Anda di halaman 1dari 4

NAMA : NI MADE TANTRI ASTITI

NIM : 859012674

TUGAS 1
PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

1. Berdasarkan sumber berita tertanggal 9 Juli 2019, yang saya kutip pada laman:
https://www.kompasiana.com/sumardhanorowalla4136/5d23c7a00d82306a130f3693/
nasib-pendidikan-di-daerah-3t?page=all dengan berita berjudul Nasib Pendidikan
Daerah 3T. Dalam artikel ini diulas bahwa Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku dengan
jarak sekitar 2 km untuk siswa mencapai sekolahnya. Selain itu juga kekurangan guru
masih terdapat di Papua sesuai dengan laporan Dinas Pendidikan Papua yakni sekitar
40 % atau 11.204 mangkir dari tempat tugas dari total 28.012 guru. Kondisi tersebut
jelas sangat mengkhwatirkan bagi kondisi Pendidikan di Indonesia. Padahal kita tahu
bahwa amanat Undang-undang Dasar 1945 pasal 31yang menyatakan bahwa (1) Setiap
warga negara berhak mendapat pendidikan. (2) Setiap warga negara wajib mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. (3) Pemerintah mengusahakan
dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan
dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang
diatur dengan Undang-Undang. Tantangan tersebutlah yang bisa kita atasi dengan
pembelajaran kelas rangkap agar amanat pada pasal 31 tersebut dapat dilaksanakana.
Salah satu prinsip mendasar pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap adalah pemanfaat
sumber daya yang efektif dan efisien, Dengan kemampuan kterampilan pengelolaan
kelas rangkap yang dimiliki oleh guru maka permasalahan seperti kekurangan guru di
daerah 3T dapat ditanggulangi karena guru dapat memanfaatkan sumber daya yang
terbatas untuk mengelola lebih dari 1 kelas.

2. Prinsip PKR antara lain sebagai berikut:


a. Keserempakan kegiatan belajar-mengajar
Dalam PKR seorang guru dalam waktu yang bersamaan misalnya dari pukul 7
jam pelajaran menangani Tema 2 untuk kelas V dan Tema 3 untuk kelas VI. Pada saat
itu siswa kelas V dan kelas VI dalam satu atau dua ruangan secara serempak belajar di
bawah bimbingan seorang guru. Dengan prinsip ini pemanfaatan sumber daya dalam
hal ini guru dan waktu yang tersedia dapat lebih optimal.

b. Kadar tinggi waktu keaktifan akademik


Yang dimaksud dengan waktu keaktifan akademik (WKA) adalah waktu yang
benar-benar digunakan oleh siswa untuk belajar (membaca, menyimak, menulis,
berlatih keterampilan, berdiskusi). Misalnya dalam dua jam pelajaran tersedia 2 x 40
menit = 80 emnit. Selama 15 menit digunakan oleh guru untuk mengabsen, mengatur
kelompok, 65 menit sisanya digunakan oleh siswa untuk berbagai kegiatan belajar.
Dalam 65 menit itulah siswa benar-benar melakukan kegaitan belajar atau sering
disebut juga “on-task”. Bila selama 65 menit itu ternyata ada sebagian waktu yang
digunakan untuk ‘ngobrol’ selain materi pelajaran atau mungkin melamun misalnya
selama 10 menit maka yang benar-benar dipakai belajar hanya 55 menit on-task.
Selama 10 menit tersebut para siswa tidak belajar atau sering sering disebut ‘off-task’.
Dengan menerapkan PKR seorang guru dapat mengurangi lama waktu kosong karena
dua kelas ditangani secara serempak sehinggawaktu keaktifan akademik menjadi
semakin tinggi.

c. Kontak psikologis guru-murid yang berkelanjutan


Dengan menerapkanPKR interaksi guru-murid baik yang berupa perhatian,
pengarahan, bimbingan pembelajaran, dan monitoring menjadi suatu proses akan
berlangsung secara bervariasi dan terus menerus terutama PKR dengan satu ruangan.
Bila PKR diterapkan dalam dua atau tiga ruangan memang ada sebagian perhatian
misalnya kontak pandang guru-murid yang terputus. Kontak psikologis guru-murid
yang bervariasi ini sangat penting untuk dibangun dan dipelihara, bila tidak maka
pembinaan disiplin siswa akan berkurang.

d. Pemanfaatan sumber belajar yang efisien


Kita menyadari bahwa di sekolah dasar terutama di pedesaan sumber belajar
tertulis dirasakan sangat kurang. Banyak sekali SD yang tidak memiliki perpustakaan
sekolah. Malah dalam beberapa kasus hanya terdapat satu eksemplar buku pelajaran
untuk satu kelas. Dengan menerapkan PKR sumber belajar tertulis yang jumlahnya
terbatas dapat digunakan secara bersama-sama.
3. Model pembelajaran PKR diurakan sebgai berikut:
a. Model PKR 221

Model PKR 221 merupakan model pembelajaran kelas rangkap yang menggabungkan
dua kelas dengan dua mata pelajaran yang berbeda dan dilaksanakan dalam satu ruangan.
Kelebihan model ini adalah : Kegiatan pendahuluan dan penutup masing-masing kelas
dapat dilakukan secara bersama-sama dalam ruangan yang akan digunakan untuk
pembelajaran, Guru mudah dalam melakukan pemantauan terhadap siswa selama
pembelajaran berlangsung dan menghemat tenaga guru karena tidak perlu berpindah-
pindah ruangan. Sementara itu kekurangannya adalah: Siswa tidak dapat fokus dengan apa
yang sedang dipelajari atau dikerjakan karena terganggu oleh aktivitas kelas lain dan
bertambahnya pekerjaan administratif, pekerjaan akademik, pelayanan dan tanggung jawab
guru terhadap siswa karena guru mengajar kelas rangkap. Contoh penerapannya adalah
guru kelas IV mengajar tema 2 (selalu berhamat energi) sub pokok bahasan materi IPA
sumber daya alam dan mengajar kelas V tema 2 (Kayanya negriku) sub pokok bahasan IPS
materi Sumber kekayaan alam. Kedua materi ini memiliki keterkaitan jadi bisa
dilaksankaan dalam 1 ruanagn meskipun terdiri dari 2 tingkat kelas berbeda.

b. Model PKR 222

Model PKR 221 merupakan model pembelajaran kelas rangkap dimana guru mengajar
dua kelas secara bersamaan dengan dua mata pelajaran yang berbeda namun dilaksanakan
dalam dua ruangan. Kelebihan model 222 adalah: Masing-masing kelas lebih fokus dengan
pelajaran yang sedang dihadapinya atau aktivitas yang sedang dilakukan karena terbebas
dari aktivitas kelas lain: Terciptanya kemandirian belajar siswa, Guru lebih kreatif dalam
merancang pembelajaran agar siswa tetap mempunyai aktivitas saat guru harus berpindah
ke ruangan yang . Kekurangannya adalah Jika tidak ada ruangan yang cukup untuk
memberikan pengantar dan pengarahan umum (kegiatan pendahuluan) untuk dua kelas
secara bersamaan, maka harus mencari ruangan atau tempat lain. Perhatian tatap muka
sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas tidak dapat berlangsung terus
menerus. Contoh penerapannya adalah: Kelas IV sedang memperoleh materi Tema 1
(Hidup Bersih dan Sehat) sub pokok bahasan IPA materi sumber makanan bergizi dan
Kelas V Hidup rukun bermasyarakat sub pokoh bahasan Matematika Perbandingan. Kedua
materi ini tidak emmiliki keterkaitan satu sama lainnya, namu kelas IV dan kelas V berada
pada ruangan yang berdampingan jadi memudahkan guru mengajar menggunakan PKR
model 222.

Anda mungkin juga menyukai