(Fisika Dasar) RANGKUMAN UJIAN NASIONAL PDF
(Fisika Dasar) RANGKUMAN UJIAN NASIONAL PDF
b R
F2 F1
α
X
a
R = a + b F3
b. Cara segitiga
b R F2
F1
b F1y
F 2y
a a F 2x F3x F1x X
vektor resultannya :
F 3y
R = a + b F3
3
Nilai resultan dihitung dengan persamaan : Horizontal Vertikal (a=g) Gerak jatuh
bebas
= + = + . =
+ . =0
1 1 1
Arah resultan dihitung dengan persamaan : = . + . = . + . =ℎ= .
2 2 2
= +2 . = +2 . 2ℎ
= =
Pengurangan vektor = 2 ℎ
Pengurangan vektor = penjumlahan dengan GLBB dipercepat
vektor negatifnya
b v
v-t
s s-t
vo
α
a t so
-b t
GLBB diperlambat
v s s-t
v-t
R vo
R = a + (-b) t so t
Nilai resultan adalah : Paduan gerak GLB dan GLBB
= + −2 .
Y
3. Gerak Lurus A
GLB vcy o
Ciri Persamaan Grafik vc
v = konstan vo = v
a=0 s = v.t s = luas daerah Co
v vcx
voy = vo sinθ vo
t θ B
o
v = kemiringan vox = vo cosθ X
kurva
Benda
= N − = bergerak
2 F pada
Fg − bidang
c. di titik terjauh =
datar
2 m.g kasar
=
Benda
N
2 . 2 bergerak
= = =
pada
bidang
mg.sinθ
=0 mg.cos
= miring
θ licin
4. Gerak dan Gaya θ
mg
Hukum Newton
Benda
Hk I Newton =0 dihubung-
−
= kan
F = gaya (Newton) + dengan
= .
m = massa (kg) a T T tali pada
Hk II Newton ∑ a = percepatan (ms-2) katrol licin
=
Hk III Newton F aksi = F reaksi
Penerapan Hukum Newton a
Benda m 2g m1g
T − =0 digantung-
= kan dalam Orang dalam lift yang bergerak
keadaan
Dipercepat ke atas Dipercepat ke bawah
diam
m.g − = − =
= + = −
Bergerak Benda Diperlambat ke atas Diperlambat ke bawah
T dipercepat ke digantung- − = (− ) − = (− )
atas kan dalam = − = +
a
− = keadaan Gaya gesek
= + bergerak
m.g 1. gaya gesek statis (fs)
( ) = .
fs max =
+ℎ
mg.sinθ
Perbandingan massa dan jari-jari bumi
θ
mg.cosθ
mg =
θ
a. dalam keadaan diam Dengan : massa planet = a x massa bumi
mg.sinθ < fsmax jari-jari planet = b x jari-jari bumi
fsmax = µ s.N Mencari titik nol
fsmax = µ s.mg.cosθ Jika terdapat massa m1 dan m2 terpisah sejauh
b. tepat akan bergerak r, maka massa m3 harus diletakkan sejauh x
mg.sinθ = fsmax dari m1.
mg.sinθ = μs.mg.cosθ
=
µs = tgθ −
2. benda luasan
=
. ∑ .
= =
∑
=
∑ .
=
∑
Keterangan :
F = gaya (N) 3. benda garis
G = tetapan gravitasi (6,67.10-11Nm2kg-2) ∑ .
m = massa (kg) =
∑
M = massa planet (kg)
-2
g = percepatan gravitasi (ms ) ∑ .
r = jarak benda ke pusat planet (m) =
∑
R = jari-jari planet (m)
6
∑ . 3
= =
∑ 8
1 = =
=
2
∆ − ∆ −
a= = = =
∆ − ∆ −
Selimut limas t = tinggi limas
(dari bawah)
a= =
1
=
3 = + a = +
= + = +
Selimut kerucut t = tinggi kerucut
(dari bawah) = .a = .
1 = . = .
= 1 1
3 =
2
. =
2
.
= −
1 1 1 1
. = . − . . = . − .
2 2 2 2
7
v
b. Hubungan roda-roda yang dihubungkan
a. Gerak melingkar beraturan dengan rantai
= 0; =
Berlaku :
= .
= . R2 R1 =
= . . = .
Keterangan :
= percepatan sudut (rads )
-2 Momen gaya
= kecepatan sudut (rads-1) = ⃗ ⃗
= sudut yang ditempuh (rad) r θ
= kecepatan linier (ms-1)
=
s = busur (jarak) yang ditempuh (m) F
Jika r F, maka bisa ditulis :
b. Gerak melingkar berubah beraturan
=
aT = .
Momen Inersia
aS = . =
Pelat segiempat Pelat segiempat
a Tot = a +a poros melalui pusat poros sepanjang tepi
Keterangan :
a a
= percepatan sudut (rads-2)
a T = percepatan tangensial/linier (ms-2) b b
a S = percepatan sentripetal (ms-2) 1 1
= ( + ) =
a Tot = percepatan total (ms-2) 2 3
R1 = R R
R2 = 2 2
= =
3 5
8
R
R I = momen inersia (kgm2)
R2 =∆
R1 = −
1 1
= −
2 2
1 1
= ( + ) = ( − )
2 2
. =∆
= = −
( + 1)
= ℎ − ℎ
Percepatan benda karena gaya F : = (ℎ − ℎ )
=
9. Elastisitas
( + 1) Hukum Hooke
Energi kinetik total dari benda yang bergerak Jika gaya tarik tidak melampaui batas
translasi dan rotasi : elastisitas pegas, maka pertambahan panjang
pegas berbanding lurus dengan gaya tariknya
= +
1 1
= +
2 2
1
= ( + 1)
2
9
= .∆ =
. .
= .∆ =
.∆
.
=
.∆
Keterangan :
-2
Karena = , E = modulus elastisitas (Nm )
∆
. T = tegangan (Nm-2)
maka =
e = regangan
F = gaya (N)
Keterangan : lo = panjang mula-mula pegas (m)
F = gaya (N) ∆l = pertambahan panjang (m)
lo = panjang mula-mula pegas (m) A = luas penampang pegas (m2)
∆l = pertambahan panjang (m)
k =konstanta pegas (Nm-1) Susunan pegas
A = luas penampang pegas (m2) 1. Susunan seri
-2
E = modulus elastisitas (Nm ) 1 1 1 1
= + +⋯+
Tegangan (stress)
Hasil bagi gaya dengan tiap luas penampang Untuk 2 pegas yang disusun seri :
benda
.
=
= +
1 Keterangan :
= .∆ p = momentum (kgms-1)
2
1 I = impuls (Ns)
= .
2 m = massa (kg)
v = kecepatan (ms-1)
Medan gaya konservatif F = gaya (N)
Medan gaya gravitasi monoton ∆t = selisih waktu (s)
= +
1 Hukum kekekalan momentum
= ℎ+ .
2 . + . = . + ′. ′
= ℎ Koefisien resitusi
1
= . −
2 =−
−
10. Hukum Kekekalan Energi
Jenis-jenis tumbukan benda
Mekanik
a. lenting sempurna (e = 1)
Energi mekanik (energi total)
b. lenting sebagian (0 < e <1)
Jumlah energi kinetik dan energi potensial
c. tidak lenting sama sekali (e = 0)
yang dimiliki benda
langkah-langkah :
= + 1. cari v’
1
= ℎ+ . . + .
2 ′=
+
h1
11. Momentum h2
Jika EpA = 0, EkB = 0,
(berlaku sebaliknya)
maka berlaku
= 2 ℎ
Momentum dan impuls Sehingga untuk mencari
ℎ tinggi pantulan ke-n :
= . =
ℎ
= .∆ ℎ = .ℎ
=∆
.∆ = ( − )
11
b. Aliran (konveksi) P1 v1 h2
Perpindahan kalor yang disertai h1
perpindahan zat
= ℎ. . ∆
=
12
Keterangan :
1 P = tekanan (Pa)
+ ℎ+ =
2 ρ = massa jenis fluida (kgm-3)
1 1 -2
+ ℎ + = + ℎ + g = percepatan gravitasi (ms )
2 2
h = tinggi (m)
Aplikasi hukum Bernoulli v = kecepatan (ms-1)
Pipa mendatar
Lubang kebocoran sempit
P1 v1 P2 v2
1 1
+ = + h
2 2
1 v
− = ( − ) H
2
y
Pipa venturimeter tanpa manometer
x
h
= 2 ℎ
= 2 ℎ.
