Anda di halaman 1dari 23

ILMU KEDOKTERAN GIGI MASYARAKAT

Lanjutan Dasar Komunikasi dan Komunikasi Kesehatan

Disusun Oleh:
Kelompok 2 Kelas F

Syajaratud Durriyya / 201911161 Tantia Eka Ayu Salsabila / 201911166


Syifa Amalia Aryani / 201911162 Thalita Aulia / 201911167
Syifa Marwah Darianti / 201911163 Theressa Juliana Chandra / 201911168
Syifa Widyadhana P./ 201911164 Thiara Deffa Aziza / 201911169
Tania Meilinda R.A / 201911165 Tommy Desmasaputra / 201911170

Fasilitator:
Dr. Fauziah. A. Asim, drg, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
2020/2021
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur atas kehadiran Tuhan


Yang Maha Esa, karena atas berkah dan rahmat-Nya, pada akhirnya makalah ini
dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini memuat tentang “Lanjutan Dasar Komunikasi dan
Komunikasi Kesehatan” Tema yang akan dibahas di makalah ini sengaja dosen
pembimbing kami pilih untuk dipelajari lebih dalam. Makalah ini disusun
berdasarkan proses pembelajaran yang telah disampaikan kepada kami.
Kami berharap, dengan adanya makalah ini, agar isi serta penjelasan yang
tertera dapat mempermudah siapapun yang sedang mencari tentang dasar
komunikasi dan komunikasi kesehatan dengan membaca apa yang tertuang di
dalam makalah ini.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar dasar komunikasi dan komunikasi
kesehatan, kami sudah memapaparkan sermuanya di dalam bagian pembahasan
pada makalah ini.

Jakarta,21 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN..................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................4

BAB II.....................................................................................................................5

PEMBAHASAN.....................................................................................................5
2.1 Bentuk Komunnikasi...............................................................................5
2.2 Jenis Komunikasi.....................................................................................8
2.3 Gangguan atau Hambatan Komunikasi.................................................13
2.4 Metode Komunikasi...............................................................................18

BAB III..................................................................................................................21

PENUTUP.............................................................................................................21
3.1 Kesimpulan............................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada masa-masa pandemi seperti saat ini, terutama di Indonesia
yang merupakan salah satu negara yang terdampak dengan meluasnya
wabah COVID-19, kebutuhan untuk adanya komunikasi kesehatan
serta promosi kesehatan menjadi sangat penting. Terutama, di
Indonesia, kenaikan kasus-kasus baru yang tiap hari masih terus
bertambah dengan nilai yang cukup signifikan. Per tanggal 17 Oktober,
terdapat kenaikan kasus baru mencapai 974 kasus baru serta jumlah
keseluruhan kasus sampai tanggal 16 Oktober merupakan 92.382 kasus.
Sehingga, saat ini, Indonesia butuh melakukan berbagai upaya untuk
melakukan komunikasi kesehatan yang baik kepada masyarakatnya
agar dapat memutus rantai penyebaran virus COVID-19.1
Dunia kesehatan, terutama dunia kedokteran memang merupakan
sebuah profesi yang menuntut interaksi dan komunikasi yang tinggi di
antara sivitasnya. Oleh karena itu, pengetahuan dan pemahaman
tentang komunikasi itu sendiri dan prinsip – prinsip yang terdapat di
dalamnya sangatlah diperlukan. Ilmu komunikasi sendiri adalah ilmu
yang harus dipahami esensinya, dan terus menerus dilatih sehingga
dapat mencapai hasil yang diinginkan. Dengan memaparkan satu
persatu unsur – unsur yang ada dalam komunikasi, pelaku komunikasi
dapat melihat dengan lebih jelas lagi hal – hal yang perlu diterapkan
dan tidak perlu diterapkan saat berkomunikasi dengan orang lain, oleh
karena itu, penulis membuat makalah ini agar pihak – pihak yang
membacanya dapat mendapatkan manfaat.2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bentuk Komunnikasi


