Konjungsi disebut juga dengan kata penghubung atau kata sambung. Kata penghubung
termasuk kata tugas yang berfungsi menghubungkan antar klausa, antar kalimat, atau antar
paragraf. Konjungsi antarklausa diletakkan di di tengah-tengah kalimat, antara induk kalimat
dan anak kalimat. Konjungsi antar kalimat diletakkan di awal kalimat. Sedangkan konjungsi
antar paragraf diletakkan di awal paragraf.
2. Subordinatif
Konjungsi subordinatif menghubungkan dua kata, frasa, klausa, yang memiliki status
konjungsi bertingkat. Konjungsi subordinatif meliputi:
Hubungan Konjungsi
Waktu sesudah, sebelum, setelah, sejak, ketika, sementara, selama, sehingga, sambil
Cara dengan
Penjelasan bahwa
mempertentangkan keadaan
6. akan tetapi, sayangnya, namun
sebelumnya
Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan
menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang
mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud
lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri
dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang
bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan, dan tanda seru (!) untuk
menyatakan kalimat perintah.
b. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri dari dua atau lebih kalimat tunggal
yang saling berhubungan. Berdasarkan kedudukan satu kalimat tunggal dengan yang
lain, kalimat majemuk dibedakan menjadi :
Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara merupakan kalimat yang terdiri dari dua kalimat tunggal, di
mana kedudukan masing masing kalimat tersebut setara. Kalimat majemuk setara
dibagi lagi menjadi beberapa jenis, seperti berikut :
Kalimat majemuk setara penggabungan, biasanya ditandai dengan penggunaan
kata hubung (konjungsi) “dan” atau “serta”.
Contoh : Saya bertanggung jawab atas kedatangan peserta hingga ke
penginapan dan Andi akan mengambil tanggung jawab tentang segala keperluan
peserta sesampainya di sana.
Kalimat majemuk setara pertentangan, biasanya ditandai dengan kata hubung
(konjungsi) “tetapi”, “sedangkan”, “melainkan”, “namun”, dan sebagainya.
Contoh : Kelas kami akan mengadakan study tour ke Palembang, namun dia
memilih untuk tidak ikut.
Kalimat majemuk setara pemilihan, biasanya ditandai dengan kata hubung
“atau”.
Contoh : Riana masih bingung menentukan antara ikut menemani ibunya kuliah
di Jerman atau tetap tinggal di sini bersama ayahnya.
Kalimat majemuk setara penguatan, biasanya ditandain dengan kata hubung
“bahkan”.
Contoh : Dia memang pemuda yang cerdas, bahkan di usianya yang ke-17 ia
sudah mendapatkan gelar sarjana pertamanya.
d. Kalimat Seruan
Kalimat seruan digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Sama seperti kalimat
perintah, dalam pelafalannya pada akhir kalimat biasanya ditandai dengan intonasi yang
tinggi. Dalam penulisannya, kalimat seruan juga diakhiri dengan tanda seru (!).
Contoh : Wah, indah sekali pantai!
e. Kalimat Pengandaian
Kalimat pengandaian bertujuan untuk menggambarkan keinginan atau tujuan dari
penulis atau pembicara yang belum atau tidak terwujud. Kalimat pengandaian dalam
penulisannya diakhiri dengan tanda baca titik (.).
Contoh : Andai saja aku bisa mengulang waktu kembali.
b. Kalimat Inversi
Kalimat inversi merupakan kalimat yang memiki ciri khas adanya predikat yang
mendahului kata subjek. Kalimat versi biasanya digunakan untuk menyampaikan
penekanan atau ketegasan makna.
Contoh : Bawa gadis itu ke hadapanku!
P S K
b. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan atau tindakan. Kalimat
pasif biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan “di-” dan “ter-” serta
diikuti kata depan “oleh”. Kalimat pasif dibedakan kembali menjadi dua bentuk, yakni :
Kalimat Pasif Biasa
Kalimat pasif ini merupakan kalimat hasil dari transformasi kalimat aktif transitif.
Kalimat pasif ini memiliki predikat yang memilki imbuhan “di-”, “ter-”, “ke-an”.
Contoh : Kertas itu tertiup angin.
Kalimat Pasif Zero
Kalimat pasif ini memiliki objek pelaku yang berdekatan dengan objek penderita
tanpa adanya sisipan kata lain. Predikat pada kalimat ini menggunakan akhiran “-
kan” dan tanpa disertai awalan “di-”. Selain itu, predikatnya juga dapat berupa kata
dasar dari kata kerja.
Contoh : Akan aku tunjukan kemampuanku disini.