Kenaikan produksi barang dan jasa dari satu periode ke periode lainnya sehingga negara
mengalami kenaikan GNP, membuat beberapa teori tentang pertumbuhan ekonomi lahir. Lantas,
apa saja teori-teori tentang pertumbuhan ekonomi?
1) Aliran Klasik
Adam Smith
Teori Adam Smith menyatakan bahwa suatu negara mengalami pertumbuhan ditandai dengan 2
faktor utama, yakni pertumbuhan jumlah penduduk dan peningkatan output (GNP). Asumsi
klasik menyatakan faktor alam (sumber daya alam, tenaga kerja, modal) bersifat konstan, hingga
suatu saat nanti tingkat produksi akan mencapai kondisi optimum.
David Ricardo
Teori yang dikemukakan David Ricardo mirip dengan Adam Smith, dengan asumsi faktor alam
dianggap tetap, sedangkan jumlah penduduk bertambah pesat hingga suatu saat tingkat
perkembangan ekonomi akan jadi rendah dan tidak berkembang.
Harrod-Domar
Tokoh ini berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh tingkat investasi karena
pengeluaran investasi memengaruhi permintaan dan penawaran barang dan jasa.
3) Teori Historis
Friedrich List
Menurut List, teori historis ada beberapa tingkatan yaitu masa berburu dan mengembara, masa
beternak dan bertani, masa kerajinan dan industri, serta masa industri dan perniagaan.
Karl Bucher
Bucher membagi teori historis dalam 4 tingkatan, yakni rumah tangga tertutup, rumah tangga
kota, rumah tangga bangsa, dan rumah tangga dunia.
W.W. Rostow
Rostow membagi teori historis dalam 5 tingkatan, yakni masyarakat tradisional yang masih
mementingkan diri sendiri, prasyarat lepas landas, lepas landas (take off), tingkat kematangan
(maturity), dan masa konsumsi tinggi (high consumption).
4) Teori Schumpeter
Kalau teori yang satu ini mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh para
pengusaha atau enterpreneurship. Peranan pengusaha sangat penting karena pengusaha pasti
selalu melakukan inovasi yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi.