Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL CARE

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas

Disusun oleh :
APRIDHAWATI
30190110037

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN SANTO BORROMEUS
PADALARANG
2020
LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR MEDIS

1. Pengertian

a. Prenatal

Masa Pranatal adalah masa konsepsi atau masa pertumbuhan, masa pembuahan

sampai dengan masa pertumbuhan dan perkembangan individuyaitu pada saat

pembuatan telur pada ibu oleh spermazoa pada ayah, bila spermatozoa pada laki-laki

memasuki ovum pada perempuan terjadilah konsepsi atau pembuahan, terjadinya

pembuahan semacam ini biasanya berlansung selama 280 hari, perkembangan pokok

pada masa ini ialah perkembangan fisiologis berupa pembentukan struktur tubuh.

b. Antenatal

Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu

manajemen kehamilan di mana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik (Hanifa

Wiknjosastro, SPOG, dkk (2002) Ilmu Kebidanan). Kehamilan adalah suatu masa

yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah

280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.

Kehamilan dibagi dalam tiga trimester yaitu:

a. Trimester 1 : Dimulai dari konsepsi sampai tiga bulan kehamilan

b. Trimester 2 : Dimulai dari bulan ke empat sampai enam bulan kehamilan

c. Trimester 3 : Dimulai dari bulan ke tujuh sampai Sembilan bulan ( Saifudin dkk,

2002).

Antenatal care adalah perawatan fisik dan mental sebelum persalinan terutama

ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam Rahim, sedangkan

pengawasan sebelum persalinan terutama yang ditjukan kepada ibu disebut

antepartal care (Guttmacher, 2007).


Antenatal care adalah perawatan fisik dan mental sejak masa kehami;an yang

bersifat preventif care dengan tujuan mencegah hal-hal yang kurang baik bagi

bayi maupun ibu (Helen Varney, 2007).

Pemeriksaan kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaan ibu hamil baik

fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan

dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak

hanya fisik tetapi juga mental (Wiknjosastro, 2005).

2. Anatomi dan Fisiologi

Hampir seluruh tubuh wanita mengalami perubahan, terutama pada pada alat

kandung, dan juga organ lainnya.

a. Pada masa Prenatal

1) Pembesaran Payudara

Payudara akan membesar dan kencang, ini karena pada awal

pembuahan terjadi peningkatan hormone kehamilan yang menimbulkan

pelebaran pembuluh darah dan memberi nutrisi pada jaringan payudara.

Anda mungkin akan merasa BH atau bra anda terasa sesak dan tak

nyaman lagi, sebaiknya anda mempersiapkan bra baru yang sesuai dengan

ukuran baru ini untuk memberi kenyamanan dan dapat menyokong

payudara anda. Tapi jangan buang yang lama, anda dapat menyimpannya

karena payudara akan kembali ke ukuran sebelum anda hamil setelah anda

berhenti menyusui nanti.

Dalam 3 bulan pertama ini, anda akan melihat juga daerah sekitar

putting dan putting susu anda akan bewarna lebih gelap, dan karena terjadi

peningkatan persediaan darah keseluruh tubuh maka daerah sekitar


payudara akan tampak bayangan pembuluh-pembuluh vena dibawah kulit

payudara.

2) Sering Buang Air Kecil

Ibu hamil merasa lebih sering ingin buang air kecil, ini karena adanya

pertumbuhan rahim yang menekan kandung kencing anda dan perubahan

hormonal Ingat jangan mengurangi pemasukan cairan / minum anda untuk

mengatasi problem ini karena anda butuh cairan lebih pada saat hamil ini.

3) Konstipasi

Wanita hamil mungkin akan merasa kesulitan untuk buang air

besar, hal ini karena peningkatan hormone progesterone yang

menyebabkan relaksasi otot sehingga usus kurang efisien, juga Tablet Zat

Besi (iron) yang diberikan oleh dokter biasanya memyebabkan masalah

konstipasi ini selain itu zat besi tablet akan menyebabkan warna feses

anda kehitaman, jangan kuatir.

Atasilah dengan banyak minum air, makanan yang berserat tinggi

(sayuran dan buahan) serta olahraga.

4) Morning Sickness-Mual Muntah

Wanita hamil mengalami mual dan mulai pada bulan ke dua. Mual

terhadap makanan tertentu, bahkan hanya karena mencium bau makanan

tertentu saja. Hal ini karena adanya peningkatan hormonal. Atasilah

dengan makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan dalam

jumlah atau porsi besar hanya membuat anda mual. Anda tak perlu kuatir

kalau bayi anda tak cukup nutrisi. Di awal kehamilan ini kebanyakan

wanita hamil hanya sedikit saja meningkat berat badannya dan ini tidak

mempengaruhi perkembangan bayi anda.


5) Merasa Lelah

Wanita hamil cepat merasa lelah, hal ini karena tubuh anda bekerja

secara aktif untuk menyesuaikan secara fisik dan emosional untuk

kehamilan ini. Juga peningkatan hormonal dapat mempengaruhi pola

tidur.

6) Sakit Kepala

Anda mungkin akan merasa sakit kepala yang lebih sering daripada

biasa, hal ini mungkin karena rasa mual, kelelahan, lapar, tekanan darah

rendah, dan dapat juga karena perasaan tegang atau bahkan depresi.

Atasilah dengan beristirahat, dan makanan dengan makan sedikit tapi

sering biasanya dapat menolong, relaks. Bila sakit kepala semakin terasa

berat secepatnya hubungi dokter anda. (pada kehamilan lanjut sakit kepala

dapat menjadi tanda pre-eklampsia , yang biasanya disertai dengan

peningkatan tekanan darah dan kaki-tangan bengkak)

7) Pusing

Merasa pusing sering pada awal kehamilan hal ini karena adanya

peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga sewaktu anda berubah

posisi dari tidur atau duduk ke posisi berdiri secara tiba-tiba, system

sirkulasi darah kesulitan untuk beradaptasi.

Bila rasa pusing tetap timbul ketika anda sedang duduk, ini

biasanya karena menurunnya level gula darah anda. Makanlah sedikit-

sedikit tapi sering. Bila anda sering merasa seperti ingin pingsan

periksalah ke dokter anda kemungkinan anda anemia.


8) Kram Perut

Pada trimester awal ini, anda mungkin mengalami kram perut atau

kram seperti menstruasi atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul

sebentar dan tidak menetap. Hal ini sering terjadi dan kemungkinan

karena adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim dimana otot dan

ligament merenggang untuk menyokong rahim. Yang harus diingat

apabila kram perut yang timbul disertai perdarahan vagina, hubungi

dokter anda segera, karena kedua tanda ini berhubungan dengan

keguguran.

9) Meludah

Jangan merasa malu bila anda merasa air ludah anda menjadi agak

berlebih, hal ini biasa terjadi pada kehamilan biasanya pada ibu hamil

yang mengalami morning sickness. Ini biasanya timbul pada trimester

pertama tapi jarang terjadi. Atasi dengan sikat gigi atau kocok mulut atau

isap permen yang mengandung mint. Mint dipercaya dapat mngurangi air

ludah.

10) Emosional

Pada trimester awal kehamilan ini juga terjadi mempengaruhi

emosional menjadi tak stabil, hal ini karena adanya perubahan hormon

dan juga rasa tanggung jawab baru sebagai seorang calon ibu.

11) Peningkatan Berat Badan

Pada akhir trimester pertama ini anda akan kesulitan untuk memasang

kancing rok/celana panjang anda. Hal ini bukan berarti adanya

peningkatan berat badan yang banyak, tapi karena rahim anda

berkembang dan memerlukan ruang dan ini semua karena pengaruh dari
hormone estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan hormone

progesterone yang menyebabkan tubuh menahan air.

b. Pada Masa Antenatal

1. Uterus.

Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram,

pembesaran ini dikarenakan hipertropi oleh otot-otot rahim.

2. Vagina.

1) Elastisitas vagina bertambah.

2) Getah dalam vagina biasannya bertambah, reaksi asam PH : 3,5-6

3) Pembuluh darah  dinding vagina bertambah, hingga waran selaput

lendirnya berwarna kebiru- biruan (Tanda chadwick).


3. Ovarium (Indung Telur)

Ovulasi terhenti, masih terdapat corpus luteum graviditatis sampai

terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan

progesteron.

4. Kulit

Terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila

normal, dan linea alba

5. Dinding perut

Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan

perobekan selaput elestis di bawah kulit sehingga timbul strie gravidarum.

6. Payudara.

Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari

alveoli puting susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Areola

mammae melebar dan lebih tua warnannya.


7. Sistem Respirasi.

Wanita hamil tekadang mengeluh sering sesak nafas, yang sering

ditemukan pada kehamilan 3 minggu ke atas. Hal ini disebabkan oleh usus

yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran rahim, kapasitas paru

meningkat sedikit selama kehamilan sehingga ibu akan bernafas lebih

dalam. Sekitar 20-25%.

8. Sistem urinaria.

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh

uterus yang membesar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk

pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI.

3. Etiologi

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung dan terdiri dari :

ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi

( implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil

konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 2010).


4. Patofisiologi dan Patoflow

Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur

(ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel

telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta

sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur.

Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang

oleh tuba valopi.

Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk

mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling

mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel

telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi= fertilitas).

Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut

getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari

pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai darah ke

sel-sel makanan bai mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat

dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa

(sel mani), pembuahan (konsepsi (konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta.

a) Sel telur (ovum).

Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di

geneta-bridge.

b) Sel mani (spermatozoa).

Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, berbentuk lonjong

agak gepeng berisi inti (nucleus), leher yang menghubungkan kepala dengan

bagian tengah, dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak

dengan cepat.
c) Pembuahan (konsepsi = fertilitas).

Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatu antara sel mani dengan sel telur

di tuba vallopi.

d) Nidasi (implantasi)

Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam

endometrium.

Pertumbuhan dan perkembangan embrio

1) Masa pre embrionik.

Berlangsung selama 2 minggu sesudah terjadinya fertilisasi terjadi

proses pembelahan sampai dengan nidasi. Kemudian bagian inner cell

mass akan membentuk 3 lapisan utama yaitu ekstoderm, endoderm

serta mesoderm.

2) Masa embrionic

Berlangsung sejak 2 – 6 minggu sistem utama didalam tubuh telah

ada didalam bentuk rudimenter. Jantung menonjol dari tubuh dan mulai

berdenyut. Seringkali disebut masa organogenesis/ masa pembentukan

organ.

3) Masa fetal

Berlangsung setelah 2 minggu ke-8 sampai dengan bayi lahir.

Minggu ke-12: Panjang tubuh kira – kira 9 cm, berat 14 gram, sirkulasi

tubuh berfungsi secara penuh, tractus renalis mulsi berfungsi, terdapat

refleks menghisap dan menelan, genitalia tampak dan dapat ditentukan

jenis kelaminnya. Minggu ke 16     : Panjang badan   16 cm, berat 10

gram, kulit sangat transparan sehingga vaso darah terlihat, deposit


lemak subkutan lemak terjadi rambut mulai tumbuh pada tubuh.

Minggu ke 20     : Kepala sekarang tegak dan merupakan separuh PB,

wajah nyata, telinga pada tempatnya, kelopak mata, lais dan kuku

tumbuh sempurna. Skeleton terlihat pada pemeriksaan sinar X  kelenjar

minyak telah aktif dan verniks kaseosa akan melapisi tubuh fetus,

gerakan janin dapat ibu setelah kehamilan minggu ke 18, traktus renalis

mulai berfungsi dan sebanyak 7 – 17 ml urine dikeluarkan setiap 24

jam. Minggu ke 24     : Kulit sangat keriput, lanugo menjadi lebih gelap

dengan vernix kaseosa meningkat. Fetus akan menyepak dalam

merespon rangsangan. Minggu ke 28     : Mata terbuka, alis dan bulu

mata telah berkembang dengan baik, rambut menutupi kepala, lebih

banyak deposit lemak subkutan menyebabkan kerutan kulit berkurang,

testis turun ke skrotum. Minggu ke 32  : Lanugo mulai berkurang,

tubuh mulai lebih membulat karena lemak disimpan disana, testis terus

turun.

Minggu ke 36     : Lanugo sebagian besar terkelupas, tetapi kulit masih

tertutup verniks kaseosa, testis fetus laki – laki terdapat didalam

skrotum pada minggu ke 36 ovarium perempuan masih berada di

sekitar batas pelvis, kuku jari tangan dan kaki sampai mencapai ujung

jari, umbilikus sekarang ter nlihat lebih dipusat abdomen. Minggu ke

40     : Osifikasi tulang tengkorak masih belum sempurna, tetapi

keadaan ini merupakan keuntungan dan memudahkan fetus melalui

jalan lahir. Sekarang terdapat cukup jaringan lemak subkutan dan fetus

mendapatkan tambahan BB hampir 1 kg pada minggu tersebut.

(Marjati,dkk, 2010).
PATHWAY ANC
Trimester I

Konsepsi

Fertilitas

Implantasi

Embryogenesis

Maturasi janin

Perubahan pada ibu

Perubahan psikologis Perubahan fisiologis

Krisis situasional, GIT Sist.kardio Sist.urinaria


perub.psikologis, vascular
ketidakstabilan hormon Instabilitas Penekanan
hormone Peningkatan vesika urinaria
TD karena
Ansietas Perubahan Asam lambung pembesaran
peran sebagai meningkat Sakit kepala uterus
calon ibu
Rasa Nyeri Frekuensi BAK
Perub.proses Koping sebah/mual meningkat
keluarga individu tdk
efektif Muntah Gangguan
eliminasi urin
Intake
makanan Kebersihan
menurun genital
menurun
Perub.nutrisi
kurang dari Kelembaban
kebutuhan meningkat

Resiko infeksi

Trimester II
TRIMESTER II

Perubahan fisiologis Pe
ps

krin Sist.kardiovaskular Sist.reproduksi Sist.integumen Sist.GIT Musculosceletal Sist.respirasi


sit
pik Sekresi aldosteron Vaskularisasi Estrogen Progesterone BB janin Desakan
meningkat serviks & meningkat meningkat meningkat uterus ke P
mintas vagina diafragma a
Retensi H2O & Na+ Kulit Saliva & asam Postur tubuh
volume plasma Sensitifitas meregang lambung berubah Ekspansi Pe
ody meningkat serviks meningkat paru tidak ang
e meningkat Striae Lordosis maksimal dlam
TD meningkat gravidarum Peristaltic berlebihan
rdiac Rangsang menurun Gangguan A
t Sakit kepala seksual Perub.body Nyeri pola nafas Per
image Pengosongan
dera Nyeri Perub.pola lambung lambat
& seksual
nal Kembung, mual,
muntah

Perub.nutisi
kurang dari
kebutuhan
Deficit volume
cairan
Trimester III

TRIMESTER III

Perubahan fisiologis Perubahan


psikologis

Pembesaran uterus Sistem endokrin Persiapan


melahirkan
Retensi H2O & Na+
Perub.skelet & Menekan Primi:kurang
persendian paru pengetahuan
Urine output Vasokontriksi
Berat uterus Ekspansi menurun, pembuluh Ansietas
menigkat paru volume darah
menurun plasma
Perub.pusat meningkat, TD meningkat
gravitasi tubuh Gangguan tekanan
pola nafas hidrostatik Hipertrofi
Menekan saraf menurun ventrikel
sekitar
Edema Penurunan
Pelepasan ekstremitas cardiac output
mediator nyeri
(prostaglandin, Kelebihan Resiko cidera
histamin) volume janin &
cairan maternal
Nyeri
5. Tanda dan Gejala

a. Tanda presumtif kehamilan

1) Amenore (terlambat datang bulan)

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan

folikel de Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting

karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi selama

kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid terrakhir untuk

menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.

2) Mual muntah.

Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi

hari. Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran asam

lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.

3) Ngidam

Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada

bulan-bulan pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya

kehamilan.

4) Sinkope atau pingsan

Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia

susunan saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan

menghilang setelah umur kehamilan lebih dari 16 minggu.


5) Payudara tegang.

Pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin

menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara

menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan pertama.

6) Anoreksia nervousa

Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan),

tapi setelah itu nafsu makan muncul lagi.

7) Sering kencing

Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan

pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar.

Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus

yang membesar keluar rongga panggul.

8) Konstipasi/obstipasi

Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh

pengaruh hormone estrogen.

9) Epulis

Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.

10) Pigmentasi

Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas

(a) Pipi: Cloasma gravidarum

Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior

menyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada kulit.

(b) Perut: Striae livide


Striae albican

Linea alba makin menghitam

(c) Payudara: Hipepigmentasi areola mamae

11) Varises atau penampakan pembuluh vena.

Karena pengaruh estrogen dan progesteron terjadi penampakan

pembuluh darah vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai

bakat. Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia

eksterna, kaki dan betis serta payudara.

b. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)

1) Pembesaran Perut.

Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan

keempat kehamilan.

2) Tanda Hegar.

Tanda Hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus

uterus.

3) Tanda Goodel. Pelunakan serviks.

Tanda Chadwiks.Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva

dan mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks.

4) Tanda Piskacek. Pembesaran uterusyang tidak simetris. Terjadi

karena ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu

sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.

5) Kontraksi Braxton Hicks.


Peregangan sel – sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin

didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak

nyeri, biasanya timbul pada kehamilan 8 minggu.

6) Teraba Ballotement. Ketukan yang mendadak pada uterus

menyebabkan janin bergerak dalam cairan ketuban yang dapat

dirasakan oleh tangan pemeriksa.

7) Pemeriksaan tes biolgis kehamilan (planotest) positif. Pemeriksaan

ini adaah untuk mendeteksi adanya hCG yang diproduksi oleh

sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Hormon ini disekresi

diperedaran darah ibu (pada plasma darah), dan diekskresi pada

urine ibu.

c. Tanda Pasti (Positive Sign)

1) Gerakan janin dalam rahim. Gerakan janin ini harus dapat diraba

dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan ini baru dapat dirasakan

pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.

2) Denyut jantung janin. Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan

menggunakan alat fetal electrocardiograf ( misalnya doppler)

3) Bagian bagian janin. Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta

bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada

usia kehamilan lebih tua (trimester akhir).

Kerangka janin. Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen

maupun USG (Marjati dkk, 2010).


6. Komplikasi

Menurut Dep Kes RI (2003), jika tidak melaksanakan ANC sesuai aturan

dikhawatirkan akan terjadi komplikasi -komplikasi yang terbagi menjadi 2

kelompok :

1.  Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :

1)  Perdarahan

Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah

kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya

daripada perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu (Mochtar,

1998). Jika perdarahan terjadi di tempat yang jauh dari fasil itas

pelayanan kesehatan atau fasilitas pelayanan kesehatan tersebut

tidak mampu melakukan tindakan yang diperlukan, maka

umumnya kematian maternal akan terjadi.

2) Pre-eklampsia/eklampsia

Kondisi ibu yang disebabkan oleh kehamilan disebut dengan

keracunan kehamilan, dengan tanda -tanda oedeme

(pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka.,

tekanan darah tinggi, dan dalam air seni terdapat zat putih telur

pada pemeriksaan urine dari laboratorium. Kematian karena

eklampsia meningkat dengan tajam dibandingkan pada tingkat pre-

eklampsia berat.
Gejala-gejala dari pre-eklampsia adalah:

a. tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 mm hg

b. wajah atau tangan membengkak

c. kadar protein yang tinggi dalam air kemih.

3)      Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)

a. Letak Lintang : Merupakan kelainan letak janin di dalam rahim pada

kehamilan tua (8-9 bulan): kepala ada di samping kanan at au kiri dalam

rahim ibu. Bayi letak lintang tidak dapat lahir melalui jalan lahir biasa,

karena sumbu tubuh janin melintang terhadap sumbu tubuh ibu. Bayi

membutuhkan pertolongan operasi sesar.

b. Letak Sungsang : merupakan kelai nan letak janin di dalam rahim pada

kehamilan tua (hamil 8-9 bulan), dengan kepala di atas dan bokong atau

kaki di bawah. Bayi letak sungsang lebih sukar lahir, karena kepala lahir

terakhir .  Penyebab letak sungsang dapat berasal dari pihak ibu (keadaan

rahim, keadaan plasenta, keadaan jalan lahir) dan dari janin (tali pusat

pendek, hidrosefalus, kehamilan kembar, hidramnion, prematuritas).

4.     Hidramnion

Yaitu kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter. Keadaan ini mulai

tampak pada trimester III, dapat terjadi secara perlahan-lahan atau sangat cepat.

Pada kehamilan normal, jumlah air ketuban ½ -1 liter. Karena rahim sangat besar

akan menekan pada organ tubuh sekitarnya, yang menyebabkan keluhan -keluhan

sebagai berikut:
a. Sesak napas, karena sekat rongga dada terdorong ke atas.

b. .Perut membesar, nyeri perut karena rahim berisi air ketuban 2 liter.

c. Pembengkakan pada kedua bibir kemaluan dan tungkai.

5.    Ketuban Pecah Dini

Ketuban Pecah Dini yaitu keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah

kehamilan berusia 22 minggu. Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi

sebelum proses persalinan berlangsung.  Pecahnya selaput ketuban dapat

terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun

kehamilan aterm.

6.    Plasenta Previa

Plasenta previa adalah plasenta yang tertanam di atas atau di dekat

serviks (leher rahim), pada rahim bagian bawah. di dalam rahim, plasenta bisa

menutupi lubang serviks secara keseluruhan atau hanya sebagian. plasenta

previa biasanya terajdi pada wanita yang telah hamil lebih dari 1 kali atau

wanita yang memiliki kelainan rahim (misalnya fibroid). pada akhir

kehamilan, tiba-tiba terjadi perdarahan yang jumlahnya bisa semakin banyak.

darah yang keluar biasanya berwarna merah terang. untuk memperkuat

diagnosis, dilakukan pemeriksaan usg. jika perdarahannya hebat, dilakukan

transfusi darah berulang. jika perdarahannya ringan dan persailinan masih

lama, bisanya dianjurkan untuk menjalani tirah baring. hampir selalu

dilakukan operasi sesar karena cenderung terjadi pelepasan plasenta sebelum

waktunya, bayi bisa mengalami kekurangan oksigen dan ibu bisa mengalami

perdarahan hebat.
7.       Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan

selama masa hamil, tidak seperti morning sickness yang biasa dan bisa

menyebabkan dehidrasi dan kelaparan. penyebabnya tidak diketahui. faktor

psikis bisa memicu atau memperburuk muntah. berat badann pendertia

menurun dan terjadi dehidrasi. dehidrasi bisa menyebabkan perubahan kadar

elektrolit di dalam darah sehingga darah menjadi terlalu asam. jika muntah

terus terjadi, bisa terjadi kerusakan hati. komplikasi lainnya adalah

perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah

ketika penderita muntah. penderita dirawat dan mendapatkan cairan,

glukosa, elektrolit serta vitamin melalui infus.

Penderita berpuasa selama 24 jam. jika perlu, bisa diberikan obat anti-

mual dan obat penenang. jika dehidrasi telah berhasil diatasi, penderita

boleh mulai makan makanan lunak dalam porsi kecil. biasanya muntah

berhenti dalam beberapa hari. jika gejala kembali kambuh, maka

pengobatan diulang kembali.

8.       Abrupsio Plasenta

Abrupsio plasenta adalah pelepasan plasenta yang berada dalam posisi

normal pada dinding rahim sebelum waktunya, yang terjadi pada saat

kehamilan bukan pada saat persalinan. plasenta mungkin tidak menempel

seluruhnya (kadang hanya 10-20%) atau menempel seluruhnya.

penyebabnya tidak diketahui. abrupsio lebih sering ditemukan pada wanita

yang menderita tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes atau


penyakit rematik dan wanita pemakai kokain. terjadi perdarahan rahim yang

berasal dari sisi tempat menempelnya plasenta.

9. Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung :

a.   Penyakit jantung

Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain sesak napas,

jantung berdebar, dada terasa berat (kadang -kadang nyeri), nadi

cepat, kaki bengkak Keluhan tersebut timbul di waktu kerja berat.

Sedangkan pada payah jantung yang berat dirasa pada saat kerja

ringan atau sedang beristirahat/berbaring. Pada saat kehamilan,

penyakit jantung ini akan menjadi lebih berat. Pengaruh penyakit

jantung terhadap kehamilan adalah dapat menyebabkan gangguan

pada pertumbuhan janin dengan berat badan lahir rendah,

prematuritas, kematian janin dalam rahim dan juga dapat terjadi

abortus.

b. Tuberkulosi

Keluhan-keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain

batuk lama tak sembuh-sembuh, tidak suka makan, badan lemah dan

semakin kurus, batuk darah. Penyakit ini tidak berpengaruh secara

langsung terhadap janin dan tidak memberikan penularan selama

kehamilannya. Janin baru akan tertular setelah dilahirkan. Bila

tuberkulosa/TBC sudah berat dapat menurunkan kondisi tubuh ibu

hamil, tenaga dan termasuk ASI ikut berkurang, bahkan ibu


dianjurkan untuk tidak memberi ASI kepada bayinya secara

langsung.

c.    Anemia

Wanita tidak hamil mempunyai nilai normal hemoglobin 12 -15 gr

%. Angka tersebut juga berlaku untuk wanita hamil, terutama wanita

yang mendapat pengawasan selama hamil. Oleh karena itu,

pemeriksaan hemoglobin harus menjadi pemeriksaan darah rutin selama

pengawasan antenatal, yaitu dilakukan setiap 3 bulan atau paling sedik

it 1 kali pada pemeriksaan pertama atau pada triwulan pertama dan

sekali lagi pada triwulan terakhir. Keluhan yang dirasakan ibu hamil

adalah: lemas badan, lesu, lekas lelah, mata berkunang-kunang, jantung

berdebar. Pengaruh anemia terhadap kehamilan antara lain: dapat

menurunkan daya tahan ibu hamil sehingga ibu mudah sakit,

menghambat pertumbuhan janin sehingga bayi lahir dengan berat badan

rendah dan persalinan prematur.

d.    Malaria

Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antar a lain panas tinggi,

menggigil sampai keluar keringat, sakit kepala, muntah -muntah. Bila

penyebab malaria ini disertai dengan panas yang tinggi dan anemia,

maka akan mengganggu ibu hamil dan kehamilannya. Bahaya yang

mungkin terjadi antara lain abortus/keguguran, kematian janin dalam

kandungan, dan persalinan prematur.


e.   Diabetes Mellitus

Dugaan adanya kencing manis pada ibu hamil apabila :

1. Ibu pernah mengalami beberapa kali kelahiran bayi yang besar

dengan berat badan lahir bayi lebih dari 4 000 gram.

2. Pernah mengalami kematian bayi dalam rahim pada

kehamilanminggu-minggu terakhir.

3. Ditemukan glukosa dalam air seni (pemeriksaan laboratorium),

yang disebut glikosuria.

Pengaruh diabetes mellitus terhadap kehamilan tergantung pada

berat ringannya penyakit, pengobatan dan perawatannya. Pengobatan

diabetes mellitus menjadi lebih sulit karena pengaruh kehamilan.

Kehamilan akan memperberat diabetes mellitus dan memperbesar

kemungkinan timbulnya komplikasi seperti koma. Komplikasi yang

Tidak Berhubungan Dengan Obstetrik seperti cidera akibat kecelakaan

(kendaraan, keracunan dan kebakaran).

f. Inkompatibilitas rh

Inkompatibilitas rh adalah suatu ketidaksesuaian rh di dalam

darah ibu hamil dan darah bayinya. sebagai akibat dari

inkompatibilitas rh, tubuh ibu akan membentuk antibodi terhadap sel-

sel darah merah bayi. antibodi menyebabkan beberapa sel darah merah

pecah dan kadang menyebabkan penyakit hemolitik (sejenis anemia)

pada bayi. golongan darah ditentukan berdasarkan kepada adanya


molekul-molekul pada permukaan sel darah merah. golongan darah rh

terdiri dari beberapa molekul tersebut.

7. Pemeriksaan Penunjang

a) Pemeriksaan laboratorium.

Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein

glukosanya, diperiksa darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan

darah, Hb dan penyakit rubella

Nilai Tidak Diagnosis Masalah


Tes Lab Nilai Normal
Normal Terkait
Hemoglobi 10,5-14,0 <10,5 Anemia
n
Protein Urin Terlacak/negatif Protein urine
Bening/negatif
Glukosa Warna hijau Kuning, orange, Diabetes
dalam urin coklat
VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis
Faktor Rh + Rh- Rh sensitization
rhesus
Golongan A B O AB - Ketidakcocokan
Darah ABO
HIV - + AIDS
Rubella Negatif Positif Anomali pada janin
jika ibu terinfeksi
Feses untuk Negatif Positif Anemia akibat
ova/telur cacing
cacing dan
parasit

b) Pemeriksaan Rontgen.

Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum

buan ke IV rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen

dilakukan pada kondisi – kondisi: Diperlukan tanda pasti hamil, letak


anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi, mencari

sebab dari hidraamnion, untuk menentukan kelainan anak.

c) Pemeriksaan USG

Kegunaannya:Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan, penentuan

umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal, mengetahui posisi plasenta,

mengetahui adanya IUFD, mengetahui pergerakan janin dan detak

jantung janin (Marjati dkk, 2010;95-97).

8. Penatalaksanaan Medis

1. Diet dan Pengawasan Berat Badan

Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat

perhatian susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori,

protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu.

Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus,

perdarahan pasca persalinan dan sebagainya. Sedangkan makanan

berlebihan karena dianggap untuk 2 orang (ibu dan janin), dapat

mengakibatkan komplikasi seperti gemuk, pre-eklamsi, janin besar

dan sebagainya (Mochtar, 1998).

Anjurkan wanita tersebut makan secukupnya saja. Bahan

makanan tidak perlu mahal, akan tetapi cukup mengandung protein

baik hewani maupun nabati. Seperti diketahui, kebutuhan akan gizi

selama kehamilan meningkat. Adapun kebutuhan ini dipergunakan

untuk pertumbuhan plasenta, pertambahan volume darah, mammae

yang membesar, dan metabolisme basal yang meningkat. Sebagai


pengawasan akan kecukupan gizi ini dapat dipakai kenaikan berat

badan wanita hamil tersebut. Kenaikan berat badan wanita hamil

rata-rata 6,5 kg sampai 16 kg (Wiknjosastro, 2002).

2. Merokok

Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik saat hamil

maupun tidak hamil dan baik merokok secara pasif maupun aktif.

Adalah kenyataan bahwa wanita-wanita yang terlalu banyak

merokok melahirkan anak yang lebih kecil, atau mudah

mengalami abortus dan partus prematurus. Maka dari itu,

sebaiknya wanita hamil dilarang merokok (Wiknjosastro, 2002).

3. Obat-obatan

Jangan memberikan obat yang tidak perlu benar, terutama pada

triwulan I dan II kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga

dapat menimbulkan kelainan teratogenik pada janin, misalnya

thalidomide, yang sekarang telah ditarik dari peredaran

(Wiknjosastro, 2002).

4. Kebersihan dan Pakaian

Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi

diperlukan untuk kebersihan/ hygiene terutama perawatan kulit,

karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan

menggunakan sabun yang lembut/ ringan. Mandi berendam tidak

dianjurkan (Mochtar, 1998). Baju hendaknya yang longgar dan

mudah dipakai. Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit yang
tinggi sebaiknya jangan dipakai, oleh karena tempat titik berat

wanita hamil berubah, sehingga mudah tergelincir atau jatuh

(Wiknjosastro, 2002).

5. Koitus

Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang

sekarang, sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu.

Pada waktu itu plasenta telah terbentuk, serta kemungkinan

abortus menjadi lebih kecil. Pada umumnya koitus diperbolehkan

pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir

kehamilan, jika kepala sudah masuk ke dalam rongga panggul,

koitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan

sakit dan perdarahan (Wiknjosastro, 2002).

6. Perawatan Gigi

Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami enek dan

muntah (morning sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan

gigi tidak diperhatikan dengan baik, sehingga timbul karies,

gingivitis, dan sebagainya. Bila kerusakan gigi ini tidak

diperhatikan dengan baik, hal itu dapat mengakibatkan komplikasi,

seperti nefritis, septicemia sepsis peurperalis, oleh karena infeksi di

rongga mulut, misalnya pulpitis yang telah menahun, dapat menjadi

sarang infeksi yang dapat menyebar kemana-mana. Maka dari itu

bila keadaan mengijinkan, tiap wanita hamil harus memeriksakan

giginya secara teratur sewaktu hamil (Wiknjosastro, 2002).


7. Imunisasi

Tiap wanita hamil yang akan berpergian ke luar negeri dan di

dalam negeri dibolehkan mengambil vaksinasi ulangan terhadap

cacar, kolera, dan tifus. Dahulu di Indonesia pencacaran

merupakan suatu keharusan, maka untuk wanita hamil pencacaran

merupakan pencacaran ulang dan tidak membahayakan. Tapi bila

ada wabah, maka pencacaran walaupun untuk pertama kali tetap

dilakukan untuk melindungi ibu dan janin. Virus vaksin dapat

melintasi plasenta dan dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan

pada macam-macam alat dan plasenta. Biasanya infeksi

transplasenta hanya terjadi pada wanita hamil yang baru pertama

sekali dicacar. Maka dari itu, dianjurkan agar pencacaran pertama

sebaiknya dilakukan sebelum tua kehamilan melewati 20 minggu.

Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus

neonatonum dewasa ini dianjurkan untuk diberikan toxoid tetanus

pada ibu hamil (Wiknjosastro, 2002).

8. Perawatan Payudara

Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan

menjadi makanan utama bagi bayi, karena itu, jauh sebelumnya

harus sudah dirawat. Kutang yang dipakai harus sesuai besar

payudara, yang sifatnya adalah menyokong payudara dari bawah,

bukan menekan dari depan. Dua bulan sekali dilakukan massage,


kolostrum dikeluarkan untuk mencegah penyumbatan. Untuk

mencegah putting susu kering dan mudah pecah, maka putting susu

dan areola payudara dirawat baik-baik dengan dibersihkan

menggunakan air sabun dan biocream atau alcohol. Bila puting

susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki dengan jalan menarik-

narik keluar (Mochtar, 2008).

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian Keperawatan.

a) Anamnesa.

Anamnesa identitas istri dan suami.

Anamnesa umum: Keluhan kehamilan (mual,muntah, sakit kepala,

nyeri ulu hati), nafsu makan, tidur, miksi, defekasi,

perkawinan.  Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan

ektopik atau kehamilan mola sebelumnya.

b) Pemeriksaan Fisik Diagnostik.

1) Keadaan umum.

Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai

keadaan  panggul. Adanya kesempitan atau kelainan panggul,

dapat diduga bila terlihat jalannya ibu tidak normal, misalnya

pincang, ibu sangat pendek, adanya kelainan panggul (kifosis,

skoliosis), kelainan belah ketupat dari michealis (tidak simetris).


2) Tinggi badan.

Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk

ibu hamil atau ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm

dimungkinkan sang ibu memiliki panggul sempit.

3) Berat badan.

Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5

kg/minggu. Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat

badan selama hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan

III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan,

pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB

yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko bengkak,

kehamilan kembar, hidroamnion, dan anak besar.

4) Lingkar lengan atas (LILA).

LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status

gizi yang kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak

dengan BBLR.

5) Tanda-tanda vital (Tekanan darah, TD yang tinggi (lebih dari

140/90 mmHg) merupakan resiko dalam kehamilan. Penanganan

yang kurang tepat, TD sistolik 30 mmHg atau lebih, dan/atau

diastolik 15 mmHg atau lebih dapat berlanjut menjadi preeklamsi

dan eklamsi.Denyut nadi.Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar

80 kali/menit.Suhu Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC


dikatakan demam, hal ini kemungkinan ada infeksi dalam

kehamilan. Pernapasan, Frekuensi napas normal orang dewasa

adalah 16-20 kali/menit. Bila ibu mengalami peningkatan frekuensi

napas, ibu akan mudah lelah atau kemungkinan dicurigai

mempunyai penyakit jantung.

6) Kepala dan Leher.

Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah, Memeriksa apakah

kelopak mata bagian bawah tampak pucat, berwarna

kuning/jaundice pada sklera, Memeriksa apakah rahang pucat dan

periksa juga keadaan gigi, Memeriksa dan meraba leher untuk

mengetahui pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran pembuluh

limfe dan pembesaran vena jugularis.

7) Payudara.

Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal

melingkar, agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang,

dan besar, Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam,

Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus, Retraksi akibat

adanya lesi, masa atau pembesaran pembuluh limfe.

8) Abdomen.

Memeriksa apakah ada bekas luka operasi, mengukur tinggi fundus

uteri menggunakan tangan bila usia kehamilan > 12 minggu, atau

pita ukuran bila usia kehamilan     > 22 minggu, Melakukan palpasi


untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan penurunan kepala

janin kalau lebih dari 36 minggu.

Pemeriksaan Leopold :

Leopold I: Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil,

menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus,

konsistensi uterus.

Leopold II: Menentukan batas samping rahim kanan-kiri,

menentukan letak punggung janin, pada letak lintang, tentukan

dimana kepala janin.

Leopold III: Menentukan bagian terbawah janin, apakah bagian

terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang.

Leopold IV: Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu hamil, bisa

juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah

masuk PAP.

9) Tangan dan kaki.

Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku

jari , memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya

varises, memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi

gerakan hipo atau hiper.

10) Pemeriksaan panggul.

Panggul : genital luar.

Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra,

introitus vagina untuk melihat adanya tukak atau luka, varises,


cairan yang ada (warna, konsistensi, jumlah, bau), Melakukan

palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui adanya

pembengkakan masa atau cairan kista.

Panggul : menggunakan speculum.

Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah, luka/lesi,

apakah serviks sudah membuka atau belum, memeriksa dinding

vagina untuk melihat adanya cairan/darah dan luka.

Panggul : pemeriksaan bimanual.

Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui

pembukaan (dilatasi) dan rasa nyeri karena gerakan (nyeri tekan

atau nyeri goyang), menggunakan dua tangan, satu tangan di atas

abdomen, dua jari di dalam vagina untuk palpasi uterus. Ukuran,

bentuk dan posisi, mobilitas, rasa nyeri, serta adanya masa.

c) Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) :

Dari Janin: Djj pada bulan ke 4-5, bising tali pusat, gerakan dan

tendangan janin.

Dari ibu: Bising rahim, bising aorta, peristaltik usus.

d) Pemeriksaan Dalam.

Vaginal Toucher (VT)

Rectal Toucher (RT)

Dapat dinilai : Pembukaan serviks : berapa cm/ jari, bagian anak paling

bawah : kepala, bokong serta posisinya, turunnya bagian terbawah

menurut bidang Hodge.


2. Diagnosa Keperawatan.

a) Risti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan perubahan napsu makan, mual dan muntah.

b) Risti defisit volume cairan berhubungan dengan perubahan napsu

makan, mual dan muntah.

c) Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran

diagfragma sekunder kehamilan.

d) Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh

hormonal.

e) Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan perubahan struktur

tubuh dan ketidaknyamanan.

f) Risti konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik, penekanan

uterus.

3. Perencanaan Keperawatan.

Risti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


perubahan napsu makan, mual dan muntah.
Kriteria Hasil:
a. Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal
b. Mengikuti diet yg dianjurkan
c. Mengkonsumsi Zat besi/ vitamin
d. Menunjukkan ↑ BB ( min 1,5 kg pd TM I )

INTERVENSI RASIONAL

1. Tentukan asupan nutrisi per 24 jam. 1. Memenuhi nutris ibu.


2. Kaji tentang pengetahuan 2. Dasar member penyuluhan
kebutuhan diet. tentang diet yang diperlukan ibu.
3. Berikan informasi tertulis diet 3. Memudahlan ibu untuk
prenatal & suplemen. mempraktekan di rumah dan
sebagai petunjuk.
4. Tanyakan keyakinan dietsesuai 4. Memastikan kebutuhan nutrisi
budaya. ibu terpenuhi tanpa menentang
budaya yang dianut oleh ibu.
5. Timbang BB & kaji BB pregravida. 5. Ketidakadekuatan penambahan
BB prenatal dan atau BB
dibawah normal meningkatkan
resiko IUGR.
6. Berikan tinggi BB selama TM I 6. Mengantisipasi peningkatan atau
yang optimal. penurunan BB yang terlalu tinggi
atau rendah.
7. Tinjau tentang mual& muntah 7. Mengidentifikasi kebutuhan
nutrisi yang diperlukan oleh ibu.
8. Ukur pembesaran uterus. 8. Mengidentifikasi perkembangan
janin sesuai umur kehamilan.
9. Kolaborasi program diet ibu hamil. 9. Berkolaborasi dengan ahli gizi
untuk pemenuhan kebutuhan
nutrisi.

Risti defisit volume cairan berhubungan dengan perubahan napsu makan,


mual dan muntah.
Kriteria Hasil :
a. Cairan terpenuhi secara adekuat.
b. Mengidentifikasi & melakuka kegiatan untuk menurunkan frekuensi
& keparahan mual/muntah.
c. Mengkonsumsi cairan sesuai kebutuhan.
d. Mengidentifikasi tanda& g ejala dehidrasi.
INTERVENSI RASIONAL
1. Auskultasi DJJ. 1. Mengidentifikasi
kedaan janin.
2. Tentukan beratnya mual/muntah. 2. Mengidentifikasi derajat
dehidrasi.
3. Tinjau riwayat (gastritis, kolesistiasis) 3. Menentukan tindakan
intervensi untuk diet.
4. Anjurkan mempertahankan asupan4. Memenuhi kebutuhan cairan.
cairan.
5. Kaji suhu, turgor kulit, membrane5. Peningkatan suhu, penurunan
mukosa, TD, intake&output, timbang turgor kulit, membrane mukosa
BB. yang kering, penurunan BB
salah satu tanda dan gejala
dehidrasi.

Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran diagfragma


sekunder kehamilan.
Kriteria Hasil:
a. Melaporkan penurunan keluhan sesak.
b. Mendemonstrasikan fungsi pernapasan baik.

INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji status pernapasan. 1. Mengidentifikasi adanya
keluhan sesak karena
pergeseran diafragma.
2. Pantau riwayat medis (alergi, 2. Memperberat adanya keluhan
rhinitis,asma, TBC) pernapasan.
3. Kaji kadar Hb, tekankan pentingnya 3. Hb yan rendah menyebabkan
vitamin. suplai oksigen dalam darah
rendah, aliran darah ke otak
terlambat dan mempengaruhi
system saraf pernapasan
sehingga dapat menyebabkan
ibu merasa sesak.
4. Informasikan hubungan program 4. Program latihan seperti senam
latihan & kesulitan pernapasa. hamil membantu ibu untuk
mampu mengatur pernapasan
sehingga keluhan tentang
pernapasan berkurang.
5. Anjurkan istirahat & latihan 5. Mencegah kelelahan.
berimbang.

Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh


hormonal.
Kriteria Hasil:
a. Mengidentifiksi tindakan yang melegakan dan menghilangkan
ketidaknyamanan.
b. Melaporkan penatalaksanaan ketidaknyamanan.
INTERVENSI RASIONAL
1. Catat derajat rasa tidak nyaman 1. Mengetahui penyebab rasa tidak
minor nyaman yang dirasakan oleh
klien.
2. Evaluasi derajat rasa tidak nyaman 2. Mengetahui perkembangan
selama pemeriksaan lanjutan. perubahan rasa
ketidaknyamanan.
3. Anjurkan pemakaian korset uterus. 3. Menambah kenyamanan ibu.
4. Tekankan menghindari stimulas i 4. Stimulasi putting dapat
putting. menimbulkan kontraksi pada
rahim yang dapat menyebabkan
ibu merasa tidak nyaman.
5. Kaji adanya hemoroid 5. Dapat menjadi penyebab
ketidaknyamanan terutama pada
saat duduk atau BAB.
6. Instruksikan penggunaan kompres 6. Mengurangi ketidaknyamanan
dingin & intake tinggi serat pada dan menghindari konstipasi yang
hemoroid. akan menambah keparahan
hemoroid.
7. Kaji tingkat kelelahan dengan 7. Mengidentifikasi adanya
aktifitas dalam keluarga. aktivitas yang terlalu berat
sehingga menyebabkan
kelelahan pada ibu.
8. Kolaborasi suplemen kalsium. 8. Menambah pemenuhan
kebutuhan kalsium dalam tubuh
selama hamil.

4. Evaluasi Keperawatan.

a) Nutrisi terpenuhi secara adekuat.

b) Cairan terpenuhi secara adekuat

c) Pola napas efektif

d) Rasa nyaman terpenuhi.

e) Seksualitas terpenuhi tanpa mengganggu kehamilan

f) BAB lancar
DAFTAR PUSTAKA

Abdul bari saifuddin, 2001. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo,
Jakarta

Abdul bari saifuddin, 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo,
Jakarta

Departemen Kesehatan RI. 2003. Pedoman Pelayanan Antenatal.

Hacher/moore, 2001. Esensial obstetric dan ginekologi, hypokrates, Jakarta:


EGC
Hadi, RA 2009, Kupas tuntas kehamilan dan melahirkan, Vivo Publisher,
Ungaran.
Haen Forer. 2009). Perawatan Maternitas Edisi 2: Jakarta: EGC.

Handerson, C 2006, Buku ajar konsep kebidanan, EGC, Jakarta.


Israr, Yayan, dkk. 2009. Makalah Antenatal Care dan Preeklampsia.

Muchtar Rustam.(2008). Sinopsis Obstetri fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2.


Jakarta: EGC.

Manuaba, IBG 2008, Buku ajar patologi obstetri untuk mahasiswa kebidanan,
EGC, Jakarta
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk.
Jakarta. EGC.

Anda mungkin juga menyukai