Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN STASE KEPERAWATAN


DEWASA PADA PASIEN
“BATU GINJAL”

Dosen Pengampu:
Ns. Edy Suprayitno, M. Kep

Disusun Oleh:
Nabillah Alif Andriyani
2010206015

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020
A. Definisi Batu Ginjal
Istilah dari batu ginjal adalah antara lain urolithiasis, kidney stone,
nephrocalcinosis, renal calculi, hiperkalsuria, dan hiperuricosuria. Batu ginjal
dapat terjadi dibagian mana saja pada system perkemihan. Namun, yang paling
banyak ditemukan adalah di dalam ginjal. Batu ginjal adalah pengkristalan mineral
yang mengelilingi zat organic, misalnya nanah, darah, atau sel yang sudah mati.
Biasanya, batu (kalkuli) terdiri atas garam kalsium (oksalat dan fosfat) atau
magnesium fosfat dan asam urat [ CITATION Bar09 \l 1033 ] . Batu ginjal adalah salah
satu penyakit di dalam ginjal, yang disebabkan oleh batu yang mengandung
komponen kristal dan berada dalam pelvis ginjal penyebab terbanyak kelainan saluran
kemih [ CITATION Fau161 \l 1033 ].
B. Klasifikasi Batu Ginjal
Menurut Adi Putra (2016) Batu ginjal mempunyai banyak jenis dan
nama dan kandungan zat penyususnnya yang berbeda-beda. Ada empat jenis utama
dari batu ginjal yang masing-masing cenderung memiliki penyebab yang berbeda,
diantaranya :
1. Batu Kalsium
Batu yang paling sering terjadi pada kasus batu ginjal. Kandungan batu jenis
ini terdiri atas kalisum oksalat, kalsium fosfat, atau campuran dari kedua
unsur tersebut. Faktor-faktor terbentuknya batu kalsium adalah :
a) Hiperkalsiuri
Terbagi menjadi hiperkalsiuri absortif, hiperkalsiuri renal, dan
hiperkalsiuri resortif. Hiperkalsiuri absortif terjadi karena adanya
peningkatan absorbs kalsium melalui usus, hiperkalsiuri renal terjadi
akibat adanya gangguan kemampuan reabsorbsi kalsium melalui tubulus
ginjal dan hiperkalsiuri resorptif terjadi karena adanya peingkatan
resorpsi kalsium tulang.
b) Hiperoksaluri
Merupakan eksresi oksalat urin yang melebihi 45 gram perhari.
c) Hiperurikosuria
Kadar asam urat di dalam urin yang melebihi 850mg/24 jam.
d) Hipositraturia
Sitrat yang berfungsi untuk menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat
atau fosfat sedikit.
e) Hipomagnesuria
Magnesium yang bertindak sebagai penghambat timbulnya batu kalsium
kadarnya sedikit dalam tubuh. Penyebab seringnya hipomagnesuria
adalah penyakit inflamasi usus yang diikuti dengan gangguan malabsorbsi .
2. Batu Struvit
Batu struvit biasanya diakibatkan infeksi saluran kencing kronis, disebabkan
bakteri. Batu ini jika membesar menyebabkan kerusakan serius pada ginjal.
Batu sturvit disebut juga batu infeksi, karena terbentuknya batu ini disebabkan
oleh adanya infeksi saluran kemih.
3. Batu Asam Urat
Biasanya dikaitkan dengan pH kurang dari 5, asupan tinggi makanan purin (ikan,
kacang-kacangan, daging), atau kanker.
4. Batu Jenis Lain
Batu sistin, batu xanthine, batu triamteran, dan batu silikat sangat jarang
dijumpai.
C. Epidemiologi Batu Ginjal
Prevalensi batu ginjal mencapai 5-12% usia 35-55 tahun. Di Amerika
Serikat, prevalensi batu ginjal meningkat dua kali lipat pada tahun 1964-1972 dan
mulai stabil pada tahun 1980. Di Indonesia sendiri, prevalensi batu ginjal 0,5%
merupakan penyakit yang relative tinggi. Berdasarkan data tahun 2002 yang
dikumpulkan dari seluruh rumah sakit di Indonesia sebanyak 37.636 kasus baru
dengan jumlah kunjungan sebesar 58.959 orang. Jumlah pasien yang dirawat
sebesar 19.018 orang dengan jumlah kematian sebesar 378 orang. Batu ginjal
yang sering ditemui ialah batu kalsium oksalat sebanyak 80% [ CITATION Rid15 \l
1033 ].
D. Etiologi Batu Ginjal
Batu dapat terbentuk ketika terdapat defisiensi subansi tertentu, seperti
sitrat yang secara normal mencegah kristalisasi dalam urine. Kondisi lain
yang mempengaruhi laju pembentukan batu mencakup pH urin dan status cairan
pasien (batu cenderung terjadi pada pasien dehidrasi) [ CITATION Bar09 \l 1033 ].
Kondisi-kondisi yang mendukung terbentuknya batu yaitu bakteri, peningkatan
konsentrasi urine, dan pencetus percepatan pembentukan kristal seperti oksalat,
kalsium, posfat, dan asam urat [ CITATION Suh09 \l 1033 ]. Faktor-faktor yang berperan
pada pembentukan batu saluran kemih, dibagi atas 2 golongan, yaitu :