A1
P1 v 1 A2 v2 2
=
P2
> Keterangan :
-1
∆ = ℎ v = kecepatan (ms )
2 ℎ x = jarak pancaran air (m)
= t = waktu (s)
−1 h = tinggi lubang dari permukaan (m)
y = tinggi lubang dari dasar (m)
H = tinggi total air (m)
Pipa venturimeter dengan manometer
Gaya angkat pesawat
A1 P2
v2 P2
P1 v1 A2 v2
2 ℎ( − ) v1
= P1
−1 v1 < v2
P1 > P2
1
= . .( − )
2
13
v =
= +∆ = . 100%
= −
= .∆ = 1− . 100% =
1
∆ = ( − )
2 = 1− . 100%
=0 D
Q2 C
1
∆ = ( − ) V
2
=∆ Proses-proses :
A – B : Pengembangan secara isotermik
3. Isobarik (tekanan tetap)/Hukum Gay B – C : Pengembangan secara adiabatik
Lussac C – D : Pemampatan secara isotermik
D – A : Pemampatan secara adiabatik
= .∆
1 Mesin pendingin
∆ = ( − )
2
= +∆ =
= −
4. Adiabatik =
− =
=0 =
−
= −∆
Keterangan :
Keterangan :
η = efisiensi mesin
P = tekanan (Pa)
3 K = koefisien daya guna mesin
V = volume (m )
Q1 = kalor pada suhu tinggi (J)
T = suhu (K)
Q2 = kalor pada suhu rendah (J)
W = Usaha yang dilakukan oleh/pada sistem (J)
T1 = suhu tinggi (K)
∆U = perubahan energi dalam sistem (J)
T2 = suhu tinggi (K)
Q = kalor (J)
W = Usaha yang dilakukan oleh/pada sistem (J)
∂ = tetapan Laplace
15
Sob Sok
Keterangan :
d = panjang mikroskop (m)
′
= M = perbesaran teropong
Sok = jarak bayangan awal dengan lensa okuler (m)
= fob = jarak fokus lensa objektif (m)
fok = jarak fokus lensa okuler (m)
′
= .
Teropong bumi
Objektif Pembalik Okuler
Mata berakomodasi maksimal
′
=
= +1
fob 2fp 2fp fok
′
= . +1 = +4 +
=
Keterangan :
d = panjang mikroskop (m) Mata tidak berakomodasi
Sob = jarak benda dengan lensa objektif (m)
S’ob = jarak lensa objektif dengan bayangan awal (m) =
Sok = jarak bayangan awal dengan lensa okuler (m)
Keterangan :
S’ok = jarak lensa okuler dengan bayangan akhir (m)
d = panjang mikroskop (m)
fob = jarak fokus lensa objektif (m)
M = perbesaran teropong
fok = jarak fokus lensa okuler (m)
Sok = jarak bayangan awal dengan lensa okuler (m)
M = perbesaran total mikroskop
fob = jarak fokus lensa objektif (m)
Mob = perbesaran lensa objektif
fok = jarak fokus lensa okuler (m)
Mok = perbesaran lensa okuler
fp = jarak fokus lensa pengganti (m)
Sn = titik dekat normal mata (25 cm)
16
= cos ( − ) =
=− sin( − ) =−
=−
17
nrg2 = m. λ.R 2t = m. λ’
rg =√ . . 2nt = m. λ
18
= ( + 1 2). =
4
3. Letak garis gelap ke terang pusat Pada jarak R1 dan R2
= =
= – 1
= − Nada dasar = ≫ =4
4
Nada atas 3 2
pertama
= ≫ =
2 3
Rumus Frekuensi pipa organa tertutup
Nada dasar
1
= ≫ =2
2 2 +1
= = f0 : f1 : f2 :…: fn=
4 1 : 3 : 5 :…: (2n+1)
2 +1
= n = 0, 1, 2,…
4 =
Nada atas Perut ke-n = + 1
= .
