Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 4

1. Fitri Yoanda Ramadhani


2. Esther Sibarani
3. Jesika Vanny Sitanggang
4. Koko Pribadi
5. Rinova Dongoran
6. Salsa Dila Hakim Rangkuti
Jaringan adiposa (AT) adalah organ endokrin dan parakrin yang
sangat penting yang mengatur jaringan dan organ lainnya.
Disfungsi jaringan adiposa menyebabkan berbagai macam
gangguan seperti obesitas, resistensi insulin, diabetes melitus,
gangguan jantung, tumor dan lain-lain. Makrofag jaringan adiposa
(ATM) adalah pemeran kunci dalam remodeling dan disfungsi
jaringan adiposa. Peran mereka dalam disfungsi jaringan adiposa
saat ini semakin banyak diteliti, tetapi mekanisme interaksi dan
molekulernya masih belum sepenuhnya dijelaskan. Dalam bab ini,
kami merangkum pengetahuan saat ini tentang peran makrofag
dalam pemodelan ulang , disfungsi dan gangguan terkait jaringan
adiposa dan menunjukkan arah potensial untuk penelitian di masa
depan.
 Jaringan adiposa sebelumnya dianggap hanya sebagai depot lemak.
Saat ini, diketahui bahwa jaringan adipose mengeluarkan sejumlah
besar protein yang secara kolektif disebut sebagai adipokin
(adiponektin, leptin, resistin, dan sitokin inflamasi TNF-α, IL6, IL8,
IL1, IL10, IL18 dan TGF-β) yang bertanggung jawab untuk banyak
proses yang berbeda di dalam tubuh.
 Jaringan adiposa sangat heterogen dan terdiri dari jenis sel yang
berbeda seperti: adiposit, pra-adiposit, sel endotel, fibroblas, sel
induk mesenkim dan sel imun (sel mast, limfosit dan makrofag).
Makrofag jaringan adiposa (ATM) adalah sel yang bertanggung
jawab untuk pembentukan ulang jaringan adiposa
Ada dua jenis ATM:
 M1 (diaktifkan secara klasik) dan

 M2 (diaktifkan secara alternatif) makrofag.

Mereka dikarakterisasi berdasarkan keadaan polarisasinya, ekspresi


dari antigen tertentu dan produk sekresi. Makrofag M1 (diaktifkan
secara klasik), juga disebut makrofag pro-inflamasi, adalah jenis
makrofag dominan selama AT ekspansi dan peradangan.
 Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa keseimbangan antara
makrofag M1 dan M2 sangat penting untuk mempertahankan fungsi
adiposit normal dan homeostasis jaringan adipose.
 Obesitas ialah penyakit parah yang sangat umum mengarah pada
perkembangan resistansinya hormone isnulin, diabetes mellitus,
gangguan jantung dan lain-lain.Obesitas dicirikan dengan produksi
yang tidak seimbang dari adipokin pro dan anti-inflamasi yang
berkontribusi terhadap perkembangan sindrom metabolik. Pada
obesitas, keseimbangan antara makrofag M1 dan M2,terjadinya
inflamasi terhadap makrofag M1.
 Ada dua mekanisme terjadinya ketidakseimbangan:
1. infiltrasi monosit dari sirkulasi di bawah pengaruh molekul yang
disekresikan dari pertumbuhan jaringan adipose
2. "peralihan fenotipik" antara makrofag M1 dan M2
 Sebuah model "peralihan fenotipik" makrofag telah dilaporkan oleh
Lumeng et al. pada tahun 2007.
Bahwa obesitas disertai dengan transformasi dalam keadaan
terpolarisasi makrofag, dari M2 "yang diaktifkan secara alternatif" yang
terutama terakumulasi selama keseimbangan energi negatif menjadi
makrofag M1 yang lebih pro-inflamasi "diaktifkan secara
klasik".Perubahan fenotipik dari polarisasi M2 menjadi M1 pada
jaringan adiposa terjadinflamasi jaringan adipose yang menyebabkan
obesitas.
 Makrofag yang diinfiltrasi ke jaringan adiposa dari sirkulasi
merupakan sumber inflamasi penting pada jaringan adipose yang
gemuk. Kemokin adalah molekul pro-inflamasi kecil yang
mendorong mobilisasi makrofag dari sumsum tulang ke jaringan.
Peningkatan ekspresi kemokin dalam jaringan adiposa obesitas telah
terlibat dalam pengendalian perekrutan monosit ke jaringan
adiposa.
 Hiperplasia adiposit dan hipertrofi keduanya berkontribusi pada
ekspansi jaringan adiposa yang menyebabkan hipoksia, kematian sel
adiposit, peningkatan sekresi kemokin dan disregulasi dalam fluks
asam lemak.
 Makrofag berkumpul di sekitar adiposit mati yang membentuk
struktur seperti mahkota (CLS) pada obesitas lanjut. Makrofag
bergabung untuk membentuk sel raksasa berinti banyak dan
memfagosit tetesan lemak sisa.
 Sun et al., 2011, menyatakan bahwa fibrosis yang diinduksi hipoksia
yang mengikuti inflamasi jaringan adiposa mungkin merupakan
faktor kunci yang pada akhirnya merangsang respon inflamasi lokal.
 Asam lemak bebas disimpan di jaringan adipose dalam bentuk
trigliserida dan dapat menyebabkan efek samping lipotoksis bila
jumlahnya tidak banyak dalam jaringan. Selama hipertrofi adiposit,
asam lemak bebas dilepaskan melalui lipolisis dan menyebabkan
respons inflamasi. Dengan meningkatkan konsentrasi lipid
ekstraseluler lokal, asam lemak bebas menyebabkan akumulasi
makrofag jaringan adipose. Asam lemak bebas berkontribusi pada
polarisasi makrofag yang disusupi ke arah M1. Hal ini menunjukkan
bahwa populasi M1 dari makrofag dominan dalam keadaan
kelebihan gizi dan respon inflamasi dimediasi oleh asam lemak
bebas.
 Makrofag berhubungan dengan tumor padat.
 Berbagai tumor menunjukkan bahwa makrofag terkait tumor (TAMs)
memiliki banyak kemiripan dengan makrofag tipe M2 dengan
ekspresiIL-10 yang tinggi dan ekspresi IL-12 yang rendah
 Ekspresi CD163 tinggi di TAM dan digunakan sebagai penanda
yangdapat diandalkan untuk TAM
 TAM memiliki sifat anti-inflamasi, pro-angiogenik
danmempromosikan tumor
 Penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme
molekuler dimana Makrofag jaringan adiposa berpartisipasi dalam
pengembangan berbagai gangguan, yang akan membuka pintu
untuk penemuan dan pengembangan terapi target molekuler baru.

Anda mungkin juga menyukai