Komunikasi dapat terjadi dalam beberapa bentuk diantaranya
dalam bentuk komunikasi personal dan kelompok. Selain itu
komunikasi juga dapat bersifat tatap muka dan melalui perantara
media. Dalam prosesnya komunikasi terbagi dalam dua macam
komunikasi yaitu komunkasi aktif dan komunkasi pasif. Komunikasi
aktif merupakan suatu proses komunikasi yang berlangsung dengan
aktif antara komunikator dengan komunikan. Dimana diantara
keduanya sama-sama aktif berkomunikasi, sehingga terjadi timbal balik
diantara keduanya. Sedangkan komunikasi pasif terjadi dimana
komunikator menyampaikan informasi atau ide terhadap khalayaknya
atau komunikan sebagai enerima informasi, akan tetapi komunikan
tidak mepunyai kesempatan untuk memberikan respon atau timbal
balik dari proses komunikasi.
Menurut Rakhmat (2008) menyebutkan empat bentuk komunikasi
yang terdiri dari komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal,
komunikasi kelompok, dan komunikasi massa, sebagai berikut:
1. Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi intrapersonal adalah penggunaan bahasa atau
pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri.
Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal
secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolik dari
pesan pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus
penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri
dalam proses internal yang berkelanjutan.3
Dalam Proses Komunikasi intrapersonal, seorang
komunikator melakukan pengolahan informasi yang diperoleh,
hingga menjadi pesan yang ia pahami dan diberikan makna.
Proses komunikasi intrapersonal tersebut sebagai berikut:
sensasi tahap pertama dalam penerimaan informasi ialah
sensasi. Sensasi berasal dari kata “sense”, artinya alat
pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan
lingkungannya.3
Jadi komunikasi intrapersonal merupakan suatu proses
komunikasi dalam menggunakan pikiran kita terhadap diri
sendiri, baik itu memotivasi diri sendiri. Misalnya sebagai
contoh ketika kita lagi sakit dan hendak mau pergi ke rumah
sakit untuk berobat. Dokter bilang bahwa diagnosis
penyakitnya adalah kanker dan harus menjalani perawatan dan
terapi medis di rumah sakit. Pasien berkata dalam hatinya “aku
harus kuat menjalani perawatan dan terapi ini agar aku bisa
sembuh” itu merupakan salah satu contoh dalam komunikasi
interpersonal dalam memotivasi diri sendiri.3
2. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang
melibatkan hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat,
dua sahabat dekat, guru murid, dan sebagainya. Selain
komunikasi interpersonal merupakan model komunikasi yang
paling efektif, komunikasi interpersonal adalah komunikasi
manusia yang memiliki hubungan paling erat berdasarkan apa
yang diungkapkan Tubbs dan Moss.3
Komunikasi antarpribadi sering disebut dengan dyadic
communication maksudnya yaitu “komunikasi antara dua
orang”, di mana terjadi kontak langsung dalam bentuk
percakapan. Komunikasi jenis ini bisa berlangsung secara
berhadapan muka (face to face) ataupun bisa juga melalui
media seperti telepon. Ciri khas dari komunikasi antarpribadi
adalah sifatnya yang dua arah atau timbal balik (two ways
communication). Namun, komunikasi antarpribadi melalui tatap
muka mempunyai satu keuntungan di mana melibatkan perilaku
nonverbal, ekspresi fasial, jarak fisik, perilaku paralinguistik
yang sangat menentukan jarak sosial dan keakraban.3
Jadi dari beberapa definisi komunikasi interpersonal
menurut para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
komunikasi interpersonal merupakan proses penyampaian
informasi antara dua orang atau lebih baik itu secara tatap muka
atau pun menggunakan media sosial dengan tujuan agar pesan
yang disampaikan mudah dipahami, baik itu secara verbal
maupun nonverbal.3
3. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok terjadi dalam konteks komunikasi
interpersonal, dan sudah melewati tahapan komunikasi
intrapersonal. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi
yang terjadi didalam individu sendiri, individu berbicara, untuk
memikirkan atau meyakinkan suatu hal yang di inderainya. Hal
ini terjadi setelah seseorang menerima stimulus yang diterima
oleh indera dan menafsirkannya melalui komunikasi dengan
dirinya sendiri. Sedangkan komunikasi interpersonal adalah
komunikasi yang terjadi antar individu, individu mengirimkan
suatu pesan dan di balas pesan itu oleh individu yang lain.4
Komunikasi dalam kelompok merupakan bagian dari
kegiatan keseharian kita. Sejak kita lahir, kita mulai bergabung
dengan kelompok primer yang dekat, yaitu keluarga. Kemudian
seiring dengan perkembangan usia dan kemampuan intelektual
kita masuk dan terlibat dalam pekerjaan dan kelompok
sekunder lainnya yang sesuai dengan minat dan ketertarikan
kita. Ringkasnya, kelompok merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan kita, karena melalui kelompok, me
mungkinkan kita dapat berbagi informasi, pengalaman, dan
pengetahuan kita dengan anggota kelompok lainnya.3
4. Komunikasi Kelompok
Media Massa (Mass Media) adalah channel, media/me
dium, saluran,sarana, atau alat yang digunakan dalam proses
komunikasi massa, yakni komunikasi yang diarahkan kepada
orang banyak (channel of mass communication). L. John Mar
tin pula berpendapat bahwa media massa merujuk kepada alat
yang mewujudkan interaksi sosial, politik, dan ekonomi dalam
ukuran yang lebih modern. Media haruslah menyampaikan
maklumat dan mendidik masyarakat serta menjadi media per
antara dalam bermasyarakat (Vir Bala Aggarwal, 2002).
Dalam sistem demokrasi, media merupakan sumber primer
dalam komunikasi massa (Md Sidin Ahmad Ishak, 2006) di
mana komunikasi massa sendiri merupakan kependekan dari
komuni kasi melalui media massa (communicate with media).
Media massa pada masa kini telah melalui arus globalisasi di
mana media kini bersifat universal. Jenis dan fungsinya juga
sema kin canggih sejalan dengan perkembangan arus
modernisasi pada masa kini. Menurut John Ryan media massa
tidak dapat terpisahkan dari institusi yang lain dalam
masyarakat (1999).Yang termasuk media massa terutama
adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film sebagai
The Big Five of Mass Media (Lima Besar Media Massa), juga
internet (cybermedia, media online).3

2.2 Jenis Komunikasi


Komunikasi menurut bentuknya terbagi dua yaitu komunikasi
verbal (lisan) dan komunikasi non-verbal (tertulis). Verbal berarti
menggunakan kata-kata atau tulisan sedangkan non-verbal tidak
menggunakan kata-kata dan tulisan tetapi biasanya menggunakan
isyarat gerakan tubuh dan wajah. Selain menurut bentuknya
komunikasi juga dibagi menurut tingkat formalitasnya, ada komunikasi
formal dan non-formal. Komunikasi formal atau resmi menggunakan
bahasa yang baku. Komunikasi non-formal berarti tidak resmi.
Komunikasi ini menggunakan bahasa yang bebas seperti komunikasi
antar sesama teman.5

Komunikasi Verbal (Lisan)


Komunikasi verbal atau lisan adalah komunikasi yang
menggunakan kata-kata, baik itu secara lisan maupun tulisan.
Komunikasi verbal paling banyak dipakai dalam hubungan antar
manusia, untuk mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan,
fakta, data, dan informasi serta menjelaskannya, saling bertukar
perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan bertengkar.6
Ada beberapa unsur penting dalam komunikasi verbal, yaitu:
a. Kata, merupakan lambang terkecil dari bahasa. Kata merupakan
lambang yang mewakili sesuatu hal, baik itu orang, barang,
kejadian, atau keadaan. Makna kata tidak ada pada pikiran
orang. Tidak ada hubungan langsung antara kata dan hal. Yang
berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran orang.
Komunikasi verbal merupakan sebuah bentuk komunikasi yang
diantarai (mediated form of communication).6
b. Bahasa, adalah suatu sistem lambang yang memungkinkan
orang berbagi makna. Dalam komunikasi verbal, lambang
bahasa yang dipergunakan adalah bahasa lisan, tertulis pada
kertas, ataupun elektronik. Ada tiga teori bahasa yang
dibicarakan sehingga orang bisa memiliki kemampuan
berbahasa, yaitu:
 Operant Conditioning Theory [dikembangkan oleh
seorang ahli psikologi behavioristik yang bernama B. F.
Skinner (1957)]
Teori ini menekankan adanya unsur rangsangan
(stimulus) serta tanggapan (response) atau lebih dikenal
dengan istilah S-R dan menyatakan jika satu organism
dirangsang oleh stimuli dari luar, orang cenderung akan
memberi reaksi.6
 Cognitive Theory [dikembangkan oleh Noam Chomsky]
Teori ini menyatakan bahwa kemampuan berbahasa
yang ada pada manusia adalah pembawaan biologis
yang dibawa dari lahir.6
 Mediating Theory atau Teori Penengah [dikembangkan
oleh Charles Osgood]
Teori ini menyatakan manusia dalam mengembangkan
kemampuannya berbahasa, tidak saja bereaksi terhadap
rangsangan (stimuli) yang diterima dari luar, tetapi juga
dipengaruhi oleh proses internal yang terjadi dalam
dirinya.6
Bahasa juga memiliki beberapa karasteristik, yaitu:6
 Pengalihan atau Displacement
 Pelenyapan
 Kebebasan makna
 Transmisi budaya.

Ada dua jenis komunikasi verbal, yiatu:


a. Berbicara dan Menulis, Berbicara adalah komunikasi verbal
vocal, sedangkan menulis adalah komunikasi verbal non vocal.
b. Mendengarkan dan Membaca, mendengar dan mendengarkan
adalah dua hal yang berbeda. Mendengar mengandung arti
hanya mengambil getaran bunyi, sedangkan mendengarkan
adalah mengambil makna dari apa yang didengar.
Mendengarkan melibatkan unsur mendengar, memperhatikan,
memahami dan mengingat. Membaca adalah satu cara untuk
mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. 6

Ada pun karakteristik-karakteristik komunikasi verbal, yaitu:6


a. Jelas dan Ringkas, berlangsung sederhana, pendek dan
langsung.
b. Perbendaharaan Kata, penggunaan kata-kata yang mudah
dimengertioleh orang lain.
c. Arti Konotatif dan Denotatif
d. Intonasi
e. Kecepatan Berbicara
f. Humor
Komunikasi Non-Verbal (Tertulis)
Komunikasi nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata.
Pesanpesan nonverbal sangat berpengaruh terhadap komunikasi. Pesan
atau simbol-simbol nonverbal sangat sulit untuk ditafsirkan dari pada
simbol verbal. Komunikasi nonverbal jauh lebih banyak dipakai
daripada komuniasi verbal.11
Ada beberapa yang termasuk dalam komunikasi non-verbal, yaitu:8
 Bahasa Tubuh, meliputi :
a. Ekspresi wajah
Wajah terutama mata merupakan sumber yang kaya
dengan pemaknaan komunikasi. Ekspresi wajah
merupakan cerminan suasana emosi seseorang. Apakah
sedang bahagia atau bersedih. Wajah memberikan sinyal
yang nyata bagi orang yang menatap dan mengerti
kejiwaan serta psikologi. Wajah juga memberikan
gambaran seseorang suka, tertarik, atau sebaliknya pada
apa yang dikomunikasikan.
b. Kontak mata
Mata merupakan sinyal manusia secara alamiah
yang digunakan untuk berkomunikasi. Dengan
mengadakan kontak mata selama berinteraksi atau tanya
jawab berarti orang tersebut telah terlibat dan
menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk
memperhatikan buka sekadar mendengarkan apa yang
dibicarakan. Melalui kontak mata  juga memberikan
kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang
lainnya.
c. Sentuhan
Bentuk komunikasi personal dimana sentuhan lebih
bersifat spontan daripada komunikasi verbal. Beberapa
pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, kasih
saying, atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan
tangan. Sentuhan dapat menimbulkan perasaan bahwa
yang disentuh dihargai.
d. Postur Tubuh dan Gaya Berjalan
Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan
bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh
dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri dan
tingkat kesehatannya. Orang yang sedang berjalan
tergesa-gesa memberikan informasi bagi yang melihat
bahwa ia tidak bisa diganggu.
e. Sound (Suara)
Suara rintihan, desahan saat menarik nafas panjang,
tangisan salah satu ungkapan perasan dan pikiran
seseorang dapat juga diartikan komunikasi. Bila
dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non-
verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi
pesan yang sangat jelas.
f. Gerak isyarat
Gerak isyarat dapat mempertegas pembicaraan
dalam komunikasi. Menggunakan isyarat saat
berkomunikasi merupakan bagian total dari komunikasi,
seperti mengetuk-ngetuk kaki atau menggerakan tangan
selama berbicara menunjukkan seseorang dalam
keadaan stress, bingung atau sebagai upaya untuk
menghilangkan stress.8
 Tanda, tanda dalam komunikasi non-verbal menggantikan kata-
kata misalnya bendera, rambu-rambu lalu lintas, dan
sebagainya. Misalnya, bendera kuning untuk daerah tertentu
bisa diartikan bahwa ada orang yang meninggal dunia. Rambu
lalu lintas saat warna merah maka semua kendaraan akan
berhenti secara otomatis begitu pula sebaliknya ketika lampu
warna hijau mereka akan berjalan kembali.8
 Tindakan atau Perbuatan, tindakan atau perbuatan secara khusus
tidak menggantikan kata-kata terapi mengandung makna,
misalnya menggebrak meja, menutup pintu keras-keras.
Tindakan tersebut bisa bermakna marah.
 Objek, objek juga secara khusus tidak menggantikan kata-kata
tetapi mengandung makna. Misalnya pakaian dan aksesoris
dandanan bisa mencerminkan status sosial ekonomi atau gaya
hidup orang tersebut.
 Warna, kita sering menggunakan warna untuk menunjukkan
suasana emosional, cita rasa, keyakinan agama, politik dan lain-
lain. Di Indonesia warna merah muda adalah feminism (warna
romantis, jatuh cinta). Warna biru adalah maskulin, warna hijau
sering diasosiasikan dengan Islam dan muslim karena dipercaya
sebagai warna surga.8

2.3 Gangguan atau Hambatan Komunikasi


Gangguan semantik adalah gangguan komunikasi yang disebabkan
karena kesalahan Bahasa yang digunakan (Blake, 1979). Gangguan
semantik sering terjadi karena:
1. Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon
bahasa asing sehingga sulit dimengerti oleh khalayak tertentu.
2. Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan Bahasa
yang digunakan oleh penerima.
3. Struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya,
sehingga membingungkan penerima.
4. Latar belakang budaya yang menyebabkan salah persepsi
terhadap simbol-simbol bahasa yang digunakan.3

Menurut Shannon dan Weaver (Cangara, 2007), gangguan


komunikasi terjadi jika terdapat intervensi yang mengganggu salah satu
elemen komunikasi, sehingga komunikasi tidak dapat berlangsung
secara efektif dan tidak sesuai dengan harapan komunikator dan
komunikan. Sejumlah hambatan dapat memperlampat atau
mengacaukan komunikasi yang efektif (Deddy Mulyana, 2005),
hambatan tersebut, antara lain:3
1. Penyaringan (filtering)
Penyaringan mengacu pada manipulasi informasi secara sengaja
oleh pengirim berita sehingga informasi tersebut akan tampak
lebih menyenangkan bagi penerima informasi.
2. Perspektif selektif
Permasalahan ini dapat muncul karena si penerima informasi,
dalam proses komunikasi, melihat dan mendengar sesuatu
dengan selektif berdasarkan pada kebutuhan, motivasi,
pengalaman, latar belakang, dan karakteristik kepribadian
lainnya. Penerima informasi juga dipengaruhi oleh kepentingan
dan harapan-harapannya dalam proses komunikasi ketika ia
menerjemahkan informasi.
3. Gaya Gender
Laki-laki maupun perempuan menggunakan komunikasi lisan
untuk alasan yang berbeda. Sehingga konsekuensinya, jenis
kelamin menjadi hambatan bagi komunikasi yang efektif antara
kedua jenis kelamin tersebut.
4. Emosi
Perasaan penerima informasi pada saat penerimaan pesan
komunikasi akan sangat memengaruhi cara seseorang
menafsirkannya. Pesan yang sama tatkala diterima pada saat
kondisi sedang marah atau bingung akan ditafsirkan berbeda
pada saat seseorang tersebut dalam keadaan senang. Emosi-
emosi yang ekstrem pada saat senang atau munikasi yang
efektif.
5. Bahasa
Kata-kata mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang
berbeda pula. Usia, pendidikan, dan latar belakang budaya
adalah tiga dari sekian banyak variabel yang jelas sangat
memengaruhi bahasa yang digunakan oleh seseorang dan
definisi yang diberikannya pada kata-kata. Para pengirim
informasi cenderung berasumsi bahwa kata-kata dan istilah-
istilah yang mereka gunakan memiliki arti yang sama dengan
yang dipahami oleh si penerima informasi. Asumsi ini sering
tidak tepat.
6. Petunjuk nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah cara yang penting bagi seseorang
dalam menyampaikan pesan. Namun, komunikasi nonverbal
selalu diiringi oleh komunikasi lisan. Selama bersesuaian,
keduanya akan saling menguatkan. Ketika kata- kata pimpinan
menunjukkan bahwa dia marah, nada suara, dan gerakan
tubuhnya menunjukkan kemarahan, jadi dapat disimpulkan
secara tepat bahwa dia sedang marah. Namun demikian, ketika
petunjuk nonverbal tidak bersesuaian dengan pesan lisan, maka
penerima informasi akan bingung dan pesan akan menjadi tidak
jelas.3

Ada 4 faktor hambatan yang biasa seringkali terjadi diantara pengirim


dan penerima pesan, yaitu:9
a. Hambatan sosio-antro-psikologis
Proses komunikasi berlangsung dalam konteks situasional.
Situasi ini sangat berhubungan dengan faktor sosiologis-
antropologis-psikologis.9
 Hambatan Sosiologis
Seorang sosiolog Jerman Ferdinand Tonnies
mengklasifikasi kehidupan manusia dalam masyarakat
menjadi dua yaitu Gemeinschaft dan Gesselschaft.
Gemeinschaft adalah pergaulan hidup yang bersifat
pribadi, statis, dan tak rasional seperti kehidupan rumah
tangga. Gesselschaft adalah pergaulan hidup yang
bersifat tak pribadi, dinamis, dan rasional, seperti
organisasi. Seseorang yang bagaimanapun tingginya
kedudukan yang ia jabat, ia akan menjadi bawahan
orang lain. Masyarakat yang terdiri dari berbagai
golongan dan lapisan, yang menimbulkan perbedaan
dalam status sosial, agama, ideology, tingkat
pendidikan, tingkat kekayaan, dan sebagainya, yang
kesemuanya dapat menjadi hambatan bagi kelancaran
komunikasi.
 Hambatan antropologis
Dalam melancarkan komunikasinya, kominikator tidak
akan berhasil apabila ia tidak mengenal siapa
komunikan yang dijadikan sasarannya. Yang
dimaksudkan disini bukan siapa nama orang tersebut
melainkan mengenal budaya sasaran kita. Dengan
mengenal dirinya kita akan mengenal pula gaya hidup
dan norma kehidupannya.

 Hambatan psikologis
Faktor psikologis sering kali menjadi hambatan dalam
komunikasi, pada umumnya komunkator tidak mengkaji
diri komunikan, dan menyebabkan si komunikan merasa
sedih, bingung, bahkan kecewa jika si komunikan
menaruh prasangka kepada komunikator. Prasangka
merupakan salah satu hambatan berat bagi kegiatan
komunikasi, karena orang yang berprasangka belum
apa-apa sudah menentang komunikator karena biasanya
terbawa oleh emosi. Emosi sering kali membutakan
pikiran dan perasaan terhadap suatu fakta yang
bagaimanapun jelas dan tegasnya, maka dari itu
berhati-hatilah dalam berkomunikasi agar tidak
menimbulkan prasangka terhadap seseorang.9

b. Hambatan semantic
Hambatan ini terdapat pada komunikator. Faktor semantis
menyangkut bahasa yang digunakan komunikator sebagai
media untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada
komunikan. Demi kelancaran komunikasinya seorang
komunikator harus benar-benar konsentrasi agar tidak terjadi
salah ucap, jika salah ucap akan terjadi misunderstanding dan
misscommunication. Biasanya terjadi karena perbedaan daerah
asal dan bahasa yang biasa digunakan antara komikan dan
komunikator. Jadi, untuk menghilangkan hambatan semantis
dalam komunikasi, seorang komunikator harus mengucapkan
pernyataan dan perkataannya dengan jelas dan tegas,
memilihkan kata-kata yang tidak menimbulkan persepsi yang
salah, dan disusun dengan kalimat-kalimat yang logis.

c. Hambatan mekanis
Hambatan mekanis biasanya dijumpai pada media yang
dipergunakan dalam proses komunikasi. Contoh-contoh
hambatan mekanis yaitu: suara telepon yang kerotokan, gambar
yang meliuk-liuk pada televisi, dan suara yang hilang-muncul
dari pesawat radio. Hambatan dari beberapa media tidak
mungkin diatasi oleh komunikator. Untuk menghindari hal ini
biasanya untuk selalu memastikan apakah pesan bisa
disampaikan melalui media mekanis atau tidak dan apakah
pesan bisa diterima secara rohani atau tidak.

d. Hambatan ekologis
Hambatan ekologis disebabkan oleh factor gangguan
lingkungan terhadap proses berlangsungnya komunikasi, jadi
datangnya dari lingkungan. Contoh hambatan ekologis adalah
suara pesawat terbang lewat dan suara petir. Situasi
komunikasi ini sangatlah tidak nyaman . untuk mengatasi dan
menghindari agar hal ini tidak terjadi yaitu kita harus
mengusahakan tempat komunikasi yang bebas dari
kebisingan.9
Dari empat faktor hambatan tersebut, dapat diidentifikasikan
hambatan-hambatan yang mungkin muncul dalam proses komunikasi,
yaitu:
1. Pengetahuan masyarakat yang rendah tentang bahasa/istilah
kesehatan karena informasi kesehatan biasanya disampaikan
dalam bentuk tertulis.
2. Akses internet yang terbatas: akses internet yang belum
terjangkau di beberapa penjuru dunia sangat berakibat fatal,
karena mereka sangat sulit mendapatkan informasi tentang
kesehatan.
3. Ketidakmampuan para pekerja kesehatan untuk berkomunikasi
dengan pasien: dikarenakan berbagai hambatan komunikasi
seperti hambatan bahasa, perbedaan latar belakang budaya,
petugas kesehatan sering kali kesulitan dalam memberikan
informasi kesehatan yang penting kepada pasien mereka.9
2.4 Metode Komunikasi
Diantaranya adalah model komunikasi linear 1 linear
communication model 2 model interaksional dan model transaksional.
Linear communication model "Model linear" menyatakan bahwa
seseorang hanyalah pengirim atau penerima. Pendekatan model ini
terdiri dari beberapa elemen diantaranya sumber source 2 pesan
(massage 2 dan penerima (receiver 2 Komunikasi model linear
mendeskripsikan proses komunikasi dua orang dengan satu arah 1 (one
way traffic communication).10
Oleh karena itu dalam model komunikasi ini yang aktif hanyalah
komunikatornya sementara komunikan cenderung pasif."Model
interaksional dikembangkan  menggambarkan komuniksi dua arah
dimana komunikator dan komunikannya aktif dalam memberi dan
menerima respon. Elemen terpenting dari model komunikasi ini adalah
umpan balik (feedback terharadap suatu pesan baik dengan verbal
maupun non-verbal dan sengaja maupun tidak sengaja). "Model
transaksional menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan
secara terus menerus dalam sebuah episode komunikasi. Komunikasi
transaksional bersifat kooperatif yang artinya pengirim dan penerima
sama/sama bertanggung jawab terhadap dampak komunikasi yang
terjadi.10

Komunikasi Intrapersonal/Intrapribadi
Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi didalam
diri sendiri, terjadi apabila seseorang memikirkan masalah yang
dihadapi. Komunikasi intrapersonal juga dapat terjadi apabila
seseorang melakukan pertimbangan sebelum mengambil suatu
keputusan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima
pesan, memberi umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal
yang berkelanjutan.
Komunikasi intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk
komunikasi selanjutnya. Pengetahuan mengenai diri sendiri melalui
proses- proses psikologis seperti persepsi dan kesadaran terjadi saat
berlangsungnya komunikasi intrapersonal oleh komunikator.9

Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara
dua orang atau lebih, dimana komunikator menjadi sumber komunikasi
yang mengirim pesan dan komikate sebagai penerima stimulus dan
komunikate membuat jawaban berupa respons, demikian juga
sebaliknya. Salah satu contoh komunikasi intrapersonal adalah
komunikasi dokter gigi dengan pasien.9 Ada beberapa karakteristik
komunikasi Intrapersonal:
1. Bisa secara verbal dan non verbal
2. Proses komunikasi terjadi secara langsung tanpa melibatkan
media komunikasi sebagai pengantar pesan
3. Sumber komunikasi (komunikator) dan penerima pesan
(komunikate) dapat berganti peran.9

Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara
beberapa orang dalam suatu kelompok kecil seperti dalam rapat,
pertemuan, kompensasi dan sebagainya. Pada komunikasi ini kita lebih
memperhatikan bagaimana peran kita dan karakteristik setiap anggota
kelompok dalam proses komunikasi ini. Tujuan komunikasi ini adalah
untuk berbagai informasi, memecahkan masalah dan lain sebagainya.
Biasanya dalam komunikasi jenis ini dilakukan pelatihan atau
penyuluhan seperti bagaimana cara menyikat gigi yang baik dan benar.9

Komunikasi massa 
Komunikasi massa atau komunikasi publik (massal
communication) adalah komunikasi yang biasanya menggunakan
saluran (media massa), komunikasi ini dinilai kurang efektif jika
dibandingkan dengan komunikasi intrapersonal dan komunikasi
kelompok, meskipun lebih efisien. Komunikasi massa ditujukan untuk
menyampaikan pesan kepada masyarakat dengan cakupan yang luas.
Komunikasi ini dapat melalui media massa seperti televisi, radio, media
cetak dan sebagainya dengan tujuan agar masyarakat berperilaku hidup
sehat khususnya dalam kesehatan gigi dan mulut.9

2.1
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komunikasi dapat terjadi dalam beberapa bentuk diantaranya
dalam bentuk komunikasi personal dan kelompok. Menurut Rakhmat
(2008) menyebutkan empat bentuk komunikasi yang terdiri dari
komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal, komunikasi
kelompok, dan komunikasi massa.
Komunikasi menurut bentuknya terbagi dua yaitu komunikasi
verbal (lisan) dan komunikasi non-verbal (tertulis). Verbal berarti
menggunakan kata-kata atau tulisan sedangkan non-verbal tidak
menggunakan kata-kata dan tulisan tetapi biasanya menggunakan
isyarat gerakan tubuh dan wajah.
Menurut Shannon dan Weaver (Cangara, 2007), gangguan
komunikasi terjadi jika terdapat intervensi yang mengganggu salah satu
elemen komunikasi, sehingga komunikasi tidak dapat berlangsung
secara efektif dan tidak sesuai dengan harapan komunikator dan
komunikan. Sejumlah hambatan dapat memperlampat atau
mengacaukan komunikasi yang efektif (Deddy Mulyana, 2005),
hambatan tersebut, yaitu penyaring, perspektif selektif, gaya gender,
emosi, bahasa, dan petunjuk nonverbal.
DAFTAR PUSTAKA

1. Daf, DAF PA. Situasi Terkini Perkembangan Coronavirus Disease


(COVID-19) 18 Oktober 2020 " Info Infeksi Emerging Kementerian
Kesehatan RI [Internet]. Info Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan
RI. 2020 [cited 2020Oct19]. Available from:
https://covid19.kemkes.go.id/situasi-infeksi-emerging/info-corona-
virus/situasi-terkini-perkembangan-coronavirus-disease-covid-19-18-
oktober-2020/
2. Rahma F, NugrohobA, Laily N, Hadianur. Komunikasi Kesehatan.
Jakarta:Penerbit Pustaka Panesa.2016:7-10
3. Reni, A. and Fauzi, E., 2019. Buku Ajar Komunikasi Kesehatan. Jakarta:
Prenadamedia Group, pp.105-107
4. Tutiasri R. Komunikasi Dalam Komunikasi Kelompok.Studi Ilmu
Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. 2016;4(1):81-82.
5. Wiyana M. Konsep Dasar Komunikasi.. [cited 11 September 2013].
Available from: http://www.scribd.com/doc/60444777/Konsep-Dasar-
Komunikasi.
6. Kurniati, Desak Putu Yuli. Modul Komunikasi Verbal dan Non Verbal.
Universitas Udayana. 2016; 7-21.
7. Widyo Nugroho, Modul Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal.
8. Noorbaya, Siti et al. Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Gosyen
Publishing. 2018; 84-92
9. Fanani A, Putri T. Komunikasi Kesehatan : Komunikasi efektif untuk
perubahan perilaku kesehatan. Yogyakarta: Merkid Press; 2013.
10. Fanani, Ahmad. Komunikasi Kesehatan. 1st ed. Yogyakarta. Merkid
press Yogyakarta. 2013.

Anda mungkin juga menyukai