Anda di halaman 1dari 13

RESUME

Kurikulum dan Pembelajaran

Tentang

Model Nested dan Model Integrated

Oleh Kelompok: 2

Anggota :

1. Sindi Patika (17129412)


2. Sophia Novri Malita (17129414)
3. Tara Lorenza (17129088)
4. Vini Amriani (17129427)

17 BB 05

Dosen Pengampu : Dra. Rifdha Eliyasni, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
MODEL NESTED

A. Pengertian Model Nested

Model nested adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan kurikulum di dalam


satu disiplin ilmu secara khusus meletakkan fokus pengintegrasian pada sejumlah
keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh seorang guru kepada siswanya dalam suatu
unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran (content). Keterampilan-keterampilan
belajar itu meliputi keterampilan bepikir (thingking skill), keterampilan sosial (social skill),
dan keterampilan mengorganisasi (organizing skill) Fogarty (1991: 23).

Model pembelajaran terpadu tipe Nested atau tersarang adalah integrasi desain guna


memperkaya segala hal yang digunakan oleh guru supaya terlihat lebih terampil. Mereka tahu
bagaimana untuk mendapatkan jarak tempuh yang paling efektif dari pelajaran apapun. Tapi,
dalam pendekatan Nested  untuk instruksi perencanaan diperlukan beberapa sasaran yang
tepat untuk belajar siswa. Namun, integrasi Nested mengambil keuntungan dari kombinasi
alam sehingga tugas tersebut tampaknya cukup mudah.

Model Sarang (Nested) adalah model pembelajaran terpadu yang target utamanya


adalah materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berpikir dan keterampilan
mengorganisasi. Artinya memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta
memadukan keterampilan proses, sikap dan komunikasi.

Di sisi lain model Nested adalah model pembelajaran terpadu yang target utamanya


adalah materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berfikir dan keterampilan
mengorganisasi.Artinya memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta
memadukan keterampilan proses, sikap dan komunikasi. Model ini masih memfokuskan
keterpaduan beberapa aspek pada satu mata pelajaran saja. Tetapi materi pelajaran masih
ditempatkan pada prioritas utama yang kemudian dilengkapi dengan aspek keterampilan lain.

Dalam organisasi kurikulum model tersarang (nested) ini, yaitu integrasi multi target
kemampuan yang ingin dicapai disajikan dalam satu topik yang ada satu mata pelajaran
tertentu. Contoh, kemampuan sosial, kemampuan berfikir, dan kemampuan penguasaan
materi pelajaran diintegrasikan dalam satu topik materi fotosintesis pada mata pelajaran IPA.
Model integrasi ini menurut Fogarty, biasanya digunakan oleh guru yang sudah terlatih.
Mereka tahu bagaimana cara mencapai tujuan yang majemuk (multiple) dan sangat penting
dari suatu mata pelajaran. Dalam pelaksanaannya perlu perencanaan yang hati-hati untuk
menentukan tujuan belajar siswa yang kompleks. Pengintegrasian model nested memiliki
suatu keuntungan karena kombinasi kemampuan yang ingin dicapai lebih bersifat alamiah.
Sehingga dalam pencapaiannya relatif lebih mudah dilakukan. Dikatakan alamiah karena
dalam pembelajaran sesungguhnya bertujuan untuk mencapai tujuan khusus tertentu, yang
mana dalam kategori Bloom terdiri dari tiga domain kemampuan yaitu kognitif, afektif, dan
motorik. Artinya, pencapaian tujuan kemampuan yang majemuk dan padu adalah hal standar
dalam pembelajaran.
Model Nested sangat cocok digunakan ketika guru ingin memasukkan kemampuan
berfikir dan kemampuan sosial ke dalam isi pelajaran. Sementara tetap fokus pada tujuan
penguasaan materi, ditambahkan dengan pembentukan kemampuan berfikir dan kemampuan
sosial didalamnya. Penguasaan konsep, pembentukan sikap, dan keterampilan berfikir
dipadukan dalam satu kegiatan belajar. Upaya ini akan lebih meningkatkan kualitas
pengalaman belajar siswa.

B. Karakteristik Model Nested (Tersarang)


Menurut Depdikbud (1996:3) pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai
beberapa karakteristik atau ciri - ciri, yaitu :
1. Holistik
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala
sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa menjadi lebih arif dan bijaksana di
dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di depan mereka.
2. Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang dijelaskan di atas,
memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan yang
disebut skemata. Hal ini akan berdampak kepada kebermaknaan  dari materi yang dipelajari.
Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah yang
muncul di dalam kehidupannya.
3. Otentik
Pembelajaran terpadu juga memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan
konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka memahami
dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan pengetauhuan
yang diperoleh sifatnya menjadi lebih otentik. Misalnya, hukum pemantulan cahaya diperoleh
siswa melalui kegiatan eksperimen. Guru lebih banyak bersifat sebagai fasilitator dan
katalisator, sedang siswa bertindak sebagai actor pencari informasi dan pengetahuan. Guru
memberikan bimbingan kearah mana yang dilalui dan memberikan fasilitas seoptimal
mungkin untuk mencapai tujuan tersebut.
4. Aktif
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik,
mental, intelektual, maupun emosianal guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan
mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk
terus menerus belajar.

Disamping itu pembelajaran terpadu menyajikan beberapa keterampilan dalam suatu


proses pembelajaran. Selain mempunyai sifat luwes, pembelajaran terpadu memberikan hasil
yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. Sedangkan menurut
Trianto, Karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk sebuah kegiatan awal. Seperti
yang dicontohkan Fogarty (1991:28) untuk jenis mata pelajaran sosial dan bahasa dapat
dipadukan keterampilan berpikir (thingking skill) dengan keterampilan sosial (social skill).
Sedangkan untuk pelajaran sains dan matematika dapat dipadukan keterampilan berfikir
(thingking skill) dan keterampilan mengorganisir (organizing skill) (2012: 45). Sub-sub
keterampilan yang dapat dilakukan melalui model nested yang dikutip oleh Irianto dalam
Model Pembelajaran Terpadu dari Forgaty dapat dilihatkan pada tabel dibawah ini.

C. Kelebihan dan Kekurangan Model Nested


Dengan mengumpulkan (nesting) dan mengelompokkan (clustering) sejumlah tujuan
dalam pengalaman belajar, belajar siswa diperkaya dan ditingkatkan. Biasanya, pemusatan
pada isi, strategi berfikir, keterampilan sosial, dan ide-ide yang secara tak sengaja juga
ditemukan. Pada hari-hari yang terlalu padat, kurikulum yang menumpuk, serta jadwal yang
ketat, guru yang berpengalaman dapat mencari latihan-latihan yang tepat yang dapat menjadi
kegiatan belajar dalam bidang yang beragam. Model nested memberikan perhatian yang
dibutuhkan untuk beberapa bidang pada waktu yang bersamaan, dan tidak membutuhkan
beban waktu tambahan untuk bekerja dan merencanakan dengan guru yang lain. Dengan
model ini, seorang guru secara mandiri dapat memberikan integrasi kurikulum yang luas.

1. Kelebihan model nested (tersarang) :


a. Guru dapat memadukan beberapa keterampilan sekaligus dalam pembelajaran satu
mata pelajaran.
b. Pembelajaran semakin berkembang dan diperkaya dengan menjaring dan
mengumpulkan sejumlah tujuan dalam pengalaman belajar siswa.
c. Pembelajaran dapat mencakup banyak dimensi dengan memfokuskan pada isi
pelajaran, strategi berfikir, keterampilan sosial dan ide lain yang ditemukan
d. Memberikan perhatian pada berbagai bidang penting dalam satu saat sehingga tidak
memerlukan penambahan waktu sehingga guru dapat memadukan kurikulum secara luas.
e. Kemampuan siswa lebih diperkaya lagi karena selain memperdalam materi juga aspek
keterampilan seperti berfikir dan mengorganisasi. Setiap mata pelajaran mempunyai dimensi
ganda yang berguna kelak untuk kehidupan siswa mendatang.
  
2. Kekurangan model nested (tersarang) :
Model nested ini muncul dari kealamiahannya. Berikut beberapa kekurangan dari model
nested yaitu:
a. Dengan mengumpulkan dua, tiga, atau empat target belajar dalam satu latihan
mungkin membingungkan siswa jika pengumpulan ini tidak dilakukan secara hati-hati.
b.  Prioritas konseptual dari latihan mungkin menjadi tidak jelas karena siswa diarahkan
untuk melakukan banyak tugas belajar pada waktu yang bersamaan. Model nested ini sangat
cocok digunakan guru yang mencoba menanamkan keterampilan berpikir dan keterampilan
kooperatif dalam latihan-latihan mereka.
c. Dalam hal perencanaan, jika dilakukan secara tergesa-gesa dan kurang cermat maka
penggabungan beberapa materi dan aspek keterampilan dapat mengacaukan pola pikir siswa.
d. Pada mulanya, tujuan utama pengajaran adalah penekanan pada materi, tetapi
akhirnya bergeser prioritasnya pada keterampilan.

D. Kegunaan Model Nested


Model nested sangat tepat digunakan oleh guru yang sedang mecoba memasukkan
keterampilan berfikir dan keterampilan bekerja sama kedalam isi pelajaran dalam konten –
konten tertentu. Sehingga guru akan terus berusaha agar tataran belajar tepat, pemikiran dan
tindakan pembelajaran akan tetap fokus dalam keterampilan berpikir dan keterampilan sosial
akan meningkatkan pula pengalaman belajar secara keseluruhan. Sekarang keahlian khusus
dalam 3 wilayah konsep dan sikap berintegrasi akan mudah dilalui dalam kegiatan
terstruktur.
E. Penerapan Model Nested
Model nested di sekolah dasar dapat diterapkan khususnya di kelas tinggi, yang sudah
pasti semuanya disesuaikan dengan tingkat perkembangan pemahaman siswa. Dalam
implementasinya, diawali dengan menentukan konten yang ingin dicapai dalam satu mata
pelajaran dan jenis keterampilan yang dipadukan. Dengan menggunakan pokok bahasan/ sub
pokok bahasan sebagai bingkai untuk menyarang keterampilan, konsep dan perilaku yang
diharapkan tercapai. Kemudian menentukan keterampilan- keterampilan lain yang akan
dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setelah hal ini dilakukan maka
ditentukan langkah-langkah pembelajaran yang diperlukan sebagai strategi pembelajaran
dengan mengintegrasikan setiap keterampilan yang akan dikembangkan.
Contoh penerapan model Nested pada mata pelajaran yaitu:
1. Penerapan materi sistem peredaran darah, siswa tidak hanya ditargetkan untuk
memahami fakta sistem peredaran darah tetapi juga ditargetkan peningkatan keterampilan
berpikir melalui pemahaman “sebab akibat”, keterampilan sosial melalui “pembelajaran
kooperatif”, keterampilan mengorganisasi diagram melalui “pembuatan diagram peredaran
darah”
2. Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat aspek membaca, menulis, berbicara,
menyimak. Keempat aspek tersebut menjadi satu keterpaduan yang menghasilkan
keterampilan berbahasa.

F. Langkah-Langkah Pembelajaran Terpadu Model Nested


Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang)
mengikuti tahap-tahap yang dilalui dalam setiap pembelajaran terpadu yang meliputi tiga
tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
1. Tahap Perencanaan
a. Menentukan jenis mata pelajaran dan jenis keterampilan yang dipadukan.
Karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk kegiatan awal. Seperti contoh yang
diberikan Fogary (1991:28) untuk jenis mata pelajaran sosial dan bahasa dapat dipadukan
keterampilan berpikir dengan keterampilan sosial. Sedangkan untuk mata pelajaran sains dan
matematika dapat dipadukan keterampilan berpikir dan keterampilan mengorganisir.
b. Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator.
Langkah ini akan mengarahkan guru untuk menentukan sub keterampilan dari masing-masing
keterampilan yang dapat diintegrasikan dalam suatu unit pembelajaran.
c. Menentukan sub keterampilan yang dipadukan.
Secara umum katerampilan-keterampilan yang harus dikuasai ada tiga, yaitu: (1)
keterampilan berpikir, (2) keterampilan sosial, dan (3) keterampilan mengorganisasi.
d. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (indikator)
Berdasarkan kompetensi dasar dan sub kterampilan yang telah dipilih dirumuskan tujuan
pembelajaran khusus (indikator). Setiap indikator dirumuskan berdasarkan kaidah penulisan
tujuan pembelajaran khusus (indicator) yang meliputi; audience, baehaviour, condition dan
degree.
e. Menentukan langkah-langkah pembelajaran
Langkah ini diperlukan sebagai strategi guru untuk mengintegrasikan setiap sub keterampilan
yang telah dipilih pada setiap langkah pembelajaran.
2. Tahap  Pelaksanaan
Dalam Depdiknas (1996:6), prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran terpadu,
meliputi :
a. Guru hendaknya tidak menjadi single actor yang mendominasi dalam kegiatan
pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran memungkinkan siswa
menjadi pelajar mandiri.
b. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas
yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
c. Guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan
dalam proses perencanaan.
Tahap pelaksanaan pembelajaran mengikuti skenario langkah-langkah pembelajaran, menurut
Muchlas (2002:7), tidak ada model pembelajaran tunggal yang cocok untuk suatu topic dalam
pembelajaran terpadu. Artinya dalam satu tatap muka dipadukan beberapa model
pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus memahami model-model pebelajaran terpadu
dengan baik.

3. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil
pembelajaran. Tahap evaluasi menurut Depdiknas (1996:6) hendaknya memperhatikan
prinsip evaluasi pembelajaran terpadu.
a. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping bentuk
evaluasi lainnya.
b. Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah
dicapai berdasarkan criteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.

MODEL INTEGRATED
A. Pengertian Model Keterpaduan (Integrated)

Model ini merupakan pelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar mata
pelajaran. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan mata pelajaran dengan cara
menetapkan prioritas kurikulum dan menentukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling
numpang tindih di dalam beberapa mata pelajaran.Pendekatan keterpaduan antar topik
memadukan konsep-konsep dalam matematika, sain, bahasa dan seni serta penngetahuan
sosial.

Menurut Asep dkk, (2007: 1.24) “Model Keterpaduan merupakan pemaduan sejumlah
topik dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi esiennya sama dalam sebuah topik tertentu.
Topik evidensi yang semula terdapat dalam mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia,
Pegetahuan Alam, dan Pengetahuan Sosial, agar tidak membuat kurikulum berlebihan, cukup
diletakkan dalam mata pelajaran tertentu, misalnya Pengetahuan Alam.

Dibawah ini adalah contoh bentuk diagram model integrated yaitu:


B. Kekuatan dan Kelemahan Model Integrated

Kelebihanya diungkap oleh Trianto (2011: 118) bahwa kelebihan model


integrated adalah dapat memotifasi siswa dalam belajar, dapat memahami antar bidang studi,
dapat memberikan perhatian pada berbagai bidang yang penting dalam satu saat. Dalam tipe
ini guru tidak perlu mengulang kembali materi yang tumpang tindih sehingga tercapailah
efisiensi dan efektifitas pembelajaran. Sedangkan kelemahannya adalah pengintegrasian
kurikulum dengan konsep-konsep dari masing-masing bidang studi menuntut adanya sumber
belajar yang beraneka ragam.

Menurut Tim Pengembang PGSD ( 1996 : 17) mengemukakan kekuatan dari model
integrated yaitu:
a. Memudahkan siswa untuk mengarahkan keterkaitan dan keterhubungan
diantara berbagai bidang studi.
b. Memungkinkan pemahaman antar bidang studi dan memberikan
penghargaan terhadap pengetahuaan dan keahlian.
c. Mampu membangun motivasi.
Menurut Tim Pengembang PGSD ( 1996 : 17) mengemukakan kelemahan dari model
webbing yaitu:
a. Model webbing sangat sulit untuk diterapkan secara penuh.
b. Model webbing menuntun guru yang terampil, mampu menguasai
konsep, percaya diri, sikap dan keterampilan di prioritaskan.
c. Model webbing ini menginginkan sebuah tim antar bidang studi yang
mana hal ini sulit untuk dilakukan baik dalam perencanaan maupun
pelaksanaan.
d. Mengintergrasikan kurikulum dengan konsep dari masing-masing
disiplin ilmu, hal ini menuntut komitmen terhadap berbagai sumber.
Berikut adalah langkah-langkah kegiatan dari model terpadu (integrated):

1. Membaca dan memahami Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dari


seluruh matapelajaran.

2. Memahami baik-baik Standar Isi mata pelajaran IPS dan IPA


sertamengkaji makna dari Kompetensi Inti dan kompetensi-kompetensi
dasar dari tiapmapel tersebut.

3. Mencari kompetensi-kompetensi dasar IPS dan IPA yang bisa disatukan


dalamtema-tematertentu (dari hasil eksplorasi tema) yang relevan. Proses
ini akan menghasilkanpenggolongan KD-KD dalam unit-unit tema.

4. Menuliskan tema yang telah dipilih dan susunan KD-KD IPS dan IPA
yang sesuai dibawah tema tersebut.

5. Melakukan hal yang sama untuk Standar Isi Bahasa Indonesia dan
Matematika.

6. Meletakkan Kompetensi dasar yang tidak dapat dimasuk kedalam tema


di bagian bawah.

C. Model Integrated

Model ini memadukan lebih dari 2 disiplin ilmu dalam pembelajarannya. Melalui
penetapan prioritas materi dalam tiap disiplin ilmu yang akan diajarkan maka dicarilah
konsep-konsep, keterampilan atau sikap yang hendak dicapai dengan tumpang tindih. Jadi,
berdasarkan kesamaan yang ditemukan inilah akan disusun pembelajaran.

Berikut ini adalah contoh pembelajaran model integrated yang diterapkan di kelas IV
dengan tema “Teknologi” yang memadukan mata pelajaran IPA, matematika, IPS dan
Bahasa Indonesia.

Materi Pokok Kelas IV SD yang akan dipadukan dalam KTSP.

Mata Pelajaran / KD Materi Pokok Indikator

IPA
8.3 Membuat suatu Prinsip rancangan 8.3.1 Menentukan bahan
karya/ model untuk dikaitkan dengan yang akan
menunjukkan tujuan, ukuran sayap, digunakan.
perubahan energy diameter roket, lebar 8.3.2 Menentukan alat
gerak akibat parasut. yang akan
pengaruh udara, digunakan.
misalnya roket dari 8.3.3 Merancang roket-
kertas/ baling-baling/ roketan.
pesawat kertas/ 8.3.4 Membuat roket-
parasut. roketan
8.3.5 Menguji model roket
yang dibuat menjadi
sempurna.
8.3.6 Menyimpulkan
bentul rancangan
terbaik.
Matematika
3.1 Menentukan besar Pemakaian alat ukur 1.1.1 Membaca skala alat
sudut dengan satuan ukur dengan
tidak baku dan satuan ketelitian yang
derajat. Hubungan antar satuan sesuai.
1.1.2 Menentukan alat
ukur yang sesuai
3.2 Menentukan dengan benda yang
hubungan antar diukur.
satuan waktu, antar 3.2.1 Menentukan
satuan panjang, dan hubungan antar
antar satuan berat. satuan waktu.
3.2.2 Membedakan dua
bilangan dengan
satuan detik
3.2.3 Menentukan
hubungan antar
satuan panjang.
3.2.4 Mengubah satuan
ukuran meter
menjadi centimeter.

IPS
2.3 Mengenal Teknologi produksi 2.3.1Mengidentifikasi
perkembangan teknologi masyarakat
teknologi produksi, untuk berproduksi.
komunikasi, dan 2.3.2Mendeskripsikan
transportasi serta gambar yang
pengalaman berhubungan dengan
menggunakannya. teknologi produksi
pada masa lalu.
2.3.3Mendeskripsikan
gambar yang
berhubungan dengan
teknologi produksi
pada masa sekarang.
Teknologi komunikasi 2.3.4Mengidentifikasi
alat-alat yang
digunakan untuk
berkomunikasi
komunikasi masa lalu
2.3.5Mengidentifikasi
alat-alat yang
digunakan untuk
berkomunikasi masa
sekarang..
2.3.6Menjelaskan
kegunaan alat-alat
teknologi.
2.3.7Menjelaskan dampak
alat-alat teknologi.
Bahasa Indonesia
4.2 menulis petunjuk Laporan 4.2.1 Menentukan tanda
untuk melakukan sesuatu baca dalam kalimat.
atau penjelasan tentang 4.2.2 Menyebutkan bagian
caar membuat sesuatu. laporan.
4.2.3 Menyusun paragraph
dalam kalimat acak.
4.2.4 Menyusun laporan
buram.
4.2.5 Menulis judul
laporan.

Berikut ini adalah bentuk dari diagram pembelajaran terpadu model integrated
dengan tema “Teknologi”.
Daftar Rujukan

Asep Herry Hermawan, dkk. 2007. Pembelajaran Terpadu di SD. Jakarta: Uiversitas Terbuka
Tim Pengembang PGSD. 1996. Pembelajaran Terpadu D II PGSD dan S2 Pendidikan
Dasar. Depdiknas: Jakarta

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prestasi Pustaka

Anda mungkin juga menyukai