Anda di halaman 1dari 25

HUKUM PIDANA ISLAM

Rabu, 19 Desember 2018


Masih Relevankan Hukum Pidana
Islam diterapkan?

 Jawabannya: Tentu masih.


 Sebagai sistem hukum yang telah
ada sejak abad ke 7 atau 14 abad
yang lalu, kini hukum Pidana Islam
dianggap sudah ketinggalan
dibandingkan sistem hukum pidana
barat, baik continental ataupun
common law.
Anggapan ini sangat tidak adil.

 Karena pada masa lalu hukum


Islam telah menjadi pionir dalam
penerapannya dengan landasan
yang valid, alquran dan sunnah
nabi. Bukan berdasarkan dugaan-
dugaan manusia semata mengenai
hal-hal yang dirasa adil.
Alasan yang Sering Mengemuka:
 Adalah masyarakat abad 20 telah
berubah dan tentu dengan tatanan
dan kebutuhan yang berbeda
dengan masa lalu termasuk
hukumnya. Lalu klaim itu meluas
dengan mengatakan syariat Islam
tidak lagi selaras dengan kehidupan
global karena ia terlalu keras bagi
masyarakat yang menjunjung tinggi
HAM.
Disinilah letak kesalahannya:
 Hukum pencipta tidak ada bandingannya
(Syariat Islam X man made law).
 Pencipta maha mengetahui masa lalu,
sekarang dan akan datang, paling
mengerti kebutuhan, sifat, tabiat,
kecenderungan dan segala aspek pada
manusia ciptaan-Nya.
 Tuhan tidak memiliki kepentingan pada
ciptaannya.
 Manusia dalam membuat hukum
memiliki kepentingan tertentu dan
sebagai makhluk ia adalah lemah.
Kesimpulan:

 Tidak sah mengklaim bahwa syariat


Islam ketinggalan zaman dan
hukum buatan manusia lebih baik.
Karena faktor pembandingnya tidak
satu tingkatan atau tidak relevan
untuk dibandingkan. Tidak mungkin
membandingkan antara produk
hukum pencipta dengan produk
hukum dari hasil ciptaannya.
PENGERTIAN TINDAK PIDANA

 Pengertian tindak pidana


 Tindak pidana dalam hukum Islam
dikenal dengan 2 istilah:
 Jinayah
 Jarimah
 Adalah larangan-larangan hukum
yang diancam 4WI dengan
hukuman had atau ta’zir.
PENGERTIAN (1)
 Larangan-larangan hukum artinya
 melakukan perbuatan hukum yang dilarang atau tidak
melakukan perbuatan yang diperintahkan.
 Dengan kata lain, melakukan atau tidak
melakukan perbuatan yang membawa kepada
hukuman yang ditentukan oleh syariat adalah
tindak pidana.
 Dengan demikian tindak pidana mengandung arti
bahwa tiada suatu perbuatan baik secara aktif
maupun secara pasif dihitung sebagai suatu
tindak pidana kecuali hukuman yang khusus
untuk perbuatan atau tidak berbuat itu telah
ditentukan dalam syariat.
KLASIFIKASI TINDAK PIDANA

Klasifikasi tindak pidana dalam hukum


Islam dibagi atas:
 Hudud

 Qisas/ Diyat

 Ta’zir
TINDAK PIDANA HUDUD

 Adalah setiap tindak pidana yang


sanksinya ditentukan oleh al-quran
maupun hadis nabi.
HUDUD (1)
 Tindak pidana Hudud adalah kejahatan yang
paling serius dan berat dalam hukum pidana
Islam. Karena terkait erat dengan kepentingan
publik. Namun tidak berarti kejahatan hudud
tidak mempengaruhi kepentingan pribadi sama
sekali. Kejahatan hudud ini terkait dengan Hak
Allah
 Tindak pidana ini diancam dengan hukuman hadd,
yaitu hukuman yang ditentukan sebagai hak
Allah.
 Ini berarti bahwa baik kuantitas maupun kualitas
ditentukan dan ia tidak mengenal tingkatan serta harus
dilaksanakan.
Tindak pidana dalam kategori ini, di
antaranya:

 Perzinaan
 Tuduhan (palsu) berbuat zina
 Minum-minuman keras
 Murtad
 Pencurian
 Pemberontakan
 Perampokan
CONTOH KONKRIT:
 Qanun (NAD)No.12 Tahun 2003 ttg Minuman khamar
dan sejenisnya.
 Pasal 5, berbunyi; Setiap orang dilarang
mengkonsumsi minuman khamar dan sejenisnya.,
 Pasal 26, berbunyi; Setiap orang yg melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dlm pasal 5,
diancam dg ‘uqubat hudud 40 (empat puluh) kali
cambuk.,
 Dalam penjelasan pasal-pasal dinyatakan ttg yg
dimaksud dg khamar dan sejenisnya adalah minuman
yg mempunyai sifat ato kebiasaan memabukkan atas
dasar kesamaan illat (sebab), yaitu memabukkan,
sepert ; bir brendi, wiski, tuak, dsbnya.
TINDAK PIDANA QISAS/DIYAT.

 Tindak pidana dalam kategori ini


kurang serius dibanding yang
pertama (hudud), namun lebih
berat daripada ta’zir.
 Sasaran dari tindak pidana ini
adalah integritas tubuh manusia,
sengaja atau tidak sengaja. Atau
dalam hukum pidana modern
dikenal dengan kejahatan terhadap
manusia.
Tindak Pidana dalam Kategori Ini,
Meliputi:

 pembunuhan dengan sengaja


 pembunuhan menyerupai sengaja
 pembunuhan karena kealpaan
 penganiayaan
 menimbulkan luka/ sakit karena
kelalaian
TINDAK PIDANA TA’ZIR.

 Adalah setiap tindak pidana yang


tidak ditentukan sanksinya oleh al-
quran maupun hadis nabi, yang
berkaitan dengan tindak pidana
yang melanggar hak Allah dan hak
hamba.
TA’ZIR (1)
 Tindak pidana yang berkaitan dengan hak
Allah adalah
 segala sesuatu yang berkaitan dengan
kemaslahatan umum.
 Misal perampokan, pencurian, perzinaan,
pemberontakan.
 Tindak pidana yang berkaitan dengan hak
hamba adalah
 segala sesuatu yang mengancam
kemaslahatan bagi seorang manusia.
 Misal tidak membayar utang, penghinaan.
TA’ZIR (2)
 Tindak pidana ini dibedakan atas 3
bagian:
 Tindak pidana hudud atau qisas yang subhat
atau tidak memenuhi syarat namun sudah
merupakan maksiat.
 Misal percobaan pencurian, pencurian dikalangan
keluarga.
 Tindak pidana yang ditentukan oleh alquran
dan hadits namun tidak ditentukan
sanksinya.
 Misal penghinaan, saksi palsu, tidak
melaksanakan amanah.
 Tindak pidana yang ditentukan pemerintah
untuk kemaslahatan umum. Dalam hal ini
ajaran Islam dijadikan pertimbangan
penentuan kemaslahatan umum.
TA’ZIR (3)
 Landasan dan penentuan hukumnya
didasarkan pada ijma’ (konsensus)
berkaitan dengan hak negara muslim
untuk mencegah tindakan dan
menghukum semua perbuatan yang tidak
pantas, yang menyebabkan kerugian atau
kerugian fisik, sosial, politik, finansial
atau moral bagi individu atau masyarakat
secara keseluruhan.
TA’ZIR (4)
 Dalam sejarah hukum pidana Islam
tindak pidana yang diancam dengan
hudud atau qisas/diyat hampir tidak
pernah dilakukan, kecuali dalam perkara
yang sangat sedikit.
 Pada umumnya tindak pidana yang
banyak terjadi adalah yang diancam
dengan ta’zir.karena perhatian ajaran
Islam atas kemaslahatan manusia sangat
besar.
Jenis-jenis Tindak Pidana yang
Diancam Pidana Mati

 Zina
 Perampokan (Hirabah)
 Murtad
 Pemberontakan
 Pembunuhan sengaja
PROSES PENGADILAN
 Hukuman yang dijatuhkan terhadap
pelaku hanya dapat dilakukan apabila
telah memenuhi syarat-syarat yang ketat.
 Dalam kasus zina:
 Hukuman mati bagi pelaku muhsan (terikat
kawin) hanya dapat dilakukan setelah melalui
proses pembuktian yang ketat, sehingga
dimasa nabi dan sahabat penjatuhan hukuman
ini dapat dihitung dengan jari.
ALAT BUKTI ZINA
 4 orang saksi yang langsung melihat perzinaan
tersebut.
 Tentu ini tidaklah mudah, karena adanya ancaman
pidana 80 x cambuk bagi mereka penuduh zina
yang tidak terbukti.
 Pengakuan.
 Rasulullah pernah menangguhkan rajam kepada
Ma’iz sampai ia mengaku empat kali, karena rasul
meragukan kesehatan akal Ma’iz. Bahkan Ma’iz
dikembalikan kepada sukunya untuk ditanya
apakah akalnya sehat dan setelah itu baru
dirajam.
 Indikasi-indikasi tertentu, semisal kehamilan.
EKSEKUSI PIDANA MATI

 Apabila perzinaan telah terbukti


maka hakim wajib menjatuhkan
hukuman had kepada para
pelakunya.
 Teori tadakhul:
 Jika seorang pelaku zina telah berkali-
kali melakukan perzinaan kemudian
tertangkap, maka baginya cukup
dijatuhi hukuman sekali saja.
EKSEKUSI (1)
 Akan tetapi jika ia melakukan perzinaan, di
samping itu juga melakukan tindak pencurian
atau tindak pidana lainnya, maka masing-masing
kejahatan dikenakan hukuman. karena kedua
macam tindak pidana itu berbeda tujuannya,
yakni yang satu memelihara kehormatan dan
yang lain menjaga harta.
 Eksekusi dilakukan oleh pemerintah atau orang
atau badan yang diberi wewenang oleh
pemerintah
 Pelaksanaan sanksi harus terbuka dan diketahui
umum, agar hukuman tersebut berdaya preventif.

Anda mungkin juga menyukai