Anda di halaman 1dari 9

Proceeding of Sari Mulia University Midwifery National Seminars

Analisis Kenaikan Berat Badan Pada Akseptor KB Suntik DI BPM HJ. M

Analisis Kenaikan Berat Badan Pada Akseptor KB Suntik


DI BPM HJ. M

Nurul Hidayah1, Desilestia Dwi Salamrini2


1,2
Universitas Sari Mulia Banjarmasin
*
Korespendensi Penulis. Telepon 082155771717, E-mail:
Email: re.firya.hidayah@gmail.com

Abstrak

Latar Belakang: Program Keluarga Berencana digunakan sebagai salah satu cara untuk menekan
pertumbuhan jumlah penduduk. Banjarmasin adalah pengguna kontrasepsi suntik terbanyak. Studi
pendahuluan yang saya dilakukan di BPM yaitu dari 10 akseptor kontrasepsi suntik 6 akseptor yang
mengalami kenaikan berat badan yaitu 4 pengguna KB suntik 3 bulan dengan lama pemakaian 1,5
tahun dan 2 pengguna akseptor suntik 1 bulan dengan lama pemakaian 2 tahun.
Tujuan: Menganalisis kenaikan berat badan pada akseptor KB suntik.
Metode: Non eksperimental dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian adalah
akseptor kontrasepsi suntik yang menggunakan Cyclofem dan suntik DMPA (Depo
Medroxyprogesterone Acetat) di BPM Hj. M dari bulan oktober sampai bulan Desember 2015
berjumlah 188 orang. Jumlah sampel 65 peserta KB Suntik. Teknik sampling menggunakan
Purposive Sampling. Pengumpulan data menggunakan angket. Analisis dengan Uji T tidak
Berpasangan (P=<0,05).
Hasil: Menganalisis kenaikan berat badan pada akseptor KB suntik yaitu rata-rata suntik 1 bulan
1,3 dan suntik 3 bulan 3,8 dengan nilai p <0,001 hasil penelitian ini menunjukan adanya perbedaan
kenaikan berat badan suntik 1 bulan dan suntik 3 bulan.
Simpulan: Ada perbedaan pengguna kontrasepsi hormonal suntikan dengan kenaikan berat badan.
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengguna KB suntik 3 bulan lebih besar mengalami
kenaikan berat badan dibandingkan suntik 1 bulan.

Kata Kunci: Berat Badan, Kontrasepsi Hormonal Suntikan

197
Proceeding of Sari Mulia University Midwifery National Seminars
Analisis Kenaikan Berat Badan Pada Akseptor KB Suntik DI BPM HJ. M

Abstract

Background: The Family Planning Program is used as a way to reduce population growth.
Banjarmasin is the largest user of injection contraception. The preliminary study I conducted at
BPM is from 10 injecting contraceptive acceptors, 6 acceptors who gained weight, namely 4 3-
month injecting KB users with 1.5 years of usage and 2 users of 1 month injection acceptors with
2 years of usage.
Objective: Analyze weight gain on injectable birth control acceptors.
Method: Non-experimental with Cross Sectional approach. The study population was injection
contraceptive acceptors using Cyclofem and DMPA (Depo Medroxyprogesterone Acetat)
injections at BPM Hj. M from October to December 2015 numbered 188 people. The total sample
was 65 KB injection participants. The sampling technique uses purposive sampling. Data
collection using a questionnaire. Analysis by the unpaired T test (P = <0.05).
Results: Analyzing weight gain in injecting family planning acceptors is an average injection of 1
month 1.3 and injection 3 months 3.8 with p value <0.001. The results of this study indicate
differences in injection weight gain 1 month and 3 months injection.
Conclusion: There are differences in users of injectable hormonal contraception with weight
gain. In this study it can be concluded that users of 3-month injection KB have greater weight
gain than injections of 1 month.

Keywords: Weight, Hormonal Injections Injections

PENDAHULUAN untuk menekan pertumbuhan jumlah


Fertilitas atau kelahiran adalah salah
penduduk (BKKBN, 2013).
satu faktor penambah bagi jumlah penduduk.
Kontrasepsi suntik adalah alat yang
Untuk mengatasi hal tersebut Pemerintah
disuntikan kedalam tubuh dalam jangka waktu
menetapkan program Keluarga Berencana di
tertentu, kemudian masuk ke dalam pembuluh
Indonesia pada tahun 1957 dan pemerintah
darah diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh
menetapkan Keluarga Berencana (KB) pada
yang berguna untuk mencegah timbulnya
tanggal 29 Juni 1970, bersamaan dengan
kehamilan. Salah satu kontrasepsi yang
dibentuknya Badan Koordinasi Keluarga
populer di Indonesia adalah kontrasepsi suntik.
Berencana Nasional (BKKBN). Namun
Kontrasepsi suntik yang digunakan adalah
sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah
Depo Medroksi Progesteron Acetat (DMPA)
penduduk Indonesia serta tingginya angka
dan Cyclofem.
kematian ibu dan kebutuhan akan kesehatan
Depo Medroksi Progesteron Asetat
produksi, Program Keluarga Berencana
(DMPA) merupakan metode kontrasepsi
selanjutnya digunakan sebagai salah satu cara

198
Proceeding of Sari Mulia University Midwifery National Seminars
Analisis Kenaikan Berat Badan Pada Akseptor KB Suntik DI BPM HJ. M

hormonal suntik yang hanya mengandung merangsang pusat pengendali nafsu makan di

progesterone yang diberikan secara injeksi hypothalamus, yang menyebabkan akseptor

intramuskular setiap 3 bulan dengan dosis 150 makan lebih daripada biasanya. Kerugian

mg (Saifudin, 2006). Cyclofem adalah alat dalam penggunaan suntikan cyclofem dan

kontrasepsi untuk satu bulan lamanya yang Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA)

mengandung Medroksiprogenteron Asetat 50 adalah penambahan berat badan.(Biran

mg dan Estradiol Sipionat 10 mg per ml. Affandi, 2012).

Berdasarkan data dari World Health Berdasarkan hasil studi pendahuluan

Organization (WHO) pada tahun 2012 yang dilakukan di BPM Hj. M pada tanggal 28

pengguna KB suntik 42,3%. Pemakaian Desember 2015 terdapat sejumlah akseptor

kontrasepsi menurut metode, KB suntikan KB suntik yang datang 10 orang. Dari hasil

mengalami peningkatan, dari 12 persen tahun diskusi 10 dari akseptor KB suntik dimana 6

1991 menjadi 32 persen tahun 2012. Estimasi akseptor yang mengatakan mengalami

jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Selatan kenaikan berat badan. Dari buku register

tahun 2013 adalah 3.840.547 juta dengan pengguna KB suntik lama pada tahun 2014

Estimasi jumlah penduduk kota Banjarmasin berjumlah 280 orang, dan pada tahun 2015

sebanyak 662.378 jiwa. Dari Provinsi berjumlah 352 orang.

Kalimantan Selatan, Banjarmasin adalah Berdasarkan latar belakang tersebut

pengguna KB Suntikan terbanyak sebesar penulis tertarik untuk Menganalisis kenaikan

40.000 pada tahun 2013 (Sumber, BKKBN berat badan pada akseptor KB suntik.

2013). Bahan Dan Metode

Efek samping kontrasepsi suntik yang Penelitian ini menggunakan metode

paling tinggi frekuensinya yaitu peningkatan analitik observasional dengan rancangan cross

berat badan. Penyebab pertambahan berat sectional. Populasi yang digunakan dalam

badan tidak jelas. Hipotesa para ahli Depo penelitian ini yaitu peserta akseptor KB

Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) suntikan yang menggunakan kontrasepsi

198
Proceeding of Sari Mulia University Midwifery National Seminars
Analisis Kenaikan Berat Badan Pada Akseptor KB Suntik DI BPM HJ. M

hormonal suntik Cyclofem, dan suntik DMPA badan , setelah data tersebut dikumpulkan

(Depo-Medroxy-Progesterone Acetate) di ditabulasi dan dipresentasikan. Analisa

BPM Hj. M dari bulan Oktober-Desember univariat dapat dihitung dengan rumus slovin

2015, suntik Cyclofem sebanyak 98 orang, dan analisa bivariat yang digunakan dengan

suntik DMPA (Depo-Medroxy-Progesterone menggunakan uji T tidak berpasangan

Acetate) sebanyak 90 orang, dengan total 188 (Notoadtmojo, 2010).

orang sebagai peserta KB. Jumlah sampel 65 Hasil Penelitian

peserta kb suntik. Teknik pengambilan ini Dari hasil analisis data maka dapat

dengan jenis Purposive sampling dengan disajikan hasil penelitian tentang perbedaan

menentukan kriteria tertentu (Saifuddin, pengguna kontrasepsi hormonal suntikan

2006). dengan kenaikan berat badan di BPM. Hj. M.

