Anda di halaman 1dari 45

PEDOMAN

PENILAIAN PRESTASI KINERJA KEPALA


(PPKKS)

CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH X


PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Dalam rangka mewujudkan kepala sekolah yang profesional, Cabang Dinas


Pendidikan Wilayah X Provinsi Jawa Barat menyusun panduan Penilaian Prestasi Kerja
Kepala Sekolah
Penilaian Prestasi Kerja dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalitas dalam
melaksanakan tugasnya, disamping itu juga berdampak pada pembinaan karir,
peningkatan kompetensi, dan pemberian tunjangan profesi kepala sekolah. Untuk
mempersiapkan pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja yang efektif perlu dilakukan
sosialisasi dan bimbingan teknis kepada seluruh pengawas di lingkungan Cabang Dinas
Pendidikan Wilayah X Provinsi Jawa Barat yang akan menjadi tim Penilaian Prestasi
Kerja Kepala Sekolah.
Pedoman ini disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja
Kepala Sekolah. Semoga juknis dapat menjadi sumber acuan bagi semua pihak yang
terkait dalam pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja Kepala Sekolah.

Cirebon, 3 Oktober 2020

Team PKKS

Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
A. LATAR BELAKANG 4
B. DASAR HUKUM 5
C. TUJUAN 6
D. MANFAAT 6
BAB II KONSEP PENILAIAN PRESTASI KERJA KEPALA SEKOLAH 7
A. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA 7
B. KOMPONEN PENILAIAN KINERJA 7
C. JENIS PENILAIAN KINERJA 11
D. TUJUAN PENILAIAN KINERJA 11
E. MANFAAT PENILAIAN KINERJA 12
F. PRINSIP PENILAIAN KINERJA 13
G. PENANGGUNG JAWAB PENILAIAN 14
H. PENILAI 14
BAB III RUANG LINGKUP PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH 16
A. KEPRIBADIAN DAN SOSIAL 17
B. KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN 19
C. PENGEMBANGAN SEKOLAH 22
D. MANAJEMEN SUMBER DAYA 25
E. KEWIRAUSAHAAN 28
F. SUPERVISI PEMBELAJARAN 30
BAB IV PROSEDUR PENILAIAN PRESTASI KERJA KEPALA SEKOLAH 33
A. LANGKAH-LANGKAH PENILAIAN 33
B. TAHAP PEMBERIAN NILAI 37
C. KONVERSI NILAI HASIL PENILAIAN PRESTASI KERJA KE ANGKA KREDIT 40
D. CONTOH PENILAIAN PRESTASI KERJA KEPALA SEKOLAH 41
BAB V PENUTUP 44
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk melaksanakan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015
tentang Standar Nasional Pendidikan yang mencakup standar: (1) isi, (2) proses, (3)
kompetensi lulusan, (4) pendidik dan tenaga kependidikan, (5) sarana dan
prasarana, (6) pengelolaan, (7) pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan.
Lebih teknis lagi diatur dalam permendikbud Nomor 34 Tahun 2018 tenatang
Standar Nasional Pendidikan jenjang SMK. Standar-standar tersebut merupakan
acuan dan sekaligus kriteria dalam peningkatan dan penjaminan mutu
penyelenggaraan pendidikan.
Salah satu standar yang memegang peran penting dan strategis dalam peningkatan
dan penjaminan mutu pendidikan adalah standar pendidik dan tenaga
kependidikan. Kepala sekolah pada satuan pendidikan merupakan salah satu
komponen tenaga kependidikan harus memiliki kompetensi yang perlu ditingkatkan
mutunya.
Berdasarkan Permendikbud No.6 tahun 2018 BAB IX Penilaian Prestasi Kerja Kepala
Sekolah Pasal 18 dinyatakan :
(1) Penilaian prestasi kerja Kepala Sekolah dilakukan secara berkala setiap tahun.
(2) Penilaian prestasi kerja Kepala Sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan perilaku, serta kehadiran.
(3) Penilaian prestasi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh
atasan langsung sesuai dengan kewenangannya meliputi komponen sebagai
berikut:
a. hasil pelaksanaan tugas manajerial;
b. hasil pengembangan kewirausahaan;
c. hasil pelaksanaan supervisi kepada guru dan tenaga kependidikan;
d. hasil pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan; dan
e. tugas tambahan di luar tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
ayat (1).
(4) Penilaian prestasi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan berbasis
bukti fisik peningkatan mutu 8 (delapan) standar nasional pendidikan.
(5) Dalam melaksanakan penilaian prestasi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ayat (2), dan ayat (3), kepala Dinas Provinsi, Kabupaten/Kota atau
penyelenggara pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat dapat dibantu
oleh pengawas sekolah.
Sebagai implementasi dari peraturan tersebut maka disusunlah sistem
Penilaian Prestasi Kerja Kepala Sekolah yang dirancang untuk mengidentifikasi
kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya melalui pengukuran
penguasaan kompetensi yang ditunjukkan melalui unjuk kerja. Hasil Penilaian
Prestasi Kerja Kepala Sekolah diharapkan dapat bermanfaat untuk menentukan
berbagai kebijakan yang terkait dengan peningkatan mutu sekolah.
Untuk melaksanakan Penilaian Prestasi Kerja Kepala Sekolah, diperlukan
pedoman penilaian prestasi kerja. Berkenaan dengan itu, Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah X Provinsi Jawa Barat memandang perlu menyusun Pedoman Penilaian
Prestasi Kerja Kepala Sekolah sebagai panduan semua pihak yang terkait untuk
menghimpun data prestasi kerja kepala sekolah sebagai dasar untuk
mengembangkan profesional dan pengembangan karier.

B. Dasar Hukum
1. Undang‐Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang‐Undang nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang Guru.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 27 Tahun 2008 tentang
Standar Kualifikasi dan Kompetensi Konselor.
7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 6 Tahun 2018 tentang
Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah.
9. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 14 Tahun 2010 dan nomor 03/V/PB/2010
tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 35 tahun 2010 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

C. Tujuan
Pedoman pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja Kepala Sekolah ini disusun untuk:
1. memperluas pemahaman semua pihak terkait tentang prinsip, proses, dan
prosedur pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja Kepala Sekolah.
2. sebagai acuan melakukan Penilaian Prestasi Kerja Kepala Sekolah dalam
melaksanakan tugasnya.

D. Manfaat
Pedoman Penilaian Prestasi Kerja Kepala Sekolah ini diharapkan dapat bermanfaat
untuk:
1. Kepala sekolah sebagai evaluasi kinerja sekolah.
2. Pengawas sebagai acuan tindak lanjut dalam pembinaan.
3. Dinas Pendidikan provinsi sebagai masukan dalam menentukan kebijakan.
BAB II
KONSEP PENILAIAN PRESTASI KERJA KEPALA SEKOLAH

A. Pengertian Penilaian Prestasi Kerja


Penilaian Prestasi Kerja Kepala Sekolah merupakan serangkaian proses
penilaian untuk menentukan derajat mutu kinerja terhadap target kegiatan
kepala sekolah dalam melaksanakan tugas.
Penilaian adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interpretasi data sebagai bahan dalam pengambilan keputusan. Dengan
demikian, setiap kegiatan penilaian, berakhir pada pengambilan keputusan.
Penilaian Prestasi Kerja Kepala Sekolah tidak hanya pada aspek karakter
individu melainkan pada hal-hal yang menunjukkan proses dan hasil kerja
yang dicapai seperti kualitas dan kuantitas hasil kerja, ketepatan waktu
kerja, dan sebagainya.

B. Komponen Penilaian Prestasi Kerja


Penilaian Prestasi kerja kepala sekolah dimaksudkan untuk menilai sejauh
mana seorang kepala sekolah mengejawantahkan kompetensi-kompetensi
yang dipersyaratkan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sehari-hari
merujuk pada capaian Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yang tertuang dalam
enam (6) komponen, empat puluh (40) kriteria serta seratus enam puluh dua
(162) indikator. Penilaian prestasi kerja kepala sekolah difokuskan pada
unsur-unsur kinerja yang terkait langsung dengan dimensi-dimensi
kompetensi yang dipersyaratkan tersebut. Unsur-unsur penilaian ini
hendaknya merupakan satu kesatuan yang masing-masing memiliki bobot
yang relatif sama dalam penentuan hasil akhir Penilaian Prestasi Kerja
Kepala Sekolah. Pada kenyataannya, setiap dimensi kompetensi kepala
sekolah sebagaimana tercantum dalam Permendiknas nomor 13 Tahun 2007
memiliki keluasan cakupan yang berbeda. Akibatnya penggunaan langsung
dimensi-dimensi itu sebagai aspek Penilaian Prestasi Kerja Kepala Sekolah
dapat berdampak pada kekurangsahihan hasil penilaian. Oleh karena itu,
perlu dirumuskan kembali aspek-aspek penilaian yang memiliki bobot dan
ruang lingkup yang relatif sama, tetapi dalam kerangka lima dimensi
kompetensi. Perumusan aspek-aspek ini dilakukan dengan cara
mengelompokkan kompentensi yang serumpun ke dalam aspek yang sama.
Berdasarkan karakteristik masing-masing, kompetensi-kompetensi itu
dikelompokkan kedalam 6 (enam) aspek penilaian sebagai berikut.

Kompetensi
a. Kepribadian dan Sosial
b. Kepemimpinan Pembelajaran
c. Pengembangan Sekolah
d. Manajemen Sumber Daya
e. Kewirausahaan
f. Supervisi Pembelajaran

Kriteria untuk masing-masing Komponen diuraikan sebagai berikut.

Kompetensi Kriteria
a. Kepribadian dan (1) Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan
Sosial tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak
mulia bagi komunitas di sekolah.
(2) Melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai
kepala sekolah dengan penuh kejujuran, ketulusan,
komitmen, dan integritas.
(3) Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsi sebagai kepala sekolah.
(4) Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dan
tantangan sebagai kepala sekolah.
(5) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan.
(6) Tanggap dan peduli terhadap kepentingan orang
atau kelompok lain.
(7) Mengembangkan dan mengelola hubungan sekolah
dengan pihak lain di luar sekolah dalam rangka
mendapatkan dukungan ide, sumber belajar, dan
pembiayaan sekolah.
b. Kepemimpinan (1) Bertindak sesuai dengan visi dan misi sekolah.
Pembelajaran (2) Merumuskan tujuan yang menantang diri sendiri
dan orang lain untuk mencapai standar yang tinggi.
(3) Mengembangkan sekolah menuju organisasi
pembelajar (learning organization).
(4) Menciptakan budaya dan iklim sekolah yang
kondusif dan inovatif bagi pembelajaran.
(5) Memegang teguh tujuan sekolah dengan menjadi
contoh dan bertindak sebagai pemimpin
pembelajaran.
(6) Melaksanakan kepemimpinan yang inspiratif.
(7) Membangun rasa saling percaya dan memfasilitasi
kerjasama dalam rangka untuk menciptakan
kolaborasi yang kuat di antara warga sekolah
(8) Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah
sebagai organisasi pembelajar yang efektif.
(9) Mengembangkan kurikulum dan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan visi, misi, dan tujuan
sekolah.
(10) Mengelola peserta didik dalam rangka
pengembangan kapasitasnya secara optimal.

c. Pengembangan (1) Menyusun rencana pengembangan sekolah jangka


Sekolah/ panjang, menengah, dan pendek dalam rangka
Madrasah mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah.
(2) Mengembangkan struktur organisasi sekolah yang
efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan.
(3) Melaksanakan pengembangan sekolah sesuai
dengan rencana jangka panjang, menengah, dan
jangka pendek sekolah menuju tercapainya visi,
misi, dan tujuan sekolah.
(4) Berhasil mewujudkan peningkatan kinerja sekolah
yang signifikan sesuai dengan visi, misi, tujuan
sekolah dan standar nasional pendidikan.
(5) Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan
prosedur yang tepat.
(6) Merencanakan dan menindaklanjuti hasil
monitoring, evaluasi, dan pelaporan.
(7) Melaksanakan penelitian tindakan sekolah dalam
rangka meningkatkan kinerja sekolah.

d. Manajemen (1) Mengelola dan mendayagunakan pendidik dan


Sumber Daya tenaga kependidikan secara optimal.
(2) Mengelola dan mendayagunakan sarana dan
prasarana. sekolah secara optimal untuk
kepentingan pembelajaran.
(3) Mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip-
prinsip efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas.
(4) Mengelola lingkungan sekolah yang menjamin
keamanan, keselamatan, dan kesehatan.
(5) Mengelola ketatausahaan sekolah dalam
mendukung pencapaian tujuan sekolah.
(6) Mengelola sistem informasi sekolah dalam
mendukung penyusunan program dan pengambilan
keputusan.
(7) Mengelola layanan-layanan khusus sekolah dalam
mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan
peserta didik di sekolah.
(8) Memanfaatkan teknologi secara efektif dalam
kegiatan pembelajaran dan manajemen sekolah.
e. Kewirausahaan (1) Menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi
pengembangan sekolah.
(2) Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai
pemimpin pembelajaran.
(3) Memotivasi warga sekolah untuk sukses dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya masing-
masing.
(4) Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik
dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah.
(5) Menerapkan nilai dan prinsip-prinsip kewirausahaan
dalam mengembangkan sekolah.

f. Supervisi (1) Menyusun program supervisi akademik dalam


Pembelajaran rangka peningkatan profesionalisme guru.
(2) Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru
dengan menggunakan pendekatan dan teknik
supervisi yang tepat.
(3) Menilai dan menindaklanjuti kegiatan supervisi
akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.

C. Jenis Penilaian Prestasi Kerja


Jenis penilaian yang digunakan untuk menilai prestasi kerja kepala sekolah
dilakukan secara berkala setiap tahun, dengan ketentua:
1. Penilaian Prestasi Kerja tahunan ini dilaksanakan oleh pengawas
sekolah
2. Komponen yang dinilai meliputi:
1) usaha pengembangan sekolah yang dilakukan selama menjabat
kepala sekolah;
2) peningkatan kualitas sekolah berdasarkan 8 (delapan) standar
nasional pendidikan selama dibawah kepemimpinan yang
bersangkutan; dan
3) Usaha pengembangan profesionalisme sebagai kepala sekolah;
3. Penilaian terdiri dari;
1) penilaian formatif (awal tahun pelajaran); dan
2) penilaian sumatif (akhir tahun pelajaran)
Penilaian dilaksanakan secara periodik setiap tahun dan secara
berkala diatur sesuai surat pengangkatannya sebagai kepala
sekolah. Penilaian formatif dilaksanakan awal tahun pelajaran
oleh kepala sekolah yang bersangkutan sebagai evaluasi diri untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan serta memetakan
hambatan dan tantangan yang dihadapi. Sedangkan penilaian
sumatif dilaksanakan akhir tahun pelajaran oleh pengawas satuan
pendidikan sebagai evaluasi terhadap kinerja kepala sekolah serta
untuk melihat kemajuan yang telah dicapai dalam melaksanakan
Pengembangan Keprofeian Berkelanjutan (PKB).
3) Hasil Penilaian Prestasi Kerja dikategorikan dalam tingkatan “amat
baik”, “baik”, “cukup”, “sedang” dan “kurang”.

D. Tujuan Penilaian Prestasi Kerja

Penilaian Prestasi Kerja Kepala Sekolah bertujuan untuk

1) memperoleh informasi kinerja kepala sekolah berdasarkan hasil


evaluasi tugas kepala sekolah untuk pemetaan prestasi kerja kepala
sekolah sebagai acuan kebijakan.
2) memperoleh informasi kinerja kepala sekolah berdasarkan hasil evaluasi
yang dapat digunakan sebagai dasar pengembangan diri kepala sekolah
dalam melaksanakan tugasnya;

3) mendapatkan data kinerja kepala sekolah secara kolektif dalam siklus


tahunan sehingga dapat diperoleh gambaran umum kinerja kepala
sekolah pada tingkat kabupaten kota/provinsi sebagai dasar untuk
menentukan mutu kinerja kepala sekolah secara nasional;

4) menghimpun data kinerja sebagai dasar untuk menentukan kebutuhan


program pembinaan kompetensi mewujudkan kepala sekolah yang
profesional dalam rangka meningkatkan penjaminan mutu pendidikan
nasional.

E. Manfaat Penilaian Kinerja


Penilaian Prestasi Kerja dilakukan dalam rangka untuk memperoleh data dan
informasi tertentu yang dibutuhkan untuk melihat kinerja kepala sekolah
yang sebenarnya, sebagai bahan pertimbangan tindak lanjut yang akan
digunakan oleh pihak-pihak terkait. Pemanfaatan Penilaian Prestasi Kerja ini
antara lain sebagai berikut:
1. Kepala sekolah dapat mengetahui kinerjanya selama melaksanakan tugas
sebagai kepala sekolah dan menjadikan acuan untuk meningkatkan
keprofesiannya secara mandiri.
2. Kepala sekolah dapat menggunakan hasil Penilaian Prestasi Kerja untuk
merumuskan dan menyusun PKB (Pengembangan Keprofesian
Berkelanjuan).
3. Dinas Pendidikan provinsi atau kabupaten/kota dapat menggunakan hasil
Penilaian Prestasi Kerja Kepala Sekolah sebagai dasar untuk menghimpun
informasi dan data profil kinerja kepala sekolah di wilayahnya.
4. Memfasilitasi pemangku kebijakan dalam penyediaan data secara
nasional yang mencerminkan data kebutuhan peningkatan kompetensi
kepala sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan
kebijakan secara nasional.

F. Prinsip Penilaian Prestasi Kerja


Mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian, Penilaian Prestasi Kerja
Kepala Sekolah dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip berikut.
1. Sahih, berarti penilaian berdasarkan pada data yang mencerminkan
kinerja yang diukur.
2. Objektif, berarti penilaian berdasarkan pada prosedur dan kriteria yang
jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan kepala
sekolah karena perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4. Terpadu, berarti penilaian kepala sekolah merupakan salah satu
komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan kepala sekolah.
5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak-pihak yang
berkepentingan.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti Penilaian Prestasi Kerja
Kepala Sekolah dilakukan secara menyeluruh, meliputi seluruh
Komponen yang dapat dan seharusnya dinilai, dan dilakukan terus-
menerus secara periodik.
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku.
8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi kepala sekolah yang telah ditetapkan.
9. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari
segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
G. Penanggung Jawab Penilaian
Secara teknis, pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja terhadap guru sebagai
kepala sekolah merupakan tanggung jawab pengawas sekolah. Dalam
pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja tahunan dilakukan oleh pengawas
sekolah dengan menggunakan pedoman Penilaian Prestasi Kerja Kepala
Sekolah yang berlaku secara nasional dengan mempertimbangkan Penilaian
Prestasi Kerja oleh tim penilai yang terdiri dari pengawas sekolah, pendidik,
tenaga kependidikan dan komite sekolah. Hasil Penilaian Prestasi Kerja
ditindaklanjuti oleh kepala dinas sebagai bahan pertimbangan promosi,
periodisasi jabatan dan perhitungan angka kredit serta menjadi bahan dalam
membuat rumusan rekomendasi PKBKS(Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan bagi Kepala Sekolah) pada komponen kinerja yang dinilai
lemah.

