Anda di halaman 1dari 23

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA DARI RUMAH (KKN-DR) 2020

“Pendidikan Masyarakat Berbasis Modal Sosial diwujudkan

dengan Rumah Belajar”

Peserta KKN :

Nama : Aida Nur Aisyah

NIM : 1708104029

Prodi : Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

Mengetahui

Ketua
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Dosen Pembimbing Lapangan
Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon

Dr. H. Ahmad Yani, M.Ag Dr. Aris, M.Pd


NIP. 197501192005011002 NIP. 196010191985111001

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI

CIREBON

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan penulisan laporan akhir Kuliah Kerja Nyata Dari Rumah (KKN-DR)
2020. Dengan tema “Pendidikan Masyarakat Berbasis Modal Sosial yang diwujudkan dengan
Rumah Belajar” yang dibimbing oleh bapak Drs. Aris, M.Pd. Sementara lokasi KKN-DR 2020
bertempat di RT/RW 04/03 Desa Sindangsuka Kecamatan Luragung Kabupaten Kuningan.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan laporan akhir ini sebagai rangkuman kegiatan
yang dilakukan selama KKN-DR 2020. Karena penyusun menyajikan secara singkat, jelas dan
sistematis, sehingga diharapkan dapat mudah diterima dan dimengerti bagi pembaca laporan akhir
ini.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Sumanta, M.Ag. selaku Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon
2. Bapak Dr. H. Ahmad Yani, M.Ag. selaku ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat IAIN Syekh Nurjati Cirebon
3. Bapak Dr. H. Farikhin Nur, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon
4. Bapak DR. Nuryana, S. Ag, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS)
5. Bapak Drs. Aris, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
6. Bapak Warsadiatmaja, S.Pkp. selaku Kepala Desa Sindangsuka
7. Bapak Soni selaku Ketua RT/RW 04/03 Desa Sindangsuka
8. Bapak Rusadi, S.Pd.I selaku Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Desa
Sindangsuka
9. Seluruh peserta didik Rumah Belajar dan masyarakat RT/RW 04/03 Desa Sindangsuka
10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Akhir kata dengan segala keterbatasannya, penyusun berharap laporan ini dapat memberikan
manfaat bagi penyusun pada khusunya dan bagi para pembaca pada umumnya. Penyusun
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, oleh karena itu penyusun sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca dan semua pihak.
Kuningan, 28 Juli 2020

Penyusun
ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah/Potensi/Harapan/Kebutuhan .................................................... 2

1.3 Sasaran dan Tujuan Pengabdian ............................................................................ 4

BAB II RENCANA KEGIATAN

2.1 Program dan Kegiatan ............................................................................................ 5

2.2 Pendekatan, Metode dan Teknik Pelaksanaan Kegiatan ........................................ 6

BAB III PELAKSANAAN DAN HASIL PENGABDIAN

3.1 Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan ........................................................................... 8

3.2 Hasil Kegiatan ....................................................................................................... 14

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 16

4.2 Rekomendasi .......................................................................................................... 16

LAMPIRAN ...................................................................................................................... 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Label “Homo Socius” tidak akan pernah terlepas dari kehidupan makhluk bernama manusia.
Bahkan saat membangun peradaban di muka bumi pun manusia hidup nomaden dan berkelompok.
Meski perputaran roda kehidupan manusia beralih ke era modern sekalipun, manusia tetap terikat
dengan manusia lainnya.

Kesatuan individu yang mempercayai sesuatu sebagai pedoman hidupnya membentuk sebuah
kepercayaan. Atas dasar itulah manusia berkoloni dengan manusia lain. Lebih luas lagi, mereka
bahkan membangun jaringan peradaban dengan kelompok lainnya. Seiring berkembangnya ilmu
pengetahuan, naluri alamiah manusia dalam kehidupan sosial disebut dengan modal sosial.

Maka tidak heran jika dalam setiap hal yang menyangkut orang banyak, manusia dibutuhkan
kemampuan dalam mengelola modal sosial. Yakni dengan mengelola setiap sumber daya berupa
relasi-relasi sosial untuk memperoleh keuntungan secara sosial maupun ekonomi. Begitu pula
dengan dunia pendidikan.

Tugas pendidikan tidak hanya diemban oleh sekolah saja. Bahkan dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan
bahwa penyelenggaraan pendidikan dilakukan dengan memberdayakan peran serta seluruh
komponen masyarakat. Yang dilakukan dengan mengawasi dan mengendalian mutu layanan
pendidikan.

