Anda di halaman 1dari 88

TUTORIAL HIS -1 (PERTEMUAN 2)

NAMA DOKTER: dr. Yetty Machrina, M.Kes

NAMA MAHASISWA:

1. AIN HEIIDREENA
2. AMELIA UTAMI
3. ANASTASYA
4. AYU JELITA
5. DEVINA
6. INDAH TRI RAHAYU
7. IQBAL
8. FANNY
9. JOSHUA
10. PRAMADANI PUTRI
11. WAIZ SYAHMI
Gangguan koagulasi
: Waiz syahmi
GANGGUAN KOAGULASI
● Gangguan pembekuan darah ( juga disebut trombofilia atau hiperkoagulasi)

-penyakit yang melibatkan pembekuan darah secara berlebihan

● Bahkan pada daerah di mana seharusnya pembekuan tidak boleh terjadi;

-seperti pembuluh darah

-sehingga mengakibatkan kondisi yang membahayakan


MEKANISME KOAGULASI
Pada umumnya, trombosit – jenis sel darah yang beredar di dalam tubuh – akan
menuju ke daerah yang terluka dan berkumpul hingga mereka membentuk suatu
sumbatan.

Proses pembekuan ini secara medis disebut koagulasi. Faktor protein juga
terlibat dalam proses pembekuaan, untuk memastikan bahwa trombosit ini saling
merekat.

Ketika gumpalan darah telah terbentuk dan pendarahan telah terhenti, gumpalan
darah akan diserap kembali oleh tubuh dan menimbulkan jaringan luka.
KELAINAN MEKANISME KOAGULASI PADA
PASIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN

● Trombosit cenderung berkoagulasi bahkan saat tidak ada pendarahan


● Darah yang menggumpal pun tidak diserap kembali seluruhnya oleh tubuh
● Pada beberapa kasus, gumpalan ikut ke dalam aliran darah dan menempel
pada pembuluh dan dinding darah yang ditemukan di:
○ daerah paru-paru, otak, dan daerah lainnya.
PENYEBAB GANGGUAN PEMBEKUAN DARAH
1. Faktor V Leiden

Faktor protein yang bertanggung jawab untuk pembekuan

Bagi orang yang memiliki kelainan genetika ini, tubuh mereka tidak dapat “mematikan” protein faktor V sehingga menyebabkan
pembekuan darah yang berlebihan

Tingkat keparahan gangguan pembekuan darah tergantung pada banyaknya gen yang terpengaruh

Jika seorang anak hanya memiliki satu gen yang terpengaruh, resiko pembekuan darah adalah sekitar 8 kali lebih besar daripada orang
lain

Akan tetapi, resikonya meningkat hingga 80 kali jika seseorang memiliki 2 gen yang terpengaruh

Pasien yang didiagnosa mengalami penyakit ini juga rentan terkena trombosis vena dalam atau DVT, di mana gumpalan darah terbentuk
di dalam vena, terutama di daerah kaki.

Gumpalan darah juga dapat dilihat pada organ utama seperti ginjal, hati, dan otak.
2. Kekurangan Protein S dan C

Protein tersebut dibutuhkan untuk mencegah pembentukan gumpalan darah pada


alirah darah atau saat sel darah berjalan melalui pembuluh darah.

Akan tetapi, mutasi (perubahan) genetik mungkin akan mencegah protein


tersebut diproduksi dengan cukup

sehingga meningkatkan resiko pembekuan darah secara berlebihan hingga 20 kali.

Walaupun penyakit ini dapat terbentuk sejak kecil, namun biasanya pembekuan
darah akan terlihat saat masa dewasa.
3. Tingginya Kadar Homosistein
Homosistein adalah asam amino

Dihasilkan tubuh dengan menggunakan metionin (dapat diperoleh dari ikan, susu, dan daging)

Metionin diubah menjadi homosistein saat memasuki aliran darah

Dengan bantuan vitamin B6, homosistein diubah menjadi sistein, yaitu asam amino yang bertanggung
jawab untuk menjaga bentuk atau susunan protein yang ada pada sel tubuh.

Akibat dari genetik, tubuh gagal mengubah homosistein menjadi sistein atau kembali menjadi metionin

Akhirnya, terdapat kenaikan kadar homosistein (hiperhomocisteinemia)

Kemudian, meningkatkan resiko pembekuan darah - stroke, serangan jantung


RISIKO LAIN
1. Obesitas

Hingga saat ini, ahli kesehatan masih tidak mengetahui bagaimana obesitas
meningkatkan resiko pembekuan darah. Tetapi mereka yakin bahwa gaya hidup yang
banyak duduk, kurang bergerak, perubahan pada kimia darah, dan sebagainya, dapat
membentuk suatu hubungan yang menyebabkan pembekuan darah.

2. Pil Keluarga Berencana (KB)

Pil KB meningkatkan kadar estrogen pada tubuh. Tetapi, pil KB juga meningkatkan
produksi faktor koagulasi yang menyebabkan peningkatan resiko pembekuan darah.
3. Aterosklerosis

Kondisi di mana arteri mengeras karena timbunan plak

Timbunan plak (kolesterol) memiliki tutup yang pada akhirnya akan pecah

Ketika itu terjadi, tubuh akan mengirim trombosit dan faktor koagulasi ke daerah
tersebut untuk memperbaiki robekan

Kemudian, hal itu akan menyebabkan pembentukan gumpalan darah yang dapat
semakin mempersempit jalan aliran darah.
Patofisiologi pucat
AIN H.
DEFINISI PUCAT
Pucat atau “pallor” adalah keadaan kulit lebih putih
dari normal. Pucat secara umumnya mengenai seluruh
badan dan seringkali terlihat pada muka, kuku,
konjungtiva, bagian dalam mulut dan kuku
PALLOR
Pallor, suatu pengurangan yang jelas dalam warna dan warna kulit dan / atau mukosa yang
biasa, dapat terjadi akibat perubahan aliran darah kulit, anemia, atau mekanisme yang tidak
diketahui.

Dalam keadaan normal penampilan merah muda pada bibir, mukosa, dan kulit dipengaruhi
oleh sifat dan karakter jaringan ini, kecukupan perfusi vaskular, dan tingkat hemoglobin.

Pallor adalah temuan yang sangat tidak spesifik yang mungkin merupakan manifestasi dari
beragam penyakit atau mungkin normal untuk individu tertentu
PASIEN MERASA LEMAH
kadar hemoglobin dalam tubuh kita turun dari kadar normal nya. Hemoglobin merupakan
pengangkut oksigen untuk keseluruh jaringan tubuh, dengan kadar hemoglobin turun,
kadar
oksigen pun turun secara tidak langsung.

Kadar oksigen yang turun menyebabkan, metabolisme sel turun, dengan turun nya
metabolisme sel, energy yang dihasilkan juga sedikit, sehingga orang tersebut akan mudah
lemah Karena
kurang nya energy.

Saat proses metabolisme sel secara aerob tidak optimal, berlangsung proses metabolisme
anaerob. Pada metabolisme anaerob, energy yang dihasilkan sedikit dan menghasilkan
asam laktat yang menyebabkan ototlelah.
PASIEN TAMPAK PUCAT
(PALLOR)
Berkurangnya hemoglobin akan menyebabkan turunnya kadar oksigen dalam
darah karena fungsi hemoglobin adalah mengikat oksigen dalam darah.

Hal ini akan menyebabkan penurunan oksigenisasi jaringan. Untuk


menyesuaikan keadaan ini tubuh akan memvasokonstriksi pembuluh darah
untuk memaksimalkan pengiriman oksigen ke organ-organ vital. Keadaan
seperti ini akan menyebabkan pucat.

Warna kulit bukan merupakan indeks yang dapat dipercaya untuk pucat karena
dipengaruhi pigmentasi kulit, suhu, dan kedalaman serta distribusi bantalan
kapiler.
PERBANDINGAN PALLOR
Pada orang kulit hitam, albinism, orang kulit putih (secara dasar: kerana perbedaan melanin
nya) pallor dapat dicurigai oleh warna telapak tangan atau jaringan nonkutan seperti
membran mukosa mulut, alas kuku, dan konjungtiva palpebra.

Ketika lipatan telapak tangan sepucat kulit di sekitarnya, pasien biasanya memiliki
hemoglobin kurang dari 7 g / dL

Anda mungkin juga menyukai