Anda di halaman 1dari 23

IMPLIKASI TEKNOLOGI PENDIDIKAN TERHADAP PROSES

PENDIDIKAN

A.    PENDAHULUAN

Memasuki abad Teknologi Informasi dan Komunikasi sekarang ini  sangat dirasakan
kebutuhan akan pentingnya peningkatan kualitas Pembelajaran. Melalui pemanfaatan
teknologi pendidikan kita dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, yaitu dengan cara
membuka lebar-lebar terhadap akses ilmu pengetahuan dan penyelenggaraan pendidikan
bermutu. Terutama penerapan high tech dan high touch approach. System teknologi
informasi dalam pendidikan memberi jangkauan yang luas, cepat, efektif, dan efisien
terhadap penyebarluasan informasi ke berbagai penjuru dunia. Teknologi informasi
berkembang sejalan dengan perkembangan teori komunikasi dan teknologi yang menunjang
terhadap praktek kegiatam pembelajaran. Pembelajaran berbasis multimedia seperti :
pembelajaran berbaris komputer (PBK), pembelajaran berbaris web (e-learning), merupakan
bentuk pemanfaatan TIK yang perlu dilaksanakan dalam dunia pendidikan dewasa ini.

Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan


proses pendidikan. Hal ini berarti bahwa pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung
kepada bagaimana proses pembelajaran dirancang dan dijalankan secara professional, seperti
saat ini, dengan dimanfaatkannya Teknologi Informasi dan Komuniksi, khususnya computer
dan internet dirasa sangat membantu dalam kegiatan pembelajaran.

Salah satu permasalahan pendidikan yang menjadi prioritas untuk segera dicari
pemecahannya adalah masalah kualitas pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran. Dari
berbagai kondisi dan potensi yang ada, upaya yang dapat dilakukan berkenaan dengan
peningkatan kualitas pendidikan adalah dengan mengembangkan teknologi pembelajaran
yang berorientasi pada interest peserta didik dam memfasilitasi kebutuhan akan
pengembangan kognitif, efektif dan psikomotornya.

Seiring dengan perkembangan teknologi pendidikan berikut infrastruktur


penunjangnya, upaya peningkatan mutu pendidikan di atas antara lain dapat dilakukan
melalui pemanfaatan teknologi pendidikan tersebut dalam kegiatan pembelajaran. Teknologi
pendidikan merupakan suatu system yang dapat memfasilitasi pendidik dan peserta didik
belajar lebih luas, lebih banyak dan juga bervariasi. Melalui fasilitas yang disediakan oleh
system tersebut, siswa dapat belajar mandiri, kapan dan dimana saja tanpa terbatas oleh ruang
dan waktu.bahan yang dapat mereka pelajari juga lebih bervariasi, tidak hanya dalam bentuk
sajian kata, tetapi dapat lebih kaya dengan varisi teks, visual, audio dan animasi.

Untuk itu sudah selayaknyalah pada pendidik harus mampu menciptakan kondisi
pembelajaran yang humanis, yaitu kondisi pembelajaran yang menyenangkan dengan
mengoptimalkan peran teknologi pembelajaran khususnya untuk pendidikan Islam.

B.     PEMBAHASAN
1.      Pengertian Teknologi Pendidikan

Teknologi pendidikan adalah kajian dan praktik untuk membantu proses belajar dan
meningkatkan kinerja dengan membuat, menggunakan, dan mengelola proses dan sumber
teknologi yang memadai. Istilah teknologi pendidikan sering dihubungkan dengan teori
belajar dan pembelajaran. Bila teori belajar dan pembelajaran mencakup proses dan sistem
dalam belajar dan pembelajaran, teknologi pendidikan mencakup sistem lain yang digunakan
dalam proses mengembangkan kemampuan manusia.1[1]

Teknologi pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan terpadu melibatkan orang,
prosudur, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan
masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.2[2] Educational technology is the
study and ethical practice of facilitating learning and improving performance by creating,
using, and managing appropriate technological processes and resources.3[3]
Alat-alat teknologi pendidikan dapat mengubah peranan guru. Dimana alat – alat
teknologi akan mempermudah guru dalam membantu penyampaian pesan dalam proses
pembelajaran. Namun peranan guru tidak akan dapat ditiadakan dan akan selalau diperlukan.
Mengawinkan “teknologi’ dengan “pendidikan” dapat mengejutkan profesi guru, sebab
teknologi diasosiasikan dengan mesin yang dapat menimbulkan bahaya “dehumanisasi”
pendidikan, yaitu pendidikan yang “mechanical” yang serba mesin, yang menghilangkan

3
unsur manusiawi yang selalu terdapat dalam interaksi sosial antara guru dan murid dan antara
murid dan pelajaran.
Pengalaman dengan alat teknologi pendidikan membuktikan bahawa dalam proses
belajar-mengajar guru tetap memegang peranan penting. Macam-macam teknologi
pendidikan menurut Davies ada tiga yaitu:4[4]
a.       Teknologi pendidikan satu
Teknologi pendidikan satu yaitu mengarah pada perangkat keras seperti
proyektor, laboratorium, komputer (CD ROM, LCD, TV, Video dan alat elektronik lainnya).
Teknologi mekanik ini dapat mengotomatiskan proses belajar mengajar dengan alat yang
memancarkan , memperkuat suara, mendistribusikan, merekam dan mereproduksi stimuli
material yang menjangkau pendengar/ siswa dalam jumlah yang besar. Jadi teknologi satu ini
efektif dan efisien.
b.      Teknologi pendidikan dua
Teknologi pendidikan dua mengacu pada ”perangkat lunak” yaitu menekankan
pentingnya bantuan kepada pengajaran. Terutama sekali dalam kurikulum, dalam
pengembangan instruksional, metodologi pengajaran, dan evaluasi. Jadi teknologi dua,
menyediakan keperluan bagaimana merancang yang baru atau memperbarui yang sekarang,
bermanfaat pada pengalaman belajar Mesin dan mekanisme dipandang sebagai instrumen
presentasi atau transmisi.
c.       Teknologi pendidikan tiga
Teknologi pendidikan tiga, yaitu kombinasi pendekatan dua teknologi yaitu “peragkat
keras“ dan perangkat lunak”. Teknologi pendidikan tiga, orientasi utamanya yaitu ke arah
pendekatan sistem, dan sebagai alat meningkatkan manfaat dari apa yang ada di sekitar.
Teknologi pendidikan tiga dapat dikatakan sebagai pendekatan pemecahan masalah, titik
beratnya dalam orientasi diagnostik yang menarik.
Dari ketiga macam tekonologi di atas dapat dikatakan bahwa teknologi pendidikan
dalam konteks sebenarnya adalah tidak hanya mengacu pada perangkat keras saja seperti
yang umum dijadikan sebagai persepsi yang benar, namum juga meliputi perangkat lunak dan
perpaduan keduanya perangkat keras dan lunak.
Miarso mengemukakan bahwa teknologi pendidikan dapat didefenisikan
kemampuannya dengan dua cara; Pertama dengan melakukan pengkajian empirik, dan kedua
dengan melakukan analisis konseptual5[5]. Sedangkan The National Task Force on

4
Educational Technology melaporkan hasil pengkajiannya tentang kegunaan teknologi
pendidikan sebagai berikut6[6]:
a.       Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang efesien dari cara-cara
konvensional;
b.      Mengajarkan konsep dan keterampilan penalaran pada peringkat tinggi yang sulit
dikembangkan tanpa bantuan teknologi
c.       Mengembangkan pemehaman tentang teknologi informasi serta kegunaanya bagi masyarakat
dan dunia kerja
d.      Memungkinkan guru untuk mengelola lingkungan belajar, dimana belajar dirancang untuk
memenuhi kebutuhan dan kemampuan masing-masing siswa, serta kemampuan mereka untuk
mencapai penguasaan yang dipreskripsikan
e.       Mengembangkan keterampilan dalam menggunakan komputer dan teknologi lain yang
berkaitan.
2.      Teknologi Pendidikan dalam Pembelajaran
Proses belajar mengajar itu sendiri berintikan kegiatan belajar, dalam arti proses
belajar mengajar harus mampu mengupayakan bagaimana siswa belajar. Karena inti dari
proses belajar mengajar adalah siswa belajar, maka efektivitasnya sangat bergantung pada
efektivitas siswa dalam belajar. Demikian pentingnya kegiatan belajar, sehingga Muhibbin
Syah mengemukakan bahwa tanpa belajar tak pernah ada pendidikan, karena bagian terbesar
proses pendidikan adalah diarahkan pada tercapainya proses perubahan pada diri manusia7[7].
Efektivitas proses belajar menekankan pada suatu usaha yang akan melahirkan
aktivitas belajar yang efektif. Belajar yang efektif pada hakekatnya merupakan suatu aktivitas
belajar yang optimal pada diri siswa.
Penerapan strategi belajar mengajar yang menekankan pada keefektifan siswa dalam
belajar, akan menyebabkan siswa dapat menggunakan seluruh kemanpuan dasar yang
dimilikinya untuk melakukan berbagai kegiatan belajar yang dipersyaratkan.

Pengajaran dari sudut Proses (by Procee), adalah suatu pengajaran dikategorikan
efektif jika pengajaran itu berlangsung secara interaktif yang dinamis sehingga
memungkinkan siswa dapat mengembangkan potensinya melalui kegiatan belajar
berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan pengajaran dari sudut hasil (by

7
Product), adalah suatu pengajaran dikatakan efektif jika siswa dapat mewujudkan tujuan
pengajaran baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

Mengkaji kriteria tersebut diatas, menunjukkan bahwa pengajaran yang efektif


menitikberatkan pada penciptaan aktivitas belajar siswa seoptimal mungkin. Guru harus
selalu berusah menfasilitasi atau menciptakan kondisi yang kondusif agar siswa dapat belajar
secara aktif atas kesadaran dan kemauannya sendiri.
Efektifitas pendidikan dan pengajaran sering diukur dengan tercapainya tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya. Pengertian ini mengandung pokok pikiran bahwa pendidikan
dan pengajaran haruslah8[8]:
a.    Bersistem (sistematis), yaitu penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran secara sistematis,
mulai dari tahap perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, penilaian, dan penyempurnaan.
b.   Sensitif terhadap kebutuhanakan tugas belajar dan kebutuhan pembelajaran
c.    Jelas tujuannya dan kerena itu dapat dihimpun usaha untuk mencapainya.
d.   Bertolak dari kemampuan atau kekuatan mereka yang bersangkutan yakni; peserta didik,
pendidik, masyarakat dan pemerintah.

Untuk menunjang proses pembelajaran yang efektif maka teknologi pendidikan


sangat diperlukan karena dalam prakteknya teknologi pendidikan mempunyai andil yang
besar dalam dunia pembelajaran modern, berkaitan dengan hal diatas prinsip yang melandasi
teknologi pendidikan dalam proses pembelajaran sekurang – kurangnya ada 5 yaitu9[9]:

a.       Teknologi pendidikan sebagai usaha memperoleh tingkah laku


b.      Hasil belajar siswa ditandai dengan perubahan tingkah laku secara keseluruhan
c.       Pembelajaran merupakan suatu proses
d.      Proses pembelajaran terjadi karena adanya suatu dorongan dan tujuan yang akan dicapai
e.       Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman
Dari uraian diatas maka dalam pembelajaran yang baik dalam konteks teknologi
pendidikan, media atau alat pembelajaran memiliki nilai manfaat bagi guru maupun murid
karena cukup efektif dan efisien dalam upaya pencapaian kompetensi yang diharapkan.
Media atau alat-alat pembelajaran tersebut seperti radio, televisi, laptop, internet, LCD dan
lainnya baik yang bersifat sederhana maupun modern sangat membantu keefektifan proses
pembelajaran. Pembelajaran berbasis teknologi pendidikan akan berjalan sangat efektif jika
guru menerapkan model pembelajaran berpusat pada siswa (student centered).
8

9
Dalam proses / konsep teknologi pendidikan, tugas media atau alat bukan hanya
sekedar mengkomunikasikan hubungan antara sumber (pengajar) dan sipenerima (si anak
didik), namun lebih dari itu merupakan bagian yang integral dan saling mempunyai
keterkaitan antara komponen yang satu dengan yang lainnya, saling berinteraksi dan saling
mempengaruhi.

