Fitofarmaka Dikonversi
Fitofarmaka Dikonversi
OF PHYTOPHARMACEUTICAL
Data Penggunaan obat herbal
• Plant medicinal usage by American public increase from 3 %
(1991) to 37 % (1998)
• 70-80 % of world population relies on traditional medicine/herbal
drugs as their primary health care
• 25 % of the pharmaceuticals are based on plant-derived chemicals
• World Bank estimates the growing rate of trade in medicinal
plants, herbal drugs is between 5-15 % annually
• 40 % of the German “Rote Liste” were based on plant materials
• In 1985: from 3500 new chemical structures, 2600 came from
higher plants
• 60 % of new anticancer drugs (1983-1994) were derived from
plants
• From 90 new drugs marketed in US (1982-2002), 79 % derived
from nature.
• In 2002: one third of total 3 billion USD anti cancer drugs was from
drug derived from plants (e.g. taxanes, paclitaxel, and
camphothecin)
Pengembangan Obat Tradisional (1)
PELUANG :
• Sistem Kesehatan Nasional (SKN) mendukung pengembangan &
pemanfaatan obat tradisional yang bermutu aman, berkhasiat teruji
secara ilmiah untuk pengobatan sendiri dan dalam yankes formal
• Tersedia hasil penelitian ilmiah bahwa sediaan obat herbal
terbukti memiliki efek terapi yang efektif
• Penerimaan kalangan profesi dokter dan penggunaan obat
herbal meningkat
• Rekomendasi WHO penggunaan pengobatan tradisional,
termasuk obat herbal, dalam pemeliharaan kesehatan
• Telah tersedia Farmakope Indonesia edisi Herbal sebagai standar
mutu
PELUANG DAN TANTANGAN (2)
TANTANGAN :
• Sumber daya alam tumbuhan obat belum dikelola secara
optimal & kegiatan budidaya belum diselenggarakan secara
profesional
• Mutu herbal belum konsisten
• Suplai dan permintaan berbasis bukti ilmiah tidak seimbang
• Pembiayaan pengembangan obat tradisional terutama
penelitian masih sangat terbatas
• Upaya pengembangan obat tradisional kurang terkoordinasi
dengan baik dan belum sinergis
TUJUAN PENGEMBANGAN
OBAT
TRADISIONAL/HERBAL
Diterimanya dalam sistem pelayanan kesehatan
Berkembangnya industri obat tradisional /herbal, juga
peluang ekspor
Dapat bersaing di pasaran termasuk pasar global
Berkembangnya agro industri tanaman obat
KONDISI
DI INDONESIA(1)
9
KONDISI
DIINDONESIA(3)
KEUNGGULANPRODUK:
Keamanan, Manfaat, Mutu
Tampilan Prduk
• GMP Guidelines
• Guideline for safety data and efficacy data
requirements
• Guideline for stability study and shelf-life
• Guideline on Product Dossier Submission
• Harmonization on labeling requirements
• Post Market Alert System
Allah
Hidayah
Obat Tradisional
PhytoPharmaceuticals
STRATEGIC THINKING
1 2 3
SIMPLISIA EXTRACT ISOLATED
OR FRACTION SUBSTANCE
JAMINAN :
1. Quality ( ajeg ) Dapat diterima profesi kesehatan (apoteker &
2. Safety dokter)
3. Efficacy Masuk dalam sistem kesehatan formal
ROAD MAP (THERAPY APPROACH)
• Kalsifikasi marker :
1. Zat aktif
Merupakan senyawa kimia dengan aktivitas klinik yang
diketahui,
Contoh : epedrin pada Ephedra sinensis dan sylimarin pada
Sylibum marianum.
2. Marker aktif
Merupakan zat kimia yang mempunyai efek farmakologi, tapi
belum tentu mempunyai efikasi klinik.
Contoh : alliin pada Allium sativum, hiperisin dan hiperforin pada
St. John Wort (Hypericum perforatum)
3. Marker analisis
Merupakan zat kimia yang dipilih untuk
determinasi kuantitatif, belum tentu punya
aktivitas biologi dan efikasi klinis . selain itu,
marker ini juga berguna untuk identifikasi
positif bahan baku dan ekstrak untuk
standardisasi.
Contoh : alkilamid yang berbeda ditemukan
pada akar Echinaceae angustifolia dan E.
purpurea tetapi tidak ada pada E. pallida.
4. Marker negatif
Yaitu senyawa aktif dengan zat aktif toksik
atau allergenik.
Contoh : Asam ginkolat pada Gynko biloba
HERBAL HERBAL
SIMPLISIA
SIMPLISIA
MARKER EKSTRAKSI
AKTIF FRAKSINASI
EKSTRAKSI
FRAKSI AKTIF
EKSTRAK KERING
TERSTANDAR FORMULASI
FORMULA AKTIF
PRODUKSI
PRODUKSI
EKSTRAKSI
FRAKSINASI drugs target based Bioactivity Validation:
1. Molecular target
2. Cellular target
FRAKSI AKTIF 3. In vivo experiments
A-B-G
SIMPLISIA
MARKER
AKTIF EKSTRAKSI
FRAKSINASI
SEKTOR PERTANIAN
TANAMAN OBAT
FRAKSI AKTIF
p
E
FORMULASI PT/ M
Lembaga E
Industri
FORMULA AKTIF R
Riset I Farmasi
N
PRODUKSI T
A
H
SCIENTIST – RESEARCHER –
PROFESSION
KNOWLEDGE BASED
INDONESIAN ECONOMY
FOR NATIONAL STRATEGIC EXCELLENCE
TRADITIONAL COLLABORATION SYSTEM INDONESIAN
MEDICINAL ON PHYTOPHARMACA
PLANTS RESEARCH
AND
DEVELOPMENT
FOR EXCELLENCE NATIONAL
PHYTOPHARMACEUTICALS
PRODUCTION
PT/Lembaga Riset
RUMAH SAKIT
TANAMAN
OBAT FORMULA FITOFARMAKA
NASIONAL NASIONAL NASIONAL
Pharmaceutical
Science and Technology
Medical Science and Technology
Standardization of Raw Material
Active Extraction
Prospective Standardized HerbalMarker NAMS and / or Formulation
INFE
Substances New Investigational
Isolation and Active
Fractionation Innovation New
Bioactivity Marker development Formula
investigation Substances Entity
NPA
Investiga dosage Investi
form New
tional gational first multi
INFE New design New clinical center Phyto
clinical pharmaca
Formula and Phyto trial
trial
Entity preparation Pharmaca Application
pharmaceutic development
pre-clinical development
investigational – production
clinical development
marketing
THE UNIT PROCESS
HERBAL
SIMPLISIA
Unit for Simplisia Preparation
MARKER EKSTRAKSI
AKTIF FRAKSINASI Unit for Extraction
Unit for Fractionation
FRAKSI AKTIF
Unit for Molecular Experiment
FORMULASI
Unit for Cellular Experiment
FORMULA AKTIF Unit for Animal Experimential
EKSTRAKSI
FRAKSINASI Residu Simplisia Fraksi Heksan
MARKER
AKTIF
Fraksi Etilasetat
BIOACTIVITY TESTING
FORMULASI
FRAKSI AKTIF
FORMULASI + Stabilisator
+ Surface Active Agent
+ Solubilizer
MARKER
+ Solid Dispersion Matrixes
AKTIF
+ Drying Agent
+ Diluents
BIOACTIVITY TESTING
ajusted to certain “standard weight”
FOR SALE
Investigational New Formula Entity
SOLID SYSTEM ACTIVE FORMULA
INFE
Investigational New
Formula Entity
AMPAS 1
SARI TEBUst
Crystallization
SORBITOL ?
? 4th
KENCUR
EtOH (perkolasi)
3rd
Fractionation Esterification
ESTER
Combi-Synthesis
4th
? LIGNAN
ETIL PARAMETOKSI SINAMAT O RIMPANG KENCUR O
O OH
O O
ASAM PARAMETOKSI SINAMAT
1 SIMPLE ESTERIFICATION
O
O
2. Pelaksanaan:
• Bekerjasama dengan 20 Perguruan
Tinggi & Lembaga Penelitian khususnya
luar Jawa dan Bali
Manfaat
1. Didapatkan database tentang pengetahuan
lokal etnomedisin, ramuan OT, dan keragaman
TO
2. Diperoleh pengetahuan kearifan lokal tiap
etnik dalam menjaga kelestarian dan
memanfaatkan tumbuhan obat
3. Diperoleh ramuan potensial untuk
pengembangan/ penemuan obat
baru.
4. Data dasar penelitian lebih lanjut
5. Masukan untuk membuat kebijakan dalam
perlindungan kekayaan TO dan etnomedisin
Indonesia
Pembagian wilayah Ristoja
No Wilayah Jumlah
1 Wilayah 1: Pulau Sumatra 68 etnik
2 Wilayah 2: Pulau Kalimantan 85 etnik
3 Wilayah 3: Pulau Sulawesi 127 etnik
4 Wilayah 4: NTB, NTT, Maluku, Maluku Utara 90 etnik
5 Wilayah 5: Pulau Papua 184 etnik
Total 554 etnik
Hasil Ristoja
• Jumlah informan: 1.183 battra
• Cakupan etnis yang berhasil didatangi:
246 etnis (dari 1.068 etnis di Indonesia) atau
sekitar 20%
• Area: meliputi 182 kab dalam 26 provinsi
di luar Jawa-Bali
Nama Tumbuhan
• Nama lokal: 24.927 nama tumbuhan obat
• Dari sejumlah itu baru 6.347 spesimen yang
telah berhasil diidentifikasi Didapatkan 933
jenis tumbuhan:
– 609 teridentifikasi sampai tingkat species
– 324 teridentifikasi sampai tingkat famili
• Sisanya masih dalam proses identifikasi
• Masih ada Battra yang melarang peneliti
membawa tanaman
Ramuan hasil Ristoja
• Jumlah ramuan: 13.665 jenis ramuan
• Rata-rata tiap pengobat tradisional memiliki
11-12 ramuan
• Ada pengobat tradisional yang mempunyai
313 ramuan jamu
Ramuan yang diklaim untuk HIV
• Terdapat 23 ramuan untuk HIV dari 4 provinsi
N Provinsi Ramuan Keterangan
o
1 Bengkulu 1 Ramuan
2 NTT 15 8 diantaranya
tumbuhan tunggal
3 Kaltim 1 Tumbuhan tunggal
Yankes komplementer
Rumah Sakit
jamu
Yankes Tradisional
(non-
Kemajuan saintifikasi jamu
• Sudah dilakukan saintifikasi jamu untuk
4 (empat) ramuan jamu yaitu:
– Ramuan anti hipertensi
– Ramuan anti hiperglikemia
– Ramuan anti hiperkolesterolemia
– Ramuan anti hiperurisemia
• Disain studi: pre-post intervention dilanjutkan
dengan Randomized Contol Trial (RCT)
wothout blinding
Kemajuan saintifikasi jamu
• Hasil sementara: 2 ramuan terbukti
secara ilmiah bermanfaat jamu saintifik
yaitu:
– Ramuan anti hipertensi ringan
– Ramuan anti hiperurisemia
• Dua ramuan lain (hiperglikemia dan
hiperkholesterolemia) masih terus dilakukan
penelitian
Antrian Saintifikasi Jamu
1. Haemorrhoid
2. FAM (Fibro Adenoma Mammae)
3. Osteo-arthritis
4. Dispepsia
5. Asma
6. Urolitiasis
7. Hepato-protektor
8. Immuno-modulator
Dilanjutkan dengan ramuan hasil ristoja
Jalur ke 3: pengobatan tradisional
secara tersendiri
• Bisa dikembangkan lebih cepat bila ditemukan
“body of knowledge” yang khas Indonesia
• Sudah selesai dibuat konsep “body of
knowledge” Pengobatan Tradisional
Indonesia, sekarang dalam tahap
pembahasan oleh para akademisi, profesi
dan praktisi.
• UNAIR dan Poltekkes Solo telah
mengembangkan D-3 penyehatan tradisional
ROADMAP PENGEMBANGAN OAI
DAN PROGRAM STRATEGIS PENGAWASAN OBAT TRADISIONAL
2001 – 2004: 2005– 2009 2010 – 2014: 2015 – 2019: 2020 – 2025: