Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH PROTOZOA

OLEH

MELDA YUNITA SARI

1710422017

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG, 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari
bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi,Protozoa
adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik.
Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan
Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai
sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya
berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami
kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies
Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya,
beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa.
Contohnya strain mutan algae genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat
dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh
bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara algae dan protozoa.
Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan
selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan
dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari
jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah. Protozoa adalah organisme
uniseluler, hidup di bebas atau parasit, beberapa diantaranya sudah bersimbiosis
dengan makhluk hidup lainnya. Pencernaan secara intraseluler di dalam vakuola
makanan. Alat gerak berupa pseudopodium, ciliate atau flagella. Pengambilan
makanan secara holozoik, saprofit, saprozoik dan holophitik. Umumnya berkembang
biak melalui pembelahan sel dan konyugasi.
BAB II
Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Protozoa
Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari
bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa
adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik.
Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Protozoa
termasuk kelompok protista yang mirip hewan. Protozoa dibedakan dari prokariot
karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari
algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan
tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk
badan buah (Budirahayu, 2014).
Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara
algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat
dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan
protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan
sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan
kemampuan untuk berfotosintesis (Heryahyadi, 2013).
2. Karakteristik Protozoa
Protozoa termasuk microorganisme (micros=kecil, organisme= makhluk
hidup), besarnya antara 3 mikron sampai 100mikron. Protozoa merupakan penghuni
tempat berair/ tempat basah, bila keadaan jadi kering, akan membuat ciste (Kristal).
Kegiatan hidup di lakukan oleh sel itu sendiri. Didalam sel terdapat alat-alat yang
melakukan kegiatan hidup. Alat-alat itu misalnya: inti (nucleus) butir inti (nucleolus),
Rongga (vakuola), mitokondria.
Pada umumnya protozoa bersel satu, tetapi ada beberapa spesis yang
membentuk koloni. Umumnya didalam satu sel terdapat satu inti, tetapi dari beberapa
spesis secara generative berkonjugasi karena individu jantan dan betina belum jelas
perbedaannya. Sesuai dengan sifat sel binatang, umumnya protozoa berdinding selaput
plasma tipis. Bentuknya bermacam-macam, ada yang tidak tetap dan ada yang tetap.
Yang terakhir disebabkan telah memiliki pelliculus (kulit) dan beberapa mempunyai
cangkang kapur, berflagella, bersilia, dan berspora.
Sitoplasma protozoa sebagian besar tidak berwarna, tetapi beberapa spesies
kecil, misalnya stentor coerelus berwarna biru , dan bleprusma lateria berwarna
merah, atau merah muda. Dua bagian sitoplasma biasanya di bedakan atas bagian
pinggiran yang disebut Ectoplasma dan bagian sentral yang lebih padat dan
bergranula Endoplasma. Nukleus protozoa umumnya hanya sebuah, tetapi ada juga
yang lebih,stuktur nucleus pada prinsipnya ada yang vasikular dan granular. Pada
nucleus vesicular khromatin terkonsentrasi dalam massa atau butir (Arcella), sedang
yang granular berkhromatin tersebar secara merata dalam butir melalui seluruh
nucleus (Amoeba). Vakuola yang terdapat dalam protozoa dapat di bedakan atas
vakuola kontraktil, vakuola makanan, dan vakuola stasionari.vakuola yang terakhir itu
mengandung cairan yang terdapat dalam tubuh protozoa.
Sebagai aturan umum vakuola makanan dan vakuola kontraktil terdapat pada
protozoa air tawar,tetapi tidak terdapat pada sebagian besar protozoa yang hidup
parasit dan hidup dalam air laut. Fungsi vakuola kontraktil kecuali sebagai alat
ekskresi juga berfungsi sebagai pengatur osmosis tubuh. Mitokondria terdapat dalam
protozoa pada bagian yang melakukan pernafasan secara airobik. Pada sebagian besar
mitokondria mempunyai tubulus pada bagian dalamnya. Mitokondria erat
hubungannya dengan penggunaan energy untuk alat gerak ,vakuola kontraktil. Alat
gerak pada protozoa bermacam-macam dari yang sederhana berupa pseudopodia
sampai flagella dan cilia. Flagella dan cilia merupakan cirri dari Mastigophora dan
ciliata mempunyai kemiripan dalam ultrastuktur. Keduanya merupakan benang
bergetar (Budirahayu, 2014).
3. Reproduksi Protozoa

Reproduksi Protozoa secara aseksual (ameba dan flagelata penginfeksi


manusia. Reproduksi aseksual umum adalah pembelahan biner). Sebagian lagi
Protozoa melakukan reproduksi seksual dengan penyatuan sel generatif (sel gamet)
atau dengan penyatuan inti sel vegetatif. Reproduksi seksual dengan penyatuan inti
vegetatif disebut konjugasi. Pembelahan longitudinal dan transversal masing-masing
terjadi pada flagelata dan ciliata. Endodiogeni adalah pembelahan aseksual dan terjadi
di dalam sel dan terlepas menghasilkan dua anakan.
a. Endodiogeni terjadi pada Toxoplasma. Pada apicomplexa pembelahan
aseksual disebut schizogoni. Schizogoni adalah pembelahan nukleus menjadi
beberapa anakan diikuti pembelahan sitoplasma, sehingga
menghasikanmerozit bernukleus tunggal kecil. Pada Palsmodium, Toxoplasma
dan apicompexa lainnya siklus seksual meliputi produksi gamet, fertilisasi
gamet menghasilkan zigot, kistasisasi zigot menjadi oosit, dan pembentukan
sporozoit dalam oosit.
b. Beberapa protozoa memiliki siklus hidup kompleks dan memerlukan 2 inang
berbeda, beberapa protozoa hanya melibatkan 1 inang untuk menyelesaikan
siklus hidupnya.
4. Ciri-ciri Protozoa
Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah
satu filum dari Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu
sendiri dengan menggunakan organel-organel antara lain membran plasma,
sitoplasma, dan mitokondria. Ciri-ciri umum :
• Organisme uniseluler (bersel tunggal)
• Eukariotik (memiliki membran nukleus)
• Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
• Sifat hidupnya kosmopolit artinya dapat hidup di tempat atau habitat apapun.
• Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
• Hidup bebas, saprofit atau parasit
• Protozoa merupakan bagian plankton di air tawar atau air laut dan berperan penting
sebagai indikator polusi
• Sejumlah protozoa dapat menimbulkan penyakit.
• Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup
• Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagella
Ciri-ciri prozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia atau
. Memiliki membran sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa
berubah-ubah. Adapun yang bercirikan sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa
yang hidup autotrof. Ada yang bisa berubah-ubah. Adapun yang mencirikan sebagai
sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Perkembangbiakan
bakteri dan amuba. Perkembangbiakan amuba dan bakteri yang biasa dilakukan adalah
dengan membelah diri.
Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan pembelahan secara setiap 15
menit. Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua.
Kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua yang masing-
masing menyelubungi inti selnya. Selanjutnya bagian tengah sitoplasma menggenting
diikuti dengan pemisahan sitoplasma. Akhirnya setelah sitoplasma telah benar-benar
terpisah, maka terbentuknya dua sel baru yang masing=masing mempunyai inti baru
dan sitoplasma yang baru pula. Pada amuba bila keadaan kurang baik, misalnya udara
terlalu dingin atau panas atau kurang makan, maka amuba akan membentuk kista.
Didalam kista amuba dapat membelah menjadi amuba-amuba baru yang lebih kecil.
Bila keadaan lingkungan telah baik kembali, maka dinding kista akan pecah dan
amuba-amuba baru tadi dapat keluar. Selanjutnya amuba ini akan tumbuh setelah
sampai pada ukuran tertentu, dia akan membelah diri seperti semula.
5. Morfologi Protozoa
Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan
sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur
tekanan osmosis. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies.
Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat yang
disebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak menguntungkan dapat membentuk
kista untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada keadaan yang
menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya. Protozoa tidak
mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada jamur
dan algae.
Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai
denganfleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel. Beberapa jenis protozoa
seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun dari Si dan
Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel mineral untuk
membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian dan Heliozoan dapat menghasilkan
skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering ditemukan dalam bentuk fosil. Kerangka
luarForaminifera tersusun dari CaO2 sehingga koloninya dalam waktu jutaan tahun
dapat membentuk batuan kapur. Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak
secara khas menggunakan pseudopodia (kaki semu), flagela atau silia, namun ada yang
tidak dapat bergerak aktif. Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan mekanisme
gerakan inilah protozoa dikelompokkan ke dalam 4 kelas.
6. Fisiologi Protozoa

Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa


dapat hidup pada lingkung anaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau
hewan ruminansia. Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung
enzim untuk metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses
transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen. Protozoa umumnya mendapatkan
makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara
fagositosis maupun pinositosis.
Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksigen dan air maupun molekul-
molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang
tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara pinositosis. Tetesan
cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh kemudian masuk
ke dalam membrane yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk,
kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola
dipindahkan ke sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara
fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari kelompok Sarcodina.
Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel yang fleksibel untuk ditangkap kemudian
dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola
mengecil kemudian mengalami pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke dalam
vakuola makanan tersebut untuk mencernakan makanan, kemudian vakuola membesar
kembali.
Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam sitoplasma secara
pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang
digunakan protozoa untuk memangsa bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip
mulut di permukaan sel yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap
makanan dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan
kemudian dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak
disamping sitosom. Pada umumnya Protozoa membutuhkan suhu optimum untuk
tumbuh antara 16-25°C, dengan suhu maksimumnya antara 36-40°C. Adapun pH
(derajat keasaman optimum) untuk proses metabolismenya adalah antara pH 6-8.
7. Adaptasi Protozoa
Sebagai predator, mereka memangsa uniseluler atau berserabut ganggang,
bakteri, dan microfungi. Protozoa memainkan peran baik sebagai herbivora dan
konsumen di decomposer link dari rantai makanan. Protozoa juga memainkan peranan
penting dalam mengendalikan populasi bakteri dan biomas. Protozoa dapat menyerap
makanan melalui membran sel mereka, beberapa, misalnya amoebas, mengelilingi dan
menelan makanan itu, dan yang lain lagi memiliki bukaan atau "mulut pori-pori" ke
mana mereka menyapu makanan. Semua protozoa yang mencerna makanan di perut
mereka seperti kompartemen disebut vakuola.
Sebagai komponen dari mikro-dan meiofauna, protozoa merupakan sumber
makanan penting bagi microinvertebrates. Dengan demikian, peran ekologis protozoa
dalam transfer bakteri dan ganggang produksi ke tingkat trophic berurutan adalah
penting. Protozoa seperti parasit malaria (Plasmodium spp.), Dan Leishmania
trypanosomes juga penting sebagai parasit dan symbionts dari hewan multisel.
Beberapa protozoa memiliki tahap kehidupan bolak-balik antara tahap
proliferatif (misalnya trophozoites) dan kista aktif. Seperti kista, protozoa dapat
bertahan hidup kondisi yang sulit, seperti terpapar ke suhu yang ekstrem dan bahan
kimia berbahaya, atau waktu lama tanpa akses terhadap nutrisi, air, atau oksigen untuk
jangka waktu tertentu. Menjadi spesies parasit kista memungkinkan untuk bertahan
hidup di luar tuan rumah, dan memungkinkan mereka transmisi dari satu host ke yang
lain. Ketika protozoa adalah dalam bentuk trophozoites (Yunani, tropho = untuk
memberi makan), mereka secara aktif memberi makan dan tumbuh. Proses mana
protozoa yang mengambil bentuk kista disebut encystation, sedangkan proses
mentransformasikan kembali ke trophozoite disebutexcystation.
Protozoa dapat mereproduksi dengan pembelahan biner atau beberapa fisi.
Beberapa protozoa bereproduksi secara seksual, beberapa aseksual, sementara
beberapa menggunakan kombinasi, (mis. Coccidia). Seorang individu protozoon
adalah hermaphroditic. Nama lain untuk protozoa adalah Acrita (R. Owen, 1861).
Mereka dapat menyebabkan malaria atau disentri amuba.
8. Klasifikasi protozoa
Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak:
1. Rhizopoda (Sarcodina)

Alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu) Bergerak dengan kaki semu
(pseudopodia)yang merupakan penjuluran protoplasma sel. Hidup di air tawar, air laut,
tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan atau
manusia.Jenis yang paling mudah diamati adalah Amoeba.
- Ciri-ciri Rhizopoda ( sarcodina )
beberapa karekteristik / ciri-ciri yang membedakan jenis protozoa lainnya. Ciri-ciri
rhizopoda ialah sebagai berikut.
• Bergerak dengan kaki semu / palsu ( pseudopodia )
• Bersifat heterotrof
• Ukuran tubuh sekitar 200-300 mikron
• Umumnya hidup di air tawar atau laut
• Bentuk yang dapat berubah-ubah atau tidak tetap
• Ada yang bercangkang dan tidak
• Mempunyai ektoplasma dan endoplasma
• Mempunyai vakuola makanan dan juga vakuola kontraktil
• Rhizopoda menelan makannya / fagosit
• Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan diri
• Hidup dengan bebas atau parasit
• Pernapasan dengan cara difusi ke seluruh permukaan tubuh
-Klasifikasi Rhizopoda dibagi dalam 5 ordo antara lain sebagai berikut :
1. Ordo Lobosa
Ciri-cirinya : mempunyai pseudopodia pendek dan tumpul serta terdapat perbedaan
yang jelas antara ektoplasma serta endoplasma.
2. Ordo filosa
Ciri-cirinya : mempunyai pseudopodia halus seperti benang dan becabang-cabang.
3. Ordo foraminifera
Ciri-cirinya : mempunyai pseudopodia panjang dah halus.
4. Ordo helioza
Ciri-cirinya : mempunyai pseudopodia berbentuk benag yang radien dan antarfilamen
tidak pernah bersatu membentuk jala atau anyaman.
5. Ordo radiolarian
Cirinya : mmpunyai pseudopodia berupa benang-benang halus yang tersusun radier
dan bercabang-cabang membentuk jala (anyaman).
- Reproduksi Rhizopoda
Rhizopoda berproduksi secara aseksual, sedangkan reproduksi secara seksual kini
belum diketahui. Reproduksi secara akseksual melalui berbagai mekanisme dengan
pembelahan sel yang mengarah ke pembelahan mitosis. Namun tahap-tahap mitosis
tidak tampak dengan jelas.
- Daur Hidup Rhizopoda
- Morfologi Rhizopoda
Rhizopoda mempunyai peranan baik itu yang menguntungkan maupun yang
merugikan dari beberapa contoh rhizopoda antara lain sebagai berikut:
- Entamoeba histolytica

Dalam siklus hidupnya terdapat tiga bentuk yaitu :


1. Bentuk histolitika : besarnya 20-40 mikron, inti entameba ada satu dengan
kariosom letak sentral, endoplasma dengan vakuol-vakuol, ada eritrosit,
ektoplasma membentuk pseudopodium.
2. Bentuk minuta : besarnya 10-20 mikron, mempunyai satu inti entameba dengan
kariosom letak sentral, endoplasma dengan vakuol-vakuol, tanpa eritrosit,
ektoplasma membentuk pseudopodium.
3. Bentuk kista : besarnya 10-20 mikron, mempunyai satu atau empat inti, terlihat
benda kromatoid.
- Entamoeba Coli
Terbagi atas dua bentuk yaitu :
1. Bentuk vegetatif : besarnya 15-30 mikron, mempunyai satu inti entamoeba,
kariosom letaknya eksentris, endoplasma dengan vakuol tanpa eritrosit,
ektoplasma dapat membentuk pseudopodium.
2. Bentuk kista : besarnya 15-22 mikron, berinti dua atau delapan.
- Endolimax nana

Terbagi atas dua bentuk, yaitu :


1. Bentuk trofozoit : besarnya 6-15 mikron, sitoplasmanya bergranula dan
bervakuol, inti sentral, mempunyai kariosom yang nyata.
2. Bentuk kista : besarnya 5-14 mikron, mempunyai 4 inti yang letaknya tidak
teratur.
- Iodamoeba butschlii

Terbagi atas dua bentuk, yaitu :


1. Bentuk vegetatif : besarnya 8-20 mikron, bentuk lonjong dengan satu inti
iodameba, endoplasma berisi banyak vakuol.
2. Bentuk kista : besarnya 8-15 mikron, bentuk lonjong atau piriform, mempunyai
satu inti iodameba dan vakuol glikogen yang besar.

- Habitat Rhizopoda
Rhizopoda pada umumnya hidup bebas di alam, namun ada pula yang hidup sebagai
parasit di tubuh hewan dan manusia. Rhizopoda yang hidup parasit dapat
menyebabkan penyakit. Rhizopoda yang hidup bebas di alam dapat ditemukan di air
laut, air tawar, tanah yang basah, atau tempat yang berair dan lembap. Beberapa
Rhizopoda dapat membentuk kista bila kondisi lingkungan memburuk, misalnya
Amoeba sp.
Berdasarkan tempat hidupnya Amoeba dibedakan menjadi :
a. Ektamoeba
hidup di luar tubuh organisme (hidup bebas). Misalnya Amoeba proteus
b. Entamoeba
hidup di dalam organisme , misalnya manusia: contohnya Entamoeba histolityca, yang
hidup di dalam usus halus manusia, bersifat parasit dan menyebabkan penyakit perut
(Disentri). Entamoeba coli, hidup dalam colon (usus besar manusia). Amoeba ini tidak
bersifat parasit , tetapi kadang-kadang dapat menyebabkan buang air besar terus-
menerus. Entamoeba ginggivalis, hidup dalam rongga mulut dan menguraikan sisa-
sisa makanan, sehingga merusak gigi dan gusi.

2. Flagellata (Mastigophora)
Fagellata (Mastigophora) adalah Protozoa yang bergerak dengan
menggunakan flagel (bulu cambuk). Istilah flagellata dalam bahasa latin ialah berasal
dari kata flagel yaitu cambuk. Sedangkan Mastigophora dalam bahasa Yunani terdiri
dari kata mastig yang berarti cambuk, dan phoros yang berarti gerakan.
Flagellata berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner
membujur, misalnya pada Trypanosoma. Flagellata ada yang hidup bebas di
lingkungan berair, baik air tawar maupun laut, hidup bersimbiosis, atau parasit dalam
tubuh hewan. Flagellata yang hidup bersimbiosis, misalnya Trichonymphacampanula
hidup pada usus rayap dan kecoa kayu.
- Fisiologi Fagellata (Mastigophora)
Pada umumnya Flagellata membutuhkan suhu optimum antara 16-25°C, sedangkan
pH antara pH 6-8. Flagellata memperoleh nutrisi dengan beberapa cara yaitu bersifat
holozoik(heterotrof), apabila makanannya berupa organisme lain yang berukuran lebih
kecil, bersifat holofilik (autotrof), dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat
organic yang berasal dari lingkungan karena memiliki kloroplas, bersifat saprofitik,
yaitu menggunakan sisa bahan organic dari organisme yang telah mati dan bersifat
parasitik dengan cara menempel pada inang untuk mendapat nutrisi.
- Habitat Fagellata (Mastigophora)
Air merupakan faktor penting keberaan Flagellata selain ketersediaan makanan, pH
dan suhu. Flagellata dapat ditemukan di lingkungan air tawar, di danau, sungai, kolam,
atau genangan air,misalnya Euglenoida dan Volvocida, maupun air laut, misalnya
Dinoflagellata. Spesies zooflagellata sebagian besar bersifat parasit, namun adapula
yang bersimbiosis dengan organisme lain, misalnya Myxotrica didalam usus rayap.
- Ciri Flagellata (Mastigophora)
Flagellata terdiri dari beberapa karakteristik atau ciri-ciri yang membedakan jenis
protozoa lainnya. Secara umum, Ciri-Ciri Flagellata (Mastigophora) adalah sebagai
berikut :
• Bergerak dengan bulu cambuk (flagelum)
• Memiliki pelikel
• Bersifat mikroskopis
• Uniseluler atau berkoloni
• Memiliki mitokondria atau tidak
• Hidup secara parasit atau simbiosis mutualisme
• Tidak dapat membentuk sista
• Hidup di air tawar dan air laut
• Reproduksi aseksual dengan pembelahan biner
• Merupakan nenek moyang dari hewan dan tumbuhan
• Bentuk tubuh yang tetap tanpa rangka luar, tubuhnya dilindungi oleh suatu
selaput yang fleksibel yang disebut dengan pellicle, disebelah luarnya terdapat
selaput plasma
- Klasifikasi Flagellata (Mastigophora)
a. Fitoflagellata
fitoflagellata adalah flagellata yang dapat berfotosintetis karena memiliki klorofil.
Fitoflagellata mencernakan makanannya berbagai cara, seperti menelan lalu
mencernakan di dalam tubuhnya (holozoik), membuat makannya sendiri (holofitik),
atau mencerna organisme yang sudah mati (saprofitik). Habitat fitoflagellata adalah di
perairan kotor.
- Struktur Tubuh
struktur tubuh fitoflagellata adalah tubuhnya diselubungi oleh membran selulosa
seperti volvox. Ada juga yang memiliki lapisan pelikel, seperti Euglena. Pelikel adalah
lapisan luar yang terbentuk dari selaput plasma yang mengandung protein.
- Reproduksi Fitoflagellata
fitoflagellata bereproduksi melalui dua cara yaitu secara seksual dengan cara konjugasi
dan secara aseksual dengan cara membelah diri.
- Klasifikasi Fitoflagellata
Fitoflagellata dibagi menjadi 3 kelas antara lain sebagai berikut.
1. Euglenoida : Euglenoida memiliki bentuk tubuh anggota Euglenoida yang
menyerupai gelondong dan diselimuti oleh pelikel. Euglenoida mempunyai
satu atau dua flagela di bagian ujung anterior. Di bagian ujung anterior terdapat
bintik mata yang berwarna merah dengan mengandung pigmen karoten. Bintik
mata tersebut berfungsi dalam melindungi daerah yang peka cahaya di pangkal
flagela. Anggota kelompok ini dikenal dengan Euglena viridis. Euglena viridis
banyak dijumpai di air tawar dengan ciri-ciri antara lain sebagai berikut..
• Memiliki ukuran tubuh 35-60 mikron
• Ujung tubuh yang meruncing dengan satu bulu cambuk, sehingga dapat
bergerak aktif dengan flagela. Gerakan tersebut disebut juga dengan gerak
euglenoid.
• Memiliki stigma (bintik mata berwarna merah) untuk membedakan gelap dan
terang
• Memiliki kloroplas yang mengandung klorofil yang digunakan untuk
berfotosintetis. Ada juga Euglena yang tidak berkloroplas, seperti Astasia.
• Makanan masuk melalui sitofaring yang menuju ke vakuola, dan di vakuola
tersebut makanan yang berupa organismek kecil akan dicerna.
2. Dinoflagellata : Dinoflagellata memiliki bentuk tubuh yang bervariasi tetapi
kebanyakan lonjong dengan warna yang kecokelatan dan kekuningan.
Dinoflagellata merupakan penyusun plankton laut. Walaupun sebagian besar
dari habitat di laut, ada juga yang hidup di air tawar. Dinoflagellata
bersimbiosis di terumbu karang, ubur-ubur, anemopn, dan invertebrata lainnya.
Flagelanya terletak di cekungan transversal yang mengelilingi tubuh. Banyak
spesies dinoflagellata kehilangan flagelanya dan tumbuh sebagai fase vegetatif
yang non-motil. Contoh anggota dinoflagellata antara lain. Ceratilum,
Noctiluca milliaris, dan Gymnodinium. Noctiluca milliaris kebanyakan hidup
diair laut dan mempunyai ciri-ciri antara lain sebagai berikut..
• Memiliki dua flagela yaitu satu panjang dan yang satunya pendek
• Melakukan simbiosis dengan jenis alga tertentu
• Tubuhnya dapat memancarkan sinar yang terkena rangsangan mekanis. Kita
dapat melihatnya pada waktu malam, ketika ombak memecah karang atau
dayung memukul air laut, akan timbul cahaya yang berkilauan yang dihasilkan
oleh Noctiluca.
3. Volvocida : Volvocida umumnya berbentuk bulat, dengan hidup secara soliter
atau berkoloni. Volvocida mempunyai 2 flagela. Dinding sel Volvocida
tersusun atas selulosa. Contohnya anggota kelompok ini paling terkenal adalah
Volvox globator, Ciri-ciri volvox adalah sebagai berikut..
• Koloninya terdiri ribuan individu yang bersel satu dan masing-masing
memiliki dua flagela
• Setiap sel memiliki inti, vakuola kontraktil, stigma, dan kloroplas.
• Sel-sel dihubungkan dengan benang-benang protoplasma yang membentuk
hubungan fisiologis
b. Zooflagellata
zooflagellata adalah flagellata yang tidak berkoloroplas dan menyerupai hewan.
Zooflagellata habitat di air tawar dan air laut. Sebagian besari dari zooflagellata adalah
bersifat parasit, walaupun ada juga yang hidup bebas.
- Struktur Tubuh
Bentuk tubuh Zooflagellata mirip dengan leher porifera. Zooflagellat mempunya
flagella yang memiliki fungsi untuk menghasilkan aliran air dengan mengoyangkan
flagela. Selain itu, flagela juga berfungsi sebagai alat gerak.
- Reproduksi Zooflagellata
Reproduksi terjadi secara aseksual dengan pembelahan biner longitudinal, sedangkan
reproduksi seksual belum banyak diketahui.
- Klasifikasi Zooflagellata
Contoh yang terkenal adalah dari genus Trypanosoma dan Leishamania. Keduanya
bersifat parasit pada tubuh manusia atau hewan.
1. Tripanosoma
Tripanosoma memiliki tubuh pipih panjang seperti daun dan tidak membentuk
kista.. Trypanosoma hidup di dalam sel darah merah, sel darah putih, dan sel
hati tubuh vertebrata inagnya. Infeksi karena Trypanosoma disebut juga
dengan trypanosomiasis. Dalam siklus hidupnya, Trypanosoma memiliki dua
bentuk yaitu berflagela pada fase ekstraseluler dan tidak berflagela pada fase
intraseluler. Sebagian dari siklus hidupnya melekat di sel lambung atau
mengisap darah manusia. Hospes per-antara Trypanosoma adalah hewan-
hewan pengisap darah. Contoh jenis-jenis Trypanosoma adalah sebagai
berikut..
• Trypanosoma lewisi, hidup pada tikus, hospes perantaranya adalah kutu tikus
• Trypanosoma evansi, penyebab penyakit sura (malas) pada ternak, hospes,
perantaranya adalah lalat tabanus.
• Trapanosoma brucei, penyebab penyakit nagano pada ternak, hospes
perantaranya adalah lalat tse-tse
• Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodensiense. Hewan penyebab
tidur pada manusia ini mulanya terdapat di Afrika, kemudian menyebar ke
Asia. Hospes perantaranya adalah lalat tse-tse, yaitu Glossina palpalis untuk T.
gambiense dan Glossina mursitans untuk T. rhodesiense.
• Trypanosoma cruzi, penyebab penyakit anemia pada anak-anak (cagas); T.
Cruz ditemukan di Amerika Tengah.
2. Leishmania
Leishmania merupakan penyebab penyakit pada sel-sel endotelium pembuluh
darah. Endotelium merupakan sel epitelum yang melapisi jantung, pembuluh
darah, pembuluh limfa. Contoh jenis-jenis Leishmania adalah sebagai
berikut…
• Leishmania donovani, penyebab penyakit kala azar yang ditandai dengan
demam dan juga anemia. Jenis ini banyak ditemuka di mesir, disekitar laut
tengah, dan India.
• Leishmania tropica, penyebab penyakit kulit yang disebut penyakit oriental.
Jenis ini banyak ditemukan di Asia (daerah mediterania) dan sebagian di
Amerika Selatan
• Leishmania brasilliensis, penyebab penyakit kulit di meksiko dan amerika
tengah selatan.
- Reproduksi Flagellata (Mastigophora)
Flagellata bereproduksi secara aseksual dengan melakukan pembelahan biner dengan
arah membujur. Dari satu sel dihasilkan dua sel dari dua sel dihasilkan empat sel dan
seterusnya. Pembelahan sel dan inti sel tidak diikuti oleh pembelahan flagella tetapi
flagella baru akan terbentuk pada sel anak hasil pembelahan. Pada flagellate yang
hidup parasit seperti Trypanosoma sp. Pembelahan biner dapat terjadi di jaringan darah
tubuh inang.
- Daur Hidup Flagellata (Mastigophora)
Flagellata memiliki tahapan trofozoit dan kista. Pada tahapan trofozoit merupakan
waktu aktif untuk mencari makan dan tumbuh. Sedangkan dalam bentuk kista,
Flagellata dapat bertahan hidup kondisi yang sulit, seperti terpapar pada suhu yang
ekstrem dan bahan kimia berbahaya, atau waktu lama tanpa akses terhadap nutrisi, air,
atau oksigen untuk jangka waktu tertentu. Pada Zooflagellata, menjadi bentukan kista
memungkinkan untuk bertahan hidup di luar tubuh inang, dan memungkinkan
terjadinya transmisi dari satu host ke host yang lain.
3. Ciliata (Ciliophora)

Ciliata bergerak dengan silia (rambut getar). Silia ada pada seluruh permukaan
sel atau hanya pada bagian tertentu. Cilia mendukung pergerakan makanan ke
sitostoma. Makanan yang menyatu di sitostoma akan diteruskan ke sitofaring. Jika
sudah penuh, makanan akan masuk ke sitoplasma dengan membentuk vakuola
makanan. Sel Ciliata mempunyai 2 inti : makronukleus dan mikronukleus.
Makronukleus mempunyai fungsi vegetatif. Mikronukleus mempunyai fungsi
reproduktif, yaitu pada konjugasi. Ciliata hidup bebas dilingkungan berair, baik air
tawar ataupun laut. Ciliata bisa hidup secara baik parasit maupun simbiosis.
- Ciri-ciri Cilliata
• Bergerak dengan silia atau rambut getar.
• Merupakan organisme yang bersel tunggal (uniseluler).
• Mempunyai bentuk tubuh tetap atau tidak berubah.
• Bersifat heterotrof, artinya hidup dengan memangsa organisme lain sebab tidak
bisa membuat makanannya sendiri.
• Umumnya memiliki ukuran mikroskopis, namun ada juga spesies yang
berukuran sampai dengan 3 mm sehingga bisa diamati dengan mata telanjang.
• Bentuk tubuh beragam, seperti bentuk oval, sandal, lonceng, corong dan lain
sebagainya.
• Sebagian besar hidup di perairan seperti rawa, sawah, dan tempat-tempat berair
yang kaya akan zat organik.
• Hidup secara bebas (soliter), parasit, maupun bersimbiosis di dalam usus
vertebrata.
• Mempunyai vakuola kontraktil yang berfungsi untuk mengatur tekanan
osmosis sel (osmoregulasi).
• Mempunyai 2 jenis nukleus (inti) di dalam satu sel, yaitu makronukleus yang
berperan dalam metabolisme dan reproduksi aseksual (vegetatif), dan
mikronukleus yang berperan dalam reproduksi seksual (generatif).
- Struktur tubuh cilliata
• Bentuk tubuhnya oval, biasanya yang berbentuk simetris, kecuali ciliate
primitif yang simetrinya radial
• Tubuhnya yang diselubungi dengan perikel yang merupakan suatu lapisan luar
yang tersusun dari sitoplasma yang padat
• Tubuhnya yang diselimuti oleh silia, yaitu silia somatik yang menyelubungi
seluruh tubuh utama
• Tak mempunyai bentuk khusus untuk pertukaran udara, dan sekresi
• Mempunyai 2 tipe inti sel atau nukleus, yaitu makronukleus dan mikronukleus.
Makronukleus yang juga disebut dengan otak
• Ciliata berperan sebagai vegetatif, sementara mikronukleus berfungsi sebagai
reproduksi dan genital
• Memiliki mulut atau sistoma yang terbuka dan menjadi saluran yang pendek,
pada ciliata primitif disebut dengan sitofaring. Mulut ini yang berada diujung
depan (anterior), namun kebanyakan siliata, bagain tersebut diganti oleh bagian
belakang (posterior)
• Terdapat 2 jenis mulut, yakni mulut membran berombak yang menyatu dalam
sebuah barisan yang panjang. Dan mulut membran yang berupa barisan
pendek, merupakan suatu pergabungan dari silia sehingga bersatu membentuk
sebuah piringan
• Silia yang berada pada mulut Ciliata yang fungsinya untuk menyebarkan dan
mendorong makanan mengarah ke sitofaring
• Mempunyai mitokondria sebagai sumber untuk energinya melakukan gerak
maupun beraktivitas
• Memiliki keronkongan yang disebut dengan sitofaring gullet dan memiliki
food vacuole atau usus
• Memiliki vakuola kontraktil atau ginjal
• Memiliki otot atau disebut dengan myonemes
• Memiliki anus yang disebut dengan sitopige
- Habitat Cilliata
Ciliata hidup sebagai sel soliter di air tawar maupun air laut. Ciliata banyak dijumpai
di air sawah, air sungai, air kolam, dan air selokan, terutama yang banyak mengandung
sisa-sisa tumbuhan dan hewan, atau sampah organik.
Ciliata yang dapat hidup bebas di lingkungan berair, contohnya ialah Paramecium
caudatum, Vorticella, Stentor, Didinium, dan stylonychia. Akan tetapi beberapa jenis
ada pula yang hidup di dalam tubuh hewan, baik sebagai parasit maupun bersimbiosis
mutualisme. Contoh dari Ciliata yang hidup parasit, yakni Balantidium coli.
Sedangkan Ciliata yang hidup bersimbiosis, yaitu yang hidup di usus hewan pemakan
rumput dan dapat membantu mencerna selulosa
- Reproduksi Ciliata
• Aseksual
Paramaecium berkembang biak dengan cara pembelahan biner. Satu sel membelah
menjadi 2 lalu menjadi 4, dan 8, dan seterusnya.
Pembelahan ini mulai dengan pembelahan makronukleus, sesudah itu terjadi
penggentingan membran plasma dan akhirnya terbentuk dua sel anak.
• Seksual
Paramaecium juga bisa berkembang biak dengan cara kawin (seksual), yaitu dengan
cara konjugasi.
- Klasifikasi Ciliata
• Paramecium
Jenis ciliata yang pada bagian ujung depannya tumpul, dan di bagian belakang
meruncing maka terlihat berbentuk sepatu ataupun sandal.
• Vorticella
Jenis dari ciliata yang memiliki bentuk seperti lonceng dan juga bertangkai panjang
dengan bentuk yang lurus atau spiral yang ada silia pada sekitar mulutnya.
Hidupnya berada di air tawar, melekat pada tangkai batang yang bersifat kontraktil dan
juga substrak. Makanannya ialah bakteri ataupun sisa-sisa bahan organik yang masuk
dengan bersamaan melalui celah mulutnya.
• Didinium
Jenis dari ciliata ini ialah predator pada ekosistem perairan yaitu merupakan pemangsa
dari pramecium
• Stentor
Jenis dari ciliata ini memiliki bentuk menyerupai terompet dan juga menetap di air
tawar yang bergenang ataupun mengalir, makanan dari hewan ini ialah ciliata yang
mempunyai ukuran yang lebih kecil.
• Balantidium Coli
Jenis dari ciliata yang paling besar didalam usus yang terbesar dan juga satu-satunya
golongan dari ciliata manusia yang patogen dan juga menampakkan balantidiasis atau
juga ciliata dysentri. Ciliata jenis ini bisa ditemukan didaerah yang tropis ataupun sub
tropis.
4. Sporozoa

Sprozoa adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Cara bergerak hewan
ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara vegetatif
(aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut Sporogoni.
Tidak memiliki alat gerak khusus, menghasilkan spora (sporozoid) sebagai cara
perkembang biakannya. Sporozoid memiliki organel-organel kompleks pada salah
satu ujung (apex) selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang.
Hidupnya parasit pada manusia dan hewan. Contoh : Plasmodium falciparum,
Plasmodium malariae, Plasmodium vivax.
- Morfologi Sporozoa
· Sporozoa tidak memiliki alat gerak khusus, sehingga gerakannya dilakukan dengan
mengubah-ubah kedudukan tubuhnya.
· Mempunyai spora berbentuk lonjong
· Ukuran spora : 8 – 11 mikron pada dinding kitin
· Mempunyai 2 kapsul polar pada anterior, berpasangan bentuk labu, berukuran
sama, terletak pada sudut sumbu longitudinal dengan ujung posterior
· Dari depan ujung anterior sama dengan lebar posterior
· Dinding katub tidak jelas
- Struktur Anatomi Tubuh
Tubuhnya berbentuk bulat panjang, ukuran tubuhnya hanya beberapa micron, tetapi
didalam usus manusia atau hewan yang dapat mencapai 10 mm. Tubuh dari kumpulan
tropozoid berbentuk memanjang dan dibagian anterior kadang – kadang terdapat kait
pengikat atau filament sederhana untuk melekatkan diri pada inang.
Sistem Pencernaan
Sporozoa mendapatkan makanan dengan cara menyerap zat makanan dari tubuh
hopesnya.
Sistem Respirasi Dan Ekskresi
Respirasi dan ekskresi sporozoa dilakukan dengan cara difusi.
- Reproduksi Sporozoa
Sporozoa bereproduksi secara vegetatif maupun generatif. Reproduksi secara vegetatif
dilaksanakan dengan pembelahan biner, sementara reproduksi secara generatif dengan
peleburan antara gamet jantan dan betina. Reproduksi secara vegetatif dan generatif
berlangsung secara bergilir dalam siklus hidup yang sangat rumit, dan terjadi beberapa
kali perubahan bentuk Sporozoa sewaktu berada di tubuh hewan perantara maupun di
tubuh inang.
- Klasifikasi Sporozoa
Kelas Sporozoa memiliki 3 (tiga) sifat yang berbeda antara genus yang satu dengan
genus yang lain, perbedaan itu berupa :
1. Genus sporozoa yang hidup didalam sel darah merah dan memerlukan vektor
biologis, sifat ini terdapat pada Genus Plasmodium.
2. Genus sporozoa yang hidup di dalam intestinal dan tidak memerlukan vektor
biologis, sifat ini terdapat pada Genus Isosporadan Genus Eimerie.
3. Parasit yang hidup di dalam sel endotel, leukosit mononukleus, cairan tubuh,
sel jaringan tuan rumah dan belum diketahui vektor biologisnya, sifat ini yang
terdapat pada genus toxoplasma.
Parasit yang termasuk dalam kelas sporozoa berkembangbiak secara aseksual
(skizogoni) dan seksual (sporogoni) secara bergantian. Kedua cara berkembang biak
ini dapat berlangsung dalam satu hospes, seperti yang terjadi pada subkelas Coccidia,
sedangkan berlangsung dalam dua hospes yang berbeda terdapat pada sub kelas
haemosporidia (plasmodium)
Sub class Telesporidia
Terbagi dalam 3 ordo yaitu :
1. Ordo Hoemosporidia, misalnya Plasmodium yang hidup di dalam darah,
jaringan parenkim pada burung dan mamalia.
2. Ordo Gregarinida, misalnya Gregarina yaitu parasit intra dan ekstra pada inver
lain, monocytst spec hidup dalam kencing cacing tanah.
3. Ordo Coccidia, misalnya Coccidium yang hidup di sel epitel hewan vertebrate
dan beberapa Myriaphoda atau invertebrata.
Sub class Acnidosporidia
1. Ordo Haplosporidia, misalnya Haplosproridium.
2. Ordo Sarcosporidia, misalnya Sarcocystis.
Sub class Cnidosporidia
1. Ordo Myxosporidia, misalnya Sphaeromyxa
2. Ordo Actinomyxidia , misalnya Triactinomyxon
3. Ordo Microsporidia , misalnya Nosamabombycis
4. Ordo Helicosporidia , misalnya Heliosporidium
- Habitat sporozoa adalah pada tanah yang lembab. Ada juga yang hidup di tubuh
manusia atau makhluk hidup melalui perantara nyamuk Anopheles betina, yaitu
Plasmodium.
9. Habitat
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya
hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa
spesies bersifat parasitik, hidup pada organismeinang. Inang protozoa yang bersifat
parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai vertebrata yang
kompleks, termasuk manusia.
Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-
tumbuhan. Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun.
Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang
lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai,
kolam, atau genangan air. Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di
dalam usus termit atau di dalam rumen hewan ruminansia.
Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat
menyebabkan penyakit serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan
bakteri berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan hewan lainnya. Protozoa
hidup secara soliter atau bentuk koloni. Didalam ekosistem air protozoa merupakan
zooplankton. Permukan tubuh Protozoa dibayangi oleh membran sel yang tipis, elastis,
permeable, yang tersusun dari bahan lipoprotein, sehingga bentuknya mudah berubah-
ubah.
Beberapa jenis protozoa memiliki rangka luar (cangkok) dari zat kersik dan
kapur. Apabila kondisi lingkungan tempat tinggal tiba-tiba menjadi jelek, Protozoa
membentuk kista. Dan menjadi aktif lagi. Organel yang terdapat di dalam sel antara
lain nucleus, badangolgi, mikrokondria, plastida, dan vakluola. Nutrisi protozoa
bermacam-macam. Ada yang holozoik(heterotrof), yaitu makanannya berupa
organisme lainnya,
Ada pula yang holofilik (autotrof), yaitu dapat mensintesis makanannya sendiri
dari zat organic dengan bantuan klorofit dan cahaya. Selain itu ada yang bersifat
saprofitik, yaitu menggunakan sisa bahan organic dari organisme yang telah mati ada
pula yang bersifat parasitik. Apabila protozoa dibandingkan dengan tumbuhan unisel,
terdapat banyak perbedaan tetapi ada persamaannya. Hal ini mungkin protozoa
merupakan bentuk peralihan dari bentuk sel tumbuhan ke bentuk sel hewan dalam
perjalanan evolusinya.

10. Peranan Protozoa bagi Kehidupan


a. Peran menguntungkan :
1. Mengendalikan populasi Bakteri, sebagian Protozoa memangsa Bakteri
sebagai makanannya, sehingga dapat mengontrol jumlah populasi Bakteri di
alam.
2. Sumber makanan ikan, Di perairan sebagian Protozoa berperan
sebagai plankton(zooplankton) dan benthos yang menjadi makanan hewan
air, terutama udang, kepiting, ikan, dll.
3. Indikator minyak bumi, Fosil Foraminifera menjadi petunjuk sumber
minyak, gas, dan mineral.
4. Bahan penggosok, Endapan Radiolaria di dasar laut yang membentuk
tanah radiolaria, dapat dijadikan sebagai bahan penggosok.
b. Peran Merugikan :
Protozoa menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan ternak. Penyakit-
penyakit yang disebabkan Protozoa antara lain :
Jenis penyakit Protozoa
Disentri Entamoeba histolytica
Diare (Balantidiosis) Balantidium coli
Penyakit tidur (Afrika) Trypanosoma gambiense
Toksoplasmosis (kematian janin) Toxoplasma gondii
Malaria tertiana Plasmodium vivax
Malaria quartana Plasmodium malariae
Malaria tropika Plasmodium falciparum
Kalaazar Leishmania donovani
Surra (hewan ternak) Trypanosoma evansi
DAFTAR PUSTAKA

Budirahayu, Ni Luh Eka. 2014. Makalah Zoologi Invertebrata Filum Protozoa.


www.e-jurnal.com. Diakses 2 Maret 2015.
Juli, Ahmad. (tanpa tahun). Reproduksi Protozoa. www.academia.edu. Diakses 1
Maret 2015.
Purnomo, Bambang. 2005. Pengenalan Sifat-sifat Umum Mikroorganisme.
http://www. geocities.ws/bpurnomo51/mik_files/mik3.pdf.
Wibowo, Marlia Singgih. 2013. Protozoa. http://download.fa.itb.ac.id/filenya/
Handout%20Kuliah/Mikrobiologi%20Farmasi%20STF/PROTOZOA.pdf
Diakses 1 Maret 2015.
Wasetiawan.2010.Protozoa.http://blog.unila.ac.id/wasetiawan/files/2010/01/protozoa
/pdf Diakses pada 28 Februari 2015.

Anda mungkin juga menyukai