Anda di halaman 1dari 6

SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BIJI

ADAS (Foeniculum vulgare) MENGGUNAKAN METODE DPPH

Idza N. Sastrawan1), Meiske Sangi 1), Vanda Kamu1)


1)
Program Studi Kimia FMIPA Universitas Sam Ratulangi
Jl. Kampus Unnsrat, Manado 95115
e-mail: dhiya_28@ymail.com; meiskesangi@gmail.com; vandakamu05@gmail.com

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang skrining fitokimia dan uji aktivitas antioksidan ekstrak biji
adas. Tujuan dari penelitian ini yaitu melakukan skrining fitokimia untuk mengetahui kandungan
senyawa alkaloid, triterpenoid dan steroid, flavonoid, tannin, saponin dan menetukan aktivitas
antioksidan dari ekstrak biji adas. Skrining Fitokimia untuk alkaloid ditentukan dengan
menggunakan pereaksi Mayer, Dregendorff, Wagner. Triterpenoid dan steroid ditentukan
menggunakan Mg bubuk. Senyawa tannin ditentukan dengan larutan FeCl3 1%. Senyawa saponin
ditentukan menggunakan aquades. Ekstrak biji adas diperoleh dengan metode soxhletasi
menggunakan pelarut petroleum eter dan uji aktivitas antioksidan menggunakan metode
1-1-difenil-2-pikrihidrazil (DPPH). Hasil penelitian menunjukan kandungan senyawa kimia biji
adas positive mengandung senyawa falvonoid, tannin dan saponin, sedangkan untuk senyawa
alkaloid, triterpenoid dan steroid memberikan hasil yang negatif. Aktivitas antioksidan dengan
1000; 2000; 3000; 4000; 5000 ppm, memberikan hasil berturut-turut yaitu 48.99 %, 33.92 %,
5.93 %, 21.23 %, 6.40 %. Aktivitas antioksidan biji adas tertinggi terdapat pada konsentrasi
1000 ppm dengan hasil 48.99 %. Biji adas memiliki persen aktivitas antioksidan yang baik,
sehingga dapat didigunakan sebagai salah satu sumber antioksidan alami.
Kata kunci : Antioksidan, Biji adas, DPPH

PHYTOCHEMICAL SCREENING AND ANTIOXIDANT ACTIVITY TESTING OF


FENNEL SEED EXTRACT (Foeniculum vulgare) USING THE DPPH METHOD
ABSTRACT
Has done research on phytochemical screening and testing fennel seed extract antioxidant activity.
The purpose of this study is to determine the phytochemical screening compounds content of
alkaloids, triterpenoids and steroids, flavonoids, tannins, saponins and determine the antioxidant
activity of extracts of fennel seeds. Phytochemical screening for alkaloids was determined using
reagent Mayer, Dregendorff, Wagner. Triterpenoids and steroids were determined using Mg
powder. Tannin compounds determined with 1% FeCl3 solution and saponin determined using
distilled water. Fennel seed extract obtained by the method soxhletasi using petroleum ether
solvent and antioxidant activity assay using method 1-1-diphenyl-2-pikrihidrazil (DPPH).
Research has been done showing the chemical content of fennel seeds contain compounds
falvonoid positive , tannins and saponins . Antioxidant activity with 1000 ppm , 2000 ppm,
3000 ppm , 4000 ppm , 5000 ppm , respectively yield is 48.99 % , 33.92 % , 5.93 % , 21.23 %,
6.40 %. The highest antioxidant activity of fennel seeds contained 1000 ppm with 48.99 % result.
Fennel seeds have a good percent antioxidant activity , so it can didigunakan as a source of natural
antioxidants.
Keywords : Antioxidants, Fennel seeds, DPPH

PENDAHULUAN adas, yang merupakan hasil sulingan dari


serbuk buah adas yang masak dan kering,
Di Indonesia tanaman adas telah
sedangkan untuk daun adas kebanyakan
dibudidayakan sebagai tanaman bumbu dan
dimasak untuk dijadikan sayur. Minyak
tanaman obat. Adas menghasilkan minyak
atsiri yang terkandung dalam biji adas
Sastrawan, Sangi dan Kamu: Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas ........ 111

merupakan salah satu senyawa aktif bahan baik secara langsung atau akibat cedera sel
dasar pembuatan obat, disamping itu minyak dan peradangan. Radikal bebas adalah suatu
atsiri adas juga dapat dijadikan sebagai atom atau molekul yang sangat reaktif
bahan baku industry minyak telon. Aroma dengan elektron yang tidak memiliki
wangi yang dihasilkan digunakan sebagai pasangan. Radikal bebas mencari reaksi-
bahan yang memperbaiki rasa, reaksi agar dapat memperoleh kembali
mengharumkan ramuan obat dan makanan elektron pasangannya. Selain itu, radikal
(Kridati, et al., 2012). bebas dapat mengalami tubrukan kaya energi
Dari pengujian yang telah dilakukan dengan molekul lain, yamg merusak ikatan
oleh Suhendra dan Arnata (2009), skrining didalam molekul, sehingga radikal bebas
fitokimia kadar total fenol ekstrak bubuk dapat merusak membran sel atau DNA sel
adas ditentukan dengan metode folin yang rentan (Corwin, 2009).
CiocalteuPhenol memberikan hasil positif Berdasarkan uraian di atas, maka
dengan 2 jenis pelarut. Dimana total fenol dianggap perlu untuk melakukan skrining
yang diperoleh menggunakan etil asetat fitokimia untuk mengetahui kandungan
lebih besar dibandingkan dengan pelarut senyawa alkaloid, triterpenoid/steroid,
etanol. Penelitian terhadap kandungan dari flavonoid, tannin, dan saponin dalam ekstrak
minyak biji adas menurut Inneke (1995), biji adas dan pengujian aktivitas antioksidan
dari kromatogram kromatografi gas (GC) dari ekstrak biji adas.
telah diidentifikasi 14 macam komponen
penyusun minyak biji adas, yaitu golongan METODOLOGI PENELITIAN
monoterpen, phenol, dan golongan keton.
Waktu dan Tempat Penelitian
Yang termasuk golongan phenol adalah
Penelitian ini dilaksanakan selama
anetol dan iso anetol 58.52%; golongan
1 bulan (Agustus - September 2013 di
monoterpen terdiri dari -pinen 3%,
Laboratorium Kimia Jurusan Kimia FMIPA
camphene 0.33%, α-limonene 3.5%;
UNSRAT Manado.
sedangkan golongan keton adalah d-
camphore 0.39%, fenchone 26.7%. Alat dan Bahan
Komponen kimia yang berperan Alat-alat yang digunakan adalah alat
sebagai antioksidan adalah senyawa fenolik soxhlet, evaporator, timbangan digital, pipet
dan polifenolik. Senyawa-senyawa golongan mikro, desikator, oven, spektrofotometer
tersebut banyak terdapat di alam, terutama UV-Vis, ayakan, kertas saring, alat-alat
pada buah-buahan dan rempah yang gelas lainnya.
memiliki kemampuan menangkap radikal Bahan-bahan yang digunakan dalam
bebas. Salah satu metode yang digunakan penelitian ini adalah biji adas, pelarut
dalam menguji aktivitas antioksidan yaitu petrolium eter, etanol, aquades, magnesium
metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). bubuk, asam klorida, besi(III)klorida 1%,
Metode pengujian ini merupakan metode DPPH (1-1-difenil-2-pikrihidrazil).
yang konvensial dan telah lama digunakan
untuk penetapan aktivitas senyawa Prosedur Penelitian
antioksidan. Menurut Widyastuti (2010), 1. Preparasi Sampel
metode DPPH mudah digunakan, cepat, Sampel dari penelitian ini adalah biji
cukup teliti dan baik digunakan dalam tanaman adas yang diperoleh dari pasar
pelarut organik. bersehati kota Manado. Biji adas dalam
Reaksi oksidasi terjadi setiap saat, keadaan kering, dibersihkan dan dibuat
ketika manusia bernapas terjadi reaksi serbuk.
oksidasi. Reaksi ini mencetuskan 2. Ekstraksi
terbentuknya radikal bebas yang sangat Serbuk biji adas diekstraksi dengan
aktif, yang dapat merusak struktur serta menggunakan metode soxhletasi. Mula-mula
fungsi sel. Namun, reaktivitas radikal bebas 50 g serbuk biji adas dimasukan ke dalam
itu dapat dihambat oleh sistem antioksidan alat soxhletasi yang telah dibungkus dengan
yang melengkapi sistem kekebalan tubuh kertas saring. Ekstraksi menggunakan
(Winarsi, 2007). pelarut petroleum eter 500 mL sampai
Radiasi ionisasi merupakan salah pelarut berwarna bening dengan waktu 4-5
satu penyebab terbentuknya radikal bebas, jam. Filtrat dikumpulkan lalu diuapkan
112 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 13 No. 2, Oktober 2013

dengan evaporator hingga diperoleh ekstrak dengan 1.5 mL larutan 1,1-difenil-2-


kental. pikrilhidrazil (DPPH) dan divortex selama
2 menit. Tingkat berkurangnya warna dari
3. Penentuan Kadar Air (Sudarmadji, larutan menunjukkan efisiensi penangkap
1989) radikal. Absorbansi dibaca dengan
Kadar air ditentukan dengan spektrofotometer pada λ 517 nm setelah
menimbang 3 g sampel. Sampel dimasukan diinkubasi selama 30 menit. Aktivitas
ke dalam oven pada suhu 105oC selama penangkap radikal bebas dihitung sebagai
3-5 jam, kemudian dikeluarkan dari oven persentasi berkurangnya warna DPPH
dan didinginkan dalam desikator selama dengan menggunakan persamaan:
30 menit, setelah itu sampel ditimbang. ( )
Perlakuan ini dilakukan beberapa kali hingga
berat sampel konstan. Kadar air dihitung
berdasar rumus:
% Kadar air = ×100 % HASIL DAN PEMBAHASAN

4. Skrining Fitokimia (Sangi, et al., 1. Penentuan Kadar Air


2008) Penentuan kadar air merupakan
Senyawa flavonoid : pengukuran banyaknya air yang masih
Sebanyak 200 mg sampel biji adas terdapat dalam sampel biji adas. Penentuan
yang telah diekstrak dengan 5 ml etanol dan kadar air dilakukan sebelum proses
dipanaskan selama lima menit di dalam ekstraksi. Hasil penelitian menunjukan
tabung reaksi. Selanjutnya ditambahkan HCl bahwa kadar air dalam sampel biji adas
pekat, kemudian ditambahkan 0.2 g 14.09%. Kadar air dalam bahan akan
bubuk Mg, hasil positif ditunjukkan dengan mempengaruhi ketahanan dalam
timbulnya warna merah tua (magenta) dalam penyimpanan dan aktivitas dari mikroba.
waktu 3 menit. Sehingga kadar air yang rendah akan
Senyawa saponin : membuat penyimpanan bahan lebih lama.
Sebanyak 2 g sampel biji adas yang 2. Skrining Fitokimia
telah dihaluskan dimasukan ke dalam tabung Hasil skrining fitokimia biji adas
reaksi, ditambahkan air suling sehingga dapat dilihat pada Tabel 1.
seluruh cuplikan terendam, dididihkan Tabel 1. Hasil skrining fitokimia biji adas
selama 2-3 menit, dan selanjutnya Golongan Hasil uji Keterangan
didinginkan, kemudian dikocok kuat-kuat. Senyawa
Hasil positif ditunjukan dengan terbentuk Alkaloid :
buih putih yang stabil. Mayer - Tidak terbentuk
Senyawa tannin : Dragendorff - endapan
Wagner -
Sebanyak 20 mg sampel biji adas
yang telah dihaluskan, ditambah etanol Triterpenoid / - Tidak terjadi
sampai sampel terendam semuanya. steroid perubahan
Kemudian sebanyak 1 ml larutan warna
dipindahkan ke dalam tabung reaksi dan Flavonoid + Merah tua
ditambahkan 2-3 tetes larutan FeCl3 1%. Tannin + Biru kehitaman
Hasil positif ditunjukan dengan terbentuknya Saponin + Buih
warna hitam kebiruan atau hijau. Berdasarkan hasil skrining fitokimia
5. Uji Aktivitas Antioksidan dengan biji adas yang terdapat pada Tabel 1,
Metode DPPH menunjukan bahwa biji adas mengandung
Uji aktivitas antioksidan dari ekstrak flavonoid, tannin dan saponin. Ini
biji adas diukur dengan metode Gaulejac et membuktikan biji adas mengandung
al. dalam Kiay et al. (2011). Sebanyak senyawa aktif metabolit sekunder. Pada
0.005; 0.01; 0.015; 0.02; dan 0.025 g ekstrak pengujian flavonoid menunjukan hasil
biji adas metode ekstraksi soxhletasi positif dengan perubahan warna merah tua,
ditambahkan 5 mL etanol untuk hasil untuk uji tannin hasil positif ditunjukan
konsentrasi 1000, 2000, 3000, 4000, dengan perubahan warna biru kehitaman dan
5000 ppm, ditambahkan masing-masing
Sastrawan, Sangi dan Kamu: Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas ........ 113

untuk uji saponin hasil positif ditunjukan yaitu pada konsentrasi 1000 ppm sebesar
dengan adanya busa yang terbentuk. Untuk 48.99%, sedangkan untuk konsentrasi yang
uji alkaloid, triterpenoid dan steroid lebih tinggi aktivitas antioksidannya
memberikan hasil negatif karena tidak berkurang atau tidak ada aktivitas. Dari hasil
adanya endapan maupun perubahan warna yang telah diperoleh, biji adas memiliki
yang terjadi pada saat penambahan pereaksi. potensi aktivitas antioksidan walaupun
Kandungan flavonoid dan tannin yang aktivitasnya kurang dari 50 %. Untuk
terkandung didalam biji menunjukan bahwa, konsentrasi yang lebih tinggi yaitu 2000,
biji adas berpotensi sebagai antioksidan. 3000, 4000 dan 5000 ppm, diharapkan
Senyawa kimia yang bermanfaat dari memberikan aktivitas yang tinggi tetapi
tumbuhan adalah hasil dari metabolit sebaliknya semakin tinggi, semakin
sekunder yang berupa alkaloid, berkurangnya aktivitas atau tidak adanya
steroida/terpenoida, flavonoid atau fenolik. aktivitas. Ini kemungkinan disebabkan
Senyawa ini diantaranya berfungsi sebagai kandungan minyak atsiri yang tinggi,
pelindung terhadap serangan atau gangguan sedangkan untuk konsentrasi 3000 ppm
yang ada disekitar, sebagai antibiotik dan kurva yang menurun kemungkinan
juga sebagai antioksidan (Atmoko dan diakibatkan karena tidak homogennya
Ma’ruf, 2009). pengambilan ekstrak pada saat penimbangan
pembuatan konsentrasi larutan. Menurut
3. Uji Aktivitas Antioksidan
Prakosa, et al., (2013), biji adas memiliki
Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak biji
kandungan minyak atsiri yang tinggi dengan
adas metode soxhletasi dengan senyawa 1,1-
penyusun utama yaitu anetol 60 %. Salah
difenil-2-pikrihidrazil atau DPPH dapat
satu khasiat anetol adalah sebagai
dilihat pada Gambar 1 berikut :
karminatif. Sebelumnya telah dilakukan
60 penelitian oleh Suhendra dan Arnata (2009),
50 hasil aktivitas antioksidan dengan
% aktivitas

40 konsentrasi 1000 ppm kebawah,


memberikan hasil yang optimal pada
30
konsentrasi 975 ppm. Ini membuktikan
20 bahwa hasil pengujian aktivitas antioksidan
10 tertinggi ada pada sekitaran 1000 ppm.
0 DPPH yang merupakan suatu
1000 2000 3000 4000 5000 molekul radikal bebas dengan warna ungu
dapat berubah menjadi senyawa yang stabil
konsentrasi ppm dengan warna kuning oleh reaksi dengan
Gambar 1. Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak antioksidan, dimana antioksidan
biji adas metode ekstraksi soxhletasi. memberikan satu elektronnya pada DPPH
sehingga terjadi peredaman pada radikal
Kemampuan penangkapan radikal
bebas DPPH. Elektron yang tidak
DPPH oleh suatu antioksidan dinyatakan
berpasangan pada DPPH memberikan suatu
dengan nilai persen penangkapan radikal.
absorbansi yang kuat , maksimum pada
Nilai yang semakin tinggi menunjukkan
λ = 517 nm dan berwarna ungu. Peredaman
bahwa sampel senyawa yang digunakan
radikal bebas oleh antioksidan terjadi ketika
memang berpotensi sebagai antioksidan
electron tidak berpasangan menjadi
(Ridwina, 2008). Berdasarkan penelitian
berpasangan dengan adanya donor hidrogen,
yang telah dilakukan, penambahan larutan
sehingga membentuk DPPH yang stabil
DPPH pada sampel ditandai dengan
(Yuhernita dan Juniarti, 2011).
berubahnya warna ungu menjadi warna Struktur DPPH dan reaksinya dengan
kuning yang berarti adanya proses
antioksidan ditunjukan pada Gambar 2.
penangkapan radikal bebas. Gambar 1
menunjukkan aktivitas antioksidan tertinggi
114 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 13 No. 2, Oktober 2013

NO2 NO2

RH H
O2N N N O2N N N
R

NO2 NO2

DPPH Radikal (ungu) DPPH Stabil (kuning)


Gambar 2. Mekanisme DPPH Akseptor, (Yuhernita dan Juniarti, 2011)

KESIMPULAN Kabupaten Semarang dan Kota


Salatiga. Buletin Anatomi dan
1. Hasil skrining fitokimia, biji adas
Fisiologi. 20(1): 1-17.
mengandung senyawa aktif flavonoid,
tannin dan saponin.
Prakosa, A.H., I. D. Pamungkas, dan D.
2. Ekstrak biji adas mengandung aktivitas
Ikhsan. 2013. Pengaruh Waktu Pada
antioksidan dengan aktivitas tertinggi
Penyulingan Minyak Adas (Fennel
pada 1000 ppm yaitu 48.99 %. Uji
Oil) Dari Biji dan Daun Adas Dengan
aktivitas antioksidan biji adas metode
Metode Uap dan Air. Jurnal
DPPH menunjukkan aktivitas yang
Teknologi Kimia dan Industri. 2(2):
baik.
14-17.
DAFTAR PUSTAKA
Ridwana, G. 2008. Perbandingan
Atmoko, T. dan A. Ma’ruf. 2009. Uji Pengukuran Aktivitas Antioksidan
Toksisitas dan Skrining Fitokimia Dari Ekstrak Etanol Minyak Atsiri
Ekstrak Tumbuhan Sumber Pakan Lempuyang Gajah [Skripsi]. FMIPA
Orangutan Terhadap Larva Artemia IPB, Bogor.
Salina L. Jurnal Penelitian dan
Konservasi Alam. 6(1): 37-45. Sangi, M., M. R. J. Runtuwene., H. E. I.
Simbala dan V. M. A. Makang. 2008.
Corwin, E.J. 2009. Buku saku Patofisiologi. Analisa Fitokimia Tumbuhan Obat Di
Edisi ketiga. Penerjemah: Yudha, Minahasa Utara. Chem. Prog. 1(1):
E.K., Wahyuningsi, E., Yulianti, D., 47-53.
dan Karyuni, P.E. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Sudarmadji, S. 1989. Analisa Bahan
Makanan dan Pertanian. Liberti.
Inneke. 1995. Karakterisasi Sifat Fisiko Yogyakarta.
Kimia dan Analisa Profil Deskriptif
Flavor Minyak Biji adas (Foeniculum Suhendra, L., dan I. W. Arnata. 2009.
Vulgare Mill) [Skripsi]. Fakultas Potensi Aktivitas Antioksidan Biji
Teknologi Pertanian IPB, Bogor. Adas Sebagai Penangkap Radikal
Bebas. Jurnal Agrotekno. 15(2):
Kiay, N., E. Suryanto dan L. Mamahit. 2011. 66-71.
Efek Lama Perendaman Ekstrak
Kalamansi (Citrus microcarpa) Widyastuti, N. 2010. Pengukuran Aktivitas
terhadap Aktivitas Antioksidan Antioksidan Dengan Metode
Tepung Pisang Goroho (Musa spp.). CUPRAC, DPPH dan FRAP Serta
Chemistry Progress. 4: 27-33. Kolerasinya Dengan Fenol dan
Flavonoid Pada Enam Tanaman
Kridati, E. M., E. Prihastanti dan S. [Skripsi]. FMIPA Institut Pertanian
Haryanti. 2012. Rendemen Minyak Bogor, Bogor.
Atsiri dan Diameter Serta Ukuran Sel
Minyak Tanaman Adas (Foeniculum Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan
vulgare Mill) yang Dibudidayakan di Radikal Bebas. Cetakan kelima.
Sastrawan, Sangi dan Kamu: Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas ........ 115

Yogyakarta: Penerbit Kanisus Ekstrak Metanol Daun Surian yang


(Anggota IKAPI). Berpotensi sebagai Antioksidan.
Makara, Sains. 15(1): 48-52.
Yuhernita dan Juniarti. 2011. Analisa
Senyawa Metabolit Sekunder dari

Anda mungkin juga menyukai