Makalah Asma
Makalah Asma
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
dan mempunyai populasi yang sangat meningkat. Kasus asma diseluruh dunia
menurut survey GINA (2014) mencapai 300 juta jiwa dan diprediksi pada
tahun 2025 penderita asma bertambah menjadi 400 juta jiwa asma bronchial
merupakan masalah dunia, dengan adanya prevalensi baik pada anak maupun
dewasa. Pada tahun 2007 tercatat penderita asma bronchial diseluruh dunia
pencetus, gagalnya upaya pencegahan atau gagalnya tata laksana asma jangka
panjang. Penderita asma akan mengalami gejala berupa batuk, sesak nafas,
mengi, rasa dada tertekan yang timbul dalam berbagai derajat dari ringan
serangan asma dan bisa memperberat serangan asma yang sudah ada.
dan sesak napas yang pada gilirannya bisa memicu serangan asma,
(Roma,2010).
1
Penyakit asma masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia
karena penyakit paru kronik dimana 86% disebabkan karena penyakit paru
obstruktifkronik, dan 7,8% disebabkan karna asma. WHO fact sheet 2011
menyebutkan bahwa terdapat 235 juta orang menderita asma di dunia, 80%
2013 mendapatkan hasil prevalensi nasional untuk penyakit asma pada semua
dan Sulawesi Selatan (6,7%). Untuk Jawa Tengah memiliki prevalensi asma
2
Prevalensi penyakit asma di provinsi NTT sebesar 4,7% (kisaran 1,4-
Manggarai Barat serta terdapat di semua Kabupaten atau Kota. Data yang di
peroleh dari dinas kesehatan Kabupaten Sumba Timur pada tahun 2014 di
dapatkan jumlah penderita asma berjumlah 1242, pada tahun 2015 berjumlah
yang luas dan derajatnya dapat berubah sewaktu- waktu secara spontan yang
saluran napas. Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya salah satu pada
asma. Gejala umum meliputi mengi, batuk, dada terasa berat, sesak nafas
dkk. 2011).
penurunan napas yang terbaik adalah dengan cara pemberia oksigen dan
dilakukan melalui masker RM atau NRM maupun kanul nasal sesuai dengan
kebutuhan dari pasien itu sendiri. Konsentrasi oksigen yang tinggi dalam
3
pada pasien dengan asma. Walaupun pemberian terapi oksigen digunakan
secara sering dan luas dalam perawatan pasien asma, pemberian oksigen
fatal dan diharap pasien dapat segera sembuh kembali. Penanganan yang
utama pada penderita asma adalah memenuhi kebutuhan oksigen. Kerja sama
dengan tim medis serta melibatkan pasien dan keluarga sangat diperlukan
4
1.3 TUJUAN LAPORAN KASUS
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
Lindimara
Kristen Lindimara
Kristen Lindimara
5
1.4 MANFAAT
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Asma adalah gangguan inflamasi kronik jalan nafas yang melibatkan berbagai
sel inflamasi. Dasar penyakit ini adalah hiperaktivitas bronkus dalam berbagai
tingkat obstruksi jalan nafas dan gejala pernafasan (Mansjoer,2001). Asma adalah
suatu penyakit jalan nafas yang tidak dapat pulih yang terjadi karena spasme
berupa mengi (nafas bunyi ngik-ngik), sesak nafas dada terasa berat dan batuk-
batuk terutama malam menjelang dini hari. Dimana saluran nafas mengalami
7
Dari tiga pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa asma adalah gangguan
tertentu
Tanda-tanda fisik yang ditemukan selama suatu eksaserbasi akut berat dapat
dalam kalimat yang lengkap merupakan suatu tanda dari serangan asma yang berat.
2.1.3 Patofisiologi
dari cabang-cabang bronchial tersebut akan terjadi sensitive terhadap rangsangan yang
8
2.1.4 Pathway Intrinsik (infeksi, psikososial, stress)
Ekstinsik (inhaled alergi)
Penurunan stimuli reseptor terhadap iritan pada
trakheobronkhial
Bronchial mukosa menjadi sensitif oleh Ig
E
Hiperaktif non spesifik stimuli penggerak dari cell mast
Peningkatan mast cell pada
trakheobronkhial Perangsang reflek reseptor
tracheobronkhial
Stimulasi reflek Pelepasan histamin terjadi
reseptor syarat stimuli bronchial smooth dan
stimulasi pada bronkial
parasimpatis pada kontraksi otot bronkhiolus
smooth sehingga terjadi
mukosa bronkhial kontraksi bronkus
Peningkatan permiabilitas
vaskuler akibat kebocoran
protein dan cairan dalam
jaringan
Hipersekresi mukosa
bronkuspasme
Edema mukosa
Resiko
infeksi
9
2.1.5 Klasifikasi
Brunner & suddarth (2002) menyampaikan asma sering di rincikan sebagai alergik,
a. Asma alergik
Disebabkana oleh alergen atau alergen-alergen yang dikenal (misal: serbuk sari,
yang alergik dan riwayat masa lalu ekzema atau rhinitis alergik, pejanan
Asma idiopatik atau nonalergik tidak ada hubungan dengan alergen spesifik
pewarna rambut dan agen sulfit (pengawet makanan juga menjadi faktor).
Serangan asma idiopatik atau nonalergik menjadi lebih berat dan sering sejalan
empizema.
c. Asma gabungan
Adalah asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari
10
2.1.6 Etiologi
Ada beberapa hal yang merupakan faktor presdiposisi dan presipitasi timbulnya
a. Faktor presdiposisi
menderita menyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat
mudah terkena penyakit asma jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu
b. Faktor presipitasi
1. Alergen
polusi.
obat obatan.
2. Perubahan cuaca
11
seperti musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan
3. Stress
Stress atau gangguan emosi menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga
bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma
yang timbul harus segera diobati penderita asma yang alami stress perlu
4. Lingkungan kerja
Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja
di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes atau polisi lalul intas.
melakukan aktifitas jasmani atau olahraga yang berat. Lari cepat paling
12
2.1.7 Manisfestasi Klinis
telah dikenal oleh umum dan tidak sulit untuk diketahui . batuk-batuk kronis dapat
merupakan satu-satunya gejala asma dan demikian pula rasa sesak dan berat di dada.
Tetapi untuk melihat tanda dan gejala asma sendiri dapat digolongkan menjadi:
1. Asma tingkat 1
Yaitu penderita asma yang secara klinis normal tanpa tanda dan gejala asma atau
keluhan khusus baik dalam pemeriksaan fisik maupun fungsi paru. Asma akan
muncul bila penderita terpapar faktor pencetus atau saat dilakukan tes provokasi
bronchial di laboratorium
2. Asma tingkat 2
Yaitu penderita asma yang secara klinis maupun pemeriksaan fisik tidak ada
kelainan, tetapi dengan tes fungsi paru nampak adanya obstruksi saluran
3. Asma tingkat 3
Yaitu penderita asma yang tidak memiliki keluhan tetapi pada pemeriksaan fisik
dan tes fungsi paru memiliki tanda-tanda obstruksi. Biasanya penderita merasa
4. Asma tingkat 4
Yaitu penderita asma yang sering kita jumpai di klinik atau rumah sakit yaitu
Pada serangan asma ini dapat dilihat yang berat dengan geala-gejala yang makin
13
a. Kontraksi otot-otot bantu pernafasan, terutama sternokliedo mastoideus
b. Sianosis
c. Silent chest
d. Gangguan kesadaran
e. Tampak lelah
5. Asma tingkat 5
Yaitu status asmatikus yang merupakan suatu keadaan darurat medis beberapa
serangan asma yang berat bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang
lazim dipakai. Karena pada dasarnya asma bersifat reversible maka dalam
1. pemeriksaan sputum
eosinofil
cabang bronkus
14
2. pemeriksaan darah
asma.
b. Terdapat hasil aliran darah yang variable, akan tetapi bila terdapat
buruk.
3. Foto ronthgen
Pada umumnya, pemeriksaan foto rontgen pada asma normal. Pada serangan
bertambah
pada paru
15
4. Elektrokardiografi
a. Perubahan aksis jantung pada umumnya terjadi deviasi aksis kekanan dan
2.1.9 Penatalaksanaan
a. Penyuluhan
pencetus, serta menggunakan obat secara benar dan berkonsoltasi pada tim
kesehatan
16
c. fisioterapi
d. pengobatan farmakologik
1. agonis beta
2. metil xantin
kali sehari
3. kromolin
4. ketotifen
efek kerja sama dengan kromalin dengan dosis 2x1 mg per hari.
17
e. pengobatan selama serangan status astmatikus
18
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Fokus pengkajian
1. Anamnesis
pengobatan. Gejala asma sangat bervariasi baik antar individu maupun pada
diri individu itu sendiri (pada saat berbeda), dari tidak ada gejala sama sekali
Keluhan dan gejala tergantung berat ringannya pada waktu serangan asma
bronkial yang ringan dan tanpa adanya komplikasi. Keluhan dan gejala tidak
ada yang khas. Keluhan yang paling umum ialah napas berbunyi, sesak, batuk
yang timbul secara tiba-tiba dan dapat hilang segera dengan spontan atau
dengan pengobatan, meskipun ada yang berlangsung terus untuk waktu yang
sama.
2. Pemeriksaan fisik
19
b. Integument
pruritus, ensim serta adanya bekas atau tanda urtikaria atau dermatitis
c. Thorak
1. Inspeksi
pernafasan
2. Palpasi
taktil fremitus.
3. Perkusi
4. Auskultasi
20
3. System pernafasan
terdengar hipersonor
21
3. Implementasi Keperawatan
perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi
diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan
1. Tahap persiapan
dan aman.
22
2. Menganalisa pengetahuan dan ketrampilan keperawatan yang diperlukan.
1. Tahap perencanaa/intervensi
1) Independen
pemeriksaan laboratorium.
23
c. Tindakan edukatif : ditujukan untuk merubah perilaku klien
klien.
2) Interdependen
dokter.
3) Dependen
medis dilakukan.
4) Dokumentasi
24
4. Evaluasi Keperawatan
terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien kea rah pencapaian tujuan.
(Wijayaningsih, 2013).
dari Intervensi
25
2.3 Kerangka Operasional
dari penetapan populasi, sampel, dan seterusnya yaitu kegiatan sejak awal
dilaksanakannya penelitian
PENGAKJIAN KEPERAWATAN
MELAKUKAN IMPLEMENTASI
MELAKUKAN EVALUASI
26
BAB 3
Subjek studi kasus adalah 2 pasien Asma yang dirawat di Ruang Samaria Rumah
Sakit Kristen Lindimara Waingapu dan telah menyetujui pernyataan menjadi subjek
1) Inklusi
2) Eklusi
Lindimara
27
3.3 Fokus Studi Kasus
karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan
sangat vital bagi tubuh, Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari
kondisi sisntem pernapasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah
gangguan.
berulang berupa mengi, sesak nafas, dada terasa berat, dan batuk-batuk
Instrument penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data.
sebagainya
Apabila data yang akan dikumpulkan itu adalah data yang menyangkut pemeriksaan
fisik maka instrument penelitian ini dapat berupa: stetoskop, tensimeter, timbangan ,
28
meteran atau alat antropometri lainnya untuk mengukur status gizi, dan sebagainya.
(Notoatmojo,2012)
1. Wawancara
b. Bolpoin
c. Buku
d. Jam tangan
a. Lembar observasi
b. Tensi meter
c. Stetoskop
d. Thermometer
g. Midiline LILA
h. Reflek hammar
j. Bengkok
29
3. Dokumentasi
b. Alat tulis
c. Rekam medis
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
1. Wawancara
30
2. Observasi dan pemeriksaan fisik
diselidiki. (Notoadmojo,2012)
b. Pemeriksann fisik
a) Inspeksi
b) Palpasi
c) Perkusi
hammer reflek
31
d) Auskultasi
1. Dokumentasi
seseorang
2. Studi kepustakaan
1. Lokasi
Waingapu
2. Waktu
sampai dengan semua data terkumpul. Selanjutnya analisa data dilakukan dengan
cara mengemukakan fakta, dan membandingkan dengan teori yang ada dan
dituangkan dlam pembahasan. Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh
32
diinterprestasikan dan disbanding ke teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan
1) Pengumpulan data
Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam bentuk
2) Mereduksi data
3) Penyajian data
33
3.9 Etika Studi Kasus
Etika penelitian digunakan dalam setiap penelitian atau studi kasus yang
melibatkan berbagai pihak yaitu pihak peneliti dan pihak yang diteliti dan
masyarakat yang memperoleh dampak dari hasil studi kasus tersebut, dalam
3.9.3 Kerahasiaan
penelitian.
34
35