pertama = Simpul ke-n = + 2
Aplikasi gelombang bunyi
2. Pipa Organa Terbuka 1. Bidang Industri
SONAR : pantulan gelombang bunyi untuk
navigasi
Teknis sonar digunakan untuk
♠ kacamata tunanetra
Nada dasar 1 ♠ mengukur dalamnya laut
= ≫ =2
2 ♠ mendeteksi logam yang retak
♠ mencuci benda (misal : kacamata)
♠ survey geofisika
♠ kamera otomatis
2. Bidang Kedokteran
Nada atas Perut ke-n = + 2
pertama
= USG : mengamati gambar janin, aman
Simpul ke-n = + 1
(pengujian tidak merusak)
20
a. Jika kedua muatan sejenis Medan listrik oleh bola konduktor bermuatan
E
=
−
= r
+ R
♠ Luar bola = =
=
=
22
Keterangan : Keterangan :
K = koefisien dielektrik (K ≥ 1) W = energi kapasitor (joule)
ε = permivitas bahan C = kapasitas kapasitor (C)
d = jarak antar keping (m) V = beda potensial listrik (volt)
♠ Kombinasi Kapasitor ♠ Hukum Kekekalan Muatan
Rangkaian seri Q1+Q2 = Q1’+Q2’
C1.V1+C2.V2 = C1.Vgab+C2.Vgab
C1 C2 C3
. + .
=
+
= = = 25. Alat Ukur Listrik
= ∑ Pemasangan Amperemeter dan Voltmeter
1 1 1 1 1 Amperemeter adalah alat yang digunakan
= + + +
untuk mengukur kuat arus yang mengalir
pada suatu konduktor
Untuk 2 kapasitor Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk
. mengukur besar tegangan atau beda
= potensial antara ujung-ujung penghantar
+
Ingat : Amperemeter harus dipasang seri
n kapasitor sama dan voltmeter harus dipasang
paralel
= Pemasangan amperemeter
Rangkaian paralel R A
C1
+ R1 R2 R3
= ∑
l = Penghantar
n hambatan sama
= = .
b. Paralel
I = arus listrik (A) R1
Q = jumlah muatan (C)
T = waktu (s) R2
R3
=
1 1
J = rapat arus =
= kuat arus listrik persatuan
luas penampang (A/m2)
♠ Arah arus listrik berlawanan dengan 2 hambatan
arah gerakan elektron .
♠ Arah arus listrik searah dengan arah =
+
muatan positif
♠ Kuat arus listrik = jumlah muatan yang
menembus penampang suatu n hambatan yang sama
penghantar persatuan waktu
2. Hambatan Listrik =
4. Jembatan Wheatstone
=
R1 R2
G
R4 R3
. = .
I
E
24
♠ Hukum I Kirchoff
I1 Ia 2 loop A
E1 E2
Ib
I2 Ic
∑I masuk = ∑I keluar
B
I1+I2 = Ia+Ib+Ic Rumus pintas
∑ + +0
♠ Hukum II Kirchoff ∆ =
1 ∆ =
Dalam rangkaian tertutup : Jumlah ∑ 1 1 1
+ +
beda potensial = nol (0)
5. Hukum Ohm
Aturan : = .
- arah loop = arah arus, maka
=
penurunan tegangan bertanda (+)
- arah loop berlawanan arah arus,
maka penurunan tegangannya Susunan Elemen :
bertanda (-) Seri
Etot = s E
- saat mengikuti arah loop kutub (+) rtot = s r
sumber tegangan dijumpai terlebih
dahulu, GGL E bertanda (+) E,r E,r E,r s = jumlah elemen yang disusun seri
- saat mengikuti arah loop kutub (-) Paralel
sumber tegangan dijumpai terlebih E,r
dahulu, GGL E bertanda (-)
1 loop E,r
Etot = E
r tot = r/p
E,r
E1 E2 (-)
(+) Arah p = jumlah elemen yang
loop disusun parallel
Campuran
∑E + ∑(IR) = 0
I(R+r1+r2)+E2-E 1 = 0
Etot = s r
r tot = sr/p
=
+
a r
α
α
. . . sin I
= dB sin α
. . sin
Keterangan : =
dB : induksi magnetik (tesla) 2
k : tetapan
Keterangan :
dL : perubahan elemen panjang (m)
B = induksi magnetik (tesla)
r : jarak antara 2 titik (m)
µ 0 = permeabilitas (4π.10 -7 weber A-1m-1)
θ : sudut antara elemen berarus dengan
a = jari-jari (m)
jarak ke titik yang ditentukan besar
r = sisi miring (m)
medan magnetik
Besarnya induksi magnetik di pusat
b. Induksi Magnetik di Sekitar Penghantar
lingkaran
Lurus Berarus
.
. =
= 2
2
Untuk N lilitan
Keterangan :
Bp = induksi magnetik di titik P .
(weber.m2 = tesla) = .
