Anda di halaman 1dari 53

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam
mengembangkan dirinya. Pendidikan adalah interaksi antara pendidik dengan peserta didik
untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Dalam
undang-undang sistem pendidikan nasional tahun 2003 disebutkan bahwa “pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecenderungan, kecerdasan, akhlak mulia serta
ketrampilan yang di peruntukkan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Melalui pendidikan dapat mengangkat suatu negara di mata dunia. Perkembangan
IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi) yang sangat pesat menuntut kita untuk belajar
lebih giat lagi agar kita tidak termakan oleh teknologi yang sudah semakin canggih, dan
kesemua itu tidak lepas dari pendidikan dan ilmu pengetahuan yang selalu mengalami
perubahan secara cepat. Dengan demikian kita harus memperbaiki kualitas pendidikan yang
ada di negara kita agar siap dalam menghadapi perubahan dan kemajuan IPTEK yang sudah
semakin pesat, dan untuk mewujudkan hal itu, maka yang harus dilakukan adalah mencari
permasalahan yang menyebabkan lemahnya pendidikan di negara kita.
Salah satu kelemahan yang dihadapi dunia pendidikan di negara kita adalah
lemahnya proses pembelajaran, dan yang dapat membentuk dan dianggap sangat
mempengaruhi proses pembelajaran adalah guru. Hal ini memang wajar dikatakan sebab
guru memang merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai
subjek dan objek dalam belajar. Guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik didalam
lingkungan pendidikan sekolah mempunyai tugas yang amat penting.
Setiap akan mengajar guru perlu membuat persiapan mengajar dalam rangka
melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan. Karena itu ia harus
memahami benar tentang tujuan pengajaran, cara merumuskan tujuan mengajar, secara
khusus memilih dan menentukan metode mengajar sesuai tujuan yang hendak dicapai.
Dalam hal ini guru harus mampu melakukan pengajaran yang menarik sehingga tidak
membuat siswa cepat bosan terhadap suatu mata pelajaran dan mampu menumbuhkan

1
motivasi belajar anak dan meningkatkan konsentrasi belajar mereka. Oleh karena itu guru di
tuntut untuk bisa membuat kreasi serta variasi dalam pembelajarannya sehingga siswa akan
merasa termotivasi dan bersemangat dalam menerima pelajaran.
Mata pelajaran IPA adalah pelajaran yang banyak membutuhkan hafalan serta
pembuktian secara kongkrit dalam kehidupan nyata, jadi dalam mengajarkan pelajaran IPA
guru di tuntut untuk bisa membantu para siswa agar dapat memahami suatu materi pelajaran
dengan cara memperlihatkan atau mempraktekkan secara langsung kejadian atau hal-hal
yang terdapat di dalam materi tersebut. “Sains mempelajari alam yang mencakup proses
perolehan pengetahuan melalui pengamatan, penelitian, dan penyampaian informasi dan
produk (pengetahuan ilmiah dan terapannya) yang diperoleh melalui berpikir dan bekerja
ilmiah. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran guru di tuntut berfikir secara keras
bagaimana cara memberikan pemahaman kepada siswa agar siswa mampu memahami
terhadap suatu materi yang di sampaikan oleh guru.
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang menarik, efektif, kreatif dan
inovatif dengan pendekatan, strategi, dan metode yang sebagian besar prosesnya menitik
beratkan pada aktifnya keterlibatan siswa. Pembelajaran konvensional yang terpusat pada
dominasi guru membuat siswa menjadi pasif, sudah dianggap tidak efektif dalam
menjadikan pembelajaran yang bermakna, karena tidak memberikan peluang kepada siswa
untuk berkembang secara mandiri.
Sering kali seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran kurang memperhatikan
pendekatan, strategi dan metode apa yang sesuai yang harus disajikan dalam satu
materi/pokok bahasan. Namun demikian sampai saat ini hasilnya masih belum cukup
memuaskan. Salah satu cara yang dapat digunakan sebagai alternatif guru dalam mengajar
yakni dengan menggunakan berbagai macam metode mengajar. Metode mengajar adalah
suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang di pergunakan oleh seorang guru atau
teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran
kepada siswa di dalam kelas baik secara individual atau secara kelompok, agar pelajaran itu
dapat di serap, dipahami, dan di manfaatkan oleh siswa dengan baik.
Metode merupakan strategi yang tidak bisa di tinggalkan dalam proses belajar
mengajar. Metode mengajar yang baik adalah metode mengajar yang dapat menumbuhkan
kegiatan belajar mengajar siswa serta metode mengajar secara bervariasi. Metode yang

2
dipergunakan itu tidak sembarangan, melainkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Banyak
metode yang dapat dipilih guru sebagai alternatif dalam mengajarkan IPA akan tetapi belum
tentu suatu metode dapat digunakan dan cocok pada semua materi/ pokok bahasan dalam
pelajaran tersebut. Oleh karena itu guru harus pintar memilih metode yang tepat dan di
pandang lebih efektif dari pada metode-metode yang lain.
Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas
tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat
sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau menggunakan komponen-
komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara yang lain, dan
untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu.
Metode demonstrasi adalah salah satu metode yang dapat digunakan guru dalam
mengajarkan IPA dalam materi alat pernapasan pada manusia. Karena dalam materi ini
siswa akan merasa kesulitan memahami jika penyampaian materi ini hanya di ajarkan secara
teori saja. Materi alat pernapasan pada manusia dapat di ajarkan dengan cara demonstrasi
atau peragaan langsung di depan siswa yang dibantu dengan alat peraga, sehingga siswa
dapat melihat secara langsung proses pernapasan pada manusia dan hal-hal yang terjadi
ketika proses pernapasan pada manusia tersebut, jadi metode demonstrasi ini adalah metode
yang paling efektif dalam mengajarkan mata pelajaran IPA khususnya materi alat
pernapasan pada manusia, sebab dapat membantu para siswa untuk memperoleh jawaban
dengan mengamati suatu proses/peristiwa tertentu.

1.2 Ruang Lingkup Dan Keterbatasan Masalah

1. Metode yang digunakan dalam penelitian ini hanya terbatas pada metode demonstrasi.
2. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V di SDN 2 Kuranji.
3. Fokus penelitian hanya pada peningkatan pemahaman siswa.
4. Mata pelajaran yang diteliti terbatas pada mata pelajaran IPA.
5. Pokok bahasan yang di pelajari dalam penelitian ini hanya terbatas pada materi alat
pernapasan pada manusia.

3
1.3 Fokus Masalah
Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka fokus masalah yang di ajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman siswa mata
pelajaran IPA pokok bahasan alat pernapasan pada manusia kelas V SDN 2 Kuranji?
2. Bagaimana penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman siswa mata
pelajaran IPA pokok bahasan alat pernapasan pada manusia kelas V SDN 2 Kuranji?
3. Bagaimana keaktifan siswa kelas V SDN 2 Kuranji terhadap pembelajaran IPA pokok
bahasan alat pernapasan pada manusia melalui metode demonstrasi?

1.4 Tujuan Penelitian


Penelitian ini di lakukan dengan tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman siswa mata pelajaran


IPA pokok bahasan alat pernapasan pada manusia kelas V SDN 2 Kuranji.

2. Mendeskripsikan penggunaan metode demonstrasi dalam meningkatkan pemahaman


siswa mata pelajaran IPA pokok bahasan alat pernapasan pada manusia kelas V SDN 2
Kuranji.

3. Mengetahui keaktifan siswa kelas kelas V SDN 2 Kuranji. terhadap pembelajaran IPA
pokok bahasan alat pernapasan pada manusia melalui metode demonstrasi.

1.5 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian tindakan kelas ini akan memberikan manfaat yang berarti bagi
perseorangan atau institusi, seperti yang akan diuraikan berikut ini :
1. Bagi Siswa
a. Untuk meningkatkan daya tarik siswa dalam mempelajari IPA.
b. Untuk meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran IPA.
c. Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dan memuaskan.
d. Untuk melatih kerjasama dan memecahkan masalah.
2. Bagi Guru

4
a. Memberikan manfaat kepada guru dalam rangka mengembangkan dan memperbarui
cara mengajarnya untuk meningkatkan perhatian siswa.
b. Sebagai masukan bagi guru dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil
belajar.
c. Menemukan suatu metode untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang alat
pernapasan pada manusia.
3. Bagi Sekolah
a. Sebagai masukan dalam rangka memotivasi para guru untuk meningkatkan kualitas
proses dan hasil belajar.
b. Sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk meningkatkan mutu
sekolah.

5
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN
KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN

2.1 Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti


1. Pembelajaran IPA
IPA merupakan terjemahan dari kata-kata bahasa inggris “natural science” secara
singkat sering disebut “science”. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau
bersangkut paut dengan alam. “science” artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) atau science secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu
pengetahuan tentang alam semesta.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut
dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk memgembangkan kompetensi
agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Pada hakikatnya siswa memiliki ketakjuban dan pandangan yang luar biasa
terhadap dunia mereka. Mereka belajar melalui pengalaman langsung dengan objek-objek
dengan menggunakan semua indranya. Mereka dapat menyajikan situasi dan kejadian
melalui cerita dan permainan dengan menggunakan objek konkrit. Para siswa
mengkonstruksi secara aktif pengetahuan dan pemahaman mereka tentang alam
sekitarnya.

