Bleerrr PDF
Bleerrr PDF
63-75
Abstrak: Kedisiplinan merupakan perilaku yang harus dimiliki siswa. Namun, pada
kenyataannya kedisiplinan belum sepenuhnya melekat pada siswa. Maka, perlu
adanya upaya untuk meningkatkan kedisiplinan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan kedisiplinan siswa kelas V SD melalui penerapan teknik modifikasi
perilaku token ekonomi. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas, desain
penelitian yang digunakan yaitu model Kemmis dan Taggart yang terdiri dari 2 siklus.
Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD sebanyak 23 orang. Instrumen
pengumpulan data yang digunakan yaitu lembar observasi, dan catatan lapangan. Hasil
penelitian menunjukan bahwa indikator pertama aspek tertib mengerjakan tugas pada
siklus I mencapai 48% dan di siklus II meningkat 91%. Pada indikator kedua aspek
tepat waktu di siklus I mencapai 26% dan di siklus II mencapai 100%. Indikator ke
tiga aspek memperhatikan penjelasan di siklus I mencapai 17% dan di siklus II
meningkat 87%. Indikator keempat aspek tidak berjalan-jalan ketika mengerjakan
tugas pada siklus I dan siklus II mencapai 100%. Dari data tersebut kedisiplinan siklus
I mencapai 13% dan siklus II meningkat 100%. Maka terbukti bahwa penggunaan
teknik modifikasi perilaku token ekonomi meningkatkan kedisiplinan dan berpengaruh
positif terhadap hasil belajar siswa.
1
dwi_heryanto@upi.edu
2
effy@upi.edu
63
Aprilianti, Heryanto, Mulyasari, Penerapan Teknik Modifikasi Perilaku...
64
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. II No. IV, Desember 2017, hlm. 63-75
Slavin (dalam Baharuddin dan Wahyuni, ditukarkan dengan hadiah yang disukai
2007, hlm. 70) yaitu: oleh siswa.
“Reinforcement didefinisikan Maka dapat disimpulkan bahwa
sebagai sebuah konsekuen yang apabila sebuah perilaku kedisiplinan
menguatkan tingkah laku (atau frekuensi dilakukan oleh siswa dan mendapat
tingkah laku). Karena kita tidak dapat penguatan positif dari guru, secara terus
mengasumsikan sebuah konsekuen menerus akan dilakukan oleh siswa dan
adalah reinfocer sampai terbukti bahwa menjadi pembiasaan siswa dalam
konsekuen tersebut dapat menguatkan berperilaku disiplin. Hal ini sesuai
perilaku”. dengan yang dikemukakan oleh Hurlock
Dari pemaparan di atas dapat (dalam Nurlaela, 2016, hlm. 5) yang
diketahui bahwa perilaku manusia dapat mengemukakan bahwa:
dipengaruhi oleh stimulus yang “Penghargaan menyusun hasil yang
berbentuk penguatan (reinforcement) dicapai yang merupakan sebuah janji
maupun reward, serta konsekuensi yang akan imbalan yang digunakan untuk
positif. Bila suatu perilaku seseorang membuat orang berbuat sesuatu,
segera diikuti dengan konsekuensi- penghargaan mempunyai nilai
konsekuensi yang menyenangkan, maka mendidik bila suatu tindakan disetujui,
orang tersebut cenderung akan anak akan merasa bahwa hal tersebut
mengulang perilakunya. Penggunaan baik sebagai motivasi untuk
konsekuensi-konsekuensi yang mengulangi perilaku yang disetujui
menyenangkan ini bertujuan untuk secara sosial”.
mengubah perilaku hal inilah yang Menurut hemat Hurlock bahwa
disebut operant conditioning. Hal ini penghargaan dapat memotivasi siswa
sebagaimana yang diapaprkan oleh untuk memperbaiki perilaku dengan
Rusman (2012, hlm. 387) yaitu: pengulangan perilaku apabila
“Teori penguatan memandang mendapatkan penghargaan. Dengan
bahwa tingkah laku manusia dapat adanya teknik modifikasi perilaku token
dibentuk melalui pemberian penghargaan ekonomi ini yang berprinsip pada sebuah
atas respons yang dilakukan. Setiap kali teori dari B. F. Skinner mengenai operant
terjadi perubahan tingkah laku sebagai conditioning, maka teknik ini merupakan
efek dari pemberian stimulus, maka teknik yang tepat untuk digunakan dalam
secara rutin diberikan penghargaan, memodifikasi perilaku siswa yaitu
sehingga melalui penghargaan ini siswa dengan meningkatkan kedisiplinan siswa
akan termotivasi untuk melakukan khususnya ketika pembelajaran di kelas.
respons-respons berikutnya. Jadi pada Hal tersebut sebagaimana yang
teori penguatan, pengkondisian dilakukan dikemukakan Skinner (dalam Willis,
pada respons yang dilakukan oleh siswa”. 2014, hlm. 69) yaitu:
Dari pemaparan di atas jelas a) Respons tidak perlu selalu
adanya bahwa tingkah laku yang baik ditimbulkan oleh stimulus, akan
akan dilakukan secara terus menerus tetapi lebih kuat oleh pengaruh
ketika seseorang mendapatkan reinforcement (penguatan).
penghargaan atau pemberian stimulus. b) Lebih menekankan pada studi
Stimulus yang dimaksudkan dalam subjek individual ketimbang
penelitian ini merupakan penguatan generalisasi kecenderungan
positif terhadap perilaku yang dicapai kelompok.
oleh siswa, dengan memberikan berupa c) Menekankan pada penciptaan
token bintang yang nantinya dapat situasi tertentu terhadap
65
Aprilianti, Heryanto, Mulyasari, Penerapan Teknik Modifikasi Perilaku...
66
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. II No. IV, Desember 2017, hlm. 63-75
67
Aprilianti, Heryanto, Mulyasari, Penerapan Teknik Modifikasi Perilaku...
68
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. II No. IV, Desember 2017, hlm. 63-75
Memilih tipe token yang Guru memberikan token Guru pada saat itu
akan digunakan, yaitu pada setiap target tercapai juga langsung
bintang dan kupon. dan penukaran token memberikan token
dengan hadiah dilakukan saat target tercapai.
langsung pada hari
tersebut.
Mengidentifikasikan Siswa diberikan token Guru harus lebih
lokasi yang tepat ketika ketika mencapai target mengatur dengan
pemberian token. perilaku yang diubah dan baik waktu dan
menempelkan bintang tempat dalam
pada papan pendapatan penukaran dan
bintang di saat waktu penempelan token
istirahat atau ketika pulang bintang.
yakni ketika pembelajaran
selesai.
69
Aprilianti, Heryanto, Mulyasari, Penerapan Teknik Modifikasi Perilaku...
70
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. II No. IV, Desember 2017, hlm. 63-75
71
Aprilianti, Heryanto, Mulyasari, Penerapan Teknik Modifikasi Perilaku...
72
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. II No. IV, Desember 2017, hlm. 63-75
73
Aprilianti, Heryanto, Mulyasari, Penerapan Teknik Modifikasi Perilaku...
74
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. II No. IV, Desember 2017, hlm. 63-75
75