Mekdro Sore - Daring Ke - 1
Mekdro Sore - Daring Ke - 1
KONTRAK KULIAH
Kode : K 13 / K 18 / S / III / 2
Jadwal penyajian tiap bahasan / sub pokok bahasan, dosen pengampu dan jadwal ujian Mid dan Akhir Semester
Daftar Pustaka :
1. C.V. Davis, Applied Hydraulics, Mc Graw-Hill-New York USA
2. F.M Henderson, Open Channel Flow, Mac Millan – New York USA
3. Ven Te Chow, Open Channel Hydraulics, Mc Graw-Hill-New York USA
4. Bambang Triamodjo, Hidraulika I +II, Beta Offset Yogyakarta
5. Reuben M. Olson, Steven J. Wright, Dasar-dasar Mekanika Fluida Teknik, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
4
Semarang,..11..../..09.../ 2020
CURICULUM VITAE
I. Pekerjaan :
1. Bidang Engineering :
- Mantan Pimpro berbagai Proyek DEP. PU
- Mantan KASUBDIN Sungai & Rawa Prov.
JATENG
- LPJK Prov. Jawa Tengah : Mantan Wakil
Ketua II, Bidang Profesi, dan Litbang.
2. Bidang Pendidikan :
- Mantan Dosen Luar Biasa di dua belas ( 12 )
PerguruanTinggi , termasuk UNDIP
- Mantan Dekan Fak. Teknik USM
- Dosen LB Fak. Teknik USM
II Academic Competency :
- Sipil Engineer , UGM Yogyakarta , Indonesia
- Hydraulic Engineer , IHE Delf , Nederland
- Hydraulic Structure Engineering , ECI Denver ,
Colorado , USA
MEKANIKA FLUIDA
DAN
HIDROLIKA
BEDAH KULIAH
NO BAB MATERI
01 PENDAHULUAN
- Pandangan Umum Mekanka Fluida dan
Hidrolika
- Besaran , Dimensi dan Satuan
- Sifat-2 Air
01 BAB. I : Teanan Air
- Tekanan.
- Pada Air yang Dam
- Pada Bidang Datar .
- Pada Bidang Lengkung
02 BAB II. : Pengaliran didalam
Pipa
- Persamaan Dasar
- Kehilangan Tenaga Mayor
- Kecepatan Pengaliran
- Pengaruh umur pipa
03 - Kehilangan Tenaga Minor
BAB. III. : Pipa
menghubungkan dua kolami - Pipa tunggal
- Pipa tidak tunggal dipasang seri
- Pipa tidak tunggal dipasang parallel
04 - Permasalahan tiga kolam
BABA. IV : Pengaliran Saluran
Terbuka - Pandangan umum
- Klasifikasi Aliran
- Distribusi kecepatan
- Pengaliran Permanen Beraturan
- Tenaga spesifik dan ketinggian air kritik
- Pengaliran prmananen tidak beraturan
- Berbagai profil muka air yan trjadi
- Perhitungan profil muka air
8
MEKANKA FLUIDA
DAN
HIDROLIKA
PENDAHULUAN
1. UMUM
Mekanika fluida dan hidrolika merupakan cabang mekanika terapan yang berkenaan dengan
tingkah laku fluida dalam keadaan diam maupun bergerak
Mekanika fluida adalah salah satu dari Pengetahuan / Engineering Sciences, yaitu induk ilmu
Mekanika, yang diterapkan pada Fluida . Pengertian fluida adalah zat-zat yang mampu
mengalir dan menyesuaikan diri dengan bentuk wadah tempatnya. Bila dalam keadaan
keseimbangan, fluida tidak dapat menahan gaya tangensial atau gaya geser. Dengan kata
lain, fluida adalah subyek yang akan mengalami perubahan secara berkelanjutan, apabila
menerma tegangan ge.ser.
Fluida dapat digolongkan kedalam cairan dan gas. Prbedaan-prbedaan utama antara cairan
dan gas adalah :
Cabang dari keilmuan Mekanika Fluida antara lain Aerodinamika, Marine Engineering, Gas
dynamics, dan apabila untuk air, adalah Hydraulic Engineering / Hidrolika
Hidrostatika : mempelajari air dalam keadaan diam, diutamakan pada pengaruh tekanan
air terhadap bidang.
Hidrodinamika : mempelajari berkaitan dengan pergerakan air dan akibat dari gaya yang
ditimbulkan. Lebih lanjut akan dibicarakan dalam :
Secara praktis hidrolika telah diterapkan sejak kurang lebih 4000 tahun SM, pada waktu
orang membuat saluran pengairan, baik di Mesopotamia, Mesir, India Dsb , serta adanya
pembangunan saluran besar dari Laut Tengah ke laut Merah pada 2500 tahun SM.
Di Indonesia tercatat dalam prasasti Tugu, di daerah Bekasi, pada zaman kerajaan
Tarumanegara dibawah raja Purnawarman ( 528 SM ), melaksanakan saluran Chandrabhaga
( sekarang sungai Bekasi ).
Perkembangan ilmu Hidrolika dimulai sejak hasil penemuan kaidah benda didalam air oleh
Archimedes (287-212 SM). Tetapi setelah kemunduran kekaisaran Romawi (476 M), selama
sampai 1000 tahun perkembangan berhenti. Kemudian baru berkembang lagi secara pesat
di Eropa sejak zaman Renaisance, dimulai sejak
dimunculkan hasil penelitian dari Leonardo da Vinci ( 1452-1519) diantaranya dalam aliran
melalui saluran terbuka, gerak relatif fluida, pompa hidraulis
Biasanya tidak sulit membedakan antara benda cair dan benda padat. Tetapi bagaimana
kalau benda padat yang plastis dan cairan yang sangat kental, kadang akan terkacaukan.
Sebagai pegangan dapat disebutkan sbb. :
1. Benda padat memerlukan tekanan yang cukup berarti untuk dapat merubah
bentuknya. Sedang cairan akan berubah bentuk oleh tekanan yang bagaimanapun
kecilnya.
2. Jika benda padat diubah bentuknya oleh gaya-2 luar akan timbul tegangan geser
antara zarrah-2 yang berdekatan, dan regangan geser ( λ ) sebanding dengan besar
perubahan bentuk.
Sedang untuk cairan tegangan geser tersebut sebanding dengan perbedaan kecepatan
lapisan-2 yang mengalir satu diatas yang lain / gradient kecepatan
( du / dy ). Tegangan geser akan hilang kalau cairan menjadi diam, dan selanjutnya, tidak
ada usaha mengembalikan kebentuk semula.
Pembicaraan untuk air yang dalam keadaan diam, perlu diketahui hal-hal yang merupakan
karakteristik air, yang pada dasarnya tunduk kepada Hukum Archimedes, antara lain :
a. Permukaan air yang diam akan selalu horisontal, atau sejajar dengan
elevasi permukaan air laut
b. Mengikuti pernyataan Newton yang menyatakan bahwa air yang termasuk
zat cair Newton, akan mempunyai tegangan geser sebesar Nol pada waktu
kecepatan ( gradien kecepatan ) sebesar Nol
c. Dianggap sebagai benda / zat cair yang tidak dapat dimampatkan
( incompressible )
d. Memiliki tegangan tekan tetapi tidak mempunyai tegangan tarik
e. Benda yang ada didalam air yang diam, akan menerima tekanan kesemua
arah secara tegak lurus pada permukaan benda, dan untuk sebuah titik
akan menerima tekanan sama besar, kesemua arah
10
Besaran : Objek seperti panjang, massa, waktu, temperatur dsb, diperlukan dapat ditulis
dalam besaran qualitatif maupun quantitatif dengan sistem satuan yang terukur. Untuk
menunjukkan atau menggambarkan besarnya ( ukuran ), besaran diperlukan angka yang
menunjukkan besaran ( ukuran ) benda yang bersangkutan. Misalnya panjang = 15,5 m,
maka benda yang kita hadapi adalah punya besaran untuk panjang sebesar 15,5 yang
ditunjukkan dalam suatu sistem .
