Anda di halaman 1dari 15

PAPER FILSAFAT PENDIDIKAN

HUBUNGAN FILSAFAT

Oleh :

RIFKY IRVANSYAH

18067051

Pendidikan Teknik Mesin


Universitas Negeri Padang
2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Rasa syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan
petunjuk dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai
bukti penyelesaian tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan yang membahas tentang
“Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan, Agama dan Kebudayaan”.
Diharapkan makalah ini dapat menambahkan wawasan para mahasiswa
untuk mengetahui bagaimana peranan intelegensi dalam belajar bagi anggota
kelompok sendiri dan teman-teman semua. Dalam upaya penyelesaian makalah
ini kami telah banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami ucapkan terimakasih kepada Bapak, selaku dosen
mata kuliah Teknologi Produksi Pemesinan. Dan atas bimbingan beliau kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Namun dengan ini kami menyadari bahwa
makalah ini belum mencapai taraf kesempurnaan, maka kami mengharapkan
kritik dan saran pembaca agar kami bisa menyempurnakan dan memperbaiki
makalah ini dan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa
mendapatkan Ridho Allah Swt.

Agam, 17 September 2020

Penyusun,
A. Ringkasan Materi
Filsafat dan pendidikan merupakan dua istilah yang berdiri pada
makna dan hakikat masing-masing, namun ketika keduanya digabungkan
ke dalam satu tema khusus, maka ia pun memiliki makna tersendiri yang
menunjuk ke dalam suatu kesatuan pengertian yang tidak terpisahkan.
Kendatipun filsafat pendidikan telah dipandang sebagai suatu disiplin ilmu
yang berdiri sendiri, namun bukanlah berarti bahwa kajiannya hanya
sekedar menelaah sendi-sendi pendidikan dan atau filsafat semata. Filsafat
pendidikan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari filsafat secara
keseluruhan, baik dalam sistem maupun metode.
Bila pengertian filsafat yang telah dibahas pada bab sebelumnya
dikaitkan dengan masalah pendidikan, tentu berimplikasi pada upaya-
upaya berpikir krisis, sistematis, radikal dan universal tentang berbagai
persoalan yang berkenaan dengan seluk beluk dunia pendidikan dan
kemajuan pendidikan itu sendiri. Filsafat pendidikan secara langsung
memberikan perhatiannya pada apa yang merupakan kegiatan filsafat
secara keseluruhan, baik dalam sistem maupun dalam orientasi. Hal yang
membedakan aktivitasnya hanyalah pada konsenterasinya yang ditujukan
untuk menganalisis realitas yang terbatas dalam berbagai problem dan isu
pendidikan.
Berbagai pengertian filsafat pendidikan telah dikemukakan para ahli.
Filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan
filsafat sebagai jalan untuk mngatur, menyelaraskan, dan memadukan
proses pendidikan. Artinya, filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-
nilai dan maklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya.
Dalam hal ini, filsafat, filsafat pendidikan, dan pengalaman kemanusiaan
merupakan faktor yang integral.
Filsafat pendidikan juga bisa didefinisikan sebagai kaidah filosofis
dalam bidang pendidikan yang menggambarkan aspek-aspek pelaksanaan
falssafah umum dan menitikberatkan paa pelaksanaan prinsip-prinsip dan
kepercayaan yang menjadi dasar dari filsafat umum dalam upaya
memecahkan persoalan-persoalan pendidikan secara praktis.
Menurut John Dewey, filsafat pendidikan merupakan suatu
pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik yang menyangkut
daya piker (intelektual), maupun daya perasaan (emosional), menuju tabiat
manusia. Sementara menurut Thompson, filsafat artinya melihat suatu
masalah secara total dengan tanpa ada batas atau implikasinya; ia tidak
hanya melihat tujuan, metode atau alat-alatnya, tapi juga meneliti dengan
saksama hal-hal yang dimaksud. Keseluruhan masalah yang dipikirkan
oleh filosof tersebut merupakan suatu upaya untuk menemukan hakikat
masalah, sedangkan suatu hakikat itu dapat dibakukan melalui proses
kompromi.
Menurut Imam Barnadib, filsafat pendidikan merupakan ilmu yang
pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam
bidang pendidikan. Baginya filsafat pendidikan merupakan aplikasi
sesuatu analisis filosofis terhadap bidang pendidikan. Sedangkan menurut
Brubachen, filsafat pendidikan adalah seperti menaruh sebuah kereta di
depan seekor kuda, dan filsafat dipandang sebagai bunga, bukan sebagai
akar tunggal pendidikan. Filsafat pendidikan itu berarti secara bebas
dengan memperoleh keuntungan karena punya kaitan dengan filsafat
umum. Kendati kaitan ini tidak penting, tapi yang terjadi ialah suatu
keterpaduan antara pandangan filosofis dengan filsafat pendidikan, karena
filsafat sering diartikan sebagai teori pendidikan dalam segala tahap.
Untuk mendapatkan pngertian filsafat pendidikan yang lebih sempurna
(jelas), ada baiknya kita melihat beberapa konsep mengenai pengertian
pendidikan itu sendiri. Pendidikan adalah bimbingan secara sadar dari
pendidik terhadap perkembangan jasmani dan ruhani anak didik menuju
terbentuknya manusia yang memiliki kepribadian yang utama dan ideal.
B. Pembahasan

a. Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan


Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan sangatlah penting
sebab ia menjadidasar, arah dan pedoman suatu sistem pendidikan.
Menurut Jalaludin & Idi (2007: 32) filsafat pendidikan merupakan
aktivitas pemikiran teratur yang menjadikan filsafatsebagai medianya
untuk menyusun proses pendidikan, menyelaraskan dan mengharmoniskan
serta menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang ingin dicapai. Menurut
Jalaludin & Idi (2007: 32) hubungan fungsional antara filsafat danteori
pendidikan adalah:
1. Filsafat merupakan suatu cara pendekatan yang dipakai untuk
memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori
pendidikan.
2. Filsafat berfungsi memberi arah terhadap teori pendidikan yang
memilikirelevansi dengan kehidupan yang nyata.
3. Filsafat, dalam hal ini fisafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk
memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori
pendidikan menjadi ilmu pendidikan.
Filsafat mengadakan tinjauan yang luas mengenai realita, maka
dikupaslah antaralain pandangan dunia dan pandangan hidup. Konsep-
konsep mengenai ini dapat menjadilandasan penyusunan konsep tujuan
dan metodologi pendidik. Disamping itu, pengalaman pendidik dalam
menuntut pertumbuhan dan perkembangan anak akan berhubungan dan
berkenaan dengan realita. Semuanya itu dapat disampaikan kepadafilsafat
untuk dijadikan bahan-bahan pertimbangan dan tinjauan
untukmemperkembangkan diri. Hubungan filsafat dengan filsafat
pendidikan dapatdirumuskan sebagai berikut :
1. Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan
filsafat pendidikan objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan
saja
2. Filsafat hendak memberikan pengetahuan/ pendiidkan atau pemahaman
yanglebih mendalam dan menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak
begitu mendalam.

3. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang


khusus,mempersatukan dan mengkoordinasikannya.
4. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan
tetapisudut pandangannya berlainan.
Jadi, antara filsafat pendidikan dan pendidikan terdapat suatu hubungan
yang eratsekali dan tak terpisahkan. Filsafat pendidikan mempunyai
peranan yang amat pentingdalam sistem pendidikan karena filsafat
merupakan pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan,
meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknyasistem
pendidikan.

b. Hubungan Filsafat dengan Agama


Agama secara terminologi berasal dari bahasa sansakerta yaitu aberarti
tidak dan gama berarti kacau. menurut undang saefudin Anshari agama
atau dien (Bahasa Arab) dan religi (Bahasa Inggris) yaitu suatusistem tata
keimanan dan keyakinan atas sesuatu yang mutlak di luarmanusia dan
suatu sistem tata peribadatan manusia kepada yang Maha Mutlak. Ahmad
Tafsir membagi defnisi agama yaitu menekankan dari segirasa iman
kepada sesuatu dan agama sebagai peraturan agar manusia dapat
mentertibkan dirinya.
Khalil Gibran memandang agama sebagai sesuatu yang menjamin
manusia selamat di dunia dan di akherat. Rabindranath Tagore
menyebutagam sebagai tata sistem nilai yang diberikan Tuhan kepada
manusia. Sementara itu, dalam buku “Pengantar Ilmu Filsafat” menuliskan
bahwa aagama adalah perasaan yang mendalam akan ketergantungan,
kepercayaan pada bukan kekuatan manusia, dan cinta kepada Tuhan.
Dari pemaparan berbagai defnisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
agama adalah sistem nilai atau sistem ajaran yang memberitahu kepada
manusia bagaiamana hidup dengan baik dan tentang arti kehidupan ini.
Filsafat berasal dari bahasa yunani, philo yaitu cinta dan shopiayaitu
bijaksana. Dalam buku “Metodologi penelitian Filsafat”, pengertian
Filsafat terbagi menjadi dua : Filsafat itu refleksif dan sebuah ilmu. Filsat
merupakan kegiatan perenungan tentang hakikat realitas yang meliputi
hakikat manusia, semesta dan Tuhan, maka disebut refeksif. Sementara itu,
Filsafat merumuskan hakikat realitas secara sistematis-metodis. Filsafat itu
sebuah ilmu karena menjadi sitematisasi pandangan hidup secara
menyeluruh.
Filsafat dan agama tidak mungkin disamakan hal ini dikarenakan awal
berpikir antara Filsafat dan agama berbeda. Filsafat berawal dari keragu-
raguan, sesuatu yang non empiris dan tidak bersifat observasional.
Pendekatannya menggunakan olah pikir logis yang mendalam dan
rasional. Sementara agama berawal dari kebenaran mutlak Tuhan yang
mencakup informasi dan pengetahuan.
Agama dan filsafat bertentangan jika tidak ditempatkan pada posisi
yang benar. Menurut M.Quraish Shihab hubungan antara ilmu
pengetahuan -termasuk filsafat- tidak mungkin sederajat karena agama
turun dengan kemutlakannya sedangkan filsafat dan ilmu pengetahuan
hadir bersama relativitasnya.
Perbedaan-perbedaan filsafat dan agama pasti akan memunculkan suatu
pertanyaan tentang hubungan atau keterkaitan. Filsafat menggunakan rasio
membantu seseorang memperkuat keimanannya.Menurut Bacon, filsafat
akan menolong kita menanamkan keyakinan-keyakina (undamental
religius dalam suatu (ondasi intelektual. Maka dari itu, manusia harus
menempatkan filsafat sebagai metode berpikir dalam memahami agama
bukan sebagai agama baru.
Hubungan antara agama dan filsafat sangat dekat. Dalam agama kita
berusaha menyesuaikan diri dengan dunia dan diri kita sendiri. Banyak
agama yang meyakinkan keimanannya dengan dunia secara keseluruhan
contohnya mengimani berbagai ciptaan Tuhan. Tetapi, ini bukan inti dari
agama karena yang inti atau utama dalam agama adalah ibadah kepada
Tuhan atau meraih kebajikan dan perlindungan-Nya.
Filsafat adalah metode berpikir yang dimanfaatkan fungsi-fungsi
dansaran berpikir yang dimiliki manusia. Dalam agama Islam, manusia
yang seperti itu adalah manusia yang memanfaatkan seluruh dayanya.
Filsafat memberikan perluasan terhadap pengetahuan alam semesta.
Manusia merenungkan dengan metode filsafat untuk mengetahui apa
kekuasaan Tuhan. Tujuan dari filsafat berkaitan dengan agama. Filsafat
bertujuan cintaakan kebijaksanaan, ketentraman, dan mencapai kepuasan
batin.

c. Hubungan Filsafat dengan Kebudayaan


Pada pokoknya kebudayaan adalah semua ciptaan manusia yang
berlangsung dalamke hidupan. Pendidikan dan kehidupan adalah suatu
hubungan antara proses dengan isi, yaitu pendidikan adalah proses
pengeporar kebudayaan dalam arti membudayakan manusia aspeklain dari
fungsi pendidikan adalah mengolah kebudayaan itu menjadi sikap mental,
tingkahlaku, bahkan menjadi kepribadian anak didik. Jadi hubungan
pendidikan dengan kebudayaan adalah juga hubungan nilai demokrasi.
Dimana fungsi pendidikan sebagai pengoper kebudayaan mempunyai
tujuan yang lebih utama yaitu untuk membina kepribadian manusia agar
lebih kreatif dan produktif yakni mampu menciptakan kebudayaan.
Perlu didasari bahwa manusia sebagai pribadi, masyarakat, bangsa dan
negara hidup dalam suatu sosial budaya. Maka membutuhkan pewarisan
dan pengambangan sosial budaya yang dilakukan melalui pendidikan.
Agar pendidikan berjalan dengan baik. Maka membutuhkan filosofis dan
ilmiah berbagai sifat normatif dan pedoman pelaksanaannya. Karena
pendidikan harus secara fungsamental yang berazas filosofis yang
menjamin tujua nuntuk meningkatkan perkembangan sosial budaya,
martabat bangsawan, kewibawaan dan kejayaan negara.
Pentingnya kebudayaan untuk mengembangkan suatu pendidikan dalam
budaya nasional mengupayakan, melestarikan dan mengembangkan nilai
budaya-budaya dan pranata sosial dalam menunjang proses pengembangan
danpembangunan nasional serta melestarikan nilai-nilai seluruh budaya
bangsa. Merencanakan kegairahan masyarakat untuk menumbuhkan
kreaktivtas ke arah pembaharuan dalam usaha pendidikan yang tanpa
kepribadian bangsa.
Kebudayaan mempunyai fungsi yang besari bagi manausia dan
masyarkat, berbagaimacam kekuatan harus dihapi seperti kekuatan alam
dan kekuatan lain. Selain itu manusia dan masyarakat memerlukan
kepuasan baik secara spritual maupun materil. Manusia merupakan
makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia danpat
mengembangkan kebudyaan. Begitu pula manusia hidup dan tergantung
apa kebudayaan sebagai hasil ciptaanya. Kebudayaan memberikan aturan
bagi manusia dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil
ciptaannya. Dan kebudayaan juga diharakan dengan pendidikan yang akan
mengembangkan dan membangkitkan budaya-budaya dulu, agar dia tidak
punah dan terjaga untuk selamanya. Oleh karena itu, dengan adanya filsfat,
kita dapat mengetahui tentang hasilkarya manusia yang akan menimbulkan
teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia
terhadal alam lingkungannya. Sehingga kebudayaan memiliki peran :
a. suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya
b. wadah untuk menyalurkan perasan dan kemampuan lain
c. sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
d. pembeda manusia dengan binatang
e. petunjuk-petunjuk tentang bagaimana harus bertindak dan
berperilaku dalam pergaulan
f. pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimnaa seharusnya
bertindak, berbuat,menentukan sikapnya jikga berhubungan dengan
orang lain.
g. sebagai modal dasar pembangunan
Kebudayaan masyarkat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh
kebudayan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Hasil karya
masyarakat melahirkan teknologi ataukebudayan kebendaan yang
mempunyai kegunaan utama dlaam melindungi masyarakt terhadap
lingkungan di dalamnya.
Apabila dibandingkan defenisi kebudayaan dan defenisi filsafat,
bertemu dalam hal berfikir. Filsafat ialah cara atau metode berfikir
sistematik dan universal yang berujung padasetiap jiwa, sedangkaan
kebudayaan adalah salah satu hasil berfilsafat yang termaniferstasi pada
cipta, rasa, dan karsa sikap hidup dan pandangan hidup (Gazalba). Dengan
demikian, jelaslah filsafat mengendalikan cara berfikir kebudayaan. Di
balik kebudayaan ditemukan filsafat. Perbedaan kebudayaan dikembalikan
kepada perbedaan filsafat.
Kebudayaan mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan
masyarkat, berbagaimacam kekuatan harus dihadapi seperti kekuatan alam
dan kekuatan lain. Selain itu manusia dan masyarakat memerlukan
kepuasan baik secara spritual maupun materil. Manusia merupakan
makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia danpat
mengembangkan kebudyaan. Begitu pula manusia hidup dan tergantung
apa kebudayaan sebagai hasil ciptaanya. Kebudayaan memberikan aturan
bagi manusia dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil
ciptaannya. Dan kebudayaan juga diharapkan dengan pendidikan yang
akan mengembangkan dan membangkitkan budaya-budaya dulu, agar dia
tidak punah dan terjaga untuk selamanya. Oleh karena itu,dengan adanya
filsfat, kita dapat mengetahui tentang hasil karya manusia yang akan
menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam
melindungi manusia terhadal alam lingkungannya. Sehingga kebudayaan
memiliki peran :
1. suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya
2. wadah untuk menyalurkan perasan dan kemampuan lain
3. sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4. pembeda manusia dengan binatang
5. petunjuk-petunjuk tentang bagaimana harus bertindak dan
berperilaku dalam pergaulan
6. pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya
bertindak, berbuat, menentukan sikapnya jikga berhubungan dengan
orang lain
7. sebagai modal dasar pembangunanKebudayaan masyarakat tersebut
sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada
masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat melahirkan
teknologiatau kebudayan kebendaan yang mempunyai kegunaan
utama dalam melindungimasyarakat terhadap lingkungan di
dalamnya.
C. Tanggapan
Filsafat adalah studi secara kritis mengenai masalah-masalah yang
timbul dalm kehidupan manusia dan merupakan alat dalam mencari jalan
keluar yang terbaik agar dapat mengatasi semua permasalahan hidup dan
kehidupan yang dihadapi. Dalam pengertian yang luas, filsafat bertujuan
memberikan pengertian yang dapat diterima oleh manusia mengenai
konsep-konsep hidup secara ideal dan mendasar bagi manusia agar
mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan.
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa ruang lingkup filsafat adalah
semua lapangan pemikiran manusia yang komprehensif. Segala sesuatu
yang mungkin ada dan benar-benar ada (nyata), baik material konkret
maupun nonmaterial (abstrak). Jadi, objek filsafat itu tidak terbatas.
Dalam memahami dan mengembangkan pemikiran kefilsafatan
pendidikan perlu dipahami pola dan system pemikiran kefilsafatan pada
umumnya. Pola dan system pemikiran kefilsafatan sebagai suatu ilmu
adalah :
1. Pemikiran kefilsafatan harus bersifat sistematis, dalam arti dalam
berpikirnya logis dan rasional tentang hakikat masalah yang dihadapi;
2. Tinjauan permasalahan yang dipikirkan bersifat radikal artinya
menyangkut persoalan-persoalan mendasar samapai keakar-akarnya.
3. Ruang lingkup pemikirannya bersifat universal artinya persoalan-
persoalan yang dipikirkannya bersif at menyeluruh;
4. Meskipun pemikiran-pemikiran yang dilakukan lebih bersifat
spekulatif, namun didasari oleh nilai-nilai yang obyektif.
Pola dan system berpikir filosofis yang demikian dilaksanakan dalam
ruang lingkup yang menyangkut bidang-bidang sebagai berikut :
1. Cosmologi yaitu suatu pemikiran dalam permasalahan yang
berhubungan dengan alam semesta, ruang dan waktu, kenyataan hidup
manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, serta proses kejadian-kejadian
dan perkembangan hidup manusia di alam nyata.
2. Ontology yaitu suatu pemikiran tentang asal-usul kejadian alam
semesta, dari mana dan kearah mana proses kejadiannya.
Secara makro (umum) apa yang menjadi obyek pemikiran filsafat, yaitu
dalam ruang lingkup yang menjangkau permasalahan kehidupan manusia, alam
semesta dan sekitarnya adalah juga obyek pemikiran filsafat pendidikan. Tetapi
secara mikro (khusus) yang menjadi obyek filsafat pendidikan meliputi :
1. Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan (The Nature Of
Education).
2. Merumuskan sifat hakikat manusia sebagai subyek dan obyek
pendidikan (The Nature Of Man).
3. Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan,
agama dan kebudayaan.
4. Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan dan teori
pendidikan.
5. Merumuskan hubungan antara filsafat negara (Ideology), filsafat
pendidikan dan politik pendidikan (sistem pendidikan).
6. Merumuskan sistem nilai norma atau isi moral pendidikan yang
merupakan tujuan pendidikan.
Dengan demikian dari uraian tersebut diperoleh suatu kesimpulan
bahwa yang menjadi obyek filsafat pendidikan ialah semua aspek yang
berhubungan dengan upaya manusia untuk mengerti dan memahami
hakikat pendidikan itu sendiri, yang berhubungan dengan bagaimana
pelaksanaan pendidikan dan bagaimana tujuan pendidikan itu dapat
dicapai seperti yang dicita-citakan.
D. Simpulan
a. Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan
Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan sangatlah penting
sebab ia menjadidasar, arah dan pedoman suatu sistem pendidikan. filsafat
pendidikan merupakan aktivitas pemikiran teratur yang menjadikan
filsafatsebagai medianya untuk menyusun proses pendidikan,
menyelaraskan dan mengharmoniskan serta menerangkan nilai-nilai dan
tujuan yang ingin dicapai. Filsafat merupakan suatu cara pendekatan yang
dipakai untuk memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-
teori pendidikan.
d. Hubungan Filsafat dengan Agama
Agama secara terminologi berasal dari bahasa sansakerta yaitu aberarti
tidak dan gama berarti kacau. menurut undang saefudin Anshari agama
atau dien (Bahasa Arab) dan religi (Bahasa Inggris) yaitu suatusistem tata
keimanan dan keyakinan atas sesuatu yang mutlak di luarmanusia dan
suatu sistem tata peribadatan manusia kepada yang Maha Mutlak. Ahmad
Tafsir membagi defnisi agama yaitu menekankan dari segirasa iman
kepada sesuatu dan agama sebagai peraturan agar manusia dapat
mentertibkan dirinya.
e. Hubungan Filsafat dengan Kebudayaan
f. Pada pokoknya kebudayaan adalah semua ciptaan manusia yang
berlangsung dalamke hidupan. Pendidikan dan kehidupan adalah
suatu hubungan antara proses dengan isi, yaitu pendidikan adalah
proses pengeporar kebudayaan dalam arti membudayakan manusia
aspeklain dari fungsi pendidikan adalah mengolah kebudayaan itu
menjadi sikap mental, tingkahlaku, bahkan menjadi kepribadian
anak didik. Jadi hubungan pendidikan dengan kebudayaan adalah
juga hubungan nilai demokrasi. Dimana fungsi pendidikan sebagai
pengoper kebudayaan mempunyai tujuan yang lebih utama yaitu
untuk membina kepribadian manusia agar lebih kreatif dan
produktif yakni mampu menciptakan kebudayaan.
E. Daftar Bacaan
1. Zen, Zelhendri. (2011). Filsafat Pendidikan.Padang:UNP.
2. Thomas White Patrick,Geoge.2008.Pengantar singkat Ilmu
Filsafat.Bandung : Intelekia Pratama Press.
3. H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993),
hlm. 3
4. Sadulloh, U. 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan. CV Alfabeta, Bandung.
5. Sumarna, Cecep.1990.Melacak Jejak Filsafat.Bandung : Sangga Buana.

Anda mungkin juga menyukai