MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester
Mata Kuliah: Ekologi
Dosen Pengampu: Feri Kristianawati, S.Pd., M.A.
1
Dretriech G. Bengen, Ekosistem dan Sumber Daya Pesisir dan Luat Serta Pengelolaan Secara
Terpadu dan Berkelanjutan, (Bogor: Institut Pertanian Bogor, 2001), 37.
2
Sutrisno, “Pemberdayaan Dan Partisipasi Masyarakat Pesisir Dalam Pengembangan Tanaman
Mangrove Di Kabupaten Pati”, dalam Jurnal Bina Praja, Vol. 7 Edisi 1, Tahun 2015, 64.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemberdayaan Masyarakat
1. Konsep Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan berasal dari kata power-empowerment yang berarti daya-
pemberdayaan3. Pemberdayaan merupakan upaya memberikan daya atau
penguatan (strengthening) kepada masyarakat dengan menyiapkan sumber daya
kesempatan, pengetahuan serta keahlian guna meningkatkan kualitas diri
masyarakat4. Pada proses pemberdayaan posisi masyarakat bukan sebagai objek
penerima manfaat yang ketergantungan terhadap pemberian pihak luar, akan tetapi
berposisi sebagai subjek yang berdiri secara mandiri sebagai partisipan yang
berarti masyarakat mempunyai keterbukaan untuk mengembangkan potensi diri
dan mengontrol lingkungan serta sumber daya. Tujuan dari pemberdayaan
masyarakat adalah untuk memandirikan masyarakat serta meningkatkan taraf
hidup dengan memanfaatkan sumber daya alam sekitar dengan sebaik mungkin.
Dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa
tahapan5.
1. Tahap penentuan lokasi.
2. Tahap sosialisasi, yang bertujuan memberikan pemahaman tentang program
pemberdayaan masyarakat yang telah ditentukan.
3. Proses pemberdayaan masyarakat, yang terdiri dari pengkajian kondisi lokasi,
pengembangan kelompok, penyusunan rencana dan pelaksanaan program serta
monitoring dan evaluasi.
4. Pemandirian masyarakat yang dapat dilakukan dengan cara pengurangan
pendampingan dari tim pemberdayaan.
Dalam pemberdayaan masyarakat, partisipasi masyarakat sangat
dibutuhkan terutama dalam proses perencanaan dan pelaksanaan rencana.
Partisipasi adalah proses keikutsertaan anggota masyarakat dalam kegiatan
pemberdayaan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi.
3
Mudrajad Kuncoro, Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, (Jakarta: Erlangga, 2005),
13.
4
Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebianto, Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Kebijakan
Publik, (Bandung: Alfabeta, 2012), 1.
5
Puji Hardiyanti, “Strategi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Keterampilan Produktif di
BPKM Rawasari, Jakarta Timur”, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 17 / No. IX, Tahun 2008, 92-93.
2. Pendekatan dalam Empowering
Konsep dari pemberdayaan masyarakat adalah “masyarakat bukan
merupakan objek dari proses pemberdayaan tetapi masyarakat merupakan subjek
yang berdiri secara mandiri”, dengan bertumpu pada konsep tersebut maka dapat
digunakannya beberapa pendekatan sebagai berikut6.
a. Targeted yang berarti program yang disusun harus sesuai dengan target
masalah yang tepat dan sesuai kebutuhan.
b. Masyarakat sebagai perancang dan pelaksana kegiatan sebagai bentuk
peningkatan keberdayaan masyarakat itu sendiri.
c. Pendekatan kelompok untuk masyarakat miskin karena secara individu mereka
kesulitan dalam memecahkan masalahnya.
d. Pendekatan komprehensif rasional atau inkremental dapat digunakan dalam
analisis pemberdayaan masyarakat.
6
Munawar Noor, “Pemberdayaan Masyarakat”, dalam Jurnal CIVIS, Vol. / No. 2, Tahun 2011, 96.
7
Rianingsih Djohani, Acuan Penerapan PRA: Berbuat Bersama Berperan Setara, (Bandung: Driya
Media, 1996), 21-27.
B. Arti Penting Hutan Mangrove bagi Wilayah Pesisir
1. Ekosistem Pesisir
Ekosistem pesisir merupakan wilayah peralihan antara laut dan daratan
yang terdiri dari ekosistem alami dan buatan. Ekosistem alami seperti terumbu
karang hutan Mangrove, padang lamun dan estuaria, sedangkan ekosistem buatan
seperti tambak. Wilayah pesisir mempunyai sember daya alam seperti hutan
Mangrove, lamun dan terumbu karang yang sangat bermanfaat bagi wilayah
pesisir8. Ekosistem pesisir terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen
biotik meliputi produser (algae dan fitoplankton yang memanfaatkan cahaya
matahari dalam berfotosintesa untuk menghasilkan zat-zat organik kompleks),
konsumer primer (herbivora), konsumer sekunder (karnivora) dan dekomposer
(organisme avertebrata dan bakteri). Sedangkan komponen abiotik terdiri dari
senyawa organik (karbon, fosfor, nitrogen dan air), senyawa anorganik
(karbohidrat, lemak dan protein), faktor fisik seperti suhu, iklim, kelembapan dan
curah hujan.
