Anda di halaman 1dari 30

Sidi S.

Ali
Bab 1: Akuntansi dan Bisnis

BAB 1
AKUNTANSI DAN BISNIS

Para investor akan menginvestasikan dananya pada perusahaan (entitas)


yang memiliki prospek bisnis yang dapat menghasilkan tambahan kekayaan
investor, baik dalam bentuk penghasilan langsung berupa dividen maupun
kenaikan nilai investasi (capital gain). Investasi akan mengalir pada perusahaan
yang memiliki prospek bisnis yang dapat menghasilkan tambahan kekayaan
investor. Oleh karena itu, investor akan mengumpulkan informasi mengenai
kondisi dan prospek suatu perusahaan sebelum investasi dilakukan atau
investasi dialihkan dari suatu perusahaan ke perusahaan lain. Salah satu
informasi penting yang diperlukan investor adalah informasi keuangan
(informasi akuntansi) mengenai perusahaan dimana investor berinvestasi atau
akan berinvestasi.
Bab ini akan menjelaskan bagaimana peran akuntansi dalam bisnis.
Pembahasan dilengkapi dengan pengertian dan bidang-bidang pengetahuan
akuntansi, sejarah ringkas akuntansi, building block akuntansi serta jenis-jenis
entitas bisnis.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bab ini diharapkan para pembaca dapat memahami


dan mampu menjelaskan hal-hal berikut:
 Peran akuntansi dalam bisnis
 Apa yang dimaksud dengan akuntansi
 Dasar hukum akuntansi
 Profesi akuntansi
 Etika bisnis dan akuntansi
 Prinsip akuntansi
 Pihak-pihak yang memerlukan informasi akuntansi
 Bidang-bidang akuntansi
 Siklus kegiatan perusahaan dan peran akuntansi

1
Sidi S. Ali
Bab 1: Akuntansi dan Bisnis

AKUNTANSI DAN BISNIS

Dalam pandangan publik, akuntansi banyak memberikan kontribusi pada


entitas bisnis, namun tidak berarti bahwa di entitas non bisnis akutnansi tidak
memberikan kontribusi. Akuntansi berkontribusi pada setiap entitas, dan
kontribusi tersebut tergantung pada sifat kelolanya. Dalam entitas bisnis, aset
atau sumber daya yang dikelola manajemen berasal dari investor yang
mengharapkan hasil yang optimal untuk kesejahteraan investor tersebut. Ini
tertentu berbeda dengan entitas non bisnis. Berikut ini dijelaskan peran
akuntansi entitas bisnis.

Akuntansi dan Fungsi Manajemen


Untuk menjamin keberhasilan perusahaan, manajemen berke-wajiban
menyusun rencana kerja perusahaan (dalam praktik sering disebut dengan
rencana kerja dan anggaran perusahaan, disingkat dengan RKAP) sebelum
suatu kegiatan dilaksanakan. Perencanaan digunakan untuk mengorganisasikan
dan mengarahkan kegiatan anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan. Hasil pelaksanaan kegiatan tersebut dievaluasi tingkat capaiannya.
Evaluasi ini merupakan sarana pengendalian. Kewajiban manajemen menyusun
rencana, mengarahkan dan mengendalikan kegiatan perusahaan dalam teori
manajemen disebut dengan fungsi manajemen, yakni fungsi perencanaan,
pengorganisasian dan fungsi pengendalian. Perencanaan adalah proses
penyusunan rencana, yang berisikan penetapan tujuan yang ingin dicapai di
masa yang datang, strategi untuk mencapai tujuan tersebut, program dan
kegiatan yang akan dilakukan, alokasi sumber daya ekonomi apa yang akan
digunakan dan siapa yang harus melakukan kegiatan-kegiatan yang ditetapkan
untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Kompilasi dari semua rencana yang
disusun oleh manajemen akan bermuara pada rencana laba rugi, arus kas dan
rencana posisi keuangan. Rencana berorientasi pada masa datang. Dalam
membuat rencana, manajemen membuat ramalan-ramalan berdasarkan suatu
asumsi-asumsi dan data atau informasi yang dimiliki pada saat penyusunan
rencana. Informasi tersebut mencakup informasi masa lalu dan informasi masa
datang. Salah satu informasi penting yang digunakan dalam menyusun rencana
adalah informasi akuntansi. Akuntansi berperan menyediakan informasi
keuangan masa lalu dan masa datang. Informasi akuntansi masa lalu dihasilkan
oleh akuntansi keuangan, antara lain mengenai penjualan, biaya-biaya dalam
beberapa tahun terakhir. Tanpa informasi masa lalu, sulit bagi manajemen
membuat ramalan-ramalan yang dijadikan dasar penyusunan rencana.
Sedangkan informasi masa datang dihasilkan oleh akuntansi manajemen dalam
bentuk estimasi-estimasi kinerja keuangan dari berbagai alternatif kegiatan
atau program. Rencana dituangkan dalam bentuk kegiatan dan anggaran
(dinyatakan dalam satuan volume kegiatan, hasil dan rupiah). Anggaran

2
Sidi S. Ali
Bab 1: Akuntansi dan Bisnis

berfungsi mengkoordinasikan atau mengorganisasikan dan mengarahkan


seluruh kegiatan perusahaan pada setiap tingkat organisasi dalam mencapai
tujuan yang ditetapkan dalam anggaran.
Pelaksanaan rencana harus dikendalikan agar dapat mengarah pada
kegiatan yang telah ditetapkan, sehingga menjamin pencapaian tujuan secara
efektif dan efisien. Pengendalian dilakukan dengan mengakumulasikan semua
data tentang pelaksanaan rencana. Proses pengakumulasian data mencakup
pencatatan, pengolahan, sampai dihasilkan suatu laporan sebagai sebuah
informasi untuk manajemen. Dari laporan yang dihasilkan tersebut dilakukan
pembandingan antara realisasi dengan rencana. Dari perbandingan ini dapat
diukur seberapa besar tingkat capaian, dan penyimpangan yang terjadi. Atas
penyimpangan tersebut dilakukan analisis tentang penyebab terjadinya dan
dirumuskan alternatif tindakan perbaikan yang diperlukan. Proses pencatatan,
pengolahan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan serta analisis hasilnya
merupakan kegiatan akuntansi, sebagaimana dijelaskan dalam uraian mengenai
pengertian akuntansi pada bagian berikut.
Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa akuntansi mempu-
nyai peran yang besar dalam menyediakan data yang diperlukan untuk
perencanaan, pengorganisasian kegiatan dan pengendalian yang dilakukan oleh
manajemen. Jika akuntansi pada sebuah perusahaan tidak berjalan dengan baik,
maka tidak dapat dihasilkan informasi akuntansi yang diperlukan untuk keper-
luan fungsi-fungsi manajemen. Ini berarti bahwa manajemen mengelola perusa-
haan tanpa arah yang jelas, sehingga tingkat keberhasilan sulit dipastikan.

Akuntansi dan Pengambilan Keputusan Manajemen

Manajemen dalam menjalankan fungsnya selalu dihadapkan dengan


berbagai alternatif pengambilan keputusan yang harus dipilih. Dalam
pengambilan keputusan, manajemen perlu mempertimbangkan prinsip
rasionalitas atau cost and benefit (biaya dan manfaat). Dalam
mempertimbangkan biaya dan manfaat tersebut, diperlukan informasi yang
akurat, relevan dan tepat waktu, agar keputusan yang diambil tepat, dapat
dilaksanakan dan berhasil dengan baik serta menguntungkan perusahaan.
Salah satu informasi yang diperlukan manajemen dalam mengambil
keputusan adalah informasi akuntansi. Informasi akuntansi merupakan hasil
akhir dari proses akuntansi yang menyajikan secara kuantitatif fakta-fakta
mengenai transaksi-transaksi keuangan sebuah entitas (perusahaan), yang
mencerminkan posisi keuangan dan kinerja perusahaan. Walaupun dalam
proses pengambilan keputusan, informasi akuntansi bukan satu-satunya
informasi yang diperlukan manajemen, namun merupakan informasi pokok
dalam pengambilan keputusan. Anthony (1989) dalam bukunya Accounting

3
Sidi S. Ali
Bab 1: Akuntansi dan Bisnis

Taxes and Cases mengemukakan jenis informasi yang diperlukan manajemen


dalam pengambilan keputusan, sebagaimana terlihat dalam gambar 1-1. Dalam
gambar tersebut terlihat bahwa informasi yang diperlukan manajemen dalam
pengambilan keputusan adalah informasi kuantitatif dan informasi non
kuantitatif. Informasi kuantitatif terdiri dari informasi akuntansi dan informasi
operasi. Informasi akuntansi terdiri dari informasi akuntansi keuangan dan
informasi akuntansi manajemen. Kedua jenis informasi akuntansi ini akan
dibahas pada bagian lain dalam bab ini. Sementara informasi non akuntansi
adalah informasi kuantitatif yang tidak bersifat keuangan, misalnya jumlah
pemakaian bahan baku, jumlah jam kerja, jumlah pemakaian bahan bakar,
volume penjualan dan sebagainya. Sedangkan informasi kualitatif adalah
informasi relevan dengan keputusan yang akan diambil yang tidak dapat
dikuantitatifkan, misalnya informasi mengenai musim yang dipertimbangkan
berpengaruh pada kegiatan perusahaan. Akuntansi dalam hal ini berfungsi
menghasilkan informasi untuk pengambilan keputusan. Akuntansi
mengakumulasi transaksi yang bersifat keuangan di masa lalu, kemudian
mengolahnya menjadi informasi keuangan atau informasi akuntansi, dan
melaporkannya kepada pihak-pihak berkepentingan dengan entitas penyaji
informasi keuangan tersebut sebagai dasar oleh pihak-pihak tersebut untuk
mengambil keputusan. Informasi akuntansi mengkomunikasikan manfaat dan
biaya-biaya yang telah terjadi di masa lalu sebagai akibat keputusan yang telah
diambil dan dilaksanakan oleh manajemen. Informasi tentang kondisi masa lalu
digunakan sebagai dasar dalam menaksir manfaat dan biaya masa datang, yang
berguna dalam merumuskan keputusan yang akan diambil.

