Anda di halaman 1dari 3

Anas Khoirur Rojikin (131510601138)

Oktarany Eka (131510601139)


Radika Al Jawahiro (131510601140)
Agung Pratama (131510601141)

POLA INTEGRASI TANAMAN KOPI-TERNAK KAMBING DALAM


ETIKA PEMBANGUNAN DI KECAMATAN BUSUNGBIU

PENDAHULUAN
PEMBAHASAN

Intensifikasi kopi robusta di kecamatan Busung biu dilakukan dengan cara


pengelolaan usahatani kopi di integrasikan dengan ternak kambing. Kegiatan ini
telah dilakukan secara turun menurun, namun penerapannya pola integrasinya
belum optimal dikarenakan jumlah kambing yang dipelihara belum seimbang
dengan luas kebun kopi. Kegiatan intensifikasi kopi robusta dengan pola integrasi
Sesuai dengan undang-undang tentang sistem budidaya tanaman bab 2 pasal 6
no.1 yang berbunyi “Petani memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan jenis
tanaman dan peribudidayaannya”. Penerapan pola integrasi tanaman kopi robusta
dengan ternak kambing yang dikelola petani di Kecamatan Busung biu rata-rata
1,64 hektar. Menurut Guntoro (2012) mengatakan bahwa untuk mencukupi
kebutuhan pupuk organik dalam 1 hektar kebun kopi, jumlah ternak kambing
yang dikelola berkisar 26-28 ekor.
Berdasar sudut pandang etika pembangunan pola integrasi tanaman kopi
dengan ternak kambing dapat mengurangi tingkat pencemaran lingkungan akibat
penggunaan pupuk kimia yang berlebihan. Pola integrasi kopi dengan kambing di
Kecamatan Busung biu menunjukan dampak positif terhadap lingkungan yaitu
dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dan digantikan
dengan kotoran kambing sebagai kebutuhan zat organik untuk tanaman kopi.
Dampak sosial integrasi tanaman kopi dengan ternak kambing yaitu dengan
meningkatnya produktivitas tanaman dengan memeberi peluang bagi pendapatan
masyarakat dan mendorong meningkatnya permintaan terhadap peoduk ternak
yang diikuti dengan munculnya kesempatan kerja disekitar wilayah Kecamatan
Busung biu.
Selain itu, pola pemeliharaan kambing dengan tanaman kopi dapat
dilakukan secara intensif maupun semi intensif dan disesuaikan dengan kondisi
lingkungan setempat. Disamping itu pelaksanaan pola integrasi kopi dengan
kambing juga mempertimbangkan aspek-aspek ramah lingkungan baik secara
sosial dan ekonomi. Pengembanagan pola integrasi dilaksanakan dengan tujuan
(1) untuk mendukung upaya mempertahankan dan sekaligus memperbaiki struktur
dan tekstur lahan pertanian serta menyediakan unsur hara yang dibutuhkan
tanaman pertanian yang seimbang (2) mendukung upaya peningkatan
produktivitas tanaman kopi dan daging kambing (3) meningkatkan pendapatan
petani melalui dua jenis budidaya.
Penerapan pola integrasi kopi dengan kambing juga didukung oleh
undang-undang tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bab 1
pasal 1 no.2 yang berbunyi “Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan, danpenegakan hukum”.

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Susrusa, K.B., M.N Tenaya. 2014. Pengaruh Primatani terhadap Peningkatan


Pendapatan Petani Perkebunan di Kecamatan Busungbiu. Manajemen
Agribisnis, 2(1) : 22-35.

Guntoro, S. 2012. Meramu Pakan Ternak dari Limbah Perkebunan. Jakarta :


Agromedia Pustaka.

Thompson, Paul B. 2008. The Ethics Of Intensification. Washington : Bussines


Media B.V.

Anda mungkin juga menyukai