22 Hari Bercerita #2 - Indonesia Bercerita (PDFDrive) PDF
22 Hari Bercerita #2 - Indonesia Bercerita (PDFDrive) PDF
Oleh:
Bellanissa B. Zoditama, Orizuka, Haya Aliya Zaki, Nia,
Priscila Stevanni, Debby Cynthiana, Indriana, Adyta Purbaya,
Hariadhi, Dina Antonia, Ollie, Diana Siti Khadijah,
Irene Wibowo, Andi Maulida Rahmania, Dini Kaeka Sari,
2
Judul : 22 Hari Bercerita
Desain Sampul:
Zulsdesign Studio
3
PENGANTAR
4
Cerita jadi media mendidik sekaligus hiburan. Telah
lama cerita ditinggalkan hanya sebagai kesenangan,
tanpa makna yang menjadi muatan. Padahal cerita
adalah cara halus nan ampuh untuk menanamkan
nilai, menasehati dan mengubah perilaku tanpa
menyakiti.
5
pendidikan untuk anak bangsa. Indonesia
memberikan cerita dan podcast gratis untuk
dimanfaatkan dalam mendidik. Selain itu, Indonesia
Bercerita juga berbagi buku elektronik gratis,
melakukan workshp, pelatihan dan pendampingan
untuk para pendidik dan orang tua.
6
Cerita-cerita yang masuk ke meja kerja Indonesia
Bercerita direview dengan menggunakan pohon
karakter. Apa itu pohon karakter? Pohon karakter
adalah figur pohon sebagai personifikasi dari
manusia yang mempunyai karakter. Dalam pohon
karakter terdapat karakter-karakter yang secara
keseluruhan akan membangu diri anak. Karakter-
karakter itu diletakkan pada posisi yang
mencerminkan setiap bagian pohon. Ada karakter
akar, karakter batang, karakter daun dan karakter
buah. Kesamaan sifat itulah yang menyebabkan
setiap karakter yang membangun anak juga punya
tempat di pohon karakter.
7
Kategori Karakter Elemen dan Pengertian
Buah : a. Kreatif: Kemauan untuk
menciptakan
Karakter yang menjadi
benda/peralatan/cara yang
dasar pengembangan
baru, dan berbeda
berkelanjutan bagi
seorang anak b. Kemauan belajar: Kemauan
untuk mencari pengetahuan
secara berkelanjutan
c. Kolaborasi: Kemauan untuk
berperan aktif dalam tim
sesuai kekuatan unik diri dan
respek terhadap kekuatan
unik anggotatimyang lain.
Daun: a. Empati: Kemauan
8
Kategori Karakter Elemen dan Pengertian
Karakter yang menjadi mendengarkan dan peduli
membentuk perilaku terhadap yang dirasakan
seorang anak dalam orang lain
berinteraksi sosial
b. Ramah : Kemauan untuk
menunjukkan ekspresi
positif dan persahabatan
pada orang lain
c. Penyayang: Kemampuan
menunjukkan rasa sayang
pada orang lain
d. Berbagi : Kemauan untuk
berbagi dengan tujuan
membantu orang lain
Batang – Dahan: a. Pengelolaan emosi:
Mengenali emosi yang
Karakter yang menjadi
dirasakan dan mau
membentuk perilaku
berusaha mengelolanya
seorang anak
secara positif
b. Motivasi diri: Mengenali
kemauannya dan mau
berjuang untuk
melaksanakan kemauan itu
c. Kemandirian: Kemauan
untuk mengerjakan aktivitas
dengan kemampuan sendiri,
tidak tergantung pada orang
lain
9
Kategori Karakter Elemen dan Pengertian
d. Rendah hati: Kesediaan
untuk mengapresiasi
perilaku dan capaian orang
lain
Akar: a. Penerimaan diri: Sadar dan
menerima kekuatan dan
Karakter yang menjadi
kelemahan diri (jujur pada
modal dasar,
diri sendiri)
melandasi jenis
karakter lainnya b. Berpikir apresiatif:
Bersyukur dan
mengapresiasi atas suatu
keadaan (diri dan orang
lain)
c. Imajinatif: Menciptakan
bayangan akan masa depan
(yang lebih baik dan
seringkali unik)
d. Rasa ingin tahu: dorongan
untuk mencari tahu atas
berbagai fenomena beserta
penjelasannya
10
pendamping untuk memilih cerita yang tepat buat
anak.
11
12
DAFTAR ISI
Ayah 25
#pohonkarakter: Daun – Empati
Penulis: Orizuka
Twitter: @authorizuka
Facebook: Orizuka Okke Rizka
13
Mr. Tobiko dan Hutan Enenimon 48
#pohonkarakter: Daun – Penyayang
Penulis: Debby Cynthiana
Twitter: @bukandebi
Facebook: Debby Cynthiana Harjono
14
Cerita Selma 85
#pohonkarakter: Buah – Kemauan Belajar
Penulis: Ollie
Twitter: @salsabeela
Facebook: Ollie
15
16
Surat untuk Papa
Oleh Kak Bellanissa B. Zoditama
Assalammualaikum,
17
Kapan-kapan ajak Milda ke sana ya..
18
Mama mengambil surat itu dari tangan Amilda,
kemudian ia membacanya perlahan-lahan dan
kemudian menitikkan air mata. Dia kemudian
mengelus-elus rambut Amilda dengan lembut.
“Milda, kangen sama Papa ya? Gimana kalo sekarang
kita sholat dulu dan berdoa buat Papa.”
19
mawar putih, bunga kesukaan mereka berdua.
Mama pun beranjak pergi, untuk pulang ke rumah
menyiapkan makan malam buat Kinanti dan Amilda.
20
Sepeninggal Papa, Mama menjadi lebih sibuk dari
biasanya, sehingga terkadang meski lembur.
Walaupun begitu, perhatiannya tidak pernah lepas
kepada kedua anaknya, meski Amilda sendiri
merasakan perubahan yang drastic dari Mama.
Amilda rindu dengan sosok Mama yang dulu.
21
Amilda langsung masuk kamar dan pergi tidur, tanpa
berpamitan dengan Mama ataupun Kinanti. Terjadi
pergulatan batin di benak Mama, biar bagaimanapun
juga besok rapat yang penting dan dia harus datang,
tapi dia juga tidak mau mengecewakan Amilda. Biar
bagaimanapun juga Mama tetap harus memilih…
22
secarik kertas yang dari tadi dia pegang di
tangannya.
23
memeluknya dari belakang, ternyata Mama. Tanpa
Amilda ketahui, Mama menyempatkan diri untuk
datang ke acara pertemuan ini.
24
Ayah
Oleh Kak Orizuka
25
Sekarang, aku hanya bisa melihatnya dari jauh.
Setiap bertanya, “Ayah kenapa?” pasti dijawabnya,
“Sana sama Ibu.”
26
Tiga Mantra Ajaib
Oleh Kak Haya Aliya Zaki
27
Albert. Di sana ada ayunan gantung, perosotan
layang, gua bersuara, dan masih banyak macam
permainan yang lain. Hukuman itu memang
menghentikan sejenak kekacauan akibat ulah
Pangeran Albert. Namun keesokan harinya,
Pangeran Albert kembali berbuat hal yang sama. Ia
tak jera.
28
apa sebenarnya yang ada dalam pikiran raja tampan
itu.
***
29
“Ayolah, aku tahu apa yang ada dalam benakmu!
Negeri Impian itu ada! Dan aku, makhluk paling baik
sejagat raya! Tapi agar kau bisa melalui perjalanan
ke sana dengan mulus, kau harus mematuhi syarat
yang kuajukan!” tukas Peri Vairy.
30
“Hei, makhluk apa itu?” desis Pangeran Albert.
Sekelompok kurcaci dengan derap langkah yang
kompak, lewat di depannya. Para kurcaci berpakaian
warna-warni. Mereka riang bernyanyi. Wah, wah…
Pangeran Albert tak tahan untuk tidak
mencela.“Wahai, makhluk-makhluk cebol, ternyata
di Negeri Impian ada juga makhluk bertampang
buruk seperti kalian ya! Hahaha…!”
31
mantra ajaib!” Peri Vairy menepuk bahu Pangeran
Albert dengan wajah sedih. Ia turut prihatin.
32
melanjutkan perjalanan. Saking senangnya,
Pangeran Albert menabrak seorang kakek tua dekat
Sungai Madu.