Akuntansi dan Komunikasi

Akuntansi sebagai penghasil informasi keuangan, pada hakekatnya adalah


alat komunikasi bisnis perusahaan, baik dengan pihak internal maupun ekstenal
perusahaan. Perusahaan harus mengkomunikasikan kepada pemilik modal
(investor dan kreditur, selanjutnya disebut investor) kondisi keuangan dan
pihak lain yang berkepentingan tentang nilai aset, liabilitas (kewajiban, hutang)
dan kekayaan (ekuitas) perusahaan serta jumlah laba yang diperoleh selama
satu periode pembukuan. Komunikasi tentang nilai aset, liabilitas dan ekuitas
serta jumlah laba tersebut dilakukan melalui informasi akuntansi. Informasi
akuntansi disajikan secara terstruktur berdasarkan dengan standar-standar
tersendiri, yang disebut dengan standar akuntansu sehingga dapat dipahami
oleh semua pihak yang berkepentingan (stakeholder), seperti investor, kreditur,
pemerintah dan lainnya. Dengan adanya informasi akuntansi tersebut para
pihak berkepentingan dapat menganalisis kondisi dan kinerja perusahaan, dan
memberikan penilaian terhadap prestasi manajemen.

4
Sidi S. Ali
Bab 1: Akuntansi dan Bisnis

Gambar 1-1
Jenis Informasi Yang Diperlukan
Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan

INFORMASI

INFORMASI KUALITATIF INFORMASI KUANTITATIF

INFORMASI AKUNTANSI INFORMASI NONAKUNTANSI

INFORMASI AKT. KEUANGAN INFORMASI AKT. MANAJEMEN

Sumber: Anthony (1989). Accounting Taxes and Cases. Irwin Publishing, Inc. Cincinatti.

Di samping itu komunikasi internal perusahaan tentang tingkat efisiensi


usaha juga dapat dilakukan melalui informasi akuntansi. Manajer pabrik minyak
kelapa sawit atau PKS (crude palm oil-CPO) tidak dapat mengkomunikasikan
tingkat efisiensi pabriknya dengan hanya memban-dingkan jumlah CPO yang
dihasilkan dengan jumlah TBS (Tandan Buah Segar – Kelapa Sawit) yang diolah
dan jumlah bahan bakar serta tenaga kerja dan listrik yang digunakan, karena
CPO dan TBS diukur dengan satuan berat ton, sedangkan input lainnya seperti
bahan bakar diukur dengan besaran liter, listrik dengan kwh, sedangkan tenaga
kerja diukur dengan jam atau hari kerja. Untuk mengukur efisiensi, ukuran
input yang berbeda tersebut perlu disetarakan dengan satu jenis ukuran, dalam
hal ini adalah nilai moneter (rupiah). Akuntansi mensetaralisasikan pemakaian
semua input produksi tersebut (TBS, tenaga kerja, bahan bakar dan listrik serta
input produksi lainnya) dan output (CPO) yang dihasilkan kedalam catatan
akuntansi dengan satu ukuran, yakni satuan moneter (rupiah). Dengan cara ini
manajer PKS dapat membandingkan nilai CPO yang dihasilkan dengan jumlah
input beban (TBS, bahan bakar, listrik, upah dan sebagainya). Hasil
perbandingan tersebut dinamakan efisiensi. Ukuran efisiensi adalah ukuran

5
Sidi S. Ali
Bab 1: Akuntansi dan Bisnis

kinerja yang telah diterima umum, karena dapat dengan mudah


dikomunikasikan kepada berbagai pihak dalam menilai kinerja perusahaan.

Alokasi Modal

Modal perusahaan berasal dari para pemegang saham (pemilik).


Pemegang saham (investor) menunjuk pihak lain untuk mengelola atau
mengoperasikan perusahaan, yang disebut dengan manajemen. Investor
mengharapkan dana yang ia tanamkan atau investasikan dalam perusahaan
akan memberikan hasil (yield) yang optimum, dalam bentuk deviden dan
kenaikan harga saham (capital gain) sebagai akibat dari berkembangnya
perusahaan. Manajemen sebagai pihak yang diberi kepercayaan mengelola dana
para investor harus mempertanggungjawabkannya kembali kepada investor
dalam bentuk pelaporan yang disebut dengan laporan keuangan. Laporan
keuangan merupakan informasi keuangan yang dihasilkan melalui proses
akuntansi, karena itu sering juga disebut dengan informasi akuntansi. Laporan
keuangan memberikan gambaran mengenai posisi keuangan dan kinerja
perusahaan selama periode tersentu. Laporan keuangan ini menginformasikan
apakah perusahaan memiliki posisi keuangan yang baik dan mampu
menghasilkan imbalan (kinerja) yang memuaskan atau optimum bagi
pemegang saham. Jika perusahaan mampu memberikan imbalan yang
memuaskan investor, maka para investor akan cenderung mempertahankan
modalnya diperusahaan tersebut, bahkan akan menarik investor lain untuk ikut
menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Sebaliknya jika laporan
keuangan mencerminkan posisi dan kinerja keuangan yang tidak
menggembirakan dan perusahaan tidak mampu memberikan imbalan yang
memuaskan, maka para investor akan cenderung menarik modalnya dari
perusahaan (menjual sahamnya) dan akan membeli saham perusahaan-
perusahaan lain yang dapat memberikan hasil yang optimum. Dalam kondisi ini
terjadi pengalihan atau pengalokasian modal dari satu perusahaan ke
perusahaan lain yang lebih menguntungkan. Ada peralihan modal dari
perusahaan yang tidak menguntungkan atau kurang efisien ke perusahaan yang
lebih menguntungkan dan lebih efisien akan mendorong peningkatan efisien
bisnis dalam satu negara, sehingga akan menaikan daya saing nasional.
Dalam bisnis modern, investor bukan hanya berasal dari satu negara,
tetapi melampaui batas-batas negara. Pemegang saham PT (Persero) Semen
Gersik, Tbk dan PT (Persero) Bank BNI, Tbk bukan hanya dari Indonesia, tetapi
juga pemodal dari manca negara. Kedua perusahaan negara tersebut saham-
sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek New York (New York Stock Exchange)
Amerika Serikat, disamping diperdagangkan di Bursa Efek Indonesi (BEI),
Jakarta. Apabila kinerja PT (Persero) Semen Gersik, Tbk dan PT (Persero) Bank

6
Sidi S. Ali
Bab 1: Akuntansi dan Bisnis

BNI, Tbk dapat memuaskan investor, maka para investor dari Amerika akan
membeli saham perusahaan-perusahaan tersebut. Ini berarti terjadi aliran
modal dari Amerika Serikat ke Indonesia. Hal yang sama juga terjadi pada
penyediaan dana dalam bentuk kredit dari lembaga keuangan dan perbankan.
Kreditur akan cenderung mengalokasikan atau memberikan kredit pada
perusahaan-perusahaan yang mempunyai kinerja dan prospektif yang baik,
karena kreditur menginginkan kepastian pengembalian kredit yang diberikan
berikut dengan bunganya.

AKUNTANSI DAN PEMERINTAH

Salah satu tugas pemerintah adalah mensejahterakan rakyat. Utuk itu


pemerintah harus menyelenggarakan pemerintahan dan melaksanakan
pembangunan. Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan
memerlukan pembiayaan, salah satu sumber utamanya adalah pajak yang
dipungut dari orang pribadi dan dari perusahaan. Besarnya pajak terhutang
dari wajib pajak badan (perusahaan) ditentukan oleh besarnya laba (laba fiskal)
yang diperoleh. Apabila perusahaan tidak menyusun laporan keuangan, maka
besarnya pajak terhutang tidak dapat ditentukan, dan pemasukan pajak
mengalami kendala.
Pemerintah juga harus memajukan perekonomian dengan mendorong
dunia usaha (bisnis) melalui berbagai kebijakan ekonomi dan moneter. Dalam
pengambilan kebijakan-kebijakan ekonomi tersebut, pemerintah juga
memerlukan informasi tentang kondisi keuangan dan kinerja keuangan dunai
bisnis. Informasi ini telah diperoleh pemerintah melalui informasi perpajakan,
yakni laporan keuangan yang disampaikan perusahaan pada saat melaporkan
SPT (Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang).
Sebagai institusi yang menggunakan dana masyarakat, pemeritah juga
berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan dana-dana yang diperolehnya
dalam bentuk laporan keuangan pemerintah. Laporan keuangan tersebut
dipertanggungjawaban kepada rakyat melalui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Kemampuan pemerintah menjalankan pemerintahan dan program-program
pembangunan dapat dilihat dan dinilai dari laporan keuangan pemerintah
tersebut.

PENGERTIAN AKUNTANSI

Akuntansi dapat diartikan secara sederhana sebagai usaha menghasilkan


informasi keuangan untuk mengambil keputusan. Ny. Mery seorang ibu rumah
tangga, setiap hari berbelanja, ia mencatat jumlah belanjanya dalam sebuah
buku kecil atau agenda pribadinya. Pada akhir minggu ketiga, ia menjumlahkan

7
Sidi S. Ali
Bab 1: Akuntansi dan Bisnis

semua belanja yang telah dilakukan dan membandingkannya dengan uang yang
diterima dari suaminya. Dari perhitungan tersebut Ny. Mery memperoleh
informasi tentang kondisi keuangannya, misalkan terdapat surplus atau
kelebihan dana, dimana jumlah uang yang diterima dari suaminya lebih besar
dari jumlah perbelajaan. Informasi ini sangat berguna bagi Ny. Merry dalam
mengambil keputusan. Terdapat berbagai alternatif penggunaan surplus dana,
diantaranya membeli tambahan peralatan rumah tangga, mengganti TV,
membeli perhiasan, atau melakukan investasi dalam bentuk tabungan atau
deposito, atau membeli saham di pasar modal.
Pada kondisi yang lain, Tn. Marah Denai adalah seorang bendaharawan
mesjid yang sedang membangun ruang perpustakaan. Sumber pendanaan
pembangunan perpustakaan berasal dari sumbangan para dermawan,
masyarakat atau jamaah mesjid tersebut. Oleh karena uang untuk
pembangunan perpustakaan berasal dari sumbangan masyarakat, bukan uang
pribadi Tn. Marah Denai, maka Tn. Marah Denai perlu membuat catatan-catatan
tentang jumlah uang yang diterima dan yang dibayarkan untuk pembelian
bahan-bahan dan upah serta pengeluaran lainnya. Catatan tersebut dalam
kehidupan sehari-hari disebut dengan buku kas. Untuk mendukung catatan
pembukuan yang dibuatnya, ia mengumpulkan semua bukti pengeluaran
sehubungan dengan pembangunan perpustakaan tersebut. Dari catatan
pembukuan tersebut, setiap minggu Tn. Marah Denai membuat laporan
penerimaan dan pengeluaran kas pembangunan perpustakaan untuk
dilaporkan kepada jamaah setiap hari Jum’at, sebelum Khatib menyampaikan
khotbah. Di samping melaporkan kondisi keuangan yang ada, berdasarkan data
keuangan dan kondisi pekerjaan fisik perpustakaan yang dibangun, Tn. Marah
Denai juga menyampaikan pula prakiraan jumlah dana yang diperlukan untuk
menyelesaikan pembangunan perpustakaan. Segera setelah melaporkan posisi
keuangan tersebut Tn. Denai merasa bangga dan lega karena ia telah mampu
mempertanggungjawabkan dana-dana pembangunan perpustakaan yang
dikelolanya. Perasaan bangga, lega akan terpuaskan bilamana laporan tersebut
dapat dipahami para jamaah, dan jamaah memberikan tambahan infaq, sadoqah
dan sumbangan.
Ilustrasi di atas, memperlihatkan bahwa Ny. Mery dan Tn. Marah Denai
sama-sama menyelenggarakan pencatatan atas uang yang dikelolanya. Pada
hakikatnya mereka telah menyelenggarakan akuntansi, walaupun dalam
bentuk sederhana karena belum menerapkan sistimatika dan metode-metode
yang umum digunakan di dalam akuntansi. Keduanya menyelenggarakan
akuntansi dalam kepentingan yang berbeda. Ny. Mery sebagai ibu rumah tangga
menyelenggarakan catatan akuntansi untuk kepentingan pribadinya, yakni
mengatur keuangan rumah tangganya, bukan untuk dipertanggungjawabkan
kepada pihak lain. Sedangkan Tn. Marah Denai mempergunakan catatan

8
Sidi S. Ali
Bab 1: Akuntansi dan Bisnis

akuntansi untuk dipertanggungjawabkan kepada pihak lain yang


berkepentingan, yakni para dermawan, di samping itu juga untuk tujuan
merencanakan dan mengendalikan beban-beban pembangunan di mesjid.
Perbedaan pokok yang lain adalah Ny. Mery tidak memerlukan pengumpulan
bukti, karena uang tersebut uang pribadinya yang tidak perlu
dipertanggungjawabkan kepada pihak lain, sedangkan Tn. Denai memerlukan
pengumpulan bukti untuk mendukung catatan yang ia buat, karena uang yang
dikelola Tn. Marah Denai adalah uang masyarakat yang perlu
dipertanggungjawabkan kembali kepada masyakarat. Dari ilustrasi ini terlihat
hakekat dari akuntansi dan kegunaannya, yakni suatu proses pengumpulan dan
pencatatan serta pengolahan transaksi untuk menghasilkan informasi keuangan
guna pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang
mempunyai kepentingan dengan entitas.
Untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap secara teoritik, berikut
ini akan diuraikan beberapa pengertian akuntansi menurut para ahli. Akuntansi
pertama kali didefinisikan secara resmi oleh Accounting Principle Board (APB),
yaitu suatu komite penyusun prinsip akuntansi yang dibentuk oleh American
Institute of Certified Public Accountants (AICPA) di Amerika Serikat. Definisi
tersebut dimuat di dalam Accounting Terminologi Bulletin No. 1 tahun 1959,
yang mendefinisikan “Akuntansi adalah seni mencatat dan menggolongkan dan
meringkaskan transaksi-transkasi dan kejadian-kejadian yang bersifat keuangan
dengan cara-cara tertentu dalam satuan moneter, serta menginterprestasikan
hasil-hasil proses tersebut”.
Pengertian seni dalam definisi di atas menunjukkan bahwa akuntansi
bukan sebuah ilmu pengetahuan murni (science) karena dalam proses
penalaran dan perancangan akuntansi banyak menggunakan kebijakan dan
sangat terpengaruh oleh dinamika bisnis dan teknologi informasi. Jadi seni
dalam konteks akuntansi lebih mempunyai makna bahwa akuntansi merupakan
pengetahuan terapan, yang isi dan strukturnya disesuaikan dengan kebutuhan,
kondisi dan keinginan pihak yang membutuhkan informasi akuntansi tersebut.
Selanjutnya American Accounting Associations (AAA, 1967), mendefinisikan:
“Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran dan pelaporan
informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang
jelas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut”.
Pengertian yang dikemukakan oleh AICPA dan AAA di atas menekankan
pada proses kegiatan akuntansi, yang dimulai dari proses pencatatan sampai
dengan pelaporan dan penggunaan informasi akuntansi sebagai dasar yang
digunakan untuk penilaian dan pengambilan keputusan. Pada perkembangan
selanjutnya pengertian tesebut menjadi lebih luas, karena perkembangan dunia
usaha dan kebutuhan manajemen. Pada tahun 1970, Accounting Principles
Board (APB) memberikan pengertian yang lebih luas lagi, yakni: “Akuntansi

9
Sidi S. Ali
Bab 1: Akuntansi dan Bisnis

adalah suatu aktivitas jasa yang berfungsi menghasilkan informasi kuantitatif


terutama yang bersifat keuangan dari suatu organisasi (entitas), yang berguna
untuk pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dari berbagai alternatif yang
dipilih”. Sementara itu, Warren (2005) mendefinisikan “Akuntansi adalah sistem
informasi yang memberikan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
mengenai kegiatan ekonomi perusahaan”. Selanjutnya Weygandt, et al. (2011)
mendefinisikan akuntansi sebagai sistem informasi keuangan untuk menghasil-
kan pemahaman tentang kondisi keuangan suatu entitas.
Pengertian yang diberikan oleh APB dan Warren serta Weygandt lebih
menekankan pada kegunaan informasi yang dihasilkan akuntansi. Dalam
pengertian ini akuntansi tidak saja dipandang sebagai alat pertanggungjawaban
tetapi lebih luas lagi, yakni sebagai penyedia jasa informasi yang diperlukan
oleh para pelaku ekonomi dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi.
Oleh karena itu informasi akuntansi yang dihasilkan dapat digunakan untuk
mengendalikan variabel-variable ekonomi dan sosial serta perilaku dalam satu
negara (Suwarjono, 2001). Misalnya informasi mengenai tingkat kembalian
investasi (return on investment) dapat digunakan oleh para manajemen,
pengendali moneter dan bankir untuk mengendalikan tingkat suku bunga
Kelima definisi di atas mengemukakan tiga unsur pokok yang terkandung
dalam akuntansi yakni:
1. Akuntansi merupakan suatu kegiatan yang dimulai dengan
pengindentifikasian transaksi keuangan dan melakukan pengukuran atas
transaksi tersebut.
2. Pengolahan data atau transaksi menjadi suatu informasi atau laporan, yang
disebut dengan informasi akuntansi
3. Melakukan analisis dan interprestasi terhadap laporan yang dihasilkan,
sehingga dimungkinkan diambil suatu kesimpulan dan keputusan.

Transaksi adalah kejadian-kejadian yang mempengaruhi posisi keuangan


perusahaan. Akuntansi bertugas mencatat transaksi-transaksi yang terjadi.
Sebelum pencatatan dilakukan, transaksi tersebut harus diidentifikasi, apakah
merupakan transaksi yang menyebabkan pertambahan atau pengurangan aset,
liabilitas, ekuitas, pendapatan atau beban. Oleh karena jenis transaksi dalam
perusahaan sangat beragam dan menggunakan ukuran yang beragam pula,
misalnya transaksi pemakaian bahan baku di pabrik menggunakan ukuran ton,
kubik dan sebagainya, sedangkan pemakaian bahan bakar menggunakan liter,
serta transaksi lain menggunakan ukuran yang berbeda pula, maka untuk
keperluan akuntansi semua ukuran yang berbeda tersebut disetarakan dengan
menggunakan ukuran moneter atau nilai uang. Untuk itu sebelum pencatatan
dilakukan, atas transaksi yang terjadi harus dilakukan pengukuran dengan nilai
uang. Pengukuran transaksi juga mencakup dengan nilai berapa suatu transaksi

10
Sidi S. Ali
Bab 1: Akuntansi dan Bisnis

harus dicatat. Misalnya apakah suatu aset tetap yang dibeli secara harus dicatat
dengan harga wajarnya saat diperoleh atau dengan nilai seluruh pembayaran
yang dilakukan.
Setelah transaksi diidentifikasi dan diukur, tugas akuntansi selanjutnya
adalah mencatat transaksi-transaksi tersebut kedalam buku-buku harian,
kemudian mengelompokkannya dalam akun-akun atau pos-pos yang sejenis,
yang selanjutnya diolah sedemikian rupa sehingga transaksi-transaksi tersebut
dapat diikhtisarkan dan dilaporkan dalam bentuk laporan atau informasi
akuntansi. Laporan akuntansi yang ditujukan untuk pihak di luar perusahaan
disebut dengan laporan keuangan, yang terdiri dari neraca atau laporan posisi
keuangan, laporan laba rugi atau laporan laba rugi komprehensif, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan-catatan atas laporan keuangan
(PSAK No. 1). Sedangkan informasi akuntansi untuk keperluan pihak internal
disebut dengan informasi akuntansi manajemen. Termasuk dalam informasi
akuntansi manajemen ini, antara lain adalah anggaran dan laporan pelaksanaan
anggaran atau laporan prestasi.
Laporan keuangan atau informasi akuntansi yang disajikan kepada pihak
luar yang berkepentingan dengan perusahaan (investor dan kreditur) akan
dipergunakan sebagai bahan pengambilan keputusan-keputusan ekonomi oleh
yang bersangkutan. Informasi akuntansi akan bermanfaat sebagai bahan
pengambilan keputusan, jika sebelumnya dilakukan analisis dan interprestasi.
Analisis adalah menghubungkan angka-angka dari suatu pos laporan dengan
pos lainnya atau angka dalam satu laporan dengan angka dalam laporan yang
lain atau dengan angka tahun sebelumnya, dan dapat juga dengan angka
perusahaan lain dalam industri yang sama, sehingga laporan atau informasi
tersebut lebih mempunyai arti. Misalnya angka laba kotor sebesar Rp 150
juta dihubungkan dengan angka penjualan Rp 750 juta. Ini berarti bahwa
kemampuan perusahaan menghasikan laba kotor dari penjualan yang
dilakukannya pada periode bersangkutan adalah 20% (Rp 150 juta : Rp 750
juta). Apabila dengan cara yang sama dilakukan terhadap laporan tahun lalu,
memperlihatkan angka sebesar 25%. Dengan membandingkan kedua angka
persentase ini dapat disimpulkan, bahwa tingkat efisiensi perusahaan tahun ini
menurun dibanding dengan tahun lalu. Berdasarkan angka-angka tersebut
pengambil keputusan melakukan interpretasi terhadap kemungkinan yang akan
terjadi di masa datang, sehingga dapat dirumuskan suatu alternatif keputusan
yang terbaik guna mengatasi kondisi yang terjadi dan yang akan terjadi di masa
datang. Bagi manajemen perusahaan, keputusan yang perlu mereka ambil
adalah agar penurunan efisiensi tidak terus berlanjut dan berupaya agar tingkat
efisiensi paling tidak kembali kepada keadaan semula.

11
Sidi S. Ali
Bab 1: Akuntansi dan Bisnis

DASAR HUKUM AKUNTANSI

Kewajiban melakukan pencatatan atas aset yang diterima dari seseorang


untuk dikelola dijelaskan dalam Alquran, Surat Albaqarah (282). Ayat ini
menjelaskan setiap orang yang menerima uang/pinjaman/melakukan utang
piutang denga pihak lain haruslah mencatatnya, dan pencatatan tersebut harus
disaksikan oleh dua orang laki-laki. Entitas bisnis yang diwakili oleh
manajemen adalah pihak yang merima uang (pinjaman) dari investor untuk
dikelola, dan uang mana akan ditarik kembali oleh investor jika ia melepaskan
kepemilikannya. Dalam hal ini manajemen harus mencatat bahwa ia menerima
uang dari investor. Sebagai pihak yang diberi amanah mengelola (dalam teori
agency disebut dengan agen) uang investor, manajemen harus membuat
pencatatan atas transaksi yang terjadi didalam entitas yang berdampak pada
hak kekayaan investor dalam entitas, dan melaporkannya sebagai sarana
pertanggung jawaban kepada investor. Pencatatan dan pelaporan yang
berkaitan dengan sumber daya ekonomi seperti uang, inilah yang disebut
dengan akuntansi.

PROFESI AKUNTANSI

Akuntansi menyediakan profesi tersendiri, yang terdiri dari akuntan


publik, akuntan manajemen, akuntan pajak dan akuntan pemerintah. Akuntan
publik adalah suatu profesi akuntan yang berperan memberikan jasa
profesional akuntan dibidang auditing (pemeriksaan laporan keuangan,
pemeriksaan kinerja, pemeriksaan kepatuhan, pemeriksaan investigasi),
konsultasi manajemen dan akuntansi, dan jasa akuntan lainnya yang diatur
dalam standar profesional akuntan publik (SPAP). Seorang akuntan dapat
menjalankan profesi akuntan publik harus memenuhi persyaratan tertentu,
antara lain menjadi anggota Institur Akuntan Publik Indonesia (IAPI), memiliki
nomor Register Negara Akuntan, telah lulus ujian sertifikasi akuntan publik
(Certified Public Accountant - CPA), dan memperoleh ijin menjalankan praktek
akuntan publik dari Menteri Keuangan Republik Indonesia.
Sedangkan akuntan manajemen, adalah akuntan yang bekerja pada
perusahaan, yang berfungsi menyediakan informasi akuntansi, baik akuntansi
keuangan maupun akuntansi manajemen atau menduduk jabatan sebagai
controller. Untuk menjadi akuntan manajemen profesional, seorang akuntan
harus mendapatkan sertifikasi akuntan manajemen melalui CMA (Certified
Management Accountant) di Indonesia disebut CPMA (Certified Profesional
Management Accountant). Sementara itu akuntan pajak (tax accountant) adalah
akuntan yang ahli dalam bidang perpajakan, dan bekerja di Direktorat Jenderal
Pajak atau diperusahaan sebagai perencana dan pengendali perpajakan

12
Sidi S. Ali
Bab 1: Akuntansi dan Bisnis

perusahaan. Sedangkan itu, akuntan pemerintah (sekarang lebih dikenal dengan


akuntan sektor publik) adalah akuntan yang bekerja dilembaga-lembaga
pemerintahan, yang berfungsi sebagai penyelenggara akuntansi pemerintah
dan sebagai auditor pemerintah yang berada pada lembaga-lembaga audit atau
pengawasan. Lembaga audit pemerintah, terdiri dari Inspektorat Jenderal
(Itjen) yang ada disetiap Departemen, Inspektorat Propinsi dan Inspektorat
Kabupaten/Kota, BPKP (Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan), dan
BPK (Badan Pemeriksa Keuangan). Saat ini di Indonesia belum ada sertifikasi
akuntan sektor publik.

ETIKA BISNIS DAN AKUNTANSI

Bisnis indentik dengan mencari keuntungan. Namun menjalankan suatu


bisnis tidak berarti mencari keuntungan semata dengan maksimum, tanpa
memperhatikan hak-hak orang lain sebagai konsumen. Seorang teknisi mesin
yang diberi penugasan untuk memperbaiki sebuah mesin yang rusak dapat saja
merekomendasikan penggantian suatu suku cadang yang seharusnya tidak
perlu diganti karena masih dapat digunakan. Namun dengan penggantian
tersebut, teknisi yang bersangkutan akan memperoleh tambahan upah, atau
mungkin juga tambahan keuntungan karena mendapat komisi penjualan suku
cadang. Di sisi lain, seorang sale promotion sebuah perusahaan menawarkan
suatu produk dengan penuh keunggulan, termasuk pelayanan purna jual yang
prima, namun pada saat ada komplain dari pelanggan, perusahaan tersebut
tidak mampu memenuhi janji-janji yang disampaikan salesman saat jual beli.
Pada perusahaan farmasi hal ini mungkin dapat juga terjadi dengan
menawarkan obat dengan komposisi tertentu, ternyata setelah diuji di
laboratorium komposisi tersebut tidak terpenuhi. Kondisi-kondisi di atas
merupakan praktik-praktik tidak etis dalam bisnis. Meningkatkan keuntungan
atau laba dalam bisnis bukan dengan cara merugikan pelanggan, tetapi
meningkatkan efisiensi atau value pelanggan sehingga pelanggan bersedia
memberikan premium price.
Dalam bisnis modern, kemampuan perusahaan mempertahankan etika
merupakan prasyarat untuk ikut bersaing dalam pasar nasional, regional dan
global. Perusahaan-perusahaan yang memiliki etika bisnis lah yang mendapat
kesetiaan pelanggan, sehingga eksistensi perusahaan dapat dipertahankan.
Sebaliknya perusahaan yang tidak mampu mempertahankan etika akan
ditinggalkan pelanggannya. Etika merupakan prinsip moral yang menjadi
pedoman dalam berprilaku. Ukuran yang mudah digunakan untuk menilai
beretika atau tidaknya seseorang adalah, bila tindakan yang dilakukannya tidak
merugikan atau menyusahkan orang lain, merupakan indikasi bahwa seseorang

13
Sidi S. Ali
Bab 1: Akuntansi dan Bisnis

tersebut memiliki etika. Etika tidak seluruhnya dapat dilihat, seperti kejujuran
seseorang dalam melaksanakan profesi atau pekerjaannya. Oleh karena itu
setiap orang diharapkan untuk menjunjung tinggi etika.
Dalam profesi akuntansi etika juga menjadi tonggak kepercayaan
masyarakat terhadap profesi akuntansi. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
mengeluarkan Kode Etik Akuntan yang menjadi pedoman bagi setiap akuntan
anggota IAI dalam menjalankan profesinya sebagai akuntan. Salah satu prinsip
etik yang dikeluarkan oleh IAI adalah sikap independensi, yang berarti bahwa
akuntan dimana pun profesinya harus menjalankan sikap yang tidak
terpengaruh oleh pihak manapun dalam menjalankan tugasnya. Bila seorang
akuntan tidak independen, maka ada pihak yang berkepentingan dengan hasil
kerja akuntan tersebut akan dirugikan, karena hasil kerja akuntan bukan hanya
dikonsumsi oleh manajemen perusahaan, tetapi juga oleh investor, calon
investor, kreditur dan calon kreditur. Jika ini terjadi, maka masyarakat tidak
akan percaya pada profesi akuntan. Khusus untuk akuntan publik disamping
harus mematuhi kode etik akuntan yang dikeluarkan oleh IAI juga harus
mematui etika profesi yang dikeluarkan oleh IAPI.
Warren (2005) mengemukakan tiga prinsip etika yang dapat dijadikan
pedoman dalam berperilaku etis, yaitu:
1. Hindari pelanggaran etika yang kecil-kecil. Pelanggaran etika yang kecil-kecil
tampaknya tidak berbahaya, namun hal itu dapat mendorong kita pada
kondisi yang berbahaya pada suatu waktu karena kemungkinan akan
melakukan pelanggaran etika yang lebih besar.
2. Pusat perhatian pada reputasi jangka panjang. Dilema etika umumnya terjadi
jangka pendek, disaat kita dihadapkan pada kondisi, dimana jika kita tidak
melakukannya kita “terancam”, misalnya kehilangan jabatan, dikucilkan dan
sebagainya. Akan tetapi bila kita ikut dalam kondisi ini, berarti kita
mengorbankan reputasi jangka panjang. Oleh karena itu, bila menghadapi
tekanan etika, alihkan perhatian pada reputasi jangka panjang, reputasi
jangka panjang jauh lebih berharga dari mengorbankan etika sekarang.
3. Bersiaplah menghadapi konsekuensi yang kurang baik bagi diri anda bila
berpegang pada perilaku etis. Dalam organisasi yang etikanya lemah, manajer
yang tidak mampu mendukung manajemen yang bertindak tidak etis, maka
manajer tersebut akan menghadapi berbagai dilema, antara lain kontiniutas
karir, kehilangan pekerjaan dan lainnya. Karena itu, bersiaplah menghadapi
kondisi demikian. Jika anda siap, maka tekanan tersebut akan dapat diatasi,
dan dikemudian hari anda menjadi pemenang.

14
Sidi S. Ali
Bab 1: Akuntansi dan Bisnis

PRINSIP AKUNTANSI

Informasi akuntansi yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan


digunakan sebagai alat pertanggungjawaban manajemen kepada pihak-pihak
yang berkepentingan atau di luar perusahaan. Manajemen pada dasarnya
memiliki kebebasan dalam menyusun laporan keuangan, karena mereka
memiliki akses langsung dengan proses penyusunan laporan keuangan, dan
membuat kebijakan-kebijakan akuntansi yang akan diterapkan dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Untuk memberikan jaminan, agar
laporan keuangan yang disusun tidak menyesatkan dan dapat dipahami serta
digunakan oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan perusahaan,
maka dalam penyusunan laporan keuangan, manajemen harus tunduk pada
Prinsip-prinsip Akuntansi (SA) yang berlaku di suatu negara. Penerapan SA
dalam penyusunan laporan keuangan menjadikan laporan keuangan tersebut
dapat dipercaya, tidak menyesatkan sehingga diandalkan dalam pengambilan
keputusan, dan dapat dibandingkan dan memberikan makna informasi yang
sama di antara para pemakai, sehingga tidak menimbulkan penafsiran berbeda
dengan maksud penyusunnya. Perbandingan laporan keuangan dapat dilakukan
antar periode untuk melihat perkembangan perusahaan maupun dengan
perusahaan sejenis untuk melihat posisi perusahaan dalam industri.
Prinsip akuntansi dikembangkan dari praktik akuntansi sehari-hari
melalui suatu penelitian oleh satu badan yang diberi otoritas untuk itu. Di
Amerika Serikat, badan ini adalah FASB (Financial Accounting Standards Board),
di Indonesia adalah Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK), suatu
organisasi yang berada di bawah Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), sedangkan
untuk keperluan internasional disusun oleh International Accounting Standard
Board (IASB). Prinsip-prinsip akuntansi yang telah diatur secara tertulis dan
disepakati menjadi suatu konvensi, dan merupakan suatu standar akuntansi, di
Indonesia disebut dengan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan),
sedangkan pada IASB disebut dengan IFRS (International Financial Reporting
Standar). Standar ini menjadi pedoman dalam penyusunan dan penyajian
laporan keuangan. Pengembangan standar akuntansi mempunyai dampak
terhadap perusahaan, misalnya PSAK No. 24 tentang pengakuan beban manfaat
karyawan, yang mengharuskan perusahaan mengakui kompensasi karyawan
pasca purna karya (pensiun), sehingga beban perushaaan menjadi lebih besar
karena mengakui sekarang beban-beban karyawan masa datang. Oleh karena
besarnya pengaruh standar akuntansi terhadap perusahaan, maka proses
penyusunannya melalui suatu mekanisme tertentu yang sangat ketat dengan
melibatkan dunia usaha dan badan-badan pengatur pasar modal, seperti
Security Exchange Commission (SEC) di Amerika Serikat dan OJK-Pasar Modal),

15
Sidi S. Ali
Bab 1: Akuntansi dan Bisnis

bank dan lembaga keuangan, dan badan-badan lain yang berkepentingan,


karena itu membutuhkan waktu yang cukup lama.
Prinsip akuntansi, didasarkan atas dua konsep dasar yang sangat penting,
yakni konsep entitas usaha (entity concept) dan konsep biaya (cost concept).

Entity concept
Pada konsep ini suatu perusahaan atau organisasi dipandang berdiri sendiri
terpisah dari pemilik dan kreditur lain yang memberikan dana, sehingga data
keuangan dapat disiapkan untuk perusahaan tersebut sebagai suatu entitas
yang berdiri sendiri. Transaksi yang berhubungan dengan pemilik dan kreditur
harus diperlakukan sebagai transaksi bisnis, dengan kata lain, setiap sumber
dana yang diperoleh dari pemilik dan kreditur, dan sebaliknya yang dibayarkan
kepada pemilik dan kreditur harus dicatat sebagai penambah atau pengurang
hak-hak mereka di dalam perusahaan. Akuntan manajemen yang bekerja dalam
perusahaan perseorangan hanya bertanggungjawab melakukan pencatatan atas
transaksi perusahaan, bukan transaksi pemilik perusahaan secara individual.

Cost concept
Konsep ini, menghendaki semua transaksi harus dicatat sebesar harga
pertukarannya, yang merupakan harga riel yang terbentuk dalam suatu tawar
menawar, atau sering juga disebut harga yang terjadi dari transaksi yang
independen (arm’s length transaction). Dalam teori ekonomi transaksi
terbentuk akibat pertemuan permintaan dan penawaran, atau keseimbangan
harga. Suatu mesin yang ditawarkan penjual seharga Rp 2.500.000 kemudian
ditawar oleh pembeli dan disepakati harga jual belinya Rp 2.250.000, maka
mesin ini dicatat dengan harga Rp 2.250.000. Bila harga pasar umum mesin
tersebut setelah dibeli adalah Rp 3.000.000 maka mesin tersebut tetap dicatat
dengan nilai Rp 2.250.000 bukan Rp 3.000.000 karena harga yang timbul dalam
pertukaran adalah Rp 2.250.000. Konsep beban (cost concept) ini juga
melibatkan konsep objektivitas (objectivity concept), dimana konsep
objektivitas ini menghendaki bahwa laporan keuangan harus dapat dibuktikan,
karena itu setiap transaksi harus didasarkan pada bukti yang objektif. Harga
pertukaran merupakan bukti yang objektif, dan harga terbaik antara penjual
dan pembeli.

Fair valueConcept
Pengguna laporan keuangan memerlukan informasi relevan dalam pengambilan
keputusan, salah satunya adalah informasi mengenai nilai kekayaan
perusahaan. Oleh karena itu standar akuntansi menghendaki agar aset dan
liabilitas disajikan dalam laporan keuangan dengan nilai wajar (fair value).
Dengan penerapan nilai wajar, maka setiap periode pelaporan pengguna

16
Sidi S. Ali
Bab 1: Akuntansi dan Bisnis

laporan (investor dan kreditur) dapat menilai kondisi keuangan perusahaan,


dan kondisi tersebut mendekati fakta yang sesungguhnya karena menerapkan
fair value dalam penilaian aset dan liabilitas.

PIHAK YANG MEMERLUKAN INFORMASI AKUNTANSI

Dalam uraian-uraian di muka telah dijelaskan bahwa informasi akuntansi


digunakan untuk pengambilan keputusan, perencanaan dan pengendalian tidak
hanya oleh manajemen perusahaan tetapi juga oleh pihak yang mempunyai
kepentingan dengan perusahaan. Pihak lain yang berkepentingan adalah pihak
yang mempunyai ikatan keuangan atau bisnis dengan perusahaan, antara lain
adalah pemilik (pemegang saham atau investor pada perseroan terbatas),
kreditur, dan bank serta pemerintah. Pada bagian berikut dijelaskan pihak-
pihak yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan dan keterkaitannya
dengan informasi akuntansi.

Pemilik (investor)
Para pemilik atau pemegang saham berkepentingan untuk mengetahui sampai
seberapa besar perusahaan mampu menghasilkan laba atas modal yang
ditanamkan di perusahaan, serta perkembangan atau perubahan dari aset,
liabilitas dan modal perusahaan yang menjadi milik mereka. Informasi ini hanya
dapat diperoleh melalui informasi akuntansi yang dihasilkan oleh perusahaan
yang bersangkutan. Informasi ini dapat digunakan oleh pemilik untuk
mengambil keputusan mengenai tetap atau tidaknya mereka mempertahankan
pemilikannya di dalam perusahaan.

Calon investor
Calon pemilik atau investor berkepentingan terhadap informasi akuntansi
perusahaan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan
memberikan hasil (pengembalian modal – return on equity) pada investor atau
apakah aset yang akan diinvestasikan pada perusahaan tersebut dapat
menghasilkan imbalan keuangan yang lebih besar dibandingkan jika
diinvestasikan pada perusahaan lain atau didepositokan. Informasi yang
diperoleh dapat dijadikan keputusan apakah akan melakukan investasi pada
perusahaan tersebut atau tidak.

Kreditur dan calon kreditur


Kreditur atau calon kreditur berkepentingan agar pinjaman yang telah
diberikan atau yang akan diberikan kepada perusahaan dapat dikembalikan
sesuai dengan rencana, serta mampu memenuhi kewajiban pembayaran bunga

17
Sidi S. Ali
Bab 1: Akuntansi dan Bisnis

tepat pada waktunya, dan untuk menilai berapa besarnya risiko yang mungkin
timbul. Informasi ini hanya dapat diperoleh melalui informasi akuntansi yang
dihasilkan oleh perusahaan bersangkutan.

Pemerintah
Pemerintah berkepentingan terhadap informasi akuntansi terutama untuk
tujuan perumuskan kebijakan keuangan, suku bunga, fiskal dan perencanaan
pembangunan ekonomi, khususnya pembangunan dunia usaha termasuk
perusahaan kecil menengah, dan untuk menetapkan berapa besarnya pajak
terhutang, baik pajak penghasilan, maupun pajak pertambahan nilai dan pajak
lainnya. Di samping itu juga menilai seberapa jauh perusahaan telah mematuhi
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, terutama yang
menyangkut penggunaan dana yang bersumber dari bantuan pemerintah.

Karyawan (Serikat Pekerja)


Para karyawan (serikat pekerja) berkepentingan tehadap informasi akuntansi,
untuk mengetahui berapa besar prestasi yang telah mereka capai dan apakah
balas jasa yang mereka terima dari perusahaan sudah layak dibanding dengan
prestasi yang mereka capai.

Manajemen
Bagi manajemen informasi akuntansi terutama berguna sebagai alat
pertanggung-jawaban kepada pemilik (pemegang saham) dan kreditur atau
bank atas pengeleolaan perusahaan. Di saimping itu juga berguna untuk
menilai prestasi yang telah dicapai dan sebagai dasar untuk membuat
perencanaan, pengorganisasian kegiatan serta sebagai alat pengendalian.

BIDANG-BIDANG AKUNTANSI

Akuntansi terdiri dari berbagai bidang yang tercakup dalam pengertian


akuntansi di atas. Berikut ini dijelaskan bidang-bidang akuntansi tersebut yang
dikaitkan dengan manfaatnya dalam organisasi bisnis.

Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)


Bidang ini mencakup akuntansi untuk suatu entitas dan berhubungan dengan
penyusunan laporan keuangan terutama ditujukan untuk pihak-pihak di luar
perusahaan yang memiliki kepentingan. Laporan yang dihasilkan bersifat
umum dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi atau standar
akuntansi yang berlaku umum. Di Indonesia adalah Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

18
Sidi S. Ali
Bab 1: Akuntansi dan Bisnis

Auditing
Bidang akuntansi ini berhubungan dengan pemeriksaan secara bebas
(independent audit) terhadap asersi manajemen. Tujuan utama diadakannya
audit adalah agar asersi yang disajikan manajemen dapat dijamin kelayakan
atau kewajarannya. Audit terbagi atas tiga jenis, yakni audit laporan keuangan,
audit ketaatan dan audit operasional. Audit atas laporan keuangan bertujuan
untuk menilai kewajaran laporan keuangan yang disajikan manajemen. Ukuran
yang digunakan untuk menilai wajar tidaknya laporan keuangan adalah prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Audit ketaatan adalah audit yang bertujuan
untuk menilai tingkat kepatuhan suatu organisasi terhadap perjanjian, sistem
dan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan audit operasional
adalah audit yang bertujuan untuk menilai tingkat efektivitas dan efisiensi suatu
organisasi (perusahaan).
Audit dilakukan oleh akuntan independen, dalam hal ini adalah Kantor
Akuntan Publik (KAP), yaitu suatu lembaga auditor independen yang dijalankan
oleh akuntan publik, yang mendapat izin dari Menteri Keuangan. Sedangkan
audit terhadap laporan keuangan instansi pemerintah dilakukan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK).

Akuntansi Manajemen (Management Accounting)


Titik sentral dalam bidang akuntansi manajemen ini adalah informasi untuk
pihak-pihak di dalam perusahaan, yakni untuk para manajer dalam berbagai
tingkatan. Beberapa kegunaan dari akuntansi manajemen, adalah untuk
perencanaan, pengendalian kegiatan perusahaan, memonitor arus kas dan
menilai berbagai alternatif dalam pengembilan keputusan seperti penetapan
metode produksi dan harga jual serta keputusan investasi penanaman modal,
menerima atau menolak suatu pesanan, pengendalian kinerja manajer lini dan
sebagainya.

Akuntansi Biaya (Cost Accounting)


Bidang akuntansi ini menekankan pada penentuan harga pokok produk dan
pengendalian biaya. Akuntansi biaya terutama berhubungan dengan biaya
produksi suatu barang dan jasa. Salah satu fungsi utama akuntansi biaya adalah
mengumpulkan dan menganalisis data biaya yang telah terjadi untuk digunakan
manajemen dalam penentuan harga pokok produk yang dihasilkan dan sebagai
alat pengawasan atas kegiatan yang telah dilakukan.

Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting)


Bidang akuntansi ini berhubungan dengan masalah perpajakan, terutama dalam
mendesain laporan keuangan untuk tujuan perpajakan. Akuntansi untuk pajak
ini sangat penting karena beberapa prinsip atau standar akuntansi yang

19
Sidi S. Ali
Bab 1: Akuntansi dan Bisnis

digunakan untuk penyusunan laporan keuangan berbeda dengan standar


akuntansi untuk tujuan perpajakan. Dengan demikian penyajian laporan
keuangan untuk keperluan komersial dan untuk keperluan fiskal (pajak)
cenderung berbeda. Seorang akuntan perusahaan perlu mengetahui konsep,
metode dan cara menyusun laporan keuangan fiskal, sehingga dapat membantu
manajemen dalam membuat perencanaan pajak dan mungkin juga mewakili
perusahaan dalam menyelesaikan masalah-masalah perpajakan yang dihadapi.

Sistem Informasi (Information Systems)


Bidang akuntansi ini menyediakan informasi akuntansi, keuangan dan bukan
keuangan namun terkait dengan keuangan, yang diperlukan untuk pelaksanaan
kegiatan organisasi secara efektif, seperti informasi operasi. Melalui sistem ini
diproses informasi yang diperlukan untuk menyusun laporan yang diperlukan
bagi manajemen, pemegang saham, kreditur dan sebagainya. Tugas seorang
akuntan dalam bidang ini, meliputi perancangan, pelaksanaan, analisis dan
penilaian suatu sistem informasi yang akan diterapkan dan yang sedang
berjalan, sehingga sistem yang dirancang dan diterapkan dapat menghasilkan
informasi yang diinginkan, handal dan terkontrol dengan baik.

Penganggaran (Budgeting)
Bidang akuntansi ini berhubungan dengan penyusunan rencana keuangan
perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu di masa datang, biasanya satu
tahun atau lebih serta analisis dan pengendaliannya. Media yang dapat
menggambarkan rencana tersebut adalah anggaran.

Akuntansi Sektor Publik (Publik Sector Accounting)


Merupakan bidang akuntansi yang mengkhususkan diri dalam pencatatan dan
pelaporan transaksi-transaksi yang terjadi di badan-badan (entitas) publik,
seperti badan-badan pemerintahan, dan organisasi yang tidak bertujuan
mencari laba (not for profit entities). Akuntansi ini menyediakan laporan
akuntansi yang bermanfaat mengenai aspek kepengurusan dan administrasi
keuangan negara dan membantu untuk mengadakan pengendalian atas
pengeluaran melalui anggaran negara agar sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.

BENTUK BADAN USAHA DAN PERUSAHAAN

Bentuk badan usaha dan perusahaan mempunyai pengaruh terhadap


pelaksanaan akuntansi. Badan usaha merupakan bentuk hukum dari suatu
organisasi perusahaan. Sedangkan perusahaan merupakan bentuk atau jenis

20
Sidi S. Ali
Bab 1: Akuntansi dan Bisnis

usaha dari badan usaha. Berikut ini akan dijelaskan bentuk-bentuk badan usaha
sebagai berikut:

1. Badan usaha perseorangan, yaitu badan usaha atau perusahaan yang


dimiliki seluruhnya oleh orang perseorangan, sehingga segala tanggung
jawab terhadap liabilitas perusahaan, ditanggung sepenuhnya oleh
pemiliknya. Jika perusahaan ini mengalami kerugian dan semua aset yang
dimiliki tidak mampu membayar seluruh liabilitas yang ada, maka kekayaan
atau aset pribadi pemilik dapat menanggung beban kerugian untuk
melunasi liabilitas perusahaan. Perusahaan ini sering disebut dengan
perusahaan dengan tanggung jawab tidak terbatas, yang pemiliknya secara
pribadi menanggung seluruh kerugian perusahaan.

2. Persekutuan (partnership), merupakan badan usaha atau perusahaan


yang didirikan oleh dua orang atau lebih berdasarkan suatu perjanjian
dengan tanggung jawab penuh. Di samping itu juga dikenal bentuk
Commanditervenouschap (CV), yaitu perusahaan yang dimiliki oleh beberapa
orang, dimana satu atau lebih dari pemilik tidak ikut mengelola perusahaan.
Pemilik yang tidak aktif mengelola perusahaan, disebut dengan peserta
pasif, yang memiliki tanggung jawab terbatas terhadap kerugian yang
diderita perusahaan, yakni sebatas jumlah modal yang ia setorkan ke
perusahaan. Sedangkan pemilik yang mengelola perusahaan disebut peserta
aktif, mempunyai tanggung jawab tidak terbatas, sebagaimana perusahaan
perseorangan. Sedangkan persekutuan dalam bentuk firma, semua pemilik
mempunyai tanggung jawab tidak terbatas, karena semuanya ikut
mengelola perusahaan.

3. Perseroan terbatas, adalah badan hukum yang terpisah dari pemiliknya


yang dibentuk berdasarkan undang-undang, dimana pemilikan modalnya
dibagi dalam bentuk saham-saham. Para pemegang saham (pemilik)
terpisah secara tegas dari badan usahanya. Perseroan terbatas dikelola oleh
suatu pengurus yang disebut dengan komisaris dan direksi, yang dipilih dan
diangkat oleh rapat pemegang saham. Oleh karena itu tanggung jawab
pemegang saham juga terbatas, yakni sebesar jumlah modal saham yang ia
setorkan.

4. Koperasi, adalah badan usaha yang didirikan oleh orang seorang atau
badan-badan hukum koperasi atas dasar kesamaan kepentingan ekonomi,
dan bukan merupakan perkumpulan modal, seperti badan usaha lain.
Koperasi yang dimiliki orang seorang disebut dengan koperasi primer,
sedangkan yang dimiliki oleh badan-badan hukum koperasi disebut

21
Sidi S. Ali
Bab 1: Akuntansi dan Bisnis

koperasi sekunder. Koperasi primer dapat didirikan minimal oleh 20 orang,


sedangkan koperasi sekunder dapat didirikan minimal oleh 3 (tiga) koperasi
primer. Oleh karena koperasi adalah sebuah badan hukum, maka pemilik
(anggota) koperasi mempunyai tanggung jawab terbatas terhadap kerugian
yang diderita oleh koperasi, yakni sebesar jumlah simpanan pokok dan
simpanan wajib yang disetorkannya.

5. Perusahaan negara, adalah perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh


negara atau pemerintah daerah (BUMN/BUMD), yang modalnya berasal dari
kekayaan negara atau daerah yang dipisahkan dari anggaran pendapatan
dan belanja negara atau daerah. Badan usaha ini didirikan berdasarkan
ketentuan perundang-undangan. Modal perusahaan terdiri dari jumlah
tertentu yang ditetapkan oleh peraturan pendirian perusahaan negara atau
daerah yang bersangkutan. Termasuk dalam badan usaha ini adalah
perusahaan jawatan (perjan), perusahaan umum (perum) dan perusahaan
perseroan (persero). Pada saat ini tidak ada lagi BUMN/BUMD yang
berbentuk perjan dan berbentuk perum, yang hanya berbentuk persero,
seperti PT (Persero) Listrik Negara (PLN), PT (Persero) Telekomunikasi
Indonesia (Telkom), PT (Persero) Kereta Api Indonesia, PT (Persero) Bank
Mandiri, PT (Persero) Bank BNI, PT (Persro) Jasa Marga, dan sebagainya.

Bentuk hukum badan usaha di atas mempengaruhi susunan akun-akun


ekuitas dalam laporan keuangan, di samping perbedaan sifat pemilikan serta
hak-hak dan liabilitas hukum dari masing-masing badan usaha.
Ditinjau dari jenis kegiatan atau usahanya, badan usaha tersebut dapat
dibagi kedalam jenis-jenis perusahaan sebagai berikut:

1. Perusahaan jasa yaitu perusahaan yang kegiatannya adalah menjual jasa.


Misalnya, perusahaan angkutan penumpang, angkutan barang atau kargo,
salon kecantikan, perusahaan periklanan, bank dan sebagainya. Nilai tambah
yang dihasilkan perusahaan jasa ini adalah bentuk pelayanan yang tidak
berwujud.

2. Perusahaan dagang, yaitu perusahaan yang kegiatannya membeli barang


dan menjualnya kembali tanpa melakukan pengolahan atau perubahan
bentuk dan nilai guna barang tersebut. Misalnya, dealer kendaraan,
distributor semen, distributor bahan makanan, supermarket, pedagang
pengumpul, dan sebagainya. Nilai tambah yang diciptakan oleh perusahaan
dagang ini adalah nilai waktu dan tempat.

22
Sidi S. Ali
Bab 1: Akuntansi dan Bisnis

3. Perusahaan manufaktur atau pabrik, yaitu perusahaan yang kegiatannya


mengolah bahan baku menjadi bahan jadi dan kemudian menjualnya.
Misalnya, pabrik semen, pabrik tepung terigu, pabrik kendaraan, pabrik
obat-obatan, pabrik minyak makan, pabrik CPO dan sebagainya. Nilai
tambah yang dihasilkan oleh perusahaan pabrik ini adalah bentuk atau
wujud dan nilai guna barang sehingga manfaat yang diberikan oleh barang-
barang tersebut menjadi lebih tinggi dari pada sebelum diolah (masih
berupa bahan mentah).

KEGIATAN PERUSAHAAN

Tujuan perusahaan yang utama adalah mencari laba atau meningkatkan


nilai kekayaan pemiliknya, yang dimanisfestasikan dalam kenaikan nilai saham.
Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan harus melakukan kegiatan usaha.
Kegiatan perusahaan meliputi suatu arus perputaran dana. Dana diperoleh dari
pemilik dan kreditur, lalu dipergunakan untuk melakukan usaha (membeli
barang, membayar upah dan beban operasional, kemudian menjual produk).
Hasil penjualan produk kemudian diterima dalam bentuk dana lagi. Kemudian
dana ini sebagian diputarkan kembali untuk menjalankan usaha (membeli
barang, mengolah produk membayar beban-beban operasional) dan sebagian
lagi dikembalikan kepada pemilik (sebagai pembagian keuntungan) dan
kreditur (pengembalian pinjaman dan pembayaran bunga). Ringkasan kegiatan
pokok perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Menerima uang tunai dari pemilik sebagai setoran modal.
2. Menerima uang tunai dari kreditur sebagai pinjaman.
3. Menanamkan uang tunai yang dimiliki dalam aset produksi, sebagai sumber
daya untuk melakukan usaha, antara lain tanah, gedung, kendaraan atau
peralatan.
4. Menggunakan aset produksi untuk melakukan usaha, menghasilkan
barang/jasa. Disamping penggunaan aset produksi untuk menghasilkan
barang/jasa, perusa-haan juga mengeluarkan beban, antara lain untuk gaji,
administrasi dan lain-lain.
5. Menjual barang dan jasa yang dihasilkan untuk memperoleh pendapatan.
Pada akhirnya akan diterima uang tunai kembali.
6. Menggunakan sebagian uang tunai yang diterima untuk membayar kembali
pinjaman kepada kreditur berikut bunga dan pengembalian kepada pemilik
(pembagian laba), sebagian lain digunakan untuk kegiatan usaha
berikutnya.

Secara skematis kegiatan usaha perusahaan dapat dilihat pada gambar 1-2 di
halaman berikut. Akuntansi berfungsi mengakumulasi semua arus kegiatan

23
Sidi S. Ali
Bab 1: Akuntansi dan Bisnis

usaha perusahaan, mulai dari perolehan dana sampai pembayaran kepada


pemilik dan kreditur serta perputarannya kembali dalam kegiatan usaha.
Pengakumulasian kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dalam bentuk catatan-
catatan pembukuan yang terstruktur, sistematis sehingga dapat dihasilkan
laporan atau informasi akuntansi sebagaimana diuraikan di atas.

24
Sidi S. Ali
Bab 1: Akuntansi dan Bisnis

Gambar 1-2
Arus Kegiatan Perusahaan

PEMILIK

KREDITUR

Perusahaan memperoleh Perusahaan membagikan laba


uang tunai dari pemilik dan kepada pemilik dan mengem-
kreditur untuk menjalankan balikan pinjaman pada
usaha perusahaan kreditur

UANG TUNAI

Mengubah uang tunai menjadi Menjual barang dan jasa yang


aset produksi untuk dihasilkan, dan meneri-ma uang
menghasilkan barang dan jasa hasil penjualannya

Aset produksi mencakup:


Produk yang dihasilkan:
- Bangunan dan Pabrik
- Barang, dan
- Mesin-mesin dan peralatan
- Jasa
- Kendaraan dan lainnya

Menghasilkan barang dan jasa


dengan menggunakan:
- bahan baku
- aset produksi
- tenaga kerja
- jasa pihak lain, seperti PLN
- dan lain-lain

Sumber: Soemarso, SR, Akuntansi


1. - Suatu Pengantar, Buku Satu. Jakarta, 2006:
Lembaga Penerbit Universitas Indonesia, hal., 25.

25
Sidi S. Ali
Bab 1: Akuntansi dan Bisnis

SOAL-SOAL LATIHAN

SOAL I:

Pilihlah jawaban atas pertanyaan berikut. Jika betul tuliskan huruf B dan jika
salah huruf S pada ruang yang disediakan di setiap awal pertanyaan.

1. ( ) Akuntansi adalah alat komunikasi bisnis dalam perusahaan, yang


berguna untuk melaporkan nilai kekayaan dan kinerja perusahaan.
2. ( ) Informasi akuntansi tidak harus berupa data keuangan, tetapi dapat
berupa data non keuangan dengan yang berhubungan dengan
perusahaan.
3. ( ) Informasi akuntansi hanya berguna bagi pemilik perusahaan.
4. ( ) Akuntansi adalah bagian dari seni rekayasa informasi
5. ( ) Akuntansi keuangan adalah bidang akuntansi yang berhubungan
dengan penyusunan laporan keuangan kepada pihak-pihak diluar
perusahaan.
6. ( ) Perusahaan yang tidak menyelenggarakan akuntansi dapat
menghitung laba rugi dengan tepat.
7. ( ) Pabrik merupakan salah satu bentuk badan usaha.
8. ( ) Koperasi merupakan salah satu bentuk perusahaan.
9. ( ) Laporan keuangan komersial berbeda dengan laporan keuangan
fiskal.
10. ( ) Anggaran perusahaan bukan merupakan bagian dari akuntansi.
11. ( ) Akuntansi pemerintahan tidak menyajikan laporan laba rugi, namun
organisasi nirlaba membutuhkan laporan tersebut.
12. ( ) Akuntansi manajemen merupakan akuntansi yang bertujuan untuk
menghasilkan laporan keuangan
13. ( ) Informasi akuntansi yang lebih banyak digunakan oleh manajemen
di dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen adalah akuntansi
keuangan
14. ( ) Audit yang bertujuan untuk menilai tingkat efisiensi dan efektivitas
adalah audit atas laporan keuangan.
15. ( ) Akuntansi pemerintahan hanya digunakan oleh organisasi
pemerintah yang tidak bertujuan mendapatkan laba atas pelayanan
yang diberikan kepada masyarakat.
16. ( ) Akuntan yang berprofesi sebagai auditor independen adalah
akuntan yang bekerja diperusahaan sebagai internal auditor.
17. ( ) Etika merupakan prinsip moral yang perlu dipertahankan dalam
binis dan profesi akuntansi.
18. ( ) Transaksi dalam akuntansi harus dicatat dengan nilainya sekarang,
bukan dengan nilai saat terjadinya.
19. ( ) Obejektivitas berarti bahwa data akuntansi harus dapat dibuktikan
keterjadiannya.

26
Sidi S. Ali
Bab 1: Akuntansi dan Bisnis

20. ( ) Prinsip akuntansi dikembangkan oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI).

SOAL II
Berilah tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban dari pernyataan
berikut yang anda anggap paling tepat.
1. Satu dari pernyataan di bawah ini merupakan kegiatan yang tidak harus
dicatat dalam akuntansi:
a. Mengembalikan pinjaman bank
b. Membayar tagihan telepon
c. Membeli peralatan kantor
d. Mengangkat pegawai

2. Pencatatan dalam akuntansi dilakukan menurut:


a. Urutan Waktu
b. Urutan jumlah
c. Urutan prioritas
d. Urutan pembukuan

3. Salon kecantikan termasuk:


a. Perusahaan jasa
b. Perusahaan dagang
c. Perusahaan pabrik
d. Perusahaan perorangan

4. Amir dan Ali sepakat untuk mendirikan perusahaan dengan tanggung jawab
tak terbatas keduanya. Bentuk perusahaan yang dapat didirikan mereka:
a. Perusahaan perserorangan AA
b. Firma AA
c. CV AA
d. Perseroan terbatas AA

5. Bentuk badan hukum perusahaan adalah kecuali:


a. Perusahaan perseorangan
b. Perusahaam milik negara
c. Perseroan terbatas
d. Koperasi

6. Hasil akhir kegiatan usaha yang diinginkan pemilik perusahaan adalah:


a. Penjualan
b. Beban
c. Laba
d. Barang dan jasa
7. Berikut ini adalah bentuk-bentuk badan usaha yang ada di Indonesia,
kecuali:

27
Sidi S. Ali
Bab 1: Akuntansi dan Bisnis

a. Koperasi
b. Perusahaan manufaktur
c. Perseroan terbatas
d. Perusahaan negara

8. Dalam menghasilkan barang dan jasa, perusahaan menggunakan:


a. Bahan baku
b. Tenaga kerja
c. Jasa pihak ke tiga
d. Semua benar

9. Satu dari transaksi di bawah ini tidak dapat dikategorikan sebagai transaksi
usaha:
a. Menjual barang dan jasa
b. Membayar gaji
c. Membayar ongkos angkut
d. Menaikan harga jual
10. Pemeriksaan akuntan atas laporan keuangan adalah salah satu bidang
akuntansi yang bertujuan untuk, kecuali:
a. Mencari kesalahan
b. Menilai kewajaran laporan keuangan yang disajikan
c. Menilai kelayakan laporan keuangan yang disajikan
d. Semua jawab di atas benar
11. Informasi akuntansi digunakan oleh manajemen perusahaan sebagai dasar
untuk:
a. Mebuat keputusan
b. Menentukan harga jual
c. a dan c adalah salah
d. a dan b adalah benar
12. Informasi akuntansi memuat informasi keuangan yang bersifat:
a. Kuantitatif
b. Kualitatif
c. Subjektif
d. Objektif
13. Akuntansi beban bertujuan untuk:
a. Menetapkan harga pokok produk
b. Mengendalian beban
c. Perencanaan beban
d. Betul semua
14. Bagi kreditur informasi akuntansi digunakan untuk:
a. Membuat keputusan tentang jaminan kredit

28
Sidi S. Ali
Bab 1: Akuntansi dan Bisnis

b. Membuat surat perjanjian kredit


c. Membuat keputusan memberikan atau tidak kredit
d. Membuat keputusan mengalihkan kredit pada pihak lain.

15. Audit atau pemeriksaan oleh akuntan independen terhadap laporan


keuangan suatu perusahaan bertujuan untuk:
a. Memastikan kebenaran data yang disajikan
b. Mengindentifikasi ada tidaknya kesalahan dalam laporan keuangan
c. Mengindentifikasi kelemahan manajemen dalam mengelola keuangan
perusahaan
d. Menilai kewajaran laporan keuangan yang disajikan.

16. Pemilik perusahaan harus dipandang terpisah dari manajemen, walaupun


manajemen juga pemilik. Ini sesuai dengan:
a. Konsep harga pertukaran,
b. Konsep harga perolehan,
c. Penyajian yang jujur,
d. Konsep dasar kesatuan akuntansi.

17. Dari laporan keuangan harus dapat dilihat perkembangan usaha atau
kinerja perusahaan, oleh karena itu laporan keuangan harus memenuhi
kualifikasi:
a. Dapat diuji,
b. Netral,
c. Dapat diperbandingkan,
d. Penyajian yang jujur.

18. Standar akuntansi di Indonesia disusun oleh:


a. Komite Prinsip Akuntansi Indonesia,
b. Ikatan Akuntan Indonesia,
c. Institut Akuntan Publik Indonesia,
d. Dewan Standar Akuntansi Keuangan.

19. Badan-badan penyisin stanar akuntansi di dunia adalah, kecuali:


a. Finansial Accounting Standar Board,
b. Internastional Accounting Standard Board
c. Dewan Standar Akuntansi Keuangan,
d. American Institut of Public Accountants.

20. Konsep biaya atau cost prInciple dalam akuntansi adalah:


a. Transaksi harus dicatat dengan harga yang berlaku sekarang,
b. Transaksi harus dicatat dengan harga saat terjadinya jual beli dengan
penyesuaian dengan perkembangan harga saat ini,
c. Transaksi dicatat dengan harga jual wali yang wajar dan independen,

29
Sidi S. Ali
Bab 1: Akuntansi dan Bisnis

d. Semua pernyataan di atas salah.

30

Anda mungkin juga menyukai