Husain
Nim : 551418038
Dalam konservasi arsitektural terdapat nilai dan etika yang harus dijaga.
Dipaparkan dalam Conservation of Historical Buiding, konservasi harus
menyajikan dan jika memungkinkan mengembangkan pesan dan nilai
yang terkandung pada budaya terkait. Nilai-nilai yang dijaga membantu
pola sistematis untuk mengusulkan intervensi yang akan dilakukan dalam
upaya pelestarian. Nilai-nilai yang ditetapkan dalam kekayaan budaya
antara lain, a. Emotional values(kekaguman, identitas, keberlanjutan,
spritual dan simbolis), b. Cultural values(dokumentasi, sejarah, purbakala,
usia, kelangkaan, arsitektural, lensekap, ekologis, teknologi dan ilmu
pengetahuan), c. Use values(fungsional, ekonomi, sosial, politik, dan
etnis). Sehingga kematangan dalam pengolahan intervensi yang
dilakukan dalam konservasi tidak bertentangan dengan sensitivitas
budaya setempat.
Segala intervensi yang dilakukan patut (a). Bisa digantikan atau diulang,
(b). Pada akhirnya tidak menimbulkan salah perlakuan pada saat
perbaikan dikemudian hari, (c). Tidak menyembunyikan tanda dari objek,
(d). Mempertahankan material asli, (e). Menggunakan warna yang
harmonis, corak tekstur, bentuk dan ukuran, material yang mirip jika tidak
menemukan material aslinya, (f). Tidak dijadikan sebagai percobaan.
2. Sasaran Konservasi
Sasaran Konservasi
a. Mengembalikan wajah dari obyek pelestarian
b. Memanfaatkan obyek pelestarian untuk menunjang kehidupan kini
c. Mengarahkan perkembangan masa kini yang diselaraskan dengan
perencanaan masa lalu, tercermin dalam obyek pelestarian
d. Menampilkan sejarah pertumbuhan lingkungan kota, dalam wujud fisik
tiga dimensi.
a. Internal :
1. Meningkatkan kesadaran di kalangan arsitek untuk mencintai dan mau
memelihara warisan budaya berupa kawasan dan bangunan bersejarah
atau bernilai arsitektural tinggi.
2. Meningkatkan kemampuan serta penguasaan teknis terhadap jenis-
jenis tindakan pemugaran kawasan atau bangunan, terutama
teknik adaptive reuse
3. Melakukan penelitian serta dokumentasi atas kawasan atau bangunan
yang perlu dilestarikan.
b. Eksternal :
1. Memberi masukan kepada Pemda mengenai kawasan-kawasan atau
bangunan yang perlu dilestarikan dari segi arsitektur.
2. Membantu Pemda dalam menyusun Rencana Tata Ruang untuk
keperluan pengembangan kawasan yang dilindungi (Urban Design
Guidelines)
3. Membantu Pemda dalam menentukan fungsi atau penggunaan baru
bangunan-bangunan bersejarah atau bernilai arsitektural tinggi yang
fungsinya sudah tidak sesuai lagi (misalnya bekas pabrik atau gudang)
serta mengusulkan bentuk konservasi arsitekturalnya.
4. Memberikan contoh-contoh keberhasilan proyek pemugaran yang
dapat menumbuhkan keyakinan pengembang bahwa dengan
mempertahankan identitas kawasan/bangunan bersejarah,
pengembangan akan lebih memberikan daya tarik yang pada gilirannya
akan lebih mendatangkan keuntungan finansial.