Proposal (Tanggapan THD KAK) - BALI
Proposal (Tanggapan THD KAK) - BALI
Secara umum isi dari spesifikasi teknis Pekerjaan yang telah dibagikan pada tiap
konsultan penawar sudah cukup jelas dan rinci. Sehingga dapat memberikan
arahan dan gambaran yang cukup jelas mengenai masalah-masalah pokok yang
harus dilakukan, baik di lingkungan intern perusahaan, di lingkungan pihak
pemberi kerja (BPN) maupun di lingkungan objek pekerjaan (lokasi proyek)
Namun demikian ada beberapa hal yang masih belum jelas sehubungan dengan
Pekerjaan Pembuatan Peta Dasar Pertanahan dari Citra Satelit diantaranya yaitu
pada kerangka acuan kerja (KAK) dijelaskannya dalam Pembuatan peta dasar
pertanahan dari peta dasar citra satelit Resolusi Tinggi dilaksanakan untuk
menghasilkan gambaran bentuk dan sebaran bidang tanah, unsur geografis dan
tutupan lahan pada area pemetaan melalui proses on screen digitising dengan
stereo image device dan melakukan interpretasi visual terhadap obyek-obyek
pemetaan. Salah satu kesulitan dalam proses pemetaan dengan citra satelit
adalah masih diperlukan proses interpretasi data obyek yang ada pada citra
satelit, sehingga diperlukan pengecekan lapangan (field checking) dan data/peta
lain untuk ketepatan, hal ini tidak dijelaskan sepesifikasi apakah semua wilayah
perlu dilakukan pengecekan lapangan atau hanya mengambil sample secara acak.
Citra resolusi tinggi memiliki beberapa kelebihan dalam analisis spasial secara
detail karena resolusi spasialnya yang tergolong tinggi yaitu seperti Quickbird dan
Ikonos yang masing-masing memiliki resolusi spasial 0.6 meter dan 1 meter,
sehingga mampu menampilkan tampilan penutup lahan yang sangat baik dan
detail. Disamping itu satelit resolusi tinggi memberikan keseimbangan yang ideal
antara resolusi tinggi dan luas area cakupan. Daerah cakupan tersebut
merupakan asset kunci untuk aplikasi seperti dalam pemetaan skala menengah
(pada 1 : 25.000 dan 1 : 10.000), perencanaan wilayah kota dan pedesaan,
eksplorasi minyak dan gas serta manajemen atau mitigasi bencana. Fitur kunci
dari satelit resulosi tinggi adalah tidak ditetapkannya acuan kemampuan akuisisi
dari instrument HRS (High Resolution Stereo), yang mana mampu mengcover
area yang luas dalam sekali orbit. Penggunaan sensor stereo adalah vital untuk
permodelan tiga dimensi suatu daerah dan lingkungan komputerisasi sekitarnya,
contohnya basis data simulasi penerbangan, koridor jalur pipa dan perencanaan
jaringan telepon genggam.
Pada spesifikasi klasifikasi tutupan lahan tidak diberikan klasifikasi yang lebih
rinci hanya diberikan tema tutpan lahan secara garis besarnya. Menurut kami
pemetaan penggunaan lahan dan penutup lahan sangat berhubungan dengan
studi vegetasi, tanaman pertanian dan tanah dari biosfer. Karena data
penggunaan lahan dan penutup lahan sangatlah penting untuk sebuah
perencanaan. Sampai saat ini istilah lahan masih sering dirancukan dengan
tanah, padahal keduanya memiliki arti yang amat berbeda.
spasial yang tinggi memiliki tingkat kedetailan yang teramat untuk sebuah
pemetaan. Lain hal dengan citra beresolusi rendah yang hanya memiliki tingkat
kedetailan rendah.
Mengingat pekerjaan ini tidaklah sederhana dan dengan waktu yang sangat
terbatas, maka dalam penyusunan metodologi kerja, konsultan membuat
simplikasi dalam tahapan pekerjaan, yang pada intinya tetap sesuai dengan
maksud dan tujuan serta produk yang akan dihasilkan sesuai dengan yang
diharapkan dalam Kerangka Acuan Teknis.
Secara umum isi dari spesifikasi teknis Pekerjaan Pemetaan Tematik Pertanahan
yang telah dibagikan pada tiap konsultan penawar sudah cukup jelas dan rinci.
Sehingga dapat memberikan arahan dan gambaran yang cukup jelas mengenai
masalah-masalah pokok yang harus dilakukan, baik di lingkungan intern
perusahaan, di lingkungan pihak pemberi kerja (BPN) maupun di lingkungan
objek pekerjaan (lokasi proyek)
Namun demikian ada beberapa hal yang masih belum jelas sehubungan dengan
Pekerjaan Interpretasi Peta Dasar sebagai persiapan untuk mendapatkan peta
kerja sebelum pelaksanaan survey ke lapangan yaitu pada kerangka acuan kerja
(KAK) dijelaskannya dalam pengadaan data dapat dilakukan dengan
menggunakan data citra digital yang belum jelas resolusinya dan apabila ada
wilayah yang belum ada citranya maupun kondisi awan melebihi toleransi. Untuk
hal tersebut kami dipilih alternatif pemilihan data citra arsip berusia 3 tahun
setelah didapatkan ijin dengan menggunakan Surat Keterangan Penggunaan
arsip.
dasar yang tersedia baik dalam bentuk peta garis maupun peta citra foto udara
atau peta citra satelit.
Pemetaan tematik pertanahan yang menggunakan citra satelit pada umumnya
berkaitan dengan kondisi fisik tanah seperti tema penggunaan tanah, ekosistem,
tanah kritis dan rawan bencana alam. Hal yang harus diperhatikan dalam
pemanfaatan citra satelit dalam pemetaan tematik pertanahan adalah resolusi
spasial dan resolusi spektral. Resolusi spasial berbicara mengenai seberapa detail
obyek di atas tanah yang dapat diamati. Sedangkan resolusi spektral berbicara
mengenai seberapa banyak kanal gelombang cahaya yang disediakan sebagai
bagian dari kelengkapan informasi. Oleh karena itu maka resolusi satelit akan
menentukan detail informasi yang tersedia atau yang dapat digunakan dalam
interpretasi, sehingga resolusi satelit berhubungan dengan skala peta yang
mungkin dapat dibuat dan juga akurasi yang dapat diterima.
Hal yang harus diperhatikan dalam pemanfaatan citra satelit dalam pemetaan
tematik pertanahan adalah resolusi spasial dan resolusi spektral. Resolusi spasial
berbicara mengenai seberapa detail obyek di atas tanah yang dapat diamati.
Sedangkan resolusi spektral berbicara mengenai seberapa banyak kanal
gelombang cahaya yang disediakan sebagai bagian dari kelengkapan informasi.
Oleh karena itu maka resolusi satelit akan menentukan detail informasi yang
tersedia atau yang dapat digunakan dalam interpretasi, sehingga resolusi satelit
berhubungan dengan skala peta yang mungkin dapat dibuat dan juga akurasi
yang dapat diterima. Tabel 3.1 memberi gambaran perkiraan hubungan resolusi
satelit dengan skala peta dan akurasinya.
Ukuran resolusi spasial yang semakin kecil atau resolusi tinggi akan semakin
detail obyek yang bisa dilihat. Ukuran resolusi spasial mempengaruhi skala peta
yang akan dihasilkan. Apabila hendak menghasilkan peta dengan skala besar
(1:10.000 atau lebih besar) diperlukan resolusi spasial yang kecil (ukuran lebih
kecil dari 2,5 m x 2,5 m) dan sebaliknya untuk peta dengan skala kecil dapat
digunakan resolusi citra dengan resolusi spasial di atas 2,5 m. Kelemahan
penggunaan citra satelit beresolusi tinggi adalah cakupan area (scene) yang kecil
sehingga berpengaruh terhadap harga pembelian citra. Tabel 3.2 menyajikan
hubungan jenis citra satelit, resolusi dan ukuran scenenya.
Dalam spesifikasi teknis ruang lingkup kegiatan sudah cukup jelas. Pelaksanaan
Kegiatan tersebut meliputi :
a. Rektifikasi : registrasi koordinat pada citra satelit sehingga diperoleh citra
dengan koordinat UTM
b. Klasifikasi : membagi kelas tutupan tanah pada citra satelit berdasarkan
warna, rona (tone), bentuk, pola dan asosiasi
Kegiatan digitasi data meliputi kegiatan pembuatan peta tematik digital dengan
bahan berasal dari peta konsep final hasil kegiatan survey lapang, proses editing
peta dan pembuatan layout peta siap cetak. Data yang didigitasi adalah peta
dasar dan peta tematik. Koreksi digitasi adalah koreksi terhadap kesalahan -
kesalahan dalam proses digitasi. Penggabungan peta adalah proses
penggabungan antar blad peta menjadi bagian wilayah pemetaan secara utuh.
Peta tematik dalam bentuk wilayah pemetaan secara utuh untuk kepentingan
buku laporan.
Latar belakang yang disampaikan sangat singkat namun cukup padat. Inti
permasalahan dan alasan dilakukannya pekerjaan ini telah disampaikan dalam
latar belakang, yaitu Masalah pertanahan mempunyai dimensi yang luas dan
Dalam penentuan nilai pasar tanah tidak dijelaskan apakah nilai yang akan
dihasilkan merupakan nilai antara (minimum dan maksimum) atau nilai tunggal.
Nilai antara sangat membantu P2T untuk melakukan negosiasi karena nilai yang
diberikan adalah nilai yang mempunyai angka kisaran, sehingga P2T akan
mempunyai keleluasaan bernegosiasi dikisaran angka ini. Jika nilai yang dihasilkan
dalam penilaian ini merupakan nilai tunggal maka diperkirakan P2T akan
mengalami kesulitan dalam menentukan batas negosiasi yaitu dalam hal
penetapan harga awal negosiasi. Untuk itu dalam penyusunan laporan hasil
penilaian ini disarankan nilai yang dihasilkan adalah nilai yang mempunyai batas
minimal – maksimal untuk suatu zona sesuai dengan hasil pengamatan di
lapangan. Batas minimal adalah batas nilai dimana diperkirakan masyarakat tidak
dirugikan dalam pembebasan tanah, sedangkan batas maksimal adalah batas
dimana tanah yang dibebaskan tidak merugikan pihak investor.
Lokasi pekerjaan Pembuatan Zona Nilai Tanah dan Kawasan dengan lokasi di
wilayah Provinsi Bali pada KAK tidak disebutkan lokasinya hanya disebutkan
rencan luas wilayah yang akan dipetakan seluas 510.000 Hektar. Sedangkan luas
seluruh wilayah Kabupaten Di Provinsi Bali seluruhnya adalah 563.666 Hektar
menurut Kantor Statistik Propinsi Bali (Bali dalam angka 2009) seperti pada Tabel
2.14 dan Gambar 2.28. Untuk pelaksanaan pemetaan zona nilai tanah dan
kasawan dianjurkan oleh Tim teknis (Panitia Pengadaan Barang dan Jasa BPN)
untuk survey dan pemetaan dilaksanakan sampai mencapai target volume atau
luasan sebesar 510,000 Hektar seperti pada KAK.
Badung 41,852 6 62
Gianyar 36,800 7 70
Bangli 52,081 4 70
Klungkung 31,500 7 59
Karangasem 83,954 8 77
Jumlah 563,666 59 703
Kebutuhan tenaga ahli yang disampaikan dalam TOR oleh pihak pemberi
pekerjaan yaitu 3 tenaga ahli yang didalamnnya akan saling memberikan input
mengenai substansi materi, analisis, dan konsep perencanaan sampai indikasi
program kegiatan yang akan dihasilkan.
Dalam Keterkaitan dengan kemampuan dari setiap tenaga ahli yang diajukan
dalam TOR maka diharapkan dapat memberikan input dan output terhadap
pekerjaan yang maksimal sesuai dengan kemampuan para tenaga ahli tersebut.
Dalam kegiatan ini yang menjadi pemegang kewenangan dalam merumuskan dan
memutuskan kebijaksanaan akhir mengenai input dan out put dalam menunjang
hasil kegiatan dari team pemberi jasa (consultan) adalah Menager Proyek yaitu
Tenaga Ahli Geodesi yang disesuaikan dengan pengalaman mengenai bidang
keahliannya dalam TOR.