Anda di halaman 1dari 2

JUDUL PERANAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH TERHADAP VIRUS

CORONA
JURNAL JURNAL MAGISTER
DOWNLOAD https://www.researchgate.net/publication/342171429_PERANAN_SIST
EM_KEKEBALAN_TUBUH_TERHADAP_SERANGAN_VIRUS_CO
RONA_SARS-CoV-2_PADA_MANUSIA
TAHUN 2019
PENULIS ARDI KUMARA
REVIEWER AFNI NURFITA DEWI
TANGGAL 20-10-2020

TUJUAN PENELITIAN MENELITI APAKAH PERANAN SISTEM IMUN ATAU


KEKEBALAN TUBUH KITA TERHADAP VIRUS
CORONA, AGAR DAPAT DI TEMUKAN SEBAB DAN
AKIBAT DARI VIRUS CORANA, DAN DAPAT
MENJAGA AGAR BERHENTINYA WABAH VIRUS
COVID 19
SUBJEK PENELITIAN SUBJEK PENENLETIAN INI ADALAH TEORI-TEORI
IMUNITAS, TEORI-TEORI COVID DARI PENELITIAN
LAIN
ASSESMENT DATA ASSEMENT DATA YANG DI PAKAI ADALAH
TINJAUAN PUSTAKA DAN INFORMASI MENURUT
PARA AHLI DI BIDANG KESEHATAN, DAN ILMU
SAINS
METODE PENELITIAN JENIS PENELITIAN INI DI GUNAKAN JENIS TEORI
DASAR KARENA MELAKUKAN DENGAN
MENGUMPULKAN DARI BERBAGAI MACAM
SUMBER-SUMBER PENELITIAN PARA AHLI
HASIL PENELITIAN Umumnya, infeksi virus menghasilkan respons
kekebalan yang efektif dan tahan lama. Singkatnya,
respons imun inang sudah aktif sejak adanya antigen
virus di setiap dan semua situs tempat replikasi virus dan
mencapai tingkat tertinggi sebagai tanda klinis dari
penyakit tersebut. Respons imun penuh terhadap infeksi
virus membutuhkan pematangan limfosit B dan T.
Pematangan limfosit menghasilkan produksi sel T
efektor yang berumur pendek, yang membunuh sel-sel
yang mengekspresikan antigen asing pada
permukaannya. Kelas sel T efektor lain membantu
dalam pematangan sel B efektor untuk sekresi antibodi
antivirus. Proses semacam itu membutuhkan beberapa
hari hingga seminggu setelah stimulasi dengan tingkat
antigen virus yang signifikan. Bagian penting dari
respon imun ini adalah generasi limfosit memori yang
berumur panjang untuk melindungi terhadap infeksi
ulang di masa depan.
Selain respons imun inang, yang membutuhkan waktu
untuk berkembang, sejumlah respons inang yang tidak
spesifik terhadap bantuan infeksi membatasi infeksi dan
berkontribusi terhadap pembersihan virus. Interferon
dengan cepat membuat sel-sel sensitif yang tahan
terhadap infeksi virus; oleh karena itu, tindakan mereka
membatasi atau mengganggu kemampuan virus untuk
menghasilkan bahan infeksius dalam jumlah besar.
Respons lain termasuk peradangan jaringan,
penghancuran makrofag sel-sel yang terinfeksi, dan
peningkatan suhu tubuh, yang dapat mengakibatkan
kondisi suboptimal untuk infeksi virus. Sehingga apabila
sistem kekebalan tubuh optimal maka dapat
menghambat proses infeksi selanjutnya (Wagner,
Hewlett, Bloom, & Camerini, 2008).Dalam upaya
menemukan Imunoterapi Wang C, dkk telah melakukan
identifikasi antibodi yang berpotensial sebagai vaksin
antibodi monoklonal. Menggunakan ELISA untuk
menemukan antibodi yang sesuai dengan SARS-CoV-2
dengan menggunakan tikus percobaan. Dimana hasil
dari percobaan tersebut ditemukan antibodi 47D11
memiliki potensi menetralisir SARS-CoV-2 berikatan
pada protein S. Diperlukan penelitian selanjutnya untuk
mempelajari lebih dalam perannya pada COVID-19.
(Wang, et al., 2020).
Upaya meningkatkan sistem kekebalan tubuh
menghadapi corona virus disease 2019 (covid 19 )
Sampai dengan saat ini belum ditemukan obat untuk
menyembuhkan COVID-19. Sehingga diperlukan upaya
pencegahan dari setiap individu dalam menghadapi
pandemi ini. Telah banyak yang dilakukan peniliti untuk
menyelesaikan masalah ini seperti pembuatan vaksin
yang berguna membuat imunitas dan mencegah (Shang
, Yang, Rao, & Rao, 2020). Selain itu diperlukan pula
kesadaran setiap individu untuk memutus penyebaran
COVID-19 seperti deteksi dini dan melakukan isolasi,
menerapkan higiene, sering mencuci tangan, melakukan
disinfeksi, menggunakan alat pelindung diri, dan
mempersiapkan daya tahan tubuh yang baik.

Anda mungkin juga menyukai