Dimensi :
Dimensi merupakan besaran yang terukur, untuk dapat menunjukkan karakteristik suatu
objek, seperti panjang, massa, waktu, temperatur dlsb.
Satuan :
Adalah suatu standar untuk mengukur dimensi, misalnya untuk panjang adalah meter ( m ),
massa (kgm) dan waktu (dt) dalam satuan MKS
Pada kurun sekarang ini, sistem satuan yang akan dipakai sebagai sistem tunggal adalah
System International d’Unite (SI), meskipun sistem MKS juga masih dipakai . Sistem MKS
banyak digunakan olehh para praktisi dilapangan dan dalam kehidupan sehari-hari, sedang
sistem SI banyak digunakan dalam dunia pendidikan. Salah satu besaran yang sangat
penting dalam keteknikan adalah gaya.
Pengukuran gaya didasarkan kepada hukum Newton II yaitu perkalian Massa dengan
percepatan, dalam hal berat benda dimaksud adalah gravitasi :
F= M a
1. Volume V L3 m3
2. Debit
3. Gaya Q L3. T-1 m3/dt
4. Kecepatan N M L-1 T-2 N
5. Gravitasi
6. dst v L. T-1 m/dt
g L. T-2 m/dt2
11
M
= V Kg/m3 dimana M adalah Massa dan V adalah Volume
Berat jenis diberi simbol ( gamma ), adalah berat benda tiap satuan volume. Berat benda
sesuai Hukum Newton II adalah hasil perkalian antara massa dan gravitasi. Hubungan
antara rapat massa dengan berat jenis adalah :
= g N/m3
Rapat massa maupun berat jenis besarannya dipengaruhi oleh temperatur, tetapi perubahan
sangat kecil, sehingga dapat diabaikan. Dalam perhitungan di hidrolika berat jenis air
diambil g KN/m3 atau 1000 Kgf/m3 atau 1 ton/m3. Bila menggunakan satuan SI, maka
dipergunakan rapat massa, diambil dengan harga = 1000 Kg/m3
Catatan :
: berat jenis ( N/m3 untuk satuan SI atau Kgf / m3 untuk satuan MKS
: rapat massa ( Kg/m3 untuk satuan SI atau Kg/m3 untuk satuan MKS
g : gravitasi satuannya m/dt2
Rapat relatif, adalah perbandingan antara rapat massa suatu benda dengan rapat massa air,
dan juga diartikan sebagai perbandingan berat jenis benda dengan berat jenis air, diberi
simbol S.
BAB I
TEKANAN AIR
Pembicaraan akan ditekankan kepada air yang dalam keadaan diam. Untuk air dalam
keadaan diam perlu diketahui hal-hal yang merupakan karakteristik air antara lain :
f. Permukaan air yang diam akan selalu horisontal, atau sejajar dengan elevasi
permukaan air laut
g. Mengikuti pernyataan Newton yang menyatakan bahwa air yang termasuk zat
cair Newton, akan mempunyai tegangan geser sebesar Nol pada waktu
kecepatan ( gradien kecepatan ) sebesar Nol
h. Dianggap benda / zat cair yang tidak dapat dimampatkan ( incompressible )
i. Memiliki tegangan tekan tetapi tidak mempunyai tegangan tarik
j. Benda yang ada didalam air yang diam, akan menerima tekanan kesemua arah
secara tegak lurus pada permukaan benda, dan untuk sebuah titik akan
menerima tekanan sama besar, kesemua arah
1. TEKANAN
Tekanan tetap didifinisikan sebagai gaya pada satu satuan luas :
p=F/A ( I -1 )
Dimana p adalah tekanan dalam N/m 2 (satuan SI ) atau Kgf/m2 (satuan MKS), F adalah
gaya dalam N atau Kgf, dan A adalah luasan yang terkena gaya dalam m 2
Catatan : gaya dalam Kgf untuk satuan MKS dan dalam N untuk satuan SI. 1 N/m2 juga disebut sebagai 1 Pascal
( 1 Pa )
2. GAYA TEKANAN
2. 1. Bidang Datar Tegak
Pada gambar III. 4. terlihat bahwa tekanan air akan bekerja kepada bidang datar tegak.
