Anda di halaman 1dari 20

Metode wawancara dilakukan dengan cara metode auto

anamnesa yaitu pencarian data langsung kepada klien dan allo

anamnesa yaitu pencarian data pasien melalui keluarga.

3. Studi Literatur

Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan beberapa media

pustaka dari beberapa buku untuk mempelajari mengenai

Tuberculosis paru.

4. Studi Dokumentasi

Pengumpulan data dilakukan dengan cara menelaah catatan klien

yang diperoleh di Puskesmas.

E. MANFAAT PENULISAN

Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat

praktis dalam keperawatan yaitu sebagai panduan perawat dalam

mengelola kasus Tuberculosis paru. Juga diharapkan menjadi tambahan

wawasan bagi penulis dan informasi bagi tenaga kesehatan lain terutama

dalam pengelolaan kasus Tuberculosis Paru.

BAB II

Penerapan Batuk Efektif Pada..., M. BAGAS SAEFUL HIDAYAT, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengkajian

1. Asuhan Keperawatan Pad Pasien Tuberculosis Paru

Kasus yang ditemukan diwilayah Padamara yang tercatat di

Puskesmas Padamara dengan kasus penderita Tuberkulosis Paru

mengalami peningkatan dari tahun 2016-2017 yaitu 3,7% menjadi 4,22%

kasus, hal ini menunjukan bahwa kasus yang ditemukan masih jauh dari

angka seharusnnya 76 kasus sehingga upaya penemuan kasus TB paru

perlu ditingkatkan untuk menekan penyebaran penyakit ini. Rata – rata

penduduk dikecamatan Padamara jika sakit berobat ke sarana kesehatan

seperti PKMD, dan puskesmas. Rata – rata tingkat pendidikan lansia

dikecamatan Padamara bersekolah hingga tingkatan sekolah dasar (SD)

sehingga pengetahuan tentang kesehatan sangat kurang.

a. Wawancara

b. Riwayat kesehatan

c. Pemeriksaan fisik

d. Mengumpulkan data

1. Aktivitas / Istirahat

Gejala : kelelahan umum, nafas pendek, kesulitan tidur pada malam

hari

Tanda: takikardi, dispnea, nyeri, sesak nafas

2. Integritas ego

Penerapan Batuk Efektif Pada..., M. BAGAS SAEFUL HIDAYAT, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
Gejala : faktor stress lama, masalah keuangan, tak ada harapan

Tanda : ansietas, ketakutan, mudah terangsang

3. Makanan

Gejala : kehilangan nafsu makan, tidak daapat mencerna, penurunan

berat badan

Tanda : turgor kulit buruk, kulit kering

4. Nyeri/ kenyamanan

Gejala : nyeri dada meningkat karena batuk berulang

Tanda : perilaku distraksi, gelisah

5. Pernafasan

Gejala : batuk, nafas pendek

Tanda : peningkatan frekuensi pernafasan, sputum : hijau,kuning atau

bercak darah

6. Interaksi sosial

Gejala : perasaan asolasi/penolakan karena penyakit menular,

perubahan pola biasa dalam bertanggung jawab

B. Diagnosa

1) ketidakefektifan bersihan jalan nafas (00031)

Domain : 11

Kelas :2

Definisi : Ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obstruksi dari

saluran nafas untuk mempertahankan bersihan jalan nafas.

(NANDA,2015-2017)

Penerapan Batuk Efektif Pada..., M. BAGAS SAEFUL HIDAYAT, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
Batasan karakteristik : batuk yang tidak efektif, sputum dalam

jumlah yang berlebihan, perubahan pola nafas, dispne, perubahan

frekuensi napas.

Faktor yang berhubungan : penyakit paru obstruksi kronis, sekresi

yang tertahan, spasme jalan napas, adanya jalan napas buatan,

eksudat dalam alveoli.

2) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh (00002)

Domain : 2

Kelas : 1

Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan

metabolik (NANDA, 2015-1017)

Batasan karakteristik: kurang minat pada makanan, gangguan sensasi

rasa, penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat,

kelemhan otot pengunyah, kelemahan otot menelan, ketidak mampuan

memakan makanan

Faktor yang berhubungan : ketidakmampuan mencerna makanan,

kurang asupan makanan, ketidakmampuan makan, faktor biologis,

faktor ekonomi

3) Resiko infeksi (00004)

Domain : 11

Kelas : 1

Definisi : rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme

patogenik yang dapat mengganggu kesehatan.

Penerapan Batuk Efektif Pada..., M. BAGAS SAEFUL HIDAYAT, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
Batasan karakteristik: kurang pengetahuan untuk menghindari

pemajanan patogen, penyakit kronis(misal TB)

C. Perencanaan

1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

Indikator Awal Akhir


Batuk 3 5
Dispnea 3 5
dengan
aktivitas
ringan
Sputum 3 5
Keterangan:

1. Sangat berat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada

Intervensi : penghisapan lendir pada jalan nafas, pengaturan posisi,

pengurangan kecemasan, monitor ttv

1) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

Indikator Awal Akhir

Penerapan Batuk Efektif Pada..., M. BAGAS SAEFUL HIDAYAT, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
Asupan gizi 3 5

Asupan makanan 3 5

Asupan cairan 3 5

Keterangan :
1. sangat berat
2. berat
3. cukup
4. sedang
5. tidak ada
intervensi : berikan pilihan makanan sambil menawarkan bimbingan

terhadap pilihan makanan yang sehat, tawarkan makanan ringan padat

gizi, pastikan

2) Resiko infeksi

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

Indikator Awal Akhir

Kontrol resiko 3 5

Kontrol resiko 3 5

komunitas penyakit

menular

Status pernafasan : 3 5

kepatenan jalan nafas

Keterangan :
1. sangat berat
2. berat
3. cukup
4. sedang

Penerapan Batuk Efektif Pada..., M. BAGAS SAEFUL HIDAYAT, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
5. tidak ada
Intervensi: Dorong batuk dan bernafas dalam yang tepat, anjurkan
pasien dan keluarga mengenai bagaimana menghindari infeksi,
anjurkan pasien mengenai teknik mencuci tangan

D. Batuk Efektif

2. Pengertian

Batuk efektif adalah suatu metode batuk dengan benar, dimana

klien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah mengeluarkan

dahak secara maksimal. Namun dibandingkan dengan batuk biasa yang

bersifat refleks tubuh terhadap masuknya benda asing dalam saluran

pernafasan, batuk efektif dilakukan dengan melalui gerakan yang

terencana atau dilatihkan terlebih dahulu. Dengan batuk efektif, maka

berbagai penghalang yang menghambat atau menutup saluran pernafasan

dapat dihilangkan. Batuk merupakan gerakan refleks yang bersifat reaktif

terhadap masuknya benda asing dalam saluran pernafasan. Gerakan ini

terjadi atau dilakukan tubuh sebagai mekanisme alamiah terutama untuk

melindungi paru-paru. Gerakan ini pula yang kemudian dimanfaatkan

kalangan medis sebagai terapi untuk menghilangkan sputum/dahak yang

menyumbat saluran pernafasan. (Apriyadi, 2013)

E. Tujuan

Tujuan batuk efektif adalah untuk meningkatkan ekspansi paru,

mobilisasi seksresi dan mencegah efek samping dari restensi sekresi

seperti pneumonia, atelektasiis dan demam. Dengan batuk efektif penderita

Penerapan Batuk Efektif Pada..., M. BAGAS SAEFUL HIDAYAT, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
tuberculosis paru tidak harus mengeluarkan banyak tenaga untuk

mengeluarkan secret

F. TUBERCULOSIS PARU

Jenis penyakit infeksius yang menyerang paru-paru, ditandai

dengan pembentukan granuloma dan timbullnya nekrosis jaringan.

Penyakit ini bersifat menahun dan bisa menular dari sipenderita ke orang

lainya. (Santa dkk, 2009)

Suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

Mycobakterium tuberculosis. Mayoritas kuman TB akan menyerang paru,

akan tetapi kuman TB juga menyerang organ tubuh lainya. (Depkes, 2007)

Penyakit infeksius yang menyeraang paru. Agen infeksiusnya

adalah Mycobacterium tuberculosis yang merupakan batang aerobik yang

tahan asam, tumbuhnya lambat dan ultraviolet kebagian tubuh lainya

seperti tulang, ginjal, dan nodus limfe. (Brunner & Suddarth, 2001)

G. Etiologidan Patogenesis

Etiologi penyebab tuberculosis paru adalah kuman tahan asam

Mycbacterium Tuberculosis, sangat jarang oleh M. Bovis dan M. Atipik.

Kuman ini masuk dalam benntuk batang dan memiliki sifat tahan terhadap

asam atau Batang Tahan Asam (BTA). Penyebaran melalui droplet atau

percikan dahak yang didalamnya terkandung bakteri aktiv yang nantinya

apabila terhirup oleh orang lain dapat menularkan TB melewati saluran

pernafasan. Daya penularan dari seorang penderita ditentukan dari

Penerapan Batuk Efektif Pada..., M. BAGAS SAEFUL HIDAYAT, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Dalam BTA positif pada

penderita TB semakin tinggi derajat pemeriksaan dahak maka semakin

infeksius penderita tersebut begitu pula dengan sebaliknya. (Manalu, 2010)

Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapaar pertama kali

dengaan kuman TB. Droplet yang terhirup sangat kecil ukuranya sehingga

dapat melewati sistem pertahanan mukosiler bronkus dan terus berjalan

sehingga sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat

kuman TB berhasil berkembang biak dengan cara pembelahann diri di

paru, yang mmengakibatkan peradangan di dalam paru. Saluran limfe akan

membawa kuman TB ke kelenjar limfe disekitar hilus paru, dan ini disebut

sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai

pembentukan kompleks primer adalah sekitar 4-6 minggu. Adanya infeksi

dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberkulin dari

negatif menjadi positif.

Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dari banyaknya

kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh tersebut dapat

menghentikan perkembangan kuman, akibatnya dalam beberapa bulan,

yang bersangkutan akan menjadi penderita TB. Masa inkubasi yaitu waktu

yang diperlukan mulai terinfeksi sampai menjadi sakit diperkirakan sekitar

6 bulan.

Menyebar dengan cara :

1) Penyebaran secara bronkogen, baik di paru bersangkutan maupun

keparu sebelahnya atau tertelan.

Penerapan Batuk Efektif Pada..., M. BAGAS SAEFUL HIDAYAT, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
2) Penyebaran secara hematogen dan limfogen, penyebaran ini berkaitan

dengan daya tahan tubuh, jumlah dan virulensi kuman. Sarang yang

ditimbulkan dapat sembuh secara spontan, akan tetapi bila tidak

terdapat imuniti yang adekuat, penyebaran ini akan menimbulkan

keadaan cukup gawat. Penyebaran ini juga dapat menimbulkan

tuberkulosis pada alat tubuh lainya misalnya tulang, ginjal, genitalia

dan sebagainya.

Tuberkulosis post primer, akan muncul bertahun-tahun kemudian

setelah tuberkulosis primer, biasanya terjadi pada usia 15-40 tahun.

Tuberkulosis post primer dimulai dengan serangan dini yang

umumnya terletak di sigmen apikal lobus superior maupun lobus

inferior. Serangan dini ini awalnya berbentuk suatu sarang pneumoni

kecil. Sarang peumoni ini akan mengikuti jalan :

1) Diresopsi kembali dan sembuh tanpa meninggalkan cacat

2) Sarang tersebut akan meluas dan segera terjadi proses

penyembuhan dengan penyerbukan jaringan fibrosis. Selanjutnya

akan terjadi pengapuran dan akan sembuh dalam bentuk

perkapuran. Sarang tersebut akan menjadi aktiv kembali dengan

membentuk jaringan keju dan menimbulkan kaviti bila jaringan

keju dibatukan keluar

3) Sarang pneumoni meluas, membentuk jaringan keju (jaringan

kaseosa). Kaviti akan muncul dengan dibatukanya jaringan keju

Penerapan Batuk Efektif Pada..., M. BAGAS SAEFUL HIDAYAT, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
keluar. Kaviti awalnya berdinding tipis kemudian dindingnya

akan menjadi tebal (kaviti sklerotik) (Werdhani, 2010)

H. Cara Penularan

Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif. Pada waktu batuk

atau bersin pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan

dahak(droplet nuklei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000

percikan dahak. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana

percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat

mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari langsung dapat

membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam

keadaan gelap dan lembab. Daya faktor memungkinkan seseorang

terkena kuman TB ditentukan oleh konsentrasi percikan dan lamanya

menghirup udara tersebut.

I. PATHWAY

Mycobacterium Tuberculosis

Airbone / saluran inhalasi

Saluran pernfasan

Saluran pernafasan atas Saluran pernafasan


bawah

Bakteri yang bertahan dironkus Paru-paru

Penerapan Batuk Efektif Pada..., M. BAGAS SAEFUL HIDAYAT, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
Peradangan bronkus Alveolus

Penumpukan sekret alveolus mengallami Terjadi


perdarahan

Konsolidasi dan eksudasi

Efektif Tidak efektif penyebaran


bakteri Gangguan
pertukaran gas secara limfa
hematogen
Sekret keluar sekret sulit dikeluarkan
saat batuk

batuk terus obstruksi Demam anoreksie malaese


Keletihan
mual muntah
menerus
Peningkatan
suhu tubuh Inteloransi
Perubahan
terhirup orang sesak nafas aktivitas
nutrisi kurang
sehat
dari kebutuhan

Gangguan pola Bersihan jalan


Resiko
nafas tidak efektif tidak efektif
penyebaran
infeksi

Sumber : Price & Wilson (2005) dan Doengoes


(2000)

J. MANIFESTASI KLINIK

Tanda dan gejala tuberculosis menurut Perhimpunan Dokter

Penyakit Dalam (2006) antara lain :

1. Demam

Penerapan Batuk Efektif Pada..., M. BAGAS SAEFUL HIDAYAT, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
Umumnya subfebris, kadang-kadang 40-41ºC, keadaan ini sangat

dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringanya infeksi

kuman tuberculosis yaang masuk.

2. Batuk

Terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini

diperlukan untuk membuang produk radang. Sifat batuk dimulai daai

batuk kering( non produktif). Keadaan setelah timbul peradangan

menjadi produktif (menghasilkan sputum atau dahak). Keadaan yang

lanjut berupa batuk darah karena dapat pembuluh darah yang cepat.

Kebanyakan batuk darah pada TBC terjadi pada dinding bronkus.

3. Sesak nafas

Pada gejala awal penyakit ringan belum dirasakan sesak nafas,

sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana

infiltrasinya sudah setengah bagian paru-paru.

4. Nyeri dada

Gejala ini dapat ditemukan bila infitrasi radang sudah sampai

pada pleura, sehingga menimbulkan pleuritis, akan tetapi gejala ini

jarang ditemukan.

5. Malaise

Penyakit TBC paru bersifat radang yang menahun. Gejala

malaise sering ditemukan anoreksia, berat badan semakin menurut,

sakit kepala, meriang, nyeri otot dan keringat malam. Gejala semakin

lama semakin berat dan hilang timbul secara tidak teratur.

Penerapan Batuk Efektif Pada..., M. BAGAS SAEFUL HIDAYAT, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
K. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Sputum : pasif mycobacterium tuberculosis

2. Foto thorax : menunjukan infiltrasi kultur lesi awal pada area paru atas

3. Laboratorium darah rutin (LED) normal atau meningkat, limfositosis

4. Tes kulit (PPD, mantoux ,potongan volumer) : menunjukan infeksi

masa lalu dan adanya anti body tetapi tidak secara berarti menunjukan

penyakit berarti

L. KOMPLIKASI

1) Gangguan mata, ciri mata yang sudah terinfeksi TB biasanya berwarna

kemerahan, mengalami iritasi dan pembengkakan retina serta bagian

lainya.

2) Kerusakan hati dan ginjal

Hati dan ginjal dapat berfungasi untuk menyaring kotoran yang ada di

aliran darah. Fungi ini akan mengalami kegagalan apabila kedua organ

tersebut terinfeksi oleh kuman TB

3) Kerusakan jantung jaringan yang ada disekitar jantung juga dapat

terinfeksi oleh kuman TB, akibatnya bisa terjadi peradangan dan

penumpukan cairan yang membuat jantung menjadi tidak efektif dalam

memompa darah dan akibatnya bisa sangat fatal

4) Kerusakan otak, kuman TB yang telah menyebar hingga ke otak dapat

menyeabkan meningitis atau radang selaput otak. Radang tersebut dapt

memicu pembengkakan pada membran yang menyelimuti otak dan

seringkali fatal

Penerapan Batuk Efektif Pada..., M. BAGAS SAEFUL HIDAYAT, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
5) Keruskan tulang dan sendi nyeri tulang punggung dan kerusakan sendi

bisa terjadi ketika infeksi kuman TB menyebar dari paru-paru

kejaringan tulang.

M. PENGOBATAN

Tuberculosis Paru diobati terutama dengan agens kometerapi (agen anti

Tuberculosis) selama periode 6 sampai 12 bulan. 5 medikasi garis depan

digunakan :

1) Isonasid (INH)

2) Rifampin (RIF)

3) Streomisin (SM)

4) Etambutol (EMB)

5) Pirazinmid (PZA)

Tuberculosis yang resisten terhadap obat-obaatan terus menjadi isu yang

berkembang diseluruh dunia, insiden dari resisten banyak obat telah menciptakan

taantangaan baru. Beberapa jenis obat harus dipertimbangkan ketikaa

merencanakan terapi efektif.(Mitchison, 2005)

Resisten obat primer adalah resisten terhadap satu agen anti Tuberculosis

garis depan pada individu yang sebelumnyamendaapatkan pengobatan. Resisten

obat didapat satu atau lebih agens antituberkulosis pada pasien yang sedang

Penerapan Batuk Efektif Pada..., M. BAGAS SAEFUL HIDAYAT, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
menjalani terapi. Resisten banyak obat resisten terhadap 2 agen,yaitu INH dan

RIF.

Pengobatan yaang direkomendasikan bagi kasus Tuberkulosis paru yang

baru didiagnosa adalah regimen pengobatan beragam, termasuk INH, RIF, dan

PZA selama 4 bulan dengan INH dan RIF dilanjutkan untuk tambahan dua bulan

(totalnya 6 bulan).

Pada awalnya Etambutol dan streptomisin mungkin disertakaan dalam

terapi awal sampai pemeriksaan resisten obat didapatkan. Regimen pengobatan

bagaimanapun tetap dilanjutkan selamaa 12 bulan. Pasien akkaan

dipertimbangkan noninfeksius setelah menjalani 2 sampai 3 minggu terapi obat

kontinue.

Isoniasid (INH) mungkin digunakan sebagai tindakan preventif bagi

mereka yang diketahui beresiko terhadap penyakit signifikan. Untuk

meminimalkna efek samping, dapat diberikan pridoksin (vitamin B6). Enzim-

enzim hepar, nitrogen urea darah (BUN), dan kreatinin dipantau setiap bulan.

Hasil pemeriksaan kultur sputum dipantau terhadap basil tahan asam (BTA)

untuk mengevaluasi efektifitas pengobatan dan kepatuhan pasien terhadap terapi.

1. Pencegahan Primer

Penerapan Batuk Efektif Pada..., M. BAGAS SAEFUL HIDAYAT, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
Dengan promosi kesehatan sebgai salah satu pencegahan tuberkulosis paling

efektif, walaupun hanya mengandung pengukuran tujuan umum dan

mempertahankan standar kesehatan sebelumnya yang sudah sesuai.

Proteksi spesifik dengan tujuan pencegahan tuberkulosis paru yang

meliputi Imunisasi Aktif,yaitu melalui vaksinisasi BCG secara nasional

dan internasional pada daerah dengan angka kejadian tinggi dan penderita

atau beresiko tinggi dengan nilai proteksi yang tidak absolut dan

tergantung Host tambahan dan lingkungan. Kemudian Chemoprophylaxis

yaitu obat anti TBC yang dinilai terbukti ketika kontak dijalankan dan tetap

harus dikombinasikan dengan pasteurisasi produk ternak. Dan

pengontrolan Faktor Predisposisi yang mengacu pada pencegahan dan

pengobatan diabetes,malnutrisi, sakit kronis dan mental.

2. Pencegahan Sekunder

Dengan diagnosis dan pengobatan secara dini sebagaai dasar

pengontrolan kasus Tuberkulosis yang timbul dengan 3 komponen utama,

yaitu : Agent, Host, dan Lingkungan.

Kontrol pasien dengan deteksi dini penting untuk kesehatan aplikasi

modern kemoterapi spesifik, walau terasa berat dari finansial, materi maupun

tenaga. Metode tidak langsung dilakukan dengan indikator penderita yang

terinfeksi tuberkulosis sebagai pusat, sehingga pengobatan dini dapat

diberikan. Selain itu pengetahuan tentang resistensi obat dan gejala infeksi

juga penting untuk seleksi dari petunjuk yang paling efektif.

Langkah kontrol kejadian kontak adalah untuk memutuskan rantai

infeksi tuberkulosis, dengan imunisasi TBC negatif dan Chemoprophylaxis

pada TBC positif. Kontrol lingkungan dengan membatasi penyebaran

Penerapan Batuk Efektif Pada..., M. BAGAS SAEFUL HIDAYAT, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
penyakit, desinfektan dan cermat mengungkapkan investigasi epidemiologi,

sehingga ditemukan bahwa kontaminasi lingkungan memegang peranan

terhadap epidemi TBC. Melalui usaha pembatasan ketidakmampuan untuk

membatasi kasus baru harus dilanjutkan dengan istirahat dan menghindari

tekanan psikis.

Tabel 1
Jenis OAT Sifat Dosis (mg/kg) Dosis (mg/kg) 3x

harian seminggu

Isoniasiid (H) Bakterisid 5 10

(4-6) (8-12)

Rimfamisin (R) Bakterisid 10 10

(8-12) (8-12)

Pyrazinamid (Z) Bakterisid 25 35

(20-30) (30-40)

Steptomycin (S) Bakterisid 15 -

(12-18)

Etambutol (E) Bakteriostatik 15 30

(15-20) (20-35)

(Depkes, 2008)

Penerapan Batuk Efektif Pada..., M. BAGAS SAEFUL HIDAYAT, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
N. PRINSIP PENGOBATAN

Pengobatan TB paru menurut Depkes RI (2002) dilakukan dengan

prinsip:

1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat

dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesaui kategori pengobatan

2) Unjuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan

pengawasan langsung oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO)

3) Pengobatan TB paru dilakukan dengan 2 tahap, yaitu tahap awal

(intensif) dan lanjutan

Pengobatan TB paru dalam jangkaa waktu tertentu dapat

menimbulkan efek samping baik yang bersifat ringan maupun yang

berat

Tabel 2

Efek samping penyebab penatalaksanaan

Tidak nafsu makan Rifampicin Semua OAT diminum

malam sebelum tidur

Nyeri sendi Pyrazinamid Beri aspirin

Kesemutan INH Beri vitamin B6

Gatal dan kemerahan Semua jenis OAT Ikuti petunjuk

pelaksanaan dibawah

Tuli Streptomisin Streptomisin

dihentikan

Gangguan Etambutol Hentikan etambutol

Penerapan Batuk Efektif Pada..., M. BAGAS SAEFUL HIDAYAT, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
pengelihatan

(Depkes,2008)

Penatalaksanaan pasien dengan efek samping gatal dan kemerahan

dilakukan dengan menyingkirkan dulu kemungkinan penyebab lain.

Sementara dapat diberikan anti histamin sambil meneruskan OAT dengan

pengawasan ketat. Gatal-gatal tersebut pada sebagian pasien akan hilang,

namun pada sebagian pasien malahan terjadi kemerahan kulit, bila keadaan

ini terjadi maka OAT yang diberikan harus dihentikan dan ditunggu

sampai kemerahan kulit tesebut hilang. Jika gejala efek samping ini berat,

pasien perlu dirujuk. Efek samping hepatotoksisitas bisa terjadi karena

hipersensivitas atau karena kelebihan dosis. (Depkes, 2008)

Penerapan Batuk Efektif Pada..., M. BAGAS SAEFUL HIDAYAT, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Anda mungkin juga menyukai