Anda di halaman 1dari 9

Nama : Ricky Fharditiawan

Nim : 190414080

Prodi : Manajemen Keuangan

Tugas Pertemuan 2

1). 2.1 Laporan Keuangan Pokok

Horne (2005) menyatakan bahwa pengukuran kinerja keuangan meliputi hasil perhitungan
rasio-rasio keuangan yang berbasis pada laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan
dan telah diaudit oleh akuntan publik. Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan
suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut. Pada umumnya laporan keuangan yang disusun suatu perusahaan
meliputi:

a) Neraca

Neraca merupakan suatu ikhtisar yang menggambarkan posisi harta, utang, dan modal sendiri
suatu perusahaan pada saat tertentu. Secara umum, komponen-komponen neraca sebagai
berikut:

AKTIVA diklasifikasikan menurut urutan likuiditas :

 Aktiva Lancar
 Investasi (Penyertaan)
 Aktiva Tetap
 Aktiva Lain-lain

KEWAJIBAN diklasifikasikan menurut urutan jatuh tempo :

 Kewajiban Jangka Panjang


 Kewajiban Lain-lain

MODAL diklasifikasikan berdasarkan sifat kekekalannya :

 Modal Saham
 Agio Saham
 Laba Yang Ditahan

b) Laporan Perhitungan Rugi Laba

Laporan perhitungan rugi laba merupakan ikhtisar yang disusun secara sistematik berisi data
transaksi keuangan yang mencakup seluruh pendapatan dan seluruh beban perusahaan untuk
tahun buku bersangkutan. Cara penyajian perhitungan rugi Iaba, adalah sebagai berikut:

 Harus memuat secara terperinci unsur-unsur pendapatan dan beban.


 Seyogyanya disusun dalam bentuk urutan ke bawah.
 Harus dipisahkan antara hasil dari bidang usaha lain serta pos luar biasa.

Secara umum, komponen-komponen rugi laba terdiri dari :

 Penjualan
 Harga pokok penjualan
 Laba bruto
 Beban usaha
 Pendapatan dan beban lain-lain
 Laba sebelum pajak penghasilan
 Pajak penghasilan
 Laba bersih sesudah pajak

c) Laporan Perubahan Posisi Keuangan

Laporan ini yang mencantumkan semua transaksi dan keterjadian perusahaan yang
mempunyai konsekuensi kas.

d) Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan modal adalah ringkasan tentang perubahan modal yang terjadi dalam
suatu periode tertentu.

e) Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera
dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta
informasi tambahan seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen.

2). 2.2 Analisis Rasio Keuangan

Analisis keuangan adalah suatu teknik analisi yang menghubungkan antara satu pos dengan
pos lainnya baik dalam neraca atau rugi laba maupun kombinasi dari kedua laporan keuangan
untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Tujuan dari analisis ini adalah untuk
memberi informasi atas hasil interpretasi mengenai kinerja yang dicapai perusahaan.

Pada dasarnya jumlah angka rasio banyak sekali karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan
penganalisa. Menurut Riyanto penggolongan rasio keuangan adalah sebagai berikut:

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi


kewajiban keuangan jangka pendek yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Yang termasuk dalam rasio likuiditas
yaitu:
1) Current ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya yang segera jatuh tempo.

2) Quick ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi


hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya yang likuid, yaitu aktiva
lancar diluar persediaan.

3) Cash ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban


yang segera jatuh tempo dengan kas yang dimiliki.

4) Net working capital to sales digunakan untuk mengukur peranan sumber jangka
panjang yang terikat pada aktiva lancar sehubungan dengan pelaksanaan penjualan.

5) Current assets to sales digunakan untuk menunjukan peranan modal kerja dalam
mencapai penjualan.

b. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber
daya yang dimiliki, atau dengan kata lain sejauh mana efektifitas penggunaan aset dengan
melihat tingkat aktivitas aset. Yang termasuk dalam rasio aktivitas diantaranya:

1) Inventory Turnover atau Day’s Inventory digunakan untuk efektivitas penggunaan dana
yang tertanam dalam persediaan

2) Receivable Turnover atau Average Collection Period Receivable Turnover digunakan


mengukur waktu penerimaan tagihan.

3) Fixed Asset Turnover digunakan mengukur efisiensi penggunaan dana pada aktiva tetap
dalam rangka mencapai penjualan.

4) Total Assets Turnover digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan dana pada total
aktiva tetap dalam rangka mencapai penjualan.

c. Rasio Laverage atau Solvabilitas

Rasio laverage atau solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kawajiban-kewajiban jangka panjangnya. Yang termasuk dalam rasio laverage
atau solvabilitas diantaranya:

1) Total debt to total assets digunakan untuk membandingkan total pinjaman dengan
aktiva, untuk mengetahui besarnya penggunaan hutang

2)

b. Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas

Rasio rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk


menghasilkan laba selama periode tertentu. Yang termasuk dalam rasio rentabilitas atau
profitabilitas diantaranya:
1) Marjin laba kotor mencerminkan mark-up terhadap harga pokok penjualan selain
mencerminkan kemampuan manajemen untuk meminimalisasi harga pokok penjualan dalam
hubungannya dengan penjualan yang dilakukan perusahaan.

2) Marjin laba usaha mencerminkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba


setelah beban operasi atau usaha dan harga pokok penjualan dalam hubungannya dengan
penjualan yang dilakukan.

3) Marjin laba bersih mencerminkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba


setelah harga pokok penjualan, beban operasi atau usaha, beban lain-lainnya dan pajak dalam
hubungannya dengan penjualan.

4) Return On Investment (ROI) mencerminkan kemampuan manajemen dalam mengatur


aktiva-aktivanya seoptimal mungkin sehingga dicapai laba bersih yang diinginkan.

c. Rasio Pasar

Rasio ini melihat perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap nilai buku perusahaan.
Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat, tetapi ada beberapa keterbatasan yang perlu
diperhatikan, antara lain:

1) Rasio keuangan disusun dari data laporan keuangan dan data tersebut dipengaruhi oleh
cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi. Hal ini terkait
dengan perilaku manajemen yang mungkin melakukan window dressing (suatu teknik untuk
mempercantik laporan keuangan) agar laporan keuangan telihat lebih baik bagi pihak-pihak
yang berkepentingan atas laporan keuangan perusahaan tersebut.

2) Rasio keuangan tidak selalu menggambarkan kondisi perusahaan yang sesungguhnya,


khususnya cash inflow dan cash flow.

3) Metode analisis rasio keuangan bersifat suatu penyimpangan, yaitu setiap rasio diuji
secara terpisah sehingga tidak dapat menggambarkan secara keseluruhan.

2). Analisis Rasio Keuangan

Analisis untuk menilai kinerja bank dengan menggunakan rasio keuangan dan rasio
lain, antara lain meliputi rasio permodalan, kualitas aktiva produktif, rentabilitas, likuiditas,
dan manajemen; analisis nisbah (ratio analysis).

Analisis Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisis
yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data
perbandingan masing-masing pos yang terdapat di laporan keuangan seperti Laporan Neraca,
Rugi / Laba, dan Arus Kas dalam periode tertentu.
Fungsi Analisis Rasio

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio): Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur
kemampuan likuiditas jangka pendek suatu perusahaan dengan melihat aktiva lancar
perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya.
2. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory turnover ratio): Rasio perputaran persediaan
mengukur aktivitas atau likuiditas perusahaan dilihat dari ketersediaan barang. Rasio ini
menunjukkan efisiensi di mana perusahaan menggunakan seluruh aktivanya untuk
menghasilkan penjualan.
3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio): Rasio aktivitas menunjukkan tingkat efektivitas
penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan kepada Anda.
4. Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas (Profitability Ratio): Merupakan rasio yang
menunjukkan tingkat imbalan atau perolehan dibanding penjualan atau aktiva.
5. Rasio Investasi (Investment Ratio): Rasio investasi merupakan rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan dalam memberikan kembalian atau imbalan kepada para pemberi
dana, khususnya investor yang ada di pasar modal dalam jangka waktu tertentu.

Tujuan dari adanya Analisis Rasio dalam sebuah perusahaan:

 Sebagai alat barometer untuk melakukan forecasting atau memproyeksikan posisi


keuangan dimasa yang akan datang.
 Mereview kondisi perusahaan saat ini, permasalahan dalam manajemen, operasional
maupun, keuangan.
 Alat ukur untuk melakukan efisiensi di semua departemen perusahaan.

3). 2.3 Analisis Indeks dan Common Size

Analisis indeks merupakan salah satu metode analisis laporan keuangan untuk mengetahui
kecenderungan atau tendensi keadaan keuangan suatu perusahaan apakah naik, turun atau
tetap. Untuk melihat trend tersebut digunakan angka indeks 100. Oleh karena itu teknik
analisisnya disebut dengan analisis indeks. Angka indeks 100 adalah untuk tahun dasar.
Tahun dasar tidak selamanya tahun awal, melainkan tahun yang dianggap normal. Agar lebih
mudah dalam menganalisis, maka perlu diperhatikan cara penyusunan laporan dengan indeks
berikut ini :

 Menentukan Tahun Dasar

Biasanya yang diguanakan sebagai tahun dasar adalah tahun awal atau tahun yang dianggap
normal pada periode tahun yang dianalisis.

 Menentukan angka indeks 100 pada tahun dasar untuk masing-masing pos dalam
tahun dasar .
 Pos-pos dari periode laporan yang dianalisis dibandingkan dengan pos-pos yang sama
dalam laporan keuangan dasar.
 Dalam menghitung rasio trend kecenderungan pada umumnya tidak semua pos-pos
neraca dan laporan rugi laba dari beberapa periode tersebut dihitung, karena tujuan
utama dari perhitungan rasio adalah membuat perbandingan antara pos-pos yang
mempunyai hubungan informasi dengan pos-pos lainnya

Menurut Munawir, analisis persentase per komponen (common size) adalah menganalisis
laporan keuangan untuk satu periode tertentu dengan cara membanding-bandingkan pos yang
satu dengan pos lainnya. Perbandingan tersebut dilakukan dengan menggunakan persentase
di mana salah satu pos ditetapkan patokan 100%.

Analisis ini bertjuan untuk melihat struktur keuangan perusahaan dengan cara mengkonversi
laporan keuangan ke dalam laporan bentuk awam (common size) dengan menggunakan
denominator persentase.

4). Analisis Sumber dan Penggunaan dana

Analisis sumber dan penggunaan dana, atau sering juga disebut dengan analisa aliran dana,
merupakan alat analisa financial yang digunakan untuk mengetahui dari mana dana
didapatkan dan untuk apa dana itu digunakan. Laporan yang menggambarkan dari mana dana
didapatkan dan untuk apa dana itu digunakan disebut dengan Laporan Sumber dan
Penggunaan Dana.

Pengertian dana yang digunakan dalam analisis sumber dan penggunaan dana dalam
artian sempit diartikan sebagai Kas. Sedangkan dalam artian luas diartikan sebagai Modal
Kerja. Untuk menyusun laporan sumber dan penggunaan dana, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah membuat Laporan Perubahan Neraca yang disusun dari neraca dari dua
tahun berurutan. Laporan ini menggambarkan perubahan dari masing-masing elemen neraca
dari neraca awal menjadi neraca akhir. Perubahan masing-masing elemen tersebut perlu
dilakukan analisis, yaitu elemen-elemen mana saja yang akan memperbesar dana dan elemen-
elemen mana saja yang akan memperkecial dana. Elemen yang memperbesar dana kan
menjadi sumber dana, dan elemen yang memperkecil dana akan menjadi penggunaan dana.

Dana dalam Artian Kas

Langkah-langkah penyusunan laporan sumber dan penggunaan dana :

1. Menyusun laporan perubahan neraca yang menggambarkan neraca dari dua periode
yang ingin dianalisa (bulanan atau tahunan)
2. Mengelompokkan perubahan-perubahan tersebut dalam golongan yang memperbesar
kas dan memperkecil jumlah kas
3. Mengelompokkan elemen-elemen dalam laporan rugi laba atau laporan laba yang
ditahan ke dalam golongan yang memperbesar jumlah kas atau memperkecil jumlah
kas
4. Mengadakan konsolidasi dari semua informasi tersebut ke dalam laporan sumber
sumber dan penggunaan dana
Sumber-sumber dana dalam artian kas

1. Berkurangnya aktiva lancar selain kas


2. Berkurangnya aktva tetap
3. Bertambahnya setiap jenis utang
4. Bertambahnya modal
5. Adanya keuntungan dari operasi perusahaan

Penyusutan

1. Penggunaan dana dalam artian kas


2. Bertambahnya aktiva lancar selain kas
3. Bertambahnya aktiva tetap
4. Berkurangnya setiap jenis utang
5. Berkurangnya modal
6. Pembayaran cash deviden
7. Adanya kerugian operasional perusahaan

Dana dalam Artian Modal Kerja

Dalam laporan sumber dan penggunaan modal kerja tidak tercantum di dalamnya
sumber-sumber dari penggunaan dana yang berasal dari unsur-unsur modal kerja sendiri,
karena perubahan-perubahan yang hanya menyangkut unsur-unsur aktiva lancar dan utang
lancar saja – kedua accounts tersebut disebut current accounts – tidak akan mengkibatkan
perubahan modal kerja (netto).

Dengan demikian maka jumlah modal kerja hanya akan berubah jika ada perubahan
unsur-unsur Non-Current Account (aktiva tetap, utang jangka panjang dan modal sendiri).
Yang mempunya efek memperbesar modal disebut sebagai sumber modal kerja. Sedangkan
yang mempunyai efek mengurangi modal kerja disebut sebagai penggunaan modal kerja.

Apabila Sumber > Penggunaan, berarti mempunyai efek positif terhadap modal kerja
yaitu akan menambah modal kerja, sebaliknya jika penggunaan > sumber, maka efeknya
adalah memperkecil modal kerja. Dan jika sumber = penggunaan, maka tidak ada efek
terhadap modal kerja, artinya modal kerja tidak berubah.

Sumber-sumber dana dalam artian modal kerja

1. Berkurangnya aktiva tetap


2. Bertambahnya utang jangka panjang
3. Bertambahnya modal
4. Adanya keuntungan dari operasional perusahaan
Penyusutan

1. Penggunaan dana dalam artian modal kerja


2. Bertambahnya aktiva tetap
3. Berkurangnya utang jangka panjang
4. Berkurangnya modal
5. Pembayaran cash deviden
6. Adanya kerugian dari operasional perusahaan

5.) Analisa EVA & MVA adalah

EVA

Economic  Value  Added  (EVA)  atau  nilai  tambah  ekonomis  pertama  kali diperkenalkan 
oleh  Stern  Steward  Management  Service.   Perusahaan  konsultan  ini menganggap 
bahwa  metode  ini  sangat  cocok  untuk  menilai  kinerja  perusahaan. Metode   ini   dapat  
menyajikan   suatu   ukuran   kinerja   dengan   mempertimbangkan harapan kreditor dan
pemegang saham.
Konsep   EVA   adalah   mengukur   nilai   tambah   yang   dihasilkan   suatu perusahaan 
dengan  cara  mengurangi  laba  operasi  setelah  pajak  dengan  beban  biaya modal  (cost 
of  capital),  dimana  beban  biaya  modal  mencerminkan  tingkat  resiko perusahaan.  EVA 
merupakan  indikator  adanya  penciptaan  nilai dari  suatu  investasi.  Kinerja  perusahaan 
baik  jika  EVA  bernilai  positif.  Sebaliknya, kinerja  perusahaan  tidak  baik  akan 
tampak    dengan  EVA  bernilai  negatif.  Seperti yang  diungkapkan  Singgih (2008), 
Kondisi  EVA  yang  positif  mencerminkan tingkat  pengembalian  yang  lebih  tinggi 
daripada  tingkat  biaya  modal.  EVA  yang positif  menunjukkan  kemampuan  manajemen 
dalam  menciptakan  peningkatan  nilai kekayaan  perusahaan  /pemilik  modal,  dan 
sebaliknya,  EVA  negatif  menyiratkan adanya penurunan nilai kekayaan.
Secara  teoritis  dikatakan  bahwa  EVA  berhubungan  secara  langsung  pada nilai pasar
intrinsik perusahaan. Nilai EVA mempengaruhi nilai MVA. Seperti yang diungkapkan   JH 
de  Wet  dan  JH  Hall (2004),  EVA  is  an  internal  measure  of  performance that  drives 
MVA.  Ruky (1997) mengungkapkan,  EVA  secara  teoritis dan   empiris   terbukti  
memiliki   korelasi   yang  erat   dengan   setiap   perubahan   dan penciptaan nilai MVA pada
pasar modal (di AS dan beberapa negara lain yang telah diteliti oleh Stern Stewart). Jika nilai
EVA diproyeksikan dan di discount ke dalam   present   value  maka  hasilnya  adalah  
MVA,   karena   MVA   adalah  ukuran kumulatif kinerja perusahaan yang memperlihatkan
penilaian pasar modal pada suatu waktu  tertentu  dari  nilai  EVA  di  masa  mendatang  atau 
absolut  antara  nilai  pasar saham perusahaan dengan modal yang diinvestasikan. Jadi, total
proyeksi EVA suatu perusahaan akan mengindikasikan nilai MVA.

MVA

MVA   merupakan   perbedaan   antara   nilai   modal   yang   ditanamkan   di perusahaan 


sepanjang waktu  dari  investasi modal, pinjaman,  laba ditahan,  dan  uang yang  bisa diambil
sekarang atau  sama dengan  selisih  antara  nilai  buku dengan  nilai pasar perusahaan.
Seperti yang diungkapkan oleh Ruky (1997), “Selisih  antara  nilai  perusahaan  (nilai  pasar 
kapital)  dengan  nilai  buku kapital disebut dengan Market Value Added (MVA). Karena
dalam nilai perusahaan dan  milik  kapital  terdapat  komponen  hutang  yang  sama  maka 
MVA  juga  adalah selisih antara nilai pasar ekuitas (market value of equity) atau total
kapitalisasi saham di pasar modal dan nilai buku ekuitas”. MVA saat kini dianggap menjadi
panduan terbaik untuk menilai manajemen perusahaan publik apakah bagus atau tidak karena
MVA menjawab persoalan penting yang  dibutuhkan  investor  atau  kemampuan 
manajemen  perusahaan  publik  untuk menambah  kekayaan  mereka.  Peningkatan  nilai 
MVA  akan  terjadi  apabila  modal perusahaan  adalah  faktor  yang paling relevan  dalam 
pembentukan  nilai  perusahaan.

Dengan  mengetahui  EVA  dan  MVA  yang  merupakan  pengukuran  kinerja perusahaan
yang berfokus pada nilai perusahaan, dapat membantu manajemen untuk mengetahui  
berapa-the   true   cost   of   capital   dari   bisnisnya   sehingga   tingkat pengembalian 
bersih dari modal, hal  yang sesungguhnya  menjadi perhatian investor bisa  diperlihatkan  
secara  jelas   dan   berapa   jumlah   sebenarnya  dari   modal   yang diinvestasikan    ke   
dalam   bisnis.    Dengan   demikian   tujuan   manajemen   untuk memaksimumkan
kemakmuran    pemegang saham    melalui    maksimisasi    nilai perusahaan yang dapat
dicapai.
Konsep  EVA  dan  MVA  belum  banyak  diterapkan  di  Indonesia.  Konsep EVA  dan 
MVA  merupakan  pendekatan  yang  relatif  baru  untuk  menilai  kinerja perusahaan. Tidak
seperti ukuran kinerja perusahaan konvensional yang memerlukan analisis pembanding
dengan perusahaan pada industri yang sejenis, sedangkan EVA dan  MVA  dapat  berdiri 
sendiri. Metode  EVA  dan  MVA  yang  berhasil  diciptakan perusahaan  adalah  faktor  yang
paling relevan  dalam  pembentukan  nilai  perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai