Anda di halaman 1dari 20

PAPER

ELEMEN SUPER STRUCTURE BANGUNAN DUA DAN TIGA


LANTAI
Oswaldus Andika Permata
1906090026

BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Struktur adalah bagian-bagian yang membentuk bangunan seperti pondasi, sloof, dinding, kolom,
ring, kuda-kuda, dan atap. Pada prinsipnya, elemen struktur berfungsi untuk mendukung
keberadaan elemen nonstruktur yang meliputi elemen tampak, interior, dan detail arsitektur
sehingga membentuk satu kesatuan. Setiap bagian struktur bangunan tersebut juga mempunyai
fungsi dan peranannya masing-masing.
Kegunaan lain dari struktur bangunan yaitu meneruskan beban bangunan dari bagian bangunan
atas menuju bagian bangunan bawah, lalu menyebarkannya ke tanah. Perancangan struktur harus
memastikan bahwa bagian-bagian sistem struktur ini sanggup mengizinkan atau menanggung
gaya gravitasi dan beban bangunan, kemudian menyokong dan menyalurkannya ke tanah dengan
aman.
Terdapat tiga bagian dari struktur bangunan antara lain :
 Struktur bawah (substruktur) adalah bagian-bagian bangunan yang terletak di bawah
permukaan tanah. Struktur bawah ini meliputi pondasi dan sloof.
 Struktur tengah merupakan bagian-bagian bangunan yang terletak di atas permukaan
tanah dan di bawah atap, serta layak ditinggali oleh manusia. Yang dimaksud struktur
tengah di antaranya dinding, kolom, dan plat lantai
 Struktur atas (superstruktur) yaitu bagian-bagian bangunan yang terbentuk memanjang ke
atas untuk menopang atap. Struktur atas bangunan antara lain rangka dan kuda-kuda.
Namun pada paper ini hanya akan dijelaskan struktur tengah bangunan mulai dari kolom, balok
dan juga plat lantai

Tujuan
Adapun tujuan dari paper ini adalah untuk membahas serta menjelaskan bagian dari elemen
struktur tengah bangunan yang meliputi kolom,balok dan juga plat lantai.
BAB II
PEMBAHASAN
Struktur tengah merupakan bagian-bagian bangunan yang terletak di atas permukaan tanah dan
di bawah atap, serta layak ditinggali oleh manusia. Yang dimaksud struktur tengah di antaranya
dinding, kolom, dan plat lantai.
Bagian –bagian dari struktur tengah bangunan adalah:

A. Balok
Balok adalah bagian dari struktural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk
menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang. Selain itu balok
juga berfungsi sebagai pengikat kolom-kolom agar apabila terjadi pergerakan, kolom-kolom
tersebut tetap bersatu padu mempertahankan bentuk dan posisinya semula.
Struktur beton bertulang terdiri atas dua bahan bangunan yang saling mendukung yakni baja dan
beton. Baja ialah material homogen yang terbentuk dari satu unsur sehingga properti mekaniknya
dapat didefinisikan dengan jelas. Sedangkan pembuatan beton dari campuran semen, mortar, dan
agregat batuan yang bersifat heterogen dengan properti mekanik bermacam-macam dan tidak
bisa didefinisikan secara pasti.
Jenis Balok
Dalam sebuah konstruksi bangunan, terdapat dua jenis balok beton, di antaranya:
1. Balok Beton Tanpa Tulangan
Sifat dan karakteristik dari beton itu sendiri adalah kuat terhadap gaya tekan tetapi lemah
terhadap kekuatan tarik. Oleh sebab itu, elemen yang satu ini pun ternyata bisa mengalami
keretakan apabila beban yang dipikulnya menimbulkan tegangan tarik yang melebihi kuat
tariknya dengan masa yang terlalu besar.
Hal apa yang akan terjadi jika sebuah bangunan dibuat dengan menggunakan balok beton tanpa
menggunakan tulangan yang dapat berguna untuk melakukan tumpuan sederhana (sendi dan rol)
di atas balok tersebut bekerja beban terpusat (P) serta beban merata (q)? Hal tersebut adalah
momen luar sehingga balok akan melengkung ke bawah.Sementara itu, pada balok yang
melengkung ke bawah akibat beban luar ini pada dasarnya dapat ditahan oleh kopel gaya-gaya
dalam yang berupa tegangan tekan dan tarik. Sehingga, pada bagian tepi atas tepatnya pada serat-
serat balok akan terjadi penahanan tegangan tekan. Selain itu, semakin ke bawah tegangan yang
terjadi akan semakin kecil. Pun jika sebaliknya, pada serat-serat bagian tepi bawah akan
menahan tegangan tarik, maka akan semakin kecil pula tegangan tariknya jika mengarah
semakin ke atas.
Kemudian, pada tengah bentang atau yang disebut dengan garis netral, serat-serat beton tidak
mengalami tegangan sama sekali. Tegangan tekan dan tarik disimbolkan dengan huruf o.
Apabila beban diatas balok terlalu besar, biasanya garis netral bagian bawah akan mengalami
tegangan tarik cukup besar. Hal tersebut kemungkinan akan mengakibatkan retak pada beton
pada bagian bawah. Kondisi tersebut dapat terjadi, terutama pada daerah beton yang memiliki
momen besar. Misalnya, pada lapangan atau juga tengah bentang.

2. Balok Beton dengan Tulangan


Jenis balok beton selanjutnya adalah balok beton dengan tulang. Supaya dapat menahan gaya
tarik yang cukup besar pada serat-serat balok bagian tepi bawah, sangat perlu diberi baja
tulangan. Hal tersebutlah yang menyebabkan balok beton jenis ini disebut “beton bertulang”.
Pada jenis balok beton bertulang ini, tulangan ditanam sedemikian rupa. Hal tersebut
dimaksudkan supaya gaya tarik yang dibutuhkan untuk menahan momen pada penampang retak
dapat ditahan oleh baja tulangan tersebut.
Terdapat beberapa jenis balok dalam konstruksi yang telah berkembang, di antaranya:
1. Balok Sederhana

Balok sederhana itu sendiri pada kolom diujung-ujungnya bertumpu. Di mana, dengan
menggunakan satu ujung bebas berotasi dan tidak memiliki momen tahan. Balok jenis ini hampir
sama seperti struktur statis lainnya. Nilai dari semua reaksi serta pergeseran dan juga momen
untuk balok sederhana itu sendiri tidak tergantung bentuk penampang dan materialnya.

2. Kantilever

Kantilever merupakan salah satu jenis balok yang diproyeksikan atau struktur kaku lainnya
didukung hanya pada satu ujung tetap. Dalam arti lain, balok yang satu ini berguna untuk
menanggung beban di ujung yang tidak memiliki penyangga.
3. Balok Teritisan
Balok teritisan merupakan salah satu ragam balok sederhana yang memilik bentuk memanjang.
Balok yang satu ini melewati salah satu kolom tumpuannya.
4. Balok dengan Ujung Tetap
Jenis balok yang satu ini disebut balok dengan ujung tetap karena dikaitkan kuat. Selain itu,
balok tersebut juga dibuat untuk menahan translasi dan rotasi. Pada umumnya, ujung-ujung dari
balok ini dikunci sedemikian kuat sehingga tidak bergerak ataupun bertotasi karena momen.
5. Bentangan Tersuspensi
Bentangan tersuspensi merupakan salah satu jenis balok sederhana yang ditopang oleh teristisan
dari dua bentang dengan konstruksi sambungan pin pada momen nol.

6. Balok Kontinu atau Balok Menerus

kontinu atau balok menerus ini memiliki bentuk yang memanjang secara menerus serta melewati
l
ebih dari dua kolom tumpuan. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan kekakuan yang lebih besar
dan momen yang lebih kecil dari serangkaian balok tidak menerus dengan panjang dan beban
yang sama pada bangunan.

Berdasarkan bahan balok terbagi dari beberapa macam, yaitu :

1. Balok Baja
Balok baja menopang dek baja atau papan beton pracetak. Balok dapat ditopang oleh balok
induk (girder), kolom, atau dinding penopang beban.
Balok induk, balok, kolom baja struktural digunakan untuk membangun rangka bermacam-
macam struktur mencakup bangunan satu lantai sampai gedung pencakar langit. Karena baja
merupakan struktural yang sulit dikerjakan di lokasi (on-site) maka biasanya dipotong, dibentuk,
dan dilubangi dalam pabrik sesuai spesifikasi disain.
Hasilnya berupa konstruksi rangka struktural yang relative cepat dan akurat. Baja struktural
dapat dibiarkan terekspos pada konstruksi tahan api yang tidak terlindungi, tapi karena baja dapat
kehilangan kekuatan secara drastic karena api, pelapis anti api dibutuhkan untuk memenuhi
kualifikasi sebagai konstruksi tahan api.

2. Balok Beton

Balok beton yang dicor di tempat dikategorikan menurut bentangan dan bentuk cetakannya.

3. Balok Kayu

Balok kayu menopang papan atau dek struktural. Balok dapat ditopang oleh balok induk, tiang,
atau dinding penopang beban. Dalam pemilihan balok kayu, faktor berikut harus
dipertimbangkan, yaitu: jenis kayu, kualitas struktural, modulud elastisitas, nilai tegangan tekuk,
nilai tegangan geser yang diizinkan dan defleksi minimal yang diizinkan untuk penggunaan
tertentu. Sebagai tambahan, perhatikan kondisi pembebanan yang akurat dan jenis koneksi yang
digunakan.

Balok Kayu Laminasi Lem


Kayu laminasi lem dibuat dengan melaminasi kayu kualitas tegang (stress grade) dengan bahan
adhesive dibawah kondisi yang terkontrol, biasanya parallel terhadap urat kayu semua lembaran.
Kelebihan kayu laminasi lem dibandingkan kayu utuh secara umum yaitu batas tegangan yang
lebih besar, penampilan yang lebih menarik dan ketersediaan bentuk penampang yang beragam.
Kayu laminasi lem dapat disatukan ujung-ujungnya dengan sambungan scarf dan finger sesuai
panjang yang diinginkan, atau dilem ujung-ujungnya untuk lebar atau kedalaman yang lebih
besar.

Balok Kayu Berserat Parallel


Kayu berserat parallel atau disebut Parallel Strand Lumber (PSL) adalah kayu struktural yang
dibuat dengan mengikat serat-serat panjang kayu bersama dibawah panas dan tekanan dengan
menggunakan adhesive kedap air. PSL adalah produk hak milik di bawah merek dagang
Parallam, digunakan sebagai balok dan kolom pada konstruksi kolom-balok dan balok, header,
serta lintel pada konstruksi rangka ringan.

Balok Kayu Veneer Berlaminasi


Kayu veneer berlaminasi atau Laminated Veneer Lumber (LVL) adalah produk kayu yang dibuat
dengan mengikat lapisan tripleks secara bersama dibawah panas dan tekanan menggunakan
bahan adhesive kedap air. Mempunyai urat serat kayu arah longitudinal yang seragam
menghasilkan produk yang kuat ketika ujungnya dibebani sebagai balok atau permukaannya
dibebani sebagai papan. LVL digunakan sebagai header dan balok.

Berdasarkan fungsinya, balok terdiri atas:


Balok Dukung Girder. Suatu balok yang daya dukungnya perlu ditambahkan dengan cara
menambahkan pelat baja lebar pada bagian sayap atas dan bawah suatu penampang lintang balok
profil.
Balok Lantai. Suatu balok yang berfungsi menompang balok anak dan balok induk dalam suatu
system struktur lantai.
Balok Anak dan Balok Induk pada System Lantai. Suatu balok yang berfungsi menompang plat
lantai, dimana plat lantai dapat terbuat dari beton, papan kayu, plat baja, dan aluminium.
Balok Atap (Kuda-Kuda, Kasau dan Sebagainya). Balok struktur atap seperti balok gordeng
untuk menompang balok kasau, dan balok kasau menompang balok reng dan sebagainya.
Balok Spandrel. Balok batas pinggir bangunan dapat dibentuk lengkung, lurus horizontal.
Balok Lintel/ Latei. Balok yang terletak diatas kusen pintu atau jendela, yang berfungsi sebagai
penompang horizontal yang mentransfer beban dinding diatas kusen.
Balok Pengikat. Berfungsi mentransfer beban vertikal maupun lateral ke balok maupun ke kolom
struktur.
Balok Stringer. Balok yang berhubungan langsung kepada sistem lantai yang ditopang pada titik
sambungan panel lantai-balok rangka batang pada setiap sisi dek plat lantai.
Balok Diaphragms. Balok diantara balok girder pada suatu sistem struktur rangka batang.
Ciri-Ciri Balok kuat
Seperti yang telah dijelaskan diatas, ada dua jenis balok beton, yaitu balok tanpa tulangan dan
balok beton dengan tulangan. Sifat utama beton adalah kuat terhadap gaya tekan tetapi
cenderung lemah dalam menahan gaya tarik. Jadi, bila balok beton mendapat beban yang
menimbulkan tegangan tarik melebihi kuat tariknya, balok beton tersebut berpotensi mengalami
retak.
Untuk mengantisipasi kelemahan menahan gaya tarik, di dalam balok diterapkan baja tulangan
yang dirangkai dengan aturan tertentu. Kekuatan balok beton diperbesar oleh baja tulangan.
Balok beton bertulang memiliki kemampuan menahan gaya tarik lebih besar. Dengan kata lain
balok beton bertulang memiliki kekuatan lebih besar dibandingkan balok tanpa tulangan.
Selain karena pemasangan tulangan pada balok beton bertulang, kekuatan balok beton secara
prinsip terlihat dari tampilan fisik serta daya tahannya. Daya tahan berbanding lurus dengan
kekuatan. Semakin tinggi daya tahannya, semakin besar pula kekuatan balok beton. Balok beton
yang kuat memiliki ciri-ciri fisik serta daya tahan sebagai berikut:
 Padat dan tidak bercacat. Balok beton harus padat dan tidak bercacat. Artinya pada balok
tidak terdapat rongga-rongga atau cacat apa pun yang memicu keropos dan berpotensi
mengurangi kekuatannya. Semakin padat balok beton, semakin besar kekuatannya
mendukung beban.
 Kedap air (tidak berpori). Beton yang kuat relatif kedap air karena tingkat kepadatannya
yang baik. Porositas yang dipicu oleh kerapatan yang tidak maksimal dapat menurunkan
kuat tekan balok. Akibatnya daya dukung dan daya tahan balok beton menurun.
 Memiliki daya tahan yang baik. Balok beton yang kuat memiliki daya tahan yang baik
yaitu tahan terhadap perubahan suhu dan juga terhadap pelapukan yang memicu
kerapuhan. Balok beton yang kuat tidak memerlukan perlindungan khusus dari
pelapukan, seperti halnya material kayu.
Fungsi Balok
Dari hal yang sudah dijelaskan mengenai apa itu balok, dapat disimpulkan bahwa baik itu balok
beton tulangan maupun yang bukan tulangan mempunyai fungsi atau tugas pokok yang berbeda.
Hal itu pun sesuai dengan sifat bahan yang bersangkutan. Berikut ini adalah fungsi utama balok:

 Menahan beban/gaya tekan pada bangunan.


 Menutup baja tulangan agar tidak mudah berkarat.
 Menahan gaya tarik, meskipun hal tersebut kuat terhadap gaya tekan.
 Mencegah keretakan pada beton agar tidak melebar.
Pendekatan Dimensi Balok
Balok yang memakai bahan beton mempunyai tinggi ± 1/10 sampai dengan 1/12 panjang
bentang, dan mempunyai lebar ½ sampai dengan 2/3 dari tinggi balok. Balok yang memakai
bahan kayu mempunyai tinggi ± 1/20 panjang bentang dan mempunyai lebar 5/3 dari tinggi
balok.

Balok yang memakai bahan baja mempunyai tinggi 1/25 bentang. Dimensi balok-balok tersebut
tidak mutlak benar, hanya digunakan sebagai pendekatan kasar saja pada tahap pra-desain
bangunan, karena kondisi diatas masih tergantung pada jarak antara balok dan besarnya beban/
muatan yang bekerja pada elemen tersebut.

Aspek-Aspek yang Mempengaruhi Kekuatan Balok


Ada banyak aspek yang mempengaruhi kekuatan balok beton, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Berikut aspek-aspek yang harus diperhatikan secara khusus, yaitu:
1) Material Beton dan Tulangan
Kekuatan balok beton pertama-tama dipengaruhi oleh material penyusunnya, meliputi material
campuran beton dan besi tulangan. Kualitas material penyusun – semen, agregat halus (pasir),
agregat kasar (split), dan air harus menurut standar SNI. Demikian pula mutu baja untuk
tulangan.

Misalnya, tipe semen Portland sesuai; split dan pasir beton memenuhi kualitas untuk beton,
bebas dari kotoran dan lumpur; air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung bahan
perusak, seperti asam, alkali, dan sebagainya. Sementara baja tulangan harus kuat menahan gaya
tarik, secara umum dipakai baja berulir. Baja polos hanya diperkenankan untuk tulangan spiral
dan begel atau sengkang.
2) Pembesian
Pada balok beton bertulang, fungsi tulangan adalah untuk menahan gaya tarik. Penulangan balok
beton dibuat sedemikian rupa menurut standar SNI. Misalnya, tulangan memanjang dipasang
pada serat-serat beton yang mengalami tegangan tarik; tulangan longitudinal dipasang searah
sumbu batang; pada ujung balok dekat tumpuan dipasang tulangan serong atau begel berjarak
rapat untuk mengantisipasi gaya geser dan lintang; dan sebagainya.

Material dan Pemasangan Bekisting


Papan bekisting yang dipakai harus rata serta bersih. Bekisting bekas yang kotor oleh sisa beton
kering berpotensi menghasilkan balok keropos. Setiap celah bekisting harus ditutup rapat agar
tidak bocor. Perancah harus kuat menyangga hingga beton kering dan mengeras. Dimensi balok
yang tepat oleh bekisting yang baik menjamin kekuatannya.

Pengadukan dan Pengecoran


Rasio jumlah bahan harus sesuai untuk mutu beton yang direncanakan, dan pengadukan
dilakukan secara tepat sehingga diperoleh beton dengan kekentalan homogen. Penggunaan mesin
pengaduk atau memesan beton siap pakai dapat menjaga kualitas beton segar. Saat dituang beton
harus dalam kondisi plastis.
Agar dihasilkan balok dengan kepadatan merata, saat pengecoran berlangsung harus dilakukan
pemadatan dengan batang kayu/besi atau vibrator. Sisi luar bekisting dapat diketuk-ketuk dengan
palu. Pemadatan mengantisipasi terjadinya segregasi dan terbentuknya rongga.

Pelepasan Bekisting dan Perawatan


Pembongkaran bekisting harus menunggu hingga beton benar-benar kering dan mampu menahan
beban sendiri. Setelah bekisting dilepas harus dilakukan perawatan (curing) balok beton dengan
membasahi beton secara berkala selama waktu tertentu. Tujuannya untuk mengurangi penguapan
air agar beton mengering perlahan sehingga tercapai kepadatan dan kekuatan optimal.

B Kolom
Kolom atau pilar adalah istilah teknik arsitektur yang merujuk kepada elemen struktural yang
meneruskan tekanan, yaitu berat struktur di bagian atas (misalnya atap) ke elemen struktur lain di
bawahnya (landasan atau pondasi). Dengan kata lain, sebuah kolom adalah anggota kompresi.
Istilah kolom biasanya diterapkan kepada struktur penopang berpenampang lingkaran
(batangkolom) dengan kapital dan dasar atau pedestal. Kolom adalah batang tekan vertikal dari
rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan
yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan
dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).
kolom adalah bagian terpenting dari sebuah bangunan yang merupakan penghubung antar
dinding yang juga berfungsi sebagai pengaku dan penerus beban baik dari dinding maupun dari
bangunan atas atau atap ke pondasi lalu ke tanah keras.

Definisi Kolom
SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas
utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang
paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.
Adapun campuran beton dari kolom ini yaitu semen, pasir beton, split serta menggunakan
tulangan besi. Kekuatan beton yang digunakan pada suatu bangunan disesuaikan dengan beban
yang ada pada bangunan tersebut.
Beton kolom sendiri dapat di buat secara manual dengan adukan manusia dan site mix (adukan
beton dilapangan dengan menggunakan molen) dan ready mix (adukan beton yang langsung di
beli dari perusahaan penyedia beton). Kekuatan beton kolom sendiri ada berbagai macam seperti
(K-225, K-250, K 300, K-350, K-400, K-450, dan lain sebagainya).
Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis pondasinya
sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benar-benar sudah mampu
menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan meneruskannya ke pondasi, karena
itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa
kedalaman tanah kerasnya agar bila tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh.

Fungsi Kolom
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan,
kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom
termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup
(manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin.

Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan
dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh
beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.

Fungsi kolom dalam bangunan sangat penting, karena berkaitan dengan kestabilan dan
ketahanannya. Struktur kolom biasanya terbuat dari besi dan beton. Kombinasi keduanya dapat
melindungi bangunan dari tarikan dan tekanan. Namun, Anda harus tahu dahulu jenis dan bentuk
kolom yang sering dipakai dalam konstruksi bangunan.

Jenis-Jenis Kolom
Kolom diklasifikasikan berdasarkan bentuk dan susunan tulangnya, cara pembebanan, posisi
beban pada penampang dan panjang kolom dan hubungannya dengan dimensi lateral.
Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986), jenis- jenis kolom ada tiga, yaitu:
 Kolom ikat (tie column)
 Kolom spiral (spiral column)
 Kolom komposit (composite column)

Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994), ada tiga jenis kolom beton
bertulang yaitu:
1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom beton
yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi
tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk
memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.
2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama hanya
saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang
dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari
tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup
besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh
struktur sebelum proses redistribusi momen dan tegangan terwujud.
3. Struktur kolom komposit. Merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada
arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang
tulangan pokok memanjang.
Berdasarkan kelangsingannya, kolom dapat dibagi atas:
 Kolom Pendek, dimana masalah tekuk tidak perlu menjadi perhatian dalam
merencanakan kolom karena pengaruhnya cukup kecil.
 Kolom Langsing, dimana masalah tekuk perlu diperhitungkan dalam merencanakan
kolom.
Untuk kolom pada bangunan sederhana, bentuk kolom ada dua jenis yaitu kolom utama dan
kolom praktis.

a. Kolom Utama
Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyangga beban
utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m,
agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara
kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung.

Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran
20/ 20, dengan tulangan pokok 8 d 12 mm, dan begel d 8-1 0cm (8 d 12 maksudnya jumlah besi
beton diameter 12 mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).

b. Kolom Praktis
Kolom praktis adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat
dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan
bata, (sudut- sudut). Dimensi kolom praktis 15/ 15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8- 20.
Letak kolom dalam konstruksi. Kolom portal harus dibuat terus menerus dari lantai bawah
sampai lantai atas, artinya letak kolom-kolom portal tidak boleh digeser pada tiap lantai, karena
hal ini akan menghilangkan sifat kekakuan dari struktur rangka portalnya. Jadi harus dihindarkan
denah kolom portal yang tidak sama untuk tiap- tiap lapis lantai. Ukuran kolom makin ke atas
boleh makin kecil, sesuai dengan beban bangunan yang didukungnya makin ke atas juga makin
kecil.
Perubahan dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai, agar pada suatu lajur kolom
mempunyai kekakuan yang sama. Prinsip penerusan gaya pada kolom pondasi adalah balok
portal merangkai kolom-kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh beban dari plat
lantai dan meneruskan ke kolom-kolom pendukung.
Hubungan balok dan kolom adalah jepit- jepit, yaitu suatu sistem dukungan yang dapat menahan
momen, gaya vertikal dan gaya horizontal. Untuk menambah kekakuan balok, di bagian pangkal
pada pertemuan dengan kolom, boleh ditambah tebalnya.

Dasar-Dasar Perhitungan
Menurut SNI-03-2847-2002 ada empat ketentuan terkait perhitungan kolom:
 Kolom harus direncanakan untuk memikul beban aksial terfaktor yang bekerja pada
semua lantai atau atap dan momen maksimum yang berasal dari beban terfaktor pada satu
bentang terdekat dari lantai atau atap yang ditinjau. Kombinasi pembebanan yang
menghasilkan rasio maksimum dari momen terhadap beban aksial juga harus
diperhitungkan.
 Pada konstruksi rangka atau struktur menerus pengaruh dari adanya beban tak seimbang
pada lantai atau atap terhadap kolom luar atau dalam harus diperhitungkan. Demikian
pula pengaruh dari beban eksentris karena sebab lainnya juga harus diperhitungkan.
 Dalam menghitung momen akibat beban gravitasi yang bekerja pada kolom, ujung-ujung
terjauh kolom dapat dianggap jepit, selama ujung-ujung tersebut menyatu (monolit)
dengan komponen struktur lainnya.
 Momen-momen yang bekerja pada setiap level lantai atau atap harus didistribusikan pada
kolom di atas dan di bawah lantai tersebut berdasarkan kekakuan relative kolom dengan
juga memperhatikan kondisi kekekangan pada ujung kolom.
Adapun dasar-dasar perhitungannya sebagai berikut:
1. Kuat perlu
2. Kuat rancang
3. No. Kondisi Faktor reduksi (ø)
4. Lentur tanpa beban aksial 0.8
5. Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur 0.8
6. Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur
a. Tulangan spiral maupun sengkang ikat
b. Sengkang biasa: 0.7, 0.65
Material Penyusun
Material struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara
material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan
beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton
memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya
tekan dan gaya tarik pada bangunan.
Ditinjau dari fungsinya, material pembentuk beton adalah semen dan air untuk membentuk pasta
semen sebagai perekat yang bersama dengan agregat halus membentuk mortar yang berfungsi
mengikat agregat kasar menjadi satu kesatuan yang kompak.
Agregrat kasar (batu kerikil) berfungsi sebagai pengisi untuk memberikan kekuatan dan
memperkecil penyusutan, sedangkan mortar akan menutupi seluruh permukaan agregat kasar
dimana setelah mengeras akan menjadi satu kesatuan massa yang kompak dan padat.

Proses Pekerjaan Kolom


Proses pekerjaan kolom adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan lantai kerja dan beton decking
Lantai kerja dibuat setelah dihamparkan pasir dengan ketebalan yang cukup sesuai gambar dan
spesifikasi. Digunakan beton decking untuk menjaga posisi tulangan dan memberikan selimut
beton yang cukup.
2. Pekerjaan pembesian
Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah lantai kerja siap maka besi tulangan
yang telah terfabrikasi siap dipasang dan dirangkai di lokasi. Pembesian pile cap dilakukan
terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian sloof. Panjang penjangkaran dipasang 30 x
diameter tulangan utama.
3. Pekerjaan bekisting
Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat dengan kayu usuk 4/6 dan diberi skur-skur
penahan agar tidak mudah roboh. Jika perlu maka dipasang tie rod untuk menjaga kestabilan
posisi bekisting saat pengecoran.
4. Pekerjaan kontrol kualitas
Sebelum dilakukan pengecoran, perlu dilakukan kontrol kualitas yang terdiri atas dua tahap
yaitu:
Sebelum pengecoran
Sebelum pengecoran dilakukan kontrol kualitas terhadap:
 Posisi dan kondisi bekisting.
 Posisi dan penempatan pembesian.
 Jarak antar tulangan.
 Panjang penjangkaran.
 Ketebalan beton decking.
 Ukuran baja tulangan yang digunakan.
 Posisi penempatan water stop.
 Pada saat pengecoran
Pada saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari concrete mixer truck diambil sampelnya.
Sampel diambil menurut ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi.
Pekerjaan kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama dengan konsultan pengawas untuk
selanjutnya dibuat berita acara pengesahan kontrol kualitas.
5. Pekerjaan pengecoran
Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh yaitu dengan menggunakan Concrete
Pump Truck. Pengecoran yang berhubungan dengan sambungan selalu didahului dengan
penggunaan bahan Bonding Agent.
6. Pekerjaan curing
Curing dilakukan sehari ( 24 jam ) setelah pengecoran selesai dilakukan dengan dibasahi air dan
dijaga/ dikontrol untuk tetap dalam keadaan basah.
Jadi, untuk kolom pada bangunan berlantai 2 atau lebih, di butuhkan kolom yang kuat dan kokoh
sebagai dasar penopang beban yang besar dari atas, kolom yang baik untuk bangunan ini adalah
dengan ukuran 30/40 atau 40/40 ke atas. Ukuran kolom ini disesuaikan dengan kebutuhan pada
beban bangunan.

C. Plat Lantai (Floor Plate)


Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai tingkat
pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Plat lantai didukung oleh balok-
balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan. Ketebalan plat lantai ditentukan oleh :
 Besar lendutan yang diinginkan
 Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung
 Bahan konstruksi dan plat lantai
Plat lantai harus direncanakan: kaku, rata, lurus dan waterpas (mempunyai ketinggian yang sama
dan tidak miring), agar terasa mantap dan enak untuk berpijak kaki. Ketebalan plat lantai
ditentukan oleh : beban yang harus didukung, besar lendutan yang diijinkan, lebar bentangan
atau jarak antara balok-balok pendukung, bahan konstruksi dari plat lantai.
Pada plat lantai hanya diperhitungkan adanya beban tetap saja (penghuni, perabotan, berat lapis
tegel, berat sendiri plat) yang bekerja secara tetap dalam waktu lama. Sedang beban tak terduga
seperti gempa, angin, getaran, tidak diperhitungkan.
Fungsi Plat Lantai
Fungsi plat lantai adalah sebagai berikut
1. Sebagai pemisah ruang bawah dan ruang atas
2. Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas
3. Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah
4. Meredam suara dari ruang atas maupun dari ruang bawah
5. Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal

Konstruksi Plat Lantai Berdasarkan Materialnya


Konstruksi untuk plat lantai dapat dibuat dari kayu, beton, baja dan yumen (kayu semen).
1. Plat Lantai Kayu

Plat lantai kayu umumnya dibuat dari rangkaian papan kayu yang disatukan menjadi kesatuan
yang kuat, sehingga membentuk bidang injak yang luas.
Ukuran umum
a. Lebar papan : 20-30cm
b. Tebal papan : 2-3cm
c. Jarak balok-balok pendukung : 60-80cm
d. Ukuran balok : 8/12, 8/14, 10/14
e. Bentangan : 3-3,5 m
Balok-balok kayu ini dapat diletakkan diatas pasangan bata 1 batu atau ditopang oleh balok
beton
Keuntungan plat lantai kayu:
 Harganya relatif murah, berarti biaya bangunan rendah
 Mudah dikerjakan, berarti pekerjaan lebih cepat selesai
 Beratnya ringan, berarti menghemat ukuran pondasi

Kerugian plat lantai kayu:


 Hanya boleh untuk konstruksi bangunan sederhana dengan beban ringan
 Bukan peredam suara yang baik, suara gaduh atau hentakan kaki dari penghuni atas dapat
mengganggu penghuni di lantai bawahnya
 Sifat bahan rembes air, jadi tidak dapat dibuat km/wc di lantai atas
 Mudah terbakar, jadi tidak boleh membuat dapur diatasnya
 Dapat dimakan bubuk/serangga, berarti keawetan bahan terbatas
 Mudah rusak oleh pengaruh cuaca yang berubah-rubah (panas dan hujan), jadi hanya
cocok untuk bangunan yang terlindung

2. Plat Lantai Beton

Plat lantai beton bertulang umumnya dicor ditempat, bersama-sama balok penumpu dan kolom
pendukungnya. Dengan demikian akan diperoleh hubungan yang kuat yang menjadi satu
kesatuan, hubungan ini disebut jepit-jepit. Pada plat lantai beton dipasang tulangan baja pada
kedua arah, tulangan silang, untuk menahan momen tarik dan lenturan. Untuk mendapatkan
hubungan jepit-jepit, tulangan plat lantai harus dikaitkan kuat pada tulangan balok penumpu.
Perencanaan dan hitungan plat lantai dari beton bertulang harus mengikuti persyaratan yang
tercantum dalam buku SNI Beton 1991.
Beberapa persyaratan tersebut antara lain :
 Plat lantai harus mempunyai tebal sekurang-kurangnya 12cm, sedang untuk plat atap
sekurang-kurangnya 7cm;
 Harus diberi tulangan silang dengan diameter minimum 8mm dari baja lunak atau baja
sedang;
 Pada plat lantai yang tebalnya lebih dari 25cm harus dipasang tulangan rangkap atas
bawah;
 Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari 2,5cm dan tidak lebih dari 20cm atau
dua kali tebal plat, dipilih yang terkecil;
 Semua tulangan plat harus terbungkus lapisan beton setebal minimum 1cm, untuk
melindungi baja dari karat, korosi, atau kebakaran;
 Bahan beton untuk plat harus dibuat dari campuran 1pc:2psr:3kr + air, bila untuk lapis
kedap air dibuat dari campuran 1pc:1,5psr:2,5kr + air secukupnya.
Plat lantai dari beton mempunyai keuntungan antara lain :
 Mampu mendukung beban besar
 Merupakan isolasi suara yang baik
 Tidak dapat terbakar dan dapat lapis kedap air, jadi diatasnya boleh dibuat dapur dan
km/wc
 Dapat dipasang tegel untuk keindahan lantai
 Merupakan bahan yang kuat dan awet, tidak perlu perawatan dan dapat berumum
panjang.
Untuk menghindari lenturan yang besar, maka bentangan plat lantai jangan dibuat terlalu lebar,
untuk ini dapat diberi balok-balok sebagai tumpuan yang juga berfungsi menambah kekakuan
plat. Bentangan plat yang besar juga akan menyebabkan plat menjadi terlalu tebal dan jumlah
tulangan yang dibutuhkan akan menjadi lebih banyak, berarti berat bangunan akan menjadi besar
dan harga persatuan luas akan menjadi mahal.
Elemen-elemen pembebanan untuk plat lantai :
Beban hidup (untuk rumah tinggal) = 0,200 t/m2
Beban hidup (untuk bangunan umum) = 0,250 t/m2
Pasir urug dibawah tegel tiap cm tebal = 0,018 t/m2
Berat tegel+perekat = 0,120 t/m2
Berat plafon+penggantung = 0,020 t/m2
Berat dinding pasangan bata tebal ½ batu = 0,250 t/m2 pas
Berat jenis beton = 2,4 t/m3
(elemen pembebanan selengkapnya dapat dilihat pada buku : Peraturan Pembebanan Indonesia
untuk Gedung, 1983)

3. Konstruksi plat lantai baja


Konstruksi ini biasanya digunakan pada bangunan yang sebagian besar komponen-komponen
strukturnya terdiri dari material baja. Tangga ini digunakan pada bangunan semi permanen
seperti bangunan peruntukan bengkel, bangunan gudang, dan lain-lain.

4. Konstruksi plat lantai yumen (Kayu Semen)

Plat lantai kayu semen ini dibuat dari potongan kayu apa saja dan kecil-kecil yang kemudian
dicampur semen dengan ukuran 90 cm x 80 cm. Plat lantai yumen ini masih jarang digunakan
karena termasuk bahan bangunan baru. Dan yumen ini buatan dari pabrik semen gresik.
Cara pemasangan yumen :
o Sebelum dipasang yumen, dack yang akan digunakan harus dipasangin kayu
bangkirai 5/7dengan panjang yang sudah diatur dengan jarak 40 cm. Kayu yang
berjejer itu ditumpangi ringbalk dan dicor.
o Setelah itu lembaran yumen dipasang berjejer rapat diatas kayu tersebut lalu
dibaut.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan secara garis besar bahwa bangunan yang kuat dan
kokoh haruslah memenuhi kriteria dalam hal membangunya. Disamping itu,harus dilakukan
peninjauan secara berkala pada setiap bagian struktur bangunan. Adapun parameter yang ditinjau
yaitu material dan perhitungan volume yang dibutuhkan untuk membangun Gedung.
Nantinya parameter tersebut digunakan untuk merancang bangunan dengan mempertimbangkan
dampak pada lingkungan dan menghitung anggaran yang dibutuhkan untuk membuat setiap
struktur bangunan. Pengertian secara umum, struktur bangunan adalah rangkaian elemen yang
menjadi satu kesatuan sebagai penyalur beban pada suatu bangunan dari dalam tanah hingga ke
bagian atas bangunan.

Anda mungkin juga menyukai