Artinya bahwa semua komponen yang meliputi sekolah, keluarga dan masyarakat harus turut
aktif dalam mengembangkan pendidikan anak. Dari segi inilah kemampuan mengelola modal sosial
perlu digunakan. Menurut Muhammad Rijal Fadli (2020), modal sosial di lingkungan pendidikan
akan tercipta ketika adanya interaksi antara komponen dalam komunitas pendidikan.

Kurangnya kerja sama antar komponen pendidikan mengakibatkan kurang optimalnya proses
perkembangan kognitif dan normatif anak. Ketika di sekolah ditaburkan bibit penanaman nilai dan
norma, tetapi lingkungan masyarakat atau keluarga justru bersebrangan. Hal ini akan proses
internalisasi nilai dan norma menjadi kurang optimal.

Berbeda halnya ketika semua lingkungan pendidikan baik sekolah, masyarakat dan keluarga
bisa bersinergi. Proses internalisasi nilai dan norma atau penghayatan ilmu pengetahuan akan

1
terbangun secara berkelanjutan. Tidak hanya sekedar baris tulisan di buku pelajaran melainkan
keadaan sebenarnya di lapangan.

Atas dasar itulah, penulis mencoba berinovasi dengan membangun Rumah Belajar. Suatu
tempat yang tidak hanya tempat untuk belajar, tetapi mengembangkan modal-modal sosial antara
keluarga dan masyarakat. Dengan melibatkan seluruh warga masyarakat RT/RW 04/03 Desa
Sindangsuka melalui beberapa program-program unggulan.

Meliputi program Ruang Mengaji yakni tempat menimba ilmu keislaman, Ruang Bahasa
suatu wadah dalam mengembangkan kemampuan linguistik siswa sebagai modal memperluas
jaringan, Ruang Konsultasi Orang Tua yang bertujuan untuk forum diskusi para orang tua
khususnya bagi perkembangan pola asuh dan didik anak-anak, Ruang Informasi yang dibentuk
sebagai usaha dalam menyebarluaskan informasi sebagai perwujudan pendidikan masyarakat.

Selain itu, ada beberapa program tambahan yakni Ruang Konsultasi PR dan Ruang Kreasi.
Semua program yang dibentuk tersebut, didasari oleh kebutuhan masyarakat RT/RW 04/03 Desa
Sindangsuka. Tak luput juga sebagai usaha penulis dalam menciptakan pendidikan masyarakat yang
berbasis modal sosial.

1.2 Rumusan Masalah/Potensi/Harapan/Kebutuhan


1.2.1 Rumusan Masalah
1. Bagaimana implementasi nilai-nilai keagamaan bagi anak-anak di RT/RW 04/03 Desa
Sindangsuka ?
2. Bagaimana kemampuan linguistik pada jenjang anak usia SD di RT/RW 04/03 Desa
Sindangsuka ?
3. Bagaimana pengetahuan orang tua siswa mengenai pendidikan dan pola asuh anak-anak
di RT/RW 04/03 Desa Sindangsuka ?
4. Bagaimana proses penyaluran informasi masyarakat di RT/RW 04/03 Desa
Sindangsuka ?
1.2.2 Potensi
1. Usia anak-anak yang masih belia memungkinkan penyerapan dan daya ingat tentang
pelajaran tinggi, sehingga proses pembelajaran bahasa maupun mengaji akan lebih
mudah.
2. Para orang tua sudah mengenal dan lihai dalam mengoperasikan telepon genggam,
sehingga proses penyaluran informasi tentang anak bisa dimaksimalkan via daring.

2
3. Masyarakat sekitar mendukung dan terbuka akan informasi atau hal-hal yang bersifat
baru. Dengan demikian, proses penyampaian informasi kepada masyarakat akan lebih
mudah.
4. Daya imajinasi yang tinggi dipadukan dengan kreativitas akan mengubah barang-barang
bekas di sekitar tempat tinggal akan jadi barang yang lebih berguna
5. Tingkat pendidikan penulis dari SD-SMA memungkinkan untuk membantu anak-anak
di sekitar tempat KKN untuk mengerjakan tugas belajar daring dari sekolahnya.
1.2.3 Harapan
1. Melalui Ruang Mengaji, diharapkan bisa menerapkan nilai-nilai keislaman kepada
peserta didik
2. Melalui Ruang Bahasa, diharapkan bisa meningkatkan kemampuan lingustik sebagai
salah satu modal dalam membangun jaringan di masyarakat
3. Melaui Ruang Konsultasi, orang tua diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan dan
menjalin komunikasi dengan pengajar
4. Melalui Ruang Konsultasi PR, diharapkan bisa membantu anak dalam mengerjakan PR
dan lebih memahami pelajaran selama pembelajaran daring
5. Melalui Ruang Informasi, diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan masyarakat serta
menjalin komunikasi dengan masyarakat
6. Melalui Ruang Kreasi, diharapkan dapat membangun nilai peduli lingkungan lewat
kreasi dari barang bekas
1.2.3 Kebutuhan
1. Dukungan moral dari masyarakat sekitar untuk berjalannya setiap program yang
direncanakan
2. Buku-buku cerita dan dongeng anak-anak untuk digunakan dalam Ruang Bahasa
3. Kamus Bahasa Inggris dan media pembelajaran yang relevan agar para siswa di Ruang
Bahasa bisa belajar lebih menyenangkan.
4. Tenaga pengajar untuk menyampaikan materi baik tentang agama maupun tentang
bahasa yang masih terbatas.

3
1.3 Sasaran dan Tujuan Pengabdian
1.3.1 Sasaran Pengabdian
1. Anak-anak usia SD
2. Orang tua siswa dari anak-anak usia SD
3. Masyarakat RT/RW 04/03 Desa Sindangsuka
1.3.2 Tujuan Pengabdian
1. Untuk meningkatkan pengetahuan anak-anak mengenai pengetahuan keislaman dan
cara membaca Al-Qur’an
2. Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia dan Inggris
3. Untuk proses internalisasi nilai dan norma melalui pembacaan buku cerita dan
dongeng
4. Untuk meningkatkan hubungan komunikasi dan pengetahuan orang tua dengan
pendidik di Rumah Belajar diwujudkan melalui pembentukan grup WA
5. Untuk meningkatkan jaringan informasi dan pengetahuan masyarakat diwujudkan
dengan penyebaran poster informasi dan pengetahuan
6. Untuk meningkatkan kerja sama antara orang tua dan pendidik di Rumah Belajar
melalui pengadaan sesi konsultasi pengerjaan PR siswa
7. Meningkatkan kreativitas dan inovasi dengan memanfaatkan barang-barang bekas.

4
BAB II

RENCANA KEGIATAN

2.1 Program dan Kegiatan

No. Program Kegiatan


Mengenal berbagai kosa kata dalam bahasa Inggris
Menghapal kosa kata bahasa Inggris
Membaca buku cerita dan dongeng untuk anak-anak
1. Ruang Bahasa
Menceritakan kembali nilai-nilai dan pesan moral yang ada dalam
cerita atau dongeng yang dibacakan
Belajar menulis untuk anak kelas 1-3 SD
Mengenal dan membaca huruf-huruf hijaiyah
2. Ruang Mengaji Membaca Al-Qur’an sesuai dengan makhraj dan hukum bacaan
Mengenal rukun iman dan islam melalui permainan ular tangga
Berbagi informasi tentang pola asuh dan pendidikan anak
Berbagi informasi tentang perkembangan penyebaran virus
corona di kabupaten Kuningan
Ruang Konsultasi
3. Bersilaturahmi dan melakukan wawancara tentang perkembangan
Orang Tua
anak serta penanaman modal sosial pada anak
Menyebarkan angket sebagai upaya pengumpulan data bagi
penulisan artikel ilmiah
Membantu mengerjakan PR yang diberikan guru saat
Ruang Konsultasi pembelajaran daring
4.
PR Menjelaskan kembali materi yang tidak dipahami saat guru
menjelaskan secara daring
Membuat poster berisi informasi tentang virus corona dan tata
cara berkurban saat pandemi
Melakukan silaturahmi sekaligus meminta izin kepada ketua
5. Ruang Informasi DKM untuk menempelkan poster di mushala RT/RW 04/03 Desa
Sindangsuka
Penempelan poster ke mushala dan warung-warung agar dibaca
oleh masyarakat
6. Ruang Kreasi Mengumpulkan barang-barang bekas dan tidak terpakai

5
Membuat pembatas buku dari kertas origami
Membuat celengan dari kardus bekas

Tabel 1.1 Daftar Program dan Kegiatan KKN-DR di RT/RW 04/03 Desa Sindangsuka

2.2 Pendekatan, Metode, dan Teknik Pelaksanaan Kegiatan

Pendekatan dalam kegiatan pengabdian ini adalah pendekatan Partisipatory Action Research
(PAR). Pendekatan Partisipatory Action Research (PAR) merupakan metode penelitian dan
pengembangan secara partisipasi yang mengakui hubungan sosial dan nilai realitas pengalaman,
pikiran dan perasaan. Pelaksanaan pendekatan PAR ini tentunya memegang prinsip-prinsipnya.
Meliputi prinsip partisipasi yakni mengharuskan PAR dilakukan separtisipatif mungkin dengan
melibatkan siapa saja yang berkepentingan. Dalam kegiatan KKN-DR ini, partisipasi berbagai
elemen pendidikan seperti orang tua, pengajar, masyarakat dan siswa itu sendiri sangat dibutuhkan.