Berikut merupakan fungsi-fungsi pokok ekosistem pesisir9.
a. Penyedia sumber daya alam baik hayati (rumput laut, perikanan, terumbu
karang) maupun nir hayati (gas alam, mineral dan minyak bumi).
b. Penyedia jasa pendukung kehidupan manusia seperti air bersih.
c. Penampung limbah tetapi dalam jumlah yang terbatas.
d. Penyedia jasa kenyamanan seperti objek wisata hutan Mangrove.
2. Hutan Mangrove
Hutan mangrove atau hutan bakau merupakan tanaman yang hidup di
habitat pesisir dalam bentuk komunitas (berkelompok atau lebih terdiri dari
banyak pohon)10. Hutan mangrove hidup di daerah intertidial yang mempunyai
jenis tanah berlumpur dan berlempung yang secara berkala tergenang oleh air laut.
Selain Selain itu pohon mangrove juga mempunyai beberapa kemampuan dalam
beradaptasi, diantaranya sebagai berikut11.
a. Adaptasi terhadap kadar Oksigen yang rendah
8
Ramli Utami, dkk, Ekosistem dan Sumber Daya Alam Pesisir, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), 12.
9
Dretriech G. Bengen, Ekosistem,... 30.
10
Rudi Haryanto, “Rehabilitasi Hutan Mangrove”, dalam Jurnal KARSA, Vol. XI / No. 2, Tahun 2008,
152.
11
Dretriech G. Bengen, Ekosistem,... 37-38.
Akar khas seperti cakar ayam yang dimiliki pohon mangrove yang menyebar
di permukaan substrat dan memiliki cabang akar seperti pinsil yang berfungsi
mengambil oksigen. Akar ini disebut pneumatofora. Selain itu juga ada akar
penyangga yang tumbuh dari batang pohon kemudian menembus substrat.
Akar ini mempunyai lubang-lubang kecil (lentisel) yang fungsinya sama
seperti akar cakar ayam.
b. Adaptasi terhadap kadar garam yang tinggi
Pohon mangrove mempunyai daun yang tebal dan kuat yang mempunyai
struktur stomata khusus yang berfungsi mengurangi penguapan. Pada daunnya
juga terdapat kelenjar garam yang berguna untuk mensekresi garam.
c. Adaptasi terhadap kondisi tanah yang kurang stabil dan pasang surut air.
Akarnya yang bersifat ekstensif dan berbentuk horizontal yang melebar
berfungsi memperkokoh akar, menahan sedimen dan mengambil unsur hara.
14
Badan Pusat Statistik Kabupaten Pati, Pati dalam Angka Tahun 2015, (Pati, 2016).
15
Dreitriech G. Bengen, Ekosistem,... 40.
Dukuhseti berasal dari masyarakat sekitar yang kurang sadar akan pentingnya
menjaga dan mengelola hutan mangrove baik sebagai objek wisata maupun
pelindung pantai.
2. Perencanaan kegiatan
Dalam permasalahan pengelolaan hutan Mangrove di kecamatan
Dukuhseti yang sudah dijelaskan di poin satu, maka dapat dirancang rencana
kegiatan mulai dari sosialisasi terkait pentingnya pelestarian ekosistem pesisir dan
hutan mangrove hingga perencanaan pendampingan pelatihan dalam pengelolaan
hutan Mangrove mulai dari pembibitan, penanaman hingga perawatan Mangrove.
3. Pengorganisasian kegiatan
Dalam pelaksanaan kegiatan diperlukan penjadwalan kegiatan pembagian
kelompok beserta tugasnya yang yang menempatkan masyarakat sebagai
pemimpin dan anggota kelompok, Pekerja Sosial hanya sebagai pendamping.
4. Monitoring
Pemantauan terhadap suatu kegiatan sangat diperlukan agar pelaksanaan
sesuai dengan rencana. Monitoring juga harus dilakukan oleh masyarakat itu
sendiri, Pekerja Sosial hanya sebagai fasilitator.
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk melihat apakah ada perkembangan dari kegiatan
yang sudah dilaksanakan, tujuan apa saja yang sudah tercapai, Adakah dampak
yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut terhadap kesejahteraan masyarakat seperti
meningkatnya luas hutan mangrove sehingga ekosistem pantai lebih terlindungi
serta meningkatnya sumber daya alam seperti kepiting, ikan dan kayu yang dapat
dijual atau dimanfaatkan sendiri.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan