambahan panjang (m)
k =konstanta pegas (Nm-1) Susunan pegas
A = luas penampang pegas (m2) 1. Susunan seri
-2
E = modulus elastisitas (Nm ) 1 1 1 1
= + +⋯+
Tegangan (stress)
Hasil bagi gaya dengan tiap luas penampang Untuk 2 pegas yang disusun seri :
benda
.
=
= +

Untuk pegas yang identik dengan


Keterangan : konstanta k sebanyak n buah :
T = tegangan (Nm-2)
F = gaya (N) =
2
A = luas penampang pegas (m ) 2. Susunan pararel
= + +⋯+
Regangan (strain)
Hasil bagi pertambahan panjang dengan Untuk pegas yang identik dengan
panjang mula-mula konstanta k sebanyak n buah :
∆ = .
=

Energi potensial pegas


Keterangan :
1
e = regangan = .∆
2
∆l = pertambahan panjang (m) 1
= .∆
lo = panjang mula-mula (m) 2
Medan gaya pegas
Modulus Elastisitas/Young
= +
Perbandingan tegangan terhadap regangan
1 1
= .∆ + .
2 2
10

1 Keterangan :
= .∆ p = momentum (kgms-1)
2
1 I = impuls (Ns)
= .
2 m = massa (kg)
v = kecepatan (ms-1)
Medan gaya konservatif F = gaya (N)
Medan gaya gravitasi monoton ∆t = selisih waktu (s)
= +
1 Hukum kekekalan momentum
= ℎ+ .
2 . + . = . + ′. ′

= ℎ Koefisien resitusi
1
= . −
2 =−

10. Hukum Kekekalan Energi
Jenis-jenis tumbukan benda
Mekanik
a. lenting sempurna (e = 1)
Energi mekanik (energi total)
b. lenting sebagian (0 < e <1)
Jumlah energi kinetik dan energi potensial
c. tidak lenting sama sekali (e = 0)
yang dimiliki benda
langkah-langkah :
= + 1. cari v’
1
= ℎ+ . . + .
2 ′=
+

Hukum kekekalan energi mekanik


2. cari v1’ dan v2’
Jika tidak ada gaya dari luar, energi yang
dimiliki oleh benda adalah tetap = + ( − )
= + ( − )
=
+ = + Bola jatuh bebas
1 1
ℎ + . = ℎ + .
2 2

h1
11. Momentum h2
Jika EpA = 0, EkB = 0,
(berlaku sebaliknya)
maka berlaku
= 2 ℎ
Momentum dan impuls Sehingga untuk mencari
ℎ tinggi pantulan ke-n :
= . =

= .∆ ℎ = .ℎ
=∆
.∆ = ( − )
11

Harga h bergantung pada bentuk dan


Ayunan balistik kedudukan permukaan yang bersentuhan
dengan fluida
θ L Contoh konveksi : angin darat, angin laut
v’
c. Pancaran (radiasi)
h Perpindahan kalor tanpa media
v1 (m1 + m2) = . . .
m1 m2
Contoh radiasi : pancaran cahaya matahari
. + . =( + ). ′ Keterangan :
H = laju aliran kalor
= 2 ℎ =0 k = konstanta
ℎ = (1 − ) ( + )
= . Q = kalor (J)
t = waktu (s)
( + )
= . 2 ℎ e = emisivitas (0-1)
12. Kalor σ = konstanta Stefan-Boltzmann (5,67.10 -8wm-2K-4)
Asas Black A = luas permukaan konduktor (m2)
Kalor yang dilepas = kalor yang diterima ∆T = selisih suhu (K)

= . .∆ Emivisitas merupakan karakteristik benda,


semakin besar emivisitasnya semakin baik
=
benda memancarkan maupun menyerap
. .∆ = . .
kalor
. . − = . .( − )
13. Persamaan Bernoulli
Benda yang bersuhu tinggi akan melepas Persamaan kontinuitas
kalor, sedangkan yang bersuhu rendah
= . =
akan menyerap kalor
. = .
Perpindahan kalor =
. = .
Kalor merupakan energi yang dapat berpindah . = .
dari satu tempat ke tempat lain
=
Macam-macam perpindahan kalor
a. Hantaran (konduksi)
Peristiwa merambatnya kalor melalui Asas Bernoulli
konduktor Jika kecepatan aliran fluida besar maka
. .∆ tekanan fluida kecil dan jika kecepatan fluida
=
kecil maka tekanan besar
. .( − )
= P2 v2

b. Aliran (konveksi) P1 v1 h2
Perpindahan kalor yang disertai h1
perpindahan zat

= ℎ. . ∆
=
12

Keterangan :
1 P = tekanan (Pa)
+ ℎ+ =
2 ρ = massa jenis fluida (kgm-3)
1 1 -2
+ ℎ + = + ℎ + g = percepatan gravitasi (ms )
2 2
h = tinggi (m)
Aplikasi hukum Bernoulli v = kecepatan (ms-1)
Pipa mendatar
Lubang kebocoran sempit
P1 v1 P2 v2

1 1
+ = + h
2 2
1 v
− = ( − ) H
2
y
Pipa venturimeter tanpa manometer
x
h
= 2 ℎ
= 2 ℎ.
A1
P1 v 1 A2 v2 2
=
P2

> Keterangan :
-1
∆ = ℎ v = kecepatan (ms )
2 ℎ x = jarak pancaran air (m)
= t = waktu (s)
−1 h = tinggi lubang dari permukaan (m)
y = tinggi lubang dari dasar (m)
H = tinggi total air (m)
Pipa venturimeter dengan manometer
Gaya angkat pesawat
A1 P2
v2 P2
P1 v1 A2 v2

Air Hg (air raksa) Aliran udara

2 ℎ( − ) v1
= P1
−1 v1 < v2
P1 > P2
1
= . .( − )
2
13

Keterangan : 15. Energi Kinetik Gas


Fangkat = gaya angkat pesawat (N)
1
ρu = massa jenis udara (kgm-3) =
3 1
Atot = luas permukaan total (m2) 1 =
v = kecepatan (ms )
-1 = 2
2
2
Alat penyemprot parfum =
F 3
Pancaran
udara
Semburan Energi dalam gas
Bola
halus
karet =
1
F =
Tabung Patm 2
kecil
Harga f
cairan Monoatomik (He, Ne, Ar, Kr,Xe, Rn, …) = 3
Diatomik (O2, H2, N2, …):
a. T + 300K = 3
Tekanan udara di ujung pompa lebih kecil b. T + 500K = 5
daripada tekanan udara di tendon tempat c. T + 1000K = 7
cairan. Jadi cairan yang berada di dalam akan
16. Termodinamika
tersemprot keluar.
Proses yang dialami gas
Tabung pilot
1. Isotermik (suhu tetap)/Hukum Boyle

v =

2. Isokhorik (volume tetap)/Hukum Gay


h
Lussac
2 ℎ
=
=

14. Persamaan Umum Gas Ideal 3. Isobarik (tekanan tetap)/Hukum Gay


= Lussac
=
=
1 = =
=
3
4. Hukum Boyle - Gay Lussac
Keterangan :
P = tekanan (Pa)
3 =
V = volume (m )
n = jumlah mol gas (mol)
N = jumlah molekul gas 5. Adiabatik
T = suhu (K)
m = massa (kg) M = massa relatif = =
-1
v = kecepatan (ms ) =
= tetapan Laplas
R = tetapan gas universal (8315 kJmol-1K-1)
-26 -1
k = tetapan Boltzmann (1,38.10 kJK )
23
Na = bilangan Avogadro (6,02.10 )
14

Hukum Termodinamika Hukum II Termodinamika


Hukum I Termodinamika Mesin Carnot

= +∆ = . 100%
= −
= .∆ = 1− . 100% =
1
∆ = ( − )
2 = 1− . 100%

1. Isotermik (suhu tetap)/Hukum Boyle


Siklus Carnot
= .∆ P
∆ =0
= A Q1
B
2. Isokhorik (volume tetap)/Hukum Gay
Lussac W

=0 D
Q2 C
1
∆ = ( − ) V
2
=∆ Proses-proses :
A – B : Pengembangan secara isotermik
3. Isobarik (tekanan tetap)/Hukum Gay B – C : Pengembangan secara adiabatik
Lussac C – D : Pemampatan secara isotermik
D – A : Pemampatan secara adiabatik
= .∆
1 Mesin pendingin
∆ = ( − )
2
= +∆ =
= −
4. Adiabatik =
− =
=0 =

= −∆

Keterangan :
Keterangan :
η = efisiensi mesin
P = tekanan (Pa)
3 K = koefisien daya guna mesin
V = volume (m )
Q1 = kalor pada suhu tinggi (J)
T = suhu (K)
Q2 = kalor pada suhu rendah (J)
W = Usaha yang dilakukan oleh/pada sistem (J)
T1 = suhu tinggi (K)
∆U = perubahan energi dalam sistem (J)
T2 = suhu tinggi (K)
Q = kalor (J)
W = Usaha yang dilakukan oleh/pada sistem (J)
∂ = tetapan Laplace
15

17. Alat Optik Teropong


Mikroskop Teropong bintang
Bayangan yang dibentuk lensa objektif : Objektif Okuler

Nyata, terbalik, diperbesar


Bayangan yang dibentuk lensa okuler : fob = fok

Maya, terbalik, diperbesar fok

= ′ + Bayangan yang dibentuk :


1 1 1 maya, terbalik, diperbesar
= −
1 1 1 = +
= −
=
= .

Mata tidak berakomodasi Mata tidak berakomodasi ( = )


Objektif Okuler
S’ob = +
fob fok =
fob fok

Sob Sok
Keterangan :
d = panjang mikroskop (m)

= M = perbesaran teropong
Sok = jarak bayangan awal dengan lensa okuler (m)
= fob = jarak fokus lensa objektif (m)
fok = jarak fokus lensa okuler (m)

= .
Teropong bumi
Objektif Pembalik Okuler
Mata berakomodasi maksimal


=

= +1
fob 2fp 2fp fok

= . +1 = +4 +

=
Keterangan :
d = panjang mikroskop (m) Mata tidak berakomodasi
Sob = jarak benda dengan lensa objektif (m)
S’ob = jarak lensa objektif dengan bayangan awal (m) =
Sok = jarak bayangan awal dengan lensa okuler (m)
Keterangan :
S’ok = jarak lensa okuler dengan bayangan akhir (m)
d = panjang mikroskop (m)
fob = jarak fokus lensa objektif (m)
M = perbesaran teropong
fok = jarak fokus lensa okuler (m)
Sok = jarak bayangan awal dengan lensa okuler (m)
M = perbesaran total mikroskop
fob = jarak fokus lensa objektif (m)
Mob = perbesaran lensa objektif
fok = jarak fokus lensa okuler (m)
Mok = perbesaran lensa okuler
fp = jarak fokus lensa pengganti (m)
Sn = titik dekat normal mata (25 cm)
16

18. Gelombang Elektromagnetik Pointing GEM


Hipotesis Maxwell
̅=
Karena perubahan medan magnet dapat 2
menimbulkan medan listrik, maka sebaliknya
perubahan medan listrik pun menimbulkan ̅=
perubahan medan magnet 2
Cepat rambat GEM
Keterangan:
1 ̅ = energi rata-rata per satuan luas per
= ≈ 3. 10
. satuan waktu (Jm-2s-1)
c = Kecepatan GEM (3.108 ms-1)
Keterangan: = Permeabilitas ruang hampa/udara
c = Kecepatan GEM di ruang hampa/udara (4π.107 b.Am-1)
= Permitivitas ruang hampa/udara Bmax= induksi magnetik maksimum (T)
(8,85.10-12 Fm-1) Emax= Kuat medan listrik maksimum (V)
= Permeabilitas ruang hampa/udara Penggunaan GEM
(4π.107 b.Am-1) .∆
Hubungan panjang gelombang (λ), =
2
frekuensi (f), dan cepat rambat (c)
Keterangan:
= s =jarak benda (m)
c = Kecepatan GEM (3.108 ms-1)
Sifat-sifat GEM ∆t = waktu saat gelombang dipancarkan
Perambatannya tidak memerlukan hingga tiba kembali ke antena radar (s)
medium, sehingga dapat merambat 19. Gelombang Berjalan
melalui ruang hampa Persamaan getaran
Merupakan gelombang transversal,
= . sin
yaitu arah getarnya tegak lurus
Dapat mengalami polarisasi, Persamaan gelombang
pemantulan (refleksi), pembiasan
(refraksi), lenturan (difraksi), dan = . sin 2 −
interferensi
= ± . sin( ± )
Sinar γ
Sinar X Jika amplitudo (+), arah getaran ke atas
Ultraviolet Jika amplitudo (-), arah getaran ke bawah
Cahaya tampak Jika fungsi sinus (+), arah gelombang ke kiri
Inframerah Jika fungsi sinus (-), arah gelombang ke
Gelombang pendek kanan
Daerah radio FM, TV Cepat rambat gelombang berjalan
Daerah radio AM = .
2
Gelombang panjang radio = .
Semakin ke bawah, frekuensi semakin kecil 2
dan panjang gelombang semakin besar
=

Kecepatan dan Percepatan

= cos ( − ) =
=− sin( − ) =−
=−
17

Sudut fase a. Interferensi terang/maks


Fase sama, kelipatan dari π :
θ= −
d sin θ = (2n) 1 2 λ
Fase
Dengan n=0, 1, 2, 3, …
φ= Jarak pita terang ke n dari terang
2 pusat :
φ= −
= (2 ) 1 2 = .
Beda Fase
b. Interferensi gelap/min
∆φ = φ − φ Fase berlawanan, kelipatan ganjil
∆ dari π :
=
− d sin θ = (2n-1) 1 2 λ
=
Jarak pita gelap ke n dari terang
pusat
PEMANTULAN GELOMBANG
Ujung Terikat Ujung Bebas = (2 − 1 ) 1 2
Simpangan
y = 2A sin kx.cos ωt y = 2A cos kx.sin ωt c. Jarak 2 garis terang atau garis gelap
(x = 0, y = 0) (x = 0, y = max) yang berurutan (∆ )
Amplitudo
Ap = 2A sin kx Ap = 2A cos kx ∆ .
Letak Simpul =
Kelipatan genap π Kelipatan ganjil π
X = 2n X = (2n + 1) 2. Interferensi pada Lapisan Tipis
4 4 a. Lapisan air sabun di udara
n = 0, 1, 2, 3, … n = 0, 1, 2, 3, …
♠ Gelap/maksimum
Letak Perut
X = (2n + 1) X = 2n
2 = .
4 4
n = 0, 1, 2, 3, … n = 0, 1, 2, 3, … ♠ Terang/minimum

20. Interferensi dan Difraksi Cahaya 2 =( − 1 2).


A. Interferensi
Terjadi ketika 2 gelombang datang d = tebal lapisan
bersama pada suatu tempat. n = indeks bias
1. Interferensi Celah Ganda m = 0, 1, 2, 3, …
P

b. Lapisan air sabun di kaca


Sumber θ y ♠ Gelap/maksimum
cahaya ♠ Terang/minimum
d
d.sinθ o Titik tengah 2 = ( − 1 2). ’
pusat
L 2 = .
c. Lingkaran Gelap

nrg2 = m. λ.R 2t = m. λ’
rg =√ . . 2nt = m. λ
18

d. Lingkaran terang Keterangan :


θ m = sudut resolusi minimum
nrt2 = (m-1 2). λ.R D = diameter bukaan alat optik
Dm = daya urai alat optik
rt = ( − 1 2) L = jarak benda dari lensa
21. Intensitas Gelombang dan Taraf
B. Difraksi Intensitas Gelombang Bunyi
Gelombang mengalami pembelokan 1. Intensitas Gelombang Bunyi
karena ada penghalang
♠ Difraksi celah tunggal = Wm-2
1. Gelap/minimum
d sin θ = m.λ n buah yang sama  = .
Jika muka gelombang yang dipancarkan
2. Terang/maksimum berbentuk bola pada jarak R

= ( + 1 2). =
4
3. Letak garis gelap ke terang pusat Pada jarak R1 dan R2

= =

♠ Difraksi celah majemuk


1 2. Taraf Intensitas Bunyi
=
= 10 log dB
Dengan, d = lebar celah Dengan perubahan jarak R1 dan R2
N = tetapan kisi
1. Terang/maksimum = + 10 log
d sin θ = n.λ
= + 20 log
2. Gelap/minimum
= ( − 1 2). Jika terdapat n buah yang sama
= / TI2 = TI1 + 10 log n
♠ Difraksi pada sistem alat optik Dimana I0 = 10-12 Wm-2
22. Efek Doppler (Bunyi)
S2 D Peristiwa dimana pengamat mendengar
frekuensi (nada) lebih tinggi jika
dm θm kedudukan pengamat dan sumber bunyi
θm d’
mendekat dan lebih rendah jika menjauh
S1 Rumus :

s’ = jarak bayangan Layar +


L =
+
.
= 1,22
.
< = 1,22
19

Keterangan : Rumus Frekuensi nada senar dan pipa organa


fp = frekuensi pada pengamat terbuka
fs = frekuensi pada sumber bunyi
V = cepat rambat bunyi di udara +1 = f0 : f1 : f2 :…: fn=
= 1 : 2 : 3 :…: (n+1)
V p = kecepatan pada pengamat 2
V s = kecepatan pada sumber bunyi +1 n = 0, 1, 2,…
Dimana arah P – S positif =
2 =
P S
= .
Vp (+) V s (-) 3. Pipa organa tertutup
Pendengar mendekati sumber Vp (+) ,
sumber mendekati pendengar Vs (-)

= – 1
= − Nada dasar = ≫ =4
4

Gelombang stationer pada alat penghasil bunyi Perut ke-n = + 1


Simpul ke-n = + 1
1. Pada senar

Nada atas 3 2
pertama
= ≫ =
2 3
Rumus Frekuensi pipa organa tertutup
Nada dasar
1
= ≫ =2
2 2 +1
= = f0 : f1 : f2 :…: fn=
4 1 : 3 : 5 :…: (2n+1)
2 +1
= n = 0, 1, 2,…
4 =
Nada atas Perut ke-n = + 1
= .
pertama = Simpul ke-n = + 2
Aplikasi gelombang bunyi
2. Pipa Organa Terbuka 1. Bidang Industri
SONAR : pantulan gelombang bunyi untuk
navigasi
Teknis sonar digunakan untuk
♠ kacamata tunanetra
Nada dasar 1 ♠ mengukur dalamnya laut
= ≫ =2
2 ♠ mendeteksi logam yang retak
♠ mencuci benda (misal : kacamata)
♠ survey geofisika
♠ kamera otomatis
2. Bidang Kedokteran
Nada atas Perut ke-n = + 2
pertama
= USG : mengamati gambar janin, aman
Simpul ke-n = + 1
(pengujian tidak merusak)
20

3. Aplikasi Efek Doppler


Memonitor aliran darah melalui pembuluh = + +2
nadi utama. Sehingga dapat digunakan untuk Keterangan :
mendeteksi penyempitan pembuluh darah F = gaya coloumb (Newton)
23. Hukum Coloumb dan Medan k = tetapan dielektrik (9 x 109 Nm2C-2)
ε 0= permivitas ruang hampa (8,85 x
Listrik
10-12 C-2/Nm2)
A. Gaya Coloumb
Q = muatan (C)
r = jarak (M)
= Mencari titik yang resultan gaya = nol
Jika terdapat dua buah muatan yang terpisah
Dengan : pada jarak r, maka letak muatan ketiga harus
ditempatkan pada jarak x dari muatan 1 pada:
F = gaya coloumb (N)
a. Jika kedua muatan sejenis
k = 9 x 109 Nm2/C2
Q1= muatan partikel pertama (C)
Q2= muatan partikel kedua (C) =

r = jarak antara Q1 dan Q2 (m)
Jika medium dimana muatan berada pada
b. Jika kedua muatan tidak sejenis
vakum atau udara, maka :
1
= = 9 10 =
4 +
1
= = 8,85 10 Ingat : usahakan Q1 yang kecil dan tanda minus
4
tidak perlu dimasukkan dalam rumus
1. Gaya Coloumb dalam Bahan B. Medan Listrik
Jika medium memiliki permivitas bahan 1. Kuat medan listrik adalah besar gaya
relative εr maka tetapan ε0 harus diganti coloumb (gaya listrik) yang bekerja pada
dengan permivitas bahan ε yang muatan uji itu dibagi dengan besar muatan
dirumuskan: uji itu
= . = .
2. Dalam vakum εr = 1, dan dalam udara εr =
1,0006 dirumuskan : Q
1 . + E
=
4
3. Jika gaya coloumb dalam vakum atau Q
udara dibandingkan dengan gaya - E
coloumb dalam bahan maka akan
didapat:
Hubungan antara F dan E
= = = =
.
= .

= Mencari titik yang medan listrik = 0


Jika terdapat dua buah muatan yang terpisah
pada jarak r, maka letak titik tersebut berada
4. Jika gaya listrik pada sebuah muatan pada jarak x dari muatan 1 pada:
ditimbulkan oleh dua muatan maka
besarnya gaya listrik akan menjadi :
21

a. Jika kedua muatan sejenis Medan listrik oleh bola konduktor bermuatan
E
=

b. Jika kedua muatan tidak sejenis =


E=0 2

= r
+ R

2. Kuat medan listrik yang ditimbulkan oleh b. Pada keping sejajar


dua muatan maka besarnya kuat medan 1
= =
listrik :
= E + E + 2E E Cos ∝ 24. Kapasitor Keping Sejajar
Kapasitor adalah komponen listrik untuk
3. Rapat muatan menyimpan muatan listrik
♠ Kapasitas Kapasitor
=
4. Hubungan rapat muatan dengan kuat medan =
listrik :
a. Media udara/ruang hampa Keterangan :
Q = muatan (coloumb)
=
V = beda potensial (volt)
C = kapasitas kapasitor (farad)
b. Pada bahan 1 mF = 10-3 F
1 µF = 10-6 F
=
1 nF = 10-9 F
Keterangan : 1 pF = 10-12F
E = kuat medan listrik (N/C) ♠ Kuat Medan Listrik Antar Keping
σ = rapat muatan (C/m2) Kapasitor Sejajar Dengan Rapat Muatan
ε = permivitas pada bahan
Q = muatan (C) =
A = luas keeping (m2)
5. Perwujudan hukum Gauss Keterangan :
Jumlah garis gaya yang menembus suatu E = kuat medan (V/m)
permukaan tertutup sebanding dengan Q = jumlah muatan (C)
jumlah listrik yang dilingkupi oleh A = luas bidang (m2)
permukaan tertutup tersebut ε 0 = permivitas udara (8,85 x 10-12)
a. Pada bola konduktor berjari-jari R ♠ Kapasitas Kapasitor Jika Penyekatnya
Udara
♠ Dalam bola E=0
=

♠ Permukaan bola = ♠ Kapasitas Kapasitor Jika Penyekatnya


Bahan/Bukan Udara

♠ Luar bola = =
=
=
22

Keterangan : Keterangan :
K = koefisien dielektrik (K ≥ 1) W = energi kapasitor (joule)
ε = permivitas bahan C = kapasitas kapasitor (C)
d = jarak antar keping (m) V = beda potensial listrik (volt)
♠ Kombinasi Kapasitor ♠ Hukum Kekekalan Muatan
Rangkaian seri Q1+Q2 = Q1’+Q2’
C1.V1+C2.V2 = C1.Vgab+C2.Vgab
C1 C2 C3
. + .
=
+
= = = 25. Alat Ukur Listrik
= ∑ Pemasangan Amperemeter dan Voltmeter
1 1 1 1 1 Amperemeter adalah alat yang digunakan
= + + +
untuk mengukur kuat arus yang mengalir
pada suatu konduktor
Untuk 2 kapasitor Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk
. mengukur besar tegangan atau beda
= potensial antara ujung-ujung penghantar
+
Ingat : Amperemeter harus dipasang seri
n kapasitor sama dan voltmeter harus dipasang
paralel
= Pemasangan amperemeter

Rangkaian paralel R A

C1

C2 Ingat : sebelum alat ukur digunakan


harus dikalibrasi terlebih dahulu
agar hasilnya sesuai dengan
= = = sebenarnya
= ∑ Pemasangan voltmeter
= + + + V
A B
n kapasitor sama
R
= .
♠ Energi yang Tersimpan Dalam Kapasitor
E
= 12 . Cara membaca amperemeter dan voltmeter
adalah :
= 12
= 12 . = .
= .
23

Desain amperemeter dari galvanometer R = besar hambatan (Ω)


Agar galvanometer dapat digunakan untuk L = panjang kawat penghantar (m)
mengukur kuat arus yang besar maka dipasang A = luas penampang kawat (m)
resistor shunt secara pararel maka berlaku ρ = hambatan jenis kawat (Ωm)
Hambatan Jenis Kawat
= =
−1 ρt = ρ0 (l + α∆t)
Desain voltmeter dari galvanometer Rt = R0 (l + α∆t)
Agar voltmeter dapat digunakan untuk
mengukur tegangan yang besar maka dipasang ρt = hambatan jenis pada suhu t
resistor shunt secara seri maka berlaku ρ0 = hambatan jenis kawat mula-mula
α = tetapan suhu (oC)
= ( − 1) ∆t = perubahan suhu
Rt = hambatan kawat pada suhu
26. Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff R0 = hambatan kawat mula-mula
1. Arus dan Rapat arus 3. Susunan Hambatan
Arus listrik didefinisikan sebagai aliran a. Seri
dari muatan positif

 + R1 R2 R3
= ∑
l = Penghantar
n hambatan sama
= = .
b. Paralel
I = arus listrik (A) R1
Q = jumlah muatan (C)
T = waktu (s) R2

R3
=

1 1
J = rapat arus =
= kuat arus listrik persatuan
luas penampang (A/m2)
♠ Arah arus listrik berlawanan dengan 2 hambatan
arah gerakan elektron .
♠ Arah arus listrik searah dengan arah =
+
muatan positif
♠ Kuat arus listrik = jumlah muatan yang
menembus penampang suatu n hambatan yang sama
penghantar persatuan waktu
2. Hambatan Listrik =

4. Jembatan Wheatstone
=
R1 R2
G
R4 R3
. = .
I

E
24

♠ Hukum I Kirchoff
I1 Ia 2 loop A

E1 E2
Ib

I2 Ic
∑I masuk = ∑I keluar
B
I1+I2 = Ia+Ib+Ic Rumus pintas
∑ + +0
♠ Hukum II Kirchoff ∆ =
1 ∆ =
Dalam rangkaian tertutup : Jumlah ∑ 1 1 1
+ +
beda potensial = nol (0)
5. Hukum Ohm

Aturan : = .
- arah loop = arah arus, maka
=
penurunan tegangan bertanda (+)
- arah loop berlawanan arah arus,
maka penurunan tegangannya Susunan Elemen :
bertanda (-) Seri
Etot = s E
- saat mengikuti arah loop kutub (+) rtot = s r
sumber tegangan dijumpai terlebih
dahulu, GGL E bertanda (+) E,r E,r E,r s = jumlah elemen yang disusun seri
- saat mengikuti arah loop kutub (-) Paralel
sumber tegangan dijumpai terlebih E,r
dahulu, GGL E bertanda (-)
1 loop E,r
Etot = E
r tot = r/p
E,r
E1 E2 (-)
(+) Arah p = jumlah elemen yang
loop disusun parallel
Campuran

∑E + ∑(IR) = 0
I(R+r1+r2)+E2-E 1 = 0
Etot = s r
r tot = sr/p

Hukum Ohm dalam Rangkaian Tertutup

=
+

K = I x Rluar K = tegangan jepit


25

27. Medan Magnet di Sekitar Arus


Listrik
a. Hukum Biort – Savart

d. Induksi Magnetik pada Penghantar


Melingkar Berarus
dl
dB cos α dB

a r
α
α
. . . sin I
= dB sin α

. . sin
Keterangan : =
dB : induksi magnetik (tesla) 2
k : tetapan
Keterangan :
dL : perubahan elemen panjang (m)
B = induksi magnetik (tesla)
r : jarak antara 2 titik (m)
µ 0 = permeabilitas (4π.10 -7 weber A-1m-1)
θ : sudut antara elemen berarus dengan
a = jari-jari (m)
jarak ke titik yang ditentukan besar
r = sisi miring (m)
medan magnetik
Besarnya induksi magnetik di pusat
b. Induksi Magnetik di Sekitar Penghantar
lingkaran
Lurus Berarus
.
. =
= 2
2
Untuk N lilitan
Keterangan :
Bp = induksi magnetik di titik P .
(weber.m2 = tesla) = .
2
I = kuat arus (ampere)
a = jarak titik ke penghantar (m) Contoh : N < 1
µ0 = permeabilitas vakum a. Jika N = ½ bagian
 4π.10-7 (weber A-1m-1) I
c. Menentukan Arah Induksi Magnetik di
sekitar penghantar lurus berarus

P
o
r
1
=
2 2
=
4
26

b. Jika N = ¾ bagian
I
Keterangan :
B = induksi magnetik (T)
B N = jumlah lilitan
r I = kuatarus (A)
a = jari-jari (m)
µ 0 = 4π.10-7
3 L = panjang selenoida (m)
= .
4 2 28. Gaya Magnetik
3 A. Gaya Lorentz pada Penghantar Berarus
=
8 Listrik

Induksi magnetik di pusat dan di ujung


solenoid

⃗= ⃗ ⃗
♠ Di pusat solenoid = . . sin
. . = . . .
B =
Keterangan :
♠ Di ujung solenoidea F : gaya Lorentz (N)
1 . . I : kuat arus (A)
B =
2 B : besar induksi magnetik (T)
L : panjang sellenoida (m)
Induksi magnetik di sumbu toroida B. Gaya Antara dua Kawat Paralel
I
1 2 3 4

.
a

P.
Lengkungan
tertutup C

a a
B Arah arus sama timbul gaya tarik
menarik
= .
Arus berlawanan timbul tolak menolak
Jika lingkaran terdiri dari N lilitan dan
arah dL searah dengan B (θ = 0) = .
2
= . .
B (2πa) = µ0.N.I
. .
=
2
27

C. Gaya Lorentz pada Partikel Bermuatan E. Penerapan Gaya Lorentz


Listrik ♠ Galvanometer (komponen dasar
amperemeter & voltmeter)
= . .
Motor listrik digunakan untuk
 = ( / ) = mengubah energi listrik menjadi energi
= / . mekanik atau putar, agar motor listrik
lebih besar menghasilkan energi, dapat
= . .
dengan cara :
1. Ion (+) 1. memperbesar lilitan
Arah arus I searah dengan V 2. gelung dililitkan pada inti besi untuk
meningkatkan medan magnetik
x x 3. dibuatkan kumparan yang terdiri
B dari banyak gelung
x FL x - Spektrometer massa (untuk
mengukur massa sebuah atom)
+ V/I - Sitokron (alat pemercepat partikel)
2. Ion (-) - Pengeras suara
Arah arus I berlawanan dengan V Gambar – gambar alat yang
-I - V menggunakan prinsip gaya Lorentz

x FL x
B
x x

D. Bentuk Lintasan Partikel Bermuatan


dalam Medan Magnetik
=
=

Keterangan :
R : jari-jari lintasan (m)
m : massa (kg)
v : kecepatan (m/s)
q : muatan listrik (c)
B : Induksi magnetik
V

Momen Kopel gaya Lorentz


F Q =

R θ = sudut antara B dengan normal


bidang
V
28

29. Induksi Faraday Trafo nyata


Fluks magnet = 100%
Ø =
GGL Induksi .
= 100%
∅ ∆∅ .
= − = −

♠ Generator
Variabel A (B dan cos θ tetap)
=
= − . cos ( ) =
∆ = ( )
= − .

Variabel B (A dan θ tetap)
♠ Induktansi diri (L)
= − . Besar induktansi diri kumparan dapat
∆ dituliskan ∅
= − . =

Variabel θ (B dan A tetap)
Induktansi kumparan dalam solenoid
= − atau toroida
∆ =
= −

Keterangan : Induksi kumparan dalam bahan
e = GGL induksi (volt) tertentu
N = banyaknya lilitan = µ = µ µ
Δø = perubahan fluks magnetik
Δt = selang waktu = µ
θ = induksi magnetik ♠ Energi Induktor
B P P’ A
= ½
x x x Jika tidak terdapat isi
L V = ½
x = µ
x x

C Q Q’ D 30. Resistor, Induktor, dan kapasitor


= dalam Rangkaian AC
1. Rangkaian Resisitif
= = Tegangan dan arus dalam rangkaian
resisitif
♠ Transformator (Travo)
Transformator ideal ~

= = R

Transfomator tidak ideal A B

= = =
=
=
29

(di mana VR & I sefase) Cara menggambar grafik V/I terhadap t


Diagram fasor a. Mendahului titik nol-nya bergeser
VR kekiri ¼ T
I

2. Rangkaian Induktif

b. Tertinggal titik nol-nya bergeser ke


kanan ¼ T

=
= ( − 90 )
=
=
Cara menggambar grafik V/I terhadap t
a. mendahului titik nol-nya bergeser ke Diagram fasor I
kiri ¼ T

VC
b. Tertinggal titik nol-nya bergeser ke Impedansi, Tegangan, dan Arus pada
kanan ¼ T Rangkaian Seri
1. Rangkaian Seri RL

~
= +
Diagram fasor VL
= +
A C
= .
= .
I = .
3. Rangkaian Kapasitif Beda fase tegangan dinyatakan

~ = =

C 2. Rangkaian Seri RC

A B
=
= ( − 90 )
=
.
1
=
.
30

= + 4. Keadaan Resonansi
a. =
= + b. =
= . c. =
= .
d. = ≫ =2
= .
1 1
Beda sudut fase =
2
= − =− e. Impedansi minimum
f. Arus maksimum
= = g. Sudut fase = 0o
31. Perkembangan Teori Atom
3. Rangkaian Seri RLC ♠ Teori atom Dalton
a. Atom adalah bagian kecil dari suatu
~
unsur yang tidak dapat dibagi-bagi
lagi
b. Atom-atom suatu unsur semuanya
serupa dan tidak dapat berubah
A C
menjadi atom unsur lain
c. Dua atom atau lebih dari unsur-
unsur berlainan dapat membentuk
suatu molekul
d. Pada suatu reaksi kimia, atom-atom
berpisah kemudian bergabung lagi
Grafik diuraikan sebagai berikut dengan susunan yang berbeda dari
semula, tetapi massa keseluruhan
tetap
e. Pada reaksi kimia, atom-atom
bergabung menurut perbandingan
tertentu yang sederhana
♠ Teori atom Thompson/teori kue kismis
a. Atom dalam unsur-unsur kimia yang
berbeda membentuk kumpulan
partikel jenis yang sama
b. Atom bukanlah partikel yang tidak
dapat dibagi lagi
c. Atom merupakan bola padat dengan
= +( − ) jari-jari 10-10 (1Ao)
d. Elekton negatif akan melekat pada
Keterangan medium positif
Vm = tegangan maksimum (volt) Kelemahan : Elektron tidak tersebar merata
Im = arus maksimum (ampere) melainkan menurut susunan
XL = reaktansi induktif (ohm) tertentu
XC = reaktansi kapasitif (ohm) ♠ Teori atom Rutherford
Z = impedansi (ohm) Berdasarkan hasil pengamatannya
Rutherford menyatakan 3 kesimpulan :
31

1. Sebagian besar partikel α menembus a. Elektron mengelilingi atom sambil


lempeng logam tanpa dibelokkan. memancarkan energi sehingga
Peristiwa ini menunjukkan bahwa lintasan elektron berkurang, atom
sebagian besar ruang dalam atom- tidak stabil dan akhirnya jatuh ke inti
atom emas adalah ruang kosong b. Bila jari-jari mengecil, maka periode
2. Sedikit sekali partikel α yang juga mengecil sehingga frekuensinya
dipantulkan kembali. Peristiwa ini pun bermacam-macam (spektrum
menunjukkan bahwa partikel α telah kontiyu)  tidak dapat menjelaskan
menumbuk bagian yang sangat keras spektrum atom Hidrogen
dari atom, yang disebut inti atom. ♠ Teori atom Bohr
Bagian inipunya ukuran yang sangat a. Elekron bergerak mengelilingi inti
kecil dibanding dengan ukuran dalam suatu lintasan tertentu tanpa
atomnya memancarkan energi (lintasan
3. Sebagian kecil partikel α dibelokkan. stationer). Besar momentum sudut
Peristiwa ini menunjukkan bahwa adalah kelipatan bilangan bulat
muatan inti atom adalah sejenis
dengan muatan α (positif). Partikel α 2 = ℎ
ℎ =
yang lewat dekat inti atom dibelokkan 2
=
oleh gaya tolak-menolak muatan-
muatan listrik yang sejenis Dimana :
m = massa
v = kecepatan
h = tetapan Planck (6,63 x 10-34 Js)
n = 1, 2, 3, … dst
b. Elektron akan memancarkan energi
bila pindah dari kulit luar ke kulit
dalam sedangkan menyerap energi
bila berlaku sebaliknya dengan
frekuensi

=

Dimana :
Kesimpulan :
f = frekuensi (Hz)
a. Atom terdiri dari inti atom dan
E1 = energi lintasan semula
elektron
E2 = energi lintasan yang dituju
b. Inti atom (+) ada di pusat atom,
Energi Elektron
elektron (-) mengelilingi atom
1. Energi potensial elektron
c. Massa terpusat di inti atom
energi potensial elektron akibat kedudukan
d. Elektron bergerak melingkar
elektron terhadap inti
mengelilingi atom dengan jarak
tertentu dan memancarkan energi − .
=
hingga lintasan berkurang
e. Spektrum dipancarkan secara
e = muatan elektron (1,6x10-19C)
kontiyu
k = tetapan (9x109 Nm2/C2)
f. Mayoritas atom merupakan ruang
rn = jari-jari kulit ke-n
kosong
Kelemahan:
32

2. Energi kinetik elektron Eion = energi ionisasi


energi elektron akibat gerakkannya 6. Spektrum hidrogen menurut Bohr
mengelilingi inti atom
1 1 1
. =R −
= . .

. .
= ½ = = λ = panjang gelombang spectrum
2 . yang dipancarkan
R = konstanta Rydberg
= = 1,097x107 m-1
.
nA = nomor kulit yang di tuju
Ek = energi kinetik elektron kulit ke-n nB = nomor kulit asal
e = muatan elektron (1,6x10-19C) Spektrum Atom Hidrogen
k = tetapan (9x109 Nm2/C2) a. Deret Lyman (ultra ungu)
rn = jari-jari kulit ke-n = − ,m = 2, 3, 4, …
3. Energi elektron tiap kulit
b. Deret Balmer (cahaya tampak)
energi elektron yang ditimbulkan oleh
kedudukan dan gerakan elektron pada tiap = − ,m = 3, 4, 5, …
kulit c. Deret Paschen (inframerah I)
= + = − ,m = 4, 5, 6, …
13,6. . .
= − d. Deret Bracket (inframerah II)
= − 2 .
= − ,m = 5, 6, 7, …
e. Deret Pfund (inframerah III)
=− Rumus
= − ,m = 6, 7, 8, …
=2 pintas
Keterangan :
En = energi pada kulit ke-n
4. Energi emisi dan absorbsi λterbesar  m = n+1
Energi emisi λterkecil  m = ~
energi yang dipancarkan elektron saat
berpindah dari lintasan luar ke dalam Jari-jari
Energi absorbsi r1 = 0,578 Ao
energi yang diserap elektron saat rn = n2x0,578 Ao
berpindah dari lintasan dalam ke luar = n2x5,78x10-11m
= − rn = n2x r1
1 1 r1 : r2 : rn = 12 : 22 : n2
= 13,6 − .

nA = nomor kulit yang di tuju


nB = nomor kulit asal
E = energi diserap ataupun di
pancarkan
5. Energi ionisasi
energi yang diperlukan untuk melepas
elektron
= –
13,6. .
=
33

a. Hukum pergeseran Wien

. =
λmaks = panjang gelombang dengan
intensitas radiasi terbesar
(m)
T = suhu (K)
C = konstanta Wien
= 2,898x10-3 mK
b. Hukum Stefan Bolzmann

= Wm-2

e = emisivitas benda (1 untuk


benda hitam sempurna)
σ = konstanta Stefan Bolzmann
(5,67x10-8 ω/m2K)
T = suhu benda (K)
I = intensitas radiasi (ω/m2)

= . .W .
P = laju energi radiasi (watt)

= . . . . J

W = energi radiasi total (J)


A = luas permukaan benda (m2)
t = waktu radiasi
Teori kuantum Planck
Intensitas cahaya yang dipanaskan suatu
benda hitam berbeda-beda sesuai panjang
gelombang cahaya. Gelombang
elektromagnet tidak dipancarkan secara
kontiyu melainkan secara paket / foton dan
dapat dirumuskan :

= ℎ = ℎ

32. Radiasi Benda Hitam E = energi kuantum (J)


Radiasi/pemancaran panjang gelombang N = konstanta Planck = 6,63x10-34 Js
cahaya oleh benda hitam. Benda hitam f = frekuensi cahaya (Hz)
adalah benda yang dapat menyerap dan λ = panjang gelombang (m)
memancarkan energi cahaya secara Efek foto listrik
sempurna. Ada beberapa hal yang Peristiwa terlepasnya elektron-elektron
mendukung mengenai radiasi benda dari permukaan logam (elektron foto)
hitam antara lain : ketika logam tersebut disinari cahaya
= | |
34

Efek Compton
e = 1.6x10-19 C ♠ Peristiwa tertempelnya elektron yang
V0 = stoping potensial dimiliki oleh sebuah atom saat elektron
♠ Intensitas penyinaran makin besar kuat tersebut tertabrak oleh gelombang
arus yang mengalir juga semakin besar elektromagnet
♠ Intensitas penyinaran tidak ♠ Efek Compton merupakan bukti bahwa
berpengaruh terhadap Ekmaks foto gelombang elektromagnet bersifat
elektron sebagai partikel (memiliki massa sehingga
menimbulkan efek momentum)

ℎ ℎ
= =
Frekuensi diperbesar, Ekmaks foto elektron
juga bertambah besar
Jika cahaya dengan frekuensi f lebih besar Pfoton = momentum
dari frekuensi ambang logam f0 mengenai hf = energi foton
logam maka elektron akan terpental keluar. λ = panjang gelombang
Besar energi kinetik saat elektron keluar dari
permukaan logam dirumuskan dengan = ’ +
persamaan : = – ’
= ℎ –ℎ ’
ℎ = + = ℎ( – )
ℎ ℎ
= −
Ek = energi kinetik elektron foto yang
keluar dari permukaan logam (Joule
atau eV) E’ < E maka λ’ > λ
h = tetapan Planck (6,6x10-34 Js) λ’ – λ = ∆λ = pergeseran Compton
f = frekuensi gelombang yang datang ℎ
pada permukaan logam (Hz) ∆ = ’– = (1 − )
W = fungsi kerja logam (Joule atau eV)
f0 = frekuensi ambang logam (Hz) λ = panjang gelombang foton datang
Kesimpulan elektron dapat terlepas (efek λ’ = panjang gelombang foton hambur
fotolistrik terjadi) jika : m = massa elektron yang terpental
a. Frekuensi cahaya yang mengenai logam c = kecepatan cahaya
lebih besar dari frekuensi ambang h = tetapan planck
logam θ = sudut hamburan
b. Energi cahaya yang mengenai logam Gelombang Louis de Broglie
lebih besar dari fungsi kerja logam Louis de Broglie menyatakan tidak hanya
(energi ambang logam) cahaya yang memperlihatkan sifat-sifat
partikel, tetapi partikel-partikel kecilpun
35

pada saat tertentu dapat memperlihatkan c = 3x108 (m/s)


sifat-sifat gelombang ∆ = ∆ . 931 ( )
∆m = defek massa (sma)
ℎ ℎ
= ½ = = = Energi ikat per nukleon, dinyatakan
2
= .
= =
2
= √2 . E1 = energi ikat inti

= A = nomor massa
√2 .
34. Radioaktivitas
m = massa (gram) Adalah aktivitas radiasi inti-inti yang tidak
e = emisivitas stabil. Radioaktivitas dibagi menjadi 3 :
V = potensial pemercepat (volt) a. Inti ringan (Z ≤ 20);
Ek = energi kinetik (joule)
stabil bila = 1
33. Reaksi Inti b. Inti sedang (21 ≤ Z ≤ 83);
Zat radioaktif alam mempunyai inti yang
stabil bila = 1,6
berubah dengan sendirinya setelah
memancarkan sinar radioaktif, tetapi inti c. Inti berat (Z ≥ 83);
atom yang tidak bersifat radioaktif dapat tidak ada yang stabil
diubah sehingga menjadi zat radioaktif Ada 3 jenis peluruhan
(radioaktif buatan), yaitu dengan jalan 1. Peluruhan alpha (α)
menembaki inti itu dengan partikel- Ciri :
partikel (ingat peristiwa transmutasi) a. Daya tembus kecil
yang mempunyai kecepatan tinggi b. Daya ionisasi sangat kuat
Penembakan inti dengan kecepatan tinggi c. Dapat dibelokkan medan magnet
ini disebut reaksi inti dengan penyimpanan besar
Contoh : d. Energi 5,3-10,5 MeV
2He4 + 7N14  8O17 + 1H 1 + Energi  +
Energi yang dibebaskan (eksoterm)= 2. Peluruhan beta (β)
∑ − ∑ Ciri :
Energi yang diserap (endoterm)= a. Daya tembus cukup besar
∑ − ∑ b. Daya ionisasi tidak begitu kuat
Keterangan : c. Dapat dibelokkan medan magnet
∆m dalam sma, E = ∆m.931 MeV dengan penyimpanan kecil
Partikel-partikel elementer d. Energi 3-4 MeV
1 0
1H Proton -1β elektron  + +
2
1H Detron
0
+1e positron  + +
3
1H Triton
0
0γ gama 3. Peluruhan gamma (γ)
4
2He Alfa
1
0n netron
Ciri :
Energi Ikat Inti a. Daya tembus sangat besar
Energi ikat inti adalah energi yang mengikat b. Daya ionisasi sangat besar
inti menjadi satu. Dirumuskan c. Tidak dibelokkan medan magnet
1 = 1,66 10 = 931,1 d. Energi antara 0,2-3 MeV
1 = 1,6 10  +
∆ = ∆ .  Aktivitas radioaktif adalah banyak inti yang
Keterangan : meluruh tiap satuan waktu
∆E = energi ikat inti (Joule) = .
∆m = defek massa (kg) = .
= .
36

Waktu paruh adalah waktu yang diperlukan berat dengan membebaskan energi sangat
bahan radioaktif yang belum meluruh besar
berdisintegrasi tinggal ½ dari semula 0n 1 + 92U235  56Ba 144 + 36Kr89 + 30n1 + E

0,693 35. Radioisotop


= Adalah pengaruh sinar-sinar yang
= (1 2) dipancarkan inti yang tidak stabil agar
menjadi stabil.
= (1 2) Manfaat radioisotop :
= (1 2) a. Perunut (pencari jejak)
Radioisotop adalah isotop yang berifat
A = aktivitas radioaktif (Bq) radioaktif sehingga jejaknya dapat
At = aktivitas radioaktif setelah t sekon dikenal.
(Bq) b. Berdasarkan sifat radiasi
A0 = aktivitas radioaktif awal (Bq) Radiasi yang dipancarkan oleh
N = jumlah inti radioaktif radioisotop dapat dimanfaatkan dalam
Nt = jumlah inti radioaktif setelah t sekon bidang pengobatan, sterilisasi, industri,
N0 = jumlah inti radioaktif awal pertanian, seni dan penentuan umur
λ = tetapan peluruhan (s-1) c. Tenaga listrik
e = bilangan natural (2,718) Secara khusus antara lain:
t = lama peluruhan (s) 1. Bidang kedokteran :
T = waktu paruh a. Scanning/pindai organ tubuh
n = t/T Organ yang
1 Ci = 3,7x1010 Bq Radioisotop
dipindai
1 Bq = 1 peluruhan per sekon Iodium-131 Tiroid, paru-paru
Bagian-bagian reaktor atom dan fungsinya : Kromium-51 Limpa
♠ Moderator : memperlambat laju netron Selenium-75 Pankreas
dan pendingin primer. Bahan moderator Teknetium-99 Tulang, paru-paru
air berat atau grafit
Gallium-67 Getah bening
♠ Batang kendali : mengatur populasi dan
b. Studi tentang penyerapan unsur-
menangkap netron cepat. Bahan batang
unsur tertentu oleh organ tubuh.
kendali adalah baja atau cadmium berlapis
c. Radioisotop digunakan untuk
boron
penandaan senyawa dalam tanaman
♠ Fluida pendingin : tempat untuk
obat sehingga dapat diketahui
melewatkan energi kalor yang dihasilkan
khasiat dan mekanisme kerjanya
dari reaksi fisi. Pendingin berupa
dalam suatu organ tubuh.
karbondioksida atau air
d. Sinar γ mensterilkan alat kedokteran
♠ Perisai (shielding) : tempat komponen
dari kuman
reactor untuk melindungi bahaya dadiasi
e. Sinar X mengetahui retak tulang
bagai para pekerja dan terbuat dari bahan
pasien
baja tebal
2. Bidang industri :
Reaksi fisi dan fusi
a. Sinar β dapat dengan cepat
Reaksi Fisi adalah reaksi terpecahnya inti
menemukan lubang kebocoran
berat ketika ditembaki dengan neutron
pada pipa. Dengan cara
sehingga menjadi inti yang lebih ringan
menyuntikan sejumlah radioisotop
4( 1H1)  2He4 + 2(1e0) + E
ke dalam saluran pipa
Reaksi Fusi adalah reaksi bergabungnya dua
inti ringan membentuk satu inti yang lebih
37

b. Radiasi sinar β dapat membuat


kertas dengan ketebalan yang
sesuai
c. Sr-90 mampu mengatur ketebalan
ban
d. Sinar γ mampu mengatur
ketebalan lembaran baja secara
tepat
e. Penyinaran sinar γ + pemanasan
90oC dapat mengawetkan sari buah
(tomat, papaya, sirsak)
3. Dapat digunakan memproduksi
tanaman baru yang karakteristik baru,
contoh : biji gandum dapat
menghasilkan gandum jenis baru yang
tahan penyakit bila dikenai radiasi sinar
γ
4. Sinar x dan y dapat membuat makhluk
hidup mandul/steril
5. Karbon-14 dapat digunakan untuk
menentukan umur suatu fosil atau kota
tua (arkeologi)
Karbon-14 terbentuk di atmosfer oleh
partikel berenergi tinggi, partikel
disebut sinar-sinar kosmis. Pada
makhluk yang masih hidup presentasi
dalam tubuh mereka selalu tetap, tetapi
setelah mati presentasi karbon-14 akan
berkurang karena mengalami peluruhan
sinar beta. Dengan mengukur
presentase keaktifan radiasinya dalam
makhluk hidup yang mati. Kita dapat
menafsirkan umur kematian mereka.
Teknik ini disebut radioactive dating.

Anda mungkin juga menyukai