Anda di halaman 1dari 10

TEKNIK PANTAI II

PENANGANAN PANTAI DENGAN SOFT STRUKTUR

Dosen MK : Dian E. W. Johannis, S.T.,M.Eng

DISUSUN OLEH:

NAMA : YOHANES ADRIANO BERIBE

NIM : 1723715375

SEMESTER : ENAM ( VI ) / TPIPP C

JURUSAN : TEKNIK SIPIL

PRODI : TPIPP C

TEKNIK SIPIL
TEKNIK PERANCANGAN IRIGASI DAN PENANGANAN PANTAI
POLITEKNIK NEGERI KUPANG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulisan ilmiah mengenai Penanganan Pantai Dengan Soft Struktur
ini dapat terselesaikan dengan baik.

Saya sebagai penulis bayak mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya, dan
terlebih kepada Ibu DIAN. E. W. JOHANNIS, S.T.,M.Eng selaku dosen pembimbing mata kuliah
Teknik Pantai II

Saya menyadari tugas penulisan ilmiah ini masih terdapat banyak kekurangan,
sehingga kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan penulisan ilmiah ini,semoga laporan ini dapat dipahami dengan baik.

KUPANG, APRIL 2020

Penulis

YOHANES A. BERIBE

i
DAFTAR ISI

Cover

Kata Pengantar......................................................................................................................i

Dafar Isi...............................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan...............................................................................................................1

I.1 Latar Belakang........................................................................................................1

I.2 Rumusan Masalah...................................................................................................1

I.3 Tujuan.....................................................................................................................1

Bab II Pembahasan.............................................................................................2

II.1 Fungsi Pantai .......................................................................................................2

II.2 Soft Struktur ..........................................................................................................2

II.3 Hutan Bakau ........................................................................................................3

II.4 Pengisian Pasir (Beach Fill/BeachNourishment) ..................................................4

Bab III Penutup................................................................................................................... 5

III.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 5

III.2 Saran.................................................................................................................... 5

Daftar Pustaka......................................................................................................................6

ii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai Negara maritim mempunyai lebih dari 3700 pulau berpenghuni dan
garis pantai sepanjang 80000 km. Pantai merupakan daerah di tepi perairan yang dipengaruhi
oleh air pasang tertinggi dan air surut terendah. Daerah yang terletak diatas dan dibawah
permukaaan daratan dimulai dari garis batas pasang tertinggi disebut dengan daratan.daerah
lautan adalah dsaerah yang terletak diatas dan dibawah permukaan air laut dimulai dari sisi
laut pada garis sudut terendah termasuk dasar laut dan bagian bumi dibawahnya. Sedangkan
garis batas pertemuan antara daran dan air laut dimana posisinya tidak tetap dan berpindah
sesuai pasang surut air laut dan erosi pantai yang terjadi disebut dengan garis pantai.

Perubahan garis pantai merupakan salah satu bentuk dinamisasi kawasan pantai yang
terjadi secara terus menerus. Perubahan garis pantai yang terjadi di kawasan pantai berupa
pengikisan badan pantai (abrasi) dan penambahan badan pantai (sedimentasi atau akresi).
Proses abrasi disebabkan oleh beberapa faktor yang secara umum dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu akibat faktor alam seperti perubahan cuaca atau iklim dan akibat aktivitas
manusia yang mengakibatkan hilangnya perlindungan alami pantai serta berubahnya pola
aliran dan transport disepanjang pantai.
Ada 2 cara yang dapat dilakukan untuk melindungi pantai, yaitu : soft solution (non
struktur) dapat berupa pengisian pasir, dan penanaman hutan bakau atau dengan
cara hardsolution (terstruktur) berupa struktur bangunan pelindung pantai seperti dinding
pantai, groin, jetty, atau breakwater, 2 cara perlindungan pantai diatas tergantung dari kondisi
fisik pantai tersebut.

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latang belakang masalah diatas rumusa masalah yang dapat diambil,
yaitu : apa itu penanganan pantai secara soft struktur ( non struktur ) dan bagaiamana cara
penanganan pantai secara soft struktur.
I.3 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk dapat menjelaskan tentang penanganan
pantai secara soft struktur ( non struktur ) untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang
terjadi di kawasan pantai dengan berbagai tujuan tertentu.

1
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Fungsi Pantai


Fungsi Pantai Secara alami, Pantai berfungsi sebagai berikut :

1) Pembatas antara darat dan laut


2) Tempat hidup biota Pantai;
3) Tempat sungai bermuara ; Perkembangan Fungsi Pantai
4) Tempat saluran (misal : tambak ) bermuara, praktis seperti diatas.
5) Tempat peralihan kegiatan hidup di darat dan di laut seperti
(pelabuhan, pelayaran);
6) Tempat hunian nelayan
7) Tempat wisata/rekreasi ; tempat usaha /niaga;
8) Tempat budidaya Pantai (antara lain : tambak, pertanian) ;
9) Tempat permukiman (exclusive) Pantai dikatakan rusak apabila
perubahan atau mundurnya garis pantai (erosi dan abrasi) telah
menyebabkan kerusakan atau mengancam sarana dan prasarana.
Disebut mengancam bila dalam waktu 3 tahun proses erosi atau abrasi
akan menyebabkan kerusakan sarana dan prasarana di pantai.

II.2 Soft Struktur


Soft Struktur ( Non Struktur ) adalah salah satu cara yang dilakukan untuk melindungi
pantai menggunakan bahan bangunan yang lebih ramah lingkungan. Contoh cara penanganan
pantai dengan cara soft struktur yaitu :
a. Hutan Bakau ( Coastal Habitat )
b. Pengisian Pasir (Beach Fill/BeachNourishment)

2
II.3 Hutan Bakau
Indonesia adalah negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang di dunia.
Ekosistem mangrove yang menyebar di pantai Indonesia memiliki sumber daya pesisir dan
produktifitas tinggi.
Hutan bakau merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh
beberapa jenis pohon yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai
berlumpur. Fungsi dari hutan bakau selain sebagai tempat wisata dan penghasil kayu adalah
sebagai peredam gelombang dan angin badai, pelindung erosi, penahan lumpur dan
penangkap sediment. Sebaiknya pelestarian hutan bakau tidak hanya dilakukan pada saat
penanamannya saja, namun juga pada saat pemeliharaannya agar tanaman bakau dapat
tumbuh dengan baik karena pada hakekatnya tanaman bakau yang baru ditanam termasuk
sulit untuk tumbuh. Masyarakat harus mengambil peran dalam mengatasi masalah abrasi dan
pencemaran pantai, karena usaha dari pemerintah saja tidak cukup berarti tanpa bantuan dari
masyarakat.Ini termasuk penanaman dan pemeliharaan vegetasi pelindung pantai, seperti
mangrove dan terumbu karang.

Manfaat dan Fungsi Manggrove


Fungsi ekologis yaitu :
a. pelindung garis pantai dari abrasi,
b. mempercepat perluasan pantai melalui pengendapan,
c. mencegah intrusi air laut ke daratan,
d. tempat berpijah aneka biota laut,
e. tempat berlindung dan berkembangbiak berbagai jenis burung,
mamalia, reptil, dan serangga,
f. sebagai pengatur iklim mikro.
Fungsi ekonomis yaitu :
a. penghasil keperluan rumah tangga (kayu bakar, arang, bahan
bangunan, bahan makanan, obatobatan),
b. penghasil keperluan industri (bahan baku kertas, tekstil, kosmetik,
penyamak kulit, pewarna),
c. penghasil bibit ikan, nener udang, kepiting, kerang, madu, dan telur
burung,
d. pariwisata, penelitian, dan pendidikan.

3
II.4 Pengisian Pasir (Beach Fill/BeachNourishment)
Pengisian Pasir (Sand nourishment) merupakan usaha yang dilakukan untuk
memindahkan sedimentasi pada pantai ke daerah yang terjadi erosi, sehingga menjaga pantai
tetap stabil. Menurut Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 07/SE/M/2010 tentang
Pemberlakukan Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Pengaman Pantai dijelaskan
bahwa Sand nourishment adalah kegiatan untuk membentuk pantai menjadi stabil dengan
menambahkan pasir ke pantai
Pengisian pasir bertujuan untuk mengganti pasir yang hilang akibat erosi dan
memberikan perlindungan pantai terhadap erosi dalam bentuk system tanggul pasir. Hal yang
harus diperhatikan adalah lokasi pasir harus memiliki kedalaman yang cukup sehingga
pertambahan kedalaman akibat penggalian pasir tidak mempengaruhi pola gelombang dan
arus yang pada gilirannya akan mengakibatkan erosi ke pantai-pantai sekitarnya.
Tahapan Konstruksi Pengisian Pasir
a. Penempatan pipa pengangkut untuk menyalurkan pasir laut yang dibawa oleh kapal
keruk/ponton (dredger) yang bersandar di lepas pantai,
b. Pemasangan silt protector sejajar pantai, yang terbuat dari kain penyaring dengan
tinggi kira-kira 3 m.
c. Krib apung dibentangkan dari dasar pantai dengan pelampung agar tinggi elevasi dari
krib apung dapat menyesuaikan dengan air pasang.
d. Tiap 10 meter panjang krib apung diberi angkur (anchor) ke dasar pantai, setiap
angkur mempunyai panjang yang cukup agar tertanam kuat.
e. Silt protector dipasang pada pantai sebelah depan yang langsung berbatasan dengan
air laut;
f. Pengisian pasir dengan cara menyemprotkan pasir dari kapal keruk melalui pipa
penyalur pasir;
g. Perataan pasir dengan menggunakan bulldozer dan ekskavator;
h. Melakukan monitoring untuk mengetahui hasil pelaksanaan pengisian pasir;

4
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan

Pengelolaan bencana di daerah pesisir harus dilakukan secara komprehensif sehingga


dapat memberi manfaat dalam jangka panjang. Penanganan daerah pesisir harus melibatkan
seluruh pihak yang terkait sehingga penggunaan daerah pesisir dapat diimplementasikan
secara optimal. Pengurangan resiko abrasi akan membuat daerah pesisir yang tangguh dan
pada akhirnya akan berujung pada keberlanjutan kehidupan daerah pesisir.Untuk itu
penanganan pantai secara soft struktur sangat dianjurkan pula yaitu dengan cara penanaman
pohon bakau, dan pengisian pasir.

III.2 Saran

Peran masyarakat sangat penting dalam proses pengamanan pantai dengan cara ikut
melestarikan ekosistem laut beserta isinya, melakukan pembangunan sesuai peraturan yang
berlaku agar tidak melewati garis pantai, serta tidak melakukan penambangan pasir atau
perusakan karang pantai dan ikut menjaga kebersihan pantai atau penanaman dan
pemeliharaan vegetasi pelindung pantai, seperti mangrove dan terumbu karang .

5
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/uploaddocument?
archive_doc=219825480&escape=false&metadata=%7B%22context%22%3A
%22archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%22action
%22%3A%22download%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A
%22web%22%7D

https://simantu.pu.go.id/epel/edok/e6ff6_MODUL_05_-_pdf_-
_PENGENALAN_BANGUNAN_PANTAI.pdf

http://rinaervina87.blogspot.com/2015/03/makalah-mitigasi-bencana-abrasi-pantai.html

6
7

Anda mungkin juga menyukai