Ada 7 karakteristik dalam pembelajaran IPA yang efektif antara lain sebagai
berikut:

6
c. Mampu memfasilitasi keingintahuan siswa-siswi.
d. Memberi kesempatan untuk menyajikan dan mengkomunikasikan pengalaman dan
pemahaman tentang IPA.
e. Menyediakan wahana untuk unjuk kemampuan.
f. Menyediakan pilihan-pilihan aktivitas.
g. Menyediakan aktivitas untuk bereksperimen.
h. Menyediakan kesempatan untuk mengeksplorasi alam sekitar.
i. Memberi kesempatan berdiskusi tentang hasil pengamatan.

Pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung. Dalam


pembelajaran tersebut siswa dituntut untuk memiliki ketrampilan mengamati dengan
seluruh indra, ketrampilan menggunakan alat dan bahan dengan benar dengan selalu
memerhatikan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan data,
menafsirkan data, mengkomunikasikan hasil temuan secara beragam, serta menggali dan
memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau
memecahkan masalah sehari-hari.

Adapun fungsi dan tujuan pembelajaran IPA adalah sebagai berikut:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan


keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat
dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
d. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan
masalah dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai
salah satu ciptaan Tuhan.

7
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan lebih lanjut.

Mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah bertujuan agar siswa
memahami konsep-konsep IPA, memiliki ketrampilan proses, mempunyai minat
mempelajari alam sekitar, bersikap ilmiah, mampu menerapkan konsep-konsep IPA
untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-
hari, mencintai alam sekitar, serta menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan.

2. Metode Pengajaran
Mengajar adalah upaya menciptakan lingkungan yang sesuai dimana terdapat
berbagai bagian–bagian lingkungan mengajar yang memiliki saling ketergantungan. Saat
mengajar hendaknya guru tidak hanya memberi keterangan-keterangan atau sekedar
menyampaikan sejumlah materi kepada peserta didik. Akan tetapi juga memberi
rangsangan dan dorongan agar pada diri siswa terjadi proses belajar. proses belajar
mengajar antara peserta didik dan guru dinamakan proses pembelajaran. Pembelajaran
merupakan komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik,
sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Pembelajaran mengandung
arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu
kemampuan atau nilai yang baru. Oleh karena itu dalam membantu peserta didik untuk
memahami konsep suatu mata pelajaran maka guru harus memiliki suatu ketrampilan
untuk menentukan metode atau cara yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran akan berlangsung efektif dan efisien apabila di dukung dengan
peran guru dalam mengatur strategi pembelajaran. Dalam menyajikan metode
pembelajaran seorang guru tidak boleh terpaku hanya pada satu jenis teknik saja.
paradigma lama yang menganggap guru sebagai satu-satunya sumber dan pusat
informasi, serta siswa hanyalah ibarat gelas kosong yang dapat diisi apa saja sesuai
dengan kemauan guru atau diibaratkan kertas putih yang dapat ditulis apa saja menurut
kehendak guru mungkin perlu ditinjau kembali. Ketika siswa masuk kedalam kelas guru
harus sadar bahwa dalam diri siswa itu sudah tertanam dan terbangun informasi,
pengetahuan dan pengalaman yang mereka peroleh diluar kelas dari interaksi dengan
lingkungannya. Dengan begitu guru juga menyadari bahwa ia bukanlah satu-satunya

8
pusat informasi melainkan terdapat banyak media, cara dan sumber yang dapat dijadikan
siswa untuk memperoleh informasi.
Pemilihan metode berkaitan langsung dengan usaha-usaha guru dalam
menampilkan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga pencapaian
tujuan pengajaran dapat diperoleh secara optimal. Guru harus mampu menguasai
berbagai metode mengajar sehingga mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif
dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pemberian kecakapan dan pengetahuan kepada
murid-murid yang merupakan proses pembelajaran (proses belajar mengajar) itu
dilakukan oleh guru disekolah dengan menggunakan cara-cara atau metode-metode
tertentu. Cara-cara demikianlah yang dimaksudkan sebagai metode pengajaran disekolah.
Kata metode berasal dari kata latin methodos, yang berarti jalan yang harus
dilalui. Untuk melakukan sesuatu atau cara untuk mencapai tujuan. Method dalam bahasa
inggris berarti suatu bentuk khusus cara kerja. Knock menyebutkan bahwa metode dalam
pendidikan adalah kumpulan prinsip yang terkoordinir untuk melaksanakan pengajaran.
Dikatakannya juga bahwa metode adalah suatu cara untuk melangkah maju dengan
terencana dan teratur untuk mencapai suatu tujuan tertentu, yang dengan sadar
mempergunakan pengetahuan-pengetahuan sistematis untuk keadaan-keadaan yang
berbeda-beda. Pengetahuan-pengetahuan sistematis ini biasanya diperoleh dengan cara
mempelajari metode-metode yang telah dipergunakan ahli-ahli terkenal dari masa ke
masa, sambil mengadakan perbaikan terhadap cara-cara itu.
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah
ditetapkan. Dengan demikian metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang
peran yang sangat penting.

3. Metode Demonstrasi
a. Pengertian Metode Demonstrasi
Untuk mengajarkan suatu materi pelajaran seringkali tidak cukup kalau guru
hanya menjelaskan secara lisan saja, walaupun sebenarnya penjelasan menggunakan
lisan sangat penting dan dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Berbagai macam

9
metode telah memberi warna baru dalam proses belajar mengajar dikelas. Guru bisa
memadukan berbagai macam metode untuk menyampaikan materi agar siswa lebih
termotivasi dan semangat dalam menerima pelajaran dikelas. Guru harus
mengoptimalkan perannya sebagai tenaga pengajar dan juga sebagai tenaga pendidik
yang bertugas untuk membawa peserta didik memiliki semua pengetahuan yang
dibutuhkan untuk masa depannya dan bertanggung jawab atas perkembangan moral
peserta didik.
Dalam pembelajaran di dalam kelas, guru merupakan ujung tombak
keberhasilan pembelajarannya, karena guru yang berhadapan langsung dengan siswa.
Kemampuannya merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi faktor
pembelajaran. Kemampuan dalam proses pembelajaran berhubungan erat dengan
bagaimana cara guru mengimplementasikan perencanaan pembelajaran dengan baik.
Dalam mengajar guru tidak mungkin hanya mengandalkan pembelajaran
konvensional saja, guru yang tidak mengenal metode mengajar jangan harap bisa
melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik.
Dengan metode demonstrasi peserta didik berkesempatan mengembangkan
kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat
mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan. Dalam demonstrasi setiap
langkah pembelajaran dari hal-hal yang didemonstrasikan itu dapat dilihat dengan
mudah oleh siswa dan melalui prosedur yang benar. Dengan demonstrasi proses
penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga
membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Siswa akan mampu memahami
tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu, siswa dapat mengamati sesuatu yang
nyata dan bagaimana cara bekerjanya proses tersebut.
Dengan kegiatan demonstrasi, guru dapat meningkatkan pemahaman siswa
melalui penglihatan dan pendengaran. Siswa diminta untuk memperhatikan dan
mendengarkan baik-baik semua keterangan guru sehingga ia lebih paham tentang cara
mengerjakan sesuatu. Tujuan pokok penggunaan metode ini dalam proses
pembelajaran adalah untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara
melakukan sesuatu proses terjadinya sesuatu.

10
Metode demonstrasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang tepat
untuk menyampaikan materi atau bahan ajar yang dilakukan oleh guru kepada siswa
agar siswa dapat bersemangat dan konsentrasi dalam memahami materi pelajaran
yang disampaikan oleh guru. Metode demonstrasi sangat banyak digunakan dalam
menyampaikan materi pelajaran IPA/ sains, siswa akan susah untuk dapat memahami
pelajaran apabila metode yang digunakan tidak sesuai dengan materi pelajaran yang
disampaikan, dengan demikian guru harus menggunakan metode demonstrasi dalam
menyampaikan materi pelajaran yang perlu menampilkan gerakan atau penampilan
fisik dan benda guna dapat memberikan pemahaman dan perhatian siswa dalam
mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung yang pada akhirnya akan dapat
membantu meningkatkan prestasi belajar siswa.
Metode demonstrasi merupakan salah satu wahana untuk memberikan
pengalaman belajar agar anak dapat menguasai materi pelajaran dengan baik. Melalui
metode demonstrasi siswa dibimbing untuk menggunakan mata dan telinganya secara
terpadu, sehingga hasil pengamatan kedua indra tersebut dapat menambah
penguasaan materi pelajaran yang diberikan. Pengamatan kedua indra itu akan saling
melengkapi pemahaman siswa tentang segala hal yang ditunjukkan, dikerjakan, dan
dijelaskan dalam kegiatan demonstrasi tersebut.

b. Langkah-Langkah Metode Demonstrasi


Penggunan metode demonstrasi sangat menunjang dalam proses
pembelajaran. Kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam proses pembelajaran dapat
dihilangkan dengan cara peragaan secara langsung dan dapat diamati oleh siswa. Oleh
karena itu guru harus tahu bagaimana cara menggunakan metode ini, dan langkah-
langkah metode demonstrasi adalah sebagai berikut :
1 Tahap Persiapan
Pada tahap ini persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:
a) Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi
berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan,
sikap, atau ketrampilan tertentu.