33
Pangeran Albert mengerjap-kerjapkan mata. Ia
melihat ayahnya dan Tante Klara berdiri di sisi kanan
dan kiri tempat tidurnya. Oh… Ternyata aku cuma
mimpi, batin Pangeran Albert. Tapi… Kenapa mimpi
itu terasa begitu nyata ya?
34
Berkunjung ke Kebun
Binatang
Oleh Kak Priscila Stevanni
35
“Kamu sudah pernah ke kebun binatang ya, Mir?”
tanya Bayu.
36
tahu apakah makanan yang kita berikan kepada para
satwa tersebut aman bagi mereka. Siapa tahu
mereka tidak cocok dengan makanan tersebut, dan
karena ulah kita mereka jadi sakit. Kasihan ‘kan
mereka?”
37
“Herbivora itu, artinya pemakan tumbuh-tumbuhan.
Jadi, jerapah hanya makan tumbuh-tumbuhan,”
jawab Paman, ”Seperti sayur-sayuran”.
38
“Paman, Paman, kalau binatang yang mirip monyet
tapi besar itu apa namanya?” tanya Bayu.
39
“Coba, sekarang Paman tanya, kalian tahu kertas dan
tisu yang kalian pakai asalnya dari mana?”
40
tangan kita tidak masuk ke tubuh bersama dengan
makanan yang kita makan.”
41
Aku Sayang Ibuku
Oleh Kak Nia
42
Kalau tekun berlatih, kamu pasti bisa,” ibuku
memberi semangat padaku.
43
“Tita sayang, namanya perlombaan, pasti ada
menang dan kalah. Kemenangan itu bonus. Piala
juga hanya bonus. Yang terpenting adalah semangat
dan usaha kamu untuk melakukan yang terbaik
dalam berlomba. Tidak penting menang atau kalah,”
ibuku menjelaskan.
“Tapi kan Tita juga ingin punya piala, Bu. Rani sudah
pernah dapat piala, Rafi juga. Aiz juga pernah. Tita
kapan?” Aku masih belum bergeming.
44
Saatnya pengumuman, aku harap-harap cemas. Tapi
aku yakin bisa menang, biar bisa dapat piala. Saat
namaku tidak disebut, aku langsung sedih. Aku
menangis. Ternyata aku masih belum siap untuk
kalah. Ayah dan ibu langsung memelukku, dan
memberiku kata-kata penyemangat.
***
Malam harinya...
45
“Tita tidak bisa mengambil susu yang di kulkas nih,”
kataku.
***
46
memberi semangat dan dukungan buatku.
Terkadang aku sangat nakal, tidak patuh pada Ibu,
Ibu juga tidak marah. Ibu selalu mengingatkan aku
apa yang salah dan apa yang benar. Ibu, aku sayang
Ibu. Lekas sembuh ya. Biar bisa menemani aku
belajar, naik sepeda, berlomba, dan memasak
buatku dan Ayah. Aku sayang Ibuku...
47
Mr. Tobiko dan Hutan
Enenimon
Oleh Kak Debby Cynthiana
48
Tiba-tiba pada suatu hari hujan lebat mengguyur
hutan Anenimon disertai dengan angin yang sangat
kencang! Petir menyambar-nyambar dan tiba-tiba
muncul awan hitam yang membuat hutan Anenimon
menjadi sangat gelap. Dari balik awan tiba-tiba
muncul seorang peri jahat bernama Merimida
dengan bajunya yang hitam. Ia menyihir para
binatang menjadi batu! Mr. Tobiko yang melihat
perbuatan Merimida itu menjadi sangat marah. Peri-
peri cantik pun ketakutan dan bersembunyi di balik
batang Mr Tobiko yang besar. Mr. Tobiko
menggerak-gerakan cabang-cabangnya untuk
menjatuhkan Merimida. Tetapi Merimida terlalu
gesit untuk dijatuhkan.
49
Sesaat kemudian baju Merimida berubah menjadi
merah muda dan bebatuan di bajunya bersinar-sinar
sangat terang! Merimida terlihat cantik sekali. Para
binatang pun seketika itu pula kembali hidup! Para
binatang dan peri-peri cantik pun bersorak
kegirangan. Horee! Horee! Merimida menyesal dan
meminta maaf pada Mr Tobiko. Awan hitam
menghilang dan hutan Anenimon pun menjadi
damai kembali..
50
Dila Ingin Memelihara
Kucing
Oleh Kak Indriana
51
Perhatian Dila tiba-tiba teralih ke deretan stan
fauna. Dila melihat bermacam-macam hewan
dipajang, mulai dari ular, kura-kura, kelinci, kucing,
hamster, dan masih banyak lagi. Saat melihat
deretan kucing yang dipajang dalam kandangnya,
Dila jadi teringat kunjungannya ke rumah Putri
teman sekelasnya beberapa hari yang lalu. Putri
memiliki seekor kucing Persia berumur 3 bulan yang
sangat lucu. Masih terbayang dalam ingatan Dila
saat menggendong kucing tersebut, bulunya sangat
halus, dan badannya empuk. Lebih menyenangkan
lagi kucingnya sangat jinak, sehingga asyik diajak
bermain oleh Dila dan Putri. Dila jadi sangat ingin
memelihara kucing Persia.
52
hewan peliharaan. Merapikan buku dan mainannya
saja susah betul, harus disuruh berkali-kali baru Dila
mau berbenah. Enam bulan yang lalu Mama juga
sudah pernah membelikan seekor hamster yang Dila
minta dan janji untuk dirawat dengan sungguh-
sungguh. Nasib berkata lain, hamster tersebut hanya
bertahan 2 hari karena Dila lupa membuka toples
tempat meletakkan hamsternya, dan hamster itu
pun mati akibat kekurangan oksigen.
53
menjadi pribadi yang tidak bertanggung jawab pada
benda-benda yang dimilikinya, jadi Mama berpikir
untuk tidak membelikan Dila seekor kucing Persia.
Mama baru akan membelikannya jika suatu saat Dila
dirasa sudah bisa lebih bertanggung jawab.
54
“Dila nggak mau kucing kampung, Dila mau yang
bulunya bagus Maaaa, Dila mau yang ini, nggak mau
yang lain…” tangisan Dila makin kencang, dan
semakin menjadi pusat perhatian.
**
55
Dila yang saat itu sedang bersantai di ruang keluarga
segera keluar rumah untuk mengecek suara tersebut
yang makin lama makin kencang saja
kedengarannya. Ternyata suara tersebut berasal dari
post satpam yang berada di dekat rumah. Setelah
menemukan sumber suaranya, ternyata itu adalah
suara dari anak kucing yang tercebur ke dalam got.
56
“Buat kucing ini, kasihan kan kalau diletakkan begitu
saja di luar, nanti dia kemana-mana, padahal
badannya masih lemah,” jawab mama.
57
**
58
membuktikan pada Mama bahwa Dila bisa
bertanggung jawab atas hewan peliharaannya.
59
baru mendapat teman baru. Dila kaget, tapi juga ada
sedikit perasaan senang di hatinya. Namun karena
Dila ingat Mama akan membelikannya kucing besok,
jadi Dila acuh dan menjauhi kucing itu. Kucing
tersebut ternyata mengikuti Dila, tapi Dila terus saja
berjalan menuju pintu masuk rumahnya. Karena si
kucing terus mengikuti di dekat kaki Dila, tidak
sengaja Dila menginjak kaki si kucing. Si kucing
langsung menjerit, meeeeew, lalu berlari menjauhi
Dila, dan mengumpat di semak-semak. Dila kaget
mendengr jeritan tersebut, ia langsung merasa
bersalah dan langsung menuju semak-semak
mencari si kucing. Si kucing kecil tampak sedang
menjilat-jilat kakinya. Dila mengelus si kucing sambil
mengucapkan permintaan maafnya. “Maaf ya Pus,
maafin Dila, sakit ya? Kamu juga sih ngapain ngikutin
Dila, kan jadi keinjek tuh. Maafin Dila ya Pus, Dila
ngga sengaja,” kata Dila sambil terus mengelus si
kucing.
60
elusnya sampai si kucing tertidur di pangkuan Dila.
Dila yang kelelahan tak lama kemudian juga tertidur
di sofa. Dila da si kucing kecil tertidur bersama,
sungguh pemandangan yang sangat indah.
61
kucing Persia itu tetap tinggal bersama abang
penjualnya.”
62
Sayang Kak Dhea
Oleh Kak Adyta Purbaya
63
“Eh Si Kecil udah pulang,” Mamah meraih Rinda ke
dalam pelukannya.
64
“Menelpon dan mengirimi surat kan sensasinya
beda, Sayang” Mamah mengelus sayang rambut
gadis bungsunya itu.
65
Rinda melenguh, dan ogah-ogahan menyobek
amplop putih itu.
……
66
Adikku yang manis, tanggal 4 nanti kakak pulang…
Kamu mau nitip oleh-oleh apa? Bisa bilang ke
Mamah ya, supaya nanti waktu Mamah nelpon
kakak, bisa disampekan pesenannya dan langsung
deh kakak beliin. Okeee?
67
suara kamu. Kamu sih suka nggak mau ngomong
kalo kakak nelpon.
“…”
68
Ketika melewati ruang keluarga, telepon di ruang
keluarga berdering nyaring. Tapi Rinda
mengabaikannya.
69
“Kakakmu kecelakaan. Motornya ditabrak truk.
Sekarang dia di rumah sakit. Kita harus ke jakarta
sekarang.
***
70
Dokter bilang Kak Dhea baik-baik saja. Hanya saja
kaki kanannya patah, tapi akan segera pulih dengan
sedikit terapi.
71
“…”
72
“Rinda sayang Kak Dhea…” Untuk pertama kalinya
kalimat itu keluar dengan tulus dari mulutnya.
“Rinda…”
73
Mulai hari ini Rinda berjanji, dia nggak akan pernah
membenci kakaknya lagi.
74
Kebun Empat Kelinci
Oleh Kak Hariadhi
75
Nana. Nana mengusir Keli “Pergi… pergi,.... nanti
apelku tidak bisa berbuah lagi. Jangan pernah datang
lagi ke sini.” Keli marah sekali.
76
Suatu hari, saat jam makan siang, mereka
kebingungan.
77
“Ambillah, susuku sudah kebanyakan. Pasti kalian
suka!” kata Keli kepada Nana, Eda, dan Jan.
78
Pangeran Massak dan
Raksasa di Belakang Bukit
Oleh Kak Dina Antonia
79
kalang kabut dibuatnya. Mereka sangat mencintai
ayah mereka. Mereka ingin ayah cepat sembuh!
80
Semua orang saling berpandangan ngeri. Siapa yang
mau ke sana?
***
81
Pangeran Massak tidak gentar. Pelan-pelan, ia
mendekati asal percikan api dan suara-suara itu. Ia
bersembunyi di balik sebuah dahan pohon yang
kering. Ia mengintip. Dari sana, ia melihat seorang
raksasa besar.
82
“Kasihan sekali kau, Raksasa! Jadi dengan tubuh
sebesar ini, tiap hari kau Cuma makan beberapa
lembar daun ini?”
***
83
Pangeran Massak pun menjelaskan semuanya.
Raksasa kelaparan karena tempat tinggalnya sangat
tandus dan gersang. Apalagi, ia tak bisa masak.
Setiap hari, ia makan daun ajaib sehingga bisa tetap
hidup. Sementara itu, Kerajaan Sedap-sedap
berlimpah makanan, tapi raja membutuhkan daun
ajaib. Jadi, mereka sepakat bahwa raksasa akan
memberikan daun ajaibnya, asal Pangeran Massak
akan memasakkan makanan yang enak-enak untuk
raksasa. Semua tampak setuju dan bahagia dengan
kesepakatan itu.
84
Cerita Selma
Oleh Kak Ollie
85
Jadi, jelas, kan? Hidupku pasti lebih menyenangkan
kalau aku sudah jadi penulis.
86
menulis yang diadain di sekolah. Jangan sampai Putri
baca tulisanku!
87
“Ini ada tulisan... yang bikin Selma... aku bacain
yaaa!” Putri berteriak kencang.
88
KRIET. Pintu membuka. Mama berdiri di pintu
dengan wajah bingung.
89
“Wah... Mama senang banget, ada anak Mama satu
lagi yang bakal jadi penulis!” Mama memelukku erat.
90
Istana Sang Rajawali
Oleh Kak Diana Siti Khadijah
91
dikejutkan oleh sebuah suara. “Mau apa kamu
masuk?”
92
Kak Reza tersenyum. “Memang. Itu tempat tinggal
Kakak. Tetapi rumah yang paling Kakak rindukan ya
di sini.”
