Andika Permata
Andika Permata
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Struktur adalah bagian-bagian yang membentuk bangunan seperti pondasi, sloof, dinding, kolom,
ring, kuda-kuda, dan atap. Pada prinsipnya, elemen struktur berfungsi untuk mendukung
keberadaan elemen nonstruktur yang meliputi elemen tampak, interior, dan detail arsitektur
sehingga membentuk satu kesatuan. Setiap bagian struktur bangunan tersebut juga mempunyai
fungsi dan peranannya masing-masing.
Kegunaan lain dari struktur bangunan yaitu meneruskan beban bangunan dari bagian bangunan
atas menuju bagian bangunan bawah, lalu menyebarkannya ke tanah. Perancangan struktur harus
memastikan bahwa bagian-bagian sistem struktur ini sanggup mengizinkan atau menanggung
gaya gravitasi dan beban bangunan, kemudian menyokong dan menyalurkannya ke tanah dengan
aman.
Terdapat tiga bagian dari struktur bangunan antara lain :
Struktur bawah (substruktur) adalah bagian-bagian bangunan yang terletak di bawah
permukaan tanah. Struktur bawah ini meliputi pondasi dan sloof.
Struktur tengah merupakan bagian-bagian bangunan yang terletak di atas permukaan
tanah dan di bawah atap, serta layak ditinggali oleh manusia. Yang dimaksud struktur
tengah di antaranya dinding, kolom, dan plat lantai
Struktur atas (superstruktur) yaitu bagian-bagian bangunan yang terbentuk memanjang ke
atas untuk menopang atap. Struktur atas bangunan antara lain rangka dan kuda-kuda.
Namun pada paper ini hanya akan dijelaskan struktur tengah bangunan mulai dari kolom, balok
dan juga plat lantai
Tujuan
Adapun tujuan dari paper ini adalah untuk membahas serta menjelaskan bagian dari elemen
struktur tengah bangunan yang meliputi kolom,balok dan juga plat lantai.
BAB II
PEMBAHASAN
Struktur tengah merupakan bagian-bagian bangunan yang terletak di atas permukaan tanah dan
di bawah atap, serta layak ditinggali oleh manusia. Yang dimaksud struktur tengah di antaranya
dinding, kolom, dan plat lantai.
Bagian –bagian dari struktur tengah bangunan adalah:
A. Balok
Balok adalah bagian dari struktural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk
menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang. Selain itu balok
juga berfungsi sebagai pengikat kolom-kolom agar apabila terjadi pergerakan, kolom-kolom
tersebut tetap bersatu padu mempertahankan bentuk dan posisinya semula.
Struktur beton bertulang terdiri atas dua bahan bangunan yang saling mendukung yakni baja dan
beton. Baja ialah material homogen yang terbentuk dari satu unsur sehingga properti mekaniknya
dapat didefinisikan dengan jelas. Sedangkan pembuatan beton dari campuran semen, mortar, dan
agregat batuan yang bersifat heterogen dengan properti mekanik bermacam-macam dan tidak
bisa didefinisikan secara pasti.
Jenis Balok
Dalam sebuah konstruksi bangunan, terdapat dua jenis balok beton, di antaranya:
1. Balok Beton Tanpa Tulangan
Sifat dan karakteristik dari beton itu sendiri adalah kuat terhadap gaya tekan tetapi lemah
terhadap kekuatan tarik. Oleh sebab itu, elemen yang satu ini pun ternyata bisa mengalami
keretakan apabila beban yang dipikulnya menimbulkan tegangan tarik yang melebihi kuat
tariknya dengan masa yang terlalu besar.
Hal apa yang akan terjadi jika sebuah bangunan dibuat dengan menggunakan balok beton tanpa
menggunakan tulangan yang dapat berguna untuk melakukan tumpuan sederhana (sendi dan rol)
di atas balok tersebut bekerja beban terpusat (P) serta beban merata (q)? Hal tersebut adalah
momen luar sehingga balok akan melengkung ke bawah.Sementara itu, pada balok yang
melengkung ke bawah akibat beban luar ini pada dasarnya dapat ditahan oleh kopel gaya-gaya
dalam yang berupa tegangan tekan dan tarik. Sehingga, pada bagian tepi atas tepatnya pada serat-
serat balok akan terjadi penahanan tegangan tekan. Selain itu, semakin ke bawah tegangan yang
terjadi akan semakin kecil. Pun jika sebaliknya, pada serat-serat bagian tepi bawah akan
menahan tegangan tarik, maka akan semakin kecil pula tegangan tariknya jika mengarah
semakin ke atas.
Kemudian, pada tengah bentang atau yang disebut dengan garis netral, serat-serat beton tidak
mengalami tegangan sama sekali. Tegangan tekan dan tarik disimbolkan dengan huruf o.
Apabila beban diatas balok terlalu besar, biasanya garis netral bagian bawah akan mengalami
tegangan tarik cukup besar. Hal tersebut kemungkinan akan mengakibatkan retak pada beton
pada bagian bawah. Kondisi tersebut dapat terjadi, terutama pada daerah beton yang memiliki
momen besar. Misalnya, pada lapangan atau juga tengah bentang.
Balok sederhana itu sendiri pada kolom diujung-ujungnya bertumpu. Di mana, dengan
menggunakan satu ujung bebas berotasi dan tidak memiliki momen tahan. Balok jenis ini hampir
sama seperti struktur statis lainnya. Nilai dari semua reaksi serta pergeseran dan juga momen
untuk balok sederhana itu sendiri tidak tergantung bentuk penampang dan materialnya.
2. Kantilever
Kantilever merupakan salah satu jenis balok yang diproyeksikan atau struktur kaku lainnya
didukung hanya pada satu ujung tetap. Dalam arti lain, balok yang satu ini berguna untuk
menanggung beban di ujung yang tidak memiliki penyangga.
3. Balok Teritisan
Balok teritisan merupakan salah satu ragam balok sederhana yang memilik bentuk memanjang.
Balok yang satu ini melewati salah satu kolom tumpuannya.
4. Balok dengan Ujung Tetap
Jenis balok yang satu ini disebut balok dengan ujung tetap karena dikaitkan kuat. Selain itu,
balok tersebut juga dibuat untuk menahan translasi dan rotasi. Pada umumnya, ujung-ujung dari
balok ini dikunci sedemikian kuat sehingga tidak bergerak ataupun bertotasi karena momen.
5. Bentangan Tersuspensi
Bentangan tersuspensi merupakan salah satu jenis balok sederhana yang ditopang oleh teristisan
dari dua bentang dengan konstruksi sambungan pin pada momen nol.
kontinu atau balok menerus ini memiliki bentuk yang memanjang secara menerus serta melewati
l
ebih dari dua kolom tumpuan. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan kekakuan yang lebih besar
dan momen yang lebih kecil dari serangkaian balok tidak menerus dengan panjang dan beban
yang sama pada bangunan.
1. Balok Baja
Balok baja menopang dek baja atau papan beton pracetak. Balok dapat ditopang oleh balok
induk (girder), kolom, atau dinding penopang beban.
Balok induk, balok, kolom baja struktural digunakan untuk membangun rangka bermacam-
macam struktur mencakup bangunan satu lantai sampai gedung pencakar langit. Karena baja
merupakan struktural yang sulit dikerjakan di lokasi (on-site) maka biasanya dipotong, dibentuk,
dan dilubangi dalam pabrik sesuai spesifikasi disain.
Hasilnya berupa konstruksi rangka struktural yang relative cepat dan akurat. Baja struktural
dapat dibiarkan terekspos pada konstruksi tahan api yang tidak terlindungi, tapi karena baja dapat
kehilangan kekuatan secara drastic karena api, pelapis anti api dibutuhkan untuk memenuhi
kualifikasi sebagai konstruksi tahan api.
2. Balok Beton
Balok beton yang dicor di tempat dikategorikan menurut bentangan dan bentuk cetakannya.
3. Balok Kayu
Balok kayu menopang papan atau dek struktural. Balok dapat ditopang oleh balok induk, tiang,
atau dinding penopang beban. Dalam pemilihan balok kayu, faktor berikut harus
dipertimbangkan, yaitu: jenis kayu, kualitas struktural, modulud elastisitas, nilai tegangan tekuk,
nilai tegangan geser yang diizinkan dan defleksi minimal yang diizinkan untuk penggunaan
tertentu. Sebagai tambahan, perhatikan kondisi pembebanan yang akurat dan jenis koneksi yang
digunakan.
Balok yang memakai bahan baja mempunyai tinggi 1/25 bentang. Dimensi balok-balok tersebut
tidak mutlak benar, hanya digunakan sebagai pendekatan kasar saja pada tahap pra-desain
bangunan, karena kondisi diatas masih tergantung pada jarak antara balok dan besarnya beban/
muatan yang bekerja pada elemen tersebut.
Misalnya, tipe semen Portland sesuai; split dan pasir beton memenuhi kualitas untuk beton,
bebas dari kotoran dan lumpur; air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung bahan
perusak, seperti asam, alkali, dan sebagainya. Sementara baja tulangan harus kuat menahan gaya
tarik, secara umum dipakai baja berulir. Baja polos hanya diperkenankan untuk tulangan spiral
dan begel atau sengkang.
2) Pembesian
Pada balok beton bertulang, fungsi tulangan adalah untuk menahan gaya tarik. Penulangan balok
beton dibuat sedemikian rupa menurut standar SNI. Misalnya, tulangan memanjang dipasang
pada serat-serat beton yang mengalami tegangan tarik; tulangan longitudinal dipasang searah
sumbu batang; pada ujung balok dekat tumpuan dipasang tulangan serong atau begel berjarak
rapat untuk mengantisipasi gaya geser dan lintang; dan sebagainya.
B Kolom
Kolom atau pilar adalah istilah teknik arsitektur yang merujuk kepada elemen struktural yang
meneruskan tekanan, yaitu berat struktur di bagian atas (misalnya atap) ke elemen struktur lain di
bawahnya (landasan atau pondasi). Dengan kata lain, sebuah kolom adalah anggota kompresi.
Istilah kolom biasanya diterapkan kepada struktur penopang berpenampang lingkaran
(batangkolom) dengan kapital dan dasar atau pedestal. Kolom adalah batang tekan vertikal dari
rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan
yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan
dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).
kolom adalah bagian terpenting dari sebuah bangunan yang merupakan penghubung antar
dinding yang juga berfungsi sebagai pengaku dan penerus beban baik dari dinding maupun dari
bangunan atas atau atap ke pondasi lalu ke tanah keras.
Definisi Kolom
SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas
utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang
paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.
Adapun campuran beton dari kolom ini yaitu semen, pasir beton, split serta menggunakan
tulangan besi. Kekuatan beton yang digunakan pada suatu bangunan disesuaikan dengan beban
yang ada pada bangunan tersebut.
Beton kolom sendiri dapat di buat secara manual dengan adukan manusia dan site mix (adukan
beton dilapangan dengan menggunakan molen) dan ready mix (adukan beton yang langsung di
beli dari perusahaan penyedia beton). Kekuatan beton kolom sendiri ada berbagai macam seperti
(K-225, K-250, K 300, K-350, K-400, K-450, dan lain sebagainya).
Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis pondasinya
sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benar-benar sudah mampu
menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan meneruskannya ke pondasi, karena
itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa
kedalaman tanah kerasnya agar bila tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh.
Fungsi Kolom
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan,
kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom
termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup
(manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin.
Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan
dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh
beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.
Fungsi kolom dalam bangunan sangat penting, karena berkaitan dengan kestabilan dan
ketahanannya. Struktur kolom biasanya terbuat dari besi dan beton. Kombinasi keduanya dapat
melindungi bangunan dari tarikan dan tekanan. Namun, Anda harus tahu dahulu jenis dan bentuk
kolom yang sering dipakai dalam konstruksi bangunan.
Jenis-Jenis Kolom
Kolom diklasifikasikan berdasarkan bentuk dan susunan tulangnya, cara pembebanan, posisi
beban pada penampang dan panjang kolom dan hubungannya dengan dimensi lateral.
Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986), jenis- jenis kolom ada tiga, yaitu:
Kolom ikat (tie column)
Kolom spiral (spiral column)
Kolom komposit (composite column)
Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994), ada tiga jenis kolom beton
bertulang yaitu:
1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom beton
yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi
tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk
memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.
2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama hanya
saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang
dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari
tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup
besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh
struktur sebelum proses redistribusi momen dan tegangan terwujud.
3. Struktur kolom komposit. Merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada
arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang
tulangan pokok memanjang.
Berdasarkan kelangsingannya, kolom dapat dibagi atas:
Kolom Pendek, dimana masalah tekuk tidak perlu menjadi perhatian dalam
merencanakan kolom karena pengaruhnya cukup kecil.
Kolom Langsing, dimana masalah tekuk perlu diperhitungkan dalam merencanakan
kolom.
Untuk kolom pada bangunan sederhana, bentuk kolom ada dua jenis yaitu kolom utama dan
kolom praktis.
a. Kolom Utama
Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyangga beban
utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m,
agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara
kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung.
Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran
20/ 20, dengan tulangan pokok 8 d 12 mm, dan begel d 8-1 0cm (8 d 12 maksudnya jumlah besi
beton diameter 12 mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).
b. Kolom Praktis
Kolom praktis adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat
dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan
bata, (sudut- sudut). Dimensi kolom praktis 15/ 15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8- 20.
Letak kolom dalam konstruksi. Kolom portal harus dibuat terus menerus dari lantai bawah
sampai lantai atas, artinya letak kolom-kolom portal tidak boleh digeser pada tiap lantai, karena
hal ini akan menghilangkan sifat kekakuan dari struktur rangka portalnya. Jadi harus dihindarkan
denah kolom portal yang tidak sama untuk tiap- tiap lapis lantai. Ukuran kolom makin ke atas
boleh makin kecil, sesuai dengan beban bangunan yang didukungnya makin ke atas juga makin
kecil.
Perubahan dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai, agar pada suatu lajur kolom
mempunyai kekakuan yang sama. Prinsip penerusan gaya pada kolom pondasi adalah balok
portal merangkai kolom-kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh beban dari plat
lantai dan meneruskan ke kolom-kolom pendukung.
Hubungan balok dan kolom adalah jepit- jepit, yaitu suatu sistem dukungan yang dapat menahan
momen, gaya vertikal dan gaya horizontal. Untuk menambah kekakuan balok, di bagian pangkal
pada pertemuan dengan kolom, boleh ditambah tebalnya.
Dasar-Dasar Perhitungan
Menurut SNI-03-2847-2002 ada empat ketentuan terkait perhitungan kolom:
Kolom harus direncanakan untuk memikul beban aksial terfaktor yang bekerja pada
semua lantai atau atap dan momen maksimum yang berasal dari beban terfaktor pada satu
bentang terdekat dari lantai atau atap yang ditinjau. Kombinasi pembebanan yang
menghasilkan rasio maksimum dari momen terhadap beban aksial juga harus
diperhitungkan.
Pada konstruksi rangka atau struktur menerus pengaruh dari adanya beban tak seimbang
pada lantai atau atap terhadap kolom luar atau dalam harus diperhitungkan. Demikian
pula pengaruh dari beban eksentris karena sebab lainnya juga harus diperhitungkan.
Dalam menghitung momen akibat beban gravitasi yang bekerja pada kolom, ujung-ujung
terjauh kolom dapat dianggap jepit, selama ujung-ujung tersebut menyatu (monolit)
dengan komponen struktur lainnya.
Momen-momen yang bekerja pada setiap level lantai atau atap harus didistribusikan pada
kolom di atas dan di bawah lantai tersebut berdasarkan kekakuan relative kolom dengan
juga memperhatikan kondisi kekekangan pada ujung kolom.
Adapun dasar-dasar perhitungannya sebagai berikut:
1. Kuat perlu
2. Kuat rancang
3. No. Kondisi Faktor reduksi (ø)
4. Lentur tanpa beban aksial 0.8
5. Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur 0.8
6. Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur
a. Tulangan spiral maupun sengkang ikat
b. Sengkang biasa: 0.7, 0.65
Material Penyusun
Material struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara
material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan
beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton
memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya
tekan dan gaya tarik pada bangunan.
Ditinjau dari fungsinya, material pembentuk beton adalah semen dan air untuk membentuk pasta
semen sebagai perekat yang bersama dengan agregat halus membentuk mortar yang berfungsi
mengikat agregat kasar menjadi satu kesatuan yang kompak.
Agregrat kasar (batu kerikil) berfungsi sebagai pengisi untuk memberikan kekuatan dan
memperkecil penyusutan, sedangkan mortar akan menutupi seluruh permukaan agregat kasar
dimana setelah mengeras akan menjadi satu kesatuan massa yang kompak dan padat.
Plat lantai kayu umumnya dibuat dari rangkaian papan kayu yang disatukan menjadi kesatuan
yang kuat, sehingga membentuk bidang injak yang luas.
Ukuran umum
a. Lebar papan : 20-30cm
b. Tebal papan : 2-3cm
c. Jarak balok-balok pendukung : 60-80cm
d. Ukuran balok : 8/12, 8/14, 10/14
e. Bentangan : 3-3,5 m
Balok-balok kayu ini dapat diletakkan diatas pasangan bata 1 batu atau ditopang oleh balok
beton
Keuntungan plat lantai kayu:
Harganya relatif murah, berarti biaya bangunan rendah
Mudah dikerjakan, berarti pekerjaan lebih cepat selesai
Beratnya ringan, berarti menghemat ukuran pondasi
Plat lantai beton bertulang umumnya dicor ditempat, bersama-sama balok penumpu dan kolom
pendukungnya. Dengan demikian akan diperoleh hubungan yang kuat yang menjadi satu
kesatuan, hubungan ini disebut jepit-jepit. Pada plat lantai beton dipasang tulangan baja pada
kedua arah, tulangan silang, untuk menahan momen tarik dan lenturan. Untuk mendapatkan
hubungan jepit-jepit, tulangan plat lantai harus dikaitkan kuat pada tulangan balok penumpu.
Perencanaan dan hitungan plat lantai dari beton bertulang harus mengikuti persyaratan yang
tercantum dalam buku SNI Beton 1991.
Beberapa persyaratan tersebut antara lain :
Plat lantai harus mempunyai tebal sekurang-kurangnya 12cm, sedang untuk plat atap
sekurang-kurangnya 7cm;
Harus diberi tulangan silang dengan diameter minimum 8mm dari baja lunak atau baja
sedang;
Pada plat lantai yang tebalnya lebih dari 25cm harus dipasang tulangan rangkap atas
bawah;
Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari 2,5cm dan tidak lebih dari 20cm atau
dua kali tebal plat, dipilih yang terkecil;
Semua tulangan plat harus terbungkus lapisan beton setebal minimum 1cm, untuk
melindungi baja dari karat, korosi, atau kebakaran;
Bahan beton untuk plat harus dibuat dari campuran 1pc:2psr:3kr + air, bila untuk lapis
kedap air dibuat dari campuran 1pc:1,5psr:2,5kr + air secukupnya.
Plat lantai dari beton mempunyai keuntungan antara lain :
Mampu mendukung beban besar
Merupakan isolasi suara yang baik
Tidak dapat terbakar dan dapat lapis kedap air, jadi diatasnya boleh dibuat dapur dan
km/wc
Dapat dipasang tegel untuk keindahan lantai
Merupakan bahan yang kuat dan awet, tidak perlu perawatan dan dapat berumum
panjang.
Untuk menghindari lenturan yang besar, maka bentangan plat lantai jangan dibuat terlalu lebar,
untuk ini dapat diberi balok-balok sebagai tumpuan yang juga berfungsi menambah kekakuan
plat. Bentangan plat yang besar juga akan menyebabkan plat menjadi terlalu tebal dan jumlah
tulangan yang dibutuhkan akan menjadi lebih banyak, berarti berat bangunan akan menjadi besar
dan harga persatuan luas akan menjadi mahal.
Elemen-elemen pembebanan untuk plat lantai :
Beban hidup (untuk rumah tinggal) = 0,200 t/m2
Beban hidup (untuk bangunan umum) = 0,250 t/m2
Pasir urug dibawah tegel tiap cm tebal = 0,018 t/m2
Berat tegel+perekat = 0,120 t/m2
Berat plafon+penggantung = 0,020 t/m2
Berat dinding pasangan bata tebal ½ batu = 0,250 t/m2 pas
Berat jenis beton = 2,4 t/m3
(elemen pembebanan selengkapnya dapat dilihat pada buku : Peraturan Pembebanan Indonesia
untuk Gedung, 1983)
Plat lantai kayu semen ini dibuat dari potongan kayu apa saja dan kecil-kecil yang kemudian
dicampur semen dengan ukuran 90 cm x 80 cm. Plat lantai yumen ini masih jarang digunakan
karena termasuk bahan bangunan baru. Dan yumen ini buatan dari pabrik semen gresik.
Cara pemasangan yumen :
o Sebelum dipasang yumen, dack yang akan digunakan harus dipasangin kayu
bangkirai 5/7dengan panjang yang sudah diatur dengan jarak 40 cm. Kayu yang
berjejer itu ditumpangi ringbalk dan dicor.
o Setelah itu lembaran yumen dipasang berjejer rapat diatas kayu tersebut lalu
dibaut.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan secara garis besar bahwa bangunan yang kuat dan
kokoh haruslah memenuhi kriteria dalam hal membangunya. Disamping itu,harus dilakukan
peninjauan secara berkala pada setiap bagian struktur bangunan. Adapun parameter yang ditinjau
yaitu material dan perhitungan volume yang dibutuhkan untuk membangun Gedung.
Nantinya parameter tersebut digunakan untuk merancang bangunan dengan mempertimbangkan
dampak pada lingkungan dan menghitung anggaran yang dibutuhkan untuk membuat setiap
struktur bangunan. Pengertian secara umum, struktur bangunan adalah rangkaian elemen yang
menjadi satu kesatuan sebagai penyalur beban pada suatu bangunan dari dalam tanah hingga ke
bagian atas bangunan.