Pithecanthropus Erectus adalah jenis manusia purba Indonesia yang fosilnya pertama kali
ditemukan dalam kebudayaan masyarakat modern. Fosil Pithecanthropus Erectus ditemukan
oleh Dr. Eugene Dubois di beberapa tempat yang berbeda, seperti di Trinil-Ngawi dan juga
Kedungbrubus-Madiun tahun 1890 sd 1892. Fosil yang ditemukan Dubois tersebut berupa
kerangka rahang bawah, tulang paha, tempurung kepala, juga gigi geraham bagian atas dan
bawah. Dari fosil-fosil inilah, Dubois dan juga para ahli sejarah lainnya menyimpulkan
adanya beberapa ciri dari jenis manusia purba ini. Apa saja ciri ciri Pithecanthropus Erectus
dan bagaimana jenis-jenisnya? Mari kita simak pembahasannya di artikel berikut ini!
Australopithecus afarensis
Australopithecus afarensis adalah seekor hominid punah yang hidup sekitar 3.9 dan 2.9
juta tahun yang lalu. Tak jauh berbeda dengan Australopithecus africanus, A. afarensis
memiliki tubuh yang ramping. Para ilmuwan mempercayai bahwa A. afarensis adalah nenek
moyang dari Homo, yang juga berarti nenek moyang dari manusia modern, Homo sapiens.
Fosil pertama Australopithecus Afarensis ditemukan oleh D. Johanson, M. Taeib, dan Y.
Coppens pada tahun 1974. Fosil ini ditemukan pada lapisan pliestosen di Lembah Hadar,
Ethiopia. Fosil yang ditemukan cukup lengkap terdiri atas komponen tengkorak, rahang
bawah, tulang anggota badan, tulang belakang, tulang rusuk, dan tulang pinggul. Hingga saat
ini telah ditemukan sedikitnya 324 spesimen kerangka Australopithecus afarensis di Lembah
Hadar dan tiga puluh spesimen di Tanzania. Fosil-fosil lain yang digolongkan sebagai fosil
Australopithecus afarensis juga ditemukan di beberapa wilayah Ethiopia seperti Omo, Maka,
Fejej, dan Belohdelie. Ada juga fosil Australopithecus afarensis yang ditemukan diwilayah
kenya, yaitu di Koobi Fora dan Lothagam.
Australopithecus afarensis dikenal dengan nama Lucy. Lucy dalam bahasa Ethiopia
disebut dinkenesh yang berarti menakjubkan. Fosil ini diperkirakan berjenis kelamin
perempuan sehingga Lucy sering dijuluki sebagai “ibu kemanusiaan”. Para ahli juga
memperkirakan bahwa Australopithecus afarensis merupakan nenek moyang manusia purba
jenis Homo yang berarti nenek moyang manusia modern.
Ciri-ciri umum:
Umur: 3,9-3,0 juta tahun
Makanan: buah, kacang, biji, umbi kayu
Daerah: Afrika Timur
Lingkungan: savanna hutan kayu dengan danau
Perbedaan: beberapa jenis kelaminnya dimorfisme
Anatomi:
Ukuran tubuh: Perempuan: 105 cm/3’5”, 28 kg/62 lbs
Laki-laki: 151 cm/4’11”, 45 kg/99 lbs
Ciri-ciri: volume otaknya sama dengan Apes (380-500cm 3). Gambaran muka (terlihat dari
samping). Beberapa postorbital terdesak.gigi taringnya lebih kecil dari pada Apes. Memiliki
diastema. Gigi geraham depan pertama bagian bawah memiliki dua puncak. Lapisan email
giginya tebal. Barisan giginya rata (paralel). Tangannya relatif panjang. Tulang jarinya
membengkok, ibu jari pendek. Penyambung tulang pendek dan lebar. Penyambung tulang
membelit ke arah samping. Batang lengan femur bersudut, ada pada lutut di atas kaki. Bagian
paling atas dari tibia lebih rata untuk menstabilkan lutut. Bagian paling bawah dari tibia lebih
tebal sebagai dinding penopang. Jejak kaki terlihat melengkung secara longitudinal pada
kaki. Jari-jari kaki sejajar. Tulang-tulang jari melengkung.
Tempat:
Belohdelie-Ethiopia, Hadar-Ethiopia, Laetoli-Tanzania.
Sampai saat ini, fosil-fosil Australopithecus afarensis hanya ditemukan di wilayah Timur
Afrika. Wilayah yang paling terkenal sebagai tempat penemuan fosil ini adalah Hadar,
Ethiopia. Di sanalah fosil "Lucy", seekor A. afarensis betina, ditemukan. Tempat lain dimana
fosil A. afarensis ditemukan adalah di Omo, Maka, Fejej dan Belohdelie di Ethiopia, dan
Koobi Fora dan Lothagam di Kenya.