3.      Implikasi Instruksional Teknologi Pendidikan dalam Pembelajaran

Teknologi pendidikan dalam pengajaran adalah kajian dan praktik untuk membantu
proses belajar dan meningkatkan kinerja dengan membuat, menggunakan, dan mengelola
proses dan sumber teknologi yang memadai. Para ahli teknologi pendidikan berpendapat
bahwa peranan utama teknologi pendidikan adalah untuk membantu meningkatkan efisiensi
yang menyeluruh dalam proses belajar mengajar.
Penerapan teknologi pendidikan dalam pendidikan hendaknya membuat proses
pendidikan pada umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya lebih efisien, lebih
efektive dan memberikan nilai tambah yang positif. Efektif dan efesien berarti upaya
pendidikan yang dilakukan hendaknya dapat mencapai tujuan yang telah digariskan dengan
sedikit mungkin mengeluarkan biaya, tenaga, dan waktu.10[10] Kondisi seperti tersebut di atas
dimungkinkan karena teknologi pendidikan memiliki beberapa implikasi dalam pembelajaran
diantaranya :
1.      Potensi teknologi pendidikan
Potensi sebagaimana yang dikemukakan oleh Ely dalam Sadiman sebagai berikut11[11]:
a.       Meningkatkan produktivitas pendidikan dengan jalan : 1) Mempercepat laju belajar; 2)
Membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik; dan 3) Mengurangi beban
guru dalam menyajikan informasi, sehingga guru dapat lebih banyak membina dan
mengembangkan kegairahan belajar anak. Dengan demikian guru akan lebih banyak
berfungsi sebagai manajer pembelajaran.
b.      Memberikan pendidikan yang sifatnya lebih individual dengan jalan: 1) Mengurangi kontrol
guru yang kaku dan konvensional, 2) Memberikan kesempatan anak belajar secara maksimal,
3) Dapat melayani karakteristik individu yang berbeda-beda, karena adanya berbagai pilihan
sumber belajar.

10

11
c.       Memberikan dasar yang ilmiah pada pengajaran dengan jalan: 1) Perencanaan program
pengajaran yang lebih sistimatis; dan 2) Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi
penelitian tentang prilaku manusia.
d.      Lebih memantapkan pengajaran dengan jalan: 1) Meningkatkan kemampuan guru dengan
berbagai media komunikasi, dan 2) Penyajian data informasi secara lebih kongkrit.
e.       Kemungkinan belajar secara seketika, karena dapat : 1) Mengurangi jurang pemisah antara
pelajaran di dalam dan di luar sekolah, 2) Memberikan pengetahuan langsung apa yang ada di
luar sekolah dapat dibawa masuk ke kelas.
2.      Fungsi teknologi pendidikan
Adapun beberapa fungsi teknologi pendidikan yaitu12[12] :
a.       Sebagai sarana bahan ajar yang ilmiah dan obyektif.
b.      Sebagai sarana untuk memotifasi peserta didik yang semangat belajarnya rendah.
c.       Sebagai sarana untuk membantu peserta didik mempresentasikan apa yang mereka ketahui
d.      Sebagai sarana untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran.
e.       Sebagai sarana mempermudah penyampaian materi.
f.       Sebagai sarana untuk mempermudah desain pembelajaran.
g.      Sebagai media pendukung pelajaran dengan mudah
h.      Sebagai sarana pendukung terlaksananya program pembelajaran yang sistematis
i.        Sebagai sarana meningkatkan keberhasilan pembelajaran.

3.      Manfaat Teknologi Pendidikan

Mengenai manfaat teknologi pendidikan dalam pembelajaran sangatlah banyak dan


hal ini tergantung dari siapa yang memanfaatkannya. Berikut adalah beberapa manfaat dari
teknologi pembelajaran bagi pendidik dan peserta didik:13[13]

a.      Manfaat bagi pendidik


1.      Pendidik dapat lebih memudahkan tercapainya tujuan pendidikan.
2.      Pendidik dapat mempermudah desain pembelajaran.
3.      Pendidik dapat menunjang metode pembelajaran.
4.      Pendidik dapat lebih meningkatkan efektifitas Pembelajaran.
5.      Pendidik lebih mudah menyampaikan materi pembelajaran.
6.      Pendidik dapat mengefisiensikan waktu.

12

13
7.      Dapat menjadi daya dukung pengajaran seorang pendidik.

b.      Manfaat bagi peserta didik


1.      Peserta didik dapat lebih cepat menyerap materi pelajaran yang diberikan oleh pendidik.
2.      Peserta didik menerima materi pembelajaran dengan senang.
3.      Peserta didik dapat mempresentasikan apa yang mereka ketahui.
4.      Peserta didik tidak bosan dengan cara penyampaian materi pembelajaran secara verbal.
5.      Peserta didik lebih bisa berekspresi dalam proses pembelajaran.

4.      Peran Teknologi Pendidikan Dalam Pembelajaran

Ada sejumlah peran dari memperkenalkan teknologi di bidang pendidikan. Telah ada
dampak positif dari teknologi pada pendidikan. Dengan menggunakan potensi teknologi,
kecepatan dan gaya belajar telah mengalami perubahan dan komunikasi telah menjadi lebih
mudah.

Berikut adalah beberapa peranan dari teknologi pendidikan:14[14]

a.       Salah satu peran teknologi pendidikan bagi siswa adalah bahwa hal itu membantu mereka
meningkatkan kemampuan belajar mereka. Karena itu adalah salah satu bidang yang terus
berubah.
b.      Informasi dapat digambarkan dalam berbagai cara dengan bantuan bahan studi. Pengetahuan
telah menjadi mudah diakses oleh siswa di setiap bagian dunia dengan penerapan teknologi di
bidang pendidikan. Kelas online membantu siswa untuk berinteraksi dengan siswa lain milik
aliran yang sama, tetapi terletak di tempat lain di dunia.
c.       Karena Internet adalah media utama, maka siswa tidak harus membawa ransel yang berat
penuh dengan buku. Mereka dapat berjalan dengan nyaman ke kelas di mana peralatan
tersebut sudah ditempatkan.

5.      Pengaruh Teknologi Pendidikan terhadap Proses Pembelajaran15[15]


a.       Pengaruh positif :
1.      menambah keanekaragaman pilihan sumber maupun kesempatan belajar.
2.      menambah daya tarik, minat, dan motivasi untuk belajar.

14

15
3.      menyebarkan informasi secara meluas, seragam, cepat, dan up to date.
4.      pengajaran dan proses belajar mengajar lebih efektif.
5.      mempunyai keuntungan rasio efektivitas biaya, bila dibandingkan dengan sistem tradisional.
6.      memasyarakatnya pendidikan terbuka/jarak jauh.

b.      Pengaruh negatif :


1.      kurangnya interaksi antara guru dan siswa.
2.      berubahnya peran guru dari teknik pembelajaran konvensional menjadi ICT.
3.      penyebab utama sikap malas karena kemudahan yang diberikan oleh teknologi.
4.      otomatis berpengaruh dengan jiwa konsumeris kita dan menganggap teknologi adalah
kebutuhan primer yang berpengaruh pada life style.
5.      bersikap serba instan karena teknologi menyuguhkan hal yang serba instan.
6.      sering disalah gunakan untuk melakukan kegiatan yang di anggap tak pantas di lakukan.

6.      Macam – macam perangkat teknologi pendidikan yang digunakan sebagai bahan ajar
maupun alat bantu pembelajaran diantaranya16[16]:
a.       Cash Register : alat yang digunakan sebagai informasi pembayaran.
b.      Calculator : alat yang digunakan untuk memperoleh informasi penghitungan angka.
c.       Computer : perangkat berupa hardware dan software yang digunakan untuk membantu
manusia dalam mengolah data menjadi informasi.
d.      Laptop/ Notebook : perangkat canggih yang fungsinya seperti computer.
e.       Deskbook : perangkat sejenis computer dengan bentuk yang praktis dimana CPU menyatu
dengan monitor.
f.       PDA (Personal Digital Assistant) : perangkat sejenis computer tetapi bentuknya sangat mini
sehingga dapat dimasukan saku, bahkan sekarang ada yang berfungsi sebagai telepon
genggam (PDA Phone).
g.      Kamus Elektronik : perangkat elektronik yang digunakan untuk menerjemahkan antar
bahasa.
h.      Alqur’an Digital : revolusi baru dalam dunia buku. Kitab suci Alqur’an kini tersedia dalam
bentuk digital, lengkap dengan layar yang menampilkan tulisan dan suara.

C.    PENGEMBANGAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM

16
Implikasi instruksional teknologi pendidikan dalam proses pembelajaran dalam
pendidikan Islam dapat terlihat dengan adanya beberapa program yang di kembangkan untuk
dipakai dalam keefektifan proses belajar mengajar di antaranya ; program e – learning dan
Ubiquitous computing.
1.      E - learning17[17]
 Pengertian istilah e-learning menurut buku TIK oleh Munir: Huruf e pada e-learning
berarti elektronik yang kerap disepadankan dengan kata virtual (maya) atau distance (jarak).
Dari sini kemudian muncul istilah virtual learning (pembelajaran di dunia maya) atau
distance learning (pembelajaran jarak jauh).
 Kata learning sering diartikan dengan belajar pendidikan (education) atau pelatihan
(training)
Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan media atau jasa bantuan
perangkat elektronika (network) yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar kepada
para peserta didik menggunakan media teknologi informasi berupa komputer dan jaringan
internet atau intranet. Singkat kata, e-learning adalah proses learning (pembelajaran)
menggunakan / memanfaatkan TIK sebagai tools.
Dengan e-learning, belajar dapat dilakukan di mana saja, kapan saja, melalui jalur
mana saja dan dengan kecepatan akses apapun. Dalam pembelajaran e-learning pengajar dan
peserta didik tidak perlu berada di tempat dan waktu yang sama untuk melangsungkan proses
pembelajaran, e-learning memperpendek jarak antara pengajar dan peserta didik sehingga
proses pembelajaran berlangsung secara efisien dan efektif.
Saat ini e-learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang
berbasis TIK seperti: CBT (Computer Based Training), CBI (Computer Based Instruction),
Distance Learning, Distance Education, CLE (Cybernetic Learning Environment), Desktop
Videoconferencing, ILS (Integrated Learning System), LCC (Learner-Centered Classroom),
Teleconferencing, WBT (Web-Based Training).
2.      Ubiquitous computing
Ubiquitous computing dapat didefinisikan sebagai penggunaan komputer yang
tersebar di mana user berada. Sejumlah komputer disatukan dalam suatu lingkungan dan
tersedia bagi setiap orang yang berada di lokasi tersebut. Setiap komputer dapat melakukan
pekerjaan yang dipersiapkan untuk tidak banyak melibatkan intervensi manusia atau bahkan
tanpa harus mendeteksi di mana pemakai berada.  Ide ubiquitous computing pertama kali
disampaikan oleh Mark Weiser di Laboratorium Komputer Xerox PARC, yang
17
membayangkan komputer dipasangkan di dinding, di permukaan meja, di setiap benda
sehingga seseorang dapat berkomunikasi dengan ratusan komputer pada saat yang sama.
Setiap komputer secara tersembunyi diletakkan di lingkungan dan dihubungkan secara
nirkabel.18[18]

Buxton menyatakan bahwa ubiquitous computing mempunyai karakteristik utama


yaitu19[19]:

1. Ubiquity: interaksi tidak dilakukan oleh suatu saluran melalui satu workstation. Akses
ke komputer dapat dilakukan di mana saja. Sebagai contoh, di suatu kantor ada
puluhan komputer, layar display, dan sebagainya dengan ukuran bervariasi mulai dari
tombol seukuran jam tangan, Pads sebesar notebook, sampai papan informasi sebesar
papan tulis yang semuanya terhubung ke satu jaringan. Jaringan nirkabel akan tersedia
secara luas untuk mendukung akses bergerak dan akses jarak jauh.
2. Transparency: teknologi ini tidak menganggu keberadaan pemakai, tidak terlihat dan
terintegrasi dalam suatu ekologi yang mencakup perkantoran, perumahan,
supermarket, dan sebagainya.

 Ubiquitous adalah kebalikan dari dunia realitas virtual yang menempatkan manusia
dalam dunia yang diciptakan komputer, ubiquitous computing memaksa komputer eksis di
dunia manusia. Belajar dengan Ubiquitous computing:
 Perangkat komputer baru yang kecil, portabel, mobile, dan murah, diperkirakan akan
menggantikan komputer dekstop. Dengan adanya perangkat baru ini, murid akan lebih mudah
membawa perangkat informasi personal ke lapangan untuk membantu mengerjakan tugas dan
bisa di bawa pulang, selain itu murid juga bisa meningkatkan kolaborasi dan memudahkan
penggunaan tanpa di batasi lokasi.

Hubungan antara e-learning dengan ubiquitous computing:


Seperti yang dapat kita baca di atas, baik e-learning maupun ubiquitous computing memiliki
fungsi yang mirip, yaitu: mempermudah proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari adanya
kuliah on-line (audio conferencing, video broadcasting, dan video conferencing) di mana
mahasiswa dan dosen berada di negara yang berbeda dan di benua yang berbeda, mahasiswa
tidak perlu lagi meninggalkan tanah airnya untuk mengikuti kuliah dari universitas yang
ditujunya.
18

19
D.    KESIMPULAN 

Dari uraian dalam analisa permasalahan tadi dapat disimpulkan bahwa perkembangan
Teknologi Modern atau teknologi informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari
kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life,
artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik.
Banyak yang meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes
(flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa pandang
faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. Pendidikan mendatang akan
lebih ditentukan informasi interaktif, seperti CD-ROM Multimedia, dalam pendidikan secara
bertahap menggantikan TV dan Video. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi
dalam bidang pendidikan, maka pada saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar
jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk menghubungkan antara mahasiswa
dengan dosennya, melihat nilai mahasiswa secara online, mengecek keuangan, melihat
jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen dan sebagainya, semuanya itu
sudah dapat dilakukan
Namun dari peran teknologi Modern dalam pendidikan, tidak sepenuhnya teknologi
berperan positif, tetapi ada pula pengaruh negatif dari teknologi modern yang digunakan
dalam proses pembelajaran. Untuk itu dibutuhkan tenaga pendidik yang dapat memilih dan
memilah media serta penggunaan yang selektif dalam pembelajaran. Sehingga teknologi
modern dalam proses pembelajaran dapat memberikan peran dan manfaat yang optimal demi
mencapai tujuan pendidikan dengan baik.
DAFTAR RUJUKAN

AECT, The Definition Of Educational Technology. Washington,D.C.,USA: Association for


Educational Communications and Technology,2004.
Asmani, Ma’mur, Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan. Jogjakarta : Diva
Press,2011.
http://nellahutasoit.wordpress.com/2012/04/23/peranan-teknologi-dalampendidikan-2/
http://anekamakalah.wordpress.com/category/makalah-teknologi-pendidikan/
http://ipdn-news.blogspot.com/2009/08/peranan-it-dalam-proses-pembelajaran.html
http://hendrath-jmr.blogspot.com/2009/10/kontribusi-dan-implikasi-teori-belajar.html.
http://ekanurulaisah.wordpress.com/2012/05/23/pengaruh-teknologi-di-dalam-pendidikan/
http://id.Wikipedia.Org/wiki/teknologipendidikan
http://paisnews.blogspot.com/2009/04/pentingnya-teknologi-dalam-pembelajaran.html
Salma Prawiladilaga, Dewi, Mozaik Pendidikan,Jakarta: kencana,2004.
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta. 2008.
Nasution, Teknologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara, 2008.
Sudjarwo, Teknologi Pendidikan. Surabaya : Erlangga, 1984.
http://erwiniindrioko.blogspot.co.id/

29-1-2016-10:16

Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi
yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar melakukan kegiatan
pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan
pengajaran. Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan
pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai anak didik secara tuntas. Ini merupakan
masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik
bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai
makhluk sosial dengan latar belakang yang berbeda. Paling sedikit ada tiga aspek yang
membedakan anak didik satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis, dan
biologis. Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan
bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di sekolah. Hal itu pula yang menjadikan
berat tugas guru dalam mengelola kelas dengan baik. Keluhan-keluhan guru sering terlontar
hanya karena masalah sukarnya mengelola kelas. Akibat kegagalan guru mengelola kelas,
tujuan pengajaran pun sukar untuk dicapai. Hal ini kiranya tidak perlu terjadi, karena usaha
yang dapat dilakukan masih terbuka lebar. Salah satu caranya adalah dengan meminimalkan
jumlah anak didik di kelas. Mengaplikasikan beberapa prinsip pengelolaan kelas. Kelas
adalah upaya lain yang tidak bisa diabaikkan begitu saja. Pendekatan terpilih mutlak
dilakukan guna mendukung pengelolaan kelas. Disamping itu, juga perlu memanfatkan
beberapa media pelajaran yang telah ada dan mengupayakan pengadaan media pendidikan
baru demi terwujudnya tujuan bersama.

B. Ruang Lingkup Masalah

Hal-hal yang terkait dengan Media Pembelajaran sangatlah luas. Tetapi pada makalah ini
penulis membatasi permasalahan tentang Media Pembelajaran dan merumuskan
permasalahannya, yakni tentang Pengertian Media Pembelajaran, Macam-Macam Media
Pembelajaran, dan Peran Media Pembelajaran terhadap Dunia Pendidikan.

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui definisi media pembelajarn


2. Untuk mengetahui macam-macam media pembelajaran
3. Untuk mengetahui peran media pembelajaran terhadap dunia pendidikan

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Nugraha (dalam http://yudinugraha.co.cc/, 2008) kata media berasal dari bahasa
Latin medio yang berarti antara. Selain itu, kata media merupakan bentuk jamak dari medium,
yang berarti perantara atau pengantar secara harfiah dan dapat diartikan sebagai alat
komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber kepada penerima.
Jika dihubungkan dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai alat komunikasi yang
digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dari
pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran.

AECT (dalam http://www.endonesa.wordpress.com, 1977: 162) menyebutkan sebagai


berikut.

Secara etimologi, kata media merupakan bentuk jamak dari medium, yang berasal dan
Bahasa Latin medius yang berarti tengah. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia, kata medium
dapat diartikan sebagai antara atau sedang sehingga pengertian media dapat mengarah pada
sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan)
dan penerima pesan. Media dapat diartikan sebagai suatu bentuk dan saluran yang dapat
digunakan dalam suatu proses penyajian informasi.

Berikut ini beberapa pendapat para ahli komunikasi atau ahli bahasa tentang pengertian
media yaitu:
1. Orang, material, atau kejadian yang dapat menciptakan kondisi sehingga
memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterapilan, dan sikap yang
baru, dalam pengertian meliputi buku, guru, dan lingkungan sekolah (Gerlach dan Ely
dalam Ibrahim;www.endonesa.wordpress.com).
2. Saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan antara sumber
(pemberi pesan) dengan penerima pesan (Blake dan Horalsen dalam Latuheru,
1988:11;www.endonesa.wordpress.com)
3. Komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan
kepada pembelajar bisa berupa alat, bahan, dan orang (Degeng, 1989:142 dalam
http://www.endonesa.wordpress.com)
4. Media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan
pengirim pesan kepada penerima pesan, sehingga dapat merangsang pildran, perasaan,
perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa, sehingga proses belajar
mengajar berlangsung dengan efektif dan efesien sesuai dengan yang diharapkan
(Sadiman, dkk., 2002:6 dalam http://www.endonesa.wordpress.com)
5. Alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi, yang terdiri antara
lain buku, tape-recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide, foto,
gambar, grafik, televisi, dan komputer (Gagne dan Briggs dalam Arsyad,
2002:4;www.endonesa.wordspress.com)

Sedangkan pengertian pembelajaran yaitu “sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat
untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu
peserta didik melakukan kegiatan belajar” (Isjoni, 2009:14). Pembelajaran adalah kegiatan
guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif,
yang menekankan pada penyediaan sumber belajar (Dimyati & Mudjiono dalam Sagala,
2005: http://instructionaltheorycourse.blogspot.com/). Dalam UUSPN No.20 Tahun 2003
(dalam Sagala, 2005: http://instructionaltheorycourse.blogspot.com/) menyebutkan
“pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar”. Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu
untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Surya, 2004).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah
alat, bahan, atau teknik yang digunakan untuk menyampaikan informasi agar terjadi interaksi
edukatif antara pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.

1. Fungsi Media Pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar. Menurut
Nugraha (dalam http://yudinugraha.co.cc/, 2008) ”ada dua fungsi utama media pembelajaran
yang perlu kita ketahui. Fungsi pertama media adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan
fungsi kedua adalah sebagai media sumber belajar.”

Dari kedua fungsi utama yang telah dikemukakan di atas dapat ditelaah dalam penjelasan di
bawah ini :

1. Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran

Dalam proses belajar mengajar, materi yang diberikan oleh guru atau pendidik sangat
bervariasi. Tingkat kesukaran materi yang disampaikan juga sangat bervariasi, ditambah lagi
tingkat pemahaman anak didik yang berbeda-beda. Oleh karena itu diperlukan alat bantu
berupa media. Dalam hal ini media pembelajaran berfungsi sebagai alat bantu untuk
mempercepat proses pemahaman anak didik terhadap materi yang diajarkan (Nugraha dalam
http://yudinugraha.co.cc/, 2008)

1. Media pembelajaran sebagai sumber belajar

Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam proses belajar mengajar
berupa bahan atau materi yang dapat dijadikan acuan dan media merupakan salah satu
diantaranya sumber belajar tersebut (Nugraha dalam http://yudinugraha.co.cc/, 2008)

Menurut Wayan (dalam http://ajangmulyadi.files.wordpress.com/, 2007) fungsi media dalam


proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan
perantaraan gambar, potret, slide, film, video, atau media yang lain, siswa dapat
memperoleh gambaran yang nyata tentang benda/peristiwa sejarah.
2. Mengamati benda/peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya jauh,
berbahaya, atau terlarang. Misalnya, video tentang kehidupan harimau di hutan,
keadaan dan kesibukan di pusat reaktor nuklir, dan sebagainya.
3. Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/hal-hal yang sukar diamati secara
langsung karena ukurannya yang tidak memungkinkan, baik karena terlalu besar atau
terlalu kecil. Misalnya dengan perantaraan paket siswa dapat memperoleh gambaran
yang jelas tentang bendungan dan kompleks pembangkit listrik, dengan slide dan film
siswa memperoleh gambaran tentang bakteri, amuba, dan sebaginya.
4. Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung. Misalnya,
rekaman suara denyut jantung dan sebagainya.
5. Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati secara langsung
karena sukar ditangkap. Dengan bantuan gambar, potret, slide, film atau video siswa
dapat mengamati berbagai macam serangga, burung hantu, kelelawar, dan sebagainya.
6. Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati.
Dengan slide, film, atau video siswa dapat mengamati pelangi, gunung meletus,
pertempuran, dan sebagainya.
7. Mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah rusak/sukar diawetkan. Dengan
menggunakan model/benda tiruan siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas
tentang organ-organ tubuh manusia seperti jantung, paru-paru, alat pencernaan, dan
sebagainya.
8. Dengan mudah membandingkan sesuatu. Dengan bantuan gambar, model atau foto
siswa dapat dengan mudah membandingkan dua benda yang berbeda sifat ukuran,
warna, dan sebagainya.
9. Dapat melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara lambat. Dengan
video, proses perkembangan katak dari telur sampai menjadi katak dapat diamati
hanya dalam waktu beberapa menit. Bunga dari kuncup sampai mekar yang
berlangsung beberapa hari, dengan bantuan film dapat diamati hanya dalam beberapa
detik.
10. Dapat melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung secara cepat. Dengan
bantuan film atau video, siswa dapat mengamati dengan jelas gaya lompat tinggi,
teknik loncat indah, yang disajikan secara lambat atau pada saat tertentu dihentikan.
11. Mengamati gerakan-gerakan mesin/alat yang sukar diamati secara langsung. Dengan
film atau video dapat dengan mudah siswa mengamati jalannya mesin 4 tak, 2 tak,
dan sebagainya.
12. Melihat bagian-bagian yang tersembunyi dari sutau alat. Dengan diagram, bagan,
model, siswa dapat mengamati bagian mesin yang sukar diamati secara langsung.
13. Melihat ringkasan dari suatu rangkaian pengamatan yang panjang/lama. Setelah siswa
melihat proses penggilingan tebu atau di pabrik gula, kemudian dapat mengamati
secara ringkas proses penggilingan tebu yang disajikan dengan menggunakan film
atau video (memantapkan hasil pengamatan).
14. Dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya dan mengamati suatu obyek secara
serempak. Dengan siaran radio atau televisi ratusan bahkan ribuan mahasiswa dapat
mengikuti kuliah yang disajikan seorang profesor dalam waktu yang sama.
15. Dapat belajar sesuai dengan kemampuan, minat, dan temponya masing-masing.
Dengan modul atau pengajaran berprograma, siswa dapat belajar sesuai
dengankemampuan, kesempatan, dan kecepatan masing-masing.

1. Macam-Macam Media Pembelajaran

Seels & Glasgow (dalam Arsyad, 2002:33;www.endonesa.wordpress.com) menyimpulkan


“dari segi perkembangan teknologi, media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua
kategori luas, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir”.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa pilihan media tradisional dapat dibedakan menjadi:

1. Visual diam yang diproyeksikan, misal proyeksi opaque (tak tembus pandang),
proyeksi overhead, slides, dan filmstrips.
2. Visual yang tidak diproyeksikan, misal gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram,
pemaran, papan info.
3. Penyajian multimedia, misal slide plus suara (tape), multi-image.
4. Visual dinamis yang diproyeksikan, misal film, televisi, video.
5. Cetak, misal buku teks, modul, teks terprogram, workbook, majalah ilmiah/berkala,
lembaran lepas (hand-out).
6. Permainan, misal teka-teki, simulasi, permainan papan.
7. Realia, misal model, specimen (contoh), manipulatif (peta, boneka).

Sedangkan pilihan media teknologi mutakhir dibedakan menjadi:

1. Media berbasis telekomunikasi, misal teleconference, kuliah jarak jauh.


2. Media berbasis mikroprosesor, misal computer-assistted instruction, permainan
komputer, sistem tutor intelejen, interaktif, hypermedia, dan compact (video) disc.

Rudy Bretz (1971, dalam http://alhafizh84.wordpress.com/) menggolongkan media


berdasarkan tiga unsur pokok (suara, visual dan gerak) sebagai berikut:

1. Media audio
2. Media cetak
3. Media visual diam
4. Media visual gerak
5. Media audio semi gerak
6. Media visual semi gerak
7. Media audio visual diam
8. Media audio visual gerak

Anderson (1976, dalam http://alhafizh84.wordpress.com/) menggolongkan menjadi 10 media


sebagai berikut:

1. Audio, seperti kaset audio, siaran radio, CD, telepon


2. Cetak, seperti buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
3. Audio-cetak, seperti kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
4. Proyeksi visual diam, seperti Overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide)
5. Proyeksi audio visual diam , seperti film bingkai slide bersuara
6. Visual gerak, seperti film bisu
7. Audio visual gerak, seperti film gerak bersuara, Video/VCD, Televisi
8. Obyek fisik, seperti Benda nyata, model, spesimen
9. Manusia dan lingkungan, seperti guru, pustakawan, laboran
10. Komputer, seperti CAI

Schramm (1985, dalam http://alhafizh84.wordpress.com/) menggolongkan media


berdasarkan kompleksnya suara, yaitu: media kompleks (film, TV, Video/VCD,) dan media
sederhana (slide, audio, transparansi, teks). Selain itu menggolongkan media berdasarkan
jangkauannya, yaitu media masal (liputannya luas dan serentak / radio, televisi), media
kelompok (liputannya seluas ruangan / kaset audio, video, OHP, slide, dll), media individual
(untuk perorangan / buku teks, telepon, CAI).

Henrich, dkk (dalam http://alhafizh84.wordpress.com/) menggolongkan macam-macam


media sebagai berikut:

1. Media yang tidak diproyeksikan


2. Media yang diproyeksikan
3. Media audio
4. Media video
5. Media berbasis komputer
6. Multi media kit.

Media pembelajaran merupakan komponen intruksional yang meliputi pesan, orang, dan
peralatan. Menurut Syaifulbahri Djamarah dan Aswan Zain (dalam
http://sayhusaini.blogspot.com/2009/03/macam-macam-media-pembelajaran-dan.html),
“media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau informasi pesan”. Dalam
perkembangannya media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi. Berdasarkan
perkembangan teknologi tersebut, media pembelajaran dikelompokkan kedalam empat
kelompok yaitu:

1. Media hasil teknologi cetak

Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku
dan materi visual statis terutama melalui proses percetakan mekanis atau photografis.
Kelompok media hasil teknologi cetak antara lain: teks, grafik, foto atau representasi
fotografik.

1. Media hasil teknologi audio visual


Teknologi audio visual adalah cara menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin
mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio visual. Penyajian pengajaran
secara audio visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses pembelajaran,
seperti: mesin proyektor film, tape recorder, proyektor visual yang lebar.

1. Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer

Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi


dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis micro-prosesor. Berbagai aplikasi
teknologi berbasis komputer dalampembelajaran ummumnya dikenal sebagai computer
assisted instruction. Aplikasi tersebut apabila dilihat dari cara penyajian dan tujuan yang
ingin dicapai meliputi tutorial, penyajian materi secara bertahap, drills end practice latihan
untuk membantu siswa menguasai materi yang telah dipelajari sebelumnya, permainan dan
simulasi (latihan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang baru dipelajari
dan basis data (sumber yang dapat membantu siswa menambahh informasi dan penegtahuan
sesuai dengan keinginan masing-masing ).

1. Media hasil gabungan teknologi cetak dan teknologi komputer


Teknologi gabungan adalah cara unntuk menghasilkan dan menyampaikan materi
yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan
komputer. Komputer yang memiliki kemampuan yang hebat seperti jumlah random
akses memori yang besar, hard disk yang besar, dan monitor yang beresolusi tinggi
ditambah dengan pararel (alat-alat tambahan), seperti: video disk player, perangkat
keras untuk bergabung dalam suatu jaringan dan sistem audio.

1. Pengaruh Media Pembelajaran

Secara umum pengaruh media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar yaitu :

1. Dapat meningkatkan daya pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan oleh
guru.
2. Dapat meningkatkan daya tarik siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan.
3. Dapat membantu siswa untuk lebing mengembangkan pikirannya dalam memahami
suatu hal

Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar perlu direncanakan dan
dirancang secara sistematik agar media pembelajaran itu efektif untuk digunakan dalam
proses belajar mengajar.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Media pembelajaran adalah alat, bahan, atau teknik yang digunakan untuk
menyampaikan informasi agar terjadi interaksi edukatif antara pendidik dan peserta
didik dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Media pembelajaran mempunyai 2 fungsi utama, yaitu sebagai alat bantu
pembelajaran dan sebagai media sumber belajar.
3. Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Media Audio
2. Media Visual
3. Media Audio Visual
4. Media Serbaneka, yaitu:

1. Papan tulis dan papan pajangan


2. Media tiga dimensi
3. Media teknik dramatisasi
4. Sumber belajar pada masyarakat
5. Belajar terprogram
6. Komputer

1. Pengaruh media pembelajaran dalm proses belajar mengajar diantaranya :

1. Dapat meningkatkan daya pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan oleh
guru.
2. Dapat meningkatkan daya tarik siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan.
3. Dapat membantu siswa untuk lebing mengembangkan pikirannya dalam memahami
suatu hal

B. Saran

Media pembelajaran merupakam komponen yang penting dalam proses belajar mengajar.
Oleh karena itu, pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar perlu
direncanakan dan dirancang secara sistematik agar media pembelajaran itu efektif untuk
digunakan dalam proses belajar mengajar. Selain itu, para pendidik hendaknya menggunakan
media pembelajaran yang lebih bervariasi agar memudagkan para peserta didik dalam
memahami materi pelajaran yang disampaikan.

https://fathiyahalawiyah.wordpress.com/2010/01/04/pengaruh-media-pembelajaran-terhadap-
dunia-pendidikan/

29-1-2016-10:19

Bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam penyelenggaraaan pendidikan di negara kita saat ini adalah peningkatan mutu
pendidikan, namun yang terjadi justru kemerosotan mutu pendidikan dasar, menengah,
maupun tingkat pendidikan tinggi. Hal ini berlangsung akibat penyelenggaraan pendidikan
yang lebih menitikberatkan pada aspek kuantitas dan kurang dibarengi dengan aspek
kualitasnya. Peningkatan kualitas pendidikan ditentukan oleh peningkatan proses belajar
mengajar. Dengan adanya peningkatan proses belajar mengajar dapat meningkat pula kualitas
lulusannya. Peningkatan kualitas proses pembelajaran ini akan sangat tergantung pada
pengelolaan sekolah danpengajaran/pendekatanyangditerapkanguru.

Mutu pendidikan tidak dipengaruhi oleh faktor tunggal, ada sejumlah variabel yang dianggap
saling berhubungan/ mempengaruhi. Hal ini perlu sebuah kajian yang akan mengidentifikasi
secara empirik hubungan langsung atau tidak langsung dalam suatu rangkaian dari sistem
pendidikan.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual, kepribadian, kecerdasan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak
mulia, serta kecakapan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan proses pembelajaran memiliki tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik agar mencapai atau melewati standar nasional pendidikan. Berdasarkan hal tersebut,
guru dituntut untuk memiliki kompetensi yang dapat menopang keterlaksanaan tugas
utamanya Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dengan UU Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dan dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan. Kompetensi yang harus dimiliki guru, sebagaimana ditetapkan dalam UU
No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

Menurut Sagala (2009:23), kompetensi merupakan gabungan dari kemampuan, pengetahuan,


kecakapan, sikap, sifat, pemahaman, apresiasi dan harapan yang mendasari
karakteristikseseorang.

Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara siswa dan pendidik. Siswa
adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai pencari, penerima pelajaran yang
dibutuhkannya, sedang pendidik adalah seseorang atau sekelompok orang yang berprofesi
sebagai pengolah kegiatan belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang
memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
Kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen, yaitu siswa, guru (pendidik),
tujuan pembelajaran, isi pelajaran, metode mengajar, media dan evaluasi. Sebagai salah satu
komponen dalam proses belajar mengajar (PBM), guru memiliki posisi yang menentukan
keberhasilan pembelajaran, karena fungsi utama guru ialah merancang, mengelola, dan
mengevaluasi pembelajaran Gagne (1974), dalam Degeng, (1989) mengatakan bahwa guru
bertugas mengalihkan seperangkat pengetahuan yang terorganisasikan sehingga pengetahuan
itu menjadi bagian dari sistem pengetahuan siswa.

Sejalan dengan itu pula, UU guru dan dosen pasal 6 mengamanatkan bahwa kedudukan guru
dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan
nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab. Menilik dari itu, keberadaan guru sangat menentukan
karena gurulah yang memilah dan memilih bahan pelajaran yang akan disajikankepadasiswa.

Guru hanya berpeluang untuk memanipulasi strategi atau metode pembelajaran di bawah
kendala karakteristik tujuan pembelajaran dan siswa. Hal ini diakui oleh Reigeluth,(1983)
dalam Degeng, (1989) menyatakan bahwa pada hakekatnya hanya variabel metode
pembelajaran yang berpeluang besar untuk dapat dimanipulasi oleh setiap guru dan
perancang pembelajaran. Senada dengan itu Suhardjono, (2004) mengatakan hasil belajar
siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, banyak diantara pengaruh itu diluar kendali guru.
Ketika guru melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas,pada dasarnya guru tersebut
sedang mempraktekan model pembelajaran. Dalam proses kegiatan pembelajaran seorang
guru sebelumnya pasti akan mempersiapkan lebih dahulu apa yang akan di sampaikan pada
siswa dengan menyusun persiapan mengajar atau rencana pembelajaran.
Dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar, pada umumnya guru menggunakan metode
secara sembarangan. Penggunaan metode secara sembarangan ini tidak berdasarkan pada
analisis kesesuaian antara tipe isi pelajaran dengan tipe kinerja (performansi) yang menjadi
sasaran belajar. Padahal keefektifan suatu metode pembelajaran sangat ditentukan oleh
kesesuaian antara tipe isi dengan tipe performansi. Gagne dan Briggs (1979) dalam Dahar,
(1988) mengatakan bahwa suatu prestasi belajar memerlukan kondisi belajar internal dan
kondisi belajar eksternal yang berbeda. Sejalan dengan ini, Degeng, (1989) menyatakan,
suatu metode pembelajaran seringkali hanya cocok untuk belajar tipe isi tertentu di bawah
kondisi tertentu. Hal ini berarti bahwa untuk belajar tipe isi yang lain di bawah kondisi yang
lain, diperlukan metode pembelajaran yang berbeda.
Mengajar merupakan istilah kunci yang hampir tak pernah luput dari pembahasan mengenai
pendidikan karena keeratan hubungan antara keduanya.
Metode pembelajaran dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh guru, karena keberhasilan
Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara atau metode mengajar guru. Yang
dimaksud dengan metode pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas Joice (1992) dalam
Trianto (2007). Metode pembelajaran banyak ragamnya, salah satu diantaranya adalah
metode pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning). Metode CTL ialah suatu
metode mengajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dan dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat. Dengan konsep ini hasil pembelajaran diharapkan lebih bermaknabagisiswa.

Senada dengan hal tersebut diatas (Nurhadi, dkk, 2003), mengatakan CTL merupakan suatu
konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliknya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Belajar akan lebih bermakna
jika anak “mengalami” sendiri, bukan “mengetahuinya”. Dengan metode CTL diharapkan
dapat membuka wawasan berfikir yang beragam dari seluruh siswa, sehingga mereka dapat
mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkannya dengan kehidupan nyata. Metode CTL
sebagai pilihan untuk “menghidupkan” kelas, agar siswa belajar dengan sesungguhnya
belajar (learning how to learn). Sehingga padPembelajaran kooperatif merupakan strategi
alternatif untuk mencapai tujuan yang antara lain berupaya untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam bekerja sama, berpikir kritis, dan pada saat yang sama meningkatkan prestasi
akademiknya. Disamping itu pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa memahami
konsep-konsep yang sulit dan pada saat yang bersamaan sangat berguna untuk menumbuhkan
kemauan kerja sama dan kemauan membantu teman. Pembelajaran kooperatif memiliki
dampak yang positif terhadap siswa yang rendah prestasi belajarnya karena siswa yang
rendah prestasi belajarnya dapat meningkatkan motivasi untuk belajar lebih giat lagi dan
mendapatkan materi pelajaran dalam waktu yang lebih lama (Lundgren, 1994) dalam
(Aisyah, 2000).a akhirnya diharapkan siswa tidak bosan mengikutipembelajaran dan terjadi
interaksi multi arah

https://iddang.wordpress.com/2012/11/25/pengaruh-model-pembelajaran-terhadap-mutu-
pendidikan/

29-1-2016 -10:22

Ccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccc

Anda mungkin juga menyukai