Variabel bebas pada penelitian ini

yaitu pengguna kontrasepsi hormonal, dan 1. Karakteristik Responden

variabel terikatnya yaitu kenaikan berat badan. a. Responden berdasarkan umur

Jenis data yang digunakan adalah kuantitatif Berdasarkan penelitian ini distribusi

dengan data yang digunakan adalah data karakteristik responden berdasarkan umur

primer. Sumber data dari penelitian ini adalah di BPM Hj. M dapat dilihat pada tabel

angket yang diperoleh dari responden secara berikut:

langsung (Hidayat, 2014). Tabel 1 Distribusi Responden berdasarkan


Umur di BPM Hj. M
Setelah data-data diperoleh dari sampel No Umur Jumlah Persentase
(tahun) (orang) (%)
1 <20 2 3,1
yang telah diteliti, kemudian proses 2 20 s/d 35 62 95,4
3 >35 1 1,5
pengolahan data dalam penelitian ini dengan Jumlah 65 100
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat
editing, coding, tabulating, dan penyajian data.
bahwa umur responden terbanyak memiliki
Pengumpulan data univariat adalah dengan
umur 20 s/d 35 tahun sebanyak 62 orang
mengumpulkan data tentang pengguna
dengan persentase 95,4%
kontrasepsi hormonal suntikan dengan berat

199
Proceeding of Sari Mulia University Midwifery National Seminars
Analisis Kenaikan Berat Badan Pada Akseptor KB Suntik DI BPM HJ. M

b. Responden berdasarkan pendidikan 2. Akseptor KB Suntik

Berdasarkan penelitian ini distribusi Berdasarkan penelitian ini Akseptor KB

responden berdasarkan pendidikan dapat Suntik dapat dilihat pada tabel berikut:

dilihat pada tabel berikut: Tabel 4 Akseptor KB Suntik

Tabel 2 Distribusi Responden berdasarkan No. Kontrasepsi Jumlah Persentase


(orang) (%)
tingkat Pendidikan di BPM Hj. M
1 Suntik 1 bulan 30 46,2
No Pendidikan Jumlah Persentase
2 Suntik 3 bulan 35 53,8
(orang) (%)
Jumlah 65 100
1 SD 3 4,6
2 SMP 34 52,3 Dari hasil pengolahan data diatas,
3 SMA 28 43,1
4 Perguruan 0 0
tinggi
dapat diketahui bahwa pengguna kontasepsi
Jumlah 65 100
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat suntik 3 bulan merupakan pengguna

bahwa pendidikan responden terbanyak terbanyak yang berjumlah 35 orang dengan

adalah lulusan SMP sebanyak 34 orang persentase 53,8%.

dengan persentase 52,3%. 3. Akseptor KB Suntik berdasarkan lama

c. Responden berdasarkan Pekerjaan penggunaan

Berdasarkan penelitian ini distribusi Berdasarkan penelitian ini Akseptor KB

Responden berdasarkan Pekerjaan dapat Suntik berdasarkan lama penggunaan dapat

dilihat pada tabel berikut: dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan Tabel 5 Distribusi Akseptor Kb suntik


Pekerjaan di BPM Hj. M berdasarkan Lama Penggunaan
No Pekerjaan Jumlah Persentase dapat dilihat pada tabel berikut:
(orang) (%) Lama Penggunaan
1 Swasta 23 35,4 Jenis 1 tahun 2 tahun Total
Suntikan Jumlah % Jumlah % Jumlah %
2 Wiraswasta 1 1,5
1 bulan 24 50 6 35,29 30 46,
3 Tidak 41 63,1
15
bekerja/IRT 3 bulan 24 50 11 64,70 35 53,
Jumlah 65 100 85
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat Total 48 100 17 100 65 100

bahwa pekerjaan responden terbanyak adalah


Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat
Tidak bekerja atau Ibu rumah tangga (IRT)
bahwa pengguna suntikan terbanyak yaitu
sebanyak 41 orang dengan persentase 63,1%.
dengan lama penggunaan 1 tahun, dengan

jumlah kb suntik 1 bulan 24 orang

200
Proceeding of Sari Mulia University Midwifery National Seminars
Analisis Kenaikan Berat Badan Pada Akseptor KB Suntik DI BPM HJ. M

persentase 50% dan suntik 3 bulan 24 orang P = 0,000 P<0,05


Dari hasil tabel di atas nilai rata-rata
persentase 50%.
suntik 3 bulan lebih tinggi dan nilai
4. Perubahan Berat Badan
probabilitas <0,05 maka ha diterima dan ho
Berdasarkan penelitian ini distribusi
ditolak artinya ada perbedaan Akseptor KB
pengguna KB suntik berdasarkan
Suntik dengan kenaikan berat badan.
perubahan berat badan dapat dilihat pada

tabel berikut:
PEMBAHASAN
Tabel 6 Distribusi Akseptor KB Suntik
berdasarkan Perubahan Berat Berdasarkah hasil penelitian tentang
Badan
Perubahan Berat badan perbedaan pengguna kontrasepsi hormonal
Jenis Naik Turun Total
Suntikan Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 bulan 22 38,59 8 100 30 46,15 suntikan dengan kenaikan berat badan di BPM
3 bulan 35 61,40 0 0 35 53,85
Total 57 100 8 100 65 100
Hj. M yaitu:

Dari hasil pengolahan data diatas, dapat 1. Karakteristik Responden

diketahui bahwa pengguna perubahan berat Hasil penelitian menunjukan bahwa

badan naiklah yang terbanyak dengan jenis umur 20-35 tahun merupakan frekuensi

suntikan 3 bulan berjumlah 35 orang tertinggi yakni 62 orang (95,4%). Hal ini

persentase 61,40%. didukung teori yang menyebutkan bahwa

5. Perbedaan Akseptor KB Suntik dengan dalam kesehatan reproduksi umur yang baik

Kenaikan Berat Badan untuk menggunakan alat kontrasepsi

Berdasarkan penelitian ini perbedaan khususnya yang mengandung hormonal

kontrasepsi hormonal suntikan dengan termasuk suntik adalah umur 20-35 tahun.

kenaikan berat badan dapat dilihat pada tabel Hal ini dibuktikan dalam teori bahwa umur

berikut: dapat mempengaruhi akseptor dalam

Tabel 7 Hasil uji T tidak berpasangan menggunakan alat kontrasepsi. Umur dapat
perbedaan akseptor KB suntik dengan
kenaikan berat badan. ditentukan fase-fase dalam menggunakan
Rata-rata
Suntik 1 bulan (n=30) 1,3 kontrasepsi. Wanita yang berumur kurang
Suntik 3 bulan 3,8
(n=35)
dari 20 tahun yaitu fase menunda kehamilan,

201
Proceeding of Sari Mulia University Midwifery National Seminars
Analisis Kenaikan Berat Badan Pada Akseptor KB Suntik DI BPM HJ. M

wanita yangberumur 20-30 tahun yaitu fase dengan dosis 150 miligram yang disuntik

menjarangkan kehamilan serta wanita yang secara Intra Muskular (Biran Affandi, 2012).

berumur lebih dari 30 adalah fase mengakhiri 3. Perubahan Berat Badan Akseptor KB Suntik

kesuburan (Hartanto, 2006). dengan Kenaikan Berat Badan

Hasil penelitian responden berdasarkan berdasarkan lama penggunaan.

pendidikan dari 65 responden yang dijadikan Hasil penelitian menunjukkan dari 65

sampel terdapat 34 orang (52,3%) yang responden pengguna suntik, perubahan berat

berpendidikan SMP. Distribusi responden badan yang paling besar terjadi di

berdasarkan pekerjaan, pekerjaan terbanyak penggunaan suntik 3 bulan yang berjumlah

yaitu ibu rumah tangga sebanyak 41 orang 35 responden dari 35 responden tersebut 11

(63,1%). Menurut (Wijayanti, 2006) bahwa orang pengguna kb suntik 3 bulan dengan

aktifitas fisik kurang dapat meningkatkan lama pemakaian 2 tahun mengalami

berat badan. perubahan berat badan naik berkisar dari 3-

2. Jumlah akseptor hormonal suntikan 11 Kg, sedangkan 24 responden lainya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan lama penggunaan 1 tahun perubahan

dari 65 responden sebagian besar peserta berat badannya naik dari 1- 7 Kg.

menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan Pengguna suntik 1 bulan yang berjumlah

yaitu 53,8% sedangkan peserta yang 30 responden, 5 responden dengan lama

menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan penggunaan 2 tahun mengalami perubahan

yaitu sebesar 46,2%. Hal ini menunjukan berat badan naik dari 1-4 Kg, 17 responden

peminat jenis kontrasepsi suntik 3 bulan lebih dengan lama penggunaan 1 tahun mengalami

banyak dibandingkan jenis suntik 1 bulan, perubahan berat badan naik 1-3 Kg, dan 8

karena kontrasepsi suntik 3 bulan adalah responden dengan lama penggunaan 1 tahun

Suntikan progesterone DMPA (Depo mengalami perubahan berat badan turun 1-3

medroxy progesterone acetate) atau depo Kg.

provera yang diberikan tiap tiga bulan

202
Proceeding of Sari Mulia University Midwifery National Seminars
Analisis Kenaikan Berat Badan Pada Akseptor KB Suntik DI BPM HJ. M

Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa membandingkan pengguna DMPA jangka

umumnya gejala dan keluhan dalam panjang dan Perangkat intrauterine T

perubahan berat yang dipengaruhi oleh tembaga (IUD) menemukan efek bervariasi

kontrasepsi hormonal tidak terlalu besar, berat badan.

bervariasi antara 1-5 kg dalam 1 tahun

pertama, rata-rata untuk setiap tahun naik Daftar Pustaka

antara 2,3-2,9 kg. Berat badan berkurang BKKBN, 2013. Data peserta Pengguna KB.
[Sumber Internet]. Tersedia dalam
dengan penurunan rata-rata setiap tahun http://banjarmasin.bkkbn.go.id/old/. [Di
akses 8 Desember 2015].
antara 1,6-1,9 kg (Fienalia, 2011).
Saifuddin. 2006. Buku Panduan Praktis
4. Perbedaan Kenaikan Berat Badan Akseptor Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
KB Suntik dengan Kenaikan Berat Badan Prawirohardjo.

Rata-rata kenaikan berat badan suntik 1 Biran, Affandi. 2012. Beragam Manfaat
Kontrasepsi.[SumberInternet].Tersedia
bulan dengan jumlah akseptor 30 orang dari dalam,http://www.resep.web.id./kesehat
an/beragam-manfaat kontrasepsi.htm/.
berat badan sebelum ke berat badan sesudah [Di akses 29 Desember
2015].
didapatkan rata-rata kenaikan berat badan 1,3
Hartanto, H. 2010. Keluarga Berencana dan
Kg, dan rata-rata kenaikan berat badan suntik Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan..
3 bulan dari jumlah akseptor 35 orang dari
Fienalia, R.. Faktor-Faktor Yang
berat badan sebelum ke berat badan sesudah Berhubungan Dengan Penggunaan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
didapatkan rata-rata kenaikan berat badan 3,9 (MKJP) Di Wilayah Kerja Puskesmas
Pancoran Mas Kota Depok [SKRIPSI].
Kg. Dapat dilihat dari rata-rata kedua Jakarta: Universitas Indonesia Jakarta.
2011
kontrasepsi suntik tersebut rata-rata paling
Saifuddin, Azwar. 2006. Metode Penelitian.
tinggi adalah suntik 3 bulan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ada sedikit bukti bahwa DMPA Hidayat, A. Aziz Alimul. 2014. Metode
Penelitian. Yogyakarta: Salemba
menyebabkan kenaikan berat badan bila Medika.

dibandingkan dengan kontrasepsi Notoadmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan


Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Rineka
nonhormon. Secara umum, dua penelitian Cipta.

203
Proceeding of Sari Mulia University Midwifery National Seminars
Analisis Kenaikan Berat Badan Pada Akseptor KB Suntik DI BPM HJ. M

Bahamondes L, Del Castillo S, Tabares G, et


al. Comparison of weight increase in
users of depot medroxyprogesterone
acetate and copper IUD up to 5 years.
Contraception 2001; 64:223–5

204

Anda mungkin juga menyukai