2
I = kuat arus (ampere)
a = jarak titik ke penghantar (m) Contoh : N < 1
µ0 = permeabilitas vakum a. Jika N = ½ bagian
4π.10-7 (weber A-1m-1) I
c. Menentukan Arah Induksi Magnetik di
sekitar penghantar lurus berarus
P
o
r
1
=
2 2
=
4
26
b. Jika N = ¾ bagian
I
Keterangan :
B = induksi magnetik (T)
B N = jumlah lilitan
r I = kuatarus (A)
a = jari-jari (m)
µ 0 = 4π.10-7
3 L = panjang selenoida (m)
= .
4 2 28. Gaya Magnetik
3 A. Gaya Lorentz pada Penghantar Berarus
=
8 Listrik
⃗= ⃗ ⃗
♠ Di pusat solenoid = . . sin
. . = . . .
B =
Keterangan :
♠ Di ujung solenoidea F : gaya Lorentz (N)
1 . . I : kuat arus (A)
B =
2 B : besar induksi magnetik (T)
L : panjang sellenoida (m)
Induksi magnetik di sumbu toroida B. Gaya Antara dua Kawat Paralel
I
1 2 3 4
.
a
P.
Lengkungan
tertutup C
a a
B Arah arus sama timbul gaya tarik
menarik
= .
Arus berlawanan timbul tolak menolak
Jika lingkaran terdiri dari N lilitan dan
arah dL searah dengan B (θ = 0) = .
2
= . .
B (2πa) = µ0.N.I
. .
=
2
27
x FL x
B
x x
Keterangan :
R : jari-jari lintasan (m)
m : massa (kg)
v : kecepatan (m/s)
q : muatan listrik (c)
B : Induksi magnetik
V
= = R
= = =
=
=
29
2. Rangkaian Induktif
=
= ( − 90 )
=
=
Cara menggambar grafik V/I terhadap t
a. mendahului titik nol-nya bergeser ke Diagram fasor I
kiri ¼ T
VC
b. Tertinggal titik nol-nya bergeser ke Impedansi, Tegangan, dan Arus pada
kanan ¼ T Rangkaian Seri
1. Rangkaian Seri RL
~
= +
Diagram fasor VL
= +
A C
= .
= .
I = .
3. Rangkaian Kapasitif Beda fase tegangan dinyatakan
~ = =
C 2. Rangkaian Seri RC
A B
=
= ( − 90 )
=
.
1
=
.
30
= + 4. Keadaan Resonansi
a. =
= + b. =
= . c. =
= .
d. = ≫ =2
= .
1 1
Beda sudut fase =
2
= − =− e. Impedansi minimum
f. Arus maksimum
= = g. Sudut fase = 0o
31. Perkembangan Teori Atom
3. Rangkaian Seri RLC ♠ Teori atom Dalton
a. Atom adalah bagian kecil dari suatu
~
unsur yang tidak dapat dibagi-bagi
lagi
b. Atom-atom suatu unsur semuanya
serupa dan tidak dapat berubah
A C
menjadi atom unsur lain
c. Dua atom atau lebih dari unsur-
unsur berlainan dapat membentuk
suatu molekul
d. Pada suatu reaksi kimia, atom-atom
berpisah kemudian bergabung lagi
Grafik diuraikan sebagai berikut dengan susunan yang berbeda dari
semula, tetapi massa keseluruhan
tetap
e. Pada reaksi kimia, atom-atom
bergabung menurut perbandingan
tertentu yang sederhana
♠ Teori atom Thompson/teori kue kismis
a. Atom dalam unsur-unsur kimia yang
berbeda membentuk kumpulan
partikel jenis yang sama
b. Atom bukanlah partikel yang tidak
dapat dibagi lagi
c. Atom merupakan bola padat dengan
= +( − ) jari-jari 10-10 (1Ao)
d. Elekton negatif akan melekat pada
Keterangan medium positif
Vm = tegangan maksimum (volt) Kelemahan : Elektron tidak tersebar merata
Im = arus maksimum (ampere) melainkan menurut susunan
XL = reaktansi induktif (ohm) tertentu
XC = reaktansi kapasitif (ohm) ♠ Teori atom Rutherford
Z = impedansi (ohm) Berdasarkan hasil pengamatannya
Rutherford menyatakan 3 kesimpulan :
31
. .
= ½ = = λ = panjang gelombang spectrum
2 . yang dipancarkan
R = konstanta Rydberg
= = 1,097x107 m-1
.
nA = nomor kulit yang di tuju
Ek = energi kinetik elektron kulit ke-n nB = nomor kulit asal
e = muatan elektron (1,6x10-19C) Spektrum Atom Hidrogen
k = tetapan (9x109 Nm2/C2) a. Deret Lyman (ultra ungu)
rn = jari-jari kulit ke-n = − ,m = 2, 3, 4, …
3. Energi elektron tiap kulit
b. Deret Balmer (cahaya tampak)
energi elektron yang ditimbulkan oleh
kedudukan dan gerakan elektron pada tiap = − ,m = 3, 4, 5, …
kulit c. Deret Paschen (inframerah I)
= + = − ,m = 4, 5, 6, …
13,6. . .
= − d. Deret Bracket (inframerah II)
= − 2 .
= − ,m = 5, 6, 7, …
e. Deret Pfund (inframerah III)
=− Rumus
= − ,m = 6, 7, 8, …
=2 pintas
Keterangan :
En = energi pada kulit ke-n
4. Energi emisi dan absorbsi λterbesar m = n+1
Energi emisi λterkecil m = ~
energi yang dipancarkan elektron saat
berpindah dari lintasan luar ke dalam Jari-jari
Energi absorbsi r1 = 0,578 Ao
energi yang diserap elektron saat rn = n2x0,578 Ao
berpindah dari lintasan dalam ke luar = n2x5,78x10-11m
= − rn = n2x r1
1 1 r1 : r2 : rn = 12 : 22 : n2
= 13,6 − .
. =
λmaks = panjang gelombang dengan
intensitas radiasi terbesar
(m)
T = suhu (K)
C = konstanta Wien
= 2,898x10-3 mK
b. Hukum Stefan Bolzmann
= Wm-2
= . .W .
P = laju energi radiasi (watt)
= . . . . J
= ℎ = ℎ
Efek Compton
e = 1.6x10-19 C ♠ Peristiwa tertempelnya elektron yang
V0 = stoping potensial dimiliki oleh sebuah atom saat elektron
♠ Intensitas penyinaran makin besar kuat tersebut tertabrak oleh gelombang
arus yang mengalir juga semakin besar elektromagnet
♠ Intensitas penyinaran tidak ♠ Efek Compton merupakan bukti bahwa
berpengaruh terhadap Ekmaks foto gelombang elektromagnet bersifat
elektron sebagai partikel (memiliki massa sehingga
menimbulkan efek momentum)
ℎ ℎ
= =
Frekuensi diperbesar, Ekmaks foto elektron
juga bertambah besar
Jika cahaya dengan frekuensi f lebih besar Pfoton = momentum
dari frekuensi ambang logam f0 mengenai hf = energi foton
logam maka elektron akan terpental keluar. λ = panjang gelombang
Besar energi kinetik saat elektron keluar dari
permukaan logam dirumuskan dengan = ’ +
persamaan : = – ’
= ℎ –ℎ ’
ℎ = + = ℎ( – )
ℎ ℎ
= −
Ek = energi kinetik elektron foto yang
keluar dari permukaan logam (Joule
atau eV) E’ < E maka λ’ > λ
h = tetapan Planck (6,6x10-34 Js) λ’ – λ = ∆λ = pergeseran Compton
f = frekuensi gelombang yang datang ℎ
pada permukaan logam (Hz) ∆ = ’– = (1 − )
W = fungsi kerja logam (Joule atau eV)
f0 = frekuensi ambang logam (Hz) λ = panjang gelombang foton datang
Kesimpulan elektron dapat terlepas (efek λ’ = panjang gelombang foton hambur
fotolistrik terjadi) jika : m = massa elektron yang terpental
a. Frekuensi cahaya yang mengenai logam c = kecepatan cahaya
lebih besar dari frekuensi ambang h = tetapan planck
logam θ = sudut hamburan
b. Energi cahaya yang mengenai logam Gelombang Louis de Broglie
lebih besar dari fungsi kerja logam Louis de Broglie menyatakan tidak hanya
(energi ambang logam) cahaya yang memperlihatkan sifat-sifat
partikel, tetapi partikel-partikel kecilpun
35
Waktu paruh adalah waktu yang diperlukan berat dengan membebaskan energi sangat
bahan radioaktif yang belum meluruh besar
berdisintegrasi tinggal ½ dari semula 0n 1 + 92U235 56Ba 144 + 36Kr89 + 30n1 + E