H. Penilai
Penilaian Prestasi Kerja Kepala Sekolah dilakukan secara berkala setiap
tahun. Dalam pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja satu tahunan dilakukan
oleh pengawas sekolah dengan mempertimbangkan Penilaian Prestasi Kerja
oleh tim penilai yang terdiri dari pengawas sekolah, pendidik, tenaga
kependidikan, dan komite sekolah dengan mempertimbangkan pemenuhan
persyaratan penilai seperti di bawah ini;
1. Terlatih untuk melakukan Penilaian Prestasi Kerja dan memahami cara
menerapkan pedoman penilaian.
2. Memiliki keterampilan untuk menggunakan instrumen secara objektif.
3. Mampu mengolah dan menafsirkan data hasil penilaian serta dapat
menyusun rekomendasi dari hasil penilaian sebagai input bagi pembuat
kebijakan.
BAB III
RUANG LINGKUP PENILAIAN PRESTASI KERJA
KEPALA SEKOLAH

Prestasi Kerja kepala sekolah dinilai berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan


Nasional nomor 35 tahun 2010. Berdasarkan peraturan tersebut, terdapat 6
(enam) komponen penilaian, yaitu seperti tampak pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Komponen Penilaian Prestasi Kerja Kepala Sekolah


NO. KOMPONEN INDIKATOR
KRITERIA KINERJA
KINERJA
1 Kepribadian dan Sosial 7 29

2 Kepemimpinan Pembelajaran 10 41

3 Pengembangan Sekolah 7 28

4 Manajemen Sumber Daya 8 32

5 Kewirausahaan 5 20

6 Supervisi Pembelajaran 3 12

JUMLAH 40 162

Enam komponen kinerja kepala sekolah diatas dijabarkan menjadi 40


(empat puluh) kriteria dan 162 (seratus enam puluh dua) indikator kinerja yang
disertai bukti yang dapat diidentifikasi sebagaimana yang dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.

A. Kepribadian Dan Sosial


Komponen kepribadian dan Sosial terdiri dari 7 (tujuh) kriteria yang
dikembangkan menjadi 29 (dua puluh semilan ) indikator. Secara rinci
kriteria dan indikator dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.2 Kepribadian dan Sosial
NO. KRITERIA INDIKATOR BUKTI
1 Berakhlak mulia, 1. Melaksanakan ibadah sesuai dengan ● Dokumen/
. mengembangka agama yang dianutnya. bukti fisik
1 n budaya dan 2. Sikap dan perilaku keteladanan bagi lainnya
tradisi akhlak warga sekolah. ● Kuesioner
mulia, dan 3. Empati terhadap masalah yang dihadapi
● Hasil
menjadi teladan warga sekolah.
wawancara
akhlak mulia 4. Kemampuan mengembangkan budaya
bagi komunitas senyum, salam, sapa, sopan, santun.
di sekolah 5. Pengakuan dari warga sekolah terhadap
keteladanannya
1 Melaksanakan 1. Mampu menerapkan kejujuran dalam ● Dokumen/
. tupoksi sebagai melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. bukti fisik
2 kepala sekolah 2. Mampu menerapkan ketulusan dalam lainnya
dengan penuh melaksanakan tugas pokok dan ● Kuesioner
kejujuran, fungsinya. ● Hasil
ketulusan, 3. Mampu menerapkan komitmen yang wawancara
komitmen, dan tinggi dalam melaksanakan tugas pokok
integritas. dan fungsinya.
4. Mampu menerapkan integritas yang
tinggi dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya.
1 Bersikap 1. Terbuka menerima pendapat, kritik dan ● Dokumen/
. terbuka dalam saran dari pihak lain. bukti fisik
3 melaksanakan 2. melibatkan seluruh pemangku lainnya
tugas pokok dan kepentingan dalam penyusunan program ● Kuesioner
fungsi sebagai sekolah. ● Hasil
kepala sekolah 3. terbuka dalam pengelolaan keuangan wawancara
sekolah.
4. terbuka dalam membangun sistem
informas. manajemen sekolah
1 Mengendalikan 1. Mampu mengendalikan emosi: ● Dokumen/
. diri dalam a) sabar, bukti fisik
4 menghadapi b) tenang, lainnya
masalah dan c) bijaksana ● Kuesioner
tantangan d) berjiwa besar ● Hasil
sebagai kepala 2. Mampu menghadapi masalah wawancara
sekolah 3. Mampu memecahkan masalah.
4. Mampu mengelola tantangan baru
1 Berpartisipasidala 1. Berperan aktif dalam pelaksanaan ● Dokumen/
. m kegiatan sosial program pemerintah dibidang sosial bukti fisik
5 kemasyarakatan. kemasyarakatan (contoh: donor darah, lainnya
bencana alam dan lainnya). ● Kuesioner
2. Berperan aktif dalam kegiatan sosial ● Hasil
kemasyarakatan di lingkungan sekolah wawancara
(contoh: gotong royong, kerja bakti
kebersihan lingkungan).
3. Berperan aktif dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan di lingkungan tempat
tinggal (contoh: pengurus RT, RW dan
lainnya).
4. Berperan aktif dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan berkaitan pelestarian
lingkungan hidup.
1 Tanggap dan 1. Mampu bersifat simpatik/tenggang rasa ● Dokumen/
. peduli terhadap terhadap orang lain. bukti fisik
6 kepentingan 2. Mampu bersifat empati/sambung rasa lainnya
orang atau terhadap orang lain. ● Kuesioner
kelompok. 3. Peduli terhadap kepentingan orang atau
kelompok lain
4. Mampu bersifat objektif dalam
mengatasi konflik internal sekolah.
1 Mengembangkan 1. Mampu merencanakan kerjasama dengan ● Dokumen/
. dan mengelola lembaga pemerintah, swasta dan bukti fisik
7 hubungan masyarakat. lainnya
sekolah dengan 2. Mampu melakukan pendekatan dalam ● Kuesioner
pihak lain di luar rangka memperoleh dukungan dari
sekolah dalam lembaga pemerintah,
rangka swasta,Dunia Usaha Dunia Industri
mendapatkan (DUDI), dan masyarakat
dukungan ide, 3. Mampu memelihara hubungan kerjasama
sumber dengan lembaga swasta, pemerintah dan
belajar,dan masyarakat.
pembiayaan 4. Mampu memanfaatkan dukungan
sekolah masyarakat untuk meningkatkan SDM
(Sumber Daya manusia) kependidikan
yang profesional, manajemen yang efektif
dan profesional, dan lingkungan
pendidikan yang kondusif.

B. Kepemimpinan Pembelajaran
Komponen Kepemimpinan pembelajaran terdiri dari 10 (sepuluh) kriteria
yang dikembangkan menjadi 41 (empat puluh satu ) indikator. Secara
rinci kriteria dan indikator dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.3 Kepemimpinan Pembelajaran
NO. KRITERIA INDIKATOR BUKTI
2. Bertindaksesuai 1. Mampu menyusun program sekolah ● Dokumen/
1 dengan sesuai dengan visi dan misi sekolah. bukti fisik
visidanmisi 2. Mampu menerapkan program sekolah lainnya
sekolah/ sesuai dengan visi dan misi sekolah. ● Kuesioner
madrasah 3. Mampu mengambil keputusan dan
berani menghadapi tantangan/resiko
untuk tercapainya visi dan misi sekolah.
4. Mampu mengevaluasi program sekolah
sesuai dengan visi dan misi sekolah
2. Merumuskan Mampu merumuskan tujuan sekolah; ● Dokumen/
2 tujuan yang yang sesuai prinsip SMART bukti fisik
menantang diri 1.Specific (tujuan yang fokus pada lainnya
sendiri dan pencapaian standar) ● Kuesioner
orang lain 2.Measurable (dapat diukur)
untuk 3.Achievable (dapat dicapai)
mencapai 4.Realistic (berbasis kondisi nyata)
standar yang 5.Time bound (target waktu yang jelas)
tinggi.
2. Mengembangk 1. Mampu merencanakan program ● Dokumen/
3 ansekolah/ pengembangan (sumber daya manusia) bukti fisik
madrasah SDM lainnya
menuju 2. Mampu melaksanakan program ● Kuesioner
organisasi pengembangan SDM melalui berbagai
pembelajar cara :
(learning a) pelatihan
organization). b) seminar
c) MGMP/MGP/KKG
d) MKKS/KKKS/MKTAS
e) studi lanjut
3. Mampu melaksanakan Penelitian
Tindakan Sekolah/Penelitian Tindakan
Kelas
4. Mampu menciptakan suasana sekolah
yang mendorong semua warga sekolah
untuk terus menerus belajar
2. Menciptakan 1. Mampu membuat program berkaitan ● Dokumen/
4 budaya dan iklim dengan budaya dan iklim sekolah yang bukti fisik
sekolah/ kondusif dan inovatif bagi pembelajaran lainnya
madrasah 2. Mampu melaksanakan program berkaitan ● Kuesioner
Yang kondusif dengan budaya dan iklim sekolah yang
dan inovatif kondusif dan inovatif bagi pembelajaran
bagi 3. Mampu mengevaluasi program berkaitan
pembelajaran. dengan budaya dan iklim sekolah yang
kondusif dan inovatif bagi pembelajaran
4. Mampu melaksanakan program tindak
lanjut berkaitan dengan budaya dan iklim
sekolah yang kondusif dan inovatif bagi
pembelajaran

2. Memegang 1. Mampu menunjukkan konsistensi dalam ● Dokumen/


5 teguh tujuan memegang teguh tujuan sekolah bukti fisik
sekolah dengan berkaitan dengan prestasi akademik dan lainnya
menjadi contoh nonakademik siswa (contoh: peningkatan ● Kuesioner
dan bertindak KKM, pengembangan ekstrakurikuler)
sebagai 2. Mampu menunjukkan konsistensi dalam ● Hasil
pemimpin memegang teguh tujuan sekolah Wawancara
pembelajaran. berkaitan dengan peningkatan
kompetensi guru (contoh: workshop
pendidikan karakter)
3. Mampu menunjukkan konsistensi dalam
memegang teguh tujuan sekolah
berkaitan dengan peningkatan
kompetensi tenaga kependidikan (contoh:
bintek efektivitas dan efisiensi kerja)
4. Mampu menjadi contoh pemimpin
pembelajaran (contoh: memodelkan
pembelajaran PAIKEM, beradaptasi
dengan perubahan baru dalam
pembelajaran misalnya pendidikan
kewirausahaan)
2. Melaksanakan 1. Mampu menerapkan kepemimpinan yang ● Dokumen/
6 Kepemimpinan dapat memotivasi warga sekolah dalam bukti fisik
yang inspiratif. mencapai tujuan sekolah (contoh: lainnya
memberi apresiasi terhadap prestasi yang ● Kuesioner
dicapai warga sekolah). ● Hasil
2. Mampu menerapkan kepemimpinan yang Wawancara
kreatif (contoh: mendorong munculnya
ide-ide baru berkaitan hemat energi,
pelestarian lingkungan).
3. Mampu menerapkan kepemimpinan yang
inovatif (contoh: memfasilitasi
implementasi ide-ide baru berkaitan
hemat energi, pelestarian lingkungan).
4. Mampu menjadi inspirasi warga sekolah
berkaitan keteladanan penerapan nilai-
nilai karakter (contoh; jujur, disiplin).
2. Membangun 1. Mampu berkomunikasi dengan baik dan ● Dokumen/
7 rasa bertindak secara efektif untuk bukti fisik
Saling percaya membangun lingkungan kerja yang baik. lainnya
dan 2. Mampu berkomunikasi dengan baik dan ● Kuesioner
memfasilitasi bertindak secara efektif untuk ● Hasil
kerja sama membangun rasa saling percaya di wawancara
dalam antara warga sekolah.
rangka untuk 3. Mampu berkomunikasi dengan baik dan
menciptakan bertindak secara efektif untuk
kolaborasi yang memfasilitasi kerja sama yang baik.
kuat di antara 4. Mampu berkomunikasi dengan baik dan
warga sekolah/
bertindak secara efektif untuk
madrasah.
menciptakan iklim kerja dan kolaborasi
yang kuat di antara warga sekolah.
2. Bekerja keras 1. Mampu menunjukkan kesungguhan ● Dokumen/
8 untuk dalam membuat program yang bukti fisik
mencapai
keberhasilan melibatkan semua warga sekolah lainnya
sekolah/ berkaitan dengan sekolah sebagai ● Kuesioner
madrasah organisasi pembelajar (contoh :
sebagai pengembangan keprofesionalan
organisasi berkelanjutan guru dan tenaga
pembelajar kependidikan , program remedial
yang efektif. teaching).
2. Mampu menunjukkan kesungguhan
dalam melaksanakan program yang
melibatkan semua warga sekolah
berkaitan dengan sekolah sebagai
organisasi pembelajar.
3. Mampu menunjukkan kesungguhan
dalam mengevaluasi program yang
melibatkan semua warga sekolah
berkaitan dengan sekolah sebagai
organisasi pembelajar
4. Mampu menunjukkan kesungguhan
dalam membuat program tindak lanjut
yang melibatkan semua warga sekolah
berkaitan dengan sekolah sebagai
organisasi pembelajar.
2. Mengembangk 1. Mampu menyusun program kurikulum ● Dokumen/
9 an kurikulum dokumen1 (memuat mata pelajaran, bukti fisik
dan kegiatan muatan lokal, pengembangan diri, lainnya
pembelajaran pengaturan beban belajar, ketuntasan ● Kuesioner
sesuai dengan belajar, kenaikan kelas, kelulusan,
visi, misi, dan pendidikan kecakapan hidup, pendidikan
tujuan sekolah berbasis keunggulan lokal dan global),
dokumen 2 ( silabus dan RPP) yang
melibatkan stakeholder sekolah sesuai
dengan visi, misi dan tujuan sekolah.
2. Mampu melaksanakan program kurikulum
dokumen 1 dan dokumen 2 KTSP.
3. Mampu melakukan evaluasi program
kurikulum dokumen 1 dan dokumen 2
KTSP.
4. Mampu melakukan program tindak lanjut
untuk pengembangan kurikulum dokumen
1 dan dokumen 2 KTSP.
2. Mengelola 1. Mampu membuat program sekolah yang ● Dokumen/
1 peserta berkaitan dengan peserta didik baik bukti fisik
0 Didik dalam akademik maupun nonakademik dalam lainnya
rangka rangka pengembangan potensinya secara ● Kuesioner
pengembangan optimal (contoh : program pengenalan
kapasitasnya bakat minat, tes IQ, program OSIS,
secara optimal. program ekstrakurikuler).
2. Mampu melaksanakan program sekolah
yang berkaitan dengan peserta didik baik
akademik maupun nonakademik.
3. Mampu melakukan evaluasi program
sekolah yang berkaitan dengan peserta
didik baik akademik maupun
nonakademik.
4. Mampu membuat program
pengembangan tindak lanjut yang
berkaitan dengan peserta didik baik
akademik maupun nonakademik.

C. Pengembangan Sekolah
Komponen Pengembangan Sekolah terdiri dari 7 (tujuh) kriteria yang
dikembangkan menjadi 28 (dua puluh delapan ) indikator. Secara rinci
kriteria dan indikator dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.4 Pengembangan Sekolah

NO. KRITERIA INDIKATOR BUKTI


3. Menyusun 1. Mampu melibatkan semua unsur di ● Dokumen/
1 rencana sekolah dalam menyusun Rencana bukti fisik
Pengembangan Pengembangan Sekolah (RPS)/ Rencana lainnya
sekolah/ Kerja Sekolah(RKS), dalam rangka ● Kuesioner
madrasah mencapai visi,misi dan tujuan sekolah
jangka panjang, (contoh: membentuk Tim Pengembang
menengah, dan Sekolah (TPS)).
pendek dalam 2. Mampu mengidentifikasi kekuatan dan
rangka kelemahan sebagai bahan penyusunan
mencapai rencana pengembangan sekolah.
visi, misi, dan 3. Mampu mengidentifikasi peluang dan
tujuan sekolah/ tantangan sebagai bahan untuk
madrasah. mendiagnosis jenis kebutuhan yang
diperlukan dalam perbaikan mutu
sekolah.
4. Mampu memimpin penyusunan rencana
pengembangan sekolah dan membekali
semua unsur di sekolah dalam pembuatan
rencana pengembangan sekolah (contoh:
pelatihan TPS dan pembuatan EDS).
3. Mengembangk 1. Mampu menyusun struktur organisasi ● Dokumen/
2 an yang efektif dan efisien sesuai dengan bukti fisik
Struktur kebutuhan pengembangan sekolah. lainnya
organisasi 2. Mampu menyusun deskripsi tugas setiap ● Kuesioner
sekolah/ komponen dalam struktur organisasi.
madrasah yang 3. Mampu membuat pendelegasian tugas
efektif dan untuk memonitor pelaksanaan tugas
efisien sesuai setiap komponen dalam struktur
dengan organisasi.
kebutuhan. 4. Mampu mengevaluasi struktur organisasi
sesuai dengan kebutuhan pengembangan
sekolah.
3. Melaksanakan 1. Mampu menyususn Program Rencana ● Dokumen/
3 Pengembanga Kerja Sekolah (RKS/RPS) yang terdiri dari bukti fisik
n Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM), lainnya
sekolah/ Rencana Kerja Tahunan (RKT), Rencana ● Kuesioner
madrasah Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS) dalam
sesuai dengan rangka mencapai visi, misi dan tujuan
rencana jangka sekolah.
panjang, 2. Mampu melaksanaan program Rencana
menengah,dan Kerja Sekolah (RKS) .
jangka
3. Mampu mengevaluasi program Rencana
pendek Kerja Sekolah (RKS)
sekolah
4. Mampu melaksanakan program tindak
menuju
lanjut Rencana Kerja Sekolah (RKS).
tercapai
nya visi, misi,
dan tujuan
sekolah.
3. Mewujudkan 1. Mampu meningkatkan kinerja sekolah ● Dokumen/
4 peningkatan secara signifikan sesuai dengan visi, misi, bukti fisik
Kinerja tujuan sekolah yang berkaitan dengan lainnya
sekolah bidang manajeria (contoh: peningkatan ● Kuesioner
yang signifikan kinerja sekolah secara efektif dan efisien
sesuai dengan dibidang saranaprasarana, pengelolaan,
visi, pendidik dan tenaga kependidikan serta
misi,tujuan pembiayaan).
sekolah dan 2. Mampu meningkatkan kinerja sekolah
standar secara signifikan sesuai dengan visi, misi,
nasional tujuan sekolah yang berkaitan dengan
pendidikan. bidang akademik (contoh: peningkatan
kinerja sekolah secara efektif dan efisien
dibidang standar isi, SKL, standar proses,
standar penilaian).
3. Mampu membuat inovasi dalam rangka
meningkatkan kinerja sekolah secara
signifikan sesuai dengan visi, misi, tujuan
sekolah yang berkaitan dengan bidang
manajerial.
4. Mampu membuat inovasi dalam rangka
meningkatkan kinerja sekolah secara
signifikan sesuai dengan visi, misi, tujuan
sekolah yang berkaitan dengan bidang
akademik.
3. Melakukan 1. Mampu melakukan monitoring ● Dokumen/
5 monitoring, pelaksanaan program kegiatan sekolah bukti fisik
evaluasi, dan secara terprogram (contoh: ada program lainnya
pelaporan monitoring yang memuat latar belakang, ● Kuesioner
pelaksanaan tujuan,prosedur, jadwal, penanggung
program jawab).
kegiatan 2. Mampu melakukan evaluasi pelaksanaan
sekolah program kegiatan sekolah secara
/madrasah terprogram(contoh: ada program evaluasi
dengan yang memuat latar belakang, tujuan,
prosedur prosedur, jadwal, penanggung jawab).
yang tepat. 3. Mampu membuat pelaporan pelaksanaan
program kegiatan sekolah.
4. Mampu membuat sistem monitoring,
evaluasi dan pelaporan dengan prosedur
yang tepat(contoh: menggunakan Paket
Administrasi Sekolah )
3. Merencanaka 1. Mampu membuat program tindak lanjut ● Dokumen/
6 n monitoring,evaluasi dan pelaporan bukti fisik
dan (contoh: program tindak lanjut sesuai lainnya
menindaklanju dengan hasil monitoring, evaluasi, ● Kuesioner
ti hasil pelaporan).
monitoring, 2. Mampu melaksanakan program tindak
evaluasi lanjut monitoring, evaluasi dan pelaporan.
dan 3. Mampu mengevaluasi pelaksanaan
pelaporan. program tindak lanjut monitoring,
evaluasi dan pelaporan.
4. Mampu membuat sistem pelaksanaan
program tindak lanjut monitoring,
evaluasi dan pelaporan (contoh: siklus
penerapan paket administrasi sekolah).
3. Melaksanakan 1. Mampu membuat program penelitian ● Dokumen/
7 penelitian tindakan sekolah/kelas dalam rangka bukti fisik
tindakan meningkatkan kinerja sekolah (contoh: lainnya
sekolah dalam program mendatangkan narasumber ● Kuesioner
rangka dalam membimbing workshop
meningkatkan pembuatan PTS maupun PTK untuk
kinerja kepala sekolah dan guru, mempunyai
sekolah/ program berkelanjutan PTS/PTK melalui
madrasah. MGMP sekolah).
2. Mampu melaksanakan penelitian
tindakan sekolah/kelas dalam rangka
meningkatkan kinerja sekolah.
3. Mampu membuat evaluasi program
penelitian tindakan sekolah/kelas dalam
rangka meningkatkan kinerja sekolah.
4. Mampu membuat program tindak lanjut
penelitian tindakan sekolah/kelas dalam
rangka meningkatkan kinerja sekolah.
D. Manajemen Sumber Daya
Komponen Manajemen Sumber daya terdiri dari 8 (delapan) kriteria yang
dikembangkan menjadi 32 (tiga puluh dua ) indikator. Secara rinci kriteria
dan indikator dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.5 manajemen Sumber Daya

NO. KRITERIA INDIKATOR BUKTI


4. Mengelola dan 1. Mampu membuat program pengelolaan ● Dokumen/
1 mendayagunak dan pendayagunaan pendidik dan tenaga bukti fisik
an pendidik kependidikan secara optimal (contoh: lainnya
dan tenaga latar belakang pengelolaan dan ● Kuesioner
kependidikan pendayagunaan, apa tujuannya,
secara optimal bagaimana mekanisme dan prosedurnya,
ciri-ciri programnya menjawab 5W+1H).
2. Mampu melaksanakan program
pengelolaan dan pendayagunaan pendidik
dan tenaga kependidikan secara optimal).
3. Mampu membuat evaluasi pelaksanaan
program pengelolaan dan pendayagunaan
pendidik dan tenaga kependidikan secara
optimal.
4. Mampu membuat program tindak lanjut
pengelolaan dan pendayagunaan pendidik
dan tenaga kependidikan secara optimal.
4. Mengelola dan 1. Mampu membuat program pengelolaan ● Dokumen/
2 mendayagunak dan pendayagunaan sarana dan bukti fisik
an sarana dan prasarana sekolah secara optimal untuk lainnya
prasarana kepentingan pembelajaran (contoh: latar ● Kuesioner
sekolah/ belakang pengelolaan dan
madrasah pendayagunaan, apa tujuannya,
secara optimal bagaimana mekanisme dan prosedurnya,
demi ciri-ciri programnya menjawab 5W+1H).
kepentingan 2. Mampu melaksanakan program
pembelajaran. pengelolaan dan pendayagunaan sarana
dan prasarana sekolah secara optimal
untuk kepentingan pembelajaran.
3. Mampu membuat evaluasi pelaksanaan
program pengelolaan dan
pendayagunaan sarana dan prasarana
sekolah secara optimal untuk
kepentingan pembelajaran.
4. Mampu membuat program tindak lanjut
pengelolaan dan pendayagunaan sarana
dan prasarana sekolah secara optimal
untuk kepentingan pembelajaran.
4. Mengelola 1. Mampu membuat program perencanaan ● Dokumen/
3 keuangan pengelolaan keuangan sekolah sesuai bukti fisik
sekolah/ prinsip efisien, transparan, dan lainnya
madrasah akuntabel(contoh: program mengacu ● Kuesioner
sesuai prinsip pada RKAS, ada skala prioritas, ada media
efisiensi, untuk publikasi, ada mekanisme yang
transparansi jelas dalam penggunaan).
dan 2. Mampu melaksanakan program
akuntabilitas. perencanaan pengelolaan keuangan
sekolah sesuai prinsip efisien, transparan,
dan akuntabel.
3. Mampu membuat pelaporan pengelolaan
keuangan sekolah sesuai prinsip efisien,
transparan, dan akuntabel.
4. Mampu membuat evaluasi pengelolaan
keuangan sekolah sesuai prinsip efisien,
transparan, dan akuntabel.
4. Mengelola 1. Mampu membuat program berwawasan ● Dokumen/
4 lingkungan lingkungan yang menjamin keamanan, bukti fisik
sekolah yang keselamatan dan kesehatan (contoh lainnya
menjamin program: ada latar belakang,tujuan, ada ● Kuesioner
keamanan, jadwal, ada lokasi, ada penanggung
keselamatan jawab, ada prosedur kerja, ada
dan kesehatan pembiayaannya).
2. Mampu melaksanakan program
berwawasan lingkungan yang menjamin
keamanan, keselamatan dan kesehatan.
3. Mampu membuat evaluasi pelaksanaan
program berwawasan lingkungan yang
menjamin keamanan, keselamatan dan
kesehatan.
4. Mampu membuat program tindak lanjut
dari hasil evaluasi pelaksanaan program
berwawasan lingkungan yang menjamin
keamanan, keselamatan dan kesehatan.
4. Mengelola 1. Mampu membuat program kerja ● Dokumen/
5 ketatausahaan ketatausahaan sekolah dalam mendukung bukti fisik
sekolah/ pencapaian tujuan sekolah (contoh lainnya
madrasah program: ada latar belakang, ada tujuan, ● Kuesioner
dalam ada jadwal, ada penataan tempat untuk
mendukung pengarsipan, ada pembagian tugas, ada
pencapaian prosedur kerja, ada pembiayaannya).
tujuan sekolah/ 2. Mampu melaksanakan program kerja
Madrasah ketatausahaan sekolah dalam mendukung
pencapaian tujuan sekolah.
3. Mampu membuat evaluasi pelaksanaan
program kerja ketatausahaan sekolah
dalam mendukung pencapaian tujuan
sekolah.
4. Mampu membuat program tindak lanjut
dari hasil evaluasi pelaksanaan program
kerja ketatausahaan sekolah dalam
mendukung pencapaian tujuan sekolah.
4. Mengelola 1. Mampu membuat program sistem ● Dokumen/
6 sistem informasi sekolah dalam mendukung bukti fisik
informasi penyusunan program dan pengambilan lainnya
sekolah/ keputusan (contoh program : ada latar ● Kuesioner
madrasah belakang, ada tujuan, ada jadwal, ada
dalam prosedur kerja, ada pembagian tugas,
mendukung ada pembiayaan).
penyusunan 2. Mampu melaksanakan program sistem
program dan informasi sekolah dalam mendukung
pengambilan penyusunan program dan pengambilan
keputusan. keputusan.
3. Mampu membuat evaluasi pelaksanaan
program sistem informasi sekolah dalam
mendukung penyusunan program dan
pengambilan keputusan.
4. Mampu membuat program tindak lanjut
dari hasil evaluasi pelaksanaan program
sistem informasi sekolah dalam
mendukung penyusunan program dan
pengambilan keputusan.
4. Mengelola 1. Mampu membuat program layanan- ● Dokumen/
7 layanan- layanan khusus sekolah yang mendukung bukti fisik
layanan khusus kegiatan pembelajaran dan kegiatan lainnya
sekolah/ peserta didik di sekolah (contoh program: ● Kuesioner
madrasah yang ada latar belakang, tujuan, jenis layanan
mendukung misal koperasi sekolah, kantin kejujuaran,
kegiatan kotak saran, ada prosedur operasional,
pembelajaran ada penanggung jawab, ada pembiayaan).
dan kegiatan 2. Mampu melaksanakan program layanan
peserta didik di layanan khusus sekolah yang mendukung
sekolah/ kegiatan pembelajaran dan kegiatan
madrasah. peserta didik di sekolah.
3. Mampu membuat evaluasi program
layanan layanan khusus sekolah yang
mendukung kegiatan pembelajaran dan
kegiatan peserta didik di sekolah.
4. Mampu membuat program tindak lanjut
dari hasil evaluasi program layanan-
layanan khusus sekolah yang mendukung
kegiatan pembelajaran dan kegiatan
peserta didik di sekolah.
4. Memanfaatkan 1. Mampu mengoptimalkan pemanfaatan ● Dokumen/
8 teknologi teknologi secara efektif dalam kegiatan bukti fisik
secara efektif pembelajaran dan manajemen sekolah lainnya
dalam kegiatan (contoh: ada inovasi alat peraga ● Kuesioner
pembelajaran pembelajaran, multimedia pembelajaran,
dan memanfaatkan teknologi informasi dalam
manajemen manajemen sekolah).
sekolah/ 2. Mampu memfasilitasi guru
madrasah memanfaatkan teknologi secara efektif
dalam kegiatan pembelajaran
(contoh:pemanfaatan barang bekas
menjadi alat peraga pembelajaran,
memfasilitasi penggunaan OHP,LCD dan
multimedia).
3. Mampu memfasilitasi tenaga
administrasi sekolah memanfaatkan
teknologi secara efektif dalam
menyelesaikan pekerjaan administrasi
sekolah (contoh: pemanfaatan komputer
dan internet dalam menyelesaikan
pekerjaan administrasi sekolah).
4. Mampu memfasilitasi guru dan tenaga
administrasi sekolah dalam kreatifitas,
inovasi sehingga pembelajaran dan
manajemen sekolah semakin efektif
sesuai dengan tuntutan perubahan.

E. Kewirausahaan
Komponen Kewirausahaan terdiri dari 5 (lima) kriteria yang
dikembangkan menjadi 20 (dua puluh ) indikator. Secara rinci kriteria dan
indikator dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6 Kewirausahaan

NO. KRITERIA INDIKATOR BUKTI


5. Menciptakan 1. Mampu memfasilitasi kreatifitas dan ● Dokumen/
1 inovasi yang inovasi yang bermanfaat bagi bukti fisik
bermanfaat pengembangan sekolah (contoh: lainnya
bagi memfasilitasi guru dalam pembelajaran ● Kuesioner
pengembangan PAIKEM, memfasilitasi tenaga
sekolah/ administrasi sekolah dalam
madrasah. memanfaatkan teknologi informasi
komunikasi).
2. Mampu menerapkan kreatifitas dan
inovasi yang bermanfaat bagi
pengembangan sekolah.
3. Mampu membudayakan kreatifitas dan
inovasi yang bermanfaat bagi
pengembangan sekolah.
4. Mampu mengembangkan budaya kreatif,
inovatif yang bermanfaat bagi
pengembangan sekolah.
5. Memiliki 1. Mampu memberikan contoh kedisiplinan ● Dokumen/
2 motivasi yang dan kinerja guru untuk mewujudkan visi bukti fisik
kuat untuk dan misi sukses sekolah dalam lainnya
sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya ● Kuesioner
melaksanakan sebagai pemimpin pembelajaran (contoh:
tugas pokok contoh mengajar PAIKEM, ada kemauan
dan fungsinya yang kuat untuk mengembangkan diri,
sebagai pelatihan kepemimpinan, belajar dari
pemimpin kepala sekolah yang sukses).
pembelajaran. 2. Mampu aktif dalam forum pertemuan
ilmiah untuk sukses dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya sebagai
pemimpin pembelajaran (contoh: seminar
pendidikan, karya tulis ilmiah).
3. Mampu aktif dalam forum musyawarah/
kelompok kerja kepala sekolah, MGMP
dan organisasi profesi lainnya.
4. Mampu memberikan keteladanan dan
aktif dalam pengembangan keprofesian
berkelanjutan (contoh: ada karya inovasi
pendidikan, publikasi ilmiah,
pengembangan diri).
5. Memotivasi 1. Mampu memotivasi diri dalam ● Dokumen/
3 warga sekolah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya bukti fisik
untuk sukses sebagai kepala sekolah(contoh: antusias lainnya
dalam dalam melaksanakan tugas sebagai guru, ● Kuesioner
melaksanakan kepala sekolah). ● Hasil
tugas pokok 2. Mampu memotivasi siswa untuk sukses. wawancara
dan fungsinya (contoh: menjadi contoh dalam
masing-masing. berkata,bersikap dan bertindak yang
memotivasi misal memberi dorongan,
memberi pujian, betutur kata positif).
3. Mampu memotivasi guru dalam
melaksanakan pembelajaran.(contoh:
menjadi contoh dalam berkata, bersikap
dan bertindak yang memotivasi misal
memberi dorongan, memberi pujian,
betutur kata positif).
4. Mampu memotivasi tenaga administrasi
sekolah dalam bekerja.(contoh: menjadi
contoh dalam bersikap dan bertindak
yang memotivasi misal memberi
dorongan, memberi pujian, betutur kata
positif).
5. Pantang 1. Mampu berperilaku konsisten dan ● Dokumen/
4 menyerah dan pantang menyerah dalam menangani bukti fisik
selalu mencari setiap permasalahan yang dihadapi lainnya
solusi terbaik sekolah(contoh:menegakkan kedisiplinan ● Kuesioner
dalam dalam menangani guru dan karyawan ● Hasil
menghadapi yang tingkat kehadirannya rendah). wawancara
kendala yang 2. Mampu mengatasi dan menemukan
dihadapi solusi terbaik dalam setiap permasalahan
sekolah/ yang dihadapi sekolah(contoh: menangani
madrasah. konflik antar guru, konflik antar siswa).
3. Mampu mengembangkan budaya
konsisten dan pantang menyerah dalam
mengatasi setiap permasalahan yang
dihadapi sekolah.
4. Mampu mengembangkan budaya
silaturahmi, kekeluargaan dan selalu
mencari solusi terbaik dalam menghadapi
setiap permasalahan di sekolah.
5. Menerapkan 1. Mampu mengembangkan sekolah dengan ● Dokumen/
5 nilai dan menerapkan prinsip-prinsip:Inovatif dan bukti fisik
prinsip-prinsip kreatif. lainnya
kewirausahaan 2. Kemandirian dan rasa percaya diri yang ● Kuesioner
dalam kuat.
mengembangk 3. Kerja keras dan pantang menyerah.
an sekolah/ 4. Tanggap pada perubahan dan
madrasah. berorientasi masa depan berdasar pada
visi, misi, dan tujuan sekolah.

F. Supervisi Pembelajaran
Komponen Supervisi Pembelajaran terdiri dari 5 (lima) kriteria yang
dikembangkan menjadi 20 (dua puluh ) indikator. Secara rinci kriteria dan
indikator dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.7 Supervisi pembelajaran

NO. KRITERIA INDIKATOR BUKTI


6. Menyusun Mampu menyusun program tahunan ● Dokumen/
1 program supervisi akademik dalam rangka bukti fisik
supervisi meningkatkan profesionalisme guru yang lainnya
akademik meliputi. ● Kuesioner
dalam rangka 1. Fokus pada perbaikan proses dan hasil
peningkatan belajar.
profesionalism 2. Jadwal pelaksanaan dan istrumen
e guru supervisi akademik
3. Dikomunikasikan pada bulan pertama di
awal tahun.
4. Pendelegasian dan pembagian tugas
supervisor kepada guru senior.
6. Melaksanakan 1. Mampu membagi tugas pelaksanaan ● Dokumen/
2 supervisi supervisi akademik kepada wakil dan guru bukti fisik
akademik senior yang memenuhi syarat (contoh: lainnya
dalam rangka membuat tim pelaksana supervisi ● Kuesioner
peningkatan akademik, menugaskan wakil dan guru
kualitas guru. senior yang sesuai dengan mata pelajaran
dan pangkatnya lebih tinggi).
2. Mampu menerapkan prosedur,
pendekatan, dan teknik supervisi yang
tepat (contoh: ada pra observasi,
observasi dan post observasi).
3. Mampu mengembangkan instrumen
supervisi yang relevan dengan tuntutan
perubahan dan sesuai dengan
perkembangan kurikulum dari
pemerintah (contoh: ada muatan nilai-
nilai karakter).
4. Mampu mengevaluasi pelaksanakan
supervisi akademik.
6. Menilai dan 1. Mampu memanfaatkan hasil penilaian ● Dokumen/
3 menindaklanju supervisi akademik dalam rangka evaluasi bukti fisik
ti kegiatan program sekolah di bidang akademik lainnya
supervisi (contoh: evaluasi pengembangan silabus ● Kuesioner
akademik yang terintegrasi dengan nilai karakter,
dalam rangka alokasi dana penambahan alat peraga dan
peningkatan multimedia).
profesionalism 2. Mampu menindaklanjuti hasil penilaian
e guru. supervisi akademik dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru
(contoh: efektivitas metode
pembelajaran, relevansi media
pembelajaran, efektivitas teknik
penilaian).
3. Mampu menindaklanjuti hasil penilaian
supervisi akademik dengan
mengefektifkan dan lebih mengaktifkan
MGMP sekolah, mengirim guru dalam
pelatihan-pelatihan.
4. Mampu menindaklanjuti hasil penilaian
supervisi akademik dengan
menyelenggarakan workshop dan
mengundang nara sumber yang
kompeten sesuai dengan hasil evaluasi
supervisi akademik.
BAB IV
PROSEDUR PENILAIAN PRESTASI KERJA KEPALA SEKOLAH

A. Langkah-Langkah Penilaian
Secara ideal dengan merujuk pada regulasi yang berlaku, langkah penilaian
prestasi kerja kepala sekolah dilaksanakan melalui langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Formatif
Penilaian Prestasi Kerja guru dengan tugas tambahan sebagai kepala
sekolah pada awal tahun pelajaran (formatif) dilakukan untuk
memperoleh profil kinerja kepala sekolah yang bersangkutan. Profil awal
diperoleh melalui penilaian dokumen pendukung yang relevan, evaluasi
diri dan program pengembangannya. Pengawas bersama Kepala sekolah
yang dinilai menyusun rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan
berdasarkan profil kinerja kepala sekolah yang sudah disepakati.