11
b) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
Garis-garis besar langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk
menghindari kegagalan.
c) Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang
diperlukan.
2 Tahap Pelaksanaan
a. Langkah pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan
diantaranya:
a) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat
memperhatikan dengan jelas apa yang di demonstrasikan.
b) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
c) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya
siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari
pelaksanaan demonstrasi.

b. Langkah pelaksanaan demonstrasi


a) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa
untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang
mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik
memerhatikan demonstrasi.
b) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang
menyengangkan.
c) Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan
memperhatikan reaksi seluruh siswa.
d) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih
lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.

c. Langkah mengakhiri demonstrasi


Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu
diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan

12
pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini
diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu
atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa
melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk
perbaikan selanjutnya.

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi


Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan
dan kelemahan. Kelebihan-kelebihan yang yang terdapat dalam metode demonstrasi
diantaranya:
a) Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab
siswa disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
b) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi
juga melihat peristiwa yang terjadi.
c) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk
membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih
meyakini kebenaran materi pembelajaran.

Kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam metode demonstrasi diantaranya:

a) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa


persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan
metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan
pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih
dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.
b) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang
berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal
dibandingkan dengan ceramah.
c) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru yang khusus,
sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih professional. Disamping itu
demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk
keberhasilan proses pembelajaran siswa.

13
4. Pemahaman IPA

Pemahaman menurut kamus bahasa Indonesia berasal dari kata paham yang
berarti pengertian, pendapat atau pikiran, aliran atau pandangan dan mengerti benar akan
sesuatu. Sedangkan pemahaman itu sendiri berarti proses, perbuatan atau cara memahami
sesuatu. Dalam hal ini pemahaman lebih diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
memahami atau mengerti apa yang di kerjakan, mengetahui apa yang sedang di
komunikasikan dan memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkan dengan yang
lainnya.

Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti dari sesuatu


konsep. Untuk itu maka di perlukan adanya hubungan atau pertautan antara konsep
dengan makna yang ada dalam konsep tersebut. Kegiatan yang di perlukan untuk bisa
sampai pada tujuan ini ialah kegiatan mental intelektual yang mengorganisasikan materi
yang telah di ketahui.

Kemampuan pemahaman merupakan hasil belajar kogntif. Hasil belajar kognitif


tidak merupakan kemampuan tunggal. Kemampuan yang menimbulkan perubahan
perilaku dalam domain kognitif meliputi berbagai tingkat atau jenjang. Kemampuan
menghafal (knowledge) merupakan kemampuan kognitif yang paling rendah.
Kemampuan pemahaman (comprehension) adalah kemampuan untuk melihat hubungan
fakta dengan fakta. Menghafal fakta tidak lagi cukup karena pemahaman menuntut
pengetahuan akan fakta dan hubungannya. Misalnya, memahami proses terjadinya hujan
Pembelajaran dengan pemahaman mempunyai beberapa keuntungan, menurut hiebert dan
carpenter pembelajaran yang menekankan kepada pemahaman mempunyai sedikitnya
lima keuntungan berikut :
1) Pemahaman memberikan generatif artinya bila seseorang telah memahami suatu
konsep, maka pengetahuan itu akan mengakibatkan pemahaman yang lain karena
adanya jalinan antar pengetahuan yang di miliki siswa, sehingga setiap pengetahuan
baru melalui keterkaitan dengan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya.

14
2) Pemahaman memacu ingatan artinya suatu pengetahuan yang telah di pahami dengan
baik akan di atur dan di hubungkan secara efektif dengan pengetahuan-pengetahuan
lain, melalui pengorganisasian skema atau pengetahuan secara lebih efisien di dalam
stuktur kognitif berfikir sehingga pengetahuan itu lebih mudah di ingat.
3) Pemahaman mengurangi banyaknya hal yang harus di ingat artinya jalinan yang
terbentuk antara pengetahuan yang satu dengan yang lain dalam struktur kognitif
siswa yang mempelajarinya dengan penuh pemahaman merupakan jalinan yang
sangat baik. dengan memahami salah satu dari pengetahuan tersebut, maka segala
pengetahuan yang terkait dapat di turunkan darinya, dengan demikian siswa tidak
perlu menghafalkan semuanya.
4) Pemahaman meningkatkan transfer belajar artinya pemahaman suatu konsep akan di
peroleh siswa yang aktif menemukan keserupaan dari berbagai konsep tersebut. Hal
ini akan membantu siswa untuk menganalisis apakah suatu konsep tertentu dapat di
terapkan untuk suatu kondisi tertentu.
5) Pemahaman mempengaruhi keyakinan siswa artinya siswa yang memahami dengan
baik akan mempunyai keyakinan yang positif yang selanjutnya akan membantu
perkembangan pengetahuannya.

Dengan demikian arti dari pemahaman siswa dalam pembelajaran IPA adalah
kemampuan siswa atau anak didik dalam menyerap suatu materi IPA yang telah diajarkan
oleh guru. Sebuah pembelajaran dapat di katakan berhasil apabila antara guru dan anak
didik mengalami suatu pembelajaran yang bermakna yang di sertai dengan pencapaian
tingkat pemahaman yang lebih tinggi dari tingkat pemahaman mereka sebelumnya.
Sehingga penggunaan metode demonstrasi oleh guru adalah untuk meningkatkan
pemahaman siswa dalam materi alat pernapasan pada manusia sangat tepat.

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan


Penelitian yang relevan juga dilakukan oleh Masumah dengan skripsi berjudul
“Upaya Meningkatkan Hasil belajar IPA Melalui Metode Demonstrasi Pada Materi
Gaya”. Penelitian tindakan kelas di kelas IV SDN Kertajaya 02 Kec. Rumpin Kab. Bogor
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

15
1 Setelah melakukan penelitian tindakan kelas ini, nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa
di kelas IV SDN Kertajaya 02 Kec. Rumpin Kab. Bogor pada siklus 1 sebesar 71,07
dan pada siklus II sebesar 78,21. Sehingga dapat diketahui ada peningkatan nilai rata-
rata.
2 Persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I dan siklus II menunjukan
peningkatan juga yaitu 67,86 % dan 78,57 %.

Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan


menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa di kelas
IV SDN Kertajaya 02 Kec. Rumpin Kab. Bogor.

2.3 Kerangka Berpikir


Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan sebelumnya diperoleh kerangka
pikir bahwa kondisi awal pembelajaran IPA kelas V SDF 2 Kuranji lebih banyak
berpusat pada guru. Guru lebih banyak berceramah, siswa hanya sebagai pendengar,
kondisi seperti ini mengakibatkan siswa merasa bosan dan enggan belajar IPA. Dengan
kondisi awal seperti ini kemudian peneliti akan melaksanakan suatu tindakan untuk
mengatasinya. Penelitian akan menerapkan metode demonstrasi dalam proses
pembelajaran IPA.
Dari tindakan yang dilaksanakan peneliti, diharapkan mencapai kondisi akhir,
yaitu pemahaman IPA siswa kelas V SDN 2 Kuranji dapat meningkat. Melauli metode
demonstrasi, diharapkan siswa lebih senang dan tertarik untuk belajar IPA. Sehingga
pemahaman nya di duga akan meningkat.

16
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir

2.4 Hipotesis Penelitian


Berdasarkan uraian dalam landasan teori dan kerangka pikir di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis dalam penelitian tindakan kelas sebagai berikut. Jika pembelajaran
dengan metode demonstrasi diterapkan dalam mata pelajaran IPA, maka dapat
meningkatkan pemahaman siswa kelas V SDN 2 Kuranji.

17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam bahasa inggris PTK
diartikan dengan Classroom Action Research, disingkat CAR. Namanya sendiri sebetulnya
sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya.
PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh guru atau peneliti mulai dari
perencanaan sampai dengan penelitian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang
dilakukan. Manfaat dari penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran adalah untuk
mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran, merupakan upaya pengembangan
kurikulum di tingkat kelas dan untuk meningkatkan profesionalisme guru melalui upaya
penelitian yang dilakukannya.
Dalam memahami dan mencoba melaksanakan penelitian tindakan kelas, diharapkan
kemampuan pendidik dalam proses pembelajaran makin meningkat kualitasnya dan
sekaligus akan meningkatkan kualitas pendidikan serta profesi pendidik/ tenaga
kependidikan yang sekarang dirasakan menjadi hambatan utama.
Ciri khusus dari PTK adalah adanya tindakan (action) yang nyata. Tindakan itu
dilakukan pada situasi alami (bukan dalam laboratorium), dan di tujukan untuk memecahkan
permasalahan praktis. Tindakan tersebut merupakan sesuatu kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan kegiatan tertentu. Pada penelitian tindakan, kegiatan tersebut dilakukan
dalam rangkaian siklus kegiatan.

Penelitian tindakan kelas (PTK) bertujuan untuk :

1. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi serta kualitas pembelajaran dikelas.


2. Meningkatkan layanan professional dalam konteks pembelajaran di kelas, khususnya
layanan kepada peserta didik.
3. Memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan tindakan dalam pembelajaran
yang direncanakan di kelas, dan
4. Memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan pengkajian terhadap kegiatan
pembelajaran yang dilakukannya.

18
3.2 Setting Penelitian (Tempat Penelitian)
Lokasi tempat dilaksanakannya penelitian ini adalah di SDN 2 Kuranji tahun ajaran
2017/2018 pada semester ganjil. Subjek penelitian dalam penelitian ini dilakukan pada siswa
kelas V yang berjumlah 28 orang.

SDN 2 Kuranji dipilih sebagai tempat penelitian karena, tidak adanya variasi dalam
proses pembelajaran di kelas dan kegiatan pembelajarannya masih berlangsung secara
konvensional yaitu siswa mendengarkan penjelasan guru, mencatat, mengerjakan latihan-
latihan soal, kemudian diberi pekerjaan rumah dan ulangan akhir.
Walaupun minat terhadap IPA sudah cukup baik akan tetapi kurang maksimalnya
persiapan guru membuat suasana kelas menjadi monoton dan kurang sempurnanya
penguasaan materi. Pembelajaran IPA berlangsung terus menerus seperti ini dari satu materi
ke materi yang lain, tanpa adanya variasi metode dari guru, sehingga lama-lama akan
membuat siswa jenuh dan kurang antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar IPA.
Dalam hal ini siswa masih cenderung pasif dan kurang memahami konsep pembelajaran
IPA.

3.3 Siklus Penelitian


1 Rencana Tindakan Siklus I
a. Perencanaan
1) Dokumentasi kondisional yang meliputi tes yang akan digunakan, daftar nilai, dan
pedoman pengamatan.
2) Membuat skenario pembelajaran.
3) Menyusun rencana pembelajaran.
4) Membuat dan menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran.
5) Membuat laporan observasi sebagai pedoman pengamatan kegiatan.
6) Menyusun alat evaluasi
b. Tindakan
1) Persiapan
a) Peneliti menyiapkan materi, skenario pembelajaran, dan instrumen
pembelajaran maupun penelitian yang telah diuraikan di atas.
b) Pelaksanaan tindakan

19
Kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan satu kali pertemuan yaitu
pada tanggal 13 September 2018 dengan indikator, mengidentifikasi alat
pernapsan pada manusia.
c) Langkah-langkah tindakan
1) Guru membuat RPP.
2) Guru membuat alat-alat peraga.
3) Simulasi.
4) Menyampaikan pembelajaran dan memotivasi siswa.
5) Menyajikan materi pelajaran.
6) Membantu siswa untuk belajar dengan metode demonstrasi
7) Melakukan pembelajaran melalui metode demonstrasi
8) Mengetes materi.
d) Observasi
1) Mengamati perilaku siswa terhadap penggunaan metode demonstrasi.
2) Memantau diskusi/kerja sama antarsiswa.
3) Mengamati proses transfer informasi kelompok.
4) Mengamati pemahaman masing-masing siswa.
e) Refleks
1) Mencatat hasil observasi.
2) Mengevaluasi hasil observasi.
3) Menganalisis hasil pembelajaran.
4) Mengadakan perbaikan untuk siklus berikutnya.
2 Rancangan Tindakan Siklus II
a. Perencanaan
1) Dokumentasi kondisional yang meliputi tes yang akan digunakan, daftar nilai, dan
pedoman pengamatan.
2) Membuat skenario pembelajaran.
3) Menyusun rencana pembelajaran.
4) Membuat dan menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran.
5) Membuat laporan observasi sebagai pedoman pengamatan kegiatan.
6) Menyusun alat evaluasi.

20
b. Tindakan
1) Persiapan
Peneliti menyiapkan materi, skenario pembelajaran, dan instrumen pembelajaran
maupun penelitian yang telah diuraikan di atas.
2) Pelaksanaan tindakan
Kegiatan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan satu kali pertemuan yaitu pada
tanggal 23 September 2018 dengan indikator mendiskusikan fungsi organ pada
saluran pernapasan dan fungsinya. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, siswa
diberi soal pre test yang hasilnya akan digunakan untuk menentukan skor awal.
3) Langkah-langkah tindakan
a) Guru membuat RPP.
b) Guru membuat alat-alat peraga.
c) Simulasi.
d) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
e) Menyampaikan informasi.
f) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
g) Membantu kerja kelompok dalam belajar.
h) Mengetes materi.
c. Observasi
1) Mengamati perilaku siswa terhadap penggunaan model belajar.
2) Memantau diskusi/kerjasama antarsiswa.
3) Mengamati proses pembelajaran melalui metode demonstrasi.
4) Mengamati pemahaman masing-masing siswa.
d. Refleksi
1) Mencatat hasil observasi.
2) Mengevaluasi hasil observasi.
3) Menganalisis hasil pembelajaran.
4) Mengadakan perbaikan untuk siklus berikutnya.

21
3.4 Data dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian tindakan ini adalah siswa kelas V SDN 2 Kuranji yang
terdiri dari 28 siswa yang diberikan tindakan dengan diterapkannya metode demonstrasi pada
materi alat pernapasan pada manusia.
Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan beberapa instrument
meliputi hasil tes, hasil wawancara, dan hasil observasi. Data – data tersebut dapat di
jabarkan sebagai berikut:
1. Hasil tes siswa, hasil tes digunakan untuk mengukur dan melihat peningkatan skor siswa,
ketuntasan materi, dan pemahaman siswa.
2. Hasil wawancara terhadap siswa, hasil wawancara terhadap siswa digunakan untuk
memperoleh gambaran lebih dalam mengenai pemahaman siswa, respon siswa, dan
bentuk kesulitan yang di hadapi siswa. Hasil wawancara akan melengkapi hasil tes untuk
melihat pemahaman siswa.
3. Hasil observasi, hasil observasi digunakan untuk melihat apakah proses pembelajaran
sudah sesuai dengan yang di rencanakan. Dari hasil observasi dapat dilihat faktor-faktor
yang mendukung atau menghambat proses belajar mengajar.

3.5 Prosedur Pengumpulan Data


Sesuai dengan data yang dikumpulkan peneliti dalam penelitian ini maka teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi:
1 Pemberian Tes
Tes merupakan alat bantu atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana dangan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau
serangkaian tugas yang harus di kerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga
menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat
dibandingkan dengan nilai yang di capai oleh anak-anak lain atau dengan nilai standar
yang di tetapkan.
Tes dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang hasil belajar siswa pada materi
gerak benda. Bentuk tes yang digunakan adalah tes bentuk uraian, karena dengan tes
bentuk uraian dapat diidentifikasikan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam

22
belajar materi gerak benda. Tes yang diberikan adalah tes pada awal penelitian, tes pada
saat proses pembelajaran, tes akhir setiap tindakan dan tes akhir setelah diberikan
serangkaian tindakan.
a. Tes dilakukan pada awal penelitian dengan tujuan untuk menjaring subjek penelitian
dan untuk mengambil langkah – langkah yang perlu didalam menerapkan pra tindakan
sebelum dilaksanakan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi.
b. Tes pada saat proses pembelajaran digunakan untuk menemukan pola kesalahan siswa
dan bagian-bagian mana yang siswa belum memahami untuk diadakan perbaikan pada
saat itu juga.
c. Tes akhir setiap tindakan dimaksudkan untuk melihat kemajuan siswa dalam mengikuti
pembelajaran, dan refleksi untuk tindakan berikutnya.
d. Tes akhir setelah diberikan serangkaian tindakan dimaksudkan untuk melihat kemajuan
atau peningkatan siswa dalam belajar gerak benda.

2 Wawancara
Wawancara yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada
responden. Wawancara dilaksanakan setelah pelaksanaan tes akhir. Hal ini dimaksudkan
untuk lebih menggali informasi dari siswa tentang proses berpikir siswa tersebut.
Pertanyaan yang diajukan pada saat wawancara tidak terstruktur, artinya disesuaikan
dengan kesalahan-kesalahan yang muncul pada saat siswa diuji/dites. Pada saat
wawancara, informasi diarahkan untuk menyadari dan memperbaiki kesalahan-kesalahan
yang dilakukan, sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa tersebut.
Sebelum mengumpulkan data di lapangan dengan metode wawancara, peneliti
menyusun daftar pertanyaan sebagai pedoman di lapangan. Namun daftar pertanyaan
bukanlah sesuatu yang bersifat ketat, tetapi dapat mengalami perubahan sesuai situasi dan
kondisi dilapangan.

3 Hasil Observasi
Observasi yaitu suatu pengamatan yang khusus dan pencatatan yang sistematis
ditujukan pada satu atau beberapa fase masalah dalam rangka penelitian. Observasi
dilaksanakan selama peneliti melakukan aktivitas pembelajaran di kelas. Bertindak sebagai

23
observer adalah teman sejawat. Kegiatan observasi ini dilakukan untuk mengamati
aktivitas peneliti sebagai guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Data
diambil dengan menggunakan lembar observasi untuk peneliti sebagai guru dan lembar
observasi untuk siswa.

Tujuan dari observasi yaitu :

a. Mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah di


tetapkan peneliti dan guru secara bersama-sama.
b. Mendapatkan keterangan atau catatan tertentu tentang aktivitas yang menonjol pada saat
pembelajaran berlangsung.
c. Mengetahui pelaksanaan tindakan khususnya perubahan perilaku yang dilakukan guru
maupun siswa.

3.6 Teknik Analisis Data


Analisis data merupakan analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti
melalui perangkat metodologi tertentu.
1. Reduksi Data
Mereduksi data adalah proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan dan
menyederhanakan semua data yang telah diperoleh, mulai dari awal pengumpulan data
sampai Analisis data dapat dilakukan secara bertahap, pertama dengan menyeleksi dan
mengelompokkan, kedua dengan memaparkan atau mendeskripsikan data dan terakhir
menyimpulkan atau memberi makna.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis yang digunakan
oleh Milles dan Huberman yaitu model mengalir (flow model), yaitu meliputi tiga hal (a)
Reduksi, (b) penyajian data dan (c) penarikan kesimpulan penyusunan laporan penelitian.

2. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan hasil reduksi dengan
cara menyusun secara narasi sekumpulan informasi yang telah diperoleh dari hasil
reduksi, sehingga dapat memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan.

24
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan adalah memberikan kesimpulan terhadap hasil penafsiran
dan evaluasi. Kegiatan ini mencakup pencarian makna data serta memberi penjelasan.
Selanjutnya apabila penarikan kesimpulan dirasakan tidak kuat, maka adanya verifikasi
dan peneliti mengumpulkan data di lapangan.
Indikator keberhasilan tindakan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah jika
pemahaman atau ketuntasan belajar siswa terhadap bahan ajar mencapai 75% (berkriteria
cukup). Indikator keberhasilan tindakan selain dilihat dari proses kinerja (aktifitas guru
dan siswa), juga dilihat dari hasil tes.

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian


Tingkat Nilai
Bobot Predikat
Penguasaan Huruf

90 – 100 A 4 Sangat baik

79 – 89 B 3 Baik

68 – 78 C 2 Cukup

57 - 67 D 1 Kurang

< 57 TL 0 Sangat Kurang

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang di gunakan untuk mengetahui sejauh


mana peningkatan pemahaman siswa di SDN 2 Kuranji pada mata pelajaran IPA adalah
75 sebagai ukuran ketuntasan individual. Dengan demikian suatu pokok bahasan di
anggap tuntas secara individual jika siswa tersebut memperoleh nilai > 75 Sedangkan
kelas dapat dikatakan memahami pada pokok bahasan jika mencapai > 75% siswa yang
telah tuntas belajarnya.
Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar secara klasikal dapat di gunakan
rumus sebagai berikut :

25
∑ siswatuntasbelajar X 100
P= ∑ jumlahsiswa
Untuk menghitung hasil tes, digunakan rumus percentages correction. Besarnya nilai
yang di peroleh siswa merupakan presentase dari skor maksimum ideal yang seharusnya di
capai jika tes tersebut di kerjakan dengan hasil 100% betul. Dengan kata lain, jika materi tes
benar-benar mewakili seluruh bahan pelajaran yang telah di ajarkan sesuai dengan
kurikulum, maka nilai yang di peroleh siswa menunjukkan besarnya persentase penguasaan
siswa terhadap bahan pelajaran yang di ajarkan. Oleh karena itu nilai yang di peroleh siswa
benar-benar merupakan “nilai” dan bukan lagi “skor”.
Rumus penilaian adalah sebagai berikut:

R
X 100
NP = SM

Keterangan :

NP : nilai persen yang dicari atau diharapkan

R : skor mentah yang di peroleh siswa

N : Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

100 : Bilangan tetap

26
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian


1 Sejarah Singkat Berdirinya SDN 2 Kuranji
SDN 2 Kuranji merupakan salah satu Sekolah Dasar yang berada di desa Mapak,
Mataram, Nusa Tenggara Barat. SDN 2 Kuranji berdiri sejak tanggal 02 Januari 1978 dan
didirikan oleh pemerintah Nusa Tenggara Barat. Pada umumnya SDN 2 Kuranji sama
halnya dengan Sekolah Dasar yang lain, yaitu memiliki tujuan sebagai tempat
mengenyam pendidikan dasar bagi seluruh masyarakat terutama masyarakat yang berada
di Desa Mapak. Tahun berganti tahun sekolah ini semakin banyak peminatnya, sehingga
pada saat ini madrasah ini merupakan madrasah yang patut di perhitungkan
keberadaannya.

2 Letak Geografis SDN 2 Kuranji


Secara geografis letak bangunan SDN 2 Kuranji yang berada di Jl. H.M. Ruslan
Mapak Dasan, Kota Mataram, adalah cukup strategis, karena bangunan tersebut terletak
tidak jauh dengan jalur jalan provinsi, dan sudah diaspal sehingga tidak menyulitkan kita
menemukan loksa SDN 2 Kuranji, walaupun SDN berada diperkampungan.

3 Fasilitas SDN 2 Kuranji

Fasilitas yang dimaksud disini adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh SDN 2
Kuranji adalah sebagai berikut:

1) Memiliki ruang kerja, meliputi ruang kepala sekolah dan tenaga (kantor), enam ruang
kelas, ruang tata usaha ( TU ), dan ruang UKS.
2) Memiliki ruang perpustakaan.
3) Memiliki taman yang terletak di depan setiap kelas dan di depan kantor.
4) Memiliki tempat parkir sepeda untuk siswa dan khusus untuk guru.

27
5) Memiliki kamar mandi WC.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat, pada table berikut ini :

No Gedung/ Ruang Jumlah Status


.

1. Ruang kelas 6 Milik

2. Ruang Guru 1 Milik

3. Ruang Kepala Sekolah 1 Milik

4. Perpustakaan 1 Milik

5. Ruang UKS 1 Milik

6. Kamar Mandi/ WC 2 Milik

4 Keadaan Tenaga Pengajar dan Tenaga Administrasi SDN 2 Kuranji


Tenaga pengajar di SDN 2 Kuranji sejumlah 8 orang dengan perincian 2 orang
laki-laki dan 6 orang perempuan. Penulis juga menjelaskan mengenai keadaan guru pada
tabel berikut:

No Nama Guru dan Pegawai Jabatan

1. A.Rahman Yasin,S.AP, S.Pd Kepala Sekolah

2. Dahlan Ketua Komite

3. Sry Suhada A.Q.A., S.Pd Guru

4. Nurma, A.Ma Ag Guru

5. Badri, S.Pd Guru

28
6. Widiyanti, S.Pd Guru

7. Nila Fitriah, A.Ma Guru

8. Sri Juhraedah, S.Pd Guru

9. Asmaul Husna, S.Pd Guru

10. Ahmad Fajri Guru

11. Mulyati, S.Pd Pegawai

12. Sahriman Pegawai

5 Keadaan Siswa SDN 2 Kuranji


Keadaan siswa SDN 2 Kuranji dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Keadaan siswa SDN 2 Kuranji

Laki – Laki Perempuan Jumlah

94 orang 95 orang 189 orang

6. Keadaan Siswa Kelas V SDN 2 Kuranji


Keadaan siswa kelas V SDN 2 Kuranji dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4 Keadaan siswa SDN 2 Kuranji


No. Kode Siswa Jenis Kelamin
1 AMS P
2 AMA L
3 AN L
4 AA L
5 BB L
6 DWA L
29
7 DFN P
8 DR L
9 DP P
10 FI L
11 FIN P
12 FA L
13 FEA P
14 HE P
15 HM P
16 JG L
17 KS P
18 MAD P
19 MA L
20 MIA L
21 MHS L
22 MR L
23 MS L
24 MZI L
25 PL P
26 RM P
27 RI P
28 SN P

Keterangan :
P : perempuan
L : laki – laki

4.2 Paparan Data Pelaksanaan Tindakan

Desain penelitian terdiri dari 2 siklus secara berulang yang meliputi siklus 1 dan
siklus II. Setiap siklus dalam penelitian ini meliputi empat tahap sebagaimana yang di
ungkapkan oleh suharsimi arikunto, supardi dll sebagai berikut, (1) perencanaan (planning),
(2) pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing), (4) refleksi (reflecting). Hasil refleksi
dijadikan dasar untuk menentukan keputusan perbaikan pada siklus berikutnya.

Adapun langkah-langkah tindakan yang di tempuh dalam penelitian ini sebagaimana


yang di utarakan oleh suharsimi arikunto yaitu :

1. Tahap perencanaan

30
a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan di laksanakan
dengan metode demonstrasi
b) Menyiapkan materi pembelajaran
c) Menyiapkan lembar observasi siswa
d) Membuat lembar kerja siswa
e) Menyiapkan alat peraga
f) Berkoordinasi dengan guru mata pelajaran IPA
g) Membuat instrument penelitian

2. Tahap pelaksanaan
a. Tindakan Siklus 1
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan pertama di laksanakan pada hari
kamis tanggal 13 September 2018 jam 07.30 selama dua jam pelajaran. Dalam hal
ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses pembelajaran mengacu pada
RPP yang telah di persiapkan. Pengamatan (observasi) di laksanakan bersamaan
dengan pelaksanaan belajar mengajar. Peneliti memulai pelajaran dengan salam dan
di jawab serempak oleh seluruh siswa. Peneliti dan siswa berdo’a bersama agar
pembelajaran hari ini berjalan dengan lancar. Pembelajaran diikuti oleh seluruh
siswa kelas V sebanyak 28 siswa.
Setelah mengabsen peneliti memulai mengeluarkan alat peraga yang akan di
gunakan dalam peragaan demonstrasi hari ini. Siswa mulai penasaran dengan alat
peraga yang di bawa oleh peneliti sehingga mereka mulai bertanya-tanya barang
apa yang peneliti bawa. Untuk menghindari kegaduhan peneliti segera
mengkondisikan kelas dan menyampaikan materi yang akan di pelajari yakni alat
pernapasan pada manusia serta tujuan pembelajaran yang akan di capai. Sebelum
memulai demonstrasi peneliti menanyakan beberapa pertanyaan kepada siswa
untuk merangsang ingatan siswa. Akan tetapi kelihatannya para siswa masih malu
dan kurang percaya diri untuk menjawab, sehingga guru perlu memberi motivasi
hingga ada yang mau menjawab pertanyaan guru walaupun jawaban itu masih
salah. Yang paling penting apapun jawaban siswa guru tetap menghargai dan
memuji.

31
Setelah peneliti menanyakan beberapa pertanyaan kepada siswa, peneliti
mulai menyebutkan satu persatu benda-benda yang telah di bawa. Kemudian
peneliti mendemontrasikan alat peraga yang dibawa. Untuk lebih melibatkan siswa
dalam pembelajaran ini, peneliti meminta dua siswa untuk maju ke depan
membantu peneliti mendemonstrasikan. Saat menyuruh siswa maju ke depan
banyak dari siswa laki-laki yang berebut ingin maju. Akan tetapi peneliti hanya
memperbolehkan dua orang untuk maju ikut mendemonstrasikan gerakan. Setelah
selesai satu gerakan peneliti mempersilahkan siswa lain maju secara bergantian
agar seluruh siswa dapat lebih aktif dan berani. Peneliti memberi penjelasan di sela-
sela demonstrasi. Untuk membantu pemahaman siswa di beri lembar kerja
mengenai pengertian bernapas beserta konsepnya. Siswa harus mengisi lembar
kerja siswa yang telah di persiapkan peneliti.

b. Tindakan Siklus 2
Pertemuan ke dua di laksanakan pada hari jum’at tanggal 23 September
2018 pukul 08.00 selama dua jam pelajaran. Di karenakan hari ini hari jum’at
maka jam pelajaran lebih pendek dari pada hari yang lain. Peneliti mulai masuk
kelas dan mengucapkan salam kepada siswa, dengan serempak siswa menjawab
salam, kemudian berdo’a bersama. Pembelajaran hari ini di ikuti oleh seluruh siswa
kelas V sebanyak 28 siswa. Hari ini peneliti menjelaskan tentang organ-organ
pernapasan beserta fungsi nya.
Sebelum memulai menjelaskan materi menggunakan metode demonstrasi
peneliti mengulang kembali pelajaran yang telah di pelajari pada pertemuan
pertama. Saat peneliti menanyakan beberapa pertanyaan kepada siswa terkait
pelajaran kemarin, siswa dengan serempak mampu menjawab segala pertanyaan
walaupun mereka masih ragu sehingga peneliti harus memberi motivasi agar para
siswa percaya diri dalam menjawab pertanyaan peneliti. Dari situ peneliti
menyimpulkan bahwa sebagian besar siswa sudah memahami apa yang telah di
pelajari kemarin. Sekarang peneliti memulai pelajaran dan mengeluarkan alat
peraga.

32
Seperti pertemuan sebelumnya, siswa selalu berebut untuk maju ke depan
dan ingin mendemonstrasikan alat peraga yang telah dibuat oleh peneliti. Setelah
itu dua orang siswa maju ke depan dan mendemonstrasikan alat peraga sesuai
dengan apa yang di pelajari hari ini.
Setelah semua selesai dan sebelum menutup pelajaran peneliti bersama
siswa menyimpulkan materi yang telah di pelajari hari ini. Sebelum pelajaran di
tutup peneliti memberi pertanyaan ke beberapa siswa untuk mengetahui tingkat
pemahaman mereka. Setelah selesai peneliti memberikan motivasi kepada siswa
untuk giat belajar dan menginformasikan materi pelajaran yang akan di pelajari
pada pertemuan berikutnya. Guru mengakhiri pelajaran hari ini dengan
mengucapkan salam.
Setelah materi siklus pertama selesai, pada hari sabtu tanggal 24 September
2018 peneliti melakukan evaluasi atau tes siklus satu. Tujuannya untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa satu persatu setelah di lakukan pembelajaran
menggunakan metode demonstrasi. Selain itu untuk mengetahui perbedaan hasil tes
siklus satu dengan tes pertama (pre test), apakah meningkat atau tidak. Hasil ini
nantinya yang akan di jadikan pedoman, jika dalam siklus satu tingkat keberhasilan
siswa kurang dan belum sesuai dengan kriteria yang di harapkan maka perlu di
adakan siklus ke dua untuk dilakukan perbaikan.

4.3 Pembahasan ( Hasil Tes )


A Hasil Tes Siklus 1
Tes untuk siklus 1 dilakukan pada hari sabtu tanggal 13 September 2019. Tes ini di
ikuti oleh 28 siswa. Dalam tes ini terdapat 10 butir soal yang harus di kerjakan oleh
siswa. Hasil nilai tes di urutkan berdasarkan urutan jumlah skor tertinggi ke skor terendah
pada skala 100 yang dapat di lihat pada tabel 4.5 berikut ini :
Tabel 4.5 Hasil Tes siswa kelas V pada siklus 1

Jenis Jumlah T / TT
No Kode Siswa Nilai
Kelamin skor
1 BB L 20 100 T

2 DR L 20 100 T

33
3 HM P 20 100 T

4 MAD P 20 100 T

5 RM P 20 100 T

6 SN P 18 90 T

7 SDA P 18 90 T

8 AA L 18 90 T

9 MA L 18 90 T

10 RI P 18 90 T

11 AMS P 18 90 T

12 FIN P 16 80 T

13 FEA P 16 80 T

14 PNF L 16 80 T

15 AM L 16 80 T

16 AN L 16 80 T

17 DWA L 16 80 T

18 KS P 14 70 T

19 MHS L 14 70 T

20 MS L 14 70 T

21 MZI L 14 70 T

22 PL P 12 60 TT

23 SA P 12 60 TT

24 DP P 12 60 TT

25 MFS L 12 60 TT

26 FI L 12 60 TT

27 JG L 12 60 TT

28 ULJ P 12 60 TT

34
Total 444 2150

Rata – rata 76,79 76,79

Berdasarkan hasil tes pada siklus 1 yang ditunjukkan tabel di atas


menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada siswa. Rata-rata nilai yang di peroleh
siswa 76,79 dan ketuntasan belajar mencapai atau ada 21 siswa dari 28 siswa yang

R
X 100
tuntas belajar. Nilai siswa di hitung dengan rumus NP = SM Dengan
setiap item soal di beri skor 2 dan skor maksimum soal adalah 20.

B Hasil tes Siklus II


Tes untuk siklus II dilakukan pada hari sabtu tanggal 23 September 2018. Tes ini di
ikuti oleh 28 siswa. Dalam tes ini terdapat 5 butir soal yang harus di kerjakan oleh siswa.
Hasil nilai tes di urutkan berdasarkan urutan jumlah skor tertinggi ke skor terendah pada
skala 100 yang dapat di lihat pada tabel 4.6 berikut ini :
Tabel 4.6 Hasil test siklus II

Jenis Jumlah
No Kode Siswa Nilai T / TT
Kelamin Skor
1 AA L 10 100 T
2 BB L 10 100 T
3 HM P 10 100 T
4 MAD P 10 100 T
5 MS L 10 100 T
6 RM P 10 100 T
7 RI P 10 100 T
8 SDA P 10 100 T
9 MFS L 10 100 T
10 AN L 9 90 T
11 DWA L 9 90 T
12 SA P 9 90 T
13 WA L 9 90 T
14 AM L 9 90 T
15 DP P 8 80 T
16 DFN P 8 80 T

35
17 MA L 8 80 T
18 MHS L 8 80 T
19 ULJ P 8 80 T
20 PNF L 8 80 T
21 PL P 8 80 T
22 SN P 8 80 T
23 DR L 8 80 T
24 FI L 8 80 T
25 FIN P 7 70 T
26 KS P 7 70 T
27 MR L 6 60 T
28 MZI L 6 60 T
Total 241 2410
Rata – rata 86,07 86,07

Berdasarkan hasil tes pada siklus II yang ditunjukkan pada tabel di atas
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada siswa. Rata-rata nilai yang di peroleh siswa
86,07 dan ketuntasan belajar mencapai 96,7 % atau ada 26 siswa dari 28 siswa yang

R
X 100
tuntas belajar. Nilai siswa di hitung dengan rumus NP = SM Dengan setiap
item soal di beri skor 2 dan skor maksimum soal adalah 10.

Setelah serangkaian tindakan telah di laksanakan mulai dari siklus 1 sampai siklus
2, maka untuk mengetahui peningkatan keseluruhan terhadap materi yang telah di
sampaikan dengan mengunakan metode demonstrasi, maka pada tanggal 26 September
2018 peneliti mengadakan post test untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap
semua materi yang telah peneliti sampaikan.

C Pembahasan
1. Penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman siswa
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode demonstrasi
dalam pembelajaran IPA khususnya pada materi system pernapasan pada manusia
berimplikasi positif pada tingkat pemahaman siswa. Penggunaan metode demonstrasi
dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran IPA materi pernapasan
pada manusia. Hal ini dapat di lihat dari pengerjaan test demi test yang mampu
mereka kerjakan dengan baik. Dengan memperoleh pemahaman yang baik, maka

36
secara tidak langsung akan berimbas pada hasil yang baik serta prestasi yang lebih
membagakan.
Pemahaman siswa dalam penelitian ini di ukur dari hasil tes individu siswa.
Pemahaman IPA siswa meningkat dari pada siklus 1 76,79 pada siklus II dan tes akhir
setelah serangkaian tindakan memiliki rata-rata 86,07. Ketuntasan belajar meningkat
dari siklus 1 yang hanya memperoleh rata-rata sebesar 89 %, skor rata-rata tes siklus
II adalah 96,7% . Hal ini sudah cukup membuktikan bahwa terdapat peningkatan
pemahaman siswa terhadap materi yang telah di ajarkan oleh guru.

2. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi


Langkah awal yang di lakukan guru (peneliti) dalam melakukan proses
pembelajaran di kelas yakni dengan mengadakan pre test untuk mengetahui sejauh
mana siswa mengerti dan memahami tentang materi gerak benda. Hasil dari pre test
yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa siswa masih berada pada taraf
kurang karena ketuntasan mereka hanya 71,76% sehingga untuk memperbaiki kondisi
tersebut peneliti melakukan pembelajaran dengan menerapkan suatu metode untuk
meningkatkan pemahaman siswa sehingga hasil yang di dapat akan lebih baik.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), jadi peneliti
melakukan penelitian dalam bentuk siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yakni
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Dalam pembelajaran guru membawa
alat peraga untuk di pergunakan dalam demonstrasi. Guru tidak hanya sebagai
demonstrator dan memperagakan berbagai peragaan sendiri di depan dan siswa hanya
sebagai penonton, akan tetapi dalam kegiatan demonstrasi guru melibatkan siswa
secara langsung untuk melakukan demonstrasi terhadap materi yang sedang di
pelajari.. Dengan melibatkan siswa dalam menerapkan metode ini, selain untuk
memperkuat pemahaman mereka juga untuk meningkatkan keaktifan siswa.
Dengan hasil yang baik dalam proses pembelajaran yang telah di laksanakan
peneliti, yaitu mengajar pelajaran IPA pokok bahasan system pernapasan pada
manusia menggunakan metode demonstrasi tampak sesuai dengan teori Carind dan
sund yang memberikan petunjuk tentang bagaimana seharusnya IPA diajarkan pada
pendidikan dasar. Salah satu diantaranya adalah menanamkan ke dalam diri siswa

37
keingintahuan akan alam sekitar, serta dapat memahami penjelasan-penjelasan ilmiah
tentang fenomena alam. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan pendidikan IPA yaitu
bahwa IPA harus mampu memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia
dimana kita hidup, dan bagaimana kita sebagai makhluk hidup harus bersikap
terhadap alam.

3. Aktivitas siswa dalam pembelajaran


Berdasarkan pengamatan yang di lakukan peneliti dan kolaborator , di peroleh
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada pokok bahasan bab gerak benda
dengan metode demonstrasi yang paling dominan adalah semangat siswa dan
antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran dan hidupnya suasana kelas. Keikut
sertaan siswa dalam pembelajaran ini membuat pembelajaran ini semakin bermakna.
Terlibatnya siswa secara aktif dalam kegiatan demonstrasi, menunjukkan tingkat
patisipasi siswa dalam pembelajaran sangat baik. Guru mampu membangkitkan
motivasi siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Serta mampu melaksanakan
tugasnya dengan baik sesuai tujuan yang telah di tetapkan.

38
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah di lakukan selama dua siklus, dan
Berdasarkan paparan data, temuan penelitian, dan seluruh pembahasan yang diuraikan
pada BAB IV, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan metode demonstrasi selama proses belajar mengajar yang telah di
terapkan peneliti di dalam kelas mampu meningkatkan pemahaman siswa mata
pelajaran IPA pokok bahasan Sistem pernapasan pada manusia kelas V SDN 2
Kuranji. Penggunaan metode demonstrasi dapat di jadikan solusi dalam mengatasi
kesulitan siswa dalam menerapkan konsep karena adanya pengamatan secara
langsung dan pengalaman nyata. Pembelajaran menggunakan metode demonstrasi
mempunyai dampak positif untuk meningkatkan pemahaman siswa terutama pada
mata pelajaran IPA pokok bahasan sistem pernapasan pada manusia. Hal ini di tandai
dengan ketuntasan belajar siswa yang cukup baik dari hasil tes individu siswa.
Pemahaman IPA siswa meningkat dari pada siklus 1 76,79 pada siklus II dan tes akhir
setelah serangkaian tindakan memiliki rata-rata 86,07. Ketuntasan belajar meningkat
dari siklus 1 yang hanya memperoleh rata-rata sebesar 89 %, skor rata-rata tes siklus
II adalah 96,7% . Hal ini sudah cukup membuktikan bahwa terdapat peningkatan
pemahaman siswa terhadap materi yang telah di ajarkan oleh guru.
2. Proses penggunaan metode demonstrasi yang di lakukan dalam pembelajaran, dapat
berhasil di terapkan dengan baik dan mampu meningkatkan pemahaman siswa kelas
V SDN 2 Kuranji pada mata pelajaran IPA pokok bahasan system pernapasan pada
manusia. Sebelum melakukan demostrasi guru menguji coba dulu peralatan yang

39
akan di pakai sehingga saat di gunakan dalam pembelajaran tidak akan ada kesalahan.
Metode demonstrasi ini di lakukan oleh guru akan tetapi di bantu oleh perwakilan
siswa secara bergantian. Siswa di beri kesempatan untuk memperagakan setiap
peragaan sendiri agar lebih memahami setiap materi yang di pelajari. Guru juga
menyesuaikan kegiatan pembelajaran dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
sudah di buat.
3. Berdasarkan pengamatan yang di lakukan peneliti dan kolaborator, di peroleh
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada pokok bahasan system pernapasan
pada manusia dengan metode demonstrasi yang paling dominan adalah semangat
siswa dan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran dan hidupnya suasana kelas.
Keikutsertaan siswa dalam pembelajaran ini membuat pembelajaran ini semakin
bermakna. Terlibatnya siswa secara aktif dalam kegiatan demonstrasi, menunjukkan
tingkat partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat baik. Mulai dari siklus 1 dan
siklus II aktivitas siswa semakin meningkat.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang peneliti laksanakan dapat di
kemukakan saran – saran yang bermanfaat bagi peneliti selanjutnya, guru dan sekolah
sebagai berikut :
1. Bagi Guru
a. Pembelajaran IPA hendaknya bervarisai dan tidak monoton sehingga hasil
pembelajaran dapat lebih maksimal.
b. Agar kegiatan pembelajaran berhasil dengan baik, maka seorang guru hendaknya
selalu aktif dalam melibatkan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
c. Mengingat pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini hanya dua siklus,
maka kepada guru yang akan meneliti penerapan metode demonstrasi dalam
proses pembelajaran di harapkan lebih dapat di tingkatakan kualitasnya.
2. Bagi Sekolah
a. Bagi kepala sekolah dan instansi sekolah keberhasilan ini dapat di jadikan
kebijakan dalam mengelola sekolah dan mengambil keputusan guna kemajuan
proses belajar mengajar di sekolah.

40
b. Keberhasilan penggunaan metode demonstrasi ini bisa di jadikan salah satu
solusi dalam mengantisipasi persoalan anak dalam belajar, dan perbaikan-
perbaikan di segala sektor terkait tentang permasalahan pembelajaran.

