Anda di halaman 1dari 5

PEMENUHAN RUANG TERBUKA HIJAU YANG MEMPENGARUHI PERENCANAAN

KABUPATEN/KOTA LAYAK ANAK DI KOTA MALANG

Firdha Ludvia dan Ribka Fransiska W


Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
Jalan MT.Haryono No.167, Ketawanggede, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa
Timur, 6514, Telepon/Fax : 0341-551430
Email : firdhamengong.14@gmail.com,

ABSTRAK

Tata ruang kota tidak bisa dilepaskan dari pemenuhan hak warga yang menghuni di kota
tersebut. Salah satunya adalah mengenai bagaimana kota memenuhi kebutuhan rekreatif
seperti Ruang Terbuka Hijau. Kota Malang merupakan kota layak huni terbaik ketiga di
Indonesia. Salah satu indikator tingkat kenyamanan suatu kota adalah ruang terbuka hijau
berupa taman. Berdasarkan persepsi masyarakat di Kota Malang ketersediaan dan
persebaran taman sudah terpenuhi secara baik.
Pada tahun 2007, Malang menerima penghargaan sebagai Kabupaten/Kota Layak Anak
karena Pemerintah menilai kota Malang telah memenuhi standart indikator
Kabupaten/Kota Layak Anak. Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak dibentuk menjadi 5
indikator yang mampu membangun perencanaan Kota/Kabupaten yang lebih baik, karena
menurut para ahli anak-anak merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam
Pertumbuhan Kota. Beberapa pendapat dari anak-anak mengatakan bahwa ada banyak
faktor yang membuat mereka tidak nyaman dengan keadaan kota yang sekarang, salah satu
faktor yang menonjol adalah faktor kurangnya lahan untuk tumbuhan. Mereka menilai
bahwa lahan untuk tumbuhan kini berkurang karena banyak faktor salah satunya adalah
keserakahan pejabat yang menyalah gunakan lahan tersebut. Anak-anak juga menilai
bahwa mereka membutuhkan tempat/lahan untuk berinteraksi, belajar, dan membutuhkan
tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan psikologis mereka serta memenuhi hak anak yang
telah diatur di dalam Keputusan Presiden No. 36 Tahun 1990.
Undang-Undang sebagai ukuran standart bagaimana Ruang Terbuka Hijau dibentuk untuk
memenuhi kebutuhan hak dasar warga. Ruang Terbuka Hijau juga berfungsi sebagai
sarana sosial, budaya, ekonomi, dan kebutuhan masyarakat kota serta pemenuhan
indikator Kabupaten/Kota Layak Anak yang diwujudkan oleh Pemerintah Kota Malang.

Kata kunci : Ruang Terbuka Hijau, Perencanaan Kota/Kabupaten Layak Anak,


Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak, Malang
PENDAHULUAN masyarakat, dan swasta dalam memenuhi
hak-hak anak yang juga merupakan bagian
erencanaan Kota/Kabupaten dari komunitas. Sehingga sangat penting

P Layak Anak (KLA) adalah salah


satu upaya pemerintah,
masyarakat, dan swasta dalam
memenuhi hak-hak anak yang
juga merupakan bagian dari komunitas.
untuk direncanakanm, mengingat belum
ada kota di Indonesia yang benar-benar
mencerminkan konsep “Kota Layak Anak”.
Kaitannya dengan perencanaan sebuah
kota, diperlukan partisipasi dari anak-anak
Sehingga sangat penting untuk agar perencanaan kota dengan perencanaan
direncanakan, mengingat belum ada kota di sebuah kota, diperlukan partisipasi dari
Indonesia yang sudah benar-benar anak-anak agar perencanaan kota dengan
mencerminkan konsep “Kota Layak Anak konsep “Kota Layak Anak” dapat
(KLA)”. mengakomodasi kebutuhan anak dengan
Menurut United Nations Children’s Fund baik.
(UNICEF), sepertiga populasi dunia adalah Partisipasi anak dalam perencanaan kota
anak-anak dan setengah dari populasi anak- telah berkembang menjadii semakin
anak hidup dibawah standar kemiskinan. popular di kota-kota besar seperti Milan,
Dalam konteks perkotaan, anak-anak Berkeley, dan California (France dan
memiliki peran penting yang sering Lorenzo, 2002). Bahkan UNICEF
dilupakan bahwa pada dasarnya mereka menggalakan promosi bahwa perencanaan
juga tinggal dan tumbuh di dalam sebuah kota dengan melibatkan anak-anak adalah
kota yang mana di dalam kota tersebut cara terbaik untuk membangun kota lebih
memiliki banyak resiko-resiko yang berkelanjutan. Di Indonesia sendiri, masih
mempengaruhi pertumbuhan anak, mulai sangat sedikit kota yang
dari psikologi, etika/perilaku/sikap, rohani mengimplementasikan konsep “Kota Layak
serta jasmani anak. Indonesia telah Anak” dalam rencana perancanaan ruang.
mengesahkan konvensi mengenai hak anak Hal tersebut membuktikan bahwa sangat
dengan Keputusan Presiden No. 36 Tahun minim kesadaran pemerintah provinsi untuk
1990, yang seharusnya ditindaklanjuti menerapkan konsep ini. Kondisi kota yang
dalam setiap kebijakan yang diambil dan baik menurut anak-anak dan para ahli,
tidak dilupakan keberadaannya. Selain itu Menurut sebagian besar anak permasalahan
dengan adanya Keputusan Presiden tersebut yang terjadi di kota kebanyakan adalah
juga termasuk salah satu bukti penunjang Kemacetan, yang menyebabkan anak-anak
kewajiban pemerintah dalam bidang bahkan orang dewasa merasakan tekanan.
perlindungan anak yang berupa program Selain kemacetan, masalah lainnya adalah
dan kegiatan, agar hak-hak anak untuk tidak adanya lahan untuk tumbuhan.
dapat tumbuh, berkembang, belajar, dan Menurut anak-anak tumbuhan memberikan
beradaptasi tetap terlaksana dengan baik. dampak hijau dan asri. Sejalan dengan itu
Kewajiban pemerintah dalam melindungi mampu mempengaruhi psikolog, bahwa
anak-anak dari kekerasan, kerusakan warna hijau dapat memberikan efek
kepribadian dan diskriminasi. Untuk itu ketenangan secara psikologis, selain itu
kewajiban ini harus diimplementasikan taman merupakan wahana eksplorasi anak-
dalam skala pemerintah yang lebih detil, anak untuk mengasah kemampuan motorik,
bukan hanya nasional, namun pemerintahan kognitif, dan sosial emosi.
kabupaten/kota. Permasalahan lain yang disebutkan oleh
Perencanaan Kota/Kabupaten Layak Anak anak-anak adalah banjir, longsor, sampah
(KLA) adalah salah satu upaya pemerintah, dan polusi. Permasalahan ini menjadi
sebuah ancaman bagi anak yang (c) tersedia lembaga kesejahteraan sosial
diakibatkan oleh ulah manusia. Banjir dan anak.
longsor diartikan sebagai bagian dari Pasal 10 PP, mengatur indikator KLA
bencana yang memberikan tekanan dan rasa untuk klaster kesehatan dasar dan
tidak nyaman. Menurut mereka (anak-anak) kesejahteraan yang meliputi :
hal ini mengganggu kenyamanan, (a) angka kematian bayi;
ketentraman dan kesehatan. (b) prevalensi kekurangan gizi pada balita;
Selain itu, anak-anak juga berpendapat (c) persentase air susu ibu (ASI) eksklusif;
bahwa pejabat yang serakah dan (d) jumlah pojok ASI;
masyarakat yang tidak puya tempat tinggal, (e) persentase imunisasi dasar lengkap;
menjadi tambahan masalah perkotaan. Bagi (f) jumlah lembaga yang memberikan
anak-anak kondisi sosial yang buruk di kota pelayanan kesehatan reproduksi dan mental;
juga merupakan masalah yang mampu (g) jumlah anak dari keluarga miskin yang
memunculkan rasa empati terhadap kondisi memperoleh akses peningkatan
sekitar secara psikolog. kesejahteraan;
Menanggapi sudut pandang anak-anak (h) persentase rumah tangga dengan akses
terhadap permasalahan kota, Seorang Ahli air bersih; dan (i) tersedia kawasan tanpa
parenting melihat bahwa Koata Layak rokok.
Anak harus dapat memenuhi hak-hak sipil Pasal 11 mengatur indikator KLA untuk
bagi anak, seperti hak mendapatkan klaster pendidikan, pemanfaatan waktu
pembelajaran, hak eksplorasi, dan luang, dan kegiatan budaya meliputi:
sebagainya. Seperti kota dengan tempat (a) angka partisipasi pendidikan anak usia
bermain yang aman. dini;
Indikator, Indikator tentang Kota Layak (b) persentase wajib belajar pendidikan 12
Anak (KLA) seperti disebutkan dalam (dua belas) tahun;
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan ( c ) persentase sekolah ramah anak;
Perempuan dan Perlindungan Anak No.12 (d) jumlah sekolah yang memiliki program,
tahun 2011 antara lain : sarana dan prasarana perjalanan anak ke
Pasal 8 , menjelaskan indikator KLA dan dari sekolah; dan
untuk klaster hak sipil dan kebebasan (e) tersedia fasilitas untuk kegiatan kreatif
meliputi: dan rekreatif
(a) persentase anak yang teregistrasi dan yang ramah anak, di luar sekolah, yang
mendapatkan Kutipan Akta Kelahiran; dapat diakses semua anak.
(b) tersedia fasilitas informasi layak anak; Pasal 12 menjelaskan indikator KLA untuk
dan klaster perlindungan khusus meliputi:
(c) jumlah kelompok anak, termasuk Forum (a) persentase anak yang memerlukan
Anak, yang ada di kabupaten/kota, perlindungan khusus dan memperoleh
kecamatan dan desa/kelurahan. pelayanan;
Pasal 9, menyebutkan indikator KLA untuk (b) persentase kasus anak berhadapan
klaster lingkungan keluarga dan dengan hukum (ABH) yang diselesaikan
pengasuhan alternatif meliputi: dengan pendekatan keadilan restoratif
(a) persentase usia perkawinan pertama di (restorative justice);
bawah 18 (c) adanya mekanisme penanggulangan
(delapan belas) tahun; bencana yang memperhatikan kepentingan
(b) tersedia lembaga konsultasi bagi orang anak; dan
tua/keluarga tentang pengasuhan dan (d) persentase anak yang dibebaskan dari
perawatan anak; dan
bentuk-bentuk Beberapa faktor yang harus diperhatikan
pekerjaan terburuk anak. dalam Pengelolaan RTH adalah :
Pasal 13 ayat (1) setiap indikator KLA 1.Fisik (dasar eksistensi lingkungan),
diberi ukuran dan nilai ,besaran ukuran dan bentuknya bisa memanjang, bulat maupun
nilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) persegi empat atau panjang atau bentuk-
termuat dalam Lampiran Peraturan Menteri. bentuk geografis lain sesuai geo-
Sebagaimana undang-undang dan pasal 8, topografinya. Di kota Malang fisik RTH
pasal 9, pasal 10, pasal 11, pasal 12, dan yang sudah ada dapat kita lihat di berbagai
pasal 13 dapat kita lihat mengenai prosedur tempat seperti alun-alun Malang, taman
pengadaan ruang terbuka hijau di kota merbabu, taman merjosari yang secara
Malang. Hal tersebut juga bertujuan untuk geografis memiliki bentuk baik persegi
pemenuhan hak anak. Kita semua dapat empat, persegi panjang, ataupun lingkaran.
melihat bagaimana standart atau indicator 2.Sosial, RTH merupakan ruang untuk
Ruang Terbuka Hijau dapat dikatakan manusia agar bisa bersosialisasi. Di kota
layak. Secara geografis sejumlah 30% harus Malang sosial Ruang Terbuka Hijau
terealisasikan sebagai Ruang Terbuka Hijau menjadi tempat bersosialisasi yang
sebagaimana disebutkan dalam Undang- kondusif dan representative. Berhubungan
Undang No.26 tahun 2007 pasal 17 ayat (5) dengan hak anak RTH menjadi sarana
“Dalam rangka pelestarian lingkungan pembelajaran untuk interaksi satu sama
sebagaimana dimaksud pada kawasan lain.
lindung dan kawasan budi daya, dalam 3.Ekonomi, RTH merupakan sumber
rencana tata ruang wilayah ditetapkan produk yang bisa dijual. Peningkatan
kawasan hutan paling sedikit 30 (tiga ekonomi menjadi salah satu factor yang
puluh) persen dari luas daerah aliran harus diperhatikan dalam pengelolaan RTH
sungai” . di kota Malang, pada factor ini kota Malang
Ruang Terbuka Hijau juga memiliki mendapat sedikit kendala terkait praktik
klasifikasi yang dibedakan berdasarkan sifat pemenuhan kebutuhan ekonomi di RTH
dan fungsi dari Ruang Terbuka Hijau seperti pedagang asongan yang berjualan di
(RTH) itu sendiri. Sesuai dengan Undang- dalam taman. Kegiatan tersebut pastinya
Undang No.26 tahun 2007 klasifikasi mengurangi kenyamanan pemakai dan
Ruang Terbuka Hijau dibedakan menjadi 5 penikmat taman.
kelompok, yaitu : 4.Budaya, ruang untuk mengekspresikan
1.Kawasan hijau pertamanan kota seni budaya masyarakat. RTH di kota
2.Kawasan Hijau hutan kota Malang tidak banyak digunakan untuk
3.Kawasan hijau rekreasi kota peningkatan budaya, dikarenakan kegiatan
4.Kawasan hijau kegiatan olahraga pengkespresian seni dan budaya dilakukan
5.Kawasan hijau pemakaman ditempat komunitas ataupun sanggar yang
Tujuan pembentukan RTH di wilayah sudah ada sebellumnya di kota Malang.
perkotaan adalah : 5.Kebutuhan akan terlayaninya hak-hak
manusia (penduduk) untuk mendapatkan
1.Meningkatkan mutu lingkungan hidup lingkungan yang aman, nyaman, indah dan
perkotaan dan sebagai sarana pengamanan lestari. RTH juga menjadi salah satu
lingkungan perkotaan. layanan publik yang dapat diakses oleh
2.Menciptakan keserasian lingkungan alam seluruh masyarakat umum. Contohnya yang
dan lingkungan binaan yang berguna bagi berada di kota Malang adalah Taman
kepentingan masyarakat. Merjosari, Taman Merbabu, Taman
Trunojoyo, Taman Kunang-Kunang, Alun-
Alun Kota Malang, Alun-Alun Tugu, Ijen Untuk itu Kabupaten atau kota layak anak
Boulvard. merupakan sebuah usaha nyata untuk dapat
Metode Penelitian, Metode Kuantitatif. memberikan anak-anak, sebuah
Penelitian kuantitatif adalah penelitian penghidupan yang layak sehingga mereka
ilmiah yang sistematis terhadap bagian- dapat tumbuh kembang secara optimal.
bagian dan fenomena serta hubungan- Daftar Pustaka
hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif
adalah mengembangkan dan menggunakan 1. Jurnal Teknik ITS (Institut Teknologi
model-model matematis, teori-teori Sepoeloeh November/Surabaya), nama
dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan pengarang Bagiar Adla Satria dan
fenomena alam. Proses pengukuran adalah Prananda Navitas, Penetuan Tema
bagian yang sentral dalam penelitian Ruang Terbuka Hijau Aktif Di Kota
kuantitatif karena hal ini memberikan Malang Berdasarakan Preferensi
hubungan yang fundamental antara Masyarakat, 2016
pengamatan empiris dan ekspresi matematis 2. http://kotalayakanak.blogspot.co.id/
dari hubungan-hubungan kuantitatif. 3. Rabu, September 2007, Kota Malang
Penelitian kuantitatif banyak dipergunakan Butuh Perda Anak,
baik dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu- MALANG(SINDO)
ilmu sosial, dari fisika dan biologi hingga 4. http://malangkota.go.id/2017/04/05/lpai
sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini -anugerahkan-kak-seto-award-ke-kota-
juga digunakan. malang/ (jurnal elektrik)
Kesimpulan 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia
Anak adalah investasi masa depan bagi nomor 88 tahun 2002 tentang Rencana
suatu keluarga dan tentunya bagi suatu Aksi Nasional Penghapusan
bangsa.mereka adalah calon pemimpin Perdagangan (Trafiking) Perempuan
bangsa ini dimasa yang akan datang. Oleh dan Anak.
karena itu, perlu penanganan yang serius 6. Peraturan Menteri Negara
dan terintegrasi secara menyeluruh agar Pemberdayaan Perempuan dan
anak-anak tumbuh menjdai pribadi yang Perlindungan Anak No.12 tahun 2011
sehat lahir dan batin serta mampu 7. Undang-Undang Republik Indonesia
menghadapi tantangan zaman yang semakin Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan
berat ini. Ruang
Serta Untuk menciptakan KLA di Indonesia 8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No
diperlukan kesamaan paradigm mengenai 5/PRT/M/2008 tentang Pedoman
anak .di butuhkan kerjasama yang baik Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang
diantara berbagai pihak yang betul-betul Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan
mau mengedepankan kepentingan terbaik
untuk anak.

Anda mungkin juga menyukai