“Wah! Keren!”
**
93
semuanya diatas delapan, justru Mama dan Papa
yang bingung.
**
94
“Wa’alaikumussalam! Masuk yuk, Kak!”
“Sehat, Om.”
95
membukanya. Sebuah lukisan sederhana. Ada
gambar rumah dan gambar gua berdampingan. Ada
Bima, Mama, Papa, dan Kak Reza di sana. “Bisa
dijelaskan, Sayang?” tanya Mama.
96
diganggu oleh suara anak-anak tetangga ketika dia
sedang melukis.
“Nah, Mama. Ini ada hadiah dari Kak Reza. Ayo Kak!”
Bima menarik lengan Kak Reza untuk bersiap
menyanyikan lagu ciptaannya.
**
97
Batang dan Daun
Oleh Kak Irene Wibowo
“Aku… tidakkkk…”
98
“Maafkan aku, batang dan daun! Kalian tak apa-
apa?” ujar matahari.
*****
Salam Sahabat,
99
Gelang Chita
Oleh Kak Andi Maulida Rahmania
100
Chita : Mono sama Neni kok bisa tau? Iya Chita
hari ini seneng sekali, soalnya Chita dikasih
hadiah sama Mama, Ini hadiahnya.
101
Neni : Iya, Neni juga mau, udah lama Neni nggak
jalan-jalan ke sungai…
Tiba-tiba saja...
Chita : Aaaaaaahhh!!!
102
Mono : Hah, hilang? Kan tadi dipakai sama Chita…
103
Chita : Iya, itu gelang Chita.
104
Badak yang Berwarna
Ungu
Oleh Kak Dini Kaeka Sari
105
Suatu ketika, tibalah waktu Babecu untuk bersekolah
seperti kakak-kakak sepupunya dan teman-teman
kakak sepupunya. Babecu takut pergi ke sekolah,
sebab tentu saja dia akan jadi jauh dari Ayah Badak
yang penyabar dan Ibu Badak yang sangat sayang.
“Di sekolah Babecu akan bertemu siapa, Bu?”
tanyanya pada ibu badak ketika pagi hari hendak
diantar ke sekolah.
106
supaya bersikap sopan dengan mengucapkan
permisi, untuk pergi ke luar kelas ketika hendak
bersendawa atau buang angin.
107
selama Ibu Guru sedang mengajari teman-teman
badaknya bernyanyi, Babecu diam seribu bahasa.
Tak berani bersuara dan menahan diri untuk tidak
membuang angin di kelas. Meskipun perutnya sakiiit
sekali. Kenapa jam pulang lama sekali? Babecu
sangat cemas. Bagaimana Babecu bisa membuang
rasa sakitnya itu. Babecu diam, terus diam, diam,
dan bertambah diam. Ditahannya keinginannya
untuk membuang angin, sebab tidak sopan.
Ditahannya terus perutnya, dipegangi, ditekan-tekan
sedikit, dielus-elus berkali-kali supaya berkurang rasa
sakitnya dan keinginannya membuang angin.
108
Belum sampai jauh di luar kelas, ketika digendong
Ibu Guru, Babecu tak kuat lagi menahan dan Babecu
pun membuang angin dengan suara yang keras
sekali. “DUUUUUUUUUUUTtttttt…” sampai-sampai
Ibu Guru terlonjak karena kaget. Dan Ibu Guru pun
tahu kenapa Babecu berubah warna kulitnya
menjadi ungu.
109
110
Apa itu Indonesia Bercerita?
111
Karya utama Indonesia Bercerita adalah cerita anak
dalam berbagai bentuk (buku cetak, buku-e dan
podcast) serta pengetahuan tentang penggunaan
metode bercerita dalam pengasuhan dan pendidikan
anak. Karya-karya tersebut dapat dinikmati secara
gratis oleh masyarakat.
112
Apa mantra Indonesia Bercerita?
113
Chapter 3. Murah, relatif tidak butuh biaya besar
114
Web : http://IndonesiaBercerita.org
Blog : http://blog.IndonesiaBercerita.org
Twitter : http://Twitter.com/IDcerita
Facebook : http://Facebook.com/IndonesiaBercerita
Email : Idcerita@gmail.com
115