Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Vol. II No. 1V Desember 2017, hlm.

63-75

PENERAPAN TEKNIK MODIFIKASI PERILAKU TOKEN


EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Aprilianti, Dwi Heryanto1, Effy Mulyasari2


Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Departemen Pedagogik
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
e-mail : diniaprilianti12@gmail.com

Abstrak: Kedisiplinan merupakan perilaku yang harus dimiliki siswa. Namun, pada
kenyataannya kedisiplinan belum sepenuhnya melekat pada siswa. Maka, perlu
adanya upaya untuk meningkatkan kedisiplinan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan kedisiplinan siswa kelas V SD melalui penerapan teknik modifikasi
perilaku token ekonomi. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas, desain
penelitian yang digunakan yaitu model Kemmis dan Taggart yang terdiri dari 2 siklus.
Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD sebanyak 23 orang. Instrumen
pengumpulan data yang digunakan yaitu lembar observasi, dan catatan lapangan. Hasil
penelitian menunjukan bahwa indikator pertama aspek tertib mengerjakan tugas pada
siklus I mencapai 48% dan di siklus II meningkat 91%. Pada indikator kedua aspek
tepat waktu di siklus I mencapai 26% dan di siklus II mencapai 100%. Indikator ke
tiga aspek memperhatikan penjelasan di siklus I mencapai 17% dan di siklus II
meningkat 87%. Indikator keempat aspek tidak berjalan-jalan ketika mengerjakan
tugas pada siklus I dan siklus II mencapai 100%. Dari data tersebut kedisiplinan siklus
I mencapai 13% dan siklus II meningkat 100%. Maka terbukti bahwa penggunaan
teknik modifikasi perilaku token ekonomi meningkatkan kedisiplinan dan berpengaruh
positif terhadap hasil belajar siswa.

Kata kunci: token ekonomi, kedisiplinan siswa

Abstract: Discipline is a behavior that must be owned by students. However, in fact


the discipline has not been fully as habit to the student self. So from that, the need for
efforts to improve student discipline. This study aims to improve the discipline of 5th
grade primary school students through the application of behavioral token economic
modification techniques. The research used classroom action research, research
design used by Kemmis and Taggart model consisted of 2 cycles. Participants in this
study were 5th graders of elementary school as many as 23 people. The instruments of
data collection used were observation sheets, and field notes. The results showed that
the first indicator of orderly aspects of doing the task in cycle I reached 48% and in
cycle II increased to 91%. In the indicator second aspects do the task on time in cycle
I reached 26% and in cycle II increased to 100%. The third indicator of pay attention
to explanation in cycle I reached 17% and in cycle II increased 87%. The four aspects
indicator did take a walk when doing the task at cycle I and cycle II reach 100%.
From the data the discipline of cycle I reached 13% and cycle II increased to 100%. It
is proofed that the use of the technique of behavioral modification of the token
economy improved the discipline and had a positive effect on student learning
outcomes.
Keywords: token economy, student discipline

1
dwi_heryanto@upi.edu
2
effy@upi.edu

63
Aprilianti, Heryanto, Mulyasari, Penerapan Teknik Modifikasi Perilaku...

Kedisiplinan pada seorang siswa Sejalan dengan hal di atas bahwa


harus diperhatikan, karena sangat masih banyaknya terdapat siswa yang
diperlukan dalam membekali siswa kurang disiplin, masih banyak pula guru
ketika bersosialisasi dengan orang lain dan orang tua yang mengesampingkan
pada masa sekarang maupun pada masa kedisiplinan siswa khususnya kelas V SD
yang akan datang. Maka kedisiplinan pada saat waktu pembelajaran. Hal
merupakan salah satu hal yang harus tersebut dikarenakan tidak adanya tindak
diperhatikan, khususnya ditanamkan pada lanjut guru terhadap perilaku yang
seorang siswa di sekolah dasar. dicapai siswa, serta tidak adanya aturan
Sebagaimana dikemukakan oleh Mulyasa tertentu mengenai perilaku kedisiplinan
(2011, hlm. 26) mengemukakan bahwa: atau tata tertib di kelas pada saat
“Disiplin merupakan sarana bagi pembelajaran itu berlangsung. Padahal
penanaman pendidikan karakter di seharusnya dalam proses pembelajaran
sekolah. Disiplin yang perlu harus diterapkan aturan agar siswa lebih
ditumbuhkan kepada peserta didik disiplin dalam mengikuti pembelajaran,
utamanya adalah disiplin diri yang misalnya dengan menggunakan teknik
bertujuan untuk membantu siswa modifikasi perilaku token ekonomi.
menemukan diri, mengatasi, dan Sebagaimana yang dikemukakan oleh
mencegah timbulnya permasalahan Rohmaniah, dkk. (2016) bahwa:
terkait kedisiplinan, berusaha “Token economy merupakan suatu
menciptakan suasana aman, nyaman, wujud modifikasi perilaku yang
dan menyenangkan bagi kegiatan dirancang untuk meningkatkan
pembelajaran, agar menaati perilaku yang diinginkan dan
peraturan”. mengurangi perilaku yang tidak
Menurut hemat Mulyasa diinginkan dengan pemakaian token
kedisiplinan harus ditingkatkan agar (tanda-tanda). Individu menerima
siswa mentaati peraturan dalam token dengan cepat setelah
pembelajaran agar tercipta suasana yang mempertunjukkan perilaku yang
baik. Namun pada kenyataannya, saat ini diinginkan. Token itu dikumpulkan
banyak sekali terdapat siswa yang kurang dan dapat dipertukarkan dengan
dalam kedisiplinannya, seperti pada suatu obyek atau kehormatan yang
penelitian yang dilakukan pada tahun penuh arti”.
1998 sejalan dengan hal di atas, Menurut hemat Rohmaniah
penelitian tersebut dilakukan oleh bahwa token ekonomi dapat
Pusbag Kurrandik (Pusat Pengembangan meningkatkan perilaku yang diinginkan.
Kurikulum dan Sarana Pendidikan) Kedisiplinan siswa tidak akan meningkat
(dalam Ulufannuri, 2014, hlm.2) apabila tidak adanya dukungan dari pihak
menyatakan bahwa: internal dan eksternal. Maka dari itu
“....pada 4994 siswa sekolah kedisplinan siswa harus dilakukan
menengah atas (SMA) di provinsi dengan pembiasaan serta penguatan
Jawa Barat, Lampung, Kalimantan terhadap kedisiplinan atau target perilaku
Barat dan Jawa Timur, mendapatkan yang akan di ubah menjadi lebih baik.
hasil bahwa 696 dari siswa SMA Karena apabila sesuatu yang dilakukan
(13,94%) mengalami kesulitan dalam mendapatkan reinfor-cement atau
aktivitas belajar umum, dan 479 penguatan yang positif maka sesuatu
diantaranya disebabkan oleh yang dilakkan terebut akan dilakukan
ketidakdisiplinan belajar misalnya secara terus menerus. Hal ini
siswa yang sulit diatur, melawan dan sebagaimana yang dikemukakan oleh
bolos masuk kelas ataupun sekolah”.

64
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. II No. IV, Desember 2017, hlm. 63-75

Slavin (dalam Baharuddin dan Wahyuni, ditukarkan dengan hadiah yang disukai
2007, hlm. 70) yaitu: oleh siswa.
“Reinforcement didefinisikan Maka dapat disimpulkan bahwa
sebagai sebuah konsekuen yang apabila sebuah perilaku kedisiplinan
menguatkan tingkah laku (atau frekuensi dilakukan oleh siswa dan mendapat
tingkah laku). Karena kita tidak dapat penguatan positif dari guru, secara terus
mengasumsikan sebuah konsekuen menerus akan dilakukan oleh siswa dan
adalah reinfocer sampai terbukti bahwa menjadi pembiasaan siswa dalam
konsekuen tersebut dapat menguatkan berperilaku disiplin. Hal ini sesuai
perilaku”. dengan yang dikemukakan oleh Hurlock
Dari pemaparan di atas dapat (dalam Nurlaela, 2016, hlm. 5) yang
diketahui bahwa perilaku manusia dapat mengemukakan bahwa:
dipengaruhi oleh stimulus yang “Penghargaan menyusun hasil yang
berbentuk penguatan (reinforcement) dicapai yang merupakan sebuah janji
maupun reward, serta konsekuensi yang akan imbalan yang digunakan untuk
positif. Bila suatu perilaku seseorang membuat orang berbuat sesuatu,
segera diikuti dengan konsekuensi- penghargaan mempunyai nilai
konsekuensi yang menyenangkan, maka mendidik bila suatu tindakan disetujui,
orang tersebut cenderung akan anak akan merasa bahwa hal tersebut
mengulang perilakunya. Penggunaan baik sebagai motivasi untuk
konsekuensi-konsekuensi yang mengulangi perilaku yang disetujui
menyenangkan ini bertujuan untuk secara sosial”.
mengubah perilaku hal inilah yang Menurut hemat Hurlock bahwa
disebut operant conditioning. Hal ini penghargaan dapat memotivasi siswa
sebagaimana yang diapaprkan oleh untuk memperbaiki perilaku dengan
Rusman (2012, hlm. 387) yaitu: pengulangan perilaku apabila
“Teori penguatan memandang mendapatkan penghargaan. Dengan
bahwa tingkah laku manusia dapat adanya teknik modifikasi perilaku token
dibentuk melalui pemberian penghargaan ekonomi ini yang berprinsip pada sebuah
atas respons yang dilakukan. Setiap kali teori dari B. F. Skinner mengenai operant
terjadi perubahan tingkah laku sebagai conditioning, maka teknik ini merupakan
efek dari pemberian stimulus, maka teknik yang tepat untuk digunakan dalam
secara rutin diberikan penghargaan, memodifikasi perilaku siswa yaitu
sehingga melalui penghargaan ini siswa dengan meningkatkan kedisiplinan siswa
akan termotivasi untuk melakukan khususnya ketika pembelajaran di kelas.
respons-respons berikutnya. Jadi pada Hal tersebut sebagaimana yang
teori penguatan, pengkondisian dilakukan dikemukakan Skinner (dalam Willis,
pada respons yang dilakukan oleh siswa”. 2014, hlm. 69) yaitu:
Dari pemaparan di atas jelas a) Respons tidak perlu selalu
adanya bahwa tingkah laku yang baik ditimbulkan oleh stimulus, akan
akan dilakukan secara terus menerus tetapi lebih kuat oleh pengaruh
ketika seseorang mendapatkan reinforcement (penguatan).
penghargaan atau pemberian stimulus. b) Lebih menekankan pada studi
Stimulus yang dimaksudkan dalam subjek individual ketimbang
penelitian ini merupakan penguatan generalisasi kecenderungan
positif terhadap perilaku yang dicapai kelompok.
oleh siswa, dengan memberikan berupa c) Menekankan pada penciptaan
token bintang yang nantinya dapat situasi tertentu terhadap

