42 86 1 PB
42 86 1 PB
Abstrak
Latar Belakang: Program Keluarga Berencana digunakan sebagai salah satu cara untuk menekan
pertumbuhan jumlah penduduk. Banjarmasin adalah pengguna kontrasepsi suntik terbanyak. Studi
pendahuluan yang saya dilakukan di BPM yaitu dari 10 akseptor kontrasepsi suntik 6 akseptor yang
mengalami kenaikan berat badan yaitu 4 pengguna KB suntik 3 bulan dengan lama pemakaian 1,5
tahun dan 2 pengguna akseptor suntik 1 bulan dengan lama pemakaian 2 tahun.
Tujuan: Menganalisis kenaikan berat badan pada akseptor KB suntik.
Metode: Non eksperimental dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian adalah
akseptor kontrasepsi suntik yang menggunakan Cyclofem dan suntik DMPA (Depo
Medroxyprogesterone Acetat) di BPM Hj. M dari bulan oktober sampai bulan Desember 2015
berjumlah 188 orang. Jumlah sampel 65 peserta KB Suntik. Teknik sampling menggunakan
Purposive Sampling. Pengumpulan data menggunakan angket. Analisis dengan Uji T tidak
Berpasangan (P=<0,05).
Hasil: Menganalisis kenaikan berat badan pada akseptor KB suntik yaitu rata-rata suntik 1 bulan
1,3 dan suntik 3 bulan 3,8 dengan nilai p <0,001 hasil penelitian ini menunjukan adanya perbedaan
kenaikan berat badan suntik 1 bulan dan suntik 3 bulan.
Simpulan: Ada perbedaan pengguna kontrasepsi hormonal suntikan dengan kenaikan berat badan.
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengguna KB suntik 3 bulan lebih besar mengalami
kenaikan berat badan dibandingkan suntik 1 bulan.
197
Proceeding of Sari Mulia University Midwifery National Seminars
Analisis Kenaikan Berat Badan Pada Akseptor KB Suntik DI BPM HJ. M
Abstract
Background: The Family Planning Program is used as a way to reduce population growth.
Banjarmasin is the largest user of injection contraception. The preliminary study I conducted at
BPM is from 10 injecting contraceptive acceptors, 6 acceptors who gained weight, namely 4 3-
month injecting KB users with 1.5 years of usage and 2 users of 1 month injection acceptors with
2 years of usage.
Objective: Analyze weight gain on injectable birth control acceptors.
Method: Non-experimental with Cross Sectional approach. The study population was injection
contraceptive acceptors using Cyclofem and DMPA (Depo Medroxyprogesterone Acetat)
injections at BPM Hj. M from October to December 2015 numbered 188 people. The total sample
was 65 KB injection participants. The sampling technique uses purposive sampling. Data
collection using a questionnaire. Analysis by the unpaired T test (P = <0.05).
Results: Analyzing weight gain in injecting family planning acceptors is an average injection of 1
month 1.3 and injection 3 months 3.8 with p value <0.001. The results of this study indicate
differences in injection weight gain 1 month and 3 months injection.
Conclusion: There are differences in users of injectable hormonal contraception with weight
gain. In this study it can be concluded that users of 3-month injection KB have greater weight
gain than injections of 1 month.
198
Proceeding of Sari Mulia University Midwifery National Seminars
Analisis Kenaikan Berat Badan Pada Akseptor KB Suntik DI BPM HJ. M
hormonal suntik yang hanya mengandung merangsang pusat pengendali nafsu makan di
intramuskular setiap 3 bulan dengan dosis 150 makan lebih daripada biasanya. Kerugian
mg (Saifudin, 2006). Cyclofem adalah alat dalam penggunaan suntikan cyclofem dan
kontrasepsi untuk satu bulan lamanya yang Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA)
Organization (WHO) pada tahun 2012 yang dilakukan di BPM Hj. M pada tanggal 28
kontrasepsi menurut metode, KB suntikan KB suntik yang datang 10 orang. Dari hasil
mengalami peningkatan, dari 12 persen tahun diskusi 10 dari akseptor KB suntik dimana 6
1991 menjadi 32 persen tahun 2012. Estimasi akseptor yang mengatakan mengalami
jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Selatan kenaikan berat badan. Dari buku register
tahun 2013 adalah 3.840.547 juta dengan pengguna KB suntik lama pada tahun 2014
Estimasi jumlah penduduk kota Banjarmasin berjumlah 280 orang, dan pada tahun 2015
40.000 pada tahun 2013 (Sumber, BKKBN berat badan pada akseptor KB suntik.
paling tinggi frekuensinya yaitu peningkatan analitik observasional dengan rancangan cross
berat badan. Penyebab pertambahan berat sectional. Populasi yang digunakan dalam
badan tidak jelas. Hipotesa para ahli Depo penelitian ini yaitu peserta akseptor KB
198
Proceeding of Sari Mulia University Midwifery National Seminars
Analisis Kenaikan Berat Badan Pada Akseptor KB Suntik DI BPM HJ. M
hormonal suntik Cyclofem, dan suntik DMPA badan , setelah data tersebut dikumpulkan
BPM Hj. M dari bulan Oktober-Desember univariat dapat dihitung dengan rumus slovin
2015, suntik Cyclofem sebanyak 98 orang, dan analisa bivariat yang digunakan dengan
peserta kb suntik. Teknik pengambilan ini Dari hasil analisis data maka dapat
dengan jenis Purposive sampling dengan disajikan hasil penelitian tentang perbedaan
Jenis data yang digunakan adalah kuantitatif Berdasarkan penelitian ini distribusi
dengan data yang digunakan adalah data karakteristik responden berdasarkan umur
primer. Sumber data dari penelitian ini adalah di BPM Hj. M dapat dilihat pada tabel
199
Proceeding of Sari Mulia University Midwifery National Seminars
Analisis Kenaikan Berat Badan Pada Akseptor KB Suntik DI BPM HJ. M
responden berdasarkan pendidikan dapat Suntik dapat dilihat pada tabel berikut:
200
Proceeding of Sari Mulia University Midwifery National Seminars
Analisis Kenaikan Berat Badan Pada Akseptor KB Suntik DI BPM HJ. M
tabel berikut:
PEMBAHASAN
Tabel 6 Distribusi Akseptor KB Suntik
berdasarkan Perubahan Berat Berdasarkah hasil penelitian tentang
Badan
Perubahan Berat badan perbedaan pengguna kontrasepsi hormonal
Jenis Naik Turun Total
Suntikan Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 bulan 22 38,59 8 100 30 46,15 suntikan dengan kenaikan berat badan di BPM
3 bulan 35 61,40 0 0 35 53,85
Total 57 100 8 100 65 100
Hj. M yaitu:
badan naiklah yang terbanyak dengan jenis umur 20-35 tahun merupakan frekuensi
suntikan 3 bulan berjumlah 35 orang tertinggi yakni 62 orang (95,4%). Hal ini
5. Perbedaan Akseptor KB Suntik dengan dalam kesehatan reproduksi umur yang baik
kontrasepsi hormonal suntikan dengan termasuk suntik adalah umur 20-35 tahun.
kenaikan berat badan dapat dilihat pada tabel Hal ini dibuktikan dalam teori bahwa umur
Tabel 7 Hasil uji T tidak berpasangan menggunakan alat kontrasepsi. Umur dapat
perbedaan akseptor KB suntik dengan
kenaikan berat badan. ditentukan fase-fase dalam menggunakan
Rata-rata
Suntik 1 bulan (n=30) 1,3 kontrasepsi. Wanita yang berumur kurang
Suntik 3 bulan 3,8
(n=35)
dari 20 tahun yaitu fase menunda kehamilan,
201
Proceeding of Sari Mulia University Midwifery National Seminars
Analisis Kenaikan Berat Badan Pada Akseptor KB Suntik DI BPM HJ. M
wanita yangberumur 20-30 tahun yaitu fase dengan dosis 150 miligram yang disuntik
menjarangkan kehamilan serta wanita yang secara Intra Muskular (Biran Affandi, 2012).
berumur lebih dari 30 adalah fase mengakhiri 3. Perubahan Berat Badan Akseptor KB Suntik
sampel terdapat 34 orang (52,3%) yang responden pengguna suntik, perubahan berat
yaitu ibu rumah tangga sebanyak 41 orang 35 responden dari 35 responden tersebut 11
(63,1%). Menurut (Wijayanti, 2006) bahwa orang pengguna kb suntik 3 bulan dengan
dari 65 responden sebagian besar peserta berat badannya naik dari 1- 7 Kg.
yaitu sebesar 46,2%. Hal ini menunjukan berat badan naik dari 1-4 Kg, 17 responden
peminat jenis kontrasepsi suntik 3 bulan lebih dengan lama penggunaan 1 tahun mengalami
banyak dibandingkan jenis suntik 1 bulan, perubahan berat badan naik 1-3 Kg, dan 8
karena kontrasepsi suntik 3 bulan adalah responden dengan lama penggunaan 1 tahun
Suntikan progesterone DMPA (Depo mengalami perubahan berat badan turun 1-3
202
Proceeding of Sari Mulia University Midwifery National Seminars
Analisis Kenaikan Berat Badan Pada Akseptor KB Suntik DI BPM HJ. M
Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa membandingkan pengguna DMPA jangka
perubahan berat yang dipengaruhi oleh tembaga (IUD) menemukan efek bervariasi
antara 2,3-2,9 kg. Berat badan berkurang BKKBN, 2013. Data peserta Pengguna KB.
[Sumber Internet]. Tersedia dalam
dengan penurunan rata-rata setiap tahun http://banjarmasin.bkkbn.go.id/old/. [Di
akses 8 Desember 2015].
antara 1,6-1,9 kg (Fienalia, 2011).
Saifuddin. 2006. Buku Panduan Praktis
4. Perbedaan Kenaikan Berat Badan Akseptor Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
KB Suntik dengan Kenaikan Berat Badan Prawirohardjo.
Rata-rata kenaikan berat badan suntik 1 Biran, Affandi. 2012. Beragam Manfaat
Kontrasepsi.[SumberInternet].Tersedia
bulan dengan jumlah akseptor 30 orang dari dalam,http://www.resep.web.id./kesehat
an/beragam-manfaat kontrasepsi.htm/.
berat badan sebelum ke berat badan sesudah [Di akses 29 Desember
2015].
didapatkan rata-rata kenaikan berat badan 1,3
Hartanto, H. 2010. Keluarga Berencana dan
Kg, dan rata-rata kenaikan berat badan suntik Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan..
3 bulan dari jumlah akseptor 35 orang dari
Fienalia, R.. Faktor-Faktor Yang
berat badan sebelum ke berat badan sesudah Berhubungan Dengan Penggunaan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
didapatkan rata-rata kenaikan berat badan 3,9 (MKJP) Di Wilayah Kerja Puskesmas
Pancoran Mas Kota Depok [SKRIPSI].
Kg. Dapat dilihat dari rata-rata kedua Jakarta: Universitas Indonesia Jakarta.
2011
kontrasepsi suntik tersebut rata-rata paling
Saifuddin, Azwar. 2006. Metode Penelitian.
tinggi adalah suntik 3 bulan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ada sedikit bukti bahwa DMPA Hidayat, A. Aziz Alimul. 2014. Metode
Penelitian. Yogyakarta: Salemba
menyebabkan kenaikan berat badan bila Medika.
203
Proceeding of Sari Mulia University Midwifery National Seminars
Analisis Kenaikan Berat Badan Pada Akseptor KB Suntik DI BPM HJ. M
204