Di titik A bekerja tekanan sebesar h sedang di C bekerja sebesar 0, sehingga di bidang
AC bekerja tekanan dalam diagram tekanan sebagaimana segitiga tekanan ABC.
15
Hingga dengan demikian besar gaya tekan adalah luas diagram tekanan tersebut, yaitu
½ h2, dan gaya tekanan ada di titik berat segitiga, 1/3 h dari dasar segitiga.
Dimana I0 adalah momen inersia bidang terhadap sumbu melalui pusat beratnya.
16
Untuk harga a = 0, atau bidang tegak lurus muka air, maka persamaannya menjadi :
I0
hP = h0 + Ah0 ( I . 6 )
Memperhatikan bahwa dF = h dA
Karena h = y sin a maka dF = y sin a dA Harga F didapatkan dengan integrasi dF
sehingga F = y0 sina A
Berarti dapat ditulis dengan : F = h0 A ( I . 7a )
Atau : F = p0 A ( I . 7b )
Yaitu, tekanan disebuah bidang sama dengan luas bidang dikalikan dengan teknan di
titik berat bidang tersebut
2. 3. Gaya Tekanan Pada Bidang Lengkung
Pengaliran dalam pipa dimaksudkan adalah pengaliran dalam aliran yang tertutup,
biasanya dalam wadah yang berbentuk pipa, dan penampang melintang terisi penuh
dengan air. Juga dimaksudkan untuk air yang merupakan zat cair yang tidak dapat
dimampatkan ( Incompressible ), dan pengaliran dengan debit pengaliran yang
tetap/permanen
Persamaan dasar atau juga dapat dikatakan sebagai persamaan tenaga untuk
pengaliran didalam pipa, dipakai persamaan Bernoulli :
2 2
p1 v1 p2 v2
z1 + γ + 2g = z2 + γ + 2g + hf ( II . 1 )
atau H1 = H2 + hf ( II . 2 )
Adapun hf adalah kehilangan tenaga Mayor yaitu kehilangan tenaga akibat adanya
kekentalan dari air, waktu bergerak dari 1 ke 2. Apabila ada kehilangan tenaga yang
lain, disebut sebagai kehilangan tenaga Minor , maka kehilangan tenaga hf menjadi h
terdiri kehilangan tenaga mayor hf dan total kehilangan tenaga minor yang ada h
p1 p2 π .DL
γ - γ + ( z1 – z2 ) = Aγ (v)
p1 p2 π .DL 4L
( z1 + γ ) – ( z2 + γ )= A (v) ----- hf = D (v)
2
8 L. g L v
hf = 2 g.D v2 -----hf = f D 2g ( II . 3
)
Catatan :
( Turbulen dengan indikator harga Re> 4000 dan Laminer apabila Re< 2000 ). Persamaan ( II.3 ) tersebut dikenal
sebagai persamaan Darcy-Weisbach. Harga f merupakan kekasaran yang juga menentukan harga dari
kecepatan yang terjadi.
a. Formula Chezy.