LAMPIRAN – LAMPIRAN

1. Lembar Observasi Siswa dalam Proses Pembelajaran

Penilaian
No Aspek yang diamati
Ya Tidak
1 Siswa menunjukkan sikap senang dan aktif
dalam pembelajaran IPA menggunakan
metode Demonsrrasi
2 Siswa memperhatikan penjelasan guru
terhadap IPA menggunakan metode
Demonsrrasi
3 Siswa aktif mengajukan pertanyaan kepada
guru terhadap materi pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi.
4 Siswa menjawab pertanyaan dari guru dalam
pembahasan materi pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi.
5 Siswa mengerjakan tugas dari guru dengan
mudah ketika penyampaian materi
menggunakan metode demonstrasi.

41
2. INSTRUMEN SOAL (TES)
Jawablah Pertanyaan-pertanyaan berikut dengan member tanda (X) pada jawaban yang
benar !

1. Alat pernapasan pada manusia terdiri dari rongga hidung, pangkal tenggorok, tenggorok,
dan . . . .
a. Jantung
b. Paru – paru
c. Lambung
d. Usus

2. Kita bernapas menghirup . . . . .


a. Oksigen
b. Karbon dioksida
c. Nitrogen
d. Uap air

3. Fungsi bulu hidung dan selaput lendir adalah . . . .


a. Menyaring debu dan kotoran
b. Menyaring oksigen
c. Menyaring kabrondioksida
d. Mengikat oksigen

4. Cabang tenggorokan disebut . . . .


a. Bronkus
b. Bronkeolus
c. Alveolus
d. Diafragma

42
5. Pembungkus paru – paru disebut . . . .
a. Pleura
b. Alveolus
c. Diafragma
d. Bronkus

6. Pertukaran udara pernapasan pada manusia belangsung di dalam . . . .


a. Bronkiolus
b. Alveolus
c. Bronkus
d. Trakhea

7. Perhatikan gambar berikut!

Gambar no 2 menunjukkan . . . .
a. Hidung
b. Tenggorokan
c. Paru – paru
d. Bronkus

43
8. Perhatikan gambar berikut !

Alat yang berfungsi untuk menghirup oksigen ditunjukkan oleh nomor . . . .


a. 1
b. 2
c. 3
d. 4

9. Penyakit asma di sebabkan oleh berikut kecuali . . . .


a. Udara yang tercemar
b. Udara yang terlalu dingin
c. Stress dan depresi
d. Pembengkakan saluran limpa

10. Salah satu cara menjaga kesehatan alat pernapasan yaitu . . . .


a. Tinggal dilingkungan ber-AC
b. Berolahraga teratur
c. Tinggal didaerah dingin
d. Menutup mulut dengan tangan.

44
11. Proses menghirup dan menghembuskan udara disebut .....
a. bernapas                                
b. membutuhkan udara   
c. bertahan hidup 
d. fotosintesis
12. Gas yang terdapat diudara sebagai hasil pernapasan adalah ....
a. oksigen                      
b. karbon dioksida
c. nitrogen                   
d. hydrogen
13. Didalam hidung, udara akan dibersihkan dan dihangatkan oleh ...., dan ....
a. rambut dan air liur
b. selaput lendir dan amilase
c. rambut hidung dan amilase
d. rambut hidung dan selaput lender
14. Dibawah ini, merupakan organ pernapasan manusia pada manusia adalah
a. lambung                    
b. usus halus
c. kerongkongan           
d. usus besar
15. Contoh gangguan pernapasan pada manusia dibawah ini, kecuali ....
a. TBC                          
b. asma
c. influenza                   
d. sariawan

45
LAMPIRAN 3 “RPP”
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Sekolah : SDN 2 Kuranji


Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : V/ 1
Materi Pokok : Organ Tubuh Manusia dan Hewan
Waktu : 2 x 45 menit (2 X pertemuan)
Metode : Demonstrasi

A. Standar Kompetensi :
1. Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan

B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia.

C. Tujuan Pembelajaran**:
o Siswa dapat Menyebutkan bagian tubuh yang berperan sebagai pernapasan
o Siswa dapat Memahami istilah dari

- Diagfragma - Alveolus
- Gelambir - Pundi-pundi
- Pleura - Labirin
- Bronkus - Stigma

46
o Siswa dapat Memahami pernapasan dada dan pernapasan perut
o Siswa dapat Memahami proses pernapasan pada :

- Manusia - Ikan
- Burung - Serangga
- Reptil - Cacing
- Amfibi

D. Materi Essensial
Organ tubuh manusia
o Alat Pernapasan Pada Manusia

E. Media Belajar
o Buku IPA SD Relevan Kelas V
o Stoples plastik bening besar Pipa kecil bercabang tiga, Plastisin, Karet gelang, Sedotan,
Tiga balon kecil, Lakban, Gunting, Silet.

F. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa


Pertemuan ke-1
1. Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi : (5 menit)
o Menyampaikan Indikator Pencapaian Kompetensi dan kompetensi yang
diharapkan

2. Kegiatan Inti
 Eksplorasi (50 menit)
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Siswa dapat Memahami peta konsep tentang alat pernapasan
 Menyebutkan bagian tubuh yang berperan sebagai pernapasan
- Paru-paru
- Hidung

47
- Tenggorokan
 Memahami istilah dari
- Diagfragma - Bronkus
- Gelambir - Alveolus
- Pleura
 Memahami pernapasan dada dan pernapasan perut
 Memahami proses pernapasan
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis;
 memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok;
 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

48
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Penutup
o Mengulang proses pernapasan (5 menit)

Pertemuan ke-2
1. Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi : (5 menit)
o Mengulang materi pertemuan sebelumnya
o Menyampaikan Indikator Pencapaian Kompetensi dan kompetensi yang
diharapkan

2. Kegiatan Inti
 Eksplorasi (50 menit)
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Siswa dapat Melakukan kegiatan
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di depan kelas.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis;
 memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok;

49
 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Penutup
o Memberikan kesimpulan dari kegiatan pembelajaran. (5 menit)

G. Penilaian:
Indikator
Nilai Budaya Dan Teknik Bentuk
Pencapaian Instrumen/ Soal
Karakter Bangsa Penilaian Instrumen
Kompetensi
o Kerja keras : o Mengidentifikasi Tugas Laporan o Jelaskanlah alat
Perilaku yang alat pernapasan Individu dan Unjuk pernapasan pada
menunjukkan pada manusia dan kerja manusia dan
upaya sungguh- dan pada Kelompok pada beberapa
sungguh dalam beberapa hewan. hewan.
mengatasi berbagai
hambatan belajar o Membuat model o Buatkanlah
dan tugas,serta alat pernapasan model alat
menyelesaikan manusia dan pernapasan
tugas dengan mendemonstrasi manusia dan
sebaik-baiknya. kan cara mendemonstrasi
o Kreatif : Berpikir kerjanya. kan cara
dan melakukan kerjanya.
sesuatu untuk o Menjelaskan
menghasilkan cara penyebab o Jelaskanlah
atau hasil baru dari terjadinya penyebab
50
sesuatu yang telah gangguan pada terjadinya
dimiliki alat pernapasan gangguan pada
o Mandiri : Sikap manusia, alat pernapasan
dan perilaku yang misalnya manusia,
tidak mudah menghirup udara misalnya
tergantung pada tercemar, menghirup udara
orang lain dalam merokok dan tercemar,
menyelesaikan terinfeksi oleh merokok dan
tugas-tugas kuman. terinfeksi oleh
o Rasa ingin tahu : o Membiasakan kuman.

Sikap dan tindakan diri memelihara


yang selalu kesehatan alat o Jelaskanlah cara
berupaya untuk pernapasan memelihara
mengetahui lebih kesehatan alat
mendalam dan pernapasan
meluas dari sesuatu
yang dipelajarinya,
dilihat, dan
didengar
o Peduli
Lingkungan :
Sikap dan tindakan
yang selalu
berupaya
mencegah
kerusakan pada
lingkungan alam di
sekitarnya, dan
mengembangkan
upaya-upaya untuk
memperbaiki

51
kerusakan alam
yang sudah terjadi.

FORMAT KRITERIA PENILAIAN


 PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar 4
* sebagian besar benar 3
* sebagian kecil benar 2
* semua salah 1

 PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1. Pengetahuan * Pengetahuan 4
* kadang-kadang Pengetahuan 2
* tidak Pengetahuan 1

2. Praktek * aktif Praktek 4


* kadang-kadang aktif 2
* tidak aktif 1

3. Sikap * Sikap 4
* kadang-kadang Sikap 2
* tidak Sikap 1

 LEMBAR PENILAIAN
Performan Jumlah
No Nama Siswa Produk Nilai
Pengetahuan Praktek Sikap Skor
1.
2.
3.

52
4.
5.
6.
CATATAN :
 Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
 Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.

............, ......................20 ...


Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas V

.................................. ..................................
NIP/NIK : NIP/NIK :

53

Anda mungkin juga menyukai