Malaria
Malaria
jenis protozoa dari genus plasmodium yang secara alamiah ditularkan leat gigitan
nyamuk Anopheles betina. Sampai saat ini ada 4 spesies yang secara alamiah
terutama indonesia bangian Tengah dan Timur yang umumnya daerah endemis
malaria, penyakit ini termasuk dalam sepuluh kelompok utama yang banyak
Biasa(KLB) yang makan banyak korban jiwa. Lebih 50% penyebabnnya adalah
malaria yang tepat dalam bahasan ini dapat kita ikuti penatalaksanaan malaria
yang tepat.
Epidemiologi
ke daerah non endemis malaria. Disamping itu perubahan iklim akibat El-Nino
manca negara ke indonesia serta perpindahan penduduk dari daerah non endemis
Patogenesia-Patofisiologi
2. Bukan gigitan nyamuk, lewat tranfusi darah, jarum suntuk yang dipakai
uterus dari ibu ke janin (congenital malaria), pada saat melahirkan (conatal
malaria).
Patogenesis malaria sampai saat ini belum diketahui secara tuntas. Ada beberapa
plasmodium vivax/ovale hanya pada eritrosit umur muda (retikulosit), dan pada
hanya dapat menyerang eritrosit tidak lebih dari 2%, plasmodium malariae tidak
lebih dari 1% dan plasmodium falciparum bisa lebih dari 5%. Selain perubahan
bentuk eritrosit pada eritrosit yang terserang plaasmodium falciparum terbentuk
terinfeksi tersebut mudah melekat pada eritrosit normal membentuk “rosette” dan
lain otak, ginjal, dan lain-lain), yang mengakibatkan anoxsia dari organ-organ
tresebut. Selain itu timbul reaksi radang, timbul zat-zat mediator (sitokin) yang
Diagnosis
disertai dengan pusing (nyeri kepala), badan lemah, nyeri otot, perut tak
enak, mual dan muntah. Pada pemeriksaan fisik nampak penderita lemah
a. Tetes tebal dan hapusan darah tepi dicat dengan cat Giemsa, diperiksa
metode Kawamoto.
d. Immunodiagnosis.
Deteksi antibodi.
Deteksi antigen.