Pada tahun berikutnya, yang digunakan sebagai profil kinerja adalah hasil
Penilaian Prestasi Kerja tahun sebelumnya (nilai akhir tahun/sumatif
sebelumnya) dan hasil penilaian dokumen pendukung pembelajaran dan
evaluasi diri. Untuk guru yang mutasi penilaian awal diperoleh dari
sekolah asalnya.

2. Sumatif
Penilaian Prestasi Kerja guru akhir tahun pelajaran (Sumatif) digunakan
untuk mengevaluasi kemajuan yang dicapai setelah melaksanakan
pengembangan keprofesian berkelanjutan. Nilai sumatif menjadi dasar
penilaian awal tahun pelajaran berikutnya, dan sebagai dasar usulan
kepada tim penilai angka kredit di tingkat kabupaten/kota untuk
mendapatkan penetapan angka kredit tahunan.

Penilaian Prestasi Kerja ini menggunakan Pendekatan Penilaian 360º. Dalam


penilaian ini, kepala sekolah dinilai oleh pengawas dengan menggali
informasi dari pihak-pihak yang sehari-hari dapat mengetahui perilaku dan
kinerja kepala sekolah yang bersangkutan dalam menjalankankan tugas dan
fungsinya. Para pihak itu meliputi bawahan (guru dan tenaga kependidikan),
mitra kerja (komite sekolah), dan atasan (pengawas sekolah).
Mengingat pelaksanaan penilaian prestasi kerja kepala sekolah dalam masa
transisi, maka dalam pelaksanaanya penilaian difokuskan pada penilaian
sumatif oleh pengawas sekolah yang mendapat tugas dari kepala dinas
pendidikan dengan merujuk pada sasaran kinerja pegawai tanpa
menggunakan pendekatan 360º dengan menggunakan instrument PPKKS
tahun 2016.
Proses Penilaian Prestasi Kerja kepala sekolah perlu dilakukan secara
terprogram dan sistemik. Semua proses kegiatan penilaian disusun dalam
alur atau tahapan kegiatan sebagai berikut: (1) persiapan, (2) pelaksanaan
penilaian, (3) penentuan nilai akhir.
a. Persiapan

(1) Pemberitahuan secara tertulis oleh Pengawas kepada kepala sekolah


yang akan dinilai;
(2) Kepala sekolah yang dinilai membuat laporan kinerja secara tertulis
dan dalam bentuk power point yang dilengkapi dengan bukti-bukti
pendukung yang diperlukan untuk Penilaian Prestasi Kerja kepada
tim penilai.
(3) Penilai mempelajari laporan kinerja dan mengamati kelengkapan
dan keabsahan bukti-bukti pendukung yang disertakan.

b. Pelaksanaan Penilaian

(1) Penilaian Prestasi Kerja Kepala Sekolah dihadiri oleh kepala sekolah
yang dinilai dan semua penilai.
(2) Penilaian dilaksanakan di sekolah tempat kepala sekolah yang dinilai
bertugas.
(3) Penilaian diawali dengan pemaparan laporan kinerja oleh kepala
sekolah yang dinilai dalam bentuk powerpoint. Pemaparan
difokuskan pada komponen-komponen penilaian dan bukti-bukti
pendukung yang relevan.
(4) Penilai dapat melakukan konfirmasi dan meminta penjelasan atas
laporan kinerja tertulis maupun lisan yang disampaikan oleh kepala
sekolah yang dinilai.
(5) Penilai melakukan pengamatan dan pencatatan bukti-bukti lain yang
ada di lingkungan sekolah yang belum atau tidak dapat disertakan
dalam laporan tertulis. Bukti-bukti ini dapat diidentifikasi melalui
pengamatan terhadap kondisi fisik yang ada di lingkungan sekolah
atau meminta informasi dari orang-orang yang relevan yang ada di
lingkungan sekolah seperti guru, karyawan sekolah, komite sekolah
atau peserta didik.
(6) Penilai melakukan penilaian terhadap setiap komponen penilaian
berdasarkan paparan laporan kinerja dan hasil pengamatan
kelengkapan dan keabsahan bukti-bukti pendukung yang
dikumpulkan oleh kepala sekolah yang dinilai dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
(a) Ketua penilai mengkonfirmasi keabsahan bukti-bukti yang
dikumpulkan oleh kepala sekolah yang dinilai dengan menggali
informasi dari anggota lainnya.
(b) Penilai mencatat semua bukti fisik maupun nonfisik kedalam
format penilaian yang relevan.
(c) Penilai mencermati semua bukti yang tercatat dan
mencocokkannya dengan indikator dari komponen yang dinilai.
(d) Berdasarkan hasil pencermatan kelengkapan, keabsahan, dan
ketepatan bukti yang teridentifikasi, penilai menetapkan skor
setiap komponen penilaian yang bersangkutan.
(7) penilai menetapkan nilai kinerja dengan cara merekap semua nilai
komponen kedalam format penilaian yang ditetapkan dan
menuangkannya dalam instrumen penilaian.

c. Penentuan Nilai Akhir

Pada prinsipnya, hasil penilaian merupakan kewenangan profesional dari


penilai. Sebagai wujud dari prinsip transparansi dalam penilaian, penilai perlu
mengonfirmasi hasil penilaian kepala sekolah yang dinilai dengan langkah-
langkah sebagai berikut:

(1) Penilai menyampaikan hasil penilaian kepada kepala sekolah yang


bersangkutan disertai berita acara dan bukti-bukti yang terekam dalam
proses penilaian.
(2) Kepala sekolah yang dinilai mempelajari berita acara penilaian berikut
semua bukti-bukti yang disampaikan oleh penilai.
(3) Apabila diperlukan, kepala sekolah dapat meminta penjelasan hasil
penilaian kepada Pengawas atau memberikan penjelasan atau bukti
tambahan.
(4) Apabila hasil penilaian disetujui oleh kepala sekolah, maka yang
bersangkutan membuat pernyataan persetujuan dengan
menandatangani instrumen penilaian.
(5) Apabila kepala sekolah tidak menyetujui hasil penilaian, dapat
mengajukan keberatan disertai alasan dan bukti-bukti yang kuat.
(6) Penilai membahas keberatan yang diajukan oleh kepala sekolah mengkaji
secara mendalam alasan dan bukti-bukti.
(7) Penilai dapat mengubah hasil penilaian apabila dipandang bahwa alasan
dan bukti-bukti yang menyertai keberatan tersebut dapat diterima.
(8) Apabila tidak dicapai kesepakatan antara penilai dan kepala sekolah yang
dinilai terhadap hasil penilaian, hasil penilaian akhir ditetapkan
berdasarkan hasil penilaian penilai disertai cacatan ketidaksetujuan
kepala sekolah yang bersangkutan.
B. Tahap Pemberian Nilai
a. Penilaian
Penilaian Prestasi Kerja Kepala Sekolah dilaksanakan oleh pengawas
yang ditunjuk oleh Kepala Dinas Propinsi/Kabupaten/Kota sesuai
dengan kewenangannya. Penilaian Prestasi Kerja Kepala Sekolah
menggunakan instrumen tahun 2016 dan diverifikasi dengan
menggali informasi dari unsur-unsur pemangku kepentingan
(stakeholders) yang meliputi komite sekolah, guru, tenaga
kependidikan, dan peserta didik bila diperlukan. Penilaian dilakukan
dengan cara memberikan skor pada setiap kriteria berdasarkan
kelengkapan dan keabsahan bukti yang releven dan teridentifikasi.

(1) Bukti-bukti dapat berupa data, dokumen, kondisi lingkungan


fisik sekolah, perilaku dan budaya, dan lain-lain yang dapat
diidentifikasi oleh Penilai melalui pengkajian, pengamatan, dan
penggalian informasi dari pihak-pihak yang terkait di sekolah
seperti guru, pegawai, komite sekolah, dan peserta didik.
(2) Penilai mencatat semua bukti yang teridentifikasi pada tempat
yang disediakan pada setiap kriteria penilaian. Bukti-bukti yang
dimaksud dapat berupa:
(a) bukti yang teramati (tangible evidences) seperti:
● dokumen-dokumen tertulis.
● kondisi sarana/prasarana (hardware dan/atau software)
dan lingkungan sekolah.
● foto, gambar, slide, video.
● produk-produk peserta didik.
(b) bukti yang tidak teramati (intangible evidences) seperti
● sikap dan perilaku kepala sekolah.
● budaya dan iklim sekolah.

Bukti-bukti ini dapat diperoleh melalui pengamatan,


wawancara dengan pemangku kepentingan pendidikan (guru,
komite, peserta didik, mitra dunia usaha dan dunia
industri).Pemberian skor harus didasarkan kepada catatan hasil
pengamatan dan pemantauan serta bukti-bukti berupa dokumen
lain yang dikumpulkan selama proses Penilaian Prestasi Kerja
Kepala Sekolah. Pemberian nilai untuk setiap kompetensi
dilakukan dengan tahapan angka 4, 3, 2, atau 1 dengan ketentuan
sebagai berikut:
(1) Skor 4 diberikan apabila kepala sekolah mampu menunjukkan
bukti‐bukti yang lengkap dan sangat meyakinkan bahwa
kepala sekolah yang bersangkutan berkinerja sesuai dengan
setiap kriteria komponen yang dinilai.

(2) Skor 3 diberikan apabila kepala sekolah mampu menunjukkan


bukti‐bukti yang lengkap dan cukup meyakinkan bahwa
kepala sekolah yang bersangkutan berkinerja sesuai dengan
setiap kriteria komponen yang dinilai.

(3) Skor 2 diberikan apabila kepala sekolah menunjukkan bukti‐


bukti yang kurang lengkap dan cukup meyakinkan bahwa yang
bersangkutan berkinerja sesuai dengan setiap kriteria
komponen yang dinilai.

(4) Skor 1 diberikan apabila ditemukan bukti yang sangat terbatas


dan kurang meyakinkan atau tidak ditemukan bukti bahwa
kepala sekolah yang bersangkutan berkinerja sesuai dengan
setiap kriteria komponen yang dinilai.

b. Instrumen Penilaian

Penilaian Prestasi Kerja Kepala Sekolah dilakukan dengan


menggunakan Instrumen Penilaian Prestasi Kerja Kepala Sekolah
(IPKKS) sebagaimana Lampiran 1. Instrumen ini terdiri atas enam
Komponen penilaian dengan menggunakan skala penilaian 1 (satu)
sampai dengan 4 (empat) dengan rentang skor antara 6 (enam)
sampai dengan 24 (dua puluh empat).

Untuk menyesuaikan skala panilaian dengan Permenpan


nomor 16 tahun 2009 dan Permendiknas nomor 6 tahun 2016
diperlukan konversi skor dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.

NKKS = x 100

Keterangan:
NKKS = Nilai Kinerja Kepala Sekolah
NIPKKS = Skor Instrumen Penilaian Prestasi Kerja Kepala Sekolah

c. Kategori Hasil Penilaian

Sesuai dengan Permenpan nomor 16 Tahun 2009, konversi hasil


penilain dengan IPKKS dikonversikan kedalam Kategori Hasil Penilaian
yang dinyatakan dalam rentang nilai 1 sampai dengan 100 dan
dibedakan menjadi lima kategori penilaian yaitu ‘Amat Baik’, ‘Baik’,
‘Cukup’, ‘Sedang’ dan ‘Kurang’ dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Tabel Konversi Nilai

Nilai IPKKS Kategori


91,0 – 100 Amat Baik
76,0 – 90,9 Baik
61,0 – 75,9 Cukup
51,0 – 60,9 Sedang
Kurang dari 51 Kurang

d. Nilai Perolehan Kinerja

Nilai perolehan kinerja (NPK) adalah persentase angka kredit unsur


Pelaksanaan tugas utama yang diperoleh dan dihitung berdasarkan
kategori hasil penilaian berdasarkan IPKKS. Setiap kategori akan
berimplikasi angka kredit yang diperoleh. Ketentuan NPK untuk setiap
kategori hasil penilaian adalah sebagai berikut.

Tabel 4.2 Bobot Nilai Perolehan Kinerja


Kategori NPK
Amat Baik 125%
Baik 100%
Cukup 75%
Sedang 50%
Kurang 25%

e. Pelaporan
Setelah nilai Penilaian Prestasi Kerja Kepala Sekolah diperoleh, penilai
wajib melaporkan hasil Penilaian Prestasi Kerja Kepala Sekolah
kepada pihak yang berwenang untuk menindaklanjuti hasil Penilaian
Prestasi Kerja Kepala Sekolah tersebut selambat-lambatnya 1 minggu
setelah pelaksanaan. Hasil Penilaian Prestasi Kerja Kepala Sekolah
dilaporkan kepada Kepala Dinas sebagai masukan untuk
merencanakan kegiatan promosi, periodisasi, dan PKB tahunan.
Laporan juga diberikan kepada penilai tingkat kabupaten/kota, sesuai
dengan kewenangannya.

C. Konversi Nilai Hasil Penilaian Prestasi Kerja ke Angka Kredit


Merujuk pada Permendikbud nomor 6 tahun 2016 tentang jabatan kepala
sekolah, perolehan angka kredit ditentukan berdasarkan tugas utama
kepala sekolah menggunakan IPPKS dengan pembobotan 100%.
Perhitungan perolehan angka kredit dilakukan dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :

AK =
Keterangan:
AK = Perolehan angka kredit per tahun
AKK = Angka kredit kumulatif minimal yang dipersyaratkan
AKPKB = Angka kredit unsur pengembangan profesional berkelanjutan
AKP = Angka kredit unsur penunjang
NPKKS = Nilai perolehan hasil kinerja sebagai kepala sekolah

D. Contoh Penilaian Prestasi Kerja Kepala Sekolah


Nama : Budi Santosa, S.Pd.MM
Jabatan : Guru Madya
Pangkat : Pembina
Golongan ruang : IV/a
TMT : 1 April 2014
Tugas Utama : Kepala Sekolah
Waktu penilaian : Desember 2018
Hasil penilaian : sebagai kepala sekolah memperoleh nilai rata-
rata 18

Perhitungan akhir angka kredit dilakukan berdasarkan tugas utama


sebagai kepala sekolah.
Langkah-langkah perhitungan angka kreditnya adalah sebagai berikut.

a) Konversi hasil Penilaian Prestasi Kerja Kepala sekolah Budi


Santosa, S.Pd, MM. ke skala nilai berdasarkan Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009 sebagai berikut :
Nilai kinerja Kepala Sekolah, dikategorikan ke dalam Amat Baik
(125%), Baik (100%), Cukup (75%), Sedang (50%), atau Kurang
(25%)
b) Angka kredit per tahun yang diperoleh Budi Santosa, S.Pd, MM.
adalah :

1) Konversi hasil Penilaian Prestasi Kerja tugas utama sebagai kepala


sekolah Budi Santosa, SPd, MM. ke skala nilai berdasarkan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi nomor 16 Tahun 2009 adalah:

2) Nilai kinerja Budi Santosa, S.Pd, MM. untuk unsur utama sebagai
Kepala Sekolah 75 masuk dalam rentang 61 – 75 dengan kategori
“Cukup (75%)”.
Angka kredit per tahun subunsur tugas tambahan sebagai kepala sekolah
yang diperoleh Budi Santos, S Pd, MM. adalah:

Angka Kredit per Tahun =

= 22,32

1. Perhitungan Total Angka Kredit


Total angka kredit per tahun diperoleh dari penjumlahan nilai angka kredit
per tahun dari tugas utama sebagai kepala sekolah (bobotnya 100 %).

a) Total angka kredit yang diperoleh Budi Santosa, S.Pd, MM untuk tahun
2018 sebagai sebagai Kepala Sekolah adalah:
100 % X (22,32) = 22,32
b) Jika selama 4 (empat) tahun terus menerus Budi Santosa, S.Pd, MM
mempunyai nilai kinerja yang sama, maka nilai yang diperoleh Ahmad
Sumarna, S.Pd selama 4 tahun adalah:
4 x 22,32 =89,28

2. Perhitungan Angka Kredit Komulatif


Angka kredit komulatif diperoleh dari total angka kredit yang diperoleh
selama 4 (empat) tahun ditambah dengan angka kredit yang diperoleh dari
kegiatan pengembangan diri keprofesian berkelanjutan yang dilakukan
selama 4 (empat) tahun tersebut.
a) Selama 4 (empat) tahun Budi Santosa, S.Pd,MM. melaksanakan kegiatan
pengembangan keprofesian berkelanjutan dan memperoleh hasil:
4 angka kredit dari kegiatan pengembangan diri,
12 angka kredit dari publikasi ilmiah, dan
15 angka kredit dari kegiatan unsur penunjang.
b) Jadi, Budi santosa, S.Pd, MM. memperoleh angka kredit kumulatif
sebesar
89,28 +4+12+15 = 120,28
c) Angka kredit yang diperlukan untuk naik pangkat dan jabatan fungsional
guru dari golongan ruang IV/a ke golongan ruang IV/b berdasarkan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 ialah 150.
d) Dengan demikian, Ahmad Sumarna, S.Pd TIDAK DAPAT NAIK PANGKAT
dari golongan ruang IV/a ke golongan ruang IV/b dengan jabatan Guru
Madya dalam waktu 4 (empat) tahun karena belum mencapai
persyaratan angka kredit yang diperlukan untuk naik pangkat dan
jabatan fungsionalnya.
BAB V
PENUTUP

Pedoman Penilaian Prestasi Kerja Kepala Sekolah diharapakan dapat


memberikan gambaran dan menjadi acuan bagi semua pihak yang terlibat dalam
kegiatan Penilaian Prestasi Kerja Kepala Sekolah. Penilaian Prestasi Kerja Kepala
Sekolah merupakan kegiatan yang sangat strategis, terutama dalam rangka
meningkatkan kinerja kepala sekolah yang akhirnya diharapkan berpengaruh
terhadap peningkatan mutu pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai