Anda di halaman 1dari 3

Keberkahan dalam harta

Oleh: Yovie Kyu

Heppy Trenggono, seorang motivator bisnis dan penggiat anti riba pernah menyatakan bahwa
uang yang banyak tidaklah membuat seseorang disebut orang kaya. Orang kaya menurut beliau
adalah yang memiliki mental untuk kaya. Kita melihat banyak orang yang berlimpah uang akan
tetapi merasa terus dalam kekurangan. Banyak orang yang memiliki banyak uang akan tetapi
kemudian lenyap begitu saja dalam sekejap. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya mental kaya
dari dalam diri orang tersebut.

Orang yang bermental kaya akan senantiasa bersyukur atas harta yang dimilikinya sekecil
apapun. Ia akan lebih melihat kepada manfaat yang dapat dihasilkan dari uang yang dimilikinya
dibandingkan dengan jumlah nominal hartanya. Saat kita menyadari hal itu, keberkahan yang
Allah turunkan di dalam harta yang kita punya bisa kita rasakan kedahsyatannya.

Suatu hari Rasulullah SAW hendak pergi membeli pakaian ke pasar. Beliau membawa uang
sebanyak 8 dirham bersamanya. Di tengah perjalanan, ada seorang wanita yang menangis.
Rasulullah SAW mendekati wanita tersebut yang ternyata seorang budak, kemudian beliau pun
bertanya,

“Apa yang menyebabkanmu menagis?”,

“Majikan saya memberikan saya uang 2 dirham untuk dibelikan kebutuhan rumah. Akan tetapi
uang tersebut hilang entah dimana”, ungkap budak wanita tersebut.

“Ambillah 2 dirham ini dan belikan apa-apa yang harus kamu beli sesuai perintah majikanmu”,
ujar Rasulullah SAW.

Kemudian beliau pun melanjutkan perjalanannya ke pasar. Setibanya di sana beliau membeli
pakaian seharga 4 dirham. Beliau berniat untuk langsung pulang ke rumah akan tetapi tidak lama
setelah itu beliau mendengar orang tua yang meminta bantuan.

“Saya tidak memiliki pakaian. Siapa saja yang memberikan saya pakaian, niscaya Allah akan
memberikan pakaian surga baginya”, seru sang bapak tua.
Rasulullah SAW pun menyerahkan baju yang baru saja dibelinya tersebut kepada orang tua
tersebut. Rasulullah kembali ke pasar untuk membeli pakaian dengan sisa uang yang dimilikinya
sebanyak 2 dirham. Di tengah perjalanan beliau pulang ke rumah, Rasulullah melihat wanita
budak yang tadi ditolongnya kembali menangis di tempat yang sama. Rasulullah pun kembali
bertanya pada wanita tersebut.

“Apalagi yang membuatmu menangis?”, tanya Rasulullah.

“Saya sudah membeli apa-apa yang diminta majikan saya. Akan tetapi saya takut untuk pulang
karena saya sudah sangat terlambat untuk pulang. Saya khawatir majikan saya akan marah dan
memukuli saya”, ungkap wanita budak tersebut.

“Aku akan menemanimu pulang ke rumah majikanmu”, kata Rasulullah SAW.

Setibanya di rumah nyonya majikan dari wanita tersebut, seperti biasa Rasulullah SAW
mengucapkan salam.

“Assalamu’alaikum”

Tidak ada jawaban dari seorang pun dari dalam rumah.

Rasulullah mengucapkan salam kedua kalinya.

“Assalamu’alaikum”

Kali ini pun tetap.tidak ada respon dari orang-orang yang ada di dalam rumah.

Sejali lagi Rasulullah mengucapkan salam

“Assalamu’alaikum”

“Waalaikum salam warahmatullah wabarakatuh wahai Rasulullah!!”, jawab semua wanita yang
ada di dalam rumah tersebut.

“Mengapa kalian tidak menjawab kedua salamku yang pertama”, tanya Rasulullah.

“Kami ingin agar rumah ini penuh keberkahan dari salam yang Anda ucapkan berulang-ulang
wahai Rasul”, ungkap salah satu wanita di rumah tersebut.

“Sesungguhnya aku ke sini bersama budak kalian agar kalian memaafkan atas
keterlambatannya”, papar Rasulullah SAW.
“Budak yang berjalan bersama Anda kami akan bebaskan hari ini juga wahai Rasulullah... lillahi
ta’ala”, ujar salah satu majikan budak wanita tersebut.

Budak wanita itu dibebaskan oleh para mejikannya sehingga ia pun menjadi orang yang bebas.

Betapa luar biasanya keberkahan dalam uang 8 dirham ini. Dengan uang ini Allah telah
menghapuskan kesedihan, memberikan pakaian orangtua yang tak memiliki pakaian, membeli
pakaian dan Allah pun telah membebaskan seorang budak dengan uang 8 dirham ini”

Kita bisa mengambil pelajaran bahwa dengan harta yang tidak seberapa, hal-hal yang begitu
berharga dapat ditebus dengannya jika Allah telah memberikan keberkahan di dalam harta
tersebut. Kita seringkali melihat bagaimana perjuangan para orang tua yang pekerjaannya
sebagai buruh cuci, pembantu rumah tangga, bahkan pemulung sampah bisa berhasil
mengantarkan anak-anaknya menuju kesuksesan dengan harta yang terlihat tidak seberapa
jumlahnya. Namun, yakinlah betapa keberkahan Allah bekerja membuat harta yang sedikit itu
mencukupi segala sesuatu kebutuhannya.

Anda mungkin juga menyukai