Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KIMIA KLINIK DASAR


“TEKNIK PENGAMBILAN DAN PENYIAPAN
SPESIMEN DARAH”

OLEH :

NAMA : ELFARIZA ANDARA SYAHID


STAMBUK : 15020170240
KELAS : C9

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut paradigma sehat, diharapkan orang tetap sehat dan lebih sehat,
sedangkan yang berpenyakit lekas dapat di sembuhkan agar sehat. Untuk
segera dapat disembuhkan, perlu di tentukan penyakitnya dan pengobatan yang
tepat, serta prognosis atau ramalan yaitu ringan, berat, atau fatal. Dalam
menentukan diagnosis suatu penyakit, diperlukan beberapa uji laboratorim yaitu
pemeriksaan spesimen yang diambil dari pasien. Pemeriksaan laboratorium
adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil
bahan atau sampel dari penderita. Sampel yang diambil dapat berupa darah,
urin, feses, dahak, sekret vagina, dan sebagainya untuk menentukan diagnosa
disertai dengan uji lainnya sebagai penunjang.
Sekumpulan pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan tujuan tertentu
misalnya untuk mendeteksi penyakit, menentukan risiko, memantau
perkembangan penyakit, memantau perkembangan pengobatan, dan lain-lain.
Mengetahui ada tidaknya kelainan atau penyakit yang banyak di jumpai dan
potensial membahayakan.Tes atau pemeriksaan dapat secara kimia klinik,
hematologi, imunologi, serologi, mikrobiologi klinik, dan parasitologi klinik. 
Metode pemeriksaan terus berkembang dari kualitatif, semi kuantitatif, dan
dilaksanakan dengan cara manual, semiotomatik, otomatik, sampai robotik. Hal
ini berarti peralatan pun berkembang dari yang sederhana sampai yang canggih
dan mahal hingga biaya tes pun dapat meningkat.
Dalam menunjang diagnosa suatu penyakit adalah dengan pemeriksaan
laboratorium yang baik. Salah satu pemeriksan laboratorium yang sering
digunakan dalam pemeriksaan darah adalah pemeriksaan hemoglobin.
Pengumpulan atau pengambilan sampel darah yang baik merupakan langkah
awal dalam menjamin ketelitian dan kepercayaan terhadap hasil pemeriksaan
laboratorium. Spesimen darah untuk pemeriksaan hematologi (pemeriksaan
hemoglobin) dapat diperoleh dari darah vena ataupun darah kapiler. Oleh
karena itu, bagi masyarakat yang berprofesi dalam bidang kesehatan, misalnya
Dokter, Perawat, Bidan dan tenaga kesehatan lainnya harus mengetahui dan
memahami cara pengambilan spesimen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Darah
Darah adalah suatu suspense partikel dalam suatu larutan koloid cairan
yang mengandung elektrolit dan merupakan suatu medium pertukaran antara sel
yang terfikasis dalam tubuh dan lingkungan luar. Singkatnya, darah adalah
cairan tubuh pada makhluk hidup yang mengangkut senyawa penting seperti
nutrisi dan oksigel ke dalam sel dan mentranspor produk buangan metabolic dari
sel.
Darah mempunyai peran penting dalam proses sirkulasi. Secara
umum, fungsi darah adalah sebagai alat transportasi zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolism dan juga untuk sebagai pertahanan tubuh dengan mengedarkan
antibody dan sel darah putih (Isnaeni, 2006).
B. Prinsip Pengambilan Sampel Darah
Prinsip pengambilan sampel darah, darah vena diambil dari salah satu
vena pada lengan, memakai spoit dan bevel. Untuk darah kapiler dapat diambil
dari jari tangan, kuping teliah atau tumit (pada bayi). Adapun alat dan bahan
yang disediakan untuk disinfeksi kulit kapas dan etanol 70% atau tingtur iodin.
Untuj fungsi vena adalah sarung tangan, pengikat-berlumen yang terbuat dari
karet halus (diameter lumen 2-3 mm) sebagai tourniquet dan terakhir bevel (30-
4- mm) ukuran sedang. Untuk pengambilan sampel darah disiapkan spoit 2 mL,
5 mL, 10 mL, dan 20 mL, botol atau tabung reaksi yang kosong ataupun
berisikan antikoagulan dan memiliki tanda batas sesuai dengan banyaknya
darah yang akan diambil, misalnya 5 mL Pada anak di bawah 5 tahun,
pengambilan sampel darah harus memakai bevel 23 gauge atau 25 gauge.
Simpan stok bevel di dalam tabung-kaca kedl: ujung bevel harus ditancapkan
pada bantalan kapas kedap-tairan dan sumbat penutup tabung harus terbuat
dari bahan yang sama (Chairlan, dkk, 2011).
C. Teknik Pengambilan Darah
1) Pemilihan Tempat Di Lengan
a. Daerah yang disorot adalah antecubital fossa dimana terdapat vena
utama yang dipakai untuk venipuncture:
• Pilih yang pegas atau elastis, cukup besar untuk mendukung aliran
darah yang baik, dan terjangkar dengan baik oleh jaringan.
• Vena median cubital adalah pilihan pertama karena ia besar, terjangkar
dengan baik, paling sedikit sakit, dan terkecil kemungkinan memarnya.
b. Vena cephalic adalah pilihan kedua:
• besar, tetapi tidak sebaik terjangkarnya dan lebih sakit ketika ditusuk
dibandingkan median cubital.
c. Vena basilic adalah pilihan ketiga:
• biasanya mudah diraba, tetapi tidak terjangkar dengan baik oleh
jaringan.
• terletak dekat arteri brachial dan saraf median, yang salah satunya bisa
secara tidak sengaja tertusuk.
Menghindari Syaraf Median :
 Hindari syaraf utama.
 Mengenai syaraf pasien dengan jarum dapat menyebabkan sakit yang
tajam dan segera.
 Pasien juga bisa melakukan tindakan refleks tidak sengaja, menarik
lengan menjauhi jarum.
 Arteri, dideteksi dengan denyutan, hendaknya tidak dipakai untuk
pengambilan darah rutin.
 Untuk menghindari penusukan arteri, jangan pilih vena yang bertumpuk
atau dekat dengan arteri.
 Terlihat pada gambar, syaraf median dan arteri brachial terletak dekat
dengan vena basilic.
 Pencarian buta dan berlebihan ketika melakukan venipuncture dapat
menyebabkan cedera tetap bagi syaraf dan arteri yang bisa berakibat
suatu tindakan hukum.
2) Pemilihan Tempat Di Tangan
a. Tangan atau pergelangan tangan bisa dipakai jika vena antecubital fossa
tidak cocok atau tidak ada.
b. Phlebotomist harus sangat hati-hati untuk menjangkar mereka.
c. Vena ini memiliki diameter sempit, sehingga sebaiknya digunakan jarum
gauge kecil dan tabung hampa kecil.
d. Pemakaian blood collection set dapat meningkatkan keberhasilan dan
membuat tindakan kurang menyakitkan
3) Pemilihan Tempat Di Kaki
a. Pilihan terakhir untuk pengambilan darah adalah dari vena kaki, setelah
vena-vena tangan telah diputuskan tidak bisa dipakai.
b. Selalu lihat kebijakan rumah sakit sebelum jenis tindakan pengambilan
darah ini dilakukan
Tempat Yang Tidak Sesuai Untuk Venipuncture :
 Lengan pada sisi mastectomy
 Daerah edema
 Hematoma
 Lengan dimana darah sedang ditransfusikan
 Daerah bekas luka
 Lengan dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular
 Lengan di atas IV lines

D. Metode Pengambilan Spesimen Darah


Menurut Chairland, 2011 :
PERSIAPAN
1. Bacalah formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dengan teliti:
(a) Tentukan berapa banyak darah yang akan diambil.
(b) Siapkan botol atau tabung yang sesuai untuk masing-masing
pemeriksaan.
2. Kalau sampel darah akan dipakai untuk pemeriksaan laboratorium tertentu,
perhatikan urut-urutan langkah sewaktu pengambilan darah. (sebagai contoh,
sewaktu mengambil sampel darah untuk uji koagulasi, 1 mL darah yang
terambil pertama kali harus dibuang dulu).
3. Cuci tangan Anda, dengan sabun dan air, sebelum mengambil sampel darah.
Mintalah pasien untuk duduk di samping meja yang dipakai sewaktu
pengambilan darah. Letakkan lengan bawah pasien di atas meja, dengan
telapak tangan menghadap ke atas, dan alasi sikunya dengan sebuah bantal
kecil.
Kalau pasien dalam posisi berbaring, luruskan lengannya dengan telapak
tangan menghadap ke atas. Tempat pengambilan darah vena yang paling ideal
adalah vena pada lipat siku karena vena ini paling tebal dan paling kelihatan.
Kalau memungkinkan, pilih vena tepat di atas percabangan yang berbentuk
seperti huruf Y (1). Alternatifnya, kalau diperlukan, dapat dipakai vena-vena
pada titik 2, 3, atau 4.
PROSEDUR
1. Dengan memegang bagian atasnya, pasang bevel pada spuitnya. Periksa
dan pastikan bahwa bevel tidak mampat dan spuit dalam kondisi kedap-
udara. Taruh spuit, dengan ujung bevel menghadap ke bawah, di dalam
tabung steril sewaktu belum dipakai.
2. Pasang tourniquet dengan tangan kanan Anda, lilitkan pada lengan atas
pasien, lalu pegang kedua ujungnya.
3. Dengan tangan kiri Anda, tarik salah satu ujungnya dan silangkan.
4. Buat satu simpul hidup. Torniquet ini harus cukup kencang agar dapat
memperlambat perfusi vena tersebut sekaligus melebarkannya, tetapi tidak
boleh terlalu kencang karena dapat menurunkan perfusi arteri.
5. Mintalah pasien untuk membuka-tutup telapak tangannya beberapa kali
supaya vena lebih kelihatan.
6. Dengan telunjuk tangan kiri Anda, rabalah vena yang akan Anda tusuk.
7. Disinfeksi killit pasien dengan swab kapas yang dibasahi tingtur iodin atau
etanol.
8. Pegang spuit dengan tangan kanan Anda, jari telunjuk menahan bagian atas
bevel.
9. Posisikan spuit dengan bevel menghadap ke atas. Lakukan pungsi vena
dengan menusukkan bevel ke dalam lumen vena, jangan ragu-ragu.
lngat: Jangan menusuk vena dari samping!
Anda akan merasakan bevel menembus vena melalui:
- lapisan kulit, yangmemberikan tahanan terhadap bevel (lebih kaku);
- selanjutnya, dinding vena, yang tahanannya lebih keeil Oebih lentur).
10. Dorong bevel mengikuti alur vena tersebut, sedalam 1,0-1,5 cm.
11. Dengan tangan kiri Anda, eoba tarik (perlahan-Iahan) darah vena ke dalam
spuit Kaiau posisinya sudah benar, seharusnya darah akan tertarik.
12. Lepaskan simpul tourniquet dengan menarik ujungnya. Selanjutnya, teruskan
penarikan darah vena ke dalam spuit sampai batas volume yang diperlukan.
13. Taruh swab-kapas kering di atas temp at penusukan. Selanjutnya, eabut
bevel yang tertutupi kapas tersebut, lakukan dengan mantap.
14. Mintalah pasien untuk menekan kuat kapas tersebut selama 3 menit, dengan
lengan diluruskan. Penekukan siku untuk menjepit kapas tidak dianjurkan
karena dapat menyebabkan hematoma.
15. Lepas bevel dari spuitnya. Masukkan darah ke dalam tabung atau botol
spesimen sampai batas volume yang dikehendaki. Segera sesudahnya,
bolak-balikkan tabung atau botol dengan antikoagulan tersebut beberapa
kali.
16. Labeli tabung atau botol tersebut, tulis:
- Nama pasien
- Tanggal
- Kalau ada, nomor rekam medis pasien (rawatjalan ataupun rawat inap).
Bilas spuit dan bevel dengan air dingin, sekali saja, lalu rendam dalam larutan
disinfektan. Sesudahnya, simpan spuit dan bevel didalam tabung-kaca kecil
yang disumbat dengan kapas kedap-cairan, kemudian sterilkan dengan autoklaf
atau uap-panas. Jangan pernah memakai spuit atau bevel bekas untuk pasien
lain kalau peralatan tersebut belum disterilkan lagi. Bevel sekali-pakai, sesuai
namanya, hanya boleh dipakai sekali saja; jadi, bevel jenis ini tidak bisa
disterilkan lagi.

E. Pengukuran Darah
1) Sel-sel Darah
Ketiga jenis sel darah, leukosit, eritrosit dan trombosit dihitung
jumlahnya per satuan volume darah dengan terlebih dulu membuat
pengenceran dari darah yang diperiksa. Pada dasarnya alat perhitung
elektronik dipakai biasanya bersama alat pengencer otomatik sehingga
memberi hasil yang sangat teliti dan tepat. Sering alat perhitungan elektronik
dikaitkan dengan komputer kecil yang dapat memberi data mengenai volume
eritrosit rata-rata dan nilai hemoglobin rata-rata. Harga alat perhitung
elektronik mahal dan mengharuskan pemakaian dan pemeliharaan yang
sangat cermat. Cara-cara menghitung sel darah secara normal dengan
memakai pipet dan kamar hitung tetap menjadi upaya penting dalam
laboratorium klinik.
2) Leukosit
Darah diencerkan dalam pipet leukosit, kemudian dimasukkan ke dalam
kamar hitung. Jumlah leukosit dihitung voluma tertentu; dengan mengenakan
faktor konversi jumlah leokosit per ul darah dapat diperhitungkan.
Cara mengisi pipet leukosit yang terdiri :
a. Isaplah darah (kapiler, EDTA atau oxalat) sampai kepada garis tangan 0,5
tepat.
b. Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet
c. Masukkan ujung pipet dalam larutan truk sambil menahan darah pada
garis tanda tadi. Pipet dipegang dengan sudut 45 o Truk isap. Truk
perlahan-lahan samapi garis tanda 11. hati-hati lah jangan sampai terjadi
gelembung hawa.
d. Angkatlah pipet dari cairan; tutup ujug pipet dengan ujung jari lalu
lepaskan karet pengisap.
e. Kocoklah pipet itu selama 15-30 detik. Jika tidak segera akan dihitung,
letakkanlah dalam sikap horisontal.
3) Sel Eosinofil
Cairan pengencer untuk tujuan itu ialah yang mengandung eosin yang
memberi warna merah kepada granula eosinofil. Salah satu cairan
pengencer ialah yang mempunyai susunan sebagai berikut : larutan eosin
2% 5 mL; aceton 5 mL dan aqua dest ad 100 mL. Larutan ini harus disimpan
dalam lemari es, hanya tahan satu minggu dan harus disaring sebelum
memakainya.
Cara mengisi pipet leukosit sama seperti tindakan-tindakan pada
menghitung leokosit, tetapi disini darah diisap sampai garis-ganda 1 dan
sebagai cairan pengencer dipakai larutan khusus tadi yang diisi sampai garis
11.
BAB III
PENUTUPAN

Pengambilan spesimen atau bahan pemeriksaan merupakan langkah awal


yang sangat menentukan hasil pemeriksaan dalam rangka memperoleh jawaban
yang menentukan penyebab suatu penyakit. Hasil pemeriksaan ditentukan dengan
cara menyusun atau mempersiapkan perlengkapan yang akan digunakan tentunya
secara aseptis, menggunakan sarung tangan serta mencuci tangan, menentukan
posisi dari pasien, pemilihan vena, memulai prosedur mengambilan sampel mulai
dari membersihkan tempat lokasi pengambilan darah hingga menampung darah
dalam wadah harus sesuai prosedur. Selanjutnya, pengolahan darah dan terakhir
pengujian darah sebagai tahapan terkahir dalam pemeriksaan darah untuk
mengetahui apakah ada yang salah dalam tubuh misalnya terinfeksi suatu penyakit.
LAMPIRAN TUGAS TAMBAHAN

A. SOAL PILIHAN GANDA


1. Vena apakah yang menjadi pilihan pertama karena memberikan rasa sakit
yang sedikit dan terkecil kemungkinan memarnya?
a. Vena median cubitai
b. Vena basilic
c. Vena cephatic
d. Semua salah
Jawaban : A
2. Apa salah satu alasan pengambilan darah dapat dilakukan didaerah
tangan/pergelangan tangan? …
a. Jika vena cephatic tidak ada atau tidak cocok
b. Jika Vena medan cubitai tidak ada atau tidak cocok
c. Jika vena antecubital tidak ada atau tidak cocok
d. Jika vena basilic tidak ada atau tidak cocok
Jawaban : C
3. Apakah pilihan terakhir dalam teknik pengambilan darah?
a. Vena Lengan
b. Vena Tangan
c. Vena Badan
d. Vena Kaki
Jawaban : D.
4. Manakah tempat berikut yang tidak sesuai untuk venipuncture?..
a. Lengan pada sisi mastectomy
b. Daerah edema
c. Hematoma
d. Semua benar
Jawaban : D.
5. Bagaimana posisi pasien yang benar pada saat pengambilan darah ?
a. Duduk
b. Baring
c. Semua benar
d. Semua salah
Jawaban : C.
6. Berikut adalah alasan posisi lengan yang benar, kecuali:
a. Mencegah kontaminasi mikroba kepasien dan spesimen
b. Membuat gaya gravitasi membantu memperbesar vena
c. Membantu menjamin agar tabung pengambilan spesimen terisi dari bawah
keatas
d. Mencegah aliran balik dan terbawanya penambah ketabung yang
berikutnya.
Jawaban : A
7. Apakah kegunaan menggunakan ujung jari telunjuk untuk meraba vena,
kecuali?
a. Mengetahui kedalaman vena
b. Mengetahui tinggi vena
c. Mengetahui arah vena
d. Mengetahui ukuran vena
Jawaban : B
8. Berapa lama waktu lokasi mengering sebelum memulai venipuncture?
a. 10-20 detik
b. 20-30 detik
c. 30-50 detik
d. 30-60detik
Jawaban : D
9. Apa kegunaan dari kaca penutup?
a. Untuk mengencer eritrosit yang terdiri dari sebuah pipa kapiler
b. Untuk mengisi tabung dengan darah
c. Untuk menghitung trombosit dengan tehnik fasekontrast
d. Untuk pengukur kadar hemaglobin
Jawaban: C
10. Pada proses pengujian darah, penambahan eosin akan memberikan warna
apa?
a. Merah
b. Hijau
c. Kuning
d. Biru
Jawaban : A
B. SOAL ESAY
1. Tuliskan prosedur persiapan pada pengambilan sampel darah !
Jawab :
 Menurut Chairland, 2011 :
1. Bacalah formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dengan teliti:
(a)Tentukan berapa banyak darah yang akan diambil.
(b)Siapkan botol atau tabung yang sesuai untuk masing-masing
pemeriksaan.
2. Kalau sampel darah akan dipakai untuk pemeriksaan laboratorium
tertentu, perhatikan urut-urutan langkah sewaktu pengambilan darah.
(sebagai contoh, sewaktu mengambil sampel darah untuk uji koagulasi, 1
mL darah yang terambil pertama kali harus dibuang dulu).
3. Cuci tangan Anda, dengan sabun dan air, sebelum mengambil sampel
darah. Mintalah pasien untuk duduk di samping meja yang dipakai
sewaktu pengambilan darah. Letakkan lengan bawah pasien di atas meja,
dengan telapak tangan menghadap ke atas, dan alasi sikunya dengan
sebuah bantal kecil.
Kalau pasien dalam posisi berbaring, luruskan lengannya dengan telapak
tangan menghadap ke atas. Tempat pengambilan darah vena yang paling
ideal adalah vena pada lipat siku karena vena ini paling tebal dan paling
kelihatan. Kalau memungkinkan, pilih vena tepat di atas percabangan yang
berbentuk seperti huruf Y (1). Alternatifnya, kalau diperlukan, dapat dipakai
vena-vena pada titik 2, 3, atau 4.
2. Sebutkan alat-alat yang digunakan pada proses pengambilan darah !
Jawab :
 Menurut A. Aziz Alimul Hidayat, 2008 :
a. Spuit ukuran 5-10 cc
b. Kapas alcohol dan tempatnya
c. Antikoagulan (untuk mencegah hemolysis)
d. Botol/tabung penampung darah
e. Karet pembendung
f. Sarung tangan bersih
3. Tuliskan salah satu pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan pengambilan
darah divena !
Jawab :
 Menurut A. Aziz,dkk, 2005 :
Salah satu pemeriksaanny adalah ALT (alanin aminotransferase) atau
SGPT (serum glutanic pyruvic transimase). Pemeriksaan ini untuk menilai
kerusakan pada hepatoseluler yang dapat dijumpai pada kerusakan hati yang
dapat menunjukkan adanya peningkatan kadar ALT/SGPT.
4. Jelaskan prinsip pembekuan darah !
Jawab :
 Menurut Chairlan dkk, 2011 :
Tabung didiamkan selama 5-10 menit, darah didalamnya akan memadat
dan membentuk bekuan; dengan kata lain darah membeku. Akibat daeu
pembekuan tersebut darah terpisah menjadi dua bagian yaitu serum berupa
cairan kuning dan bekuan darah berupa massa solid berwarna merah.
5. Tuliskan nilai normal dari kadar hemaglobil pada laki-laki dan wanita
Jawab :
 Menurut Asmadi, 2008 :
Kadar hemaglobil normal laki-laki adalah 14-18 gram/dL dan untuk wanita
adalah 12-16 gram/dL.

C. STUDI KASUS
1. Seorang pasien laki-laki berusia 45 tahun datang ke laboratorium dengan
membawa formulir permintaan pemeriksaan dari dokter untuk dilakukan
pemeriksaan glukosa darah dan berdasarkan formulir tersebut pasien
merupakan penderita Diabetes Mellitus. Petugas laboratorium menerima dan
membaca formulir permintaan pemeriksaan tersebut, kemudian menjelaskan
kepada pasien apa yang harus dipersiapkan oleh pasien sebelum dilakukan
pemeriksaan. Persiapan apa yang harus disampaikan kepada pasien terkait
pemeriksaan tersebut?
Jawab : Pasien harus berpuasa 10-12 jam

2. Seorang analis ingin melakukan Pemantapan Mutu Internal (PMI) pengujian


kadar kholesterol dalam darah dengan metode baru, dan bermaksud
mengecek ketelitian metode tersebut. Tindakan apa yang tepat dilakukan
menghadapi hal tersebut ?
Jawab : Melakukan duplikasi sampel
DAFTAR PUSTAKA

A. Aziz alimul hidayat S.Kp, 2005, Kebutuhan dasar manusia, EGC : jakarta

Asmadi, 2008, Teknik prosedural Keperawatan Konsep dan aplikasi kebutuhan


dasar, Salemba medika : Jakarta

Chairlan M Biorned Drs dan Estu lestari MM Dra, 2011, Pedoman teknik dasar
laboratorium kesehatan ed.2, EGC : Jakarta

Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai