Anda di halaman 1dari 4

Malaria adalah penyekit infeksi sistemik yang disebabkan oleh parasit

jenis protozoa dari genus plasmodium yang secara alamiah ditularkan leat gigitan

nyamuk Anopheles betina. Sampai saat ini ada 4 spesies yang secara alamiah

dapat menyerang manusia, yaitu Plasmodium vivax,Plasmodium Ovale dan

plasmodium malariae. Penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan dunia,

terutama di negara sedang berkembang negara yang beriklim tropis termasuk

indonesia. WHO memasukan malaria menjadi salah satun penyakit”Emerging

infectious disieses” yang perlu diwaspadai dengan seksama. Diindonesia,

terutama indonesia bangian Tengah dan Timur yang umumnya daerah endemis

malaria, penyakit ini termasuk dalam sepuluh kelompok utama yang banyak

menyerang masyarakat dipedesaan sering menimbulkan Kejadian Luar

Biasa(KLB) yang makan banyak korban jiwa. Lebih 50% penyebabnnya adalah

Plasmodium valciparum(Dep.Kes.RI,1995) untuk mengantisipasih masalah ini,

tenaga medis yang menangani traveler harus diingatkan kembali, penatalaksanaan

malaria yang tepat dalam bahasan ini dapat kita ikuti penatalaksanaan malaria

yang tepat.

Epidemiologi

Adanya kekacauan diindonesia yang disebabkan oleh pergantian

pemerintahan , terjadi perpindahan penduduk besar-besaran dari daerah endemis

ke daerah non endemis malaria. Disamping itu perubahan iklim akibat El-Nino

(Bangs;Budisusetyo,1999) serta perubahan lingkungan hidup (penebangan

hutan,pertambangan,pembuatan waduk/irigasi), mengakibatkan malaria menyebar

ke seluruh indonesia daerah-daerah yang dahulu dinyatakan “Bebas malaria”


(Pulau Jawa dan Bali), sekarang sudah tidak bebas lagi. Timbul kembali

“kantong-kantong” malaria di daerah tersebut. Adaanya banyak pandangan dari

manca negara ke indonesia serta perpindahan penduduk dari daerah non endemis

malaria ke daerah endemis malaria dan sebaliknya (wisatawan, pekerja,

transmigrasi), perlu diantisipasi dengan baik sehingga tidak menimbulkan

masalah dibidang kesehatan yang merugikan bangsa dan negara.

Patogenesia-Patofisiologi

Malaria dapat ditularkan lewat:

1. Gigitan nyamuk, secara alamiah malaria ditularkan dari manusia ke

manusia lewat gigitan nyamuk anopheles betina (natural malaria).

2. Bukan gigitan nyamuk, lewat tranfusi darah, jarum suntuk yang dipakai

berulang-ulang, transplantasi/cangkok organ (induced malaria), intra

uterus dari ibu ke janin (congenital malaria), pada saat melahirkan (conatal

malaria).

Patogenesis malaria sampai saat ini belum diketahui secara tuntas. Ada beberapa

perbedaan patogenis malaria falciparum,vivax/ovale dan malariae.

Malaria berat sering terjadi pada malaria falciparum,anitara lain disebabkan

karena plasmodium falciparum dapat menyerang eritrosit seumur hidup, sedang

plasmodium vivax/ovale hanya pada eritrosit umur muda (retikulosit), dan pada

plasmodium malariae hanya pada eritrosit tua sehingga plasmodium vivax/ovale

hanya dapat menyerang eritrosit tidak lebih dari 2%, plasmodium malariae tidak

lebih dari 1% dan plasmodium falciparum bisa lebih dari 5%. Selain perubahan
bentuk eritrosit pada eritrosit yang terserang plaasmodium falciparum terbentuk

tonjolan-tonjolan (Knobs) dipermukaan yang mengakibatkan eritrosit yang

terinfeksi tersebut mudah melekat pada eritrosit normal membentuk “rosette” dan

epitel pembuluh darah (“sotoadherens”) yang mengakibatkan terjadinya proses

sekuestrasi eritrosit yang terinfeksi di mikrosirkulasi organ-organ tubuh (antara

lain otak, ginjal, dan lain-lain), yang mengakibatkan anoxsia dari organ-organ

tresebut. Selain itu timbul reaksi radang, timbul zat-zat mediator (sitokin) yang

menimbulkan reaksi sistemik gejala klinis malaria.

Diagnosis

Diagnosis malaria dapat dibuat berdasarkan:

1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik. Diagnosis “ex juvantibus” :

Anamnesis penderita baru tiba dari daerah endemis malaria disertai

keluhan demam berulang-ulang didahului dengan menggigil (paroxysmal)

disertai dengan pusing (nyeri kepala), badan lemah, nyeri otot, perut tak

enak, mual dan muntah. Pada pemeriksaan fisik nampak penderita lemah

pucat, anemis, icteris, kulit panas atau dingin lembab/berkeringat,

hepatomegali,splenomegali, gangguan kesadaran. Penderita diberi obat

anti malaria dan sembuh. Diagnosis ini dilakukan apabila sarana

laboratorium penunjang tidak ada

2. Diagnosis pasti. Ditegakkan berdasarkan pemeriksaan laboratorium:

a. Tetes tebal dan hapusan darah tepi dicat dengan cat Giemsa, diperiksa

dibawah mikroskop sinar biasa.


b. Tetes tebal dan hapusan darah tepi dicat dengan cat acridine orange,

diperiksa dibawah mikroskop khusus (fluorescence microscope) –

metode Kawamoto.

c. Quantitative Buffy Coat (QBC), sediaan darah diambil dari lapisan

“buffy coat”, dicat dengan acridine orange.

d. Immunodiagnosis.

 Deteksi antibodi.

Dilakukan dengan metode: immunoflorescence antibody (IFA),

inderict hemaglutination antibody (IHA), Enzyme linked

immunosorbent assay (ELISA).

 Deteksi antigen.

Dilakukan dengan metode: Rapid manual test (RM-test), Rapid

deepstick antigen capture assay khusus untuk plasmodium

falciparum (mendetaksi protein histidine trophozoite).

Anda mungkin juga menyukai