Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KOMLEMENTER

DI SUSUN OLEH :
NAMA : Adelfina Boba Joru

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat
dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca. Harapan saya semoga makalah ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat
memperbaiki bentuk maupun isi  makalah ini. Sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah  ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
                                                                              
                                                                                 penulis

DAFTAR ISI

Judul ......................................................................................................................... i
Kata Pengantar ......................................................................................................... ii
Daftar Isi ..................................................................................................................iii 
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 4
C. Tujuan…………................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Komplementer..................................................................................5
B. Askep Komlementer .....................................................….............................. 5
C. Konsep Komplementer....................................…...................…........…......….6
D. Golongan Komplementer................................................................................…7
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................................10
B. Saran ................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..…11

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi


sorotan banyak negara.Terapi komplementer dikenal dengan terapi
tradisional yang digabungkan dalam pengobatan modern. Terminologi ini
dikenal sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang menambahkan
pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan. Bentuk terapi yang
digunakan dalam terapi komplementer ini beragam sehingga disebut juga
dengan terapi holistik.Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi
yangmempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan
individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan
fungsi. Pengobatan dengan menggunakan terapi komplementer mempunyai
manfaat selain dapat meningkatkan kesehatan secara lebih menyeluruh juga
lebih murah (Smith et al, 2004).

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan Pengertian Komplementer
2. Menjelaskan Konsep Komlementer
3. Menjelaskan Golongan Komplementer

C. Tujuan
Bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem–sistem tubuh,
terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat
menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh kita
sebenarnya mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri,
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komplementer

Keperawatan komplementer merupakan suatu metode keperawatan


sudah diakui dan dilakukan sebagai pendudukung kepda pengobatan medis
konfisional atau sebagai pengobatan pilihan lain di luar pengobatan medis yang
konfisional yang meliputi upaya promotif,preventif,kuratif,dan rehabilitatif.

Terapi komplementer dan alternatif awalnya adalah satu kesatuaan


yaitu antara komplementer dan alternatif ini sama hanya orang menyebtnya
berbeda. Namun seiring berkembangan ilmu pengobatan maka terapi
komplementer mulai dibedakan meskipun esensinya adalah sama.
Definisi Complementary Alternative Medicine (CAM) atau terapi
komplementer alternatif adalah suatu bentuk penyembuhan yang bersumber
pada berbagai sistem, modalitas dan praktek kesehatan, yang didukung oleh
teori dan kepercayaan. Termasuk di dalamnya latihan atau usaha untuk
menyembuhkan diri sendiri.
Adapun pendapat yang membedakan antara terapi komplementer dan
alternatif mendefinisikan terapi alternatif adalah jenis terapi modalitas yang
diberikan sebagai pengganti praktek pengobatan kedokteran konvensional.
Sedangkan terapi komplementer adalah jenis terapi modalitas yang
dikombinasikan dengan pengobatan konvensional.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1109/MENKES/PER/IX/2007 Tentang Penyelanggaraan Pengobatan
Komplementer Alternatif Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, definisi
pengobatan Komplementer tradisional- alternatif adalah pengobatan non
konvensional yang di tunjukan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, meliputi upaya promotiv, preventive, kuratif, dan rehabilitatif
yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan, dan
evektivitas yang tinggi berandaskan ilmu pengetahuan biomedik tapi belum
diterima dalam kedokteran konvensional.

B. Aspek komplementer
Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam pengobatan modern
(Andrews, 1999 dalam Widyatutui, 2006). Terapi komplementer juga ada yang
menyebutnya dengan pengobatan holistik, hal ini karena bentuk terapi yang dapat
mempengaruhi individu (pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuang fungsi).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2002) mendefinisikan terapi kompelementer
adalah praktek kesehatan dengan pendekatan pengetahuan dan keyakinan tentang
pengelolaan tanaman, hewan, mineral, dan spritual yang dikombinasi untuk
mempertahakn kesejahteraan dan mencegah penyakit.
Undang-Undang Keperawatan No. 38 tahun 2014 tentang Praktik Keperawatan pasal
30 ayat 2 huruf m yang berbunyi “dalam menjalankan tugas sebagai pemberi asuhan
keperawatan di bidang upaya kesehatan masyarakat, perawat berwenang melakukan
penatalaksanaan keperawatan kompelementer dan alternatif”.
Dalam penjelasannya pasal 30 ayat (2) huruf m tersebut adalah melakukan
pnatalaksanaan keperawatan komplementer dan alternatif merupakan bagian dari
penyelenggaraan praktik keperawatan dengan memasukan/mengintegrasikan terapi
komplementer dan alternatif dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
Keterbatasan pengobatan konvensional menjadi salah satu alasan terapi komplementer
dan alternatif menjadi salah satu pilihan dalam mengobati/menyehatkan masyarakat
Indonesia. Pengembangan terapi komplementer dan alternatif harus menjadi tanggung
jawab tenaga kesehatan khususnya perawat.
Wewenang perawat dalam memberikan terapi komplementer dan alternatif tidak lepas
dari kultur (budaya) dan Sumber Daya Alam (SDM) Negara Indonesia yang memiliki
beragam kepercayaan/normal serta ribuan tanaman obat yang bisa digunakan dalam
pengobatan alternatif dimasyarakat. Kekayaan alam dan budaya masyarakat Indonesia
harus bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya khsusunya dalam bidang kesehatan.

C. Konsep komplamenter
Konsep terapi non-konvensional merupakan salah satu dari terapi medis
alternatif atau komplementer. Terapi komplementer (complementary therapies)
adalah semua terapi yang digunakan sebagai tambahan untuk terapi
konvensional yang direkomendasikan oleh penyelenggaraan pelayanan
kesehatan individu (Perry, Potter, 2009). Definisi CAM yang disepakati adalah
suatu bentuk penyembuhan yang bersumber pada berbagai sistim, modalitas
dan praktek kesehatan, yang didukung oleh teori dan kepercayaan. Termasuk
didalamnya latihan atau usaha untuk menyembuhkan diri sendiri. CAM
digunakan untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit atau juga untuk
meningkatkan taraf kesehatan
Walaupun demikian ada perbedaan antara alternatif dan
komplementer.Terapi alternatif adalah terapi di luar terapi konvensional.
Sementara komplementer berarti pelengkap bagi terapi konvensional yang ada
dan telah terbukti bermanfaat. Terapi alternatif (alternative therapies) meliputi
intervensi yang sama dengan terapi komplementer, tetapi sering kali menjadi
pengobatan primer yang mengganti pelayanan medis alopatik. Kedua terapi
alternatif dan komplementer bervariasi derajatnya di mana mereka cocok
dengan pengobatan alopatik..
D. Golongan komplamenter
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam
pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam
pengobatan modern (Andrewset al., 1999). Terminologi ini dikenal sebagai
terapimodalitas atau aktivitas yang menambahkan pendekatan ortodoks
dalampelayanan kesehatan (Crips & Taylor, 2001). Terapi komplementer juga ada
yang menyebutnya dengan pengobatan holistik.Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi
yang mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu
untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi (Smith et al.,
2004). Pendapat lain menyebutkan terapi komplementer dan alternatif sebagai sebuah
domain luas dalam sumber daya pengobatan yang meliputi sistem kesehatan,
modalitas, praktik dan ditandai dengan teori dan keyakinan, dengan cara berbeda dari
sistem pelayanan kesehatan yang umum di masyarakat atau budaya yang ada
(Complementary and alternative medicine/CAM Research Methodology Conference,
1997 dalam Snyder & Lindquis, 2002).Terapi komplementer dengan demikian dapat
diterapkan dalam berbagai level pencegahan penyakit. Terapi komplementer dapat
berupa promosi kesehatan, pencegahan penyakit ataupun rehabilitasi. Bentuk promosi
kesehatan misalnya memperbaiki gaya hidup dengan menggunakan terapi nutrisi.
Seseorang yang menerapkan nutrisi sehat, seimbang, mengandung berbagai unsur akan
meningkatkan kesehatan tubuh. Intervensi komplementer ini berkembang di tingkat
pencegahan primer, sekunder, tersier dan dapat dilakukan di tingkat individu
maupun kelompok misalnya untuk strategi stimulasi imajinatif dan kreatif
(Hitchcock et al., 1999). Pengobatan dengan menggunakan terapi komplementer
mempunyai manfaat selain dapatmeningkatkan kesehatan secara lebih menyeluruh
juga lebih murah. Terapi komplementer terutama akan dirasakan lebih murah bila klien
dengan penyakit kronis yang harus rutin mengeluarkan dana. Pengalaman klien yang
awalnya menggunakan terapi modern menunjukkan bahwa biaya membeli obat
berkurang 200-300 dolar dalam beberapa bulan setelah menggunakan terapi
komplementer (Nezabudkin, 2007).

 Jenis-jenis Terapi Komplementer


Terapi komplementer yang direkomendasikan untuk perawat adalah :
masase, terapi musik, diet, teknik relaksasi, vitamin dan produk herbal Di Amerika
terapi komplementer kedokteran dibagi empat jenis terapi : Chiropractic, Teknik
Relaksasi (termasuk bagian dari Hypnomedis), Terapi Masase dan
Akupunktur.Menurut National Institute of Health (NIH), terapi komplementer
dikategorikan menjadi 5 yaitu:
a. Biological Based Practice : herbal,vitamin,dan suplemen lain
b. Mind-body techniques : meditasi, hypnomedis
c. Manipulative and body-based practice : pijat, refleksi
d. Energy therapies : terapi medan magnet
e. Ancient medical systems : obat tradisional chinese, aryuvedic, akupuntur

Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah ditetapkan


oleh Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan
konvensional, yaitu sebagai berikut :
1. Akupunktur medic yaitu metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat
bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga
sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah dengan mengaktivasi
berbagai molekul signal yang berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu
pelepasan molekul tersebut adalah pelepasan endorphin yang banyak berperan
pada sistem tubuh.
2. Terapi hiperbarik, yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke dalam
sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih besar daripada
tekanan udara atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi pernapasan
oksigen murni (100%). Selama terapi, pasien boleh membaca, minum, atau
makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara.
3. Terapi herbal medik, yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik
berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa
fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada
cell line atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun efektifitasnya.
Berdasarkan Permenkes RI Nomor : 1109/Menkes/Per/2007 adalah :
1. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) :
Hipnoterapi, mediasi, penyembuhan spiritual, doa dan yoga
2. Sistem pelayanan pengobatan alternatif : akupuntur, akupresur,
naturopati, homeopati, aromaterapi, ayurveda
3. Cara penyembuhan manual : chiropractice, healing touch, tuina, shiatsu,
osteopati, pijat urut
4. Pengobatan farmakologi dan biologi : jamu, herbal, gurah
5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan : diet makro
nutrient, mikro nutrient
6. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan : terapi ozon, hiperbarik.

Pengembangan kebijakan, praktik keperawatan, pendidikan, dan riset. Apabila isu


ini berkembang dan terlaksana terutama oleh perawat yang mempunyai pengetahuan
dan kemampuan tentang terapi komplementer, diharapkan akan dapat meningkatkan
pelayanan kesehatan sehingga kepuasan klien dan perawat secara
bersama-sama dapat meningkat (HH, TH). Perawat secara holistik harus
bisa mengintegrasikan prinsip mind-body-spirit dan modalitas (cara menyatakan sikap
terhadap suatu situasi) dalam dalam kehidupan sehari-hari dan praktek
keperawatannya. Terapi komplementer menjadi salah satu cara bagi perawat untuk
menciptakan lingkungan yang terapeutik dengan menggunakan diri sendiri sebagai alat
atau media penyembuh dalam rangka menolong orang lain dari masalah kesehatan.
Terapi komplementer digunakan bersama-sama dengan terapi medis conventiona
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Terapi non-konvensional merupakan salah satu dari terapi medis alternatif


atau komplementer. Terapi komplementer (complementary therapies) adalah semua
terapi yang digunakan sebagai tambahan untuk terapi konvensional yang
direkomendasikan oleh penyelenggaraan pelayanan kesehatan individu (Perry, Potter,
2009). Definisi CAM yang disepakati adalah suatu bentuk penyembuhan yang
bersumber pada berbagai sistim, modalitas dan praktek kesehatan, yang didukung
oleh teori dan kepercayaan. Termasuk didalamnya latihan atau usaha untuk
menyembuhkan diri sendiri. CAM digunakan untuk mencegah dan menyembuhkan
penyakit atau juga untuk meningkatkan taraf kesehatan.

Terapi alternatif adalah terapi di luar terapi konvensional. Sementara komplementer


berarti pelengkap bagi terapi konvensional yang ada dan telah terbukti bermanfaat.
Terapi alternatif (alternative therapies) meliputi intervensi yang sama dengan terapi
komplementer, tetapi sering kali menjadi pengobatan primer yang mengganti
pelayanan medis alopatik. Kedua terapi alternatif dan komplementer bervariasi
derajatnya di mana mereka cocok dengan pengobatan alopatik.

B. SARAN
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat bersifat membangun bagi
pembaca pada umumnya. Dan kelompok juga menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk
menyempurnakan makalah ini
DAFTAR PUSTAKA

1. Benson H. 1975. The Relaxtion Respone. New York : Avon.


2. Fontaine K. 2005. Healing Practices : Alternative therapies For nursing. Edisi 2.
Prentice Hall. Perry, Potter. 2009. Fundamentals of Nursing Buku 2 Edisi 7.
Jakarta : Salemba Medika.
3. Rakel DP, Faass N. 2006. Complementary medicinen in clinical practice, Sudbury,
Mass, 2006, Jones & Battlett.

Anda mungkin juga menyukai