Apabila memperhitungkan kecepatan aliran dengan formula dari Chezy :
v=C √ R. I ( II . 4 )
Dimana : v = Kecepatan aliran yang terjadi
R = Jari-jari hidraulik
I = Kemiringan garis tenaga
C = angka kekasaran Chezy
b. Formula Manning :
Apabila menggunakan formula Manning :
v = 1/n R2/3 I1/2 ( II . 5 )
Dimana : n adalah angka kekasaran dari Manning
Konversi ke formula Chezy : harga C = R 1/6/n ( II . 6 )
c. Formula Strickler :
Apabila menggunakan formula Strickler :
v = ks R2/3 I1/2 ( II .7 )
Dimana : ks = adalah angka kekasaran dari Strickler
Konversi ke formula Chezy : harga C = k s R1/6( II . 8 )
Catatan : Apabila pengaliran melalui penampang melintang yang bentuknya bukan bulat ( pipa ), maka dapat
menggunakan prinsip Radius Hidraulik ( R ) , formula pada ( 5.3 ) menjadi :
L v2
hf = f 4 R 2g ( II. 9 )
kt = k0 + t ( II. 10 )
Dimana : kt : kekasaran pipa setelah t tahun
k0 : kekasaran pipa baru
: pertambahan kekasaran tiap tahun, antara 0,0006
sampai 0,002 m/tahun
t = jumlah tahun pemakaian
Kekasaran pipa dengan simbol k, juga sering memakai simbol ε
Moody membuat diagram hubungan antara R e , ε/D dan f, seperti tercantum di gambar
II. 3
Re ( Angka Reynold ) ada di bawah gambar
ε/D ( Kekasaran relatif pipa ) ada di sebelah kanan gambar
f ( Koefisien kekasaran pipa ) ada di bagian sebelah kiri gambar
Gb. II. 3 Diagram Moody
(v 1 −v 2 )2
Kehilangan tenaga : hL = 2g ( II. 12 )
a) Perkecilan penampang
Gb. II. 4 Perkecilan Penampang
Memperhatikan gambar II. 4, pengaliran dari penampang lebih besar ke penampang
lebih kecil : Pengaliran sebagai Permanen/Tetap, Hukum kontinuitas dan Formula dari
Belanger, serta luas AC dengan harga 0,62 A2
Harga KC = 0,5 sehingga :
v2
2
hC = 0,5 2g ( II. 13 )
Beberapa harga KC untuk bentuk seperti tersebut dibawah ini :
(a) Kontraksi tidak sekonyong-konyong KC = 0,02 – 0,04
(b) Ujung tajam KC = 0,5
(c) Ujung borda KC = 0,8
(d) Ujung dibulatkan ( bell-mouth ) KC = 0,04
he = ( 1- A 2 )2 2g = Ke 2g ( II. 14 )
A1
Harga A2 = >> A1 maka harga A2 sangat kecil dapat diabaikan sehingga :
v2
1
Terlihat adanya sebagian tenaga kinetis diubah kembali menjadi tenaga potensial.
Didalam praktek, he ini kecil dapat diabaikan, dan kalau tidak diabaikan, yang diabaikan
harga AB
c) Akibat Katub
d
Harga Kg untuk katub, tergantung dari luas pembukaan, yaitu harga D
q2 T
3
=1
gh
hg = k g C
Untuk pipa ukuran kecil, ½ “ harga Kg
Sebesar 1,0 sedang pipa besar, 12” ja
uh lebih kecil yaitu 0,07, pada terbuka penuh.
Pada perhitungan biasa diambil untuk katub pintu 0,25 dan
untuk katub keran dapat diambil 3,0
d) Akibat belokan
R/D 1 2 4 6 10 16 20
Kb 0,35 0,19 0,17 0,22 0,32 0,38 0,42
2. KLASIFIKASI ALIRAN
Pada umumnya kondisi aliran melalui saluran terbuka adalah turbulen, karena
kekasaran batas aliran dan kecepatan aliran relatif besar. Sebagai indikator adalah
Angka Reynold ( Re) > 800
Pengaliran disebut Pengaliran Seragam ( Uniform Flow ) sebagai pada gambar
( IV. 1a ), apabila variabel aliran seperti kedalaman (h), penampang basah (A),
kecepatan aliran (v) pada setiap penampang disepanjang aliran adalah tetap. Karena
debit pengaliran (Q) tetap, pengaliran yang demikian ini dapat disebut sebagai
PengaliranPermanen Beraturan ( Steady Uniform Flow ). Pada pengaliran ini, ketiga
garis, yaitu garis dasar pengaliran, garis tekanan/garis muka air, dan garis tenaga dalam
kedudukan yang sejajar, atau dengan kata lain, ketiga garis tersebut mempunyai
kemiringan yang sama. Kedalaman air pada pengaliran ini disebut sebagai kedalaman
air normal ( hn atau H )
Gb. IV. 1. Klasifikasi Aliran
Pengaliran disebut Pengaliran Tidak Seragam ( Non Uniform Flow ) sebagai
pada gambar ( IV. 1b ), apabila variabel aliran seperti kedalaman (h), penampang
basah (A), kecepatan aliran (v) pada setiap penampang disepanjang aliran tidak tetap.
Karena debit pengaliran (Q) tetap, pengaliran yang demikian ini dapat disebut sebagai
PengaliranPermanen Tidak Beraturan ( Steady Non Uniform Flow, atau Steady Varied
Flow ). Pada pengaliran ini, garis dasar pengaliran, garis tenaga, dan garis
tekanan/garis muka air, dalam kedudukan tidak sejajar, sehingga harga kedalaman air h
berubah ubah, tidak sebesar hn atau H lagi.
Apabila perubahan kedalaman aliran terjadi pada jarak yang pendek disebut sebagai
aliran berubah cepat ( Rapid ) dan apabila terjadi pada jarak yang panjang disebut
sebagai aliran berubah berangsur( gradual ).
Selain itu, pengaliran juga dapat dibedakan dengan indikator besaran angka Froud yang
terjadi, yaitu mengalir, kritik dan meluncur,dengan berbagai nama yang sering dipakai
Mengalir Fr < 1 : Mild, Sub Critical, dberi simbol M
Critical Fr = 1 : Transisi, diberi simbol C
Meluncur Fr > 1 : Steep, Super critical, diberi simbol S
3. DISTRIBUSI KECEPATAN
γ A
sin α
atau kv2. PL = g. AL. Sin α ------ v2 = kP
4. 1. Rumus Chezy
Dengan pengertian kemiringan dasar saluran α adalah kecil, sehingga harga tg α = sinα
sehingga : v = C √ R. I ( IV . 1 )
Persamaan ini dikenal sebagai Rumus Chezy
4. 2. Rumus Bazin :
87
γB
1+
Bazin menyampaikan harga C = √R ( IV . 2 )
Dimana gB adalah angka kekasaran dari Bazin dan R adalah jari-jari hidraulik.
4. 3. Rumus Manning :
1 1/6
R
Robert Manning menyampaikan harga C = n ( IV . 3 )
1 2/3 1/2
R I
sehingga besar kecepatan : v = n ( IV. 4 )
Dimana n adalah angka kekasaran Manning
4. 4. Rumus Strickler
1
Strickler menyampaikan harga nilai kekasaran ks = n ( IV. 5 )
Sehingga besar kecepaan : v = ks R2/3 I1/2( IV. 6 )
Masih ada beberapa persamaan yang diajukan oleh para ahli diantaranya dari Gauckler
– Manning , serta Ganguilet-Kutter
4. 5. Rumus Thysse :
Apa yang dikemukakan Thysse biasa dipakai pada permasalahan pengaliran dengan
konduit/saluran yang tidak kukuh. Harga angka kekasaran Chezy adalah :
12 R
2δ
k+
C =18 log 7 ( IV. 7 )
5. TENAGA SPESIFIK dan KETINGGIAN AIR KRITIK
Prinsip tenaga yang diturunkan untuk aliran melalui pipa dapat digunakan untuk aliran di
saluran terbuka. Pada dasarnya setiap tempat dialiran air, mempunyai tiga macam
tenaga dihitung dari elevasi datum, terdiri dari tenaga potensial z, tenaga tekanan h, dan
tenaga kinetis .
v2
k= 2g , dengan total tenaga sebesar H
Gb. IV. 5. Tenaga Aliran
Tenaga yang dihitung darielevasi dasar aliran, disebut sebagai tenaga spesifik, diberi
2
v
simbol E = h + k ----E = h + 2g ( IV . 8 )
Q2
2
Atau dapat dituliskan sebagai E = h + 2 gA ( IV . 9 )
Dari persamaan (IV.9) dapat disimpulkan bahwa untuk harga Q tertentu, dengan
variabel harga h, harga E mempunyai harga minimum.
Pada kedudukan E minimum, ketinggian air yang terjadi disebut sebagai ketinggian air
kritik = hc dan harga Fr = 1
v
Atau Fr = √ gh v2/gh =1
Karena tenaga spesifik = tenaga kinetis + tenaga tekanan / tinggi air,
Maka : E= 3/2 hc ------------ hc = 2/3 E ( IV. 10 )
atau hc = 2/3 H
Gb. IV. 10. Bandingan Tinggi Air Normal Dan Tinggi Air Kritik
Q2
hC = √
3
gB 2 ( IV. 11 )
Untuk penampang dengan lebar dasar yang lebar, dapat menggunakan penyelesaian
per satuan lebar, sehingga q = Q/B, A= h x1, P=1 , T=1
q2
hC = √
3
g ( IV. 12 )
5. 3. Trapesium
Q 2 ( B+2 mh C )
hC= √
3
g (B+mh C )3 ( IV. 13 )
6. PENGALIRAN PERMANEN TIDAK BERATURAN
dh I 0−I f
=
dx 1− Q2 T
3
gA ( IV . 14 )
Dengan asumsi kemiringan garis tenaga I f sama dengan If pengaliran yang seragam,
bila digunakan pada rumus-rumus :
(a) Rumus Manning : v = 1/n R2/3 If1/2
2 2
nv
If = R 4/3 ( IV . 15a )
2 2
n Q
2 4 /3
Atau If = A R ( IV . 15b )
E S 2 −ES 1
Atau ∆x = I 0 −I f ( IV .17 )
b. Apabila hitungan terhadap muka airnya, dengan diketahui jarak antara dua
tinggi muka air yang berbeda, dapat menggunakan langsung perbedaan
tinggi muka air dengan memamfaatkan yang tercantum di gambar IV . 15 :
∆H = hf = If x ∆x
Untuk perhitungan pengaliran Mengalir ( Sub critical ) perhitungan akan dilakukan
dari hilir ke hulu, sehingga persamaan tenaga sebagaimana pada uraian untuk
persamaanIV. 17 profil 1 ada di hilir dan profil 2 ada di hulu.
dh I −I
= 0 2f
dx 1− Q T
3
dari persamaan III. 14 : gA
Q2 T
1− 3
dx gA
=
Maka dh I 0 −I f ( Ruas kanan adalah fungsi dari h )
dx = f (h) dh
8. 3. Methode Bresse
Dalam menggunakan perhitungan dengan methode Bresse ada beberapa hal yang
harus diperhatikan yaitu :
1. Harus mengetahui pengaliran yang kita hadapi mempunyai profil muka air
dengan type yang apa, apakah M1, M2 , S1 Dsb
2. Dari profil muka air tersebut, tersedia tabel untuk mendapatkan harga Ф
hx hmax
( )
H dan Ф ( H )
3. Harga α diambil 1,0 sudah memadai
1
2
4. Harga d diambil sebesar δ = C dimana C = koefisien kekasaran dari Chezy
5. Harga gravitasi bumi g = 9,78 m/dt s/d 10,00 m/dt2, lazimnya diambil 9,81 m/dt2
2
6. Untuk garis pembendungan hmax = tinggi bendung + tinggi air di atas bendung,
sebesar tinggi kritik di puncak bendung yang bekerja sebagai peluap
7. Untuk garis penerjunan hmin = tinggi air kritik pengaliran , yaitu sebesar hC
8. Dimaksud H adalah ketinggian air normal atau h n
a. Garis Pembendungan :
b. Garis Penerjunan
Dalam menghadapi garis penerjunan, perlu perhatian posisi tinggi muka air di hilir,
sebab dapat berubah menjadi garis pembendungan
---------- ooooo -----------
FOR : M1 – S1 – S2CURVES
2,25 ~
0
FOR : M2 – M3 – S3 CURVES
0,930 1,3479
FOR : A2 – A3 CURVES
h/H φ h/H
h/H φ h/H
0,0000
References