1. Faktor endogen (genetic), misalnya hipersistinuria, hiperkalsiuria primer, dan
hiperoksaluria primer.
2. Faktor eksogen, yaitu factor lingkungan, makanan, infeksi, dan kejenuhan
mineral di dalam air minum.
E. Faktor Resiko Batu Ginjal
Menurut Dwi Nur (2011) Penyebab batu ginjal dapat disebabkan
oleh beberapa hal. Berikut ini beberapa factor-faktor resiko :
1. Genetik (bawaan)
Ada beberapa orang memiliki kelainan atau gangguan organ ginjal sejak
lahir, meskipun kasusnya relative sedikit. Anak yang sejak kecil mengalami
masalah pada ginjal atau gangguan metabolism di bagian ginjal cenderung
air kencingnya akan mudah mengendap ada mudah terbentuk batu, karena
fungsi ginjalnya tidak dapat bekerja secara normal.
2. Makanan
Sebagian besar kasus penyakit batu ginjal disebabkan oleh factor makanan
atau minuman. Makanan-makanan tertentu memang mengandung bahan kimia
yang berefek pada pengendapan air kemih, misalnya makanan yang
mengandung kalsium tinggi, seperti oksalat dan fosfat. Kedua bahan tersebut
mudah mengkristal di ginjal. Dan pada orang yang suka makanan yang
kadar asam urat tinggi akan terkena resiko penyakit batu ginjal. Orang yang
mengkonsumsi air khususnya air putih dalam jumlah sedikit sangat beresiko
terkena penyakit batu ginjal. Selain factor makanan dan minuman, suplemen
vitamin ikut berperan dalam pembentukan batu ginjal, misalnya kekurangan
vitamin A atau terlalu banyak mengonsumsi vitamin D.
3. Aktivitas
Faktor pekerjaan dan olahraga dapat mempengaruhi penyakit batu ginjal.
Resiko terkena penyakit ini pada orang yang pekerjaannya banyak duduk
lebih tinggi daripada orang yang banyak berdiri atau bergerak dan orang
yang kurang berolahraga. Karena tubuh kurang bergerak menyebabkan
peredaran darah maupun aliran air kencing menjadi kurang lancar. Bahkan
tidak hanya penyakit batu ginjal yang diderita, penyakit lain bisa dengan
gampang menyerang.
4. Dehidrasi
Tidak minum cukup air setiap hari dapat meningkatkan risiko seseorang
terkena batu ginjal yang berujug batu saluran kemih, Orang yang tinggal di
iklim hangat dan mereka yang banyak berkeringat dapat lebih berisiko
daripada lainnya.
5. Diet tertentu
Menjalani diet tinggi protein, sodium dan gula data meningkatkan risiko
untuk terkena beberapa jenis batu ginjal. Risikonya semakin besar apabila
diet tinggi sodium.
6. Obesitas
Body mass index (BMI) alias indeks massa tubuh yang tinggi, ukuran pinggang
yang besar dan kenaikan berat badan telah dikaitkan dengan peningkatan
risiko batu ginjal.
7. Penyakit pencernaan dan operasi
Operasi lambung, penyakit radang usus atau diare kronis dapat
menyebabkan perubahan pada proses pencernaan yang mempengaruhi
penyerapan kalsium dan kanker, meningkatkan kadar zat pembentukan batu
dalam urine.
F. Manifestasi Klinis Batu Ginjal
Manifestasi klinis dari penyakit batu ginjal yang timbul berhubungan dengan
ukuran batu, lokasi batu, obstruksi aliran urin, pergerakan batu, dan infeksi
(O'Callaghan, 2009 ). Tanda dan gejalanya seperti :
a. Gejala gastrointestinal : mual, muntah, diare dan nyeri hebat.
b. Gejala iritasi : dysuria, urgensi, dan frekuensi
c. Hematuria
d. Rasa panas dan terbakar di pinggang
e. Distensi pelvis ginjal
f. Peningkatan suhu (demam)
Penyakit batu ginjal bisa dibedakan dalam lokasi, yaitu :
1. Batu pada pelvis renalis
a. Nyeri yang dalam, terus menerus pada area CVA
b. Pada wanita ke arah kandung kemih, pada laki-laki kearah testis
c. Hematuria, pluria
d. Kolik renal : nyeri tekan seluruh CVA, mual dan muntah
2. Batu yang terjebak pada ureter
a. Gelombang nyeriluar biasa, akut dan kolik menyebar ke paha dan
genetalia kolik ureteral
b. Merasa ingin berkemih keluar sedikit dan darah
3. Batu yang terjebak pada kandung kemih
a. Gejala iritasi
b. Infeksi traktus urinarius
c. Hematuria
d. Retensi urined
e. Obstruksi
G. Patifisiologi Batu Ginjal
Batu ginjal dapat terjadi karena beberapa sebab, yakni pembentuk kristal
kalsium dan menimbulkan agregasi pembentukan batu. Subyek normal dapat
mengekskresikan nukleus kristal kecil. Proses pembentukan batu dimungkinkan
dengan kecenderungan ekskresi agregat kristal yang lebih besar dan
kemungkinan sebagai kristal kalsium oksalat dalam air kemih. Proses perubahan
kristal yang terbentuk pada tubulus menjadi batu masih belum jelas proses
pembuangan kristal melalui aliran air kemih yang banyak. Diperkirakan bahwa
agregasi kristal menjadi cukup besar sehingga tertinggal dan biasanya ditimbun pada
duktus kolektikus akhir.
Selanjutnya secara perlahan timbunan akan membesar, pengendapan ini
diperkirakan timbul pada bagian sel epitel yang mengalami lesi. Kelainan ini
kemungkinan disebabkan oleh kristal sendiri, sekitar delapan puluh persen pasien
batu ginjal merupakan batu kalsium, dan kebanyakan terdiri dari kalsium oksalat
atau jarang sebagai kalsium fosfat. Jenis batu lainnya terdiri dari batu sistin,
batu asam urat dan batu struvite [ CITATION Alf18 \l 1033 ].
Terbentuknya batu ginjal karena adanya deposit mineral kristal ginjal yang
semula kristal tersebut hanya berukuran kecil, yang berada di loop Hanle, tubulus
distal atau duktus kolektivus, semakin membesar. Batu ginjal terbentuk apabila faktor
pemicu terbentuknya kristal di urin melebihi faktor yang menghambat proses
kristalisasi. Terbentuknya batu diawali karena adanya supersaturasi di urin
terhadap unsur kalsium, oksalat dan asam urat. Supersaturasi dibuktikan dengan
meningkatnya ekskresi kalsium (hiperkalsiuria), osalat (hiperoksaluria) dan asam
urat (hyperuricosuria). Dalam keadaan supersaturasi akan lebih mudah terjadi proses
nukleasi atau terbentuknya inti batu dan kristalisasi [ CITATION Alf18 \l 1033 ].
H. Pemeriksaan Penunjang Batu Ginjal
Pemeriksaan penunjang ada laboratorium dan radiologi [ CITATION Suh09 \l
1033 ]:
1. Laboratorium :
a. Sedimen urin adalah leukosituria, hematuria, yang dijumpai kristal-
kristal pembentukan batu.
b. Fungsi ginjal adalah mencari kemungkinan terjadinya penurunan fungsi
ginjal dan untuk mempersiapkan pasien menjalani pemeriksaan foto IVP.
c. Pemeriksaan elektrolit adalah kadar dari kalsium, oksalat, fosfat maupun
asam urat di dalam darah maupun urin.
2. Radiologi :
a. Foto polos abdomen (FPA) untuk melihat gastro intestinal. Untuk melihat
ada atau tidaknya ada udara bebas dalam rongga perut.
b. Pemeriksaan Intra Vena Pielografi (IVP) adalah menilai keadaan anatomi
dan fungsi ginjal, mendeteksi adanya batu semiopak ataupun batu non opak
yang tidak dapat terlihat oleh foto polos abdomen. Kontra indikasi dari IVP
adalah alergi bahan kontra, penurunan fungsi ginjal dan wanita hamil.
c. Pielografi Retrograd adalah pemeriksaan system urinaria
dengan menggunakan sinar X dan memasukkan media kontras secara
retrograde untuk menegakka diagnose.
d. Pemeriksaan USG (acustic shadow) dapat untuk melihat semua jenis
batu, selain itu dapat ditentukan ruang/lumen saluran kemih.
e. Scintigraphy adalah penggunaan kamera untuk menangkap pancaran
radiasi radioisotop.
I. Penatalaksanaan Batu Ginjal
Tujuan dasar penatalaksanaan adalah untuk menghilangkan batu, menentukan
jenis batu, mencegah kerusakan nefron, mengendalikan infeksi, dan mengurangi
obstruksi yang terjadi. Menurut Adi Putra (2016) penatalaksaan penyakit batu
ginjal di bagi menjadi dua terapi yaitu terapi farmakologi dan terapi non
farmakologi.
1. Terapi Farmakologi
a. ESWL (Extracorporeal Shockwava Lithotripsy)adalah tindakan operasi
memecahkan batu ginjal dari luar tubuh dengan menggunakan
gelombang kejut. Rata-rata penanganan adalah antara 1000-3000 gelombang
kejut. Batu akan dipecah menjadi bagian-bagian yang kecil sehingga mudah
dikeluarkan di saluran kemih. Operasi ESWL ini sering dilakukan
dirumah sakit karena memiliki kelebihan dari operasi ESWL tidak ada
sayatan yang dilakukan pada kulit dan nyeri pasca operasi yang dialami
minimal. Kekurangan ESWL adalah membutuhkan beberapa perawatan
dan adanya prosedur tambahan.
b. PCNL (Percutanes Nephro Litholapaxy) adalah salah satu tindakan
endourologi untuk mengeluarkan batu yag berada di saluran ginjal
dengan cara memasukkan alat endoskopi ke dalam kalises melalui insisi
pada kulit. Batu akan dipecah menjadi lebih kecil. Kelebihan PCNL
adalah tidak ada prosedur tambahan setelah tindakan ini jadi bisa
direkomendasikan untuk mengobati pasien penderita batu ginjal.
c. Bedah terbuka atau tindakan bedah
Tindakan bedah dilakukan jika tidak tersedia alat litotripsor atau
alat gelombang kejut. Pengangkatan batu ginjal secara bedah merupakan
mode utama. Namun demikian saat ini bedah dilakukan hanya pada 1-
2% pasien. Jenis pembedahan yang dilakukan antara lain:
1) Pielolititomo adalah jika batu berada di piala ginjal.
2) Nefrotomi adalah bila batu terletak di dalam ginjal atau nefrektomi.
3) Ureterolitotomi adalah bila batu berada di dalam ureter.
4) Sistolitotomi adalah jika batu berada di kandung kemih.
d. Terapi konservatifa dan terapi ekspulsif medikamentosa (TEM)Terapi
dengan menggunakan medikamentosa ini ditujukan pada kasus dengan
batu yang ukurannya masih kurang dari 5mm, dapat juga diberikan pada
pasien yang belum memiliki indikasi pengeluaran batu secara aktif.
Terapi konservatif terdiri dari peningkatan asupan minum dan pemberian
diuretic, blocker, seperti tamsulosin, manjamen rasa nyeri pasien, khususnya
pada kolik, dapat dilakukan dengan pemberian simpatolitik, atau
antiprostaglandin, analgesic, pemantauan berkala setiap 1-14 hari sekali
selama 6 minggu untuk menilai posisi batudan derajat hidronefrosis.
2. Terapi Non Farmakologi
a. Minum air banyak
Banyak minum air putih dapat membantu kerja ginjal lebih lancar untuk
memecah kelebihan mineral yang jadi penyebab terbentuknya batu ginjal.
b. Olahraga secara teratur
Aktivitas olahraga sangat diperlukan oleh pasien yang mempunyai
penyakit batu ginjal. Cukup dengan melakukan olahraga yang ringan
sampai sedang, keringat yang keluar pada saat berolahraga juga
membawa garam dan mempertahankan kalsium tetap di tulang, sehingga tidak
masuk ke ginjal dan urin dimana batu ginjal terbentuk.
c. Menghindari beberapa makanan yang mengandung alcohol dan makanan
cepat saji seperti garam, kopi, soda, alcohol, daging sapi, telur, keju, kacang-
kacangan, minuman manis, makanan ringan, makanan kaleng, gorengan,
dan kentang
d. Tidak menahan bila ingin kemih
e. Menjaga dengan baik kebersihan organ intim
f. Dengan menggunakan tanaman herbal kumis kucing dan meniran
J. Komplikasi
Komplikasi batu ginjal dapat terjadi:
1. Gagal ginjal
Terjadi kerusakan neuron yang lebih lanjut dan pembuluh darah yang disebut
kompresi batu pada membran ginjal oleh karena suplai oksigen terhambat.
Hal ini menyebabkan iskemik ginjal dan jika dibiarkan menyebabkan gagal
ginjal.
2. Infeksi
Dalam aliran urine yang statis menupakan tempatyang baik untuk
perkembangbiakan mikroorganisme. Sehingga akan menyebabkan infeksi
pada peritoneal.
3. Hydronefrosis
Aliran urine terhambat menyebabkan urine tertahan dan menumpuk diginjal
dan lama kelamaan ginjal akan membesar karena penumpukan urine.
4. Vaskuler iskemia
Terjadi karena aliran darah kedalam jaringan berkurang sehingga terjadikematian
jaringan.
K. Pencegahan Batu Ginjal
Pencegahan batu ginjal yaitu dengan cara memperbanyak
mengkonsumsi air putih 8-10 gelas perhari hal ini merupakan cara yang
sederhana, untuk yang telah terdiagnosa menderita batu ginjal, memerlukan
pencegahan khusus agar tidak terjadinya pembentukan batu baru atau
pengulangan penyakit. Metode dan cara pencegahan dilakukan tergantung kepada
komposisi batu yang pernah diderita sebelumnya. Pencegahan untuk batu asam urat
yang harus dilakukan yaitu, mengurangi jenis-jenis makanan yang banyak
mengandung purin seperti, ikan sarden, jeroan, hati, otak, kerang dan makanan
lainnya karena bias meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh. Selain itu bisa
dilakukan dengan pemberian allopurional untuk mengurangi pembentukan asam urat.
Penderita batu kalsium, pencegahan yang harus dilakukan untuk
mencegah pembentuk ginjal baru yaitu, dengan cara pemberian obat jenis
diuretic thiazid seperti trichlormetazid, diet rendah kalsium, konsumsi natrium
selulosa fosfat dan kalium sitrat untuk meningkatkan kadar sitrat untuk
menghambat pembentukan batu kalsium. Selain itu, untuk pencegahan
batu ginjal akibat penimbunan kalsium dengan menghindari makanan yang tinggi
kadar oksalat. Jenis makanan yang kaya oksalat seperti, makanan dari coklat, bayam,
merica dan jenis kacangan. Hindari minuman yang mengandung gas (soft drinks)
kurang lebih sekitar 1 liter per minggu. Sebanyak 15 persen mengalami
kekambuhan batu lebih tinggi dalam 3 tahun dibandingkan kelompok peminum
cairan lain.
DAFTAR PUSTAKA

Alfianti, K. Z. (2018). Faktor RIsiko Pola Minum Dengan Peyakit Gagal Ginjal Di RSUD dr.
Mohammad Zyn Kabupaten Sampang Madura. Skripsi Universitas Muhammadiyah
Malang, 15-16.
Baradero, M., Dayrit, M. W., & Siswadi, Y. (2009). Klien gangguan ginjal; seri asuhan
keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Fauzi, A., & Adi Putra, M. M. (2016). Nefrolitiasis. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung, 69-73.
Krisna, D. P. (2011). Faktor Risiko Penyakit Batu Ginjal. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 51-
56.
O'Callaghan, C. (2009). At a Glance Sistem Ginjal Edisi 2. Erlangga.
Ridwan, M. S., Timban, J. F., & Ali, R. H. (2015). Gambaran Ultrasonografi Ginjal Pada
Penderita Nefrolitiasis Dibagian Radiologi FK Unsrat Blu RSUP Prof. Dr. R. D.
Kondou Manado Periode 1 Januari-30 Juni 2014. Jurnal E-Clinic (ECL), 267-271.
Suharyanto, T., & Madjid, A. (2009). Asuhan Keperawatan pada klien degan Gangguan
Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.
Kasus:

Nyonya Condiff adalah seorang wanita berusia 35 tahun yang datang ke unit gawat
darurat dengan keluhan utama nyeri pinggang sebelah kanan yang parah yang dimulai satu
hari yang lalu. Dia melaporkan merasa mual dan muntah sekali hari ini. Nyonya Condiff
tidak menunjukkan penampilan luar kesakitan tetapi mengalami kesulitan untuk duduk diam.
Dia menyatakan, "Saya merasa perlu untuk terus berjalan." Setelah ditanyakan lebih lanjut,
klien mengungkapkan riwayat disuria, urgensi, dan frekuensi buang air kecil. Saat perawat
memperoleh riwayat, dia mencatat bahwa klien tidak memiliki wajah meringis dan tidak
melakukan kontak mata. Klien menyatakan, "Saya minta maaf untuk datang dengan rasa
sakit ini, saya telah mencoba mengobatinya di rumah dengan Creeping Charlie terapi itu tidak
membantu."

Temuan penilaian keperawatan meliputi kulit pucat, lembab, nyeri kostovertebralis,


dan kegelisahan. Tanda vitalnya adalah tekanan darah 142/90, denyut nadi 110, pernafasan 22,
dan suhu 09,8 F (37,7 C) Saturasi oksigen 98% pada udara kamar. Dokter gawat darurat
mengevaluasi Ny. Condiff dan memerintahkan hal berikut: (a) urinalisis, saring semua urin,
(b) hitung darah putih (WBC), (c) panel metabolik komprehensif (CMP), (d) pvelogram
intravena (IVPT, ( e I liter 0,9% Sodium Chloride bolus, (1) Morphine 4mg IV. dan (g) Zofran
(ondansetron) 4mg IV. Belum ada perintah dokter yang diterapkan. Dokter gawat darurat
memberi tahu perawat bahwa ia mencurigai adanya batu ginjal sebagai penyebabnya. sakit
pasien ini. Setelah pemeriksaan lebih lanjut, dokter melaporkan bahwa klien memiliki riwayat
keluarga batu ginjal. Ibu Condilf menghitung rasa sakit pada 9 pada skala nyeri 0-10.
Pertanyaan:
1. Ibu Condiff bertanya kepada perawat, "Apa itu batu ginjal" Jelaskan secara singkat apa
itu batu ginjal dan bagaimana pembentukannya.
Jawab: Batu ginjal dapat terjadi dibagian mana saja pada system perkemihan.
Namun, yang paling banyak ditemukan adalah di dalam ginjal. Batu ginjal adalah
pengkristalan mineral yang mengelilingi zat organic, misalnya nanah, darah, atau sel
yang sudah mati. Biasanya, batu (kalkuli) terdiri atas garam kalsium (oksalat dan
fosfat) atau magnesium fosfat dan asam urat
2. Identifikasi setidaknya 3 faktor risiko untuk batu ginjal
Jawab: Genetik (bawaan), Makanan, Aktivitas (resiko pekerjaan banyak duduk)
3. Bagaimana perawat harus memprioritaskan perintah dokter di atas? Diskusikan perintah
dokter mana yang harus dilakukan pertama kali dan alasan bagaimana Anda
memprioritaskan pesanan.
Jawab: pemberian Sodium Chloride bolus untuk memenuhi kebutuhan cairan pasien, lalu
selanjutnya diberikan morfin untuk mengurangi keluhan nyeri pasien
4. Zofran dan morfin telah dipesan oleh perawatan terkait. dokter. Diskusikan klasifikasi
farmakologis dari masing-masing obat ini, kecepatan pemberiannya, dan bagaimana
perawat akan mengevaluasi
Jawab: Zafron  obat mual muntah ; Morfin  megatasi nyeri berat
5. Tes diagnostik IVP diperintahkan. Apa tujuan tes ini dan apa yang akan dilakukan
perawat untuk mempersiapkan klien?
Jawab: Menunjukan perlambatan pengosongan kandung kemih, membedakan
derajat obstruksi kandung kemih divertikuli kandung kemih dan penebalan
abnormal otot kandung kemih dan memberikan konfirmasi cepat urolithiasis seperti
penyebab nyeri abdominal atau panggul. Menunjukkan abnormalitas pada struktur
anatomik (distensi ureter).
Yang dilakukan perawat untuk mempersiapkan Klien:
 Sehari sebelum pemeriksaan, pasien hanya diperbolehkan makan makanan rendah
serat, misalnya bubur kecap.
 Pada malam hari yaitu 12 jam sebelum pemeriksaan penderita diberi obat pencahar
yang berupa sulfas magnesium atau garam ingris sebanyak 30 gram atau dulkolax
tablet sebanyak 6 butir.
 Dilanjutkan puasa sampai pemeriksaan dilakukan
 Pada pagi hari kalau perlu pasien diberi dulkolax suposutoria sebanyak 2 butir yang
dimasukkan ke dalam dubur guna lavement.
 Pasien dilarang merokok dan banyak bicara karena dapat meningkatkan produksi
cairan dalam lambung dan volume udara pada usus.
6. Dokter telah memerintahkan agar urin perlu disaring. Diskusikan apa yang diperlukan
untuk menyaring urine dan mengapa dilakukan.
Jawab: untuk melihat kemampuan ginjal dalam menyaring zat sisa metabolisme dari
dalam tubuh.
7. Diskusikan indikasi WBC, CMP, dan urinalisis yang dipesan untuk klien ini.
Jawab:
 WBC  untuk mengetahui jumalh sel darah putih (0-5), jika diatas normal
menandakan peradangan atau inflamasi, infeksi, atau gangguan kesehatan lainnya
dalam tubuh.
 CMP  untuk mendapatkan informasi terkait status ginjal, hati, elektrolit, serta
keseimbangan asam/basa, gula darah termasuk protein dalam darah.
 Urinalisis  untuk mendeteksi kelainan ginjal, saluran kemih,serta untuk
mendeteksikelainan-kelainan di berbagai organ tubuh lain seperti hati, saluran
empedu, pankreas,
8. Untuk memberikan perawatan klien yang holistik, perawat harus sadar akan
pertimbangan budaya. Dengan menggunakan informasi yang diberikan berkenaan
dengan Ny. Condiff, diskusikan bagaimana perawat dapat memasukkan formasi budaya.
Jawab: menerapkan komunikasi terpeutik kepada pasien, lalu menejlaskan dari
pengalaman orang yang pernah menderita penyakit yang sama dan penyembuhan mana
yang menyembuhkannya.
9. Diskusikan pilihan pengobatan khas untuk batu ginjal. Nyonya Condiff.
Jawab:Terapi Non Farmakologi : Minum air banyak; Olahraga secara teratur
(mempertahankan kalsium tetep ditulang); Menghindari beberapa makanan yang
mengandung alcohol dan makanan cepat saji seperti garam, kopi, soda, alcohol, daging
sapi, telur, keju, kacang-kacangan, minuman manis, makanan ringan, makanan
kaleng, gorengan, dan kentang; Tidak menahan bila ingin kemih ; Menjaga dengan baik
kebersihan organ intim; Dengan menggunakan tanaman herbal kumis kucing dan meniran
10. Sebutkan lima diagnosis keperawatan terkait untuk keefektifannya.
Jawab: Nyeri akut, ansietas, gangguan eliminasi urin, deficit pengetahuan,
11. Diskusikan cara di mana Nyonya Condiff dapat mencegah pembentukan batu ginjal lebih
lanjut.
Jawab: memperbanyak mengkonsumsi air putih 8-10 gelas perhari yang telah
terdiagnosa menderita batu ginjal. batu asam urat mengurangi jenis-jenis makanan yang
banyak mengandung purin seperti, ikan sarden, jeroan, hati, otak, kerang (batu asam
urat); Pemberian obat jenis diuretic thiazid seperti trichlormetazid, diet rendah
kalsium, konsumsi natrium selulosa fosfat dan kalium sitrat untuk meningkatkan
kadar sitrat untuk menghambat pembentukan batu kalsium (batu kalsium);
menghindari makanan yang tinggi kadar oksalat. Jenis makanan yang kaya oksalat
seperti, makanan dari coklat, bayam, merica dan jenis kacangan; hindari minuman yang
mengandung gas (soft drinks) kurang lebih sekitar 1 liter per minggu.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN DEWASA

I. DATA DEMOGRAFI
a. Biodata
Nama : Ny. C
Usia : 35 Tahun
Jeis Kelamin : Perempuan
Diagnosa Medik : Renal Carculi
II. KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh nyeri pinggang sebelah kanan yang parah yang dimulai satu
hari yang lalu. Klien megatakan merasa mual dan muntah sekali hari ini.
P : Nyeri pinggang kanan
Q : Nyeri berat
R : Nyeri pada satu titik (pinggang kanan)
S : Nyeri skala 9
T : Nyeri mulai muncul satu hari yang lalu
III.RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien tidak menunjukkan penampilan luar kesakitan tetapi mengalami kesulitan
untuk duduk diam. Dia menyatakan, “Saya merasa perlu untuk terus berjalan”.
Klien menyatakan, “Saya minta maaf untuk datang dengan rasa sakit ini, saya telah
mencoba mengobatinya di rumah dengan Creeping Charlie tetapi itu tidak
membantu”
b. Riwayat Kesehatan Lalu
Klien mengungkapkan riwayat disuria, urgensi, dan frekuensi buang air kecil
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien memiliki riwayat keluarga dengan batu ginjal
IV.PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum Klien
Kulit tampak pucat, lembab, nyeri kostovertebralis, dan klien tampak kegelisahan.
Klien tidak menunjukkan penampilan luar kesakitan tetapi mengalami kesulitan
untuk duduk diam. Klien tidak memiliki wajah meringis dan tidak melakukan
kontak mata.
b. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 142/100 mmHg  Tinggi
Nadi : 110 x/menit  Tinggi
RR : 22 x/menit  Normal
Suhu : 37,7oC  Normal
Saturasi Oksigen : 98 %  Normal
V. TERAPI OBAT SAAT INI
Nama Obat Dosis Indikasi Kontra Efek
Indikasi
Sodium I liter 0,9% Sebagai Hipersensitif
Chloride bolus pengganti cairan
tubuh
Morphine 4mg IV Meredakan rasa Hipersensitivitas Bradikardia
sakit/nyeri terhadap morfin, atau takikardia,
sedang hingga Pasien dengan Hipertensi atau
parah depresi napas hipotensi,
dan tidak Kolaps,
tersedia alat Vasodilatasi
resusitasi, Asma
akut atau berat,
Keadaan
hiperkarbia,
Dicurigai atau
sudah pasti
mengalami ileus
paralitik
Zofran 4mg IV Mencegah dan Pasien pernah dapat terjadi
(ondansetron) mengobati mual megalami pada berbagai
dan muntah hipersensitivitas, sistem, seperti
pasien degan gastrointestinal,
gangguan fungsi kardiovaskular,
hati berat, Ibu dan metabolik
hami

ASUHAN KEPERAWATAN DEWASA


A. ANALISIS DATA
Data Fokus Masalah Etiologi
Ds: Nyeri Akut Agen Cedera Biologis
1. Klien mengeluh nyeri
pinggang sebelah kanan
 P : Nyeri pinggang
kanan
 Q : Nyeri berat
 R : Nyeri pada satu
titik (pinggang
kanan)
 S : Nyeri skala 9
 T : Nyeri mulai
muncul satu hari yang
lalu
Do:
1. Kulit tampak pucat dan
lembab
Ds: Ansietas Ancaman Pada Status
1. Klien megatakan merasa Terkini
mual dan muntah sekali
hari ini
2. Klien menyatakan,
“Saya minta maaf untuk
datang dengan rasa sakit
ini, saya telah mencoba
mengobatinya di rumah
dengan Creeping Charlie
tetapi itu tidak
membantu”
Do:
1. klien tampak gelisah
2. Klien tampak
mengalami kontak mata
yang buruk
3. TD: 142/90 mmHg
4. Nadi: 110 x/menit
Ds: Hambatan Eliminasi Urin Penyebab Multiple
1. Klien mengungkapkan
riwayat disuria, urgensi,
dan frekuensi buang air
kecil
2. Klien mengeluh nyeri
pinggang sebelah kanan
yang parah yang dimulai
satu hari yang lalu
Do:
1. Nyeri kostovertebralis

Ds: Hambatan Rasa Nyaman Gejala Terkait Penyakit


1. Klien menyatakan,
“Saya merasa perlu
untuk terus berjalan”
Do:
1. Klien mengalami
kesulitan untuk duduk
diam
2. Klien tampak gelisah
Priotitas Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut b/d Agen Cedera Biologis
2. Hambatan Eliminasi Urin b/d Peyebab Multiple
3. Ansietas b/d Ancaman Pada Status Terkini
4. Hambatan Rasa Nyaman b/d Gejala Terkait Penyakit
B. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) Rasional


Keperawatan
Nyeri Akut b/d Agen Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (1400): 1. Untuk megetahui lokasi
Cedera Biologis keperawatan 2x24 jam diharapkan 1. Lakukan pengkajian nyeri karakteristik, durasi,
nyeri akut dapat teratasi dengan komprehensif frekuensi dari nyeri
kriteria hasil: 2. Pastikan perawatan analgesic 2. Mengurangi nyeri parah
Kontrol Nyeri (1605): bagi pasien dilakukan dengan pasien
1. Mengenali kapan nyeri terjadi pemantauan yang ketat 3. Agar pasien dapat
(2-3) 3. Ajarkan teknik non mandiri mengatasi nyeri
2. Mengatur tujuan penurunan farmakologi pasien
nyeri dengan profesional 4. Evaluasi keefektifan dari 4. Mengetahui kondisi nyeri
kesehatan (3-4) tindakan pengontrolan nyeri pasien
3. Menggunakan analgesic yang
direkomendasikan (2-3)
4. Melakukan teknik relaksasi
efektif (2-3)
5. Melaporkan nyeri yang
terkontrol (2-3)
Hambatan Eliminasi Setelah dilakukan tindakan Monitor Cairan (4130): 1. Mengetahui kebiasaan
Urin b/d Peyebab keperawatan 2x24 jam diharapkan 1. Tentukan jumlah dan jenis eliminasi dan
Multiple hambatan eliminasi urin dapat intake cairan serta kebiasaan jumlah/volume cairan
teratasi dengan kriteria hasil: eliminasi pasien
Fungsi Ginjal (0504): 2. Tentukan faktor-faktor risiko 2. Memaksimalkan
1. Urine output selama 8 jam (3- yang mungkin menyebabkan keseimbangan cairan
4) ketidakseimbangan cairan dalam tubuh
2. Keseimbangan intake dan 3. Monitor intake dan output 3. Mengetahui intake dan
output selama 24 jam (3-4) output pasien

Ansietas b/d Setelah dilakukan tindakan Pengurangan Kecemasan (5820): 1. Untuk memberikan rasa
Ancaman Pada keperawatan 2x24 jam diharapkan 1. Gunakan pendekatan yang tenang dan aman kepada
Status Terkini ansietas dapat teratasi dengan kriteria tenang dan meyakinkan pasien
hasil: 2. Identifikasi pada saat terjadi 2. Untuk mengetahui perubahan
Tingkat Kecemasan (1211): perubahan tingkat kecemasan perubahan tingkat kecemasan
1. Rasa cemas dan takut yang 3. Instruksikan klien untuk pada pasien
disampaikan secara lisan (2- menggunakan teknik 3. Untuk memberikan terapi
3) relaksasi nonfarmakologi dengan
2. Kesulitan berkonsentrasi (2- 4. Berada di sisi klien untuk teknik relaksasi
3) meningkatkan rasa aman dan 4. Untuk memberikan rasa
3. Peningkatan tekanan darah mengurangi ketakutan aman dan mengurangi
(2-3) ketakutan pada pasien
4. Peningkatan frekuensi nadi
(2-3)
Hambatan Rasa Setelah dilakukan tindakan Peingkatan Keamanan (5380): 1. Untuk membangun rasa
Nyaman b/d Gejala keperawatan 2x24 jam diharapkan 1. Tunjukkan ketenangan percaya anatar pasien dan
Terkait Penyakit hambatan rasa nyaman dapat teratasi 2. Luangkan waktu bersama pasien perawat
dengan kriteria hasil: 3. Berada di sisi pasien dan 2. Menemani pasien untuk
Status Kenyamanan (2008): sediakan jaminan keamanan menciptakan ketenangan
1. Kesejahteraan Fisik (3-4) selama periode kecemasan 3. Memberikan kesempatan
2. Kontrol terhadap gejala (3-4) 4. Dengarkan ketakutan pasien klien untuk bercerita
5. Bantu pasien/keluarga Supaya pasien mampu
mengidentifikasi faktor apa mengendalikan dirinya
yang meningkatkan rasa 4. Mengetahui penyebab
keamanan ketidaknyamanan pasien
5. Mengurangi kegelisahan
pada pasien
C. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi


1. Nyeri Akut b/d Agen Selasa, 13 Oktober 2020 Selasa, 13 Oktober 2020
Cedera Biologis Pukul 09.00 WIB Pukul 11.00 WIB
 Melakukan pengkajian nyeri (PQRST) S:
 Mengajarkan teknik relaksasi nafas  Pasien mengatakan nyeri skala 9
dalam  Pasien mengatakan jika pinggang kanannya
terasa sakit parah
O: Pasien tampak pucat
A: Nyeri akut belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi relaksasi nafas dalam

Nabillah Alif Andriyani


2. Hambatan Eliminasi Urin Rabu, 14 Oktober 2020 Rabu, 14 Oktober 2020
b/d Peyebab Multiple Pukul 08.00 WIB Pukul 10.00 WIB
 Menentukan jumlah dan jenis intake S:
cairan serta kebiasaan eliminasi  Pasien mengatakan kebiasaan eliminasi sedikit
 Memonitor intake dan output O: Pasien tampak tidak bersemangat
A: Hambatan eliminasi urin belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
 Monitor intake dan output pasien
 Kolaborasi dengan dokter yang menangani
Nabillah Alif Andriyani
3. Ansietas b/d Ancaman Rabu, 14 Oktober 2020 Rabu, 14 Oktober 2020
Pada Status Terkini Pukul 10.30 WIB Pukul 14.30 WIB
 Melakukan pendekatan dengan pasien S:
 Mengajarkan teknik relaksasi untuk  Pasien mengatakan merasa sedikit tenang
megurangi kecemasan/ ketakutan klien O:
 Pasien tampak senyum
 Pasien sangat kooperatif saat diajarkan teknik
relaksasi
A: Ansietas belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi pendekatan untuk membangun
rasa percaya

Nabillah Alif Andriyani


4. Hambatan Rasa Nyaman Kamis, 15 Oktober 2020 Kamis, 15 Oktober 2020
b/d Gejala Terkait Pukul 08.00 WIB Pukul 11.30 WIB
Penyakit  Meluangkan waktu bersama pasien S:
 Mendegarkan cerita ketakutan pasien  Pasien mengatakan tidak ingin bercerita
 Membantu pasien/keluarga O:
mengidentifikasi faktor apa yang  Pasien tampak tidak nyaman
meningkatkan rasa keamanan  Pasien tampak susah duduk diam
A: Hambatan rasa nyaman belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi

Nabillah Alif Andriyani

Anda mungkin juga menyukai