Selanjutnya prinsip orientasi aksi yang menuntut semua kegiatan dalam KKN-DR ini mesti
mengarahkan sasaran kegiatan untuk melakukan aksi-aksi yang transformatif. Hal ini bertujuan agar
bisa mengubah kondisi sosial mereka menjadi lebih baik. Prinsip triangulasi membuat aktivitas
KKN-DR harus multi perspektif, metode dan media kegiatan. Sementara prinsip fleksibel
menghadapkan pada situasi yang mendadak sehingga perlu penyesuaian. Dalam hal ini, penulis
harus siap menyesuaikan semua program yang telah disusun dengan realitas masyarakat.

Sedangkan metode yang diterapkan dalam program Ruang Mengaji adalah metode Direct
Learning (pembelajaran langsung). Yakni dengan menjelaskan cara membaca Al-Qur’an,
menjelaskan hukum-hukum bacaan, serta mempraktekan cara pelafalannya (makhrijul huruf).
Materi yang disampaikan pun disesuaikan dengan tingkat usia dan kemampuan setiap anak.

Jika di dalam Ruang Bahasa terdapat dua kegiatan yaitu belajar bahasa Inggris dan bahasa
Indonesia. Untuk pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan metode Story Telling. Yakni
dengan membacakan buku cerita anak atau dongeng yang dilakukan oleh pengajar maupun anak-
anak. Selain itu, pengajar juga menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita yang telah
dibacakan sebelumnya. Hal ini pengajar lakukan untuk penanaman nilai-nilai, karena hal itu
termasuk ke dalam penerapan modal sosial dalam pembelajaran

Sementara untuk kegiatan belajar bahasa Inggris digunakan metode Teams Games Tournament
(TGT). Yakni dengan membagi anak-anak ke dalam dua kelompok. Kemudian bersama dengan
kelompok tersebut, masing-masing mengerjakan soal evaluasi yang berbentuk Scramble, Word
Square dan Ular Tangga.

6
Ketika salah satu kelompok perolehan nilainya lebih tinggi maka dinyatakan sebagai pemenang
dan mendapatkan reward. Sementara yang kalah diberi punishment dan motivasi. Model pengerjaan
evaluasi secara berkelompok memungkinkan setiap anggota untuk menggunakan jaringan
komunikasi yang baik. Hal tersebut adalah salah satu contoh kecil penanaman modal sosial dalam
pembelajaran .

Metode yang digunakan untuk Ruang Konsultasi Orang Tua adalah dengan penyebaran
angket/kuesioner. Di dalam angket, terdapat pertanyaan berbentuk skala Guttman. Tujuannya untuk
mengetahui penerapan modal sosial dalam pendidikan anak. Agar data yang didapatkan lebih
lengkap, dilakukan pula wawancara dengan perwakilan orang tua siswa. Pertanyaan yang diajukan
tidak jauh berbeda dengan pertanyaan di angket, namun lebih mendalam.

Program Ruang Konsultasi Orang Tua pula ada sesi diskusi. Hal ini dilakukan saat admin
(penulis) mengunggah sebuah artikel dan informasi di grup WhatApp tentang pendidikan dan pola
asuh anak. Kemudian orang tua dipersilakan untuk bertanya maupun berbagi pengalamannya.
Tindakan penulis tersebut sebagai langkah dalam membangun jaringan komunikasi antara orang tua
dan pengajar. Komunikasi yang intens antara komponen pendidikan merupakan ciri dalam
penerapan modal sosial dalam pendidikan.

7
BAB III

PELAKSANAAN DAN HASIL PENGABDIAN

3.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan

Tema inti dari kegiatan KKN-DR ini adalah “Pendidikan Masyarakat Berbasis Modal Sosial
yang Diwujudkan dengan Rumah Belajar”. Tema yang diambil sesuai dengan masalah yang terjadi
di lapangan. Kemudian disesuaikan dengan kajian studi penulis, yakni berkiatan dengan ilmu-ilmu
sosial, sehingga dipilih tema tersebut.

Dalam perumusan tema, penulis juga dibantu oleh ketua RT sebagai pimpinan lingkungan
tempat KKN-DR yang mengetahui kondisi dan masalah yang terjadi. Selain itu, penulis juga
melakukan konsultasi kepada Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Penulis juga diberikan
masukan dan saran yang relevan dengan masalah dan kajian studi yang dijalaninya. Melalui Rumah
Belajar, tema tersebut berusaha penulis terapkan melalui beberapa program-program unggulan yang
meliputi :

3.1.1 Ruang Mengaji

Ruang Mengaji adalah wadah bagi aktivitas pendidikan keislaman dari anak-anak Rumah
Belajar. Kegiatan ini mulai dilaksanakan pada tanggal 3-30 Juli 2020 pada pukul 13.00 WIB.
Ruang Mengaji tidak hanya sebatas belajar membaca Al-Qur’an dan huruf hijaiyah saja.
Melainkan diajarkan pula tentang hukum bacaan (tajwid), rukun iman dan rukun islam.
Dengan rangkaian materi yang disajikan diharapkan Ruang Mengaji bisa menanamkan nilai
keislaman sejak dini dan menumbuhkan modal sosial kepada anak.

Gambar 1.1 Kegiatan Belajar Membaca Al-Qur’an di Ruang Mengaji

8
Peserta didik di Ruang Mengaji adalah anak-anak di jenjang pendidikan SD. Mereka
dikelompokkan kembali sesuai dengan kemampuan dan usia masing-masing. Terdapat kelas
atas dan kelas bawah. Kelas atas berisi anak-anak kelas 4-6 SD yang sudah lancar membaca
huruf hijaiyah dan mampu membaca Al-Qur’an. Mereka secara khusus mereka belajar tentang
hukum bacaan seperti Izhar, Iqlab dan Idgham.

Sedangkan kelas bawah adalah anak-anak kelas 1-3 SD, dimana mereka baru mengenal
huruf-huruf hijaiyah. Melalui buku Iqro, mereka belajar membaca setiap huruf hijaiyah.
Selain itu mereka juga diajarkan jenis tanda baca dan cara melafakan setiap huruf dengan
benar sesuai makhrijul huruf.

3.1.2 Ruang Bahasa

Ruang Bahasa merupakan kelas belajar bahasa Inggris dan bahasa Indonesia untuk anak
usia SD. Kegiatan Ruang Bahasa mulai dilaksanakan pada tanggal 3-13 Juli 2020 pada pukul
08.00-10.30 WIB. Kemudian sempat melakukan penyesuaian jam belajar karena peserta didik
mulai sekolah online. Lalu dilaksanakan lagi pada tanggal 19 dan 26 Juli 2020 dan masih di
jam yang sama.
Tabel 1.2 Rencana Kegiatan Ruang Bahasa Inggris

No. Tanggal Materi Kegiatan


1. 3 Alphabet, Description about Self Mengenal alphabet dan pengenalan diri
2. 4 Family and School Deskripsi keluarga dan sekolah
3. 5 Colors, Animals Mengenal warna dan binatang
4. 6 Day Mengenal nama-nama hari
5. 7 Month Mengenal nama-nama bulan
6. 8 Part of Home Mengenal bagian-bagian rumah
7. 9 Body Mengenal anggota tubuh
Mengenal barang-barang yang ada di
8. 10 Item of Home, Public Place
rumah dan tempat umum
9. 11 Daily Activity Pengenalan aktivitas sehari-hari
10. 19 Fruits Pengenalan nama-nama buah
20 Greetings Pengenalan ucapan salam dalam bahasa
11.
Inggris

Peserta didik kembali dikelompokkan ke dalam dua rombongan belajar, yakni kelas atas
dan kelas bawah. Untuk kelas bawah (kelas 1-3 SD) belajar bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris. Di kelas bahasa Indonesia mereka membaca dongeng atau cerita rakyat serta
menyimpulkan nilai yang terkandung dalam bacaan tersebut. Selain itu anak kelas bawah juga
belajar mengenal dan menghafal kosa kata dalam bahasa Inggris berdasarkan tema tertentu.
Bagi anak yang baru masuk ke kelas satu, pengajar juga mengajari cara menulis dan
membaca.
9
Sedangkan untuk kelas atas (kelas 4-6 SD) hanya belajar bahasa Inggris. Porsi materi dan
hafalnya lebih banyak jika dibandingkan dengan kelas bawah. Untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman dan hafalan peserta didik, dilakukan evaluasi. Dengan metode Team Games
Tournament (TGT), yakni pengerjaan soal bersama kelompok kecil. Jika ada salah satu
kelompok yang berhasil mendapatkan nilai tertinggi maka ditetapkan sebagai pemenang
evaluasi dan mendapatkan reward. Sementara kelompok yang kalah diberi motivasi dan
punishment.

Gambar 1.2 Kegiatan Pembelajaran di Ruang Bahasa

Soal evaluasi juga disajikan dalam bentuk yang menarik, yakni bentuk Words Square,
Scramble, Guess What?, Matching Test dan Permainan Ular Tangga. Hal ini bertujuan untuk
menumbuhkan motivasi dan semangat dalam mengerjakan evaluasi. Mereka juga dapat
melatih kemampuan berkomunikasi dan kerja sama, sehingga akan menumbuhkan jaringan
antar kelompok. Hal ini merupakan wujud penanaman modal sosial pada anak.

3.1.3 Ruang Konsultasi Orang Tua

Ruang Konsultasi Orang Tua adalah forum diskusi online bagi para orang tua anak-anak
Rumah Belajar. Diskusi dilakukan melalui grup WhatsApp yang dimulai pada tanggal 13-30
Juli 2020 setiap hari Senin dan Selasa. Materi yang disuguhkan adalah tentang pendidikan dan
pola asuh anak serta informasi tentang penyebaran virus corona di kabupaten Kuningan.
Ruang Konsultasi Orang Tua dibentuk untuk menumbuhkan komunikasi dan kerja sama
antara pengajar dan orang tua. Hal ini juga untuk memunculkan modal sosial dalam
pendidikan, dimana ada interaksi antar komponen pendidikan.

Materi diskusi berbentuk artikel populer dan poster yang berkaitan dengan pembahasan
tersebut. Artikel populer dan poster tersebut ditulis dan dibuat oleh penulis sendiri dari
berbagai sumber. Kemudian di posting melalui grup WhatsApp para orang tua dan mulai sesi
diskusi.
10
Gambar 1.3 Kegiatan di Ruang Konsultasi Orang Tua

No Tanggal Materi Diskusi Bentuk Materi Diskusi


1. 12 Kiat Dampingi Kegiatan Belajar Anak di Artikel Populer
Masa Pandemi
2. 13 Mari Mengenal Taksonomi Bloom Artikel Populer
3. 21 Tips Agar Anak Rajin Menulis Artikel Populer dan Poster
4. 22 Meningkatkan Minat Baca Anak Artikel Populer dan Poster
5. 27 Kesulitan Belajar Artikel Populer dan Poster
Tabel 1.3 Materi Diskusi di Ruang Konsultasi Orang Tua

Selain membuka sesi diskusi via online, Ruang Konsultasi juga menyebar angket dan
wawancara. Hal itu dilakukan untuk penyusunan artikel ilmiah untuk pelaporan akhir KKN
dan sebagai ajang silaturahmi kepada setiap orang tua. Pertanyaan yang diajukan dalam
angket penanaman modal sosial dalam pendidikan dengan bentuk skala Guttman. Sementara
wawancara hanya dilakukan oleh perwakilan para orang tua siswa. Pertanyaan yang diajukan
pula masih seputar tema sebelumnya.

3.1.4 Ruang Konsultasi PR

Belajar di tengah penyebaran virus corona adalah tantangan terbesar dunia pendidikan
kala ini. Pembatasan dalam bersosialisasi membuat sekolah terpaksa tutup. Demi proses
pembelajaran tetap berjalan, alternatif pembelajaran online pun dilakukan. Dengan
menggunakan media komunikasi telekonferensi atau grup percakapan. Berbagai model dan
metode dilakukan.

Akan tetapi, belajar secara langsung nampaknya lebih efektif dan mudah dipahami oleh
siswa. Sebagian guru hanya serta merta memberi tugas tanpa adanya penjelasan yang jelas.
Sehingga menimbulkan kebingungan antara siswa dan orang tua. Melihat permasalahan
tersebut, penulis berusaha membantu dengan membuat program Ruang Konsultasi PR.
11
Anak-anak yang telah belajar di Rumah Belajar atau anak-anak lainnya di lingkungan
RT/RW 04/03 Desa Sindangsuka. Rumah Belajar selalu membuka ruang bagi konsultasi
pengerjaan PR. Bagi anak-anak yang belum memahami materi yang disampaikan oleh guru
lewat media online pun penulis persilakan.

Gambar 1.4 Membimbing anak Rumah Belajar dalam mengerjakan PR

Ruang Konsultasi PR mulai beroperasi pada tanggal 13-30 Juli 2020. Waktu dan tempat
konsultasi bisa disesuaikan oleh permintaan anak. Ada sebagian anak yang mendatangi
langsung Rumah Belajar. Ada pula anak yang berkonsultasi lewat aplikasi percakapan
WhatsApp. Dengan pengalaman pendidikan yang didapatkan penulis, diharapkan akan sedikit
membantu mengerjakan PR para anak-anak di lingkungan RT/RW 04/03 Desa Sindangsuka.

3.1.5 Ruang Informasi

Ruang Informasi dibentuk karena adanya keprihatinan penulis dalam melihat


pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang masih rendah. Terutama tentang penyebaran
virus corona. Mengingat virus ini menyebar dengan cepat dan tidak terlihat, maka masyarakat
perlu waspada. Selain itu, virus corona berdampak pada aktivitas sehari-hari masyarakat,
terutama ekonomi dan peribadatan.

Sebagai langkah nyata menghadapi realita tersebut, maka penulis bertindak untuk sebagai
penyebar informasi. Dengan demikian, penulis berusaha membuat poster himbauan dan
informasi tentang virus corona dan peribadatan menjelang Idul Adha beberapa saat yang lalu.
Namun sebelumnya pada tanggal 17 Juli 2020, penulis sudah berkoordinasi dengan pihak
DKM Mushala Jami Al-Barkah. Tujuannya untuk meminta izin pemasangan beberapa poster
di mushala.

Kemudian pada tanggal 22 Juli 2020, penulis melakukan penempelan poster di mushala
dan beberapa warung di lingkungan RT/RW 04/03 Desa Sindangsuka. Poster tersebut berisi
tentang informasi cara mengelola stres di masa pandemi, tata cara berkurban dan shala Idul

12
Adha di masa pandemi. Dengan penyebaran poster tersebut, diharapkan dapat meningkatkan
kesadaran dan pengetahuan warga RT/RW 04/03 Desa Sindangsuka.

Gambar 1.5 Kegiatan Penempelan Poster di Toko Kelontong ibu Teti

3.1.6 Ruang Kreasi

Ruang ini terbentuk karena melihat banyaknya barang-barang bekas yang tergeletak
begitu saja. Maka penulis mencoba langkah solutif dan inovatif, yakni mengubah barang
bekas tersebut menjadi barang yang lebih berguna. Selain bisa menambah nilai manfaat dari
barang tersebut, lingkungan pun akan tetap rapi dan lestari.

Kemudian pada tanggal 18 Juli 2020, penulis melakukan aktivitas kreatif tersebut
bersama anak-anak setelah Ruang Mengaji diselesaikan. Dengan bermodal selembar kertas
origami saja, penulis mengkreasikannya menjadi sebuah pembatas buku. Kebetulan anak-anak
baru saja masuk sekolah dan pasti membutuhkan pembatas buku belajarnya. Hasil kerja
kreatif bersama itu berupa pembatas buku yang berwarna-warni dari kertas dan seni lipat
origami. Diharapkan anak-anak bisa lebih semangat belajar.

Gambar 1.6 Hasil Kreasi Celengan dari Kardus Bekas

Lalu pada tanggal 24 Juli 2020, penulis kembali melakukan kegiatan di Ruang Kreasi.
Kali ini menggunakan bahan berupa kardus bekas. Barang tersebut kemudian diberi sentuhan

13
kreativitas dan seni, menjadi sebuah celengan. Anak-anak sangat antusias sekali, dengan
kardus yang mereka bawa sendiri dari rumah. Mereka pun mengikuti arahan dari pengajarnya
sehingga didapatkan celengan dari kardus bekas yang lucu. Selain itu, penulis berharap
setelah mereka mendapatkan celengan bisa lebih rajin menyisihkan uang jajannya. Hal ini
merupakan kegiatan penanaman kebiasaan menabung sejak dini.

3.2 Hasil Kegiatan

Secara garis besar berdasarkan tema KKN-DR ini, hasil yang diharapkan adalah bisa
meningkatkan pengetahuan masyarakat (orang tua, siswa, dan masyarakat umum) melalui program
yang diciptakan. Bisa membangun jaringan dan komunikasi yang baik antar komponen pendidikan,
karena hal itu adalah ciri penerapan modal sosial dalam pendidikan. Selain itu, pemahaman dan
penerapan dalam jiwa peserta didik melalui berbagai proses pendidikan.
3.2.1 Ruang Mengaji
1. Peserta didik dapat menulis huruf hijaiyah
2. Peserta didik dapat mengenal berbagai tanda baca dalam Al-Qur’an
3. Peserta didik dapat membaca huruf hijaiyah sesuai dengan makhraj-nya.
4. Peserta didik dapat mengenal hukum bacaan (Izhar, Idgham dan Iqlab) melalui soal
hukum bacaan
5. Peserta didik dapat membaca Al-Qur’an sesuai dengan makhraj dan hukum bacaan
3.2.2 Ruang Bahasa
1. Peserta didik dapat membaca dan mengetahui cerita “Petualangan Kancil”,
“Rimbawan Cilik”, “Si Kancil Menipu Monyet” dan “Kodok yang Dengki”. Lalu
menyimpulkan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap cerita
2. Peserta didik dapat mengetahui dan menghafal kosa kata dalam bahasa Inggris
dengan tema-tema tertentu
3. Peserta didik mampu menjawab soal evaluasi dengan benar
3.2.3 Ruang Konsultasi Orang Tua
1. Menjalin komunikasi antara pengajar dan orang tua
2. Melalui materi diskusi yang diunggah,pengetahuan orang tua mengenai pendidikan
dan pola asuh anak meningkat
3. Mengetahui penanaman modal sosial dalam pendidikan anak dengan wawancara dan
penyebaran angket kepada orang tua
4. Mengetahui kesulitan, kelebihan dan kelemahan anak ketika belajar melalui
wawancara dengan orang tua.

14
3.2.4 Ruang Konsultasi PR
1. Anak-anak bisa mengerjakan PR yang tidak mereka mengerti
2. Anak-anak bisa lebih memahami materi yang disampaikan oleh pengajar di Rumah
Belajar
3. Orang tua lebih terbantu ketika anaknya mengerjakan PR di Rumah Belajar
3.2.5 Ruang Informasi
1. Meningkatkan informasi dan pengetahuan masyarakat tentang cara mengurasi stress
di masa pandemi
2. Meningkatkan informasi dan pengetahuan masyarakat tentang tata cara shalat Idul
Adha dan Kurban di saat pandemi
3.2.6 Ruang Kreasi
1. Anak-anak bisa membuat pembatas buku dengan menggunakan kertas origami
2. Anak-anak bisa membuat celengan dari kardus bekas
3. Anak-anak dibiasakan untuk menabung sedari kecil
4. Anak-anak bisa memanfaatkan barang-barang bekas yang ada di sekitar mereka

15
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Implementasi pendidikan masyarakat yang berbasis modal sosial yakni melalui program dan
kegiatan dari Rumah Belajar. Modal sosial yang diterapkan adalah nilai, kepercayaan dan jaringan.
Ruang Bahasa berusaha menerapkan nilai-nilai persahabatan, kemanusiaan, bakti kepada orang tua
melalui pembelajaran bahasa Inggris dan pembacaan cerita atau dongeng saat pembelajaran bahasa
Indonesia. Dengan belajar suatu bahasa dapat menciptakan jaringan komunikasi, karena bahasa
adalah jembatan pergaulan antar individu.

Ruang Mengaji secara jelas berusaha menerapkan nilai-nilai keislaman dengan pembelajaran
keislamanan dan Al-Qur’annya. Melalui Ruang Konsultasi Orang Tua, penulis mencoba
membangun kepercayaan dan komunikasi yang intens dengan para orang tua. Artikel dan poster
yang diposting juga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mereka.

Dalam menerapkan nilai peduli lingkungan, Ruang Kreasi hadir untuk mengubah barang bekas
menjadi lebih berguna. Untuk membangun jaringan informasi di masyarakat, Ruang Informasi
membuat dan menempelkan poster berisi informasi tentang virus corona dan pelaksanaan kurban.
Melalui program-program tersebut diharapkan pendidikan tidak hanya milik segelintir masyarakat
saja. Proses pendidikan yang tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif melainkan
meningkatkan kemampuan afektif dan jaringan komunikasi antar komponen pendidikan.

4.2 Rekomendasi

Penulis menyadari program yang dilaksanakan masih banyak kekurangan dan implementasi
yang tidak tepat. Semua program tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya kesadaran dan
partisipasi dari partisipan kegiatan KKN-DR. Penulis menemukan kurangnya kesadaran setiap
elemen pendidikan terutama orang tua dan masyarakat dalam mensukseskan tema yang diambil.
Ada beberapa faktor yang mendasarinya, terutama adalah tingkat pendidikan masyarakat yang
masih rendah.

Dengan demikian, perlu adanya pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya partisipasi
mereka dalam mensukseskan pendidikan anak bangsa. Karena penerapan modal sosial dalam
pendidikan akan sukses berkat partisipasi aktif antar elemen pendidikan. Masyarakat dapat andil
dengan menyediakan lingkungan yang baik bagi perkembangan kognitif dan fisik anak-anak

16
LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pengantar Pelaksanaan KKN DR Tahun 2020

17
Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan KKN-DR dari Kepala Desa

18
Lampiran 3 Foto Dokumentasi

Kegiatan Sosialisasi Rumah Belajar ke Kepala Dusun, Ketua RT dan Para Orang Tua

Contoh Evaluasi Ruang Bahasa dan Ruang Mengaji

Contoh Tampilan Poster Informasi di Mushala dan Warung

Contoh Diskusi Orang Tua


dalam Ruang Konsultasi

19

Anda mungkin juga menyukai