Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Viola Angela Putri Ajawaila

NPM : 183112350750120
MATA KULIAH : Geopolitik
DOSEN : Suryo Ari Bowo, M.Sc

Tugas 1-Materi Review

”Geopolitik dalam Hubungan Internasional”

Materi pembelajaran mata kuliah Geopolitik dalam Studi Hubungan Internasional pada kelas pertama (on-
site) disegarkan dengan pengertian Hubungan Internasional secara umum. Ditarik kesimpulan bersama,
bahwasanya Hubungan Internasional digunakan untuk melihat konflik yang sudah, sedang, dan akan
terjadi akibat situasi dan kondisi di dalam sistem internasional dengan tujuan untuk menciptakan
perdamaian (peace). Sedangkan, geopolitik digunakan untuk memahami dan menganalisis perilaku politik
internasional dalam kaitannya dengan cakupan geografi. Meskipun objek kajian dari kedua ilmu ini serupa,
namun dalam perkembangannya tentu sangat berbeda. Hal demikian disebabkan oleh adanya perbedaan
perpektif terkait geopolitik. Dinegara-negara anglosaxon, perjalanan geopolitik masih merupakan sub dari
Hubungan Internasional. Menurut mereka, geopolitik bukanlah ilmu, tetapi suatu terminologi yang dapat
dikembangkan menjadi interpretatif. Sedangkan, di Eropa Barat geopolitik lebih fokus diteliti dan menjadi
ilmu terapan baru yang berasal dari pengembangan cabang ilmu Hubungan Internasional. Geopolitik
sendiri mengembangkan objek kajian penelitiannya oleh para ahli geografi sehingga menjadi poin penting
dalam perbedaannya dengan studi Hubungan Internasional.

Terdapat 4 kata kunci (keyword) yang disebutkan dalam minggu pertama pembelajaran geopolitik ini, yaitu
geopolitik dan geostrategi, teritorial, geografi, dan sejarah. Lebih lanjut dijelaskan mengenai Konsep Dasar
Geopolitik, yaitu; 1) Konsepi Ruang, 2) Konsepi Frontier-Kedaulatan, 3) Konsepi Kapabilitas Politik, dan 4)
Konsepi Keamanan Bangsa Security dan Defense.

Dipertemuan selanjutnya, dijelaskan 3 poin penting dalam geopolitik yaitu Interaksi, Manusia dan Ruang
Hidup, sehingga akhirnya menarik definisi dari geopolitik yaitu : Ilmu yang mempelajari interaksi manusia
dengan ruang hidupnya. Alat yang dipakai dalam menganalisa geopolitik membicarakan tentang militer ,
ekonomi dan politik. Di Perancis sendiri, disebutkan geopolitik, geoekonomi dan geostrategi sebagai alat
untuk menganalisa. Dewasa ini menginvasi negara lain sudah tidak lagi menggunakan dua strategi dari
kekuatan ekonomi dan militer karena mengganggap bahwa dunia adalah suatu organisme hidup. Dengan
kata lain, jika suatu permasalahan atau konflik yang terjadi di suatu tempat atau bagian dunia akan secara
pasti mempengaruhi atau membawa dampak kepada sekitarnya bahkan ke bagian dunia lain. Instrumen
perang dengan senjata serta pasukan(manusia) sudah tidak lagi digunakan untuk menembus batas
kedaulatan suatu negara. Namun, menggunakan instrumen kebijakan lain yang dilakukan oleh suatu
negara kepada suatu negara lain. Seperti misalnya, pemberian beasiswa untuk menempuh Pendidikan dan
lain lain. Geopolitik juga menggunakan sejarah(history) untuk menganalisa suatu kejadian yang terjadi.

Parameter atau ukuran dari negara kuat (super power) dalam geopolitik ialah Kekayaan, Militer, dan
Kapabilitas Politik. Di Indonesia sendiri, ilmu geopolitik telah ada sejak dulu. Di kenal dengan sebutan
Wawasan Nusantara, yang merupakan cara pandang atau sikap bangsa Indonesia terhadap diri dan
lingkungannya yang beaneka ragam serta bernilai strategis. Sehingga haruslah mengutamakan kesatuan
dan persatuan dalam perbedaan(bhinneka tunggal ika) untuk mempertahankan kekuatan bangsa dan
negara. Konsep Wawasan Nusantara digagas oleh Mochtar Kusuma Atmadja, pakar hukum laut
internasional pada 1957. Namun, tokoh geopolitik yang terkenal di Indonesia ialah Presiden pertama Ir.
Soekarno.

Dalam metodologi studi Hubungan Internasional, metode kuantitatif sendiri jarang digunakan di Indonesia.
Dimana memerlukan perhitungan data yang akurat. Metode yang sering digunakan ialah metode kualitatif,
yang lebih menggunakan penjelasan dari hasil analisis penelitinya. Hal ini akhirnya menjadi suatu faktor
perbedaan lain dengan geopolitik yang memiliki metode penelitian campuran atau disebut mix method.
Merupakan percampuran dari kedua metode; kualitatif dan kuantitatif.

Dasar pemikiran secara ontologis dari ilmu geopolitik berasal dari pemikiran ke empat tokoh. Yaitu Auguste
Comte, Karl Marx, Sigmund Freud, dan Charles Darwin. Berikut penjelasan pemikiran mereka :

1. Auguste Comte, positivis yang berarti memandang segala sesuatu berdasarkan fakta dan terbukti
kebenarannya.
2. Karl Marx, sosial saintifik yang memandang perbedaan kelas sosial di masyarakat dan perdamaian
dapat dicapai apabila timbul kesadaran untuk pemerintahan yang satu.
3. Sigmund Freud, psiko analisis yang memandang perkembangan perilaku dan latar belakang
kejiwaan manusia berdasarkan kenangan masa kecilnya. Sehingga akan mempengaruhi
pengambilan keputusan sebagai aktor dalam politik internasional.
4. Charles Darwin, darwinisme yang memandang perkembangan dan adaptasi manusia dalam dunia
internasional melalui berbagai fenomena.

Dasar pemikiran secara epistimologi dalam geopolitik :

1. Rudolf Kjellen, memandang negara sebagai organisme yang hidup.


2. Fredefich Ratzel, memandang suatu negara haruslah menjaga ruang hidup yang vital yang
mencakup tiga poin, yaitu; 1)Kekuatan, 2)Kekayaan, dan 3)Kekuasaan.
3. Karl Haushoffer, memandang perang sebagai suatu mekanisme yang selalu dibutuhkan.

Dasar pemikiran secara aksiologis dalam geopolitik :

Menurut Alfred T. Mahan, dalam geopolitik perdagangan memandang pendekatan ekonomi dan
keuangan (didalam/menuju) konflik. Ekonomi mengacu kepada sektor perdagangan, sedangkan
keuangan mengacu pada kurs, pasar modal, dll.

Menurut Sophie Chautard, geopolitik merupakan ilmu yang belajar tentang perang dan konflik. Baik itu
konflik yang sudah, sedang dan akan terjadi. Lalu, integrasi spasial dibagi menjadi 2, yaitu;

1. Teritorial, berbicara mengenai wilayah dan perbatasan baik dibawah, diatas, dan bahkan di luar
angkasa.
2. Ideologis, bahwa integrasi sosial berdasarkan ideologi suatu bangsa.
 Garis batas : bagaimana negara melihat wilayah perbatasan yang ada dengan wilayah
negara lain.
 Imperial fundamentalis : struktur kekuasaan suatu negara, atau relasi yang terbentuk
antara negara dengan rakyatnya (sense of belongings) negara mendominasi warga
negaranya.
 Global/geographic planeter : memiliki visi mengglobal, cara pandang negara dimana
negara melihat posisinya dalam percaturan politik internasional.
 Hal yang perlu diperhatikan mengenai demografi : kepentingan populasi (tingkat harapan
hidup, kesehatan, urbanisasi, dan reboisasi) dan perilaku /tingkah laku (nilai hidup
populasi, bahasa yang digunakan, mayoritas agama memperlakukan minoritas seperti
apa, tingkat pendidikan baik formal maupun informal).
Selanjutnya, ialah penjelasan mengenai isu-isu dalam geopolitik. Terdapat tiga isu utama dalam geopolitik
yang menyangkut dengan Sumber Daya Alam(SDA) strategis. Dimana pada dasarnya, manusia takut akan
kelaparan, perang, dan wabah penyakit. Hal yang pasti ialah jika terjadi wabah penyakit maka dapat
menyebabkan perang dan kelaparan. Apapun yang terjadi didunia, akan berimbas kemanapun. Seperti
contoh wabah pandemi Covid-19 yang sedang menjadi isu darurat negara-negara di dunia internasional.
Demikian SDA mengontrol atau mendominasi kekuatan suatu negara.

1. GANDUM, merupakan isu utama dalam geopolitik. Hal ini dikarenakan gandum merupakan bahan
pangan yang dikonsumsi nomor satu di dunia, yang diikuti nasi dan jagung. Gandum telah menjadi
bagian dari kaum milenials karena berkaitan dengan gaya hidup. Gandum merupakan fundamental
yang harus diawasi.
2. PETROL (bahan bakar), merupakan isu selanjutnya yang menjadi gaya hidup semua orang tanpa
perbedaan kelas sosial di dunia. Petrol tentunya akan menguasai transportasi dan teknologi
lainnya yang bekerja menggunakan bahan bakar. Namun, seperti SDA tidak terbaharui lainnya,
petrol tentunya akan habis jika digunakan terus menerus. Petrol juga mempengaruhi lingkungan
secara negative seperti menyebabkan limbah, hingga pemanasan global akibat emisi gas.
3. AIR, merupakan kebutuhan utama hampir semua makhluk hidup di dunia. Hanya terdapat 2,6% air
yang bisa dikonsumsi dari total 71% wilayah air di dunia. Terdapat 9 wilayah (negara) yang
memilikinya. Indonesia pun salah satunya dengan 6,3% diikuti Amerika Serika sebanyak 6,2%.
Para ahli pun melakukan penelitian dan memprediksi akan terjadinya perang memperebutkan air
tahun 2025. Demi menghindari hal tersebut, dibutuhkan pengembangan teknologi Mutahir untuk
menyuling air laut menjadi air yang dapat dikonsumsi, serta bijak dalam menggunakan air untuk
kebutuhan sehari-hari.

Isu selanjutnya didalam geopolitik ialah kendala yang di hadapi secara geografis dan berdampak pada
kehidupan serta perluasan populasi manusia. Kondisi geografis suatu wilayah menjadi sangat penting
karena menggambarkan secara jelas situasi : perubahan teritorial secara menyeluruh dan
perilaku/gaya hidup manusianya.

Menurut MacKinder geografi merupakan faktor yang sangat prinsip dari pelaksanaan diplomasi dan
strategi karena lebih konstan.Persoalan geografi fisik yang sebelumnya menjadi kendala dalam
penaklukan dan perang (bantuan, perluasan distribusi air dan perjalanan mengarungi gurun) secara
perlahan dapat diatas dengan adanya progres perkembangan teknologi. Akan tetapi, sejalan dengan
perkembangan teknologi persoalan yang menjadi kendala pada geografi fisik pun terjadi, yang
sebenarnya disebabkan oleh kelalaian manusia dalam pemanfaatan teknologi akibat dari pertumbuhan
demografi.

1. Iklim

Isu Iklim sudah menjadi perbincangan ilmuwan akibat perubahan iklim yang terjadi dibelahan dunia
secara ekstrem terjadi. Pemanasan Global yang sering diperbincangkan adalah Efek Rumah Kaca

Penyebaran gas emisi carbon yang berlebihan akibat dari gaya hidup manusia & industri. Juga
Deforestasi akibat pembakaran dan penebangan lahan hutan untuk dialihgunakan. Adapun
konsekuensi dari pemanasan global ialah konsekuensi terhadap tingkat air, flora/fauna, dan tidak
seimbangnya iklim mengakibatkan banjir dan kekeringan

2. Wilayah Kosong di Dunia

Ada beberapa wilayah yang tidak dapat dihuni oleh manusia, dapat berdampak pada kehidupan
manusia ketika terjadi perubaan geografi dan iklim. Seperti, kendala di wilayah dingin seperti di Arctik
dan Antartika, Gurun dan Hutan Tropis 

3. Risiko Alam

Akibat yang ditimbulkan oleh katastrop dapat membahayakan hidup manusia walau terkadang dapat
menguntungkan hidup manusia. gunung berapi, gempa, palung dasar Samudra, dan gelombang &
ombak 

Faktor-faktor di atas dapat menjadi alat untuk menekan suatu negara baik secara bilateral maupun
multilateral.  Terlebih dengan adanya pelanggaran serta pencabutan atas ratifikasi konferensi
lingkungan yang menekan negara-negara berkembang yang dilakukan oleh negara maju dalam hal ini
lebih sering dilanggar dan dilakukan oleh USA. Penolakan yang terjadi oleh negara berkembang lebih
disebabkan faktor ekonomi dalam pemanfaatan sebesar-besarnya bagi national interest mereka.
Banyaknya kasus pemanfaatan atas faktor-faktor kendala dalam geografi fisik Sudah terjadi sejak di
era kolonial hingga era digital saat ini.

Anda mungkin juga menyukai