65
Aprilianti, Heryanto, Mulyasari, Penerapan Teknik Modifikasi Perilaku...

terbentuknya perilaku ketimbang Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suyadi


motivasi di dalam diri. (dalam Rahmawati, 2015, hlm. 42)
Menurut hemat Skinner maka mengemukakan bahwa “Penelitian
dapat diketahui bahwa teknik modifikasi tindakan kelas berasal dari bahasa
perilaku token ekonomi dapat inggris, yaitu Classroom Action Research
meningkatkan kedisiplinan siswa dengan yang berarti action research (penelitian
adanya penguatan (reinforcement) yang dengan tindakan) yang dilakukan di
berupa verbal maupun non-verbal dalam kelas”
teknik tersebut apabila target perilaku Sejalan dengan hal di atas,
yang diubah tercapai dengan baik. Hal ini penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
sebagaimana dikemukakan oleh Martin menggunakan model spiral dari Kemmis
dan Pear (2015, hlm. 95) yaitu: “pujian dan Mc Taggart sebagaimana yang
adalah penguat positif yang kuat untuk dikemukakan
memperkuat dan mempertahankan oleh Suwarsih (dalam Sari, 2011, hlm. 8)
perilaku-perilaku bernilai dalam hidup bahwa:
sehari-hari”. “Pengamatan dan tindakan
Dari pemaparan beberapa ahli di merupakan suatu peristiwa yang
atas maka dapat disimpulkan bahwa simultan. Siklus yang akan
token ekonomi merupakan perlakuan dipergunakan dalam penelitian ini
terhadap seseorang dalam merubah ada dua siklus, dan masing-
perilaku dengan suatu penguatan, berupa masing siklus mengikuti tahapan
pujian verbal maupun reward. Penguatan perencanaan (planning);
diberikan saat itu juga pada seseorang pelaksanaan tindakan (action) dan
dengan syarat perilaku sesuai dengan pengamatan dan refleksi.
yang diharapkan, maka dengan itu token Selanjutnya diadakan perencanaan
ekonomi dapat meningkatkan kembali yang merupakan dasar
kedisiplinan siswa dengan danya untuk memecahkan masalah”.
penguatan. Hal tersebut sejalan dengan Menurut hemat Suwarsih maka
pemaparan oleh Rohmaniah, dkk., dapat disimpulkan bahwa Penelitian
(2016) bahwa “....dengan penerapan Tindakan Kelas ini merupakan penelitian
teknik modifikasi perilaku “token di dalam kelas, yang bermaksud dalam
economy” ternyata dapat meningkatkan meningkatkan hasil belajar ataupun sikap
kedisiplinan anak”. siswa. Pada penelitian yang dilakukan,
Menurut hemat Rohmaniah dapat bertujuan dalam meningkatkan
diketahui bahwa token ekonomi dapat kedisiplinan pada siswa ketika di dalam
meningkatkan kedisiplinan siswa yang kelas dengan tahap yang dipaparkan oleh
tadinya tidak tertib dalam mengerjakan Kemmis dan Mc Taggart. Pada tahap
tugas dengan token ekonomi ini tersebut peneliti melakukan perencanaan
menjadikan siswa tertib, selain itu lalu tahap selanjutnya peneliti malukakan
menjadikan siswa memperhatikan guru pelaksanaan, observasi dan refleksi.
ketika guru menjelaskan, menjadikan Partisipan dalam penelitian ini
siswa tepat waktu dalam mengumpulkan dipilih menggunakan sampling purposif.
tugas dan menjadikan siswa tidak Sudjana (2005, hlm. 168) mengemukaan
berjalan-jalan dan diam di tempat bahwa “Sampling purposif dikenal juga
duduknya masing-masing. sebagai sampling pertimbangan, terjadi
apabila pengambilan sampel dilakukan
METODE berdasarkan pertimbangan perorangan
Penelitian yang digunakan pada atau pertimbangan peneliti”. Berdasarkan
penelitian ini merupakan Penelitian hal tersebut maka peneliti mengambil

66
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. II No. IV, Desember 2017, hlm. 63-75

jumlah partisipan dengan melakukan meningkatkan kedisiplinan siswa di kelas


pertimbangan sendiri yaitu, melibatkan V sekolah dasar. Langkah-langkah
semua siswa yang ada di kelas penelitian analisis menurut Rahmawati (2015, hlm.
agar data yang diperoleh lebih baik dan 47) dilakukan sebagai berikut:
utuh yaitu sebanyak 23 orang siswa a) Reduksi data, dilakukan dengan
dengan 16 orang siswa perempuan dan 9 penyeleksian atau pemilihan data,
orang siswa laki-laki. memfokuskan, menyederhanakan,
Dari hasil pengamatan peneliti pelaksanaan pembelajaran dengan
beserta melakukan wawancara kepada metode token ekonomi.
guru yang bersangkutan, peneliti b) Pengkategorian data dengan
menyimpulkan bahwa sebagian besar dari mengelompokkan data-data dalam
kelas V tersebut memiliki tingkat kategori tertentu, yakni data
kedisiplinan yang rendah yakni sebanyak dalam proses pembelajaran
78%. Alamat sekolah yang akan diteliti dengan metode token ekonomi.
berlokasi di Provinsi Jawa Barat, Kota c) Penyajian data dilakukan dalam
Bandung Kecamatan Sukasari tepatnya di bentuk tabel dan dalam bentuk
jalan Gegeralong Hilir Kota Bandung naratif.
Kelurahan Gegerkalong Kecamatan d) Penarikan kesimpulan.
Sukasari. Teknik pengolahan dan analisis Data kuantitatif adalah data yang
data yang digunakan pada penelitian berupa angka. Teknik analisis data
adalah jenis kualitatif deskriptif dan kuantitatif berupa lembar observasi dan
kuantitatif deskriptif. Data observasi catatan lapangan untuk mengetahui
dianalisis secara kualitatif deskriptif kedisiplinan siswa. Lembar observasi
dimana data yang diperoleh berupa skala Guttman.
dideskripsikan kemudian diambil
kesimpulan dan untuk data kedisiplinan HASIL DAN PEMBAHASAN
siswa pada akhir siklus juga dihitung 1. Perkembangan pelaksanaan
persentasenya agar peneliti mengatahui Penerapan Teknik Modifikasi
hasil dan dapat mebandingkannya dari Perilaku Token Ekonomi dari
data sebelum tindakan, setelah dan pada Siklus I ke Siklus II
tindakan selanjutnya. Perkembangan pelaksa- naan
Hasil tes pada akhir siklus I kedisiplinan dengan menerapkan
dibandingkan dengan siklus II apabila teknik modifikasi perilaku token
data mengalami kenaikan, maka dapat ekonomi dapat dilihat pada tabel di
dikatakan penerapan teknik modifikasi bawah ini:
perilaku token ekonomi dapat

Tabel 1. Perkembangan Proses Pembelajaran dengan Teknik Modifikasi


Perilaku Token Ekonomi
Langkah Teknik Rencana Perbaikan
Rencana Perbaikan Siklus
Modifikasi Perilaku Siklus II
I
Token Ekonomi
Menentukan perilaku Ketika menentukan target Guru lebih tegas
target yang akan diubah guru lebih memastikan, dalam penentuan
dan dikenai token apakah semua siswa setuju target perilaku atau
ekonomi. terhadap target perilaku sikap yang akan
yang akan diubah. diubah.

67
Aprilianti, Heryanto, Mulyasari, Penerapan Teknik Modifikasi Perilaku...

Mencari garis basal yakni a. Guru memberikan 1. Indikator 1: Guru


dengan observasi untuk motivasi. memberikan
mengetahui perilaku siswa b. Guru memberikan tugas yang dibuat
sehingga dapat waktu pengerjaan tugas dengan
menentukan keefektifan lebih efektif yakni tidak menyenangkan
program. terlalu cepat dan tidak dan menarik.
terlalu lama. 2. Indikator 2:
c. Guru lebih memberikan
memperhatikan ke arah instruksi pada
semua siswa ketika siswa apabila
menjelaskan masih ada soal
pembelajaran. yang belum diisi
Guru membiasakan siswa guru tidak akan
dalam menggunaka teknik menerima lembar
modifikasi perilaku token tugas tersebut.
ekonomi. 3. Indikator 3: guru
harus
menggunakan
cara dan metode
lain ketika
menjelaskan
materi pelajaran
kepada siswa
agar tidak
membosankan.
Indikator 4: guru
memberikan
instruksi dan arahan
yang jelas terhadap
aktivitas
pembelajaran siswa.
Agar ketika siswa
akan beraktivitas
pada pembelajaran
tersebut siswa tidak
merasa ragu-ragu.
Memilih apa saja yang Guru lebih merencanakan Guru tetap
akan dijadikan sebagai dengan matang antara memberikan
reinforcement (penguatan) hadiah dengan budget penguatan pada
dan harus memberi yang dimiliki. siswa yang belum
manfaat baik bagi siswa. mendapatkan hadiah.

68
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. II No. IV, Desember 2017, hlm. 63-75

Memilih tipe token yang Guru memberikan token Guru pada saat itu
akan digunakan, yaitu pada setiap target tercapai juga langsung
bintang dan kupon. dan penukaran token memberikan token
dengan hadiah dilakukan saat target tercapai.
langsung pada hari
tersebut.
Mengidentifikasikan Siswa diberikan token Guru harus lebih
lokasi yang tepat ketika ketika mencapai target mengatur dengan
pemberian token. perilaku yang diubah dan baik waktu dan
menempelkan bintang tempat dalam
pada papan pendapatan penukaran dan
bintang di saat waktu penempelan token
istirahat atau ketika pulang bintang.
yakni ketika pembelajaran
selesai.

69
Aprilianti, Heryanto, Mulyasari, Penerapan Teknik Modifikasi Perilaku...

Berdasarkan temuan pada siklus I dikarenakan kurang motivasinya


dan siklus II serta perbaikan pelaksanaan siswa dalam belajar.
teknik modifikasi perilaku token ekonomi Hal ini sebagaimana yang
peneliti melakukan refleksi yaitu sebagai dikemukakan oleh Pujiati (2008,
berikut: hlm. 10) bahwa “Keberhasilan
a) Pada langkah awal ini ditemukan belajar siswa dipengaruhi oleh faktor
siswa yang masih belum tertib, hal dari dalam dan dari luar siswa.
tersebut diduga karena siswa masih Faktor-faktor dari dalam mencakup
terbiasa dalam pembelajaran seperti kecerdasan, motivasi, perasaan butuh
biasanya, yang tidak adanya dan sebagainya”.
peraturan dan perjanjian dengan guru Menurut hemat Pujiati dapat
ketika pembelajaran berlangsung. diketahui bahwa keberhasilan belajar
Maka seharusnya dalam siswa dipengaruhi oleh faktor luar
pembelajaran tersebut diadakannya dan dalam diri siswa. Maka dalam
penguatan atau pemberian reward mencapai target perilaku siswa,
agar siswa tertib. Hal ini siswa harus menumbuhkan motivasi
sebagaimana yang telah diapaparkan terlebih dahulu dalam dirinya.
oleh Skinner (dalam Dahar, 2006, c) Indikator 2 mengumpulkan tugas
hlm. 19) mengemukakan bahwa tepat waktu. Pada siklus I masih
“Bila perilaku seseorang segera terdapatnya beberapa siswa yang
diikuti oleh konsekuensi-konsekuensi belum tepat waktu dalam
yang menyenang- kan, orang itu akan mengumpulkan tugas, hal ini diduga
lebih sering terlibat dalam perilaku karena tingkat inteligensi dan
itu. Penggunaan konsekuensi- kecepatan siswa dalam mengerjakan
konsekuensi yang menyenangkan tugas berbeda-beda. Hal ini
dan tak menyenangkan untuk sebagaimana yang dikemukakan oleh
mengubah perilaku disebut operant Syarifa, dkk., (2011, hlm. 2) bahwa
conditioning”. “....dikarenakan setiap siswa
Berdasarkan hemat Skinner mempunyai kemampuan yang
bahwa siswa akan tertib ketika berbeda dalam menangkap ilmu yang
diberikan konsekuensi yang diberikan dengan tingkat inteligensi
menenangkan atau penguatan yang dimiliki oleh siswa”.
(reinforcement) positif seperti Menurut hemat Syarifa bahwa siswa
misalnya hadiah berupa makanan dalam waktu mengumpulkan tugas
ringan yang disukai oleh siswa. berbeda-beda karena tingkat
b) Indikator pertama yaitu siswa kecepatan dan inteligensi siswa tidak
mengerjakan tugas dengan tertib, semuanya sama. Namun siklus II
pada indikator ini mengalami pada indikator kedua ini mengalami
peningkatan dari siklus I sebesar peningkatan sebanyak 74% dengan
48% dan siklus II sebesar 91% maka pencapaian pada siklus I sebesar
dapat diketahui peningkatan dari 26% dan pada siklus II sebesar
siklus I pada siklus II sebesar 43%. 100%.
Dari indikator pertama ini guru d) Indikator 3 memperhatikan guru
menemukan bahwa masih terdapat ketika menjelaskan. Pada indikator
siswa yang belum mencapai target ketiga ini saat siklus I dan siklus II
perilaku pada indikator ini, yaitu mengalami peningkatan sebesar 70%
siswa ketika mengerjakan tugas dengan rata-rata siklus I sebesar
kurang tertib hal tersebut 0,17% dan siklus II 0,87%. Pada
indikator ketiga ini masih

70
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. II No. IV, Desember 2017, hlm. 63-75

terdapatnya beberapa orang siswa berminat terhadap token, hal ini


yang belum memperhatikan guru dikarenakan masih terdapat beberapa
ketika menjelaskan, hal ini siswa yang masih belum terpengaruh
dikarenakan ketika guru terhadap pemberian bintang hal ini
menjelaskan, terdapat siswa yang dikarenakan kurangnya motivasi
kurang berkonsentrasi dan tidak siswa dalam mendapatkan token.
memperhatikan guru karena masih
sulitnya siswa dalam mengatur diri. 2. Perkembangan Kedisiplinan siswa
Sebagaimana yang dikemukakan pada siklus I dan siklus II
oleh Siahaan (2015) bahwa “..... Hasil kedisiplinan siswa kelas
terkadang anak-anak justru V sekolah dasar dengan
menunjukan perilaku yang agresif, diterapkannya teknik modifikasi
sulit memusatkan perhatian, dan perilaku token ekonomi mengalami
kurang dapat mengkontrol diri”. perkembangan. Berikut ini adalah
Maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan hasil kedisiplinan
masih terdapatnya siswa yang tidak siswa dengan menerapkan teknik
memperhatikan guru karena modifikasi perilaku token ekonomi
kurangnya siswa dalam pada siklus I dan siklus II yaitu
berkonsentrasi serta sulitnya siswa sebagai berikut:
dalam memusatkan perhatian.
e) Indikator 4 tidak berjalan-jalan Tabel 2. Perkembangan Indikator
ketika pembelajaran berlang- sung. Kedisiplinan Siklus I dan II
Pada indikator terakhir ini tidak Persentase
adanya peningkatan dari siklus I Peningkata
terhadap siklus II hal ini karena, Hasil Hasil n
semua siswa tertib dan diam di No Indikator Siklu Siklu Hasil
tempat duduknya dan tidak ada yang sI s II Siklus I
terhadap
berjalan-jalan ketika pembelajaran
Siklus II
berlangsung. Hal tersebut
1 Mengerjakan 48% 91% 43%
dikarenakan adanya peraturan token
tugas dengan
ekonomi dalam pembelajaran
tertib
sehingga siswa tidak ada yang
2 Mengumpulk 26% 100 74%
berjalan-jalan ketika pembelajaran
berlang- sung. Sebagaimana menurut an tugas %
Rohmaniah, dkk (2016) bahwa tepat waktu
“....dengan penerapan teknik 3 Memperhatik 17% 87% 70%
modifikasi perilaku “token an guru
economy” ternyata dapat ketika
meningkatkan kedisiplinan anak”. menjelaskan
Menurut hemat Rohmaniah dapat 4 Tidak 100 100 0%
diketahui bahwa token ekonomi berjalan- % %
dapat meningkatkan kedisiplinan jalan ketika
siswa sehingga tidak adanya siswa pembelajaran
yang berjalan-jalan ketika berlangsung
pembelajaran di kelas berlangsung.
f) Memilih tipe token yang akan Berdasarkan tabel menunjukan bahwa
digunakan, yaitu bintang dan kupon. setiap indikator kedisiplinan mengalami
Pada langkah keempat ini adanya perkembangan, hal ini bisa menjadi bukti
penemuan siswa yang kurang yang dapat memperkuat pengumpulan

71
Aprilianti, Heryanto, Mulyasari, Penerapan Teknik Modifikasi Perilaku...

data untuk menyimpulkan bahwa proses bangan


pembelajaran dengan menggunakan Mulai 15 0 Mengala
teknik modifikasi perilaku token ekonomi Terlihat (61%) mi
efektif untuk meningkatkan kedisiplinan 2
Perkem
siswa di kelas V sekolah dasar. Adapun bangan
yang sejalan dengan pemaparan di atas Mulai 3 5 Mengala
menurut Skinner (dalam Zaroh, 2014, Berkemba (13%) (22%) mi
hlm. 448) yang mengemukakan bahwa: 3
ng Perkem
“Pemberian reinforcement dapat
bangan
memodifikasi perilaku, mengurangi
Sudah 0 18 Mengala
frekuensi bahkan menghambat
Membuda (78%) mi
kemunculan perilaku yang tidak 4
diinginkan atau penyimpangan ya Perkem
perilaku. Bentuk reinforcement bisa bangan
berasal dari lingkungan keluarga,
teman sebaya maupun mayarakat”. Tabel 4. Perkembangan
Kedisiplinan Siswa
Maka dari pemaparan di atas dapat Kedisiplina Ketuntasan
diketahui bahwa dengan adanya token Siklus n Siswa Hasil
ekonomi yang memberi penguatan Belajar
terhadap perilaku positif siswa dapat 13% 18 siswa
meningkatkan kedisiplinan siswa. Siklus I
(78%)
Perkembangan setiap siswa pada setiap
siklus, dilihat dari data sebelumnya 100% 23 siswa
Siklus II
sebagian besar yaitu sekitar 74% atau 17 (100%)
siswa mengalami peningkatan Maka dari tabel di atas dapat
kedisiplinan dan mencapai semua kita ketahui bahwa kedisiplinan
indikator yang ditargetkan. Sebagian dapat meningkatkan hasil belajar
siswa sebanyak 6 orang atau 26% pun pada siswa. Hal ini sebagaimana
mengalami peningkatkan dari siklus yang dikemukakan oleh Sumantri
sebelumnya namun belum mencapai (2010, hlm. 129) yaitu:
semua indikator yang ditargetkan. Setelah “......tingkat kedisiplinan siswa
di klarifikasi melalui wawancara, keenam dalam belajar merupakan salah
siswa yang belum mencapai target satu faktor yang ikut
kedisiplinan ternyata siswa tersebut mempengaruhi terhadap
kurang termotivasi bersikap dalam prestasi belajar siswa”.
kedisiplinan. Dari pemaparan di atas maka
kedisiplinan dapat mempengaruhi
Tabel 3. Perkembangan prestasi belajar siswa atau hasil
Kedisiplinan Siswa Berdasarkan belajar siswa. Karena kedisiplinan
Kategori merupakan sikap yang ada pada diri
Kategori Frekue Frekue siswa ketika melakukan proses
Kedisiplin nsi nsi pembelajaran. Apabila prosesnya
No Persenta
an Siswa Siswa baik dan kedisiplinannya baik maka
. se hal tersebut akan mempengaruhi
siklus Siklus
I II hasil belajar dengan baik.
Belum 5 0 Mengala
1 Terlihat (22%) mi
Perkem

72
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. II No. IV, Desember 2017, hlm. 63-75

SIMPULAN perilaku yang harus siswa ubah yang


Secara umum berdasarkan hasil didasarkan dari indikator sikap
penelitian dengan menerapkan teknik disiplin. (2) Mencari garis dasar
modifikasi perilaku token ekonomi untuk yakni dengan observasi untuk
meningkatkan kedisiplinan, maka dapat mengetahui perilaku siswa sehingga
disimpulkan sebagi berikut: dapat menentukan keefektifan
1. Pelaksanaan pembelajaran dengan program. Kegiatan yang dilakukan
menerapkan teknik modifikasi yaitu guru ketika menerapkan teknik
perilaku token ekonomi untuk modifikasi perilaku token ekonomi
meningkatkan kedisiplinan siswa melakukan pengamatan terhadap
kelas V sekolah dasar terlaksana siswa dengan membuat catatan
dengan baik dan sesuai dengan apa lapangan serta adanya observer yang
yang diharapkan, walaupun terdapat mengamati setiap kelompok pada
beberapa kendala seperti misalnya saat pembelajaran berlangsung. (3)
masalah budgeting untuk hadiah dari Memilih apa saja yang akan
token ini. Adapun kendala lain dari dijadikan sebagai reinforcement
tahap pelaksanaan dalam (penguatan) dan harus memberi
pembelajaran seperti masih kurang manfaat baik bagi siswa. Kegiatan
sempurnanya peneliti ketika yang dilakukan yaitu Guru
mengajar, dalam hal ini peneliti pada menentukan penguatan yang
siklus I hanya terfokus pada satu arah nantinya akan diberikan kepada
ketika menjelaskan dan arah lainnya siswa. Ketika siswa mencapai target
terabaikan. Ketika penempelan token atau sikap yang ditargetkan berubah
pada papan bintang cukup dengan baik maka guru memberikan
mengganggu banyak waktu hadiah berupa makanan atau alat
pembelajaran, karena penempelan tulis dari penukaran bintang dan
token tersebut pada siklus I kupon. (4) Memilih tipe token yang
dilaksanakan langsung setelah siswa akan digunakan, yaitu bintang dan
mendapat token pada saat kupon. Kegiatan yang dilakukan
pembelajaran berlangsung. Maka yaitu Guru memilih tipe token yakni
pada saat pelaksanaan siklus II berupa bintang, bintang ini diberikan
peneliti memperbaiki hal tersebut ketika siswa mencapai target atau
yaitu dengan mengajar lebih baik sikap yang ditargetkan berubah
lagi dan tidak terfokus pada satu dengan baik. Setiap harinya siswa
arah, waktu penempelan token mendapatkan bintang maksimal
dilaksanakan ketika pembelajaran sebanyak empat buah. Dan
selesai atau pada jam istirahat. pemberian bintang disesuaikan
Langkah pembelajaran yang dengan nomor target yang tercapai.
menerapkan teknik modifikasi Karena terdapat empat target sikap
perilaku token ekonomi yang yang berdasarkan pada empat
digunakan oleh peneliti yaitu (1) indikator kedisiplinan. (5)
Menentukan perilaku target yang Mengidentifikasikan lokasi yang
akan diubah dan dikenai token tepat ketika pemberian token.
ekonomi. Kegiatan yang dilakukan Kegiatan yang dilakukan yaitu Guru
yaitu guru dan siswa menentukan memberikan token bintang saat
peraturan mengenai sikap yang pembelajaran berlangsung ketika
dijadikan token ekonomi sebelum siswa mencapai target dan penukaran
melakukan kegiatan pembelajaran. token bintang pada kupon serta
Dalam hal ini ada empat target hadiah di akhir pembelajaran.

73
Aprilianti, Heryanto, Mulyasari, Penerapan Teknik Modifikasi Perilaku...

2. Peningkatan kedisiplinan pada siswa Mulyasa, D. (2011). Pendidikan Bermutu


kelas V sekolah dasar mengalami dan Berdaya Saing. Bandung: PT.
perkembangan yang pesat dengan Remaja Rosdakarya.
diterapkannya teknik modifikasi Nurlaela, M. (2014). Meningkatkan
perilaku token ekonomi ini. Kedisiplinan Anak Melalui
Perkembangan pada siklus I dan Pemberian Teknik Token. (Skripsi).
siklus II dapat dilihat dari persentase Universitas Pendidikan Indonesia,
setiap indikator yaitu indikator Bandung.
pertama mengerjakan tugas dengan Pujiati, I. (2008). Peningkatan Motivasi
tertib yang mencapai hasil sebesar dan Ketuntasan Belajar
48% dan siklus II sebesar 91%. Matematika melalui Pembelajaran
Indikator kedua yaitu mengumpulkan Kooperatif Tipe STAD. Jurnal
tugas tepat waktu yang mencapai Ilmiah Kependidikan. 1 (1), hlm. 1-
hasil siklus I sebesar 26% dan siklus 20.
II sebesar 100%. Indikator ketiga Rahmawati, N. (2015). Token Economy
yaitu memperhatikan ketika guru Sebagai Upaya Meningkatkan
menjelaskan yang mencapai hasil Kedisiplinan Siswa Pada Mata
siklus I sebesar 17 % dan siklus II Pelajaran Matematika Kelas II SD
sebesar 87%. Pada indikator keempat Baturetno. (Skripsi). Fakultas Ilmu
yaitu tidak berjalan-jalan ketika Pendidikan Universitas Negeri
pembelajaran berlangsung tidak Yogyakarta, Yogyakarta.
mengalami peningkatan karena pada Rohmaniah, dkk. (2016). Penerapan
indikator terakhir ini semua siswa Teknik Modifikasi Perilaku Token
mencapai targetnya dengan Economy untuk Meningkatan
perolehan kedisiplinan sebesar 100% Kedisiplinan Anak Usia Dini. E-
pada siklus I dan siklus II. Maka journal, 4 (2). Rusman. (2013).
dapat diketahui bahwa rata-rata nilai Model-Model Pembelajaran.
kedisiplinan dari keseluruhan Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
indikator dan pendapatan token dari Sari, W. (2011). Upaya Meningkatkan
siklus I ke siklus II meningkat Kreativitas Siswa Dalam
sebesar 47%, pada presentase Pembelajaran IPS SD Melalui
ketuntasan kedisiplinan berdasarkan Diskusi Kelompok. 13 (1), hlm. 1-
depdiknas yakni 75% pada siklus I 20.
belum mencapai ketuntasan karena Siahaan, E. (2015). Mengenali ADHD
hanya mencapai ketuntasan 13% dan (Attention Deficit Hyperactivity
mengalami peningkatan sebesar 87% Disorder) dan Penanganannya pada
yaitu pada siklus II sebesar 100%. Anak Sejak Dini. Jurnal Psikologi
Universitas HKBP Nommensen. 1
DAFTAR RUJUKAN (1).
Baharuddin & Wahyuni. (2007). Teori Sudjana (2005). Metoda Statistik.
Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Tarsito
Jogjakarta : Ar-Ruzz Media. Sumantri, B. (2010). Pengaruh Disiplin
Dahar, R. (2006). Teori-Teori Belajar & Belajar terhadap Prestasi Belajar
Pembelajaran. Jakarta : PT. Siswa Kelas XI SMK PGRI Ngawi
Erlangga. Tahun Pelajaran 2009/2010. 4 (3),
Martin & Pear. (2015). Modifikasi hlm. 117-131.
Perilaku. Jogjakarta: Pustaka Syarifa, dkk. (2011). Hubungan antara
Pelajar. Dukungan Sosial Orang Tua
dengan Komitmen terhadap Tugas

74
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. II No. IV, Desember 2017, hlm. 63-75

(Task Commitment) pada Siswa


Akselerasi tingkat SMA. 13 (01),
hlm. 1-11.
Ulufannuri, Hadana. (2014). Teknik Self
Contracting and Reinforcement
untuk Meningkatkan Kedisiplinan
Belajar di Sekolah pada Siswa
Kelas XI SMA Islam 1 Surakarta
Tahun Pelajaran 2013/2014.
(Skripsi). Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret, Surabaya.
Willis, S. (2014). Konseling Individual.
Bandung: Alfabeta.
Zaroh, S. (2014). Penerapan Konseling
Behavioral Dalam Mengurangi
Kecenderungan Perilaku Konsumtif
Siswa Kelas X Akutansi 4 SMK
Dr. Soetomo Surabaya. 4 (3), hlm.
444-454